Kelompok 10 - kasus PCC.pptx
April 9, 2019 | Author: ririn novita | Category: N/A
Short Description
Download Kelompok 10 - kasus PCC.pptx...
Description
S E K O L A H T I N G G I I L M U
KELOMPOK 10: NOLA JUITA (1401106) PUTRI SANTIKA (1601110) RIRIN NOVITA (1401121) SELVI NURIZKY (1401138)
F A R M A S I R I A U
Keputu Keputusan san Kepal Kepala a Badan Badan POM RI No. HK.04.1.35.06.13.3535 tahun 2013 tent tentan ang g Pemba embata tala lan n izin izin edar edar obat obat yang yang mengandu mengandung ng karisopr karisoprodol. odol.
Carisoprodol Carisopr odol meru merupak pakan an golo go long ngan an oba obatt ker eras. as. Selu Se luru ruh h ob oba at yan ang g mengandung Carisoprodoldibatalkan izin iz in ed edar arn nya pa pada da ta tahu hun n 2013 karen karena a bany banyakny aknya a penyalahgunaan.
Hasi Ha sill uj ujii la lab b ta tabl blet et PCC positif mengandung Carisoprodol.
Penyalahgunaan Carisoprodol digunakan untuk menambah rasa percaya diri, sebagai obat penambah stamina, bahkan juga digunakan oleh pekerja seks komersial sebagai “obat kuat”.
Tablet PCC ?
efek far efek farmak makolog ologis is Carisopr Cari soprodol odol sebag sebagai ai rela re laks ksan an ot otot ot ha han nya berlangs berl angsung ung singk singkat, at, dan da n di da dala lam m tu tubu buh h seger seg era a dime dimetabo tabolism lisme e menjadi menj adi Mepr Meprobam obamat at yang berefek menenang mene nangkan kan (seda (sedatif). tif).
Obat PCC Parasetamol, Carisoprodol, Cafein
AWAL Peredaran PCC: Kalau Pusing dan Stres, Minum PCC Tiga Kali •
•
•
Kepala Pusat Penyidikan Obat dan Makanan BPOM RI Hendri Siswadi menjelaskan awal mula terjadinya kasus peredaran tablet PCC yang membuat satu orang tewas dan 42 orang lainnya dirawat di rumah sakit di Kendari, Sulawesi Tenggara. Ia menyebut, ada orang yang mendatangi para korban dan menawarkan mereka PCC tanpa harus membayar. Kepada korban yang masih di bawah umur, orang yang menyebarkan tablet PCC mengatakan, obat yang diberikannya bisa menghilangkan rasa pusing jika dikonsumsi tiga kali.
AWAL Peredaran PCC: Kalau Pusing dan Stres, Minum PCC Tiga Kali •
•
•
Sementara, kepada korban remaja yang usia 19 tahun, penyebar tablet PCC menyebut, obat yang dibawanya sebagai obat penambah tenaga atau energi. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K Lukito mengatakan adanya unsur kesengajaan dalam pemberian tablet PCC tersebut agar remaja penerus bangsa 'rusak' secara mental dan bertindak agresif. Pernyataan tersebut ia sampaikan untuk menanggapi perkembangan kasus peredaran PCC yang mengandung tiga kandungan, yakni Parasetamol, Carisoprodol, dan Cafein.
awa
•
•
•
Kota Kendari, Sulawesi Tenggara ditemukan sebanyak 53 siswa SD dan SMP masuk UGD beberapa RS yang kejang-kejang akibat menelan pil bertuliskan PCC. 1 orang meninggal dan 26 orang menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Gejala yang dialami seperti gangguan mental. Gejala mirip dengan korban konsumsi narkotik jenis Flakka seperti mengamuk, berontak, dan berbicara tak karuan. PCC yang beredar berbentuk sirup dan tablet. BNN Kota Kendari kemudian mengeluarkan pernyataan ibu kota provinsi Sulawesi Tenggara itu dalam kondisi 'Darurat Narkoba'.
Alur Peredaran PCC
Purwokerto •
berupa bahan baku
Cimahi
• •
untuk dicetak
untuk dikemas dan didistribusikan ke (wilayah) Timur
Surabaya
Karena banyak nya yang mencari obat yang tidak ada lagi dipasaran, sehingga ada yang membuat pabrik ilegal agar mendapatk ke
Dari pengakuan tersangka, bahan baku pil PCC ini diperoleh dari Cina dan India. Pendistribusian dari jalur laut, barang masuk secara ilegal.
Dari pantauan lokasi, pabrik pembuatan PCC merupakan bangunan dua lantai, dimana tiga ruangannya digunakan sebagai kamar produksi. Seluruh ruangan produksi dilapisi karpet untuk meredam suara yang timbul oleh alat pencetak dan pengering.
Tersangka Produksi PCC
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskim Polri Brigjen Eko Daniyanto mengatakan pasangan suami istri Budi Purnomo (46) dan Leni Kusniwati (43) merupakan owner pabrik pembuatan PCC.
Leni istri kedua Budi Purnomo ini seorang mantan Apoteker, dan Budi Purnomo sendiri mantan kacab kantor farmasi di Bandung, satu perusahaan.
Penangkapan mereka di sebuah hotel di Bekasi pada 17 September berawal dari tertangkapnya tersangka Muhammad Aqil Siradj (23) pada 12 September dan Wil Yendra (38) pada 14 September, di Rawamangun-Jakarta timur.
Tersangka dijerat Pasal 197 subsider Pasal 196 UU RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara dan denda maksimal Rp 1,5 miliar. Sementara tersangka Budi Purnomo juga dikenakan Pasal 3 dan Pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Pelaku berinisial IA ditangkap Di kos-kosan ketika sedang mengkonsumsi obat tersebut. Disana ditemukan 10 butir PCC. Tersangka IA mengaku membeli obat dari S (28), seharga Rp 40.000 per paket. Setiap paket berisi 10 butir. Dan IA berencana menjual obat tersebut seharga Rp 50.000 per paket. Ketika ditempat S, polisi tidak menemukan barang bukti. Tetapi tersangka S mengaku telah mengedakan lebih dari 400 butir tablet PCC di Bombana kepada kalangan remaja dan sudah mempunyai langganan tetap. tersangka akan dijerat Pasal 197 subsider 196 UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dengan
Aparat akhirnya menemukan ratusan butir obat PCC dan puluhan kemasan obat somadril yang disembunyikan dibalik meja kasir setelah berulang kali melakukan penggeledahan. Apotek ini langsung disegel oleh petugas
Malam itu ada dua anggota polisi yang berpakaian sipil datang ke Apotik QQ untuk mempertanyakan PCC, namun asisten apoteker dengan inisial A alias L menjawab bahwa tidak ada PCC. Kemudian kembali bertanya, kalau tramadol ada? Si asisten menjawab ada, namun Tramadol harus dibeli dengan resep dokter. Tetapi anggota polisi tersebut mengatakan ingin melihat Tramadol, lalu diambilkan Tramadol dengan posisi masih tersegel.
UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 196
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/ alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan / atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah)
UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 197 Setiap orang yang dengan sengajamemproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.500.000.000
Kenapa obat yang ditarik masih ada di pasaran ?
•
•
Saat sebuah jenis obat ditarik dari peredaran, belum tentu semua dokter di Indonesia mengetahuinya Perlu waktu sekitar 6 bulan untuk melakukan penarikan obat dari peredaran
SOLUSI 1. Meningkatkan pengawasan terhadap obatobat yang sudah ditarik peredarannya dan obat-obat tertentu yang memang harus diawasi. 2. Masyarakat seharusnya mengkonsumsi makanan sehat dan tidak sembarangan menerima obat dari orang asing. 3. Apoteker melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang “Dagusibu”.
View more...
Comments