Kelompok 6b Lita Gustiarahma 120170106 Sk5

August 15, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Kelompok 6b Lita Gustiarahma 120170106 Sk5...

Description

 

RESUME PBL SKENARIO 5 “Kelainan Rahim”

 Nama :  NPM : Kelompok : 6B Tutor : dr. Efendi Agnilinia

 

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2021 SKENARIO 5  Kelainan Rahim

Seorang perempuan usia 27 tahun datang ke dokter untuk melakukan pemeriksaan pra nikah. Dokter menyarankan menyarankan dilakukan dilakukan beberapa beberapa pemeriksaan pemeriksaan salah satunya satunya adalah pemeriksaan pemeriksaan USG. Setelah dilakukan pemeriksaan USG didapatkan uterus dengan 2 cavum dan 1 serviks. Dokter  menjelaskan keadaan tersebut bisa menyebabkan kesulitan dalam memiliki keturunan. STEP 1

1. USG : teknik teknik pemeriks pemeriksaan aan dengan menggunak menggunakan an gelombang gelombang suara suara frekuensi frekuensi tinggi tinggi untuk  untuk  menggambarkan kondisi jaringan dan organ yang berada dalam tubuh. 2. Ut Uter erus us : organ organ berong berongga ga ya yan n be berb rben entu tuk k se sepe pert rtii bu buah ah pi pirr ya yang ng berdi berdind ndin ing g te teba ball ya yang ng  berfungsi dalam menyiapkan untuk mendukung janin saat kehamilan, yang mana uterus memiliki panjang 8cm dan lebar 5 cm dan tingginya 2,5cm. 3. Se Serv rvik ikss : le leher her Rahim Rahim,, adala adalah h ba bagi gian an ujun ujung g Rahi Rahim m ya yang ng meny menyem empi pitt de denga ngan n uj ujung ung inferior yang mengarah kepada vagina pada sistem reproduksi wanita. Fungsi dari serviks adalah memproduksi mucus atau lender yang berfungsi menyalurkan sperma dari vagina saat berhubungan seksual. 4. Cavum Cavum : rongga rongga yang yang terd terdapat apat pada pada tubuh. tubuh. 5. Pe Peme meri riks ksaa aan n Pr Pran anik ikah ah : ra rang ngka kaia ian n pe peme meri riks ksaa aan n ya yang ng be bert rtuj ujua uan n untuk untuk meme memeri riks ksaa keseha kes ehatan tan pasanga pasangan n yang yang akan akan menika menikah. h. Bertuj Bertujuan uan untuk untuk menget mengetahui ahui apakah apakah ada  penyakit yang menular pada pasangan dan mungkin bisa untuk mencegah untuk  keluarganya keluar ganya nanti. nanti. Pemeriksaan Pemeriksaan yang dilakukan dilakukan meliputi meliputi pemeriksaa pemeriksaan n genetic, genetic, penyaki penyakitt menular dan infeksi, dll. STEP 2

 

1. Apa saja saja pemeri pemeriksa ksaan an pranik pranikah ah yang dilak dilakukan ukan?? 2. Mengapa pada pada hasil hasil pemeriksaan pemeriksaan didapatka didapatkan n uterus dengan dengan 2 cavum cavum dan 1 serviks? serviks? Dan Dan  bagaimana dengan struktur normalnya? 3. Mengapa Mengapa uterus uterus dengan dengan 2 cavum cavum dan 1 serviks serviks bisa menyeba menyebabka bkan n kesuli kesulitan tan memili memiliki ki keturunan? 4. Apa saja saja factor factor yang mempeng mempengaruhi aruhi perkembangan perkembangan genitalia? genitalia? 5. Apa saja kelaina kelainan-ke n-kelai lainan nan bentuk bentuk Rahim Rahim yang dapat menyebab menyebabkan kan kesulita kesulitan n dalam dalam memiliki keturunan? STEP 3

1. Tes hematol hematologi ogi,, tes urine, urine, tes golongan golongan darah, tes gula darah, darah, veneral veneral disease disease resear research ch labora lab orator tory, y, TORCH. TORCH. Dapat Dapat dilakuk dilakukan an juga juga secara secara umum umum pemeri pemeriksa ksaan an fis fisik ik dasar, dasar,  pemeriksaan kelainan genetic, pemeriksaan penyakit menular, pemeriksaan terhadap alergi. 2. Pada kasus kasus ini, hasil hasil USG USG adanya 2 cavum cavum uterus dan 1 serviks. serviks. Kelainan Kelainan tersebut tersebut disebut disebut  bicornuate uteri, kelainan tersebut adalah kelainan kongenital yang disebabkan karena ductus Mullerian gagal berfusi di fundus uteri namun terjadi fusi di corpus uteri 3. Kela Kelain inan an bicor bicornua nuate te uter uterii Rahi Rahim m wani wanita ta tida tidak k be berb rben entu tuk k se sepe pert rtii se seha haru rusn snya ya,, ha hall in inii  berpengaruh pada pertumbuhan janin jika terjadi fertilisasi. fertilisasi. Kelainan ini bisa menyebabkan infertilitas pada ibu tersebut. Jika terjadi kehamilan, dapat menyebabkan resiko tinggi pada janin, bisa menyebabkan keguguran. 4. Faktor internal internal : genetic, genetic, enzim, enzim, hormone, hormone, kromosom kromosom,, dan protei protein n Faktor eksternal : konsumsi alcohol, merokok, perokok pasif, stress (psikologis) 5. Arcuata Arcuata uterus, bicornuat bicornuatee uterus, didelphi didelphi uteri, uteri, true hermaphrodi hermaphroditism tism,, agenesis Rahim, Rahim, septate uterus, unicornuate uterus, atresia serviks, dan atresia vagina. STEP 4

1. Tes hematol hematologi ogi,, tes urine, urine, tes golongan golongan darah, tes gula darah, darah, veneral veneral disease disease resear research ch labora lab orator tory, y, TORCH. TORCH. Dapat Dapat dilakuk dilakukan an juga juga secara secara umum umum pemeri pemeriksa ksaan an fis fisik ik dasar, dasar,  pemeriksaan kelainan genetic, pemeriksaan penyakit menular, pemeriksaan terhadap alergi.

 

2. Pa Pada da ka kasu suss ini ini dite ditemu muka kan n 2 ca cavu vum m da dan n 1 se serv rvik ikss di dika kare rena naka kan n kegag kegagal alan an da dari ri cu cukt ktus us mullerian berada dikanan dan juga kiri, pada duktus mullerian ini kanan dan kirinya  berdifusi pada fundus uterus, namun pada kasus ini terjadi pada corpus uterus. Terbent Ter bentukny uknyaa duktus duktus muller mullerian ian ini akan membent membentuk uk organ organ genital genitalia ia int intern erna, a, dukt duktus us mullerian dipengaruhi karena tidak adanya TDF yang muncul sehingga gonad akan Pada struktur yang normalnya, akan terjadi profilerasi pada gonad menjadi ovarium. Ketika tidak terjadi mullerian inhibiti factor, perkembangan dari oviduct akan terjadi. Selain itu, pada wanita tidak adanya testosterone, maka akan mendegenerasikan Hal tersebut akan menyebabkan organ genitalia eksterna, seperti adanya klitoris, labia mayor, dan labia minor. Pada perkembangan genital berasal dari mesoderm intermediate, terdapat urogenital rich dan kloaka. Urogenital rich terdiri dari gonad, sistem ductus, primordial germ. Primordial germ berperan dalam pembetukan sperm dan oosit. Kloaka merupakan bagian akhir, kloaka akan membentuk urogenital sinus. Urogenital sinus akan membentuk Paramesonef Parame sonefric ric – wolfian wolfian dan mullerian. mullerian. Gonad dari urogenital urogenital tersebut tergantung tergantung dari  pengaruh kromosom, pada laki-laki kromosom xy , mengandung gen xry yang membuat TDF (test (testis is determ determini ining ng factor factor)) testi testiss akan menghas menghasilk ilkan an testos testoster terone one yang yang akan akan mempeng mem pengaru aruhi hi mesone mesonefri fricc ducts ducts (ductu (ductuss wolfia wolfian) n) memben membentuk tuk epidid epididymi ymis, s, vesika vesika seminalis, Sedangkan pada wanita tidak memiliki gen xry, sehinggan tidak ada TDF. Maka akan terbentuk ovarium yang akan membentuk folikular sel. Karena tidak ada testis, tidak ada juga sel sertoli. Sehingga tidak ada MIF (mullerian inhibiti factor), mullerian ductus akan Kelainan pada bentuk Rahim bisa terjadi karena kegagalan atau ketidaksempurnaan pada  penyatuan 2 lempeng sehingga terjadi kelainan. Mungkin saat hamil sang ibu kurang mengonsumsi asam folat, dll. Pada proses pembentukan, gen xry (gen yang menentukan kelamin), untuk perempuan X1 akan menghambat pembentukan x9 Pada proses pembetnukan, pada minggu ke-7 akan memulai pertumbuhan pada bagian caudal, Pada mullerian ductus, penyatuan dari ductus tersebut terjadi pada

 

Minggu ke 10 – sudah ada ovarim dan ductus mesonefric menyatu dibagian fundus, maka akan terbentuk 1 cavum di uterus. 2/3 pada vagina membentuk ductus mesonefric. Untuk Unt uk pembent pembentukan ukan dari dari organ organ genita genitalia lia pada pada pria pria pada pada awalny awalnyaa ter terjad jadii penentu penentuan an kelamin oleh TDF. TDF mengandung kromosom y, maka ketika akan terjadi fertilisasi dan membentuk zigot. Ketika adanya gen xry, maka gen ini akan membentuk TDF. Pe Pemb mbent entuk ukan an TDF TDF ak akan an berla berlanj njut ut pa pada da or orga gan n ge geni nita tali liaa se sepe pert rtii te test stis is pa pada da pr pria ia.. Pembentukan testis terjadi terjadi padakhir minggu ke-7, dimana akan terjadi terjadi pembentukan dari testis dan terjadi proliferasi pada testis. Dan primordial germ akan masuk ke gonad ridge. Primordial germ akan masuk terus ke gonad ridge dan nanti akan membentuk rete testis. Akan terjadi proliferasi dan membentuk organ lain. Pada akhir minggu ke-7 Gonad indiferen merupakan lanjutan dari Ketika Ket ika sudah sudah mengal mengalami ami gonad gonad difere diferensi nsiasi asi akan akan membent membentuk uk duktus duktus muller mullerian ian dan wolfii. Duktus wolfii setelah germinal primordial masuk ke gonad ridge membentuk rete testis. Ketika Ket ika pemben pembentuk tukan an testi testis, s, corda corda medull medullari ariss akan akan berkem berkemban bang g dan proli prolifer ferasi asi dan membentuk tunika albuginea. Terdapat gen SOX9 dan Sel Sel sert sertol olii ak akan an be berp rpen enga garu ruh h da dala lam m pe pemb mben entu tuka kan n sper sperma mato tozo zoa. a. Keti Ketika ka suda sudah h  berkembang, sel sertoli atau mullerian inhibiti factor akan membentuk paramesonefric. Sel leydig akan menstimulasi mesonefric (organ genitalia pria), setelah distimulasi akan Hidrot Hid rotest estost ostero eron n akan berkem berkemban bang g menjad menjadii penis, penis, skrotu skrotum, m, dan prosta prostat. t. Perist Peristiwa iwa tersebut terjadipada minggu ke-8, ketika sudah terbentuk, maka akan terus berlanjut dan akan terus berproliferasi dan akan menjadi sempurna menjadi organ genitalia pria. 3. Kare Karena na jika jika te terd rdap apat at 2 ca cavu vum m pe pemb mbes esar aran an embr embrio io ak akan an te terg rgan angg ggu. u. Dan Dan ji jika ka te terj rjad adii fertilisasi ketika embrio sudah membesar akan terganggu karena bentuk uterus yang tidak  normal. Kondisi kelainan uterus ini bisa mempengaruhi kesuburan, sering terjadi pada wanitaa yang infertilisasi wanit infertilisasi.. Struktur Struktur dari uterus tidak dapat menampung perkembangan perkembangan  janin secara normal. Karena ada kelainan tersebut, perkembangan janin tidak optimal. Jikapun bisa sampai perkembangan janin, bisa disebut resiko yang tinggi. Resiko-resiko yang didapatkan bisa seperti ketuban pecah dini. Cenderung akan dilakukan persalinan  premature,

banyak

kemungkinan-kemungkinan

kelainan

kongenital.

Ketika

ada

 perkembangan janin, bisa mempengaruhi kehidupan janin tersebut. Bisa juga

 

meny me nyeb ebab abka kan n posi posisi si ja jani nin n menj menjad adii sung sungsa sang ng.. HalHal-ha hall se sepe pert rtii in inii ak akan an sa sang ngan an memp me mpen enga garu ruhi hi ke kela lain inan an ko kong ngen enit ital al pa pada da ba bayi yi.. Kare Karena na ba bany nyak ak ha hall ya yang ng da dapa patt menyebabkan terhambatnya perkembangan dari bayi. Orang yang mengalami kelainan ini mens me nstr trua uasi si dll dll ma masi sih h norm normal al.. Bias Biasan anya ya ak akan an ke keta tahu huan an ke keti tika ka USG, USG, da dan n bi bisa sa mempengaruhi mempen garuhi kehamilan kehamilan maupun tidak. tidak. Kelainan-kel Kelainan-kelainan ainan tersebut tersebut memiliki memiliki resiko resiko keguguran kegugur an yang sangat tinggi. tinggi. Jika kompleks, kompleks, sangat beresiko beresiko dalam mempengaruhi mempengaruhi kehamilan. 4. Fakt Faktor or ek ekst ster erna nall : -

Meng Mengons onsum umsi si al alcoh cohol ol – fung fungsi si le leyd ydig ig ak akan an mengu mengura rangi ngi sintes sintesis is te test stos oste tero rone ne,, bi bisa sa menyebabkan kerusakan di membrane basalis, menyebabkan penurunan semen

-

Mero Merokok kok – roko rokok k menga mengand ndun ung g za zatt berbah berbahaya aya yang yang ak akan an memba membaha haya yakan kan oosit oosit dan kerusakan oksidatif pada mitokondria, dan mempengaruhi kerusakan sperma, dapat menyebabkan keguguran pada embrio

-

Radias Radiasii – kromosom kromosom akan akan pecah/p pecah/pata atahnya hnya lengan lengan kromo kromosom som,, mempeng mempengaru aruhi hi fungsi fungsi  jaringan sel, jika sel yan mati atau yang yan g rusaknya cukup banyak akan mempengaruhi  jaringan lain atau organ genitalia yang lain

-

Kes Kesehat ehatan an dar dari ibuny bunyaa – pem pember berian gi gizi zi dan dan pr prot otei ein n mel elal alui ui pl plas asen entta juga uga mempengaruhi pembentukan sel dan diferensiasi organ genitalia

Faktor internal : Gen – pria (xry) factor transkripsi, xry akan bekerja bersama . wanita (SF1) yang bekerja dengan SOX9 meningkatkan konsentasi AMH sehingga menyebabkan regresi duktus m Gen XRY berfungsi sebagai TDF yang akan menstimulasi pertumbuhan testis, pada gen xry terdapat gen SOX9 yang akan merangsang sel sertoli dan sel leydig. Sel-sel sertoli itu akan terus terus berpro berproli lifer ferasi asi akan akan memben membentuk tuk testos testoster terone one dan akan membent membentuk uk organ organ genitalia externa Gen ini akan berekskresi dan menghambat SOX9, sehinggan WMP4 ini akan membentuk  organ genitalia pada wanita dan Sehingga tunika albuginea tidak terbentuk.

 

Enzim – testosterone masuk ke sel jaringan target tempat testosterone dapat tetap utuh atau diubah menjadi dihidrotestosteron oleh enzim 5a reduktase. Hormonee – Pada wanita estrogen Hormon estrogen berperan dalam proses diferensiasi diferensiasi dibawah pengaruh duktus paramesonefrikus. Dirangsang untuk membentuk Pada pria AMH dihasilkan oleh sel-sel sertoli, ductus paramesonefrikus pada pria untuk   ber  Kromos Kro mosom om – factor factor kromos kromosom om berper berperan an dalam dalam fase fase determ determina inasi si laki-l laki-laki aki (X (XY) Y) dan  perempuan (XX). Protein – pada pria sel sertoli pada testis akan memproduksi hormone anti mullerian hormone (AMH) 5. arcuata arcuata uterus : Rahim Rahim terlihat terlihat normal normal namun namun ada lekukan lekukan diatas diatas Rahim. Rahim. -

Atresi Atresiaa vagi vagina na : kelain kelainan an pada pada kongeni kongenital tal tert tertutu utupnya pnya luba lubang ng vagina vagina

-

Bicornuate Bicornuate uteri : berbent berbentuk uk hati, hati, penyebab penyebabnya nya adalah adalah terbentuknya terbentuknya duktus mullerian mullerian

-

Dide Didelf lfii uter uterii : memil emiliiki dua dua ser ervi viks ks at atau au dua dua vagi vagina na,, peny penyeb ebab abny nyaa adal adalah ah terbentuknya duktus mullerian

-

Unic Unicor ornua nuate te uteri uteri : kondi kondisi si terja terjadi di ketik ketikaa Rahi Rahim m wani wanita ta hanya hanya ½ da dari ri norma normall da dan n hanya memiliki 1 tuba uterine

-

Septat Septatee uteri uteri : bagian bagian dalam dalam Rahim Rahim wanita wanita dibagi dibagi oleh oleh dindi dinding ng otot otot atau jari jaringa ngan n ikat fibrosa

-

Agenes Agenesis is Rahim Rahim : vagina vagina dan Rahim Rahim tidak tidak terbent terbentuk uk dengan dengan baik, baik, berukur berukuran an kecil, kecil, hingga tidak ada sama sekali

-

Epispa Epispadia dia : Dibag Dibagian ian dorsum dorsum penis, penis, penyebab penyebabnya nya geneti geneticc

-

Mikrop Mikropeni eniss : ukuran ukuran penis penis yang dibawa dibawah h rata rata-ra -rata ta

-

Kripto Kriptorki rkismu smuss : terja terjadi di luban lubang g keluar keluarnya nya urin urin tida tidak k normal normal

-

Varico Varicocal cal : pembe pembengk ngkakan akan pada pada pembu pembuluh luh darah darah vena vena pada pada kanton kantong g skrotu skrotum m

DAMPAK 

 

hipospadia – ada seorang tentara yang merasa ragu dengan jenis kelaminnya, sehingga  beliau melakukan operasi. Dalam sisi agama, diperbolehkan asalkan ada alasan yang  jelas.

MIND MAP

Kelainan-kelainan pada organ genitalia Pria

Pembentukan genitalia organ Perkembangan Organ Genitalia

Wanita

Faktor eksternal Faktor yang mempengaruhi pembentukan organ genitalia Faktor internal

STEP 5

1. Proses diferensia diferensiasi si organ organ genitalia genitalia pada pada laki-laki laki-laki dan dan perempuan perempuan 2. Faktor yang yang mempengaruh mempengaruhii dari proses proses diferensi diferensiasi asi organ organ genitalia genitalia pria pria dan wanita wanita 3. Kelain Kelainan-k an-kela elaina inan n pada organ organ genit genitali aliaa 4. Dampak Dampak dari dari aspek aspek sosi sosial, al, etik etika, a, dan agam agamaa REFLEKSI DIRI STEP 6

 

Belajar Mandiri STEP 7

 

1. Proses diferensiasi diferensiasi organ organ genitalia genitalia pada laki-laki laki-laki dan perempuan perempuan

Jenis kelamin genetik, yang bergantung pada kombinasi kromosom-kromosom seks  pada saat konsepsi, nantinya menentukan jenis kelamin gonad, yaitu apakah terbentuk  testis test is atau ovarium. ovarium. Ada atau tidaknya tidaknya sebuah kromosom kromosom Y menentukan menentukan diferensiasi diferensiasi gonad. gona d. Pada Pada satu setengah bulan pertama   gestasi, semua mudigah memiliki potensi untuk berdiferensiasi mengikuti garis pria atau wanita karena jaringan reproduksi di ke kedua dua jeni jeniss kelam kelamin in iden identi tik k da dan n tida tidak k berbe berbeda. da. Spesifi sitass gon gonad ad mun muncul cul sela selama ma Spesifisita minggu ketujuh  kehidupan intrauterus ketika gonadal ridge (jaringan gonad yang belum

 berdiferen-siasi yang terdapat pada pria maupun wanita) pada pria genetic mulai  berdiferensiasi menjadi testis di bawah pengaruh sex determining region kromosom Y (SRY), yaitu gen tunggal penentu jenis kelamin. Gen ini memicu serangkaian reaksi yang menyebabkan pembentukan fisik pria. SRY "memaskulinisasi" gonad dengan menyandi  produksi testis-determining factor (TDF) (juga disebut protein SRY) di dalam sel gonad  primitif. TDF mengarahkan serangkaian proses yang menyebabkan diferensiasi gonad menjadi testis Kare Ka rena na wani wanita ta se seca cara ra ge genet netik ik tidak tidak memi memili liki ki gen SRY dan ka kare rena nanya nya ti tida dak  k  meng me ngha hasi silk lkan an TDF, TDF, se sell-se sell gonad gonad mere mereka ka ti tida dak k pernah pernah mene meneri rima ma si sinya nyall untuk  untuk  kesembila bilan n  jar jaring ingan an gonad gonad yang tidak  memb me mbent entuk uk te test stis is se sehi hing ngga ga selama selama minggu kesem  berdiferensiasi otomatis mulai berkembang membentuk ovarium.   Jenis Kelamin Fenotipe

 pada gonad yang belum berdiferensiasi, mudigah dari kedua jenis kelamin memiliki  potensi untuk berkembang membentuk genitalia eksterna dan saluran reproduksi pria atau wanita. Diferensiasi menjadi sistem reproduksi tipe pria diinduksi oleh androgen, yaitu hormon maskulinisasi maskulinisasi yang disekresika disekresikan n oleh testis yang sedang terbentuk. terbentuk. Testostero Testosteron n adalah androgen yang paling poten. Tidak adanya hormon testis ini pada janin wanita menyebabkan terbentuknya sistem reproduksi tipe wanita. wanita . Pada minggu ke-10 hingga ke12 ges gestas tasii, jenis jenis kelami kelamin n dapat dapat dengan dengan mudah mudah dibedak dibedakan an berdas berdasark arkan an penampi penampilan lan anatomik genitalia eksternal.

 

Diferensiasi Genitalia Eksterna

Genitalia eksterna pria dan wanita berkembang dari jaringan mudigah yang sama. Pada kedua jenis kelamin, genitalia eksterna e ksterna yang belum berdiferensiasi terdiri dari tuberkulum genital;; sepasang lipatan uretra yang mengelilingi satu alur uretra; dan, di sebelah lateral, genital tonjolan genital (labioskrotum). Tuberkulum genital menghasilkan jaringan erotik yang sangat san gat peka-pada peka-pada pria pria glans glans penis penis (topi (topi di ujung ujung dis distal tal penis) penis) dan pada pada wanita wanita glans glans klitoris. Perbedaan utama antara glans penis dan glans klitoris adalah ukuran klitoris yang lebih kecil dan penetrasi glans penis oleh lubang uretra. Pada pria, lipatan uretra menyatu mengelilingi alur uretra untuk membentuk penis, yang mengelilingi uretra. Tonjolan genital dengan cara yang sama menyatu untuk membentuk  skrotum dan prepusium, suatu lipatan kulit yang meluas di atas ujung penis dan sedikit  banyak menutupi glans penis. Pada wanita, lipatan uretra dan tonjolan genital tidak  menyatu di garis tengah tetapi masing-masing justru berkembang menjadi labia minora dan labia mayora.

 

Gambar : Diferensiasi Genitalia Eksterna Diferensiasi Saluran Reproduksi

Meskipun genitalia eksterna pria dan wanita berkembang dari jaringan mudigah yang sama, hal ini tidak berlaku untuk saluran reproduksi. reproduksi. Di semua mudigah mudigah terdapat terdapat dua sistem duktus primitif—duktus Wolffii dan duktus mulleri. Pada pria, saluran reproduksi  berkembang dari duktus Wolffii dan duktus Mulleri berdegenerasi, sementara pada wanita wan ita duktus duktus Mtill Mtilleri eriber berdif difere erensi nsiasi asi menjad menjadii salura saluran n reprod reproduks uksii sedangk sedangkan an duktus duktus Wolffii mengalami regresi Perkembangan Perkem bangan saluran reproduksi reproduksi mengikuti garis pria atau wanita wanita ditentukan ditentukan oleh ada atau tidaknya dua hormon yang dikeluarkan oleh dua jenis sel berbeda di testis janintestosteron yang dihasilkan oleh sel Leydig yang baru terbentuk dan Mullerian-inhibiting factor (juga disebut anti-Mullerian horrnone) yang dihasilkan oleh sel Sertoli awal. Suatu hormon hor mon yang dikelu dikeluark arkan an oleh oleh plasen plasenta, ta, human human chorion chorionic ic gonadot gonadotrop ropin, in, merupa merupakan kan memicu u pernbent pernbentukan ukan duktus Testosteron memic  perangsang bagi sekresi testis dini ini. Testosteron Wolffii Wolf fii men menjadi jadi salu salurr  an rep reprodu roduksi ksi pria (epi (epidid didimis imis,, duk duktus tus defe deferens rens,, duk duktus tus ejakulat ejak ulatoriu orius, s, dan vesi vesikula kula sem seminal inalis). is).  Seb Sebag agian ian ho horm rmon on ini diu diubah bah me menja njadi di dihidrotestosteron (DHT) yang mendorong diferensiasi genitalia eksterna menjadi penis dan skrotum. Sementara itu, Mullerian-inhibiting factor  menyebabkan regresi duktus Mulleria. Tanpa adanya testosteron dan Mullerian-inhibiting factor pada wanita,

duktus dukt us Wolffi Wolffiii mengal mengalami ami regres regresi, i, sedang sedangkan kan duktus duktus Muller Mullerii berkem berkemban bang g menjad menjadii salura sal uran n reprod reproduks uksii wanita wanita (ovidu (oviduktu ktus, s, uterus uterus,, ser servik viks, s, dan bagian bagian atas atas vagina) vagina),, dan genitalia eksterna berdiferensiasi menjadi bagian luar vagina, klitoris dan labia

 

\

 

GONAD

Walaupun Walau pun jenis kelamin mudigah ditentukan ditentukan secara genetis genetis saat fertilisasi, fertilisasi, gonad  belum memperoleh karakteristik morfologis pria atau wanita hingga minggu ketujuh  perkembangan. Gonad muncul mula-mula sebagai sepasang bubungan longitudinal, genital ridge atau gonadal ridge . Keduanya dibentuk oleh proliferasi epitel dan pemadatan mesenkim di ba bawa wahn hnya. ya. Sel-s Sel-sel el germi germina nati tivum vum belum belum muncu muncull di ge geni nita tall ri ridg dgee hi hingg nggaa minggu keenam perkembangan

Sel-se Sel -sell germin germinati ativum vum primor primordia diall berasa berasall dari dari epibla epiblas, s, bermi bermigra grasi si melalu melaluii garis garis sel-sell ini ter terlet letak ak di antara antara sel-se sel-sell endoder endoderm m di  primitif, dan pada minggu ketiga, sel-se dindin din ding g yolk yolk sac dekat dengan alantois. alantois. Selama minggu keempat, sel-s sel-sel el bermigrasi bermigrasi dengan gerakan seperti amoeba di sepanjang sepanjang mesenteri mesenterium um dorsal dorsal usus belakang yang sampai di gonad primitif pada awal minggu kelima   dan menginvasi genital ridge pada minggu keenam. Jika sel-sel ini gagal untuk mencapai genital ridge, gonad tidak akan

 berkembang. Dengan demikian, sel-sel germinativum primordial mempunyai pengaruh induktif terhadap perkembangan gonad menjadi ovarium atau testis. Sesaat sebelum dan selama tibanya sel-sel germinativum primordial, epitel genital ridge berproliferasi, dan sel-sel epitel menembus mesenkim di bawahnya. Di sini, sel-sel tersebut membentuk sejumlah korda dengan bentuk tidak teratur, korda seks primitif. Pada mudigah pria dan wanita, korda-korda ini terhubung dengan epitel permukaan, dan tidak mungkin untuk membedakan antara gonad pria dan wanita. Oleh sebab itu, gonad ini dikenal sebagai gonad indiferen.

 

TESTIS Jika mudigah secara genetis adalah pria, sel germinativum primordial  membawa kompleks komple ks kromosom seks XY. Di bawah pengaruh gen SRY pada kromosom Y, yang mengkodee factor mengkod factor penentu penentu testis, testis, korda seks primitif primitif terus berprolifer berproliferasi asi dan menembus menembus dalam ke medula untuk membentuk testis atau korda medularis. Ke arah hilum kelenjar, korda terurai menjadi jalinan untaian sel-sel kecil yang nantinya membentuk tubulus rete testis. Selama perkembangan selanjutnya, lapisan jaringan ikat fibrosa yang padat, tunika albuginea, memisahkan korda testis dari epitel permukaan Di bulan keempat, keempat, korda testis menjadi berbentuk berbentuk tapal kuda, dan ujung-ujungnya ujung-ujungnya  bersambungan dengan ujung-ujung pada rete testis. Korda testis kini terdiri dari sel-sel germinativum primitif dan sel sustentakular Sertoli yang berasal dari epitel permukaan kelenjar Sel interstisial Leydig, yang berasal dari mesenkim asli gonadal ridge, terletak di antara ant ara kordakorda-kor korda da testis testis.. Sel-se Sel-sell ini mulai mulai berkem berkembang bang segera segera sesuda sesudah h dimula dimulainy inyaa diferensiasi korda-korda ini. Pada minggu kedelapan kehamilan, sel-sel Leydig mulai menghasilkan testosteron dan testis dapat memengaruhi diferensiasi seksual pada duktus genitalis dan genitalia eksterna. Kord Ko rdaa te test stis is te teta tap p pa padat dat hingg hinggaa pu puber berta tas, s, sa saat at korda korda in inii memp memper erol oleh eh lu lume men n sehingga sehing ga membentuk membentuk tubulus tubulus seminifer seminiferus. us. Sewaktu Sewaktu tubulus tubulus seminifer seminiferous ous mengalami mengalami kanalisasi, tubulus ini menyatu dengan tubulus rete testis, yang kemudian masuk ke duktuli eferentes. Duktuli eferentes ini adalah bagian tubulus ekskretorik yang tersisa dari

 

sistem mesonefros. Duktuli ini menghubungkan rete testis dan duktus mesonefrikus atau duktus wolffii, yang menjadi duktus deferens

OVARIUM Pada mudigah wanita dengan komplemen kromosom seks XX dan tanpa kromosom Y, kordakorda-kor korda da seks seks prmit prmitif if berpis berpisah ah menjad menjadii kelomp kelompokok-kel kelomp ompok ok sel iregul iregular. ar. Kelompok-kelompok ini, yang berisi sel-sel germinativum primitif, menempati bagian medula ovarium. Kemudian, kelompok-kelompok ini lenyap dan digantikan oleh stroma vaskular yang membentuk medula ovarium Epitel permukaan gonad wanita, tidak seperti pada pria, terus berproliferasi. Pada minggu min ggu ketuju ketujuh, h, epitel epitel ini membent membentuk uk genera generasi si kedua kedua korda, korda, korda korda korti kortikal kalis, is, yang menembus mesenkim di bawahnya tetapi tetap dekat dengan permukaan. Di bulan ketiga, korda-korda ini terbagi menjadi kelompok-kelompok sel yang tersendiri. Sel-sel di dalam kelompok ini terus berproliferasi dan mulai mengelilingi setiap oogonium dengan lapisan sel sel ep epit itel el yang yang dise disebu butt se sell foli folikul kular ar.. Bers Bersam amaa-sa sama ma,, oo oogon goniu ium m dan se sell fo foli likul kular  ar  membentuk folikel primordial Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa seks mudigah secara genetis ditentukan pada saat fertilisasi, bergantung pada apakah spermatosit membawa kromosom X atau Y. Pada

 

mudigah dengan konfigurasi kromosom seks XX, korda medularis gonad mengalami regresi, dan terbentuk generasi kedua korda kortikalis (Gambar 16.21 dan 16.22). Pada mudigah dengan kompleks kromosom seks XY, korda medularis berkembang menjadi korda testis dan korda kortikalis sekunder gagal terbentuk 

 

DUKTUS GENITALIS Stadium Indeferen

Pada mulanya, mudigah pria dan wanita memiliki dua pasang duktus genitalis; duktus mesonefrikus (wolffii) dan duktus paramesonefrikus (müller). Duktus paramesonefrikus muncul mun cul sebaga sebagaii suatu suatu invagi invaginas nasii longit longitudi udinal nal epitel epitel pada pada permuk permukaan aan antero anterolat latera erall urogenital urogeni tal ridge. Di kranial, kranial, duktus terhubung terhubung dengan rongga abdomen melalui struktur   berbentuk seperti corong. Di kaudal, mula-mula duktus ini berjalan di lateral duktus mesonefrikus, kemudian menyilang di depannya untuk tumbuh ke arah kaudomedial. Di garis tengah, duktus ini berkontak erat dengan duktus paramesonefrikus dari sisi yang  berlawanan. Kedua duktus ini pada awalnya dipisahkan oleh sebuah septum namun ke kemu mudi dian an menya menyatu tu memb memben entu tuk k kanal kanalis is uter uteri. i. Uj Ujung ung ka kauda udall du dukt ktus us ga gabun bunga gan n in inii menonj men onjol ol ke dindin dinding g poster posterior ior sinus sinus urogeni urogenital talis, is, tempat tempat duktus duktus ini menim menimbul bulkan kan  penebalan kecil, tuberkel paramesonefros atau muller. Duktus mesonefrikus terhubung dengan sinus urogenitalis di kedua sisi tuberkel

 

Regulasi Molekular Pembentukan Duktus Genitalis

SRY adalah adalah faktor faktor trans transkri kripsi psi dan gen utama utama untuk untuk pemben pembentuk tukan an testis. testis. SRY tampaknya tampa knya bekerja bekerja bersamaan bersamaan dengan gen autosom autosom SOX9, suatu regulator regulator transkrips transkripsi, i, yang juga dapat menginduksi diferensiasi testis. SOX9 diketahui berikatan dengan regio  promotor gen untuk hormon antimUller (AMH; juga disebut müllerian inhibiting substance subst ance [MIS]) dan mungkin mungkin mengatur mengatur ekspresi ekspresi gen ini. Mula-mula, Mula-mula, SRY dan/ atau SOX9 SOX 9 mengin menginduk duksi si testis testis untuk untuk menyek menyekres resika ikan n FGF9 FGF9 yang yang bekerj bekerjaa sebaga sebagaii faktor  faktor  kemotaksis kemot aksis yang menyebabkan menyebabkan tubulus tubulus dari duktus mesonefrik mesonefrikus us menembus menembus gonadal ridge. rid ge. Tanpa Tanpa penetr penetrasi asi oleh oleh tubulu tubulus-t s-tubul ubulus us ini ini,, difere diferensi nsiasi asi testi testiss tidak tidak berlan berlanjut jut.. Kemu Ke mudi dian an,, SRY SRY ba baik ik se secar caraa la langs ngsung ung maupu maupun n ti tida dak k la lang ngsu sung ng (mel (melal alui ui SOX9 SOX9)) meningkatkan produksi steroidogenesis factor 1 (SF1) yang merangsang diferensiasi selsel Sertoli dan Leydig. SF1 yang bekerja dengan SOX9 meningkatkan konsentrasi AMH sehingga menyebabkan regresi duktus paramesonefrikus (müller). Pada sel-sel Leydig, SF1 meni mening ngkat katkan kan ek ekpr pres esii gen-g gen-gen en un untu tuk k en enzi zim m ya yang ng meny menyin inte tesi siss te test stos oste tero ron. n. Testosteron masuk ke sel jaringan target tempat testosteron dapat tetap utuh atau diubah menjadi dihidrotestosteron oleh enzim 5-α reduktase. Testosteron dan dihidrotestosteron  berikatan dengan reseptor intraselular berafinitas tinggi yang spesifik dan kompleks reseptor hormon ini diangkut ke nukleus tempat kompleks ini berikatan dengan DNA

 

untuk unt uk mengat mengatur ur transk transkri ripsi psi gen spesif spesifik ik jaring jaringan an dan produk produk protei proteinny nnya. a. Kom Komple pleks ks resept res eptor or testos testoster teron on memera memeranta ntarai rai viril virilisa isasi si duktus duktus mesonef mesonefrik rikus us untuk untuk membent membentuk  uk  duktus deferens, vesikula seminalis, duktulus eferens, dan epididimis. Kompleks reseptor  dihidrotes-tosteron memodulasi diferensiasi genitalia eksterna pria. WNT4 adalah gen penentu ovarium. Gen ini meningkatkan DAX1, anggota dari famili reseptor hormon nukleus, yang menghambat fungsi SOX9. Selain itu, WNT4 mengatur ekspresi gen-gen lainnya yang berperan dalam diferensiasi ovarium. Estrogen juga berperan dalam diferensiasi jenis kelamin dan di bawah pengaruhnya, duktus paramesonefrik paramesonefrikus us (müller) (müller) dirangsang dirangsang untuk membentuk tuba uterina, uterina, uterus, uterus, serviks, dan bagian atas vagina. Selain itu, estrogen bekerja di genitalia eksterna pada stadiu sta dium m indif indifere eren n untuk untuk membent membentuk uk labia labia mayora mayora,, labia labia minora minora,, klitor klitoris is dan bagian bagian  bawah vagina.

Duktus Genitalis pada Pria

Seiring dengan regresi mesonefros, beberapa tubulus ekskretorik, tubulus epigenitalis, membentuk kontak dengan korda rete testis dan pada akhirnya membentuk duktulus eferens testis. Tubulus ekskretorik di sepanjang kutub kaudal testis, tubulus paragenitalis, tidak tid ak menyat menyatu u dengan dengan korda korda rete rete testis testis.. Sisa Sisa salura saluran n ini secara secara keselu keseluruh ruhan an dikena dikenall sebagai paradidimis.  Kecuali untuk bagian paling kranial, apendiks epididimidis, duktus mesonefrikus menetap dan membentuk duktus genitalis utama. Tepat di bawah muara duktulus eferens, duktus dukt us mesonef mesonefrik rikus us memanj memanjang ang dan menjad menjadii sangat sangat berkel berkelok-k ok-kelo elok, k, memben membentuk  tuk  epididimis epidi dimis (duktus). (duktus). Dari ekor epididimis epididimis ke tonjolan tonjolan tunas vesikula seminalis, seminalis, duktus mesonefrik mesone frikus us memperoleh memperoleh selubung selubung otot tebal dan membentuk membentuk duktus deferens. Regio duktus di atas vesikula seminalis adalah duktus ejakulatorius. Di bawah pengaruh hormon antimüller (AMH) yang dihasilkan oleh sel-sel Sertoli, duktus paramesonefrikus pada  pria mengalami degenerasi kecuali sebagian kecil di ujung kranialnya, apendiks testis

 

Duktus Genitalia Wanita Duktus paramesonefri paramesonefrikus kus berkembang berkembang menjadi menjadi duktus genitalis genitalis utama wanita. Mulamula, mul a, dapat dapat dikena dikenali li tiga tiga bagian bagian di setiap setiap duktus duktus:: (1) bagian bagian vertik vertikal al krania kraniall yang yang mem me mbuka buka ke rong rongga ga abdo abdom men, en, (2) (2) bagi bagian an hor horizont zontal al yang yang men enyi yillang ang dukt duktus us mesonefrikus, dan (3) bagian vertikal kaudal yang menyatu dengan pasangannya dari sisi yang yang be berl rlaw awan anan an.. Deng Dengan an turu turunn nnya ya ovar ovariu ium, m, du duaa bagian bagian per pertam tama a berk berkemb embang ang menjadi tuba uterina, dan bagian kaudal menyatu untuk memben membentuk tuk kanalis uteri.

Sewakt Sew aktu u bagian bagian kedua kedua dari dari duktus duktus parame parameson sonefr efriku ikuss berger bergerak ak ke arah arah mediok mediokaud audal, al, urogenital ridge secara perlahan bergeser sehingga terletak di bidang transversal. Sesudah duktus-duktus menyatu di garis tengah, terbentuk lipatan pelvis transversal yang luas. Lipatan ini, yang membentang dari sisi lateral duktus paramesonefrikus yang menyatu ke dinding pelvis, adalah ligamentum latum uteri. Tuba uterina terletak di batas atasnya, dan ovarium berada di permukaan posteriornya. Uterus dan ligamentum latum uteri membagi rong rongga ga pe pelv lvis is menj menjad adii ka kant nton ong g uter uteror orek ektu tum m da dan n ka kant nton ong g ut uter erov oves esik ika. a. Du Dukt ktus us  paramesonefrikus yang menyatu membentuk korpus dan serviks uteri. Keduanya dilapisi oleh satu lapisan lapisan mesenkim mesenkim yang membentuk membentuk selubung otot pada uterus, miometri miometrium, um, dan lapisan peritoneumnya, perimetrium.

 

Vagina

Segera sesudah ujung padat duktus paramesonefrikus paramesonefrikus mencapai sinus urogenitalis, urogenitalis, dua ev evag agin inas asii pa pada datt tumb tumbuh uh ke kelu luar ar da dari ri ba bagi gian an pe pelv lvis is si sinu nus. s. Evag Evagin inas asii in ini, i, bu bulb lbus us sinuvaginal sinuva ginalis, is, berprolif berproliferasi erasi dan membentuk membentuk lempeng lempeng vagina yang padat. Proliferas Proliferasii  berlanjut di ujung kranial lempeng, memperbesar jarak antara uterus dan sinus urogenitalis. Pada bulan kelima, pertumbuhan keluar vagina telah mengalami kanalisasi seluruhnya. Perluasan vagina yang menyerupai sayap mengelilingi ujung uterus, forniks vaginae, berasal dari paramesonefros. Dengan demikian, vagina memiliki asal ganda,

 

dengan deng an bagian bagian atas atas berasa berasall dari dari kanali kanaliss uteri uteri dan bagian bagian bawah bawah berasa berasall dari dari sinus sinus urogenitalis. Lumen vagina tetap terpisah dari lumen sinus urogenitalis oleh suatu lempeng jaringan tipis, tip is, himen, himen, yang terdir terdirii dari dari lapisa lapisan n epitel epitel sinus sinus dan lapisa lapisan n tipis tipis sel-se sel-sell vagina. vagina. Biasanya membentuk sebuah lubang kecil selama kehidupan perinatal Pada wanita wanita,, mungki mungkin n masih masih terdapa terdapatt beberap beberapaa sisa sisa tubulu tubuluss ekskre ekskretor torik ik krania kraniall dan kaudal di mesovarium, tempat saluran-saluran ini membentuk epooforon dan parooforon. Duktus mesonefrikus lenyap kecuali sebagian kecil di bagian kranial yang ditemukan di epooforon dan kadang sebagian kecil di kaudal yang dapat ditemukan di dinding uterus atau vagina. Pada kehidupan selanjutnya, struktur ini dapat membentuk kista Gartner.

GENITALIA EKSTERNA Stadium Indeferen

Di minggu ketiga perkembangan, sel-sel mesenkim yang berasal dari regio garis  primitif bermigrasi ke sekitar membrana kloakalis untuk membentuk sepasang lipatan kloaka yang sedikit meninggi. Di sebelah kranial membrana kloakalis, lipatan-lipatan ini menyatu menyat u membentuk membentuk tuberkulum tuberkulum genitale. Di sebelah sebelah kaudal, kaudal, lipatan-li lipatan-lipatan patan ini terbagi terbagi menjadi lipatan uretra di anterior dan lipatan anus di posterior. Sementara itu, sepasang penebalan, penebalan genital, mulai tampak di kedua sisi lipatan uretra. Penebalan-penebalan ini selanjutnya membentuk penebalan skrotum pada

 

 pria

dan labia mayora pada wanita. Namun, di akhir minggu keenam, kedua jenis

kelamin ini masih sulit dibedakan.

GENITALIA EKSTERNA PADA PRIA

Perkem Per kemban bangan gan genita genitalia lia ekster eksterna na pada pria pria di bawah bawah pengaru pengaruh h androgen androgen yang disekresi oleh testis janin dan ditandai oleh pemanjangan cepat tuberkulum genitale, yang kini disebut phallus. Selama pemanjangan ini, phallus menarik lipatan uretra ke depan sehingga membentuk dinding lateral alur uretra. Alur ini membentang di sepanjang aspek  kaudal phallus yang telah memanjang tapi tidak mencapai bagian yang paling distal, glans. Lapisan epitel alur, yang berasal dari endoderm, membentuk lempeng uretra Di akhir bulan ketiga, kedua lipatan uretra menutupi lempeng uretra, membentuk  uretra penis. Saluran ini tidak membentang hingga ujung phallus. Bagian paling distal dari uretra ini terbentuk selama bulan keempat, sewaktu sel-sel ektoderm dari ujung glans

 

mene me nemb mbus us ke dalam dalam da dan n memb memben entu tuk k korda korda ep epit itel el pe pende ndek. k. Kemu Kemudi dian an korda korda in inii membentuk lumen sehingga terbentuk ostium uretrae eksternum Penebalan genital, yang dikenal pada pria sebagai penebalan skrotum, muncul di regio inguinal. Dengan perkembangan selanjutnya, penebalan ini bergerak ke kaudal, dan masing-masing penebalan kemudian membentuk separuh skrotum. Keduanya dipisahkan oleh septum skrotum

 

GENITALIA EKSTERNA PEREMPUAN

Estrogen Estr ogen merangsang merangsang perkembangan perkembangan genitalia genitalia eksterna eksterna wanita. wanita. Tuberkulum Tuberkulum genitale genitale hanya memanjang sedikit dan membentuk membentuk klitoris; klitoris; lipatan lipatan uretra uretra tidak menyatu, seperti  pada pria, tetapi berkembang membentuk labia minora. Penebalan genital membesar dan memb me mbent entuk uk la labi biaa mayo mayora ra.. Al Alur ur uroge urogeni nita tall te terb rbuk ukaa da dan n memb membent entuk uk ve vest stib ibul ulum um,, Walaupun tuberkulum genitale tidak banyak memnjang pada wanita, tuberkulum ini lebih  besar daripada tuberkulum pada pria selama tahap-tahap awal perkembangan. Bahkan, dengan deng an menggun menggunaka akan n ukuran ukuran tuberk tuberkulu ulum m sebagai sebagai suatu suatu kriter kriteria ia (sesua (sesuaii pantaua pantauan n ultrasonogr ultr asonografi) afi) telah menyebabkan menyebabkan kesalahan kesalahan dalam mengenali jenis kelamin kelamin selama selama  bulan ketiga dan keempat kehamilan.

PENURUNAN TESTIS

Menjel Men jelang ang akhir akhir bulan bulan kedua, kedua, mesent mesenteri erium um urogeni urogenital tal melekat melekatkan kan testis testis dan mesonefros ke dinding posterior abdomen. Dengan degenerasi mesonefros, perlekatan ini  berperan sebagai mesenterium bagi gonad. Di kaudal, perlekatan p erlekatan ini menjadi ligamentum dan dikenal sebagai ligamentum genitale kaudal. Juga terdapat pemadatan mesenkim yang kaya matriks matriks ekstraselula ekstraselular, r, gubernakulum gubernakulum yang membentang membentang dari kutub kaudal kaudal testis. Sebelum turunnya testis, pita mesenkim ini berakhir di regio inguinal di antara muskulus oblikuus internus abdominis dan muskulus oblikuus eksternus abdominis yang sedang sed ang berdif berdifere erensi nsiasi asi.. Kemudi Kemudian, an, seirin seiring g dengan dengan testis testis mulai mulai turun turun ke arah arah cincin cincin inguin ing uinal al intern internal, al, terbent terbentuk uk suatu suatu bagian bagian ekstr ekstraa abdome abdomen n dari dari guberna gubernakul kulum um yang

 

tumbuh dari regio inguinal inguinal ke arah penebalan skrotum. Sewaktu testis melewat melewatii kanalis kanalis inguinalis, bagian ekstra abdomen ini berkontak dengan dasar skrotum (gubernakulum  juga terbentuk pada wanita tapi pada kondisi normal, struktur ini tetap bersifat rudimenter). FaktorFakt or-fak faktor tor yang mengat mengatur ur penurun penurunan an testis testis belum belum sepenu sepenuhnya hnya diketa diketahui hui..  Namun,

tampaknya

per-tumbuhan

bagian

ekstra

abdomen

dari

gubernakulum

meni me nimb mbul ulka kan n mi migr gras asii intr intraa ab abdo dome men, n, pe peni ning ngka kata tan n te teka kanan nan in intr traa ab abdo dome men n ak akib ibat at  pertumbuhan organ menyebabkan testis bergerak melalui kanalis inguinalis dan regresi  bagian ekstra abdomen dari gubernakulum menyempurnakan gerakan testis masuk ke dalam skrotum. Normalnya, Normalnya, testis testis mencapai mencapai regio inguinal inguinal pada usia kehamilan kehamilan sekitar  12 minggu, bermigrasi melalui kanalis inguinalis pada usia 28 minggu, dan sampai di skrotum pada usia 33 minggu. Proses ini dipengaruhi oleh hormonhormon, mencakup androgen dan MIS. Selama penurunan, suplai darah ke testis dari aorta dipertahankan, dan pembuluh darah testis membentang dari posisi awalnya di lumbal ke testis di dalam skrotum. Peri Perito tone neum um rong rongga ga ab abdo dome men, n, ta tanp npaa

di dipe peng ngar aruh uhii

ol oleh eh pe penu nuru runa nan n

te test stis is,,

membent mem bentuk uk evagin evaginasi asi di kedua kedua si sisi si garis garis tengah tengah ke dalam dalam dindin dinding g ventral ventral abdome abdomen n Evaginasi ini, prosesus vaginalis, mengikuti perjalanan gubernakulum testis ke dalam  penebalan skrotum. Oleh sebab itu, prosesus vaginalis, bersamaan dengan lapisan otot dan fasia fasia dindin dinding g tubuh, tubuh, melaku melakukan kan evagin evaginasi asi ke dalam dalam penebal penebalan an skrotu skrotum, m, yang membentuk kanalis inguinalis. Testis turun melalui cincin inguinal dan melalui pinggir os pubis dan berada di dalam skrotum saat lahir. Kemudian testis diselubungi oleh lipatan refleksi prosesus vaginalis. Lapisan peritoneum yang melapisi testis adalah lapisan viseral tunika vaginalis; sisa kantong peritoneum membentuk lapisan parietal tunika vaginalis. Saluran sempit yang menghubungkan lumen prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum mengalami obliterasi saat lahir atau tidak lama sesudah lahir. Selain Selai n diselubungi diselubungi oleh lapisan lapisan peritoneum peritoneum yang berasal berasal dari prosesus vaginalis, vaginalis, testis juga diselubungi oleh lapisan-lapisan yang berasal dari dinding anterior abdomen yang dilewatinya. Oleh sebab itu, fasia transversalis membentuk fasia spermatika interna, muskulus oblikuus internus abdominis membentuk muskulus kremaster dan dan fasia

 

kremasterika, dan muskulus oblikuus eksternus abdominis membentuk fasia spermatika eksterna. Muskulus transversus abdominis tidak ikut membentuk suatu lapisan, karena otot ini melengkung di regio tersebut dan tidak menyelubungi jalur migrasi

 

PENURUNAN OVARIUM

Penurunan gonad berlangsung jauh lebih sedikit pada wanita dibandingkan pada pria, dan  pada akhirnya ovarium o varium berada tepat di bawah pinggir pelvis sejati. Ligamentum genitale kranial krani al membentuk membentuk ligamentum ligamentum suspensori suspensorium um ovarii, ovarii, sedangkan sedangkan ligamentum ligamentum genitale genitale kaudal membentuk ligamentum ovarii proprium dan ligamentum teres uteri (Gambar  15.24). Ligamentum teres uteri membentang hingga ke labia mayora.

 

2. Faktor yang mempengaruhi dari proses diferensiasi organ genitalia pria dan wanita

Faktor Internal  

Gen

Spesifisi Spesi fisitas tas gonad muncul selama minggu ketujuh kehidupan kehidupan intrauter intrauterus us ketika gonadal ridge (jaringan gonad yang belum berdiferen-siasi yang terdapat  pada pria maupun wanita) pada pria genetic mulai berdiferensiasi menjadi testis di  bawah pengaruh sex determining region kromosom Y (SRY), yaitu gen tunggal  penentu jenis kelamin. Gen ini memicu serangkaian reaksi yang menyebabkan  pembentukan fisik pria. SRY "memaskulinisasi" gonad dengan menyandi  produksi testis-determining factor (TDF) (juga disebut protein SRY) di dalam sel gonad gon ad prim primit itif if.. TDF TDF meng mengar arah ahka kan n se sera rangk ngkai aian an pr pros oses es ya yang ng meny menyeba ebabk bkan an diferensiasi gonad menjadi testis. Karena wanita secara genetik tidak memiliki gen SRY dan karenanya tidak  menghasilkan TDF, sel-sel gonad mereka tidak pernah menerima sinyal untuk  membentuk testis sehingga selama minggu kesembilan jaringan gonad yang tidak   berdiferensiasi otomatis mulai berkembang membentuk ovarium. SRY adalah faktor transkripsi dan gen utama untuk pembentukan testis. SRY tampaknya bekerja bersamaan dengan gen autosom SOX9, suatu regulator  transkripsi, yang juga dapat menginduksi diferensiasi testis untuk kemungkinan  jalur-jalur bagi gen-gen ini). SOX9 diketahui berikatan dengan regio promotor  gen untuk hormon antimUller (AMH; juga disebut müllerian inhibiting substance [MIS]) dan mungkin mengatur ekspresi gen ini. Mula-mula, SRY dan/ atau SOX9 mengin men ginduks duksii testi testiss untuk untuk menyekr menyekresi esikan kan FGF9 yang bekerja bekerja sebagai sebagai faktor  faktor  kemota kem otaksi ksiss yang yang menyeb menyebabka abkan n tubulu tubuluss dari dari duktus duktus mesonef mesonefrik rikus us men menemb embus us gonadal ridge. Tanpa penetrasi oleh tubulus-tubulus ini, diferensiasi testis tidak   berlanjut. Kemudian, SRY baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui SOX9) meningkatkan meningkatkan produksi produksi steroidogen steroidogenesis esis factor 1 (SF1) yang merangsang merangsang dife difere rens nsia iasi si se sell-se sell Ser Serto toli li da dan n Le Leyd ydig ig.. SF1 yang yang beker bekerja ja de deng ngan an SOX9 SOX9 meni me ning ngka katk tkan an

ko kons nsent entra rasi si

AMH AMH

se sehi hing ngga ga

menye menyeba babka bkan n

re regr gres esii

du dukt ktus us

 paramesonefrikus (müller). Pada sel-sel Leydig, SF1 meningkatkan ekpresi gengen untuk enzim yang menyintesis testosteron. Testosteron masuk ke sel jaringan

 

target tempat testosteron dapat tetap utuh atau diubah menjadi dihidrotestosteron oleh enzim 5-α reduktase. Testosteron dan dihidrotestosteron berikatan dengan resept res eptor or intras intraselu elular lar berafi berafinit nitas as tinggi tinggi yang spesif spesifik ik dan komple kompleks ks resept reseptor  or  hormon ini diangkut ke nukleus tempat kompleks ini berikatan dengan DNA untuk unt uk meng mengat atur ur tran transk skri rips psii ge gen n sp spes esif ifik ik ja jari ringa ngan n da dan n pr prod oduk uk pr prot otei einny nnya. a. Kompleks reseptor testosteron memerantarai virilisasi duktus mesonefrikus untuk  membentuk duktus deferens, vesikula seminalis, duktulus eferens, dan epididimis. Kompleks reseptor dihidrotes-tosteron memodulasi diferensiasi genitalia eksterna  pria WNT4 adalah gen penentu ovarium. Gen ini meningkatkan DAX1, anggota dari famili reseptor hormon nukleus, yang menghambat fungsi SOX9. Selain itu, WNT4 WNT 4 mengat mengatur ur ekspre ekspresi si gen-gen gen-gen lai lainnya nnya yang berper berperan an dalam dalam difere diferensi nsiasi asi ovarium, tetapi gen target ini belum diketahui. Salah satu targetnya kemungkinan gen TAFII105, yang produk proteinnya adalah subunit untuk protein pengikat TATA untuk RNA polimerase di sel folikular ovarium. Mencit betina yang tidak  menyintesis subunit ini tidak membentuk ovarium Estrog Est rogen en juga juga berper berperan an dalam dalam difere diferensi nsiasi asi jenis jenis kelami kelamin n dan di bawah bawah  pengaruhnya, duktus paramesonefrikus (müller) dirangsang untuk membentuk  tuba uterina, uterus, serviks, serviks, dan bagian atas vagina. Selain Selain itu, estrogen estrogen bekerja bekerja di genitalia eksterna pada stadium indiferen untuk membentuk labia mayora, labia minora, klitoris dan bagian bawah vagina.

 



Kromosom Penentuan jenis kelamin bergantung pada kombinasi kromosomkromosom seks seks:: Pr Pria ia ge genet netik ik memi memili liki ki sa satu tu krom kromos osom om X da dan n sa satu tu Y; wani wanita ta genet genetik  ik  memili mem iliki ki dua kromos kromosom om X. Karena Karena it itu, u, perbed perbedaan aan geneti genetik k yang yang menent menentuka ukan n semu semuaa pe perb rbed edaa aan n an anat atom omik ik da dan n fung fungsi siona onall an anta tara ra pr pria ia da dan n wani wanita ta ad adal alah ah kromosom Y. Pria memilikinya; wanita tidak. Akib Ak ibat at meio meiosi siss se sela lama ma ga game meto toge genes nesis is,, se semu muaa pasang pasangan an kr krom omos osom om mengalami pemisahan sehingga masing-masing sel anak mengandung hanya satu anggo ang gota ta da dari ri se seti tiap ap pa pasa sang ngan, an, te term rmas asuk uk pa pasa sang ngan an kr krom omos osom om se seks ks.. Keti Ketika ka  pasangan kromosom seks XY terpisah saat pembentukan sperma, separuh sperma menerima kromosom X dan separuh lainnya menerima kromosom Y. Sebaliknya,  pada oogenesis, setiap ovum menerima satu kromosom X karena pernisahan kromos kro mosom om seks seks XX mengha menghasil silkan kan hanya hanya kromos kromosom om X. Sewa Sewaktu ktu fertil fertilisa isasi, si, kombinasi kombin asi sebuah sperma yang mengandung mengandung X dengan ovum yang mengandung mengandung X meng mengha hasi silk lkan an wani wanita ta genet genetik ik,, XX, XX, se seme ment ntar araa pe peny nyat atua uan n sp sper erma ma ya yang ng mengandung Y dengan ovum yang mengandung X menghasilkan pria genetik, XY.. Kare XY Karena na itu, itu, je jeni niss ke kela lami min n genet genetik ik di dite tent ntuka ukan n pa pada da sa saat at konse konseps psii dan  bergantung pada jenis kromosom seks apa yang yan g terkandung di dalam sperma yang membuahi.



Hormon diferensia difer ensiasi si seksual seksual merujuk merujuk kepada perkembangan perkembangan embrionik embrionik genitalia genitalia ekster eks ternal nal dan salura saluran n reprod reproduks uksii mudiga mudigah h mengik mengikuti uti garis garis pria pria atau atau wanita. wanita. Seperti pada gonad yang belum berdiferensiasi, mudigah dari kedua jenis kelamin memiliki potensi untuk berkembang membentuk genitalia eksterna dan saluran reprod rep roduks uksii pria pria atau atau wanita wanita.. Difere Diferensi nsiasi asi menjad menjadii sistem sistem reprod reproduks uksii tipe tipe pria pria diinduksi oleh androgen, yaitu y aitu hormon maskulinisasi yang disekresikan oleh testis yang sedang terbentuk. Testosteron  adalah androgen yang paling poten. Tidak  adanya hormon testis ini pada janin wanita menyebabkan terbentuknya sistem reproduksi tipe wanita. Pada minggu ke-10 hingga ke- 12 gestasi, jenis kelamin

 

dapatt dengan dapa dengan mudah mudah dibeda dibedakan kan berdas berdasark arkan an penamp penampila ilan n anatomi anatomik k genital genitalia ia eksternal.



Protein Pe Perk rkem emban banga gan n sa salu lura ran n re repr produ oduks ksii mengi mengikut kutii ga gari riss pr pria ia at atau au wani wanita ta ditentukan oleh ada atau tidaknya dua hormon yang dikeluarkan oleh dua jenis sel  berbeda di testis janin-testosteron yang dihasilkan oleh sel Leydig yang baru terbentuk dan Mullerian-inhibiting factor (juga disebut anti-Mullerian horrnone) yang dihasi dihasilka lkan n oleh oleh sel Sertol Sertolii awal. awal. Suatu Suatu hormon hormon yang dikeluar dikeluarkan kan oleh oleh  plasenta, human chorionic gonadotropin, merupakan perangsang bagi sekresi testis dini ini. Testosteron memicu pernbentukan duktus Wolffii menjadi salur   an reproduksi pria (epididimis, duktus deferens, duktus ejakulatorius, dan vesikula seminalis semin alis). ). Sebagian Sebagian hormon ini diubah menjadi dihidrotes dihidrotestost tosteron eron (DHT) yang mendorong diferensiasi genitalia eksterna menjadi penis dan skrotum. Sementara itu, Mullerian-inhibiting factor menyebabkan regresi duktus Mulleria Tanpa Tan pa adanya adanya testos testoster teron on dan Muller Mullerian ian-inh -inhibi ibiti ting ng factor factor pada pada wanita, wanita, duktus dukt us Wolffi Wolffiii mengal mengalami ami regres regresi, i, sedang sedangkan kan duktus duktus Muller Mullerii berkem berkemban bang g menjadi saluran reproduksi wanita (oviduktus, uterus, serviks, dan bagian atas vagina), dan genitalia eksterna berdiferensiasi menjadi bagian luar vagina, klitoris dan labia.



Enzim Testosteron masuk ke sel jaringan target tempat testosteron dapat tetap utuh atau diubah menjadi dihid dihidrotes rotestoste tosteron ron oleh enzim 5-α reduktase. Testosteron Testosteron dan dihidrotestosteron berikatan dengan reseptor intraselular berafinitas tinggi yang spesifik dan kompleks reseptor hormon ini diangkut ke nukleus tempat kompleks ini berikatan dengan DNA untuk mengatur transkripsi gen spesifik jaringan dan  produk proteinnya. Kompleks Ko mpleks reseptor testosterone memerantarai virilisasi duktus mesonefriku mesone frikuss untuk membentuk duktus deferens, vesikula seminalis seminalis,, duktulus duktulus eferen efe rens, s, dan epidid epididimi imis. s. Komple Kompleks ks resept reseptor or dihidr dihidrote otes-t s-tost ostero eron n memodu memodulas lasii diferensiasi genitalia eksterna pria.

 

Faktor Eksternal  

Konsumsi alcohol Kon onssum umsi si

alko al koho holl

berl be rleb ebih ihan an

dala da lam m

jang ja ngka ka

panj pa njan ang g

dap apat at

menyebabkan menyeba bkan peningkatan peningkatan tekanan darah yang kemudian menetap menjadi hipertensi , kerusakan jantung, stroke, kanker payudara, kerusakan hati, kanker 

salura sal uran n pencern pencernaan aan dan gangguan gangguan pencer pencernaa naan n lai lainnya nnya.. Selain Selain it itu u alkohol alkohol juga juga dapatt menyeba dapa menyebabka bkan n impote impotensi nsi dan berkur berkurangn angnya ya kesubur kesuburan, an, kesuli kesulitan tan ti tidur dur,, kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan, gangguan ingatan dan gangguan konsentrasi. Prof Chris Barratt, profesor di bidang reproduksi mengatakan pria yang tida tidak k memi meminu num m al alkoh kohol ol juga juga bisa bisa meng mengal alami ami pe penur nurun unan an ku kual alit itas as sp sper erma ma.. “Konsum “Kon sumsi si alkohol alkohol yang yang tinggi tinggi berhub berhubunga ungan n dengan dengan peruba perubahan han sperma sperma yang yang turut memengaruhi kesuburan,” Berbaga Ber bagaii peneli penelitia tian n telah telah menunj menunjukka ukkan n bahwa bahwa konsum konsumsi si alkoho alkoholl secara secara  berlebihan dapat menurunkan kuantitas dan kualitas sperma. Hal ini dikarenakan alkohol dapat masuk ke dalam skrotum melalui aliran darah dan merusak  bentuk sel-sel sperma. Hal ini akan menyebabkan terbentuknya sperma secara

tidak sempurna dan mengganggu pergerakan sperma. Selain itu, sperma pria juga dapat mengandung alkohol dan sampai pada sel telur. Hal ini dapat merusak embrio yang sudah terbentuk dan dapat menyebabkan terjadinya kelainan bawaan dan keguguran.  penelitian yang dilakukan pada tikus percobaan, mengungkapkan bahwa alko alkoho holl

da dapa patt

me meny nyeb ebab abka kan n

pe penu nuru runa nan n

ka kada darr

ho horm rmon on

te test stos oste tero ron n

da dan n

mengganggu fungsi hormone Konsumsi alkohol berlebihan juga dapat mengganggu fungsi normal hati, yang akan meningkatkan kadar hormon estrogen. Tentu saja, kondisi tersbeut juga akan menyebabkan gangguan pada proses produksi sperma. Penggunaan alkohol selama kehamilan dapat menyebabkan Fetal Alcohol Syndrom Synd romee yang yang dapat dapat mengga mengganggu nggu pertum pertumbuha buhan n dan perkem perkemban bangan gan janin. janin. Jumlah minum alkohol yang aman pada kehamilan belum diketahui, sehingga konsumsi alkohol tidak dianjurkan dalam keadaan hamil

 

Hal terseb tersebut ut mengga mengganggu nggu pengiri pengiriman man oksige oksigen n dan nutris nutrisii yang optima optimall untuk bayi kamu yang sedang berkembang. Oleh karena itu, paparan alkohol sebelum kelahiran bisa membahayakan perkembangan jaringan dan organ tubuh. Kerusakan otak secara permanen pada bayi juga bisa terjadi



Rokok  Rokok menyebabkan kerusakan sel karena dalam rokok mengandung bahan yang yan g dapat dapat memb membent entuk uk ra radi dika kall bebas. bebas. Radi Radika kall be beba bass ad adal alah ah pr produ oduk k yang yang terbent terbentuk uk dari dari proses proses reaksi reaksi kimia kimia dalam dalam tubuh tubuh (mi (misal salnya nya metabo metabolis lisme me sel, sel,  pernapasan, olah raga yang berlebihan) dan juga dari lingkungan yang terpolusi oleh asap rokok dan asap kendaraan. Asap rokok mengandung mengandung berbagai bahan kimia antara lain nikotin, karbon monoksida, tar dan lain-lain sehingga efek bahan kimia tersebut ternyata dapat menganggu kualitas dan kuantitas (jumlah, motilitas dan morfologi) spermatozoa epididimis dan menyebabkan menyebab kan kerusakan sel-sel testis. Radikal bebas yang berasl dari asap rokok yang mengalami peningkatan disebut sebaga gaii

ROS

.

ROS

memiliki

efek

didal alaam

sperma

dapat

merusak 

deoxyribonucl deoxyri bonucleic eic acid (DNA) dan apoptosis apoptosis sel sperma.Papara sperma.Paparan n asap rokok juga meny me nyeba ebabk bkan an ag aglu luti tinas nasii sp sper erma ma se sehi hing ngga ga be bera raki kibat bat te terh rhada adap p menur menurun unnya nya motilitas sperma. Radika Rad ikall bebas bebas yang berasa berasall dari dari partik partikel el gas rokok rokok juga juga menyeba menyebabka bkan n terjadinya aglutinasi sperma sehingga berakibat terhadap menurunnya motilitas sp sper erm ma. Asap Asap rokok okok akan akan meni mening ngka kattkan kan ju juml mlah ah lipi pid d pero peroks ksiidasi dasi dan dan menimbulka menimb ulkan n kerusa kerusakan kan serta serta penurun penurunan an integr integrita itass membra membran n sperma spermatoz tozoa oa sehingga sehing ga mengurangi mengurangi motilitas. motilitas. Radikal bebas juga dapat menurunkan frekuensi gerakan ger akan ekor spe sperma rmatoz tozoa oa karena karena radika radikall bebas bebas menyeba menyebabka bkan n produks produksii ATP mitokondri mitok ondriaa rendah. Mitokondria Mitokondria merupakan merupakan tempat tempat proses proses perombakan perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi bagi pergerakan ekor spermatozoa. Asap As ap roko rokok k ya yang ng mens mensti timu mula lasi si medu medula la ad adre rena nall un untu tuk k mele melepa pask skan an katek kat ekol olam amin in ya yang ng mana mana da dapa patt memp mempen enga garu ruhi hi si sist stem em sa sara raff pu pusa satt se sehi hing ngga ga mengganggu menggan ggu proses proses spermatoge spermatogenesis nesis dan sintesis sintesis hormon testoster testosteron on melalui melalui mekanisme mekani sme umpan balik antara antara hipotalamus hipotalamus hipofisis hipofisis anterior anterior testis testis sehingga sehingga

 

terjadi terja di perubahan perubahan morfologi morfologi spermatozoa spermatozoa pada saat spermatogen spermatogenesis. esis. Apabila  proses spermatogenesis terganggu atau terhambat, maka akan menyebabkan terbentuknya morfologi spermatozoa abnormal yang merupakan hasil akhir dari  proses spermatogenesis. Rokok mengandung timbal (Pb), di mana timbal dapat terbawa ke asap rokok rokok da dan n da dapa patt te terh rhir irup up oleh oleh pe pero roko kok k ak akti tiff maup maupun un pa pasi sif. f. Ti Timb mbal al yang yang diab diabso sorb rbsi si oleh oleh tubuh tubuh akan akan mengi mengika katt se sell darah darah mera merah h da dan n se sela lanj njut utnya nya Pb didist did istrib ribusi usikan kan ke darah, darah, cairan cairan ekstr ekstrase aselul luler, er, dan beberap beberapaa tempat tempat deposi deposit. t. Tempat deposit Pb berada di jaringan lunak (hati, ginjal, dan syaraf) dan jaringan mineral (tulang dan gigi). Timbal yang terakumulasi dalam skeleton diperkirakan seki sekita tarr 90 90% % da dari ri juml jumlah ah ke kese selu luru ruha han. n. Tula Tulang ng berfu berfung ngsi si se seba bagai gai te temp mpat at  pengumpulan Pb karena sifat ion Pb2+ yang hampir sama dengan Ca2+ . Ion timbal (Pb2+) yang terkumpul dalam skeleton kemungkinan dapat diremobilisasi ke bagian-bagian tubuh lainnya lama setelah absorbsi awal, termasuk pada janin yang dikand dikandung ung saat saat kehamil kehamilan. an. Timbal Timbal mempuny mempunyai ai berbaga berbagaii efek efek pada sel. sel. Timbal Tim bal terika terikatt pada pada enzim, enzim, dapat dapat mengub mengubah ah dan menghi menghilan langkan gkan efek efek enzim. enzim. Timball menghambat Timba menghambat enzim asamδ-amin asamδ-aminolevul olevulinat inat dehidrase dehidrase dan ferrokelat ferrokelatase, ase, sehingga enzim asam δ-aminolevulinat dehidrase (ALAS) tidak dapat mengubah  porfobilinogen akibatnya besi tidak dapat memasuki siklus protoporfirin. Perk Perkur urso sorr

he heme me,,

er erit itro rosi sitt

prot protop opor orfi firi rin n

ya yang ng

di diga gant ntik ikan an

menj menjad adii

zi zink  nk 

 protoporfirin, menjadi meningkat dan pembentukan heme menurun, sehingga dapatt menyeba dapa menyebabka bkan n anemia anemia.. Anemia Anemia akan mengur mengurang angii metabol metabolis isme me tubuh tubuh sehingga menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim. Asap rokok sendiri juga mengandung komponen lain yang berbahaya bagi ibu hamil yaitu karbon monoksida (CO) dan nikotin. Jika ibu terpapar nikotin, niko nikoti tin n

akan akan

menye menyeba babk bkan an

pe pera rang ngsa sang ngan an

te terh rhada adap p

hormo hormon n

ka kate teko kola lami min n

(adren (ad renali alin) n) yang yang bersif bersifat at memacu memacu jantun jantung g dan tekanan tekanan darah. darah. Jantun Jantung g ti tidak  dak  diberi dib erikan kan kesemp kesempata atan n istir istirahat ahat dan tekana tekanan n darah darah akan akan semaki semakin n ti tinggi nggi,, yang mengakibatkan timbulnya hipertensi. Hal ini dapat mengubah denyut jantung dan aliran darah umbilikal, dan menginduksi hipoksia pada janin

 

Karbon monoksida dari rokok yang terisap oleh ibu hamil akan terbawa ke alir aliran an da dara rah h ibu. ibu. Karb Karbon on mono monoks ksid idaa ya yang ng be bera rada da di da dala lam m da dara rah h ak akan an  berkompetisi dengan oksigen untuk berikatan dengan hemoglobin. Karbon monoksida berikatan 200 kali lebih kuat pada hemoglobin dibandingkan dengan O2, sehing sehingga ga O2 yang terika terikatt pada pada hemogl hemoglobi obin n berkur berkurang ang dan menyeba menyebabka bkan n  berkurangnya kadar O2 dalam darah ibu. Unsur CO berikatan dengan Hb sehi sehing ngga ga mengh menghas asil ilka kan n (C (COH OHb) b),, di dima mana na ka karb rbok oksi sihe hemo mogl glob obin in ti tidak dak da dapat pat memb me mbaw awaa O2 se sehi hing ngga ga memb membat atas asii pe pele lepas pasan an O2 ke ja jari ring ngan, an, dan da dapa patt menyebabkan menyeba bkan hipoksia pada janin. janin. Hipoksia Hipoksia pada janin dan menurunnya menurunnya aliran darah umbilikal sehingga menurunkan penerimaan nutrisi bayi sehingga dapat menyebabkan menyeba bkan gangguan gangguan pertumbuhan pertumbuhan pada janin sehingga menyebabkan bayi  berat lahir rendah (BBLR).



Radiasi Terhadap kromosom akan menyebabkan perubahan jumlah struktur pecahnya dan  patahnya lengan kromosom terjadi secara acak dan peluang yang semakin besar  dengan meningkatnya meningkatnya dosis dosis radiasi. radiasi. Terhadap Terhadap sel, akan mempengaruhi mempengaruhi fungsi  jaringan atau organ bila jumlah sel yang mati atau rusak cukup banyak. Apabila semakin banyak sel yang mati maka semakin banyak organ atau jaringan tersebut kehilangan fungsinya

 

3. Kelainan-kelainan pada organ genitalia KELAINAN PADA ORGAN GENITALIA WANITA

1) Ke Kela lain inan an Ute Uteru russ Cacat Uterus dan Vagina Duplikasi uterus disebabkan oleh penyatuan ductusduktu duk tuss pa para rame meso sone nefr frik ikus us yang yang tida tidak k se semp mpur urna na di su suat atu u ar area ea lo lokal kal at atau au di sepanjang garis penyatuan normalnya.  

Uterus didelfis

kegagalan kegagal an untuk menyatukan menyatukan duktus mullerian mullerian yang terdiri terdiri dari 2 badan uter uterus us da dan n 2 se serv rvik iks. s. Bi Bias asan anya ya se sept ptum um va vagi gina na lo longi ngitu tudi dina nall se seri ring ng menyertai sebagian besar wanita dengan uterus didelfis  

Uterus arkuatus

ada sedikit lekukan di bagian atas rahim. Kelainan rahim wanita yang satu ini biasanya kehamilan masih bisa terjadi.  

Uterus bicorni

ahim wanita tidak berbentuk seperti buah pir , melainkan seperti bentuk  hati dengan lekukan dalam di bagian atas. Karena bentuknya, kelainan ini se seri ring ng juga juga dise disebu butt se seba baga gaii ut uter erus us de deng ngan an du duaa ta tand nduk uk..  Bicornuate uterus tidak

memengaruhi

kesuburan,

namun

risiko keguguran dan keguguran dan kelahiran prematur  menjadi  menjadi 

Uterus Bicorni unicolis rahim wanita hanya berukuran setengah dari normal dan memiliki satu saluran tuba falopi. Kelainan yang disebut juga uterus dengan satu tanduk  ini, disebabkan oleh jaringan yang membentuk rahim tidak berkembang   sama seperti dengan baik. Pada unicornuate uterus, jumlah indung telur  sama  biasa (dua buah), tapi hanya satu yang akan terhubung ke rahim. Wanita  bisa mengandung jika memiliki bentuk rahin jenis ini, namun risiko keguguran akan lebih besar.



Atresia Serviks



Atresia vagina

 



Septate Uterus Kelainan septate uterus disebabkan oleh kegagalan regresi segmen medial  pada penyatuan duktus Mullerian. Struktur septate secara histologis  berupa jaringan fibrosa atau jaringan muskuler. Sejumlah 42% penderita kelainan ini mengalami abortus spontan.1,6 Tingginya insidens tersebut diduga karena implantasi pada bagian septate yang cenderung avaskular  dibandingkan jaringan endometrium normal.



Hymen Imperforata Hymen imperforate adalah kelainan kongenital yang relative jarang terjadi dimana membrane hy hym men menutu utupi lub ubaang va vag gina sehing ngg ga ha haem emat atoc ocopl oplos os yang yang se seri ring ng menye menyeba babka bkan n sa saki kitt pe peru rutt pa pada da re rema maja ja [e [ere rem[ m[ua uan. n. Kela Kelain inan an konge kongeni nita tall ya yang ng se seri ring ng di diju jump mpai ai,, ya yait itu u ti tida dak  k  terbentuk lubang hymen (hiatus himenalis) sehingga saat menarke darah menstruasi tidak dapat keluar dan darah terkumpul didalam vagina. Hal ini disebabkan diseb abkan oleh kegagalam kegagalam hymen mengalami perforasi perforasi selama selama taham embriologi

 

KELAINAN ORGAN GENITALIA PRIA a. Hipos pospad padia

suatu sua tu kead keadaan aan akibat akibat penyatu penyatuan an lipat lipatan an uretra uretra yang ti tidak dak sempur sempurna na sehing sehingga ga timbul tim bul muara muara uretr uretraa abnorma abnormall di sepanj sepanjang ang bagian bagian inferi inferior or penis, penis, biasan biasanya ya di dekat glans, di sepanjang batang penis, atau di dekat pangkal penis. Pada kasus yang jarang, ostium uretra meluas di sepanjang rafe skroti. Bila penyatuan lipatan uretra ure tra gagal gagal terjad terjadii sepenuh sepenuhnya nya,, akan terbent terbentuk uk suatu suatu celah celah sagit sagital al lebar lebar di sepanj sep anjang ang penis penis dan skrotu skrotum. m. Kedua Kedua penebal penebalan an skrotu skrotum m kemudi kemudian an tampak  tampak  menyerupai labia mayora. Insidensi hipospadia adalah 3-5 per 1.000 kelahiran, dan angka ini meningkat dua kali lipat selama 15-20 tahun terakhir. Alasan dari  peningkatan ini masih belum diketahui, tetapi satu hipotesis menyebutkan bahwa kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya estrogen lingkungan (pengganggu endokrin, [endocrine disruptor];

 

Gamba Gam barr : Hi Hipo posp spad adia ia ya yang ng menun menunju jukka kkan n be berb rbag agai ai lo lokas kasii os osti tium um ur uret etra raee eksternum abnormal

Gambar : Pasien dengan hipospadia glandular. Uretranya terbuka di permukaan ventral glans penis

 

 b. Epispadia adalah abnormalitas abnormalitas yang jarang jarang dijumpai dijumpai (1/30.000 (1/30.000 kelahiran) kelahiran) yang ditandai ditandai deng dengan an dite ditemuka mukannya nnya osti ostium um uret uretra ra ekst ekstern ernum um di bagi bagian an dors dorsum um peni peniss (Gambar 16.35D). Walaupun epispadia dapat muncul sebagai suatu kecacatan tunggal,, tetapi tunggal tetapi paling paling sering sering disertai disertai oleh ekstrofi ekstrofi kandung kemih dan penutupan abnormal pada dinding tubuh ventral

c. Mikropenis

terjadi jika stimulasi androgen tidak cukup untuk pertumbuhan genitalia eksterna. Mikrop Mik ropeni eniss biasan biasanya ya disebab disebabkan kan oleh oleh hipogon hipogonadi adisme sme primer primer atau atau disfun disfungsi gsi hipotalamus atau hipofisis. Berdasarkan definisi, ukuran penis berada pada 2,5 simpang baku di bawah rata-rata panjang yang diukur di sepanjang permukaan dorsal dari pubis ke ujung dengan penis diregangkan. Penis bifida atau penis ganda dapat terjadi jika tuberkulum genitale terbelah. Perkembangan Perkem bangan penis secara umum dibagi dalam duatahap, duatahap, yaitu intra dan ekstra ekstra uterin ute rin.. Sampai Sampai dengan dengan minggu minggu kedelap kedelapan an di dalam dalam kehidupa kehidupan n fetus, fetus,gen genita italia lia eksterna dari kedua jenis kelamin masihsama. Diferensiasi ke arah kelamin lakilakitergant lakit ergantung ung pada pengaruh pengaruh testoster testosteron on dan terutamadih terutamadihidrot idrotestos estosteron teron.. Pada

 

fetu fetuss

la laki ki-l -lak akii

us usia ia 8-12 8-12mi ming nggu gu,,

te test stos oste tero ron n

di dise sekr kres esii

ol oleh eh se sell

Le Leyd ydig ig

secaraotonom, kemudian dipengaruhi oleh hCGplasenta, dan oleh rangsangan LH  pituitari fetus padatrimester ke dua, Pada tahapan ini penis sudahlengkap terbentuk. Pituitari fetus mengambil alihfungsi kontrol dengan melepaskan melepaskan LH dan dan FSH. FSH. Pros Proses es st stim imul ulas asii be berk rkel elan anju juta tan n in inii bert bertan angg ggun ung g ja jawa waba bata tass  perkembangan penis. Mikropenis terjadi akibatgangguan atau defek hormonal  pada trimester kedua. Jika defek terjadi pada kehamilan di bawah14 minggu, yang mungki mungkin n terjad terjadii adalah adalah pem-be pem-bentu ntukan kan penis penis yang ti tidak dak sempur sempurna na dan terjadiambigus. Sekresi testosteron juga berpengaruh padaperkembangan penis  pada masa ekstra uterin. Pada masa neonatal kadar testosteron meningkathingga usia 2 sampai 3 bulan, kemudian turunperlahan dan berlanjut hingga prapubertas. Padamasa ini terjadi penambahan panjang penis walaupunsedikit. Jaras hipotalamus-hipofisis-gonad (HHG) kembaliaktif pada saat awitan pubertas dan menyebabkanpe menyebabkanpeningkat ningkatan an kadar testoster testosteron on yang merangsangpe merangsangpertamba rtambahan han  panjang penis. Pada masa akhir pubertaspertumbuhan penis berhenti meskipun terjadipeningkatan testosteron,8 mekanismenya belum banyakdiketahui, namun androgen masih terus berfungsidan merangsang pertumbuhan prostat.

 

d. Hern Hernia ia Ing Ingui uina nali liss

Hubungan antara rongga abdomen dan prosesus vaginalis di kantong skrotum normalnya menutup di tahun pertama sesudah lahir. Jika jalur ini tetap terbuka, lengkun len gkung g usus usus dapat dapat turun turun ke dalam dalam skrotu skrotum m sehing sehingga ga menyeb menyebabka abkan n hernia inguinalis indirek kongenital. Herni Her niaa ingu inguin inal alis is indi indire rek k dise disebu butt ju juga ga he hern rnia ia in ingui guina nali liss la late tera rali lis, s, di didug dugaa

mempun mem punyai yai penyeba penyebab b kongeni kongenital tal.. Kanton Kantong g hernia hernia merupak merupakan an sisa sisa proses prosesus us vaginalis peritonei sebuah kantong peritoneum yang menonjol keluar, yang pada  janin berperan dalam pembentukan kanalis inguinalis. Oleh karena itu kantong hernia masuk kedalam kanalis inguinalis melalui anulus inguinalis internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis nguinalis dan keluar ke rongga perut melalui anulis inguinalis eksternus. lateral dari arteria dan vena epigastrika inferior. Hernia ini lebih sering dijumpai pada sisi kanan. Saat perkembangan fetus, testis terletak di dalam ruang peritoneal. Saat testis turun melewati inguinal canal dan menuju skrotum, dia diikuti oleh ekstensi dari  peritoneum yang seperti kantung yang kita kenal sebagai prosesus vaginalis.5 Setelah testis turun, prosesus vaginalis akan menutup pada bayi sehat dan menjadi fibrous cord tanpa lumen. Dengan ini maka hubungan abdomen dan skrotum akan terputus. Tanpa adanya hubungan ini organ abdomen atau cairan peritoneal tidak  akan bisa melalui skrotum atau inguinal canal. Apabila prosesus vaginalis tidak  tertutup, maka disebut sebagai patent processus vaginalis (PPV). Apabila PPV  berdiameter kecil dan hanya cukup untuk dilewati oleh cairan maka kondisi ini disebu dis ebutt sebagai sebagai hernia hernia.. Banyak Banyak teori teori yang yang menjel menjelask askan an mengena mengenaii gagalny gagalnyaa  penutupan processus vaginalis

e. Hidrokel

Kadang, obliterasi di jalur ini berbentuk iregular, sehingga meninggalkan kistakist kistaa ke keci cill di se sepa panj njan ang g ja jala lan n te ters rseb ebut ut.. Ke Kemu mudi dian an,, ki kist staa-ki kist staa in inii da dapa patt menyekresikan cairan, yang membentuk hidrokel testis dan/atau korda spermatika

 

4. Dampak Dampak dari aspek aspek sosial sosial,, etika, etika, dan dan agama agama a. Aspe Aspek k Sos Sosial ial dan hukum hukum

Penetap Pene tapan an kelami kelamin n pender penderita ita kelami kelamin n ganda, ganda, ber berdam dampak pak pada pada peruba perubahan han identitas kependudukan seperti Akta kelahiran, KTP, Ijazah, serta kejelasan mengenai  perkawinan, dan kewarisan. Putusan hakim sangat diperlukan guna menyelesaikan  perkara penentuan jenis kelamin bagi ambiguous genitalia karena sistem hukum Indonesia yang belum mengatur secara jelas tentang perubahan jenis kelamin. Hakim  juga harus melakukan terobosan hukum, dimana terobosan hukum merupakan upaya hakim hak im dalam dalam menemu menemukan kan dan/at dan/atau au mengkon mengkonstr struks uksii kaidah kaidah hukum hukum baru baru melalui melalui serangkaian kegiatan penafsiran (interpretasi) terhadap permohonan yang diajukan di  pengadilan. Ti Tida dak k hanya hanya meni menimb mbul ulkan kan kontr kontrov over ersi si di kalan kalangan gan masy masyar araka akat, t, op oper eras asii  penggantian jenis kelamin juga menimbulkan masalah hukum bagi subjek yang melakukan operasi. Masalah hukum yang paling umum timbul atau dipermasalahkan adalah mengenai hukum waris. Dengan adanya pergantian kelamin yang dilakukan oleh ole h seseor seseorang, ang, maka maka secara secara langsu langsung ng akan mempeng mempengaru aruhi hi keduduka kedudukanny nnyaa dalam dalam  pembagian harta warisan. Penentuan pembagian waris bagi penderita kelamin ganda akan aka n sulit sulit ditent ditentuka ukan n bila bila belum belum terdap terdapat at kejela kejelasan san kelami kelamin, n, apak apakah ah memper memperole oleh h  bagian warisan seperti layak-nya bagian pria atau wanita. Maka agar tidak terjadi kekeliruan, operasi penggantian kelamin sebaiknya dilakukan Setelah melakukan pergantian kelamin bukan berarti masalah ketidakjelasan kelami kel amin n yang yang dialam dialamii telah telah selesa selesai, i, masih masih ada konseku konsekuens ensii hukum hukum yang Setela Setelah h melakukan pergantian kelamin bukan berarti masalah ketidakjelasan kelamin yang dialami telah selesai, masih ada konsekuensi hukum yang ditanggung atas pergantian ke kela lami min. n. Kons Konsek ekue uens nsii hu hukum kum yang yang ha haru russ di dita tang nggun gung g ad adal alah ah menge mengena naii ha hak  k  keperd kep erdata ataan an berupa berupa peruba perubahan han data data kependu kependuduka dukan. n. Dat Dataa kependu kependuduka dukan n ter terseb sebut ut  berbentuk Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk Pend uduk (KTP), dan d an Akta Pencatatan Sipil (akta kelahiran) Perlindungan Hukum di Indonesia mengenai perubahan jenis kelamin pada dasar-nya belum diatur secara khusus. Akan tetapi, untuk memberikan perlindungan,  pengakuan, dan status hukum setiap peristiwa kependudukan dan perisitiwa penting

 

yang dialami oleh penduduk Indonesia dan warga Negara Indonesia yang berada wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, telah diterbitkan Undang-Undang dan Peraturan yang secara tidak langsung memberi jaminan perlindungan bagi warga negara Indonesia Indonesia yang melakukan melakukan pergantian pergantian kelamin, misalnya misalnya Undang-Undang Undang-Undang  Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana telah di ubah uba h dengan dengan UndangUndang-Unda Undang ng Nomor Nomor 24 Tahun Tahun 2013 Tentan Tentang g Peruba Perubahan han Atas Atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, dimana yang yan g dimaks dimaksud ud dengan dengan “perist “peristiwa iwa pentin penting” g” adalah adalah kejadi kejadian an yang dialam dialamii oleh oleh seseorang seseo rang meliputi meliputi kelahiran, kelahiran, kematian, kematian, perkawinan, perkawinan, perceraian, perceraian, pengakuan anak,  pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan. Penderi Pend erita ta kelami kelamin n ganda ganda merupak merupakan an manusi manusiaa yang yang sama sama keduduka kedudukanny nnyaa di depan hukum, dan sebagai warga negara yang terlindungi hak-nya. Indonesia yang notabene-nya adalah negara hukum, mengakui hak asasi tiap manusia yang diberikan oleh ole h sang sang pencipt penciptaa terlep terlepas as dari dari dilahi dilahirka rkan n seb sebagai agai manusi manusiaa yang normal normal pada umumny umu mnyaa atauka ataukah h memili memiliki ki keisti keistimew mewaan aan yang dititi dititipkan pkan kepadakepada-nya nya.. Namun, Namun,  banyak pula penderita kelamin ganda yang ingin hidup seperti layaknya manusia pada umumnya yang hanya terbagi menjadi perempuan dan laki-laki Tidak Tid ak adanya adanya aturan aturan hukum hukum mengen mengenai ai peruba perubahan han kelami kelamin n menyeb menyebabka abkan n  penderita kelamin ganda tidak dapat menggunakan hak-nya sebagai warga negara dengan sepenuhnya, diskriminasi terhadap penderita kelamin ganda juga tidak bisa terhin terhindar darkan, kan, apalag apalagii ketika ketika pender penderita ita kelami kelamin n ganda ganda disama disamakan kan dengan dengan pelaku pelaku Transgender 

b. Aspe Aspek k Etika Etika

Secara hukum dokter dapat melakukan tindakan penyempurnaan kelamin terhadap  penderita ambiguous genetalia. Dari kalangan medis sendiri juga tidak ada  pertentangan walau aturan boleh dan tidaknya berganti kelamin tidak disebutkan secaraa spesifik secar spesifik dalam aturan aturan tertulis tertulis etik kedokteran. kedokteran. Yang banyak menimbulkan menimbulkan  perdebatan adalah tindakan operasi penggantian jenis kelamin pada transgender.

 

 Namun Ketua MKEK IDI (Majelis Kode Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia) dr. Agus Purwadiant Purwadianto o pernah menyatakan menyatakan bahwa teori etika kedokteran kedokteran tidak hanya didasarkan pada perbuatan saja, tapi juga melihat akibat yang baik bagi orang yang  bersangkutan. Artinya, operasi ganti kelamin diperkenankan jika akibatnya baik bagi yang bersangkutan c. Aspe Aspek k Psikol Psikolog ogis is Ambiguous genitalia menimbulkan dampak psikologis bagi penderita maupun oran orangt gtua uany nya. a.

Kel Kelahi ahiran

anak anak

umum umumny nyaa

men enjjadi adi

per perist stiw iwaa

pent pentiing

dan dan

membahagiakan dalam keluarga. Namun tidaklah demikian, bila orangtua tidak dapat menjawab pertanyaan sederhana Orangtua dari bayi perempuan yang lahir dengan alat kelamin mirip laki-laki sangat tertekan dan sulit menerima kondisi yang tidak  wajar waj ar di dalam dalam masyar masyaraka akat. t. Orangt Orangtua ua umumny umumnyaa merasa merasa malu, malu, bersal bersalah, ah, cemas cemas de denga ngan n masa masa depan depan anakn anaknya ya,, te tert rtek ekan an se sehi hing ngga ga cende cenderu rung ng overp overpro rote tekt ktif if da dan n membatasi pergaulan anak dan menarik diri dari keterlibatan dalam masyarakat Dengan demikian, demikian, nyatal nyatalah ah kebutuhan kebutuhan akan pendampingan pendampingan psikologis psikologis bagi orangtua orangt ua penderita. penderita. Konseling psikologi dan psiko psikoedukasi edukasi seringkali seringkali tidak hanya dibutuhkan oleh keluarga inti saja, namun juga keluarga besar, seperti kakek-nenek  dan kerabat lainnya, dimana pengambilan keputusan dalam keluarga akan melibatkan mereka. Sebagai contoh dalam pengambilan keputusan penentuan jenis kelamin (sex assignment) atau penentuan kembali jenis kelamin (sex reassignment) pada kasus  perubahan gender pada bayi, atau pengambilan keputusan mengenai penanganan medis yang membutuhkan biaya tidak sedikit. Penerimaan keluarga terhadap kondisi anak ana k biasan biasanya ya turut turut mempen mempengar garuhi uhi penerim penerimaan aan keluar keluarga ga ter terhada hadap p anak anak dan pola pola  pengasuhan orangtua di kemudian hari. Psikolog Psiko log perlu mempertimbangkan mempertimbangkan apakah kecenderungan kecenderungan pola pengasuhan pengasuhan  pada jenis kelamin tertentu, penerimaan/dukungan sosial terhadap jenis kelamin tert terten entu tu di dalam dalam kelua keluarg rga/ a/se seko kola lah, h, da dan n pe peng nghay hayat atan an an anak ak te terh rhada adap p id iden enti tita tass gendernya (merasa bahagia atau tertekan hidup dalam gender tertentu). Pada anak   perempuan dengan CAH yang menjalani terapi hormonal, mereka harus minum hydroc hyd rocort ortiso isone ne dan fludro fludrocor corti tison sones es setiap setiap hari hari untuk untuk menjag menjagaa keseha kesehatan tan dan mencegah maskulinisasi tubuh.

 

d. Aspe Aspek k agama agama

Operas Ope rasii penggan penggantia tian n kelami kelamin n menuru menurutt agama, agama, ji jika ka bersif bersifat at tashih tashih atau atau takmil takmil (per (perba baik ikan an at atau au pe peny nyem empu purn rnaa aan) n) dan bukan bukan pengg penggan anti tian an je jeni niss ke kela lami min n ya yang ng dilaku dilakukan kan transg transgende enderr (banci (banci)) menuru menurutt para para ulama ulama diperb diperbole olehka hkan n secara secara hukum hukum syariat. syari at. Dibolehkan-ny Dibolehkan-nyaa operasi operasi perbaikan perbaikan atau penyempurnaa penyempurnaan n kelamin kelamin asal sesuai dengan keadaan anatomi bagian dalam kelamin orang yang mempunyai kelainan kelamin atau kelamin ganda. Penderita kelamin ganda tidak memilih untuk dilahirkan dalam dal am kondisi kondisi sedemi sedemikia kian n rupa, rupa, sehing sehingga ga pender penderita ita kelami kelamin n ganda ganda boleh boleh untuk  untuk  melakukan operasi perubahan kelamin atau dalam hal tersebut memperbaiki kelamin sesuai dengan anatomi tubuh bagian dalamnya.

Islam ahli agama Islam (Syaieful Anwar) dalam persidangan kasus ATP menyatakan bahwa untuk alasan medis boleh dilakukan dilakukan operasi. Wasis Priyanto, Priyanto, SH., seorang hakim di Batang Hari, dalam catatannya mengutip tulisan Yudha Bhakti Adhiwisastra

Kristen protestan tangg tanggap apan an Dewan Dewan Gere Gereja ja Indon Indones esia ia (D (DGI GI)) te terh rhada adap p pe peru ruba bahan han ke kela lami min n ti tida dak  k  keberatan sepanjang perubahan kelamin tersebut merupakan satu-satunya jalan untuk  menolong penderitaan si pemohon, sehingga ia dapat berkembang sebagai manusia yang wajar. Kristen Katolik  Transeksual dapat dikatakan sebagai suatu hal yang alamiah atau wajar yang bisa terjadi dalam proses kelahiran atau pertumbuhan manusia, Gereja Katolik mengikuti ajaran Yesus memaklumi hak tersebut. Namun demikian, sesuai dengan Katekismus Gereja Katolik Nomor 369, operasi ganti kelamin tidak dibenarkan pada perilaku  penyimpangan orientasi seksual yang diakibatkan hanya karena dorongan psikologis semata. semat a. Kemudian, Kemudian, bagi seorang transeksual transeksual yang telah mejalankan mejalankan operasi ganti kelamin dikarenakan hanya mengikuti dorongan psikologisnya saja tidak akan pernah

 

 bisa secara sah menerima sakramen perkawinan. Kerena walaupun mereka telah melakukan operasi ganti kelamin dan status mereka telah berubah secara hukum, namun status mereka sebagai laki-laki atau perempuan tetaplah sama di mata Gereja seperti sebelum mereka menjalankan operasi ganti kelamin wali gerej wali gerejaa Kato Katoli lik k Indo Indones nesia ia berpe berpenda ndapa patt ba bahw hwaa opera operasi si ga gant ntii ke kela lami min n pa pada da transgender trans gender melanggar melanggar prinsip penciptaan penciptaan dan cinta kasih tetapi tindakan operasi pada intersex untuk tujuan pengobatan dapat dibenarkan

Agama Buddha

Ajaran Buddha menguasai jenis kelamin ketiga yang termuat dalam Vinaya Pitaka yang merupakan salah satu bagian dari Tripitaka (kitab suci Buddha). Salah satu teks yang ditulis dalam Vinaya Pitaka ialah aturan mengenai seks dan gender. Dalam teks Vinaya Pitaka, gender dibagi menjadi empat yakni laki-laki, perempuan, hemafrodit hemaf rodit (intersex) (intersex) dan homosexual. homosexual. Kemudian Kemudian ketidaksama ketidaksamaan an identitas identitas gender  seseor ses eorang ang terhada terhadap p jenis jenis kelami kelamin n yang dimili dimilikin kinya ya disebut disebut transg transgend ender. er. Menuru Menurutt  pandangan agama Buddha, kaum transgender sebagian besar sering mengalami tekanan batin dan tidak mempunyai kebebasan dalam pergaulan, maka tidak ada salahn sal ahnya ya kaum transg transgend ender er itu melaku melakukan kan operasi operasi penggan penggantia tian n kelami kelamin n (Sex (Sex Reassi Rea ssignm gnment ent Surger Surgery). y). Hal ini tidak tidak berten bertentan tangan gan dengan dengan Vinaya Vinaya (si (sila) la),, karena karena operasi penggantian kelamin itu dilakukan untuk membebaskan diri dari tekanan  batin dan tidak merugikan makhluk lainnya. Bagi trans Bagi transgend gender er yang telah telah melaku melakukan kan operasi operasi penggan penggantia tian n kelami kelamin n (Sex (Sex Reassignment Surgery), maka disebut sebagai transeksual. Kemudian apabila seorang transeksual menikah dengan seseorang yang jenis kelaminnya berlawanan dengan  jenis kelaminnya setelah melakukan operasi penggantian kelamin (Sex Reassignment Surgery), maka pernikahannya merupakan pernikahan sesama jenis yang termasuk ke dalam perilaku homoseksual. Dalam agama Buddha tidak mengutuk dan menghukum homoseksual atau transgender dan tidak keras pula terhadap pernikahan sesama jenis.  Namun demikian, sebagian besar para bhikkhu (biarawan Buddha) menolak   pernikahan sesama jenis yang termasuk ke dalam perilaku homoseksual. Bhikkhu Uttamo Mahathera, seperti yang dikutip dari situs Bodhi Buddhist Centre Indonesia,

 

 berpendapat bahwa perilaku homoseksual termasuk melanggar sila ke-3 dalam Pancas Pan casila ila Buddhi Buddhis, s, yaitu yaitu melaku melakukan kan perbuat perbuatan an asusil asusilaa yang yang maksud maksudnya nya adalah adalah melakukan pemuasan nafsu indriawi yang menyimpang.

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadler T. T. Langman’s Langman’s Medical Medical Embryology Embryology 12th 12th Edition. Edition. 12th ed. Vol. Vol. 53. Jakarta: Jakarta: EGC; EGC; 2014. 1689–1699 p. 2. Sherwood Sherwood L. Fisiologi Fisiologi Manusia  Manusia :: Dari Sel ke Sistem. Sistem. 9th ed. Vol. Vol. 39. Jakarta: Jakarta: EGC; EGC; 2018. 2018. 222 p. 3. Guyton Guyton JEHC. Guyton Guyton dan Hall Hall Buku Ajar Ajar Fisiolog Fisiologii Kedokt Kedoktera eran. n. 12th ed. Singapu Singapura: ra: Elsevier; 2016. 4. Wijaya Wijaya A, Harianto Harianto J. J. Kajian Kajian Agama Buddha Buddha Tentang Tentang Perlindu Perlindungan. ngan. 2020;49–55 2020;49–55.. 5. Hanum Hanum H, Wibo Wibowo wo A. The The Ef Effe fect ct of Enviro Environm nment ental al Toba Tobacc cco o Smoke Smoke Expos Exposur uree in Pregnant Woman on The Incidence of Low Birth Weight. J Kedokt Unila. 2016;5(5):2. 6. Astu Astuti tik k Y, Ci Cipt ptor oruk ukmi mi Nugr Nugrah aheni eni AS. Pe Pengg nggan anti tian an Kela Kelami min n Bagi Bagi Tr Trans anseks eksual ual Dan Dan Akibat Aki bat Hukumn Hukumnya ya Terhad Terhadap ap Keabsa Keabsahan han Perkaw Perkawina inan n Ditinj Ditinjau au Dari Dari UndangUndang-Und Undang ang  Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. J Priv Law. 2020;8(2):331.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF