Kelompok 3 - Kajian Psikologis Terhadap Realitas Perkembangan Peserta Didik
September 21, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Kelompok 3 - Kajian Psikologis Terhadap Realitas Perkembangan Peserta Didik...
Description
Kajian Psikologis terhadap Realitas Perkembangan Peserta Didik Indah Rahmawati
2012922
Faisal Abdul Rahman 2013009
Psikologi Psikologi berasal dari Bahasa Yunani Kuno: Psychē
Jiwa Logia Ilmu
Perkembangan vs Pertumbuhan Pertumbuhan
Perkembangan
Bersifat kuantitatif
Bersifat kualitatif
Dapat dilihat se secara fisik
Tidak dapat d diilihat sseecara fisik
Prosesnya terbatas usia
Prosesnya tidak terbatas usia
Peserta Didik Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
UU SISDIKNAS No. 20 Tahun Tahun 2003 (Pasal 1 ayat 4)
Psikologi Perkembangan Peserta Didik Tingkah laku dan aktivitas mental manusia sepanjang rentan kehidupannya
Desmita (2012)
There is nothing permanent except change
Heraclitus
PSIKOLOGII PERKEMB PSIKOLOG PERKEMBANGAN ANGAN PESERT PESERTA A DIDIK
Perkembangan Kognitif
Perkembangan Emosi Perkembangan Religi
Perkembangan
Perkembangan
Manfaat Mempelajari Psikologi Perkembangan 01
Guru dapat memberikan harapan yang realistis terhadap peserta didik
02
Membantu guru dalam memberikan respon yang tepat terhadap perilaku tertantu seorang anak.
03
Memungkinkan para guru untuk memberikan bimbingan belajar yang tepat kepada anak.
04
Membantu kita memahami diri sendiri
Klasifikasi Umur Berdasarkan Masa Perkembangan Yudrik Jahja (2013)
Permulaan kehidupan (konsepsi) Fase prenatal (dalam kandungan) Proses kelahiran (± 0-9 bulan) Masa bayi/anak kecil (± 0-1 tahun) Masa kanak-kanak (± 1 – 5 tahun) Masa anak-anak (± 5– 12 tahun) Masa r maja (± 12 – 18 tahun) Masa dewasa awal (± 18– 25 tahun) Masa dewasa (± 25– 45 tahun) Masa dewasa akhir (± 45 – 55 tahun) Masa Ma sa akh akhir ir keh kehid idup upan an (± 55 tah tahun un ke ke atas atas))
Perkembangan Kognitif
Kognitif Cognitive Cognitive berasal berasal dari kata cognition cognition mengetahui
Cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neiser, 1976).
Piaget’ss Theory of Cognitive Development Piaget’
Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget 1. Ta Taha happ se sens nsor orii mo moto torr (0–2 (0–2 tahu tahun) n) 2. Tah Tahap ap pra pra-op -opera erasio sional nal (2– (2–77 tah tahun) un) 3. Ta Taha happ op oper eras asio iona nall ko konk nkre rett (7 (7–1 –111 tahu tahun) n) 4. Ta Taha happ oope pera rasi sion onaal ffor orma mall (leb (lebih ih dar arii 1111 ttah ahun un))
Tahap Sensori Motor
Berlangsung sejak kelahiran sampai sekitar 2 tahun
Bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengoordinasikan
pengalaman indra ( sensory) sensory) mereka dengan gerakan (motor (motor ) Bayi mulai belajar mengingat objek secara permanen Bayi mengalami perkembangan representasi mental Bayi menunjukkan pola sensori motor yang lebih kompleks
Tahap Pra Operasional Berlangsung mulai usia 2 tahun sampai 7 tahun
Terdiri dari 2 sub-tahap: 1. Tahap ahap fu fungs ngsii si simbo mbolis lis (2 – 4 tahun tahun)) 2. Tahap ahap pemikir pemikiran an int intuit uitif if (4 – 7 tah tahun) un)
Tahap Operasional Konkret Berlangsung mulai usia 7 tahun sampai 11 tahun Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif Dimulai dengan tahap Prog tahap Progressive ressive decentring di usia 7 tahun Kemampuan mempertahankan ingatan terhadap substansi mulai
berkembang di usia 7 atau 8 tahun DI usia 9 atau 10 tahun seorang anak mulai belajar melakukan mel akukan
pemilahan (classification (classification)) dan pengurutan ( seriation seriation))
Tahap Operasional Formal Berlangsung mulai usia 11 tahun sampai 15 tahun Memiliki kemampuan abstraksi Memiliki kemampuan idealisasi dan spekulasi Anak dapat mencari cara untuk memecahkan masalah dan mencapai
kesimpulan secara sistematis.
Teori Kognitif Sosial Budaya Menurut Lev Vygotsky
Tahap Perkembangan Perk embangan Kognitif Kog nitif Menurut Men urut Lev Vygotsky Vygotsky
Lebih mengutamakan pendekatan sosial dan lingkungan Peran bahasa dan pendidikan sangat berpengaruh Vygotsky tidak mempunyai tahap-tahap perkembangan khusus seperti Piaget.
Teori Piaget & Vygotsky ↓
guru pembimbing, pengarah dan pendukungan bagi anak-anak
Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
Konsep Scaffolding
Perkembangan Emosi
Emosi Santrock (2007:6)
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya Prezz (1999)
Emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu
1EMOSI • Perasaan intens yang ditunjukkan kepada k epada seseorang atau sesuatu serta merupakan reaksi terhadap seseorang atau kejadian • Sesuatu yang sangat erat hubungannya dengan kondisi tubuh, seperti denyut jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dll. • Sesuatu yang dilakukan atau diekspresikan, misalnya tersenyum, tertawa, menangis. • Sesuatu yang dirasakan, misalnya senang, kecewa, sedih • Emosi menimbulkan suatu motif, misalnya : Emosi senang motif untuk melakukan sesuatu. Emosi tidak senang motif untuk menghindari sesuatu.
Santrock (2007:6) Emosi positif antusiasme, rasa senang, dan cinta Emosi negatif cemas, marah, rasa bersalah, dan rasa sedih
Teori Perkemba Perkembangan ngan Emosi James-Lange
Stimulus
Respon fisiologis
Emosi
Teori James-Lange Stimulus memprovokasi emosi secara langsung utk menghasilkan perubahan fisiologis dan perilaku, dan kemudian peristiwa ini menghasilkan perasaan emosi.
Takut
Teori Perkemba Perkembangan ngan Emosi Cannon-Bard
Stimulus Respon fisiologis
Emosi
Teori Cannon-Bard Cannon-Bard Stimulus memprovokasi emosi mengaktifkan pusat otak yang disebut "thalamus", yang secara bersamaan mengirimkan pesan ke korteks, menghasilkan perasaan emosi, untuk organ, otot rangka, dan perilaku
Takut
Teori Perkemba Perkembangan ngan Emosi Schachter – Singer Stimulus
Respon fisiologis & Kognitif
Emosi
Teori Perkemba Perkembangan ngan Emosi Lazarus
Stimulus
Kognitif
Emosi
Respon fisiologis
Perkembangan Emosi Peserta Didik Usia Pra sekolah
Takut
Marah Iri Cemburu Rasa ingin tahu
Perkembangan Emosi Usia Anak-Anak Hurlock (1998)
Takut Malu Canggung Khawatir Marah Cemburu Duka cita Keingintahuan Gembira Kasih sayang
Karakteristik Perkembangan Emosi Usia Remaja Masa remaja (masa peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa) ↓ periode “badai dan tekanan” ↓ ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar Biehler (1972)
↓ dua rentan usia pada ciri-ciri emosional remaja ↓ usia 12-15 tahun & usia 15-18 tahun
Karakteristik Perkembangan Emosi Usia Remaja Ciri-ciri emosional remaja berusia 12-15 tahun
1. Cend Cenderung erung banya banyak k muru murung ng dan ttidak idak da dapat pat di tterka erka 2. Mung Mungkin kin bert bertingka ingkah h laku laku kasa kasarr 3. Leda Ledakan-l kan-ledak edakan an kemarahan kemarahan mun mungkin gkin bia biasa sa terja terjadi di 4. Cend Cenderung erung tidak ttoler oleran an ter terhadap hadap o orang rang llain ain
Karakteristik Emosi Usia Remaja Ciri-ciri emosional Perkembangan remaja 15-18 tahun 1. Pembe Pemberon rontak takan an rema remaja ja 2. Bertamb Bertambahnya ahnya kebebasa kebebasan n mereka (ko (konflik nflik den dengan gan orang tua tua)) 3. Seringkal Seringkalii melamun, melamun, mem memikirk ikirkan an masa de depan pan mer mereka eka
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja Pola asuh orang tua Pengalaman
traumatic
Tempramental Jenis kelamin Usia Perubahan Perubahan Perubahan
jasmani
interaksi teman sebaya pandangan luar Perubahan interaksi dengan sekolah
Karakteristik Perkembangan Emosi EMOSI ANAK
EMOSI ORANG DEWASA
Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba
Berlangsung lebih lama dan berakhir agak lambat
Bersifat sementara dan dangkal Lebih sering terjadi
Lebih mendalam dan lama Jarang terjadi
Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya
Sulit diketahui (lebih pandai menyembunyikannya)
Peran Guru dalam Perkembangan Emosi Siswa
Menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi negative
Adanya program latihan pengendalian emosi disekolah Mendiskusikan kondisi-kondisi kondisi-kondisi yang yang cenderung menimbulkan emosi negatif
Fenomena Permasalahan terhadap Perkembangan Emosi Peserta Didik Labudasari & Sriastria (2018) ↓ Ekspresi emosi pada anak ↓
rasa takut, malu, khawatir, cemas, marah, cemburu dan rasa gembira
Azmi (2015) ↓ Emosi negatif negatif pada pada remaja ↓
marah, kecewa, takut, cemas, benci
Fenomena Permasalahan terhadap Perkembangan Emosi Peserta Didik Santrock (2007) ↓ Emosi tertentu dapat menimbulkan masalah besar bagi anak ↓
Depresi
Stress
Bunuh diri
Fenomena Permasalahan terhadap Perkembangan Emosi Peserta Didik Astuti (2009)
Semakin tinggi kecerdasan emosional remaja maka makin rendah tingkat depresinya =
Kusuma & Suwarti (2015)
Semakin tinggi kestabilan emosi peserta didik SMA maka school stress akan semakin rendah
Fenomena Permasalahan terhadap Perkembangan Emosi Peserta Didik Marwaha (2015) Siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi memiliki probabilitas keberhasilan yang lebih besar (skor akademik)
Fenomena Permasalahan terhadap Perkembangan Kognitif Peserta Didik Cotrus, Stanciu & Bulborea (2012)
kesuksesan kita di dalam pekerjaan ataupun kehidupan kita bergantung pada ↓ 80% kecerdasan emosional (EQ) dan (EQ) dan hanya 20% kecerdasan intelektual
Perkembangan Sosial
Pengertian Perkembangan Sosial
‘’Perkembangan sosial berarti perolehan ‘’Perkembangan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntunan sosial’’ Hurlock (1978:250)
Norma kelompok
Moral
Tradisi
Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja
Social Cognition
●
kemampuan untuk memahami orang lain.
Social Conformity ●
kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat,nilai, kebiasaan, kegemaran hobby atau keinginan orang lain.
Teori Perkembangan Psikososial Dalam teori Erikson, dalam bukunya “Childhood and Society” (1963), ada 8 (delapan) tahap perkembangan Psikososial yang dilalui dilalui manusia dalam siklus kehidupan
Erik Erikson
Trust vs Mistrust (sejak lahir –1 - 2 tahun)
Ego-Identity vs Role Confusion (usia 13 – 19 tahun)
Autonomy vs Shame and Doubt (usia 2 – 4 tahun)
Intimacy vs Isolation ( usia 20 – 40 tahun)
Initiative vs Guilt (usia 4 – 5 tahun)
Generativity vs Stagnation (usia 40 -65 tahun)
Industry vs Inferiority (usia 5 – 12 tahun)
Integrity vs Despair (usia 65 tahun + - kematian)
Faktor-- faktor yang Mempengaruhi Faktor Perkembangan Sosial
Keluarga
Kematangan Anak
Status Sosial Ekonomi Pendidikan Kapasitas Mental, Emosi, dan Integensi
Implikasi Perkembangan Sosial terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Lingkungan Keluarga
Lingkungan Sekolah
Lingkungan Masyarakat
Perkembangan Moral
Pengertian Perkembangan Moral
‘’Perkembangan moral adalah perkembangan yang
berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain ‘’ (Santrock, 1995).
Tahap Perkembangan Moral
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Anak
Kurang tertanamnya jiwa agama pada setiap orang masyarakat Keadaan masyarakat yang kurang stabil Banyaknya tulisan dan gambar yang tidak mengindahkan dasar moral Tidak terlaksananya pendidikan moral yang baik Kurangnya kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikan moral dasar sejak dini Banyaknya orang melalaikan budi pekerti Suasana rumah tangga yang kurang baik Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luangenjadi model
dalam mengekspresikan emosi-emosi negative Adanya program latihan beremosi disekolah
Perkembangan Agama
Agama tersebut berasal dari bah bahasa asa Sansekerta, ag agama ama dalam bahasa ini disebut dengan “ tradisi “ . Sedangkan kata lain untuk mengatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa latin, “ religio “ dan berakhir pada kata kerja re – rigale yang berarti “ mengikat kembali “.
Sifat Agama Pada Anak
1 Egocentric Orientation
Anak-anak berbicara untuk dirinya sendiriselalu meskipun dia bersama orang lain. Misalnya: ketika anak-anak berdoa kepada Tuhan dia hanya berdoa untuksemua dirinya dan keluarganya tidak untuk orang.
Anthropomorphic phic Concreteness Concreteness 2 Anthropomor
Semua ajaran agama sebagai manusia atau dibayangkan pengalaman yang telah dialaminya. Misalnya: Tuhan dibayangkan anak-anak sebagai manusia yang berbadan besar yang kekuatannya melebihi manusia lainnya.
Menurut Robert W. Crapps,
3
Experimentation, initiative, spontaneity
Merupakan tahun kritis di mana anak sudah mulai ke luar rumah, mengambil inisiatif dan menampakkan diri di tempat-tempat permainan bersama teman sepermainan dan orang dewasa lainnya.
Tahap-tahap Perkembangan Agama
1
Tahap dalam kandungan
Untuk memahami perkembangan agama pada masa ini sangatlah sulit, apalagi yang berhubungan dengan psikis ruhani.
2
Tahap bayi
Pada fase kedua ini juga belum banyak diketahui perkembangan agama pada seorang anak. Namun isyarat
memberikan nama yang baik bagi anak memberikan isyarat bahwa kebiasaan berbuat baik telah dimulai pada masa bayi.
Masganti (2012)
3
4
Tahap anak-anak
Pada tahap ini, sangat diperlukan peran orang tua dalam memperkenalkan dan membiasakan anak dalam melakukan tindakan-tindakan agama sekalipun sifatnya hanya meniru.
5
Tahap remaja
Pada masa remaja sikap beragama bukan lagi sekedar peniruan dan pembiasaan, tetapi agama mulai berkembang menjadi identitas diri remaja.
Tahap dewasa
Orang-orang dewasa memilih sikap taat dan tidak taat beragama secara mandiri.
Mereka melihat agama sebagai kebutuhan hidup sebagaimana kebutuhan hidup lainnya.
Pada tahap ini anak mulai menggunakan imajinasi dan pengalaman inderawinya untuk menggambarkan kepercayaannya.
Individu sudah mulai membedakan khayalan dan kenyataan. Seseorang sudah dapat mengartikan makna
kalimat secara umum saja.
Kepercayaan sudah mulai dibangun melalui orang tua, lingkungan dan sekolah. Kepercayaan terbatas pada apa yang telah diajarkan saja, tanpa mempertanyakan mempertanyakan kepercayaan.
Individu telah menggunakan logika dan pikiran yang rasional dalam mempertanyakan
kepercayaanya.
Pada tahap ini seseorang mulai menyadari ada banyak hal yang terjadi di muka bumi ini yang tidak dapat dijelaskan dengan akal sehat manusia atau tidak dapat dijelaskan
dengan logika dan rasional.
Pada tahap akhir, individu memegang peranan penting dalam menyebarkan pengaruhnya di tengahtengah masyarakat.
Religiusitas Dilihat Dalam Perspektif Islam Menurut Abdullah Nashih Ulwan (2007) nilai agama dapat ditumbuhkan dengan metode pendidikan terhadap anak, yaitu sebagai s ebagai berikut: Pendidikan dengan keteladanan.
Pendidikan dengan adat kebiasaan.
Pendidikan dengan nasehat.
Pendidikan dengan memberikan perhatian atau pengawasan pengawasan..
Pendidikan dengan memberikan hukuman.
Than ank k You Th
View more...
Comments