Kelompok 1 Kloramfenikol
August 14, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Kelompok 1 Kloramfenikol...
Description
KLORAMFENIKOL Maghfira Deswita 11 11151020000078 151020000078 Rahmawati 11171020000026 Siti Nazilatur Rahmah 11 11171020000029 171020000029 Putri mulyansari 11171020000034 Rifha Lutvika Ayuningtya 11171020000043 Diah jayani 11171020000095 Angelia Nuril Fahmi 11171020000099
PEMBAHASAN
1
SEJARAH KLORAMFENIKOL
PENGERTIAN KLORAMFENIKOL
2 3 4
FARMAKODINAMIK FARMAKOD INAMIK DAN FARMAKOKINETIK
PENGGUNAAN TERAPEUTIK
INTERAKSI OBAT DAN EFEK SAMPING
5
SEJARAH KLORAMFENIKOL Organisme pertama kali diisolasi dari sampel tanah yang dikumpulkan dari venezuaelae venezuael ae (Bartz, 1948)
1947
Kloramfenikol tersedia untuk pemakaian- pemakaian pemakaian klinis umum
Akhir 1947 Sejumlah kecil kloramfenikol yang tersedia digunakan untuk mengobati wabah tifus epidemic yang tibatiba muncul di bolivia
1948
1950
Kloramfenikol terbukti dapat menyebabkan menyebab kan kasus yang serius dan
Oleh karena itu, hanya digunakan pada pasien infeksi berat berat seperti meningitis, tifus, demam tifoid yang tidak dapat menggunakan
diskrasia darah yang fatal
alternative lain yang lebih aman karena terjadinya resistensi atau alergi
PENGERTIAN KLORAMFENIKOL
Kloramfenkol adalah antibiotic yang dihasilkan oleh streptomices oleh streptomices venezuelae. venezuelae. Antibiotik ini mengandung gugus nitrobenzene, dan merupakan turunan asam dikloroasetat. Bentuk aktifnya secara biologi adalah bentuk levorotatory levorotatory.. Kloramfenikol umunya bersifat bakteriostatik dan pada konsentrasi tinggi kadang-kadang bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman tertentu Pemerian:
Kristal putih yang sukar larut dalam air (1:400) dan rasanya sangat pahit
Farmakodinamik dan Farmakokinetik
FARMAKODINAMIK MEKANISME KERJA
Kloramfenikol menghambat sintesis protein pada bakteri dan dalam jumlah jumlah terbatas terbatas pada sel eukariot. eukariot. Kloramfenikol terutama bekerja dengan mengikat subunit ribosom 50s secara reversible. tRNA pada bagian pengenalan pengenala n kodonWalaupun di subunit pengikat ribosom 30s tidak terganggu. Obat ini ternyata menghalangi pengikatan ujung tRNA aminoasil yang mengandung asam amin ke tempat ekseptor pada subunit ribosom 50s. Kloramfenikol dapat pula menghambat sistesis protein mitokondria pada sel mamalia kemungkinan karena ribosom mitokondria lebih menyerupai ribosom bakteri (keduanya 70s) daripada ribosom sitoplasma 80s pada sel mamalia.
RESISTENSI
Resistensi terhadap kloramfenikol terjadi melalui inaktivasi obat oleh asetiltransferase yang diperantai oleh, plasmid. Resistensi terhadap Pseudomonas terhadap Pseudomonas aeruginosa aeruginosa, Proteus dan Proteus dan Klebsiella terjadi Klebsiella terjadi karena perubahan permeabilitas membrane yang mengurangi masuknya obat ke dalam sel bakteri. Beberapa strain Dilococcus pneumonia pneumonia, , Haemophillus influenza,, dan Neisseria influenza dan Neisseria meningitidis meningitidis bersifar bersifar resisten, Streptococcus aureus umumnya aureus umumnya bersifat sensitive, sedangkan Enterobactericeae banyak Enterobactericeae banyak yang telah resisten.
FARMAKOKINETIK ABSORPSI
Kloramfenikol untuk pemakaian oral ters edia alam 2 bentuk ; obat aktif dan da n pro drug in aktifnya yakni kloramfenikol p almitat (Sediaan suspense oral Kloramfenikol palmitat tidak lagi tersedia di Amerika Serikat). Kloramfenikol cepat diabsorbsi dari saluran gastrointes tinal, dan mencapai puncak 10 hingga 13 microgram/ml etelah pemberian dosis 1dalam gram. 2-3 jam s
Kloramfenikol
Pro drug inaktif larut air, sediaan natrium suksinat (kloramfenikol suksinat). Konsentrasi Kloramfenikol suksinar yang sama dengan plsma dicapai setelah pemberian intravena dan intramuscular (Shann et.al, 1985).
Kloramfenikol
Oral
Parenteral
Masih belum jelas tempat terjadinya hidrolisis kloramfenikolsubsi nat secara in vivo, namun enzim esterase pada hati, ginjal
dan paru-paru kemungkinan semua terlibat. Fungsi ginjal janin yang lemah dan keadaan insufiensi ginjal lainnya menyebabkan peningkatan konsentrasi kloramfenikol subsinat dan kloramfenikol dalam plasma (Shann et.al, 1985; mulhal et.al., 1983). Hal ini menyebabkan perpanjangan periode untuk mencapai konsentrasi puncak kloramfenikol aktif (hingga 4 jam) dan perpanjangan perpanjanga n periode bersihan kloramfenikol subsinat di ginjal.
DISTRIBUSI
Kloramfenikol terdistribusi dalam cairan-cairan tubuh dan cepat mencapai konsentrasi terapeutik di CSS,99%) yang pada mendekati 60% dari konsentrasinya didalam plasma (45% sampai kondisi adanya meningitis atau tidak (Friedmen et.al.,1979). Obat ini bahkan dapat terakumulasi dalam jaringan otak (Kramer et.al.,1969). Kloramfenikol ditemukan dalam empedu, disekresikan dalam air susu ibu, dan denga cepat melewati sawar plasenta
Rute Eliminasi
Waktu Paruh
Your our Text Here Y
rute utama kloramfenikol adalah metabolis me di hati menjadi glukuronida in aktif. Metabolik ini, seperti h alnya kloramfenikol sendiri, disekresikan kedalam urine melalui filtrasi dan sekresi. Dalam waktu 24 jam, 75% hingga 90% dari dosis pemberian ora l disekresikan dengan cara itu; sekitar 5 ─ 10% dalam bentuk aktif secara biologis.
waktu paruh kloramfenikol berkorelasi dengan konsentrasi bilirubin plasma (Koup et.al., 1979). Kira-kira 50% kloramfenikol berikatan dengan protein plasma. Waktu paruh obat aktif (4jam) tidak berubah secara bermakna pada insufisiensi ginjal dan tidak diperlukan penyesuaian dosis.
Beragamnya parameter metabolisme dan farmakokin etik kloramfenikol pada bayi baru lahir, lahir, bayi, dan ana k-anak, memerlukan pemantauan konsentrasi obat d alam plasma, khususnya ketika suatu obat yang meni ngkatkan metabolismenya (mis : Fenobarbital, Fenitoi n, atau Rifampin) digunakan secara bersamaan (McC racken et.al., 1987).
Penggunaan teurapetik
Terapipada dengan Kloramfenikol hanya boleh digun akan infeksi yang manfaat obat tersebut lebih besar dibandingkan resiko toksisitas potensialnya. Jika tersedia obat antimikroba lain yang sama-sama efektif dan secara potensial tidak begitu toksis dibandingka n Kloramfenikol, maka sebaiknya obat tersebut digunakan (Standiford, 2000).
Demam tifoid
Infeksi Anaerob
Walaupun Kloramfenikol merup akan obat yang penting untuk pengobatan Demam Tifoid dan i nfeksi Salmonela sistemik tipe Lain, tersedia juga obat-obat lai n yang lebih aman. Sefalosporin gen III dan Kuinolon merupakan obat-obat pilihan untuk pengoba tan penyakit ini.
Pengobatan dengan kloramfeni kol memberikan hasil yang sang at baik pada meningitis H. influe nza, sama atau bahkan lebih
Dosis dewasa kloramfenikol unt uk demam tifoid adalah 1 gram setiap 6 jam selama 4 minggu. Walaupun pemakaian secara int ravena maupun oral telah digunakan, respons lebih cepat
baik dibandingkan ampisilin (Jo nes and Hanson, 1977; Koskini emi et.al., 1978). Dosis total per hari untuk anak-anak sebaiknya 50 sampai 75 mg per kilogram b obot badan, dibagi menjadi emp
bila digunakan secara oral.
at dosis yang smaa dan diberik an secara intravena setiap 6 ja m selama 2 minggu.
Bakteri
Meningitis
.
Kloramfenikol cukup efektif terh adap sebagian besar bakteri an aerob, termasuk Bacteroides sp p. Kloramfenikol efektif untuk pengobatan infeksi intraabdome n serius atau abses otak, yang keduanya biasanya disebabkan oleh bakteri anaerob. Meskipun demikian, banyak tersedia alter natif lain yang sama-sama efekt if dan tidak begitu toksik, sehingga kloramfenikol jarang diindikasikan.
Interaksi Obat Kloramfeniol menghambat enzim sitokrom P450 microsomal hati (Halpret, 1982) sehingga dapat memperpanjang waktu paruh obatobat yang dimetabolisme sistem ini. Obat-obat semacam ini meliputi Warfarin, Bikumarol, Fenitoin, Klorpropamida, Inhibitor protease antiretrovirus, Rifabutin, dan Tolbutamida. Toksisitas Toksisitas para dan kematian pernah terjadi akibat kegagalan mengenali efek-efek tersebut. Sebaliknya, obat-obat lain dapat mengubah eleminasi kloramfenikol. Pemakaian fenobarbital secara kronis atau pemakaian rifampin akut dapat mempersingkat waktu paruh kloramfenikol, diduga akibat induksi enzim, dan dapat menyebabkan konsentrasi obat tersebut subterapeutik.
Efek samping Eritema multiforme
Neuritis perifer dan Neuritis optik. optik .
Gray baby syndrom
Hemoglobinuria dan Nokturnal
Gangguan saluran cerna (mual, muntah , diare, stomatitis, glositis)
Kelainan darah reversibal dan irreversibel seperti anemia aplastik (dapat berlanjut menjadi leukimia)
THIAMFENIKOL
Kurang aktif (lebih lemah) terhadap kuman Gram + maup un Gram – di banding kloramfenikol
Efeknya sama den gan kloramfenikol ketika bereaksi dengan : Streptococcus pyogenesis Streptococcus pneumoniae Haemophyllus Meningococcus
Indikasi tiamfe nikol pun sam a seperti kloramfenikol. Begitu pula de ngan absorbsi dan distribusinya.
Ekskresinya mel alui urin dan dal am Your Text utuh, Text Here kondisi untuk penderita You can simply ginjal impress your dosis harus dik audience and add urangi a unique zing.
Efek Samping
Depresi su msum tulang yang reversibel tergantung dosis
Jarang
Sering
timbul aplasia Sumsum tulang
Dijumpai pada depresi eritropoes is
Efek hemat olog ol ogik ik le leu u kopenia, trombosito Your Text Tpenia, ext Here dan peningkata You can simply n kadar impress your serum iron audience and add a unique zing.
Dosis
Dewasa
Anak-anak
Untuk infeksi berat 1 gram sehari
25 mg/kgBB sehari
dosis dapat ditingkatkan 2 kali lipat
Sediaan : Kapsul 250 dan 500 mg Suspensi mengandung 125mg/5ml
View more...
Comments