Kelompok 10 - Trickling Filter
May 14, 2018 | Author: Muhammad Ayik Abdillah | Category: N/A
Short Description
Trickling Filter...
Description
SECONDARY TREATMENT PLANT DENGAN METODE TRICKLING FILTER
Disusun oleh : Ayik Abdillah
1306367851
Raras Azhaari
1306404531
Christian Pratama
1306446881
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015
Daftar Isi
Judul Halaman ............................................................................................................................................ i
Daftar Isi ..................................................................................................................................................... ii
Trickling Filter ............................................................................................................................................ Klasifikasi Trickling
Filter ........................................................................................................................... 3
Menentukan Kriteria Desain
Kriteria Trickling Contoh Soal
Trickling Filter ............................................................................................. 6
Filter ...............................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Daftar Pustaka
1
............................................................................................................................................
8
10
14
ii
1.
Trickling Filter Trickling filter adalah suatu pengolahan limbah yang menggunakan proses attached growth yang menggunakan media berupa batu atau plastik sebagai
tempat bagi mikroorganisme pengurai untuk membentuk suatu lapisan biofilm. Pada reaktor ini air limbah dialirkan secara kontinyu melalui lapisan biofilm yang terbentuk pada media. Kedalaman reaktor dengan menggunakan media batu antara 0.9 – 2.5 m (3 – 8 ft) dan yang biasa digunakan rata-rata pada kedalaman 1.8 m (6 ft). Bed media batu ini biasanya berbentuk sirkulair, dan air limbah dialirkan dari atas bed dengan menggunakan rotary distributor (Metcalf & Eddy, 1998).
Gambar 1. Tipe Trickling Filter. Sumber : Metcalf & Eddy, 1998. Beberapa bangunan Trickling Filter yang konvensional yang menggunakan batu sebagai medianya kini beralih menggunakan plastik agar dapat menambah kapasitas pengolahannya. Sehingga pada saat ini hampir semua bangunan Trickling Filter menggunakan plastik. Trickling Filter yang menggunakan media plastik dibangun dengan bentuk
lingkaran maupun persegi dengan kedalaman bervariasi dari 4 – 12 m (14 – 40 ft).
1
Gambar 2. Skema Trickling Filter. Sumber : www.sswm.info/content/trickling-filter
Pada filter di trickling filter, terdapat pembunuh berlendir yang berkembang pada filter tersebut (batu atau plastic) dan berisi mikroorganisme untuk biodegradasi substrat. Dalam media filter terdapat bakteri aerobic dan fakultatif, jamur, ganggang, dan protozoa. Bakteri fakultatif adalah organisme yang mendominasi dan membusuk dalam air limbah dengan bakteri aerob dan anaerob, seperti Achromobacter, Flavobacterium, Pseudomonas, dan Alcaligenes. Pada bagian hilir filter, terdapat bakteri nitrifikasi. Jamur berguna untuk stabilisasi limbah, namun jamur berperan penting dalam kondisi rendah pH atau dengan limbah industri tertentu. Contoh spesies jamur yang telah diidentifikasi adalah Fusazium, Mucor, Penicillium, Geotrichum, Sporatichum, dan berbagai ragi. (Hawkes, 1963; Higgins dan Burns, 1975) Mekanisme biologis dalam media filter plastik dan batu adalah berbeda. Pada media filter plastik, terjadi pengelupasan skala kecil dari film karena adanya geseran hidrolik, sedangkan dalam skala besar terjadi pengelupasan pada media filter batu yang terletak di daerah beriklim sedang. Pengelupasan ini disebabkan oleh aktivitas dari serangga larva. Serangga ini aktif dalam suhu musim semi dan menngurangi biofilm tebal yang menumpuk selama musim dingin. Ketika menggunakan media filter batu, effluent yang sebelum mengendap akan mengandung jumlah yang lebih tinggi dari BOD dan TSS dari air limbah yang diterapkan (Hawkes, 1963).
2
2.
Proses Pengolahan Trickling Filter Proses pengolahan air limbah dengan sistem trickling filter pada dasarnya hampir sama dengan sistem lumpur aktif, di mana mikroorganisme berkembang biak dan menempel pada permukaan media penyangga. Di dalam aplikasinya, proses pengolahan air limbah dengan sistem trickling filter secara garis besar ditunjukkan seperti pada gambar 3.
Gambar 3. Diagram Proses Pengolahan Trickling Filter Sumber : Anounnymous. Pertama, air limbah dialirkan ke dalam bak pengendapan awal untuk mengendapkan padatan tersuspensi (suspended solids), selanjutnya air limbah dialirkan ke bak trickling filter melalui pipa berlubang yang berputar. Dengan cara ini maka terdapat zona basah dan kering secara bergantian sehingga terjadi transfer oksigen ke dalam air limbah. Pada saat kontak dengan media trickling filter , air limbah akan melakukan kontak dengan mikroorganisme yang menempel pada permukaan media, dan mikroorganisme inilah yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah. Air limbah yang masuk ke dalam bak trickling filter selanjutnya akan keluar melalui pipa underdrain yang terdapat di dasar bak dan keluar melalui saluran efluen. Underdrain adalah suatu sistem yang sangat penting yang ada di bangunan Trickling Filter untuk menampung effluent dari air yang telah diolah dan sirkulasi udara juga dapat melalui sistem underdrain tersebut. Dari saluran efluen, air limbah kemudian dialirkan ke bak pengendapan akhir dan air limpasan dari bak pengendapan akhir adalan merupakan air olahan. Lumpur yang mengendap di dalam bak pengendapan selanjutnya disirkulasikan ke inlet bak pengendapan awal. Gambar penampang bak trickling filter dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 3 dan Gambar 4.
3
Gambar 4. Penampang Bak Trickling Filter Sumber : Anounymous.
Gambar 5. Penampang Bak Trickling Filter Sumber : Anounymous.
4
3.
Klasifikasi Trickling Filter
Fenomena lepasnya biofilm dari media disebut sebagai sloughing dan hal ini adalah fungsi dari beban organik dan beban hidrolik pada Tricking Filter . Beban hidrolik (hydroulik loading) memberikan kecepatan daya gerus biofilm, sedangkan beban organik (organic loadings) memberikan kontribusi pada laju metabolisme dalam
biofilm.
Berdasarkan
beban
hidrolik
dan
organik
maka
dapat
dikelompokkan dalam beberapa tipe, yaitu sebagai berikut
Tabel 1. Klasifikasi trcikling filter .
Design
Intermediate
Low rate
Characteristics Type of packing
Rate
High Rate
High Rate
Roughing
Rock
Rock
Rock
Plastic
Rock/Plastic
1–4
4 – 10
10 – 40
10 – 75
40 – 200
0.07 – 0.22
0.24 – 0.48
0.4 – 2.4
0.6 – 3.2
> 1.5
Recirculation ratio
0
0–1
1–2
1–2
0–2
Filter flies
Many
Varies
Few
Few
Few
Sloughing
Intermittent
Intermittent
Continous
Continous
Continous
Depth, m
1.8 – 2.4
1.8 – 2.4
1.8 – 2.4
3.0 – 12.2
0.9 – 6
80 – 90%
50 – 80%
50 – 90%
60 – 90%
40 – 70%
Some
No
No
No
nitrification
nitrification
nitrification
nitrification
2–8
6 – 10
6 – 10
10 – 20
Hidraulic loading m3/m2.d Organic loading 3
Kg BOD/m .d
BOD removal efficiency, % Effluent quality 3
Power, kW/10 m
Well nitrified 3
2–4
Sumber : Metcalf & Eddy, 1993
Tabel 2. Trickling Filter dosing rate as a function of BOD loading BOD Loading (kg/m³.d)
Operating Dose (mm/pass)
Flushing Dose (mm/pass)
0.25
10.00-30.00
≥200
0.5
15.00-45.00
≥200
2
30.00-90.00
≥300
2
40.00-120.00
≥400
3
60.00-180.00
≥600
4
80.00-240.00 Sumber: Metcalf & Eddy
≥800
5
4.
Menentukan Kriteria Desain Trickling Filter Untuk mendesain Trickling Filters, diperlukan untuk memperhatikan sistem distribusinya. Pada umumnya Rotary hydraulic distribution digunakan sebagai standar dalam proses Trickling Filters. Selain, Rotary hydraulic distribution, fixed nozzle juga dapat digunakan sebagai standar dalam proses ini. Fixed nozzle
berbentuk persegi yang digunakan pada reaktor. Berikut adalah alur bagaimana menentukkan kriteria desain trickling filter .
6
Diketahui Nilai Debit dan BOD
S0 = 70% dari BOD awal
Jika tidak sesuai kriteria St = asumsi BOD removal efficiency
SOR =
. :
.
:
R : asumsi Recirculation Ratio
Nilai St sesuai dengan nilai asumsi BOD removal efficiency
Menentukan Flushing rate dan Dosing rate sesuai dengan BOD loading sesuai tabel 9-3 hal 899 Metcalf & Eddy
Hitung BOD Loading BOD Loading = Q x S0 / V
Menentukan dimensi bak Trickling Rotatory Ditributor
Filter
2
Asumsi : wet rate Asumsi wet rate = 0.5 L/m
Beban sirkulasi = Asumsi rate – Beban Hidrolik
Menghitung nilai kT
Rasio resirkulasi = beban sirkulasi : beban hi drolik
kT = k20 (1.035)T - 20
Menghitung Beban Hidrolik q=
2
Waktu tinggal (detention time) td = H / (beban hidrolik)0.67
H : asumsi sesuai kriteria Volume Packing V=AxH Jika nilai q sudah memenuhi kriteria maka dilanjutkan dengan menghitung nilai A
A=
ℎ
7
5.
Kriteria Trickling Filters
Media Media dalam trickling terbuat dari berbahan yang keras, kuat, tahan terhadap tekanan, tahan terhadap kurun waktu yang lama, dan memiliki luas permukaan per unit volume tinggi. Pada umumnya menggunakan kerikil, antrasit, batu bara, dan batu kali. Diameter media berukuran 2.5 cm hingga 7.5 cm. diameter media ini tidak bisa terlalu kecil karena akan terjadi penyumbatan.
Semakin
luas
permukaan
media,
semakin
besar
mikroorganisme yang hidup. Tebal dari media trickling filter adalah berkisar 1 meter hingga 4 meter. Semakin besar ketebalannya, semakin besar total luas permukaan yang akan ditumbuhi mikroorganisme. Pada media ini terdapat lapisan yang terdiri dari mikroorganisme yang berguna untuk menguraikan substrat yang akan dihilangkan dari limbah tersebut. Dalam proses ini, terdapat bakteri fakultatif yang mengikat zat-zat organik.
Gambar 6. Media Pada Trickling Filter Sumber : www.bridgat.com
Waktu Tinggal Waktu tinggal ini digunakan untuk pendewasaan mikroorganisme yang tumbuh diatas media. Masa ini dilakukan 2-6 Minggu. Hal ini bertujuan
8
untuk mikroorganisme dapat menguraikan bahan organik dan tumbuh membentuk lapisan biofilm. Pertumbuhan pada mikroorganisme pada batu kali akan mulai terbentuk pada hari ke 3.
pH pH yang digunakan berkisar 4-9.5 dengan pH optimum 6.5-7.5.
Temperatur Suhu
yang
optimum
terjadi
pada
25-37˚C.
suhu
ini
akan
mempengaruhi kecepatan reaksi proses biologis dan efesiensi juga dipengaruhi oleh suhu.
Aerasi Udara harus masuk kedalam sistem karena oksigen berpengaruh pada proses penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme.
9
6.
Contoh Soal : 3
0
Diketahui Q = 2000 m /hari, BOD = 240 mg/L, dan T 2 = 30 C.
1. Menghitung nilai S0
Nilai S0 adalah 30% dari nilai BOD awal karena telah melewati proses primary treatment. Maka S0 = 70% x 240 = 168 mg/L.
2. Menghitung Nilai St
Untuk menghitung nilai St perlu ditentukan BOD Removal Efficiency. Berdasarkan Metcalf & Eddy BOD Removal Efficiency berada pada rentang 60 – 90% sehingga kami mengasumsikan BOD Removal Efficiency adalah 80%. Maka S t = 20% x 168 = 33.6 mg/L (sisa).
3. Menghitung Nilai SO R
Untuk menghitung nilai SO R perlu ditentukan nilai Recirculation Ratio. Berdasarkan Metcalf & Eddy, Recirculation Ratio berada pada rentang 1 – 2 sehingga kami memilih 1. Dengan persamaan berikut : (S0.Q) + (St.RQ) = SOR (Q + RQ)
.:. : 168:33.6 = 100.8 mg/L SO = 1:1 SOR = R
Dengan nilai efisiensi yang telah ditentukan maka dapat dihitung nilai S t St = 20% x 100.8 = 20.16 mg/L
4. Menghitung Dimensi Bak
Untuk menghitung dimensi bak digunakan rumus sebagai berikut : 0.5
k2 = k1 (D1/D2) 0.5
(S1/S2)
0.5
2
dengan nilai k1 = 0.21 (L/s)
/ m untuk limbah domestik (Tabel 9.2 Metcalf &
Eddy), maka : 0.5
k20 = k1 (6.1/3)
0.5
(150/104.5)
0.5
k20 = 0.358 (L/s) m
2
10
0
5. Menghitung k2 pada suhu 30 C
kT = k20 (1.035)T - 20 10
k30 = 0.358(1.035) = 0.5 (L/s)
0.5
m
2
6. Menghitung Beban Hidrolik
Untuk menghitung beban hidrolik diasumsikan kedalamannya adalah 2 m. Sesuai dengan tabel pada buku Metcalf &Eddy dimana rentang kedalaman adalah 1.8 – 2.4 m. Untuk menghitung beban hidrolik digunakan rumus sebagai berikut :
2 = 2 0. 5 2 = . .
q
2
= 0.386 (L/m .s) 3
2
= 33.35 (m /m .hari) 3
2
Sesuai dengan kriteria dimana rentang untuk q adalah 10 m /m .hari < q < 40 3
2
m /m .hari.
7. Menghitung Luas
Untuk menghitung luas dapat digunakan rumus A=
= 2000 /ℎ ℎ 33.35 = 59.97 m = 60 m 2
2
8. Menghitung Volume Packing
Untuk menghitung Volume Packing dapat digunakan rumus 3
V = A x H = 60 x 2 = 120 m
9. Menghitung Diameter
Maka diperoleh diameter =
√ 4 √ 4 60 =
= 8.74 m = 9 m
Setelah itu dilakukan koreksi volume packing: 2
2
3
V = ¼ π D H = (¼)(π)(9) (2) = 127.23 m
11
10. Menghitung waktu detensi
Untuk menghitung waktu detensi digunakan rumus :
td = (H / beban hidrolik)
0.67
=
2
(33.35 . ). = 1.6 jam
11. Menghitung Recirculation Rate dan Recirculation Ratio 2
Asumsi wet rate = 0.5 L/m (sumber : Metcalf & Eddy halaman 9 21) 2
Beban Hidrolik = 0.386 L/m .s
Beban sirkulasi = Asumsi rate – Beban Hidrolik 2
Beban sirkulasi = 0.5 – 0.386 = 0.114 L/m .s
Rasio resirkulasi = beban sirkulasi : beban hidrolik Rasio resirkulasi = (0.114/0.386) = 0.29
12. Menghitung Pumping Rate 2
q + qr = 0.5 L/m .s 2
2
3
Total pumping rate = (0.5 L/m .s)(60 m ) = 30 L/s = 108 m /jam
13. Menghitung BOD Loading
BOD Loading
= Q x S0 / V
. ) 2000 ( = 120 3
= 1.68 kg/m .hari 3
Oleh karena BOD Loading 1.68 kg/m .hari maka Dosis operasi dan Flushing dose menurut tabel 9.3 Metcalf & Eddy adalah Dosis operasi
= 70 mm/pass
Flushing dose
= 350 mm/pass
12
14. Menghitung kecepetan distributor
a. Flushing
(1:) (1000 /) 60min/ℎ (1:0.29) 1.389 (1000 /) n= 2 350 60min/ℎ n=
n = 0.0426 rev/min
b. Normal Operation
(1:) (1000 /) 60min/ℎ (1:0.29) 1.389 (1000 /) n= 2 70 60min/ℎ n=
n = 0.213 rev/min
15. Desain Pompa 2
Asumsi wet rate = 0.5 L/m .s Rate pompa
= Wet rate x A 2
= 0.5 L/m .s x 60m
2
= 30 L/s 3
= 108 m /jam Efisiensi pompa = 80%
13
Daftar Pustaka Metcalf & Eddy, Inc. 1991. Wastewater Engineering: Treatment, Disposal, and Reuse. 3d ed. The McGraw-Hill Companies. New York, New York. U.S. EPA, 1991. Assessment of Single -Stage Trickling Filter Nitrification. EPA 430/09-91-005, EPA Office of Municipal Pollution Control. Washington, D.C Martin, Edward J. and Edward T. Martin. Technologies for Small Water and Wastewater Systems. 1991. p. 122. NewYork, New York. Liu and Liptak. 1997. Environmental Engineering Handbook. 2d ed. The CRC Press, LLC. Boca Raton Florida U.S. EPA, 1993. Manual: Nitrogen Control. EPA Office of Research and Development. EPA/625/R-93/010. Cincinnati, Ohio. EPA Office of Water. Washington, D.C. Mulligan, T. J. and O. K. Scheible. 1990. Upgrading Small Community Wastewater Treatment Systems for Nitrification. HydroQual. Inc. Mahwah : New Jersey. Metcalf & Eddy, Inc. Wastewater Engineering Treatment and Reuse (Fourth Edition). http://www.epa.gov/owmitnet/WastewaterTechnologyFactSheetTricklingFilters.h tm http://agpublications.tamu.edu/pubs/ewaste
14
View more...
Comments