Kelompok 9 (Komunikasi Terapeutik)
September 17, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Kelompok 9 (Komunikasi Terapeutik)...
Description
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Dasar Keperawatan Rohani Islam Dosen Pengampu: Ema Hidayanti, M.S.i
Di susun oleh : 1. Muhammad Jalaludin (1701016147) (1701016147)
2. Maulida Fitria 3. Syaifuddin Affandi
(1701016135) (1501016141)
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang selalu membutuhkan manusia lain dalam
kehidupan sehari-hari. Komunikasi memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia, dimana fungsi komunikasi antara lain adalah untuk memupuk hubungan dan memperoleh kebahagiaan, melalui informasi yang disampaikan oleh orang yang terlibat dalam suatu proses komunikasi. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna dari komunikator dan komunikan dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan yang diharapkan dari proses komunikasi yaitu perubahan berupa penambahan pengetahuan, merubah pendapat, memperkuat pendapat serta merubah sikap dan perilaku komunikan atau dikenal dalam tiga tingkatan perubahan dan efek dari suatu proses komunikasi yaitu: perubahan pada pikiran (kognitif), perubahan pada perasaan (afektif), dan perubahan pada perilaku (behavioral). (behavioral). Didalam dunia kesehatan, kegiatan berkomunikasi juga dilakukan oleh dokter dan tenaga paramedis terhadap pasien. Bentuk komunikasi yang sering dilakukan adalah komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi antar dokter atau para medis dengan pasien yang merupakan hubungan kerjasama dengan tukar menukar baik pesan, pengalaman, pikiran, perasaan, dan perilaku untuk tujuan antara lain dapat meringankan penderitaan pasien dan membantu pasien lebih cepat sembuh dari penyakit yang di deritanya. Seorang perawat atau dokter profesional selalu berusaha untuk berperilaku terapeutik, yang berarti bahwa setiap interaksi yang dilakukannya memberikan dampak terapeutik yang memungkinkan pasien tumbuh dan berkembang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Komunikasi Terapeutik? 2. Tujuan Komunikasi Terapeutik? 3. Ciri ciri Komunikasi Terapeutik? 4. Manfaat Komunikasi Terapeutik? 5. Tahapan dan Implementasi Komunikasi Terapeutik? 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang berakar dari
kata communis. Artinya adalah sama makna mengenai sesuatu hal. Dengan kata lain, suatu peristiwa komunikasi akan berlangsung apabila orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki kesamaan persepsi atau makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Dari proses terjadinya komunikasi itu, secara teknis pelaksanaan, komunikasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan dimana seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang lain dan sesudah menerima pesan serta memahami sejauh kemampuannya, penerima pesan menyampaikan tanggapan melalui media tertentu pula kepada orang yang menyampaikan pesan itu kepadanya (Agus M. Hardjana: Komunikasi intrapersonal dan interpersonal, 2003) Sebagai sebuah istilah komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi di antara antar a dua orang atau lebih dengan menggunakan simbol verbal (bahasa) dan nonverbal. Dengab demikian mengajar, berpidato, memberi isyarat, menulis surat, membaca berita, dan melihat tayangan televisi semuanya itu dapat disebut dengan komunikasi. Pendeknya, segala proses kegiatan antara dua orang (dua pihak) untuk berbagi informasi, ide, dan perasaan disebut komunikasi. ( Hybels dan weaver, 1992: 6) Komunikasi adalah suatu proses dengan mana informasi antar individual ditukarkan melalui sistem simbol, tanda atau tingkah laku yang umum. (Webster’s New Collegiate Dictionary 1981:225). 1981:225).1
Pengertian komunikasi terapeutik menurut para ahli: 1. Northouse (1998); Komunikasi terapeutik adalah kemampuan perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
1
Fiske John, Pengantar Ilmu Komunikasi , ( Jakarta: Penerbit Rajawali Pers,2012), Hal:20
3
2. Menurut
Stuart
(1998);
Komunikasi
terapeutik
merupakan
hubungan
interpersonal anatara perawat dan klien , dalam hal ini perawat dan klien memperoleh
pengalaman
belajar
bersama
dalam
rangka
memperbaiki
pengalaman emosional klien . 3. Potter – perry (2000); Proses dimana ners menggunaka pendekatan terencana 2
dalam mempelajari klien 4. Stuart G.W dan Sundeen S.J (1995) menyatakan bahwa komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan klien, dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien. 5. Sedangkan S.Sundeen (1990) menyatakan bahwa hubungan terapeutik adalah hubungan kerjasama yang ditandai tukar menukar perilaku,3 Kesimpulan tentang komunikasi terapeutik menurut kelompok kami adalah komunikasi perawat dengan klien guna memberikan efort ef ort dan dukungan kepada klien guna membantu menghadapi masalahnya dengan berkomunikasi yang baik. Komunikasi terapeutik merupakan salah satu standar asuhan keperawatan yang wajib dilaksanakan oleh semua perawat. Contohnya:
Mengajari tentang diet rendah kolerstrol dan latihan aerobik tidak tepat dilakukan pada fase akut infark miokard pasien tidak berada dalam kondisi fisik dan emosional yang tepat untuk menyerap informasi ini, hal ini penting untuk kesehatan kardiovaskular . nanti, saat pasien telah di pulangkan, perawat dapat mulai mengajari tentang prilaku yang meningkatkan kesehatan, seperti diet dan latihan . 4
B. Tujuan komunikasi terapeutik
Menurut Purwanto tujuan dari komunikasi terapeutik : 1. membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran mempertahankan egonya 2. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah situasi yang ada
2
Komunikasi keperawatan , (Jakarta:Penerbit inmedia, 2013), Hal:65 Nurkhasanah, Ns. Widyawati, Konsep Komunikasi Terapeutik, (padang: Andalus University Press, 2018), Hal:26-35. 4 Lisa Kennedy sheldon, Komunikasi untuk keperawatan, (Jakarta: penerbit Erlangga, 2009), Hal:51 3 Nunung
4
3. Mengulang keraguan membantu dalam pengambilan tindakan yang efektif dan mempengaruhi orang lai lingkungan fisik dan dirinya. diri nya. Dalam mencapai tujuan ini sering kali perawat menemui kendala saat bekomunikasi kendala tersebut sebagai berikut 1. Tingkah laku perawat Dirumah sakit pemerintah maupun swasta, perawat memegang peranan penting,
tingkah laku
gerak-gerik perawat selalu dinilai oleh masyarakat.
Bahkan sering juga surat kabar memuat berita berita tentang perawat rumah sakit. Bertindak yang tidak sebenarnya Dipandang oleh klien perawat judes, jahat dan sebagainya. 2. Perawatan berorientasi rumah sakit • Pelaksanaan Pelaksanaan perawatan difokuskan pada penyakit yang diderita klien semata, sedangkan psikososial kurang mendapat perhatian. Tujuan pelaksaan perawatan yang sebenarnya yaitu manusia seutuhnya yang meliputi bio, psiko dan sosial. • Bio : Kebutuhan dasar, makan minum, oksigen dan perkembangan keturunan. •Psiko •Psiko
: Jiwa, perawat supaya turut membantu memecahkan masalah yang ada hubungnnyaa dengan jiwa hubungnny
•Sosial •Sosial
:Perawat juga mengetahui kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat dari klien di dalam masyarakat.
3. Perawat kurang tanggap terhadap kebutuhan, keluhan-keluhan, serta kurang memperhatikan apa yang dirasakan oleh klien sehingga menghambat hubungan 5
baik. Menurut Suryani Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi pasien kearah yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan pasien yang meliputi : (1) Realisasi diri, penerimaan diri, dan peningkatan penghormatan diri. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan terjadi perubahan dalam diri pasien. Pasien yang tadinya tidak biasa menerima apa adanya atau merasa rendah diri, setelah berkomunikasi terapeutik dengan perawat akan mampu menerima dirinya.
5
Purwanto, Komunikasi untuk Perawat , Jakarta (penerbit: EGC ,1994), Hal: 54
5
(2) membantu pasien meningkatkan integritas dirinya dan identitas diri yang jelas. 6 Kemampuan membina hubungan interpersonal dan saling bergantung ber gantung dengan orang lain. Melalui komunikasi terapeutik, pasien belajar bagaimana menerima dan diterima orang lain. Dengan komunikasi yang terbuka, jujur dan menerima pasien apa adanya, dokter dan perawat akan dapat meningkatkan kemampuan pasien dalam membina hubungan saling percaya. (3) Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis. Terkadang pasien menetapkan ideal diri atau tujuan yang terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya. (4) Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri. Identitas personal disini termasuk termas uk status, peran, dan jenis kelamin. kela min. Pasien yang mengalami gangguan identitas personal biasanya tidak mempunyai rasa percaya diri dan mengalami harga diri rendah. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan dokter dan perawat dapat
C. Ciri-ciri komunikasi teraupetik teraupetik
Menurut Roger, terdapat beberapa ciri-ciri dari seorang s eorang perawat yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan teraupetik, diantaranya yaitu : (Suryani, 2005) a. Kejujuran (trustworthy) Kejujuran merupakan modal utama agar dapat melakukan komunikasi yang bernilai teraupetik, tanpa kejujuran mustahil dapat membina hubungan saling percaya. b. Tidak membingungkan dan cukup ekspresif Dalam berlomunikasi hendaknya perawat menggunakan kata-kata yang mudah di mengerti oleh klien. Komunikasi nonverbal harus mendukung komunikasi verbal. c. Bersikap positif Bersikap positif dapat ditunjukkan dengan sikap yang hangat, penuh perhatian dan penghargaan kepada klien. d. Empati bukan simpati Dengan sikap ini perawat akan mampu merasakan dan memikirkan permasalahan klienseperti yang dirasakan dan dipikirkan oleh klien, tetapi tidak larut dalam
6
Suryani, Komunikasi Terapeutik Teori dan Praktik, (Jakarta: EGC, 2005), hal:37.
6
masalah tersebut sehingga perawat dapat memikirkan masalah yang dihadapi klien secara objektif. e. Menerima klien apa adanya Jika seseorang di terima dengan tulus, seseorang akan merasa nyaman dan aman dalam menjain hubungan teraupetik. f. Sensitif terhadap perasaan klien Tanpa kemampuan ini hubungan yang teraupetik sulit terjamin dengan baik, karena jika tidak sensitif perawat dapat saja melakukan pelanggaran batas, privasi dan menyinggung perasaan klien. g. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien atauun diri perawat sendiri prinsip yang digunakan adalah here and now. 7
D. Manfaat Komunikasi Terapeutik
Manusia adalah mahluk sosial yang hampir setiap hari berinteraksi terhadap lingkunganya, berkomunikasi merupakan salah satu kebutuhan saat bersosial karena dengan berkomunikasi manusia dapat bertukar informasi ide ataupun gagasan. Namun berkomunikasi bukan hanya tanya jawab ,dan bisa juga menjadi media dalam dunia kedokteran untuk membantu pasien dalam menyelesaikan permasalahanya maupun kesehatanya. Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya.8 Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik. Selain berkomunikasi dengan pasien, perawat juga berkomunikasi dengan anggota tim kesehatan lainnya.Sebagaimana kita ketahui tidak jarang pasien selalu menuntut pelayanan perawatan yang paripurna. Sakit yang diderita bukan hanya sakit secara fisik saja, namun psiko (jiwanya) juga terutama mengalami gangguan emosi. Penyebabnya bisa dikarenakan oleh proses adaptasi dengan lingkungannya seharihari. Misalnya saja lingkungan di rumah sakit yang sebagian besar serba putih dan
7
Nurkhasanah , Komunikasi keperawatan , (Jakarta:Penerbit inmedia, 2013), Hal:67-69 Jurnal Ilmu Keperawatan,ISSN 2338-6371, hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien diruang rawat inap. (18 09 2019,20:00 WIB).
8Nunung
7
berbeda dengan rumah pasien yang bisa beraneka warna. Keadaan demikian menyebabkan pasien yang baru masuk terasa asing dan cenderung gelisah atau takut. Tidak jarang pasien membuat ulah yang bermacam-macam, dengan maksud mencari perhatian orang disekitarnya. Bentuk dari kompensasi ini bisa berupa teriak-teriak, gelisah, mau lari, menjatuhkan barang atau alat-alat disekitarnya. Disinilah peranan komunikasi mempunyai andil yang sangat besar, dengan menunjukkan perhatian yang sepenuhnya, sikap ramah bertutur kata yang lembut. Maka dari itu banyak manfaat yang bisa di ambil dari komunikasi terapeutik berikut diantaranya: a. Memberikan Motivasi b. Membantu pasien untuk mengatasi persoalan medis yang dihadapinya c. Memberikan Hiburan d. Kemampuan untuk membina pasien dan memberikan rasa percaya diri e. Meningkatkan tingkat kemandirian klien melalui proses realisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat terhadap diri sendiri. f. Meningkatkan kesejahteraan klien dengan peningkatan fungsi dan kemampuan memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistik.
E. Tahapan Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik tidak sama dengan komunikasi sosial. Komunikasi sosial tidak memiliki tujuan yang spesifik dan pelaksanaan komunikasi ini terjadi begitu saja. Sedangkan terapeutik berfungsi untuk mencapai kesembuhan pasien melalui perubahan dalam diri pasien. Karena itu pelaksanaan komunikasi terapeutik harus direncanakan dan terstruktur dengan baik. Salah satu teoritikus keperawatan paling awal yang mengeksplorasi hubungan dokter, perawat dan pasien dan komunikasi keperawatan adalah Hildegard Peplau50 yang mengembangkan Teori Hubungan Interpersonal yang menekankan timbal balik (resiprositas) di dalam hubungan interpersonal antara perawat dan pasien. Teori Peplau menggerakkan pemikiran mengenai keperawatan dari apa yang perawat lakukan kepada pasien menjadi apa yang perawat lakukan dengan pasien, membuat hubungan keperawatan menjadi proses interaktif dan kolaboratif antara perawat dan pasien.
8
Terdapat 3 (tiga) tahapan atau fase komunikasi terapeutik yang dilakukan dokter dan paramedis terhadap pasien menurut Peplau, yakni : 9 (1) Fase Fase Orientasi atau tahap perkenalan perkenalan tahap perkenalan atau fase orientasi dilaksanakan setiap kali pertemuan dengan pasien. Tujuan dalam tahap ini adalah melakukan validasi keakuratan data pasien dan rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan klien saat berjumpa atau terkini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah lalu atau tindakan sebelumnya. Pada fase ini hubungan yang terjadi masih dangkal dan komunikasi yang terjadi bersifat penggalian informasi antara perawat dan pasien. Fase ini dicirikan oleh lima kegiatan pokok yaitu testing (percobaan untuk saling berkenalan) building trust (membangun kepercayaan), identification of problems and goals (identifikasi permasalahan, menetapkan tujuan), clarification of roles (mengklarifikasi peran) dan contract formation (membuat perjanjian atau kontrak perawatan). (2) Fase Kerja (Working) (Working) merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik. Tahap kerja merupakan tahap yang terpanjang dalam komunikasi terapeutik karena didalamnya dokter dan perawat diwajibkan untuk membantu dan mendukung pasien untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya dan kemudian menganalisa respons ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan oleh pasien. Dalam tahap ini pula dokter dan perawat mendengarkan secara aktif dan dengan penuh perhatian sehingga mampu membantu pasien untuk mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi oleh pasien, mencari penyelesaian masalah dan mengevaluasinya. Pada fase ini juga perawat dituntut untuk bekerja keras untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan pada fase orientasi. Bekerja sama dengan pasien untuk berdiskusi tentang masalah-masalah yang merintangi pencapaian tujuan. Fase ini terdiri dari dua kegiatan pokok yaitu menyatukan proses komunikasi dengan tindakan perawatan dan membangun suasana yang mendukung untuk proses perubahan. (3) Fase Fase Terminasi (akhir pertemuan) pertemuan) merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap terminasi dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan p perawat erawat dan pasien, setelah
9
Lisa Kennedy Sheldon, Komunikasi Untuk Keperawatan, hal: 56.
9
hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama. Sedangkan terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah menyelesaikan seluruh proses keperawatan. Pada fase ini perawat mendorong pasien untuk memberikan penilaian atas at as tujuan telah t elah dicapai, agar tujuan yang tercapai adalah kondisi yang saling menguntungkan dan memuaskan. Kegiatan pada fase ini adalah penilaian pencapaian tujuan dan perpisahan.10
Terdapat teknik-teknik dalam komunikasi terapeutik, diantaranya yaitu: 1. Mendengarkan dengan penuh perhatian. 2. Menunjukkan penerimaan untuk membangunkan rasa percaya diiri dan mengembangkan empati. 3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai permasalahan yang disampaikan oleh klien. 4. Mengulang ucapan dengan klien dengan kata-kata sendiri (umpan balik) mengenai pesan klien. 5. Mengklarifikasi 6. Memfokuskan pembicaraan 7. Menyatakan hasil pengamatan perawat terhadap apa yang di sampaikan klien. 8. Menawarkan informasi mengenai motivasi atau mengambil keputusan 9. Diam, memberikan kesempatan untuk klien berfikir lebih dalam mengenai masalahnya. 10. Meringkas kembali permasalahan yang di hadapi klien sebelum melanjutkan pembicaraannya dengan perawat. 11. Memberikan penghargaan 12. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsi mengenai masalahnya. 13. Perenungan.11
10
Mukhripah damayanti, Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan, (Bandung: Rafika Aditama, 2008), hal:27. 11 Anjaswarni, Komunikasi dalam keperawatan, (Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan, 2016), Hal: 38-40.
10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan pasien, sedangkan
komunikasi terapeutik menurut kelompok kami adalah komunikasi perawat dengan klien guna memberikan efort dan dukungan kepada klien guna membantu menghadapi masalahnya dengan berkomunikasi yang baik. Komunikasi terapeutik merupakan salah satu standar asuhan keperawatan yang wajib dilaksanakan oleh semua perawat. Persoalan mendasar dari komunikasi ini adalah adanyya saling membutuhkan antara perawat dan pasien atau bisa di sebut juga komunikasi interpersonal, sehingga dapat di kategorikan kedalam komunikasi pribadi diantara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima bantuan. Kemampuan menerapkan komunikasi terapeutik memerlukan latihan dan kepekaan, serta ketajaman perasaan. Komunikasi juga akan memberikan dampak baik bila
dalam
penggunaannya penggunaannya
diperhatikan
sikap
dan
teknik
komunikasinya.
Membangun hubungan yang baik dengan pasien merupakan penunjang yang sangat berpengaruh dalam mengembangkan mengembangkan kemampuan berkomunikasi. Tujuan adanya komunikasi terapeutik yaitu untuk membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.
B. Saran
Demikian makalah sederhana ini kami buat. Terimakasih atas antusias dari pembaca yang telah menyempatkan membaca isi makalah ini. Menyadari bahwa isi makalah masih jauh dari kata sempurna, kedepannya akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anjaswarni. 2016. Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan. John, Fisk. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi , Jakarta: Penerbit Rajawali Pers. Nurkhasanah ,Nunung. 2013. Komunikasi keperawatan , Jakarta:Penerbit inmedia. Ns. Widyawati.2018. Konsep Komunikasi Terapeutik, Padang:Andalas University Pers. Shaldon, Kennedy, Lisa. 2009, Komunikasi untuk keperawatan, Jakarta: penerbit Erlangga. Purwanto. 1994. Komunikasi untuk Perawat , Jakarta penerbit: EGC . Suryani. 2005. Komunikasi Terapeutik Teori dan Praktik , Jakarta: EGC. Damayanti, Mukhripah . 2008 Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan, Bandung: Rafika Aditama. Jurnal Ilmu Keperawatan,ISSN 2338-6371, hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien diruang rawat inap. (18 09 2019,20:00 WIB).
12
View more...
Comments