Kebuntingan Dan Kelahiran Pada Babi

April 29, 2019 | Author: Saruedi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Kebuntingan Dan Kelahiran Pada Babi...

Description

Kebuntingan dan Kelahiran pada Babi Saifuddin Zuhri | Thursday, December 04, 2008 |

A.

Kebuntingan

Selama proses evolusi mamalia, telah terjadi perubahan-perubahan anatomik, endokrinologik dan fisiologik yang  jelas. Diantara yang lebih nyata adalah; ekonomi produksi gamet-gamet, pembuahan di dalam tubuh, perkembangan corpus luteum sebagai organ endokrin sementara perkembangan placenta sebagai suatu organ nutritif, eksetoris, endokrin dan protetektif. Pengaruh utama adalah untuk menjamin kelanjutan hidup hewan. Sesudah proses fertilisasi, dimulailah masa kebuntingan yang diakhiri pada waktu kelahiran. Lama kebuntingan ditentukan secara genetik walaupun dapat dimodifiser oleh faktor-faktor maternal yaitu umur induk yang mempengaruhi lama kebuntingan, faktor feotal yaitu suatu hubungan terbalik antara lama kebuntingan dan besar “litter”

dll.

Pembentukan placenta selama masa kebuntingan bertambah besar melalui proliferasi aktif dari sel-sel trophoblast. Selama pertengahan kebuntingan placenta mencapai ukurannya yang hampir maksimum, yang bertepatan dengan pertumbuhan cepat feotus dan sesudah itu akan menetap relatif konstan. Untuk memungkinkan terjadinya pertukaran fisiologik secara maksimal, daerah permukaan placenta diperluas ba ik oleh pelipatan komponen - komponennya atau oleh pertautan intim antara villi chorion dengan crypta endometrium seperti

pada

ruminanansia.

Tiga fungsi utama placenta adalah: pengangkutam, penyimpanan dan biosintesa. Oleh karena kebuntingan terutama merupakan suatu proses anabolik, maka o rganisme induk tidak hanya mempertahankan kehidupannya tetapi harus juga memberi faktor-faktor esensial yang dipergunakan dalam sintesa jaringan baru dalam jumlah besar. Pemberian bahan makanan pada kehidupan prenatal diperoleh dalam 4 tahap. Pada tahap pertama, sel telur yang telah mengalami cleavage memperoleh makanannya dari deutoplasma-nya sendiri yang pada ternak hanya bersifat sementara. Pada tahap kedua, blastocyst menyerap cairan dan zat-zat makanan dari cairan luminal uterus. Pada tahap ketiga, nutisi histotrofik dibantu selama implantasi oleh sirkulasi vitallin didalam kantong kuning telur dan oleh sel – sel – sel  sel trophoblst. Cairan, lemak yang tidak tercerna, sisa-sisa jaringan dapat ditelan pada saat ini oleh phagocytosis. Sesudah pembentukan placentom, absorpsi zat - zat makanan terjadi oleh a

sirkulasi

placenta,

jalan

utama

pemberi Mortalitas

makanan

prenatal

pada

ternak

mamalia. Embrional 

Masa permulaan kebuntingan adalah tingkatan perkembangan yang paling kritis untuk ketahanan hidup embrio. Rata-rata dua pertiga dari seluruh kematian prenatal terjadi sebelum hari ke-25 masa kebuntingan. Masa kebuntingan selama 111 samapi 117 hari atau rata - rata 114 hari adalah relatif konstan. Besar litter, umur induk atau kondisi-kondisi lingkungan hanya sedikit mempengaruhi lama kebuntingan. Akan tetapi, periode kebuntingan dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan genetik. Perbedaan lama kebutingan antar bangsa babi rata-rata 3 hari. Heretabilitas variasi periode kebuntingan pada babi-babi betina di dalam satu bangsa adalah sekitar

30

persen.

Kematian prenatal nampaknya naik dengan umur dan paritas, karena angka ovulasi ayng meninggi tidak diikiuti dengan perbaikan jumlah litter. Tingkatan energi dalam ransum nyata berhubungan dengan kelangsungan hidup embrio. Progresteron dan estrogen bertanggung jawab dalam menentukan pra-kondisi di dalam uterus. b

Diagnosa

Kebuntingan

Karena rektum yang terlampau kecil, maka palpasi rektal tidak mungkin dilakukan. Metoda biopsi vaginal telah

digunaklan dengan hasil yang cukup baik dalam diagnosa kebuntingan pada babi bunting diatas 20 hari (Praseto, 2001). Tidak adanaya estrus adalah satu-satunya cara yang praktis dalam penentuan kebuntingan pada babi karena uji biologik dan kimiawi yang memuaskan belum ditemukan dan kondisi anatomik yang tidak memungkinkan palpasi rektal. Akan tetapi berhentinya estrus tidak selalu berarti telah terjadi kebuntingan karena estrus dapat pula terjadi selama kebuntingan muda dan betina yang tidak bunting dapat juga tidak memperlihatkan estrus. Penentuan kadar estrogen di dalam urine pada minggu ke-3 sampai ke-4 masa kebuntingan sebagai kriterium kimiawi tentang adanya kebuntingan memberi hasil yang kurang memuaskan. Perubahan – Perubahan  – perubahan  perubahan hiologik pada epithel dan memperlihatkan adanya hanya 2 atau 3 lapis sel-sel epithel mungkin merupakan indikasi kebuntingan karena selama fase luteal atau fase folikelur siklus berahi terdapat 4 atau

lebih

lapisan

c

sel-sel

epithel.

Besar

litter 

Babi adalah ternak yang sangat subur dibandingkan dengan ternak mamalia lainnya, tetapi efisiensi reproduksi tidak tinggi bila diukur dari potensi besar litter yang terwujud pada waktu partus. Penurunan efesiensi reproduksi terjadi pada semua tingkatan siklus reproduksi. Rata-rata 30 % ova gagal dalam perkembangannya menjadi embrio hidup pada hari ke-25 masa kebuntingan dan 15% embrio tidak dapat dipertahankan untuk lahir sebagai anak yang hidup. Besar litter sangat bervariasi menurut individu maupun menurut tiap masa kelahiran pada babi yang sama. Jelas hal ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Besar litter dipengaruhi pula oleh umur, paritas dan kesanggupan reproduksi setiap individu. Babi induk muda menghasilkan litter yang lebih besar dari pada babi dara.

Makin

sering

melahirkan,

makin

tinggi

pula

besar

litter.

Puncak peningkatan besar litter ini terjadi pada kelahiran ke-5 sampai ke-7, kemudian menurun lagi. Peningkatan angka kematian embrional mungkin merupakan sebab penurunan besar litter pada babi induk tua. Heritabilitas untuk besar liter hanya sebesar 15% yang menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil superioritas orang tua diturunkan kepada anak-anaknya. Perbedaan antat bangsa berkisar antara 3 – 3  –   4 anak per litter. Inbreeding menurunkan

dan

crossbreeding

meninggikan

besar

litter.

B.

Kelahiran

Kelahiran atau partus adalah serentetan proses-proses fisiologik yang berhubungan dengan pengeluaran anak dan placenta dari organisme induk pada akhir masa kebuntingan. Persiapan untuk partus meliputi perubahan  –  – perubahan

yang

terkoordiner

a

dalam

tubuh

induk

dan

foetus.

Presentasi

Foetus

Sebelum perejanan normal mulai berlangsung, foetus biasanya mengambil posisi di dalam uterus, khas untuk  jenis hewan yang bersangkutan. Pada waktu partus, foetus didudukan sedemikian rupa supaya dapat dikeluarkan melalui saluran kelahiran dengan kesulitan seminimal mungkin. Sesaat sebelum perejanan, foetus berputar

ke

b

posisi

tegak

dengan

hidung

dan

kaki

Mekanisme

depan Insiasi

mengarah

ke

caudal

induk.

Kelahiran

Berbagai teori telah diajukan sebagai mekanisme pengatur atau penyebab kelahiran. Teori-teori tersebut dapat dikelompokkan a)

dalam Mekanisme

: Stimulasi

Mekanik

Pengembangan uterus karena foetus yang makin besar menyebabkan peninggian sensivitas oto-otot uterus terhadap estrogen dan oxytocin. Argumentasi teori ini berkIsar pada kenyataan bahwa foetas kembar lahir lebih cepat dari pada foetus tunggal, akan tetapi dua foetus dapat pula menghasilkan lebih banyak substansi

penyebab

kelahiran.

b)

Mekanisme

Imunologik

Keseluruhan masa kebuntingan selama 114 hari pada babi mungkin diperlukan untuk mengembangkan respons imunologik

terhadap

foetus

yang

dianggap

c)

asing

karena

adanya

kontribusi

faktor

Mekanisme

parental. Hormonal

Menurut teori ini partus diinduksi dengan peningkatan kadar hormon estrogen atau oxytocin atau penurunan kadar progrestron dalam sirkulasi darah induk. Kadar progresteron memang menurun dan kadar estrogen meninggi pada akhir masa kebuntingan. Hal ini mungkin menggertak pelepasan oxytocin dari neurohypophysa dan menyebabkan kelahiran. Kemungkinan lain ialah gerakan dan dilatasi Cervix dan vagina cerara refleks menstimuler

pelepasan

d)

Mekanisme

oxytocin. Pengontrolan

Foetal

Poros hypothalamus-hypophysa adrenal pada foetus dinyatakan menginduksikan kelahiran pada domba dan ticosteroid ( Liggins at al., dikutip dari Toelihere, 1993). Kadar corticosteroid foetal yang terdapat sangat tinggi sesaat

sebelum

permulaan

proses

kelahiran

dan

induksi

partus

dengan

penyuntikkan

hormon

adrenocorticotropik. c.

Tingkatan

Proses

kelahiran

normal

Staduim

Perejanan

dapat

Pertama

dibagi :

atas

tiga

Staduim

stadium: Persiapan

Sebelum stadium persiapan, uterus relatif tenang dan cadangan energi yang tersedia ditimbun sampai sangat banyak. Menjelang akhir kebuntingan actomyocin, protein kontraktil otot, juga mulai menjadi banyak dan kualitasnya menjadi lebih baik. Jadi uterus telah mempersiapkan perseiaan protein dan energi yang diperlukan untuk

pengeluaran

foetus.

Stdium persiapan ditandai oleh dilatasi Cervix dan kontraksi ritmik otot-otot uterus longitudinal dan sirkuler. Gerakan ekspulsi ditunjukkan ke arah Cervix. Permulaan timbulnya kontraksi ini memaksa cairan dan membran foetus

terdesak

ke

Cervix

yang

mengendor

dan

menyebabkan

dilatasi.

Pada permulaan stadium ini, kontrkasi terjadi secara periodik kurang lebih 15 menit dan bertahan selama kirakira 20 detik, akan tetapi makin lama kontraksi makin bertambah dalam frekuensi, kekuatan dan kelangsungannya sampai pada akhirnya terjadi setiap beberapa menit. Setiap gangguan terhadap betina yang melahirkan dapat menghambat kontraksi sehingga menmperlambat atau menghambat kelahiran. Pada akhir stadium persiapan Cervix mengembang dan memungkinkan uterus dan vagina menjadi satu saluran kontinue. Foetus dan chrioallantois dipaksa masuk ke pintu dalam pelvis dimana chrioallantois pecah dan menyebabkan cairan allantois mengalir ke luar melalui vulva. Stadium pertama segera diilkuti oleh stadium ke dua. Setiap perpanjangan Stadium

stadium ke

pertama

menunjukkan dua

adanya :

kesulitan Pengeluaran

presentasi

foetus. Foetus.

 Ammion yang terbentang bersama kepala dan bagian kaki depan didorong masuk ke pintu dalam pelvis. Keadaan ini menimbulkan kontraksi refleks dan volunter dari diaphragma dan otot-otot perut. Kaki-kaki foetus di dalam volunter kini terlihat melalui vulva. Perjalanan foetus ke luar melalui Cervix ke vagina bersama pecahnya

kantong amnion menimbulkan kontraksi-kontraksi refleks yang mendorong foetus ke luar melalui saluran kelahiran. Babi mempunyai placenta difusa, kebanyakan hubungan placental dirombak segera sesudah timbulnya stadium persiapan pertama. Sudah seharusnyalah stadium kedua berlangsung lebih cepat atu foetus akan Stadium

mati ke

tiga

:

lemas. Stadium

Pengeluaran

Placenta

Ekspulsi membran foetus adalah suatu proses aktif yang berhubungan dengan kontraksi uterus. Kontraksi periskaltik yang berasal dari apex uteri menyebabkan inversi chorioallantois yang memperlancar ekspulsinya. Pelonggaran villi chorional dari crypta carunculae maternal oleh kontraksi uterus yag kuat yang terjadi selama pengeluaran foetus. Babi sendiri setiap placenta betaut pada foetus dan menyelubunginya sewaktu partus. Stadium

ke

empat

:

Stadium

Inovolusi

Uterus

Sesudah pengeluaran foetus dan placenta, uterus kembali ke ukurannya yang normal seperti sebelum bunting. Proses ini dinamakan “inovolusi uterus” dan dapat secara logik dianggap sebagai stadium ke empat proses kelahiran. Untuk beberapa minggu sesudah patrus, kontraksi uterus terjadi lebih sering dari pada normal, kirakira satu kontraksi setiap 3 menit selama hari pertama. Selama 3 – 4 hari berikutnya kontraksi uterus berkurang secara gradual sampai satu kontraksi setiap 10 – 12 menit. Maksud kontraksi ini aalah untuk memperpendek selsel uterus yang memanjang. Sesudah kurang lebih 45 menit caruncule kembali ke ukurannya semula dan ephitel uterus kembali terbentuk. Category: Kebuntingan dan Kelahiran pada Babi

Zuhri,

Saifuddin.

2008.

Kebuntingan

dan

Kelahiran

pada

http://biotakson.blogspot.com/2008/12/kebuntingan-dan-kelahiran-pada-babi.html. Diakses pada tanggal 3 Juni 2014.

Babi.

Senin, 10 Desember 2012

pola dan sistem produksi pada ternak babi

Nama : Muhamad Najibulloh NIM

: 23010112130098

Kelas : B

POLA DAN SISTEM PRODUKSI PADA TERNAK BABI

Babi merupakan salah satu dari spesies ternak yang membutuhkan cara penanganan yang khusus dan memiliki cara- cara pemeliharaan yang mungkin berbeda dengan ternakternak yang lainya. Tata cara yangditerapkan satu peternak dengan peternak lain juga tidak sama , sistem pemeliharaan babi secara umum dibagi menjadi dua yaitu produksi anak babi (feeder pig) dan progam finishing PRODUKSI ANAK BABI ( FEEDER PIG)

Sistem produksi anak babi sering disebut  feeder pig, pada sistem produksi ini hasil utamanya adalah babi sapihan yang dijual untuk dibesarkan di peternak yang lain. Sistem ini membutuhkan bahan pakan yang relatif lebih sedikit tetapi membutuhkan tingkat kemampuan tatalaksana yang lebih tinggi agar penerapan usaha itu membawa hasil yang memuaskan. Tata laksana yang diterapkan meliputi seleksi dan pemeliharaan kelompok yaitu pada saat kawin, melahirkan, serta pemeliharaan anak-anak yang lahir. Tata laksana Bibit

Kualitas babi feeder yang dihasilkan sangat ditentukan oleh kualitas dari kelompok bibit tersebut. Seleksi induk jantan dan betina peremajaan haruslah dari suatu litter  yang  jumlahnya banyak dan babi itu dipilih karena jumlah putingnya yang banyak, serta pertumbuhanya yang cukup cepat. Jumlah putung sangat menentukan jumlah anak yang akan dilahirkan, semakin banyak putingnya maka anak babi uang dilahirkan akan lebih banyak. Keberhasilan dalam usaha bibit ini sangat ditentukan pada besar kecilnya litter size,dengan demikian tata laksana yang berkaitan dengan perkawinan dan kebuntingan

sangat penting. Untuk mencapai litter size  yang tinggi biasanya babi itu dikawinkan pada birahi yang ke dua. Selain itu lingkat litter size yang tinggi dapat dicapai pula dengan :

1. Penerapan Flushing pada babi betina yang bersangkutan. ( flushing adalah pemberian pakan ekstra pada periode perkawinan.) 2. Babi betina dikawinkan lebih dari satu dengan kali dengan pejantan yang telah diuji dan kualitasnya baik. Penerapan tehnik dapat meningkatkan jumlah telur yang diovulasikan.caranya ialah jumlah pemberian pakan ditingkatkan selama 7 sampai dengan 10 hari ssebelum dan dan 4 sampai 8 hari setelah babi dikawinkan. Perawatan induk saat melahirkan

babi betina yang sudah memasuki masa beranak lima hari sebelumnya dipindahke kandang kelahiran, ini bertujuan agar babi dapat beradaptasi dengan lingkunganya.pada saat proses kelahiranpeternak harus meyakinkan bahwa membran yang keluar dari induk tidak menutup hidung anak babi sehinggatidak mengganggu pernapasan. Disamping itu peternak juga harus membantu induk bila setelah 6 sampai 8 jam kelahiran belum terlaksana. Pertolongan dapat dilakukan dengan memberikan suntikan oksitoksin, yaitu hormon yang dapat membantu kontraksi uterus dan merangsang pelepasan air susu.pemberian suntikan oksitoksin juga dilakukan setelah kelahiran jika induk babi tidak dapat memberikan air susu. Tatalaksana babi muda setelah lahir

Sehari setelah babi lahir gigi taring babi dipotong dan dikelompokkan berdasarkan waktu lahirnya. Kemudian memberikan suntikan zat besi dekstran dua sampai tiga hari setelah kelahiran, ini bertujuan untuk mencegah timbulnya anemia pada babi. Tanta diberikan pada telinga babi sebagai identitas babi tersebut. Ransum starter mulai disediakan 7 sampai 10 hari setelah lahir. Anak babi jantan di kastrasi kira-kira umur 2 minggu dan pada saat penyapihan bobot badan babi diharapkan sudah mencapai 10 kg. setelah itu babi dikelompokkan lagi berdasarkan berat badan dan jenis kelamin setelah itu dipindahkan ke kandang [embesaran. Pemanfaatan persilangan pada usaha peternakan babi

babi yang disilangkan biasanya adalah babi-babi komersil atau babi yang akan dipasarkan. Babi hasil persilangan merupakan babi yang lebih kuat dan lebih cepat tumbuh, dengan demikian babi yang dipasarkan dapat mencapai bobot yang lebih tinggi. selain itu babi yag disilangkan juga meniliki anak yang banyak kelahiran ganda

kelahiran babi dapat berlangsung 2 kali dalam setahun, ini memungkinkan pemanfaatan kandang dan peralatan secara maksimal. kelahiran ganda membutuhkan

 jadwal atau rencana pengelolaan yang baikguna merotasikan kelompok-kelompok babi betina hinga cocok dengan jadwal penggunaan kandang kelahiran. Babi betina yang akan melahirkan dalam 7 sampai 10 hari, dirotasikan ke kandang kelahiran kira-kira 3 atau 5 hari sebelum tibanya tangal kelahiran. Berikut adalah contoh jadwal kelahiran 48 hari Kelompo

Tanggal

Tanggal

Tanggal

Tanggal di

k betina

kawin

pindah

kelahiran

sapih

kekandan g kelahiran

A

B

C

Januari 1

April 19

April 24

Mei 29

Juni 3

Septembe

Septembe

Oktober

r 20

r 20

30

Februari

Juni 7

Juni 12

Juli 17

12

Novembe

Novembe

Desember

Juli 22

r7

r 12

17

April 7

Juli 25

Juli 30

Septembe

Desembe

Desember

Januari 1

r3

r 27

27

Februari 3

PROGAM FINISHING Progam finishing ini meliputi pertumbuhan dan finishing bagi babi-babi yang akan dipotong. Dalam progam ini tidak memelihara bibit akan tetapi Cuma penggemukan saja jadi yang harus diperhatikan adalah pakan yang diberikan. Pakan harus tersedia dalam jumlah yang banyak dengan harga yang terjangkau . usaha pembesaran dan finishing dari berat badan 20kg menjadi 90kg atau 100 kg membutuhkan waktu kurang lebih 10 sampai dengan 13 minggu dengan pakan sebanyak 250 sampai dengan 350 kg. konversi pakanya adalah sekitar 3.2 kg pakan untuk tiap kg pertumbuhan berat badan. Finishing dengan cara terkurung dan digembalakan Progam ini menggunakan bijian sereal dan padang lagum dapat mengurangi kebutuhan pakan serta kebutuhan akan kandang serta peralatanya. Cara ini memungkinkan penerapan secara mekanis dalam hal penanganan penyediaan pakan serta pembuangan kotoran sehingga dapat ditingkatkan keadaan sanitasi dan pengendalian penyakit. Diposkan oleh muhamad najibulloh di 22.51

 Najibulloh,

Muhamad.

2012.

Pola

dan

Sistem

Produksi

pada

Ternak.

http://najibdhevie.blogspot.com/2012/12/pola-dan-sistem-produksi-pada-ternak.html. Diakses  pada tanggal 3 Juni 2014.

TATALAKSANA PEMELIHARAAN TERNAK BABI Posted by Tiyo on 12:32 AM, 06-Aug-11

Pemeliharaan dan perawatan merupakan salah satu kunci penting dalam usaha ternak babi. Sebab pemeliharaan akan menentukan berhasil/tidaknya suatu usaha, maka dalam hal ini perlu mendapat. Pada garis besarnya pemeliharaan itu bisa dikelompok-kelompokkan antara lain : 1. 2. 3. 4. Pemeliharaan pejantan 1.

Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

Pemeliharaan

induk anak dara

induk

Pemeliharaan induk memerlukan perhatian khusus terutama induk bunting, induk akan melahirkan dan sehabis melahirkan. a. Induk bunting 1) Makanan Makanan yang harus diberikan ialah makanan yang baik/cukup dan dalam bentuk basah. • Makanan yang baik Bagi induk bunting, makanan yang disediakan harus berkualitas bagus dan mencungkupi bagi kebutuhan mereka. Oleh karena itu di dalam penyusunan ransum, yang penting ialah ransum tersebut harus bisa menjamin pertumbuhan dan keselamatan induk itu sendiri dan anak yang dikandungnya. Lihat kembali tabel ransum pada pakan ternak. • Makanan basah dan halus Pada saat pemberian makanan halus dimaksudkan untuk menghindari kotoran mengeras. Sebab kotoran yang mengeras akan menimbulkan konstipasi dan stress babi induk yang bersangkutan, sehingga mempersulit kelahiran. Apabila seekor induk yang sedang beranak mengalami konstipasi (kesulitan dalam membuang kotoran), maka perlu diberikan obat pencahar. 2) Gerak badan babi (exercise) Babi-babi yang sedang bunting perlu diberi kesempatan untuk bergerak (memiliki ruang gerak). Sebab babi yang tidak pernah bergerak, ada kemungkinan badannya menjadi terlampau gemuk. Tubuh yang terlalmpau gemuk akan mengakibatkan peredaran darah kurang lancer, sehingga menimbulkan kesulitan di dalam kelahiran dan anak yang dilahirkan menjadi lemah. 3) Pindah kandang Induk-induk yang hendak melahirkan harus dipindahkan ke kandang beranak. • Pemindahan induk yang sudah pernah beranak Mereka dipindahkan 2 – 3 hari sebelum melahirkan, guna memperkenalkan tempat yang baru, di mana mereka akan melahirkan. • Pemindahan induk yang belum pernah beranak Mereka harus dipindahkan lebih awal, yaitu 4 –  5 hari sebelum melahirkan. Hal ini dimaksudkan agar mereka tidak menjadi bingung atau asing di tempat yang baru. Sebab kandang beranak konstruksinya berbeda dengan kandang biasa. Karena pada kandang beranak diperlukan guard-rail (penghalang). b. Pemeliharaan induk yang sedang melahirkan

Setelah berhasil dilakukan pemeliharaan terhadap induk bunting, selanjutnya perlu ada persiapan untuk anak-anaknya, agar anak babi yang lahir itu selamat dan sehat. Dalam rangka mempersiapkan kelahiran anak babi, yang perlu mendapatkan perhatian ialah mengenai tanda-tanda babi yang akan melahirkan, proses kelahiran dan sanitasi. 1) Tanda-tanda babi yang akan melahirkan • Perut turun ke bawah. • Urat daging di sekitar vulva mengendor. • Vulva membengkak, berwarna merah dan keluar lendir. • Ambing mengeras, putting berwarna kebiruan. • Nafsu makan menurun. 2) Proses kelahiran Proses kelahiran biasanya berlangsung 1  –  12 jam. Apabila dalam waktu 1  –  12 jam induk belum juga selesai melahirkan, berarti ada suatu kelainan. Pada kelahiran yang normal ditandai adanya 3 stadium, yaitu : a) Stadium persiapan Pada minggu-minggu terakhir sebelum melahirkan timbul gejala-gejala sebagai berikut : • Ikatan rahim mengendor, letaknya menurun • Pada sisi tubuh mencengkung, sedang pinggangnya turun ke bawah, jaringan pengikat lebih elastis. • Bibir vulva membesar, berwarna merah. • Ambing menjadi tegang, puting berwarna kebiruan dan kalau puting dipijit akan keluar air susu. Hal ini menunjukkan bahwa anak akan lahir. Air susu ini akan keluar kurang lebih 12 jam sebelum induk melahirkan. • Induk mulai mengumpulkan sarang. b) Stadiun pembukaan Pada stadium ini rahim mulai berkontraksi (mengerut). Tentu saja hal ini tidak akan Nampak dari luar, tetapi yang bisa diamati adalah tingkah lakunya, yaitu : • Babi Nampak gelisah, tidur berdiri dan memukul-mukulkan ekor /mengentakentakkan kaki. Enam jam sebelum melahirkan, induk sering berbaring , dan tidak mau makan. • Sebentar -sebentar kencing. • Akibat kontraksi rahim, janin mencapai letak yang tepat, di mana perut turun ke bawah dan tubuh Nampak memanjang. Dan pada saat itu cervix mulai terbuka lebar. Cervix yang tidak bisa terbuka akan mempersulit kelahirkan dan berbahaya. c) Stadium pelepasan Setelah mencapai stadium pembukaan yang diikuti adanya kontraksi rahim beserta kekejangan daging perut, kemudian janin terdorong ke luar atau lahir. Babi yang sedang melahirkan selalu dalam keadaan berbaring. Pada saat itu harus betul-betul diciptakan situasi yang tenang, supaya induk tidak terganggu. 3) Sanitasi Sanitasi adalah penjagaan kesehatan lewat kebersihan. Kebersihan tersebut meliputi kandang dan tubuh babi itu sendiri. a) Kandang beranak harus bersih Keadaan kandang yang udaranya segar, hangat dan kering merupakan tempat ideal atau nyamal bagi penghidupan babi. Oleh karena itu kandang yang akan ditempati harus bersih betul-betul, memenuhi persyaratan yang bisa memberikan ketenangan bagi induk yang akan melahirkan. Keadaan kadang yang dimaksudkan ialah : • Ventilasi sempurna. • Ruangan cukup mendapat sinar matahari. • Ukuran kandang cukup, dilengkapi dengan guard-rail, guna mencegah anak babi yang baru lahir mati tertindih. • Lantai diusahakan selalu bersih, kering dan diberikan alas dari serbuk gergaji atau  jerami yang dipotong pendek-pendek, sebab jerami yang panjang akan mempersulit  jalanyan anak babi. Sebelum diberi alas, lantai perlu didesinfektan dengan Lysol, creolin atau bahan lainnya.

• Dilengkapi lampu, sehingga apabila sewaktu-waktu lampu tadi diperlukan siap dinyalakan. b) Induk yang akan melahirkan harus bersih Sebelum induk dipindahkan ke kandang beranak, mereka harus dibersihkan dahulu dengan jalan memandikkan. Pelaksanaan : Pada pagi hari panas babi bisa dimandikan, dengan air sabun yang hangat. Tetapi apabila hari itu mendung, babi cukup disikat dan didesinfektan dengan menggunakan insektisida powder. Bagian ambing harus betul-betul bersih dan diusahakan lekas menjadi kering. Maksud memandikan atau menyikat babi tersebut agar semua kotoran dan parasit serta bibit-bibit penyakit lainnya bisa musnah. Sehingga kemungkinan adanya infeksi dapat dikurangi. Apabila anak babi sensitive terhadap infeksi, terutama cacing dan coli. c) Perawatan induk yang sedang melahirkan Setalah selesai melahirkan, induk harus mendapat kesempatan untuk berisitirahat, sebab sehabis janin keluar, seluruh jalan janin terbuka sehingga ada kemungkinan rahim ikut keluar. Dan juga harus diperlihatkan keluarnya placenta, jangan sampai placenta termakan oleh induknya. Sebab hal ini bisa berakibat : • Adanya gangguan di dalam perut dan usus pada induk. • Induk bisa kanibalis, suka makan anaknya. Babi induk tersebut diusahakan jangan sampai terlalu lama berbaring. Sebab babi yang terlalu lama berbaring pada saat melahirkan ataupun sesudah melahirkan akan menimbulkan babi menjadi kurang sehat, sebab kotoran serta air kencingnya basi. 2.

Pemeliharaan anak babi Pemeliharaan anak bab ini dilakukan mereka lahir, dan bahkan sebelum lahir. a. Anak babi yang baru lahir • Anak babi yang baru lahir harus segera dibebaskan dari selaput lender yang menutupi lobang mulut dan hidung. Sebab sesudah tali pusar putus mereka harus segera bisa bernafas lewat mulut dan hidung. • Tali pusar dibiarkan putus dengan sendirinya. Setelah tali pusar ini putus barulah bisa dipotong sepanjang kurang lebih 2,5 cm dan didesinfektan dengan yodium tinctuur 7% atau obat merah, untuk menghindari infeksi. Sebenarnya lender yang menutupi tubuh itu akan menjadi kering sendirinya, demikian pula tali pusarnya pun akan putus dengan sendirinya. Tetapi bagi peternak yang baik, membiarkan keadaan semacam itu tanpa ada suatu pertolongan adalah kurang bijaksana. • Anak babi yang baru lahir diusahakan segera bisa menyusu, sebab air susu pertama (colustrum) penuh dengan zat-zat dan antibiotic yang sangat diperlukan bagi kehidupan anak babi yang baru lahir. Biasanya anak babi yang kuat akan memperoleh puting yang air susunya lancer. Tetapi sebaliknya babi yang lemah akan terdesak dan akan memperoleh putting yang jelek, yang air susunya sedikit. b. Pemeliharaan anak babi umur 3 – 10 hari  Anak babi umur 3 – 10 hari mengalami masa kritis. Pada saat itu mereka sangat sensitive dan tiada berdaya menghadapi lingkungan yang berat. Sehubungan dengan hal tersebut maka para pertenakan harus betul-betul memberikan perlakuan yang cermat. Kemungkinan-kemungkingan yang biasa dihadapi ialah : • Anak babi mudah kedinginan Beberapa hari sesudah lahir, anak babi keadaannya sangat berbahaya yaitu mudah menggigil kedinginan, karena kulitnya tidak memiliki perlindungan bulu seperti anak sapi atau domba, maupun kambing. Maka pada saat itu lampu di dalam indukan harus dinyalakan, agar ruangan menjadi hangat dan dengan adanya sinar lampu anak babi akan merasa senang, sebab mereka sangat tertarik terhadap sinar lampu. • Anak babi banyak mati tertindih Sebab pada saat itu mereka sangat lemah, belum lincah bergerak menghindari kemungkinan-kemungkinan yang merugikan atau menimpa dirinya.

• Anak babi mati lemas Sering terjadi induk yang habis melahirkan kena infeksi agalactia atau konstipasi. Sehingga ambing mengeras dan tidak menghasilkan susu. Peristiwa atau kegagalan air susu induk ini bisa mengakibatkan anak babi mati lemas. Sebab satu-satunya sumber makanan tidak dapat dipenuhi. c. Anak babi yang kehilangan induk Sering terjadi induk jatuh sakit, atau mati pada waktu melahirkan. Sehingga anak-anaknya tidak bisa diasuh lagi. Apabila ada peristiwa semacam ini maka peternak harus segera bisa mengatasi atau memberikan pertolongan. Mereka bisa ditolong dengan berbagai cara : • Diberi air susu sapi Dengan cara ini biasanya anak babi banyak tidak bisa tertolong, sebab susunan air susu sapi berbeda. • Dititipkan atau diasuh oleh induk lain  Anak babi bisa dititipkan kepada induk yang mempunyai anak yang umurnya sebaya dengan anak yang akan dititipkan. Cara ini biasanya juga mendapat kesulitan, sebab induk babi dengan mudah bisa membedakan anak sendiri dan anak titipan, sehingga anak babi yang berasal dari luar selalu dimusuhi habis-habisan. Hal ini bisa diatasi dengan cara, pertama anak-anak babi dari induk lain, sebelum dimasukkan ke dalam kandang induk baru, terlebih dulu harus dicampur dengan anakanak sendiri dalam satu kotak, agar baunya menjadi sama. Kedua atau dengan cara lain, anak babi dari induk lain ataupun anaknya sendiri diberi bau-bauan yang sama, misalnya dengan memberikan minyak tanah atau minyak kayu putih. Yang dioleskan pada sekitar mukanya. Dengan cara demikian bisanya mereka dengan mudah bisa diterima oleh induk baru yangakan mengasuh. Untuk mempertimbangkan dalam memberikan pertolongan terhadap anak-anak babi yang tidak bisa diasuh oleh induknya sendiri, di bawah ini dikemukakan mengenai susunan colustrum, air susu sapid an air susu babi. 1) Susunan colustrum, air susu babi biasa dengan air susu sapi Induk yang habis melahirkan susu pertama yang disebut colustrum. Kandungan zatzat di dalam colustrum ini cukup tinggi, lebih-lebih protein yang di dalamnya terkandung unsure globulin (antibody yang terdapat pada darah). Globulin ini berisikan anti-bodi yang muntlak diperlukan anak babi yang baru lahir yang berguna untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi. Tetapi perlu diketahui bahwa dalam waktu yang singkat susunan zat makanan dan globulin dalam air susu tersebut cepat berubah dan menurun Kandungan pada colustrum dan air susu babi

Lactose %

Lemak %

Protein %

Abu %

Colustrum

4,5

8,5

17,0

1,0

Susu biasa (babi)

4,5

8,5

5,5

10

Jenis air susu

Susunan airu susu babi dan air susu sapi

Zat-zat

Air susu babi %

Air susu sapi %

B.K

20

12,5

Protein

30

27

Lactosa

24

28

Lemak

42

29

2) Antibodi pada anak babi  Anak bai yang baru lahir, sirkulasi antibodi yang terdapat dalam tubuhnya (darah), yang berguna untuk menghadapi infeksi penyakit, tidak efektif. Hal ini sangat berbeda apabila dibandingkan dengan antibodi pada manusia. Pada manusia semenjak anak itu masih dalam kandungan telah memperoleh antibodi dari sang ibu. Tetapi keuntungan colustrum babi tersebut kaya akan munoglobulin (molekul antibodi), dan di samping itu alat pencernaan pada babi yang baru lagir, di dalam waktu yang singkat bisa mengabsorpsi molekul dalam jumlah yang sangat besar. Dan dalam keadaan yang normal molekul tersebut bisa diabsorpsi dalam waktu satu jam sesudah anak babi itu menyusu. Peristiwa ini akan menjadi lebih sempurna setelah berlangsung 6 jam. Kandungan immunoglobulin yang paling tinggi adalah colustrum. Itulah sebabnya anak-anak babi yang baru lahir harus segera mendapatkan air susu induk. 3) Kekebalan anak babi  Anak babi yang baru lahir tidak memiliki kekebalan atau pertahanan tubuh terhadap infeksi penyakit. Dan kekebalan ini baru bisa terbentuk setelah anak babi mendapat colustrum. Karena colustrum banyak mengandung protein, dan di dalam protein itu terdapat immunoglobulin. Kekebalan (immunitas) yang diperoleh dari colustrum ini merupakan pertahanan tubuh pada kehidupan selama umur 10  –  14 hari. Setelah umur tersebut kekebalan yang berasal dari colustrum itu sangat menurun. Dan sesudah anak babi itu mencapai umur 3 minggu, di dalam tubuhnya terbentuk kekebalan yang diperoleh dari luar, yang dimulai dengan sangat lambat. d. Menyusukan anak babi yang baru lahir Secara alamiah anak babi yang baru lahir akan berusaha mendapatkan air susu induk, karena air susu tersebut merupakan satu-satunya sumber makanan utama. Induk menyediakan zat-zat makanan dan antibodi yang terdapat dalam air susu dengan lengkap. Itulah sebabnya para peternak secara mutlak dituntut untuk bisa mengatur agar semua anak yang baru lahir itu bisa mendapatkan colustrum secara cepat. e. Pemberian tanda anak babi  Anak babi sebaiknya diberi tanda pada daun telinganya, sebab tanda tersebut akan banyak manfaatnya bagi peternakan. Manfaatan tanda tersebut antara lain : • Mempermudah untuk mengetahui pertumbuhan. • Mempermudah mengadakan seleksi. • Mempermudah melakukan pencatatan-pencatatan administratif. Cara pemberian tanda  Ada berbagai cara untuk memberikan tanda pada anak babi, tetapi yang paling biasa ialah : 1) Sistem kerat Pemberian tanda dengan sistem kerat ini dilakukan dengan melobangi daun telinga. Hal ini dilakukan pada saat anak babi berumur 5 hari atau bersamaan dengan pemotongan gigi. Pelaksanaan • Sediakan gunting atau alat khusus, spiritus, kapas, dan obat merah (mercurocrom). • Daun telinga yang akan dilobangi dibersihkan dengan spiritus terlebih dahulu. Setelah daun telinga dilobangi, oleskan obat merah tersebut pada bagian yang luka.

2) Sistem tatoo Pemberian tanda dengan sistem tatoo ini dilakukan dengan menggunakan alat khusus (tatoo) yang sudah dilengkapi dengan alat atau tatoo yang berbentuk nomor-nomor. Sebelum telinga tadi dicap atau ditatoo, terlebih dahulu dibersihkan

denga spiritus, kemudia baru ditatoo dengan nomor-nomor sesuai dengan yang dikehendaki. Cara ini dilakukan pada saat anak babi berumur sekitar tiga minggu. f. Jumlah air susu yang diperlukan anak babi  Anak babi yang baru lahir, rata-rata memerlukan air susu 0,5 liter per ekor/hari. Apabila induk itu memiliki 10 ekor anak, berarti induk tersebut harus bisa memproduksi air susu 5 liter pr hari. Prosduksi air susu ini akan meningkat pada 3 minggu sesudah melahirkan, tetapi selanjutnya berangsur-angsur menurun. Hal ini bisa diamati pada grafik, bahwa penurunan air susu terjadi mulai minggu ke-6. Tetapi penurunan air susu dalam jumlah yang besar, terjadi pada minggu ke-8. Sehubungan dengan penurunan produksi air susu ini, maka pada minggu k3-6 anak babi harus sudah mendapat tambahan makanan dari luar. Sering dialami bahwa produksi air susu sangat kurang atau gagal sama sekali. Sebabsebab kegagalan produksi air susu antara lain : 1) Udara terlampau panas atau dingin. 2) Diarhee atau konstipasi (tidak bisa buang kotoran) sama sekali. 3) Pergantian tempat yang mendadak. 4) Ransum yang tidak sempurna. 5) Kepayahan di waktu melahirkan. 6) Akibat penyakit alat kelamin atau penyakit mastitis, metritis. 7) Keturunan dari induk yang selalu sedikit menghasilkan air susu. g. Kastrasi (Pengebirian) Untuk memperoleh pertumbuhan yang cepat dan kualitas daging yang baik, maka semua babi jantan harus dikstrasi. Biasanya kastrasi ini dilakukan pada saat babi berumur 4 minggu. Kastrasi yang dilakukan lebih awal akan lebih baik daripada babi yang besar, karena babi yang besar akan mengalami stress yang berat. 1) Tujuan kastrasi • Untuk mempertahankan kualitas daging. Sebab babi yang dikastrasi dagingnya akan lebih bagus, dan penimbunan daging dan lemaknya lebih cepat. • Agar pejantan yang tidak dipergunakan lagi untuk bibit atau pemacek, dagingnya tidak berbau. • Untuk menghindari babi jantan yang berkualitas jelek mengawini calon-calon babi induk yang bagus. • Untuk menjinakkan babi jantan yang mempunyai sifat buas atau kanibalis. 2) Cara kastrasi Dua macam kastrasi, yaitu tertutup dan terbuka. a) Cara tertutup Yaitu pengebirian dengan cara mengikat (menutup) saluran yang menuju testes, sehingga sel-sel jantan mati, karena tidak memperoleh zat-zat makanan. Hal ini dapat pula dilakukan dengan jalan member zat kimia yang bisa mematikan sel  jantan atau betina dengan jalan injeksi. b) Cara terbuka Yaitu dengan jelas melakukan pembedahan, guna mengeluarkan testes atau ovary, yang kemudian dipotong. 3) Cara melakukan kastrasi pada anak babi jantan Persiapan Sebelum melakukan operasi, emua alat beserta obat-obatan harus disediakan. • Alat-alat yang diperlukan : Pisau, scalpel atau silet, spiritus dan kapas. Pincet dan gunting. - Benang dan jarum. • Obat-obatan Suntikan antibiotic seperti penstrep. Sulfanilamide, yodium atau obat merah.

- Alkohol untuk membersihkan alat-alat seperti scalpel, pisau, gunting. - Air sabun hangat dalam basi atau ember. Pada saat dilakukan pengebirian babi kecil, maka untuk sementara induknya harus dipindahkan. Di dalam melakukan pengebirian ini harus ada seorang teman yang sekiranya bisa membantu memegang kedua kaki belakang dan depan yang dalam posisi menghadap ke atas. Pelaksanaan • Pertama : scrotum ditekan dengan ibu jari kiri ke atas dan telunjuk  ke bawah dengan maksud supaya mudah dibedah dengan pisau tajam atau dengan silet. • Kedua : kantong (selaput) testes yang berwarna putih dipotong atau dibedah, guna mengeluarkan testesnya. Kemudian bila testes itu ditekan maka keluarlah testes tersebut. •  Ketiga : testes yang sudah keluar dipotong pada saluran penggantungnya. Bagi babi dewasa, sebelum saluran testes dipotong, terlebih dahulu diikat dengan benang yang kuat supaya darah tidak mengalir ke luar. • Keempat : bekas luka harus diobati dengan yodium, atau sulfanilamide guna mencegah infeksi atau tetanus. Untuk mencegah dan mempercepat sembuhnya luka akibat bekas potongan tersebut sebaiknya dijahit, terkecuali babi yang berumur 4 – 5 minggu tidak dijahit. h. Penyapihan Sesudah 6 minggu beranak, babi induk yang bersangkutan produksi air susunya berkurang, tetapi penurunan air susu dalam jumlah besar, baru dimulai minggu ke-8. Seekor induk yang normal masa laktasinya (produksi air susunya) akan berlangsung sampai 8 minggu. Maka penyapihan pada umumnya dilakukan pada saat anak babi sudah mencapai umur 8 minggu. Dan apabila pemeliharaannya baik, pada saat itu anak babi sudah mencapai berat 14 kg. berat hidup anak babi tersebut juga dipakai sebagai criteria di dalam seleksi. Untuk mencapai target agar induk babi bisa beranak dua kali dalam waktu 1 tahun, maka anak babi harus disapih pada umur 8 minggu. Tetapi di beberapa daerah atau Negara lain yang sudah maju, ada yang melakukan penyapihan anak babi pada saat mereka berumur 6 minggu, sehingga induk babi bisa beranak 3 kali setahun.  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi awal atau lambatnya penyapihan. 1) Faktor induk  Anak babi umur 5 – 6 minggu bisa segera dipisahkan dari induk mereka, mengingat induk sudah sangat kurus akibat anak disusui terlalu banyak, 12 – 14 ekor misalnya. 2) Faktor anak Perkembangan anak cukup bagus, misalnya umur 7 minggu mencapai berat 12 kg. Walaupun produksi air susu masih cukup, penyapihan bisa lebih dipercepat. Sebaliknya apabila pertumbuhan anak lambat, maka penyapihan bisa ditunda , lebih dari 8 minggu. Tetapi juga harus diingat bahwa sesudah 8 minggu, produksi air susu akan menurun. 3) Faktor peternak Bagi para peternak yang sudah maju, di mana makanan, tatalaksana serba baik, maka penyapihan anak babi bisa dilaksanakan pada umur 6 minggu. Jadi dalam hal ini penyapihan tidak bisa dilakukan atau dipertimbangkan dari satu segi saja, misalnya umur 8 minggu. Tetapi yang harus dipertimbangkan adalah kaitanya denga faktor-faktor lain yang menjamin terhadap pertumbuhan dan kehidupan mereka lebih lanjut. i. Penimbangan anak babi umur 3 minggu Penimbangan anak babi sangat penting, sebab dengan cara ini pertumbuhan awal bisa diketahui.  Ada berbagai faktor yang mempengaruh berat badan anak babi : • Produksi air susu induk. • Jumlah anak yang dilahirkan. • Pemeliharaan terhadap induk yang sedang menyusui, lebih-lebih mengenai kualitas makanan. • Keturunan

 j. Pemotongan gigi  Anak babi yang baru lahir giginya sudah tumbuh sempurna, dan tajam. Namun demikian gigi tersebut belum berfungsi, bahkan merugikan induk yang sedang menyusui, ataupun sesame anak babi, karena saling menggigit. Akibat gigitan tersebut puting terluka sehingga induk merasa kurang enak karena kesakitan saat menyusui. Untuk menghindari hal tersebutm perlu adanya pemotongan gigi anak babi. Pemotongan bisa dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang berbentuk seperti tang. Apabila lat tersebut tidak ada, bisa menggunakan gunting kecil yang tajam. k. Menambah zat besi pada anak babi  Anak babi sampai dengan umur 10 hari merupakan hari-hari yang kritis, terutama terhadap penyakit kekurangan zat besi (anemia). Ada beberapa penyebab anemia yaitu : • Karena anak babi kedinginan dan keadaan kandang lembab. • Kekurangan mineral, khususnya zat besi, tembaga, dan colbalt. Zat besi adalah unsur yang penting di dalam haemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut oxygen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi ini menyebabkan anemia. Dan hal ini sangat banyak dialami pada anak babi yang dipiara di dalam kandang terusmenerus, sedang air susu induk sendiri hanya mengandung zat besi yang jumlahnya sangat rendah. Untuk mengatasi supaya anak babi terhindar dari penyakit anemia, maka semua anak babi yang baru lahir harus ditambahkan zat besi dengan cara oral atau injeksi. Cara-cara penambahan zat besi yang biasa dilakukan adalah : • Diberikan capsul zat besi atau pasta yang diberi lewat mulut pada saat anak babi itu berumur 3 hari, 7 hari dan 10 hari. • Diinjeksi dengan sulpha ferros (preparat anti anemia), • Diberi mineral tablet yang berisikan zat besi, cobalt pada waktu anak babi berumur 24 jam dan kemudian diulangi pada hari ke-7 dan k3-10. l. Pengobatan cacing Pada umumnya babi muda mudah kena infeksi cacing bulat. Untuk menghindari infeksi tersebut, semua babi sapihan harus diberi obat cacing, sebelum mereka dipindahkan ke kandang lain. m. Kematian anak babi dan mengurangi jumlah kematian Jumlah kematian anak babi sebelum dipisahkan dapat mencapai 30  –  50%. Sedangkan kematian sesudah disapih 5  –  10%. Hal ini terjadi pada peternakan babi yang pemeliharaannya kurang cermat. Faktor-faktor yang menyebabkan kematian anak babi , antara lain : 1) Perhatian pemelihara terhadap babi yang melahirkan kurang, sehingga anak babi mati terimpit atau terinjak induknya. 2) Perlengkapan kandang kurang, misalnya tidak ada kotak, dinding penghalang, sehingga anak babi tidur bersama induknya terimpit badan induknya. 3) Air susu kurang, tidak keluar sama sekalo, atau jumlah anak yang lebih banyak dari putting induk. 4) Kekurangan zat-zat makanan, akibat ransum induk yang kurang baik. 5) Sifat buas induk (kanibalis), sehingga anaknya digigit dan dimakan induknya, induk tidak bisa mengasuh anaknya dengan baik. Menguranig jumlah kematian : 1) Di dalam praktek usaha yang biasa dilakukan ialah pada waktu induknya tidur harus dipisahkan dengan pintu penghalang, atau anak-anaknya ditaruh di dalam kotak. 2) Bila udara dingin diusahakan pemanasan, atau bagi anak babi yang sudah agak besar pada lantai tempat mereka tidur bisa diberi alas dari brambut, serbuk gergaji, jerami kering. 3) Peternak harus memperhatikan induk-induk yang mempunyai sifat kanibalis, yang kemudian mengafkirnya.

4) Member makanan 5) Menjaga kebersihan kandang.

yang

gizinya

cukup.

3.

Pemeliharaan dara umur 6 bulan ke atas Babi-babi calon bibit yang sudah terpilih perlu pemeliharaan baik-baik. Pemeliharaan tersebut meliputi : a. Latihan (exercise)  Agar kaki dan kukunya menjadi kuat, sehingga pada waktu babi dikawinkan tidak mengalami gangguan, maka perlu latihan di luar kandang. Latihan ini dilakukan pada saat babi-babi tersebut sudah mencapai berat 90 kg. Babi-babi yang dilepas di kandang terbuka akan berlari-lari , menyesuaikan dengan tempat yang baru dan bisa mendapatkan udara segar. b. Pemberian makanan Bila mungkin, mereka disediakan tempat makan individual untuk menghindarkan babi lain yang serakah makannya. Setiap ekor induk atau dara memerlukan makanan 3 kg/hari dengan ransum dara. c. Mengawinkan babi dara • Babi mulai baliq pada umur 5 – 6 bulan. Pada saat itu babi yang mengalami birahi sudah mau menerima pejantan. • Tetapi perkawinan yang pertama kali baru boleh dilakukan pada saat mereka telah berumur 8 bulan atau mencapai berat 110  –  120 kg. • Untuk mencapai konsepsi (pembuatan) yang tinggi hendaknya babi itu dikawinkan 2 kali selama mereka sedang birahi. • Babi yang habis dikawinkan hendaknya ditempatkan terpisah dari babi-babi yang lain, selama 2 hari. Mereka diberikan makanan yang baik dan ditempatkan di lingkungan yang tenang. Selama babi itu birahi, pada ovariumnya diproduksi 18 – 20 buah telur yang bisa dibuahi. Telur yang sudah dibuahi akan melekat pada dinding uterus dan berkembang menjadi foetus. Suatu hal yang merugikan babi dara yang baru saja mengalami stress akibat ketakutan, pukulan, gangguan babi lain, pindah kandang terus menerus. Akibat stress tersebut telur-telur yang sudah dibuahi akan diabsorpsi kembali ke dalam darah induk. Peristiwa semacam inilah yang akan mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam kebuntingan. Itulah sebabnya babi yang habis dikawinkan harus terpisah dengan yang lain dan mendapatkan tempat yang tenang. d. Cara mengawinkan Perkawinan babi biasanya berlangsung selama 10  –  15 menit. Babi induk yang akan dikawinkan dimasukkan ke dalam kandang pejantan. Jika babi pejantan terlampau besar, babi betina bisa ditempatkan pada tempat perkawinan khusus seperti terlihat pada gambar, di mana kedua kaki depan pejantan bisa tertahan pada sangkar yang sudah dipersiapkan. e. Cara menguasai dan menangkap babi  Ada berbagai cara untuk melakukan penangkapan dan pengekangan babi. Hal ini sangat berbeda-beda tergantung kepada besar atau kecilnya babi yang bersangkutan. Babi-babi kecil tentu saja akan mudah ditangkap daripada babi-babi yang besar. 1) Cara penangkapan anak babi Cara-cara yang biasanya dilakukan untuk menangkap anak babi ialah cukup dengan memegang salah satu kaki belakang yang diangkat ke atas dan babi menghadap kelantai, seperti terlihat pada gambar. 2) Cara penangkapan babi muda Cara-cara yang biasa dilakukan untuk menangkap babi yang lebih besar, yang beratnya sekitar 50 kg, ialah dengan memegang babi yang bersangkutan pada bahu belakang dengan kedua tangan, seperti terlihat pada gambar.

3) Cara penangkapan babi besar Untuk menangkap babi-babi yang besar, misalnya untuk diijeksi. Pergunakanlah seutas tali dari plastic atau bamboo yang diikatkan pada rahang atas. Dengan cara tersebut maka babi akan mudah dikuasai. Perhatikan gambar berikut. f. Menguasai babi untuk dipindahkan ke tempat lain Babi-babi dewasa biasa dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pemidahan ini dengan mudah dulakukan asal digunakan suatu teknik yang betul. Cara pemindahan babi yang mudah ialah dengan mempergunakan perlengkapan khusus, misalnya sebuah papan dan tongkat. Papan ini bisa diganti dengan bahan-bahan lain seperti triplek, karton atau bahan lain yang berukuran 70 x 70 cm, yang dilengkapi pegagangan. Papan tersebut fberfungsi sebagai dinding penghalang yang bisa dipergunakan untuk menghalangi salah satu pandangan samping apabila babi hendak membelok. Sedangkan tongkat yang berukuran kurang lebih 1 m dimaksudkan untuk menguasai babi yang tidak mau jalan atau mogok. g. Penimbangan babi muda Penimbangan babi dilakukan secara rutin adalah merupakan salah satu program penting dalam management usah ternak babi. Sebab dengan hasil penimbangan yang dilakukan secara rutin, baik penambahan berat ataupun konversi terhadap makanan dengan mudah bisa diketahui. Penimbangan yang baik ialah penimbangan yang dilakukan secara periodic, seminggu atau sebulan sekali, dan dilaksanakan pada saat perut babi itu sedang kosong. Pada umumnya penimbangan itu dilakukan pada pagi hari sesudah babi dimandikan dan sehabis kandang dibersihkan. Untuk mempermudah teknik penimbangan ini, tentu saja pada setiap individu harus ada tanda pengenal, misalnya telinga dikerat. Dengan sistem ini, hasil penimbangan babi tersebut, baik secara individual ataupun kelompok yang ada di dalam kandang dengan mungdah bisa dilakukan pencatatan (recording) secara saksama. Lebih jelasnya perhatikanlah contoh berikut : Hasil penimbangan pertama • Jumlah babi dalam satu kandang 10 ekor beratnya : 660 kg • Berat rata-rata : 66 kg Hasil penimbangan kedua • Jumlah berat babi sebanyak 10 ekor : 700 kg • Berat rata-rata : 70 kg Kesimpulan • Setiap ekor babi memperoleh tambahan berat : 4 kg • Makanan yang dihabiskan per ekor/hari 2 kg x 7 hari : 14 kg • Jadi konversi terhadap makanan (food conversion) 14 kg (makanan) atau 3,5 : 1 4 kg (tambahan berat badan babi) Hasil ini berarti bahwa setiap penambahan berat badan 1 kg diperlukan makanan 3,5 kg. 4.

Pemeliharaan pejantan Walaupun babi jantan pada umumnya umur 5  –  6 bulan telah masak sexual, akan tetapi tindaklah bijaksana apabila pada umur tersebut terus dipergunakan sebagai pemacek. a. Sebagai pedoman, pejantan itu baru bisa dipakai sebagai pemacek apabila mereka telah berumur ± 8 bulan dan mencapai berat 100 kg. Pada saat itu pejantan bisa dipakai sekali seminggu. Sampai dengan umur 12  –  15 bulan, pemakaian pejantan itu harus dibatasi. b. Babi pejantan yang sudah masak, dapat mencukupi sampai 40 ekor betina/bulan. Akan tetapi bila peternak memiliki 40 ekor induk, disarankan memiliki 12 ekor pejantan, guna menghindari kemungkinan bila ada pejantan yang sakit dan karena alas an lain pejantan

itu tidak bisa dipergunakan lagi. Di samping itu kadang-kadang sering dialami adanya 2  –  3 ekor betina birahi bersama dalam waktu satu hari. c. Pejantan harus dikandangkan di tempat yang kuat dan luas, aga mereka bisa mengadakan latihan. Dan setiap hari pejantan itu sedapat mungkin harus diusahakan agar ia bisa melihat beberapa ekor betina. d. Pejantan harus selalu diberikan makanan yang baik dan cukup, agar tetap sehat dan kuat. e. Untuk menghindarkan agar pejantan tidak menjadi gemuk dan subur, maka ia harus diberi kesempatan berlatih.

 sumber: http://budidayaternak.comxa.com/  http://tyo-web.faa.im/tatalaksana-pemeliharaan-ternak-babi.xhtml

Minggu, 30 Juni 2013

PEMELIHARAAN BABI

Artikel Babi termasuk hewan yang subur untuk dipelihara kemudian dijual, karena jumlah perkelahiran (litter size) lebih dari satu ( polytocous) dan jarak perkelahiran pendek. Seekor induk dalam satu tahun dapat menghasilkan dua kali melahirkan dan 20 ekor anak sama dengan 1800 kg daging setiap tahun. Tabel 1. Data Reproduksi Babi Induk Peristiwa

Interval

Rata-rata

Umur saat pubertas (bln)

4 – 7

6

Lama Birasi (estrus) (hari) Panjang Siklus birashi (hari)

1 – 5 18 – 24

2  – 3 21

Waktu ovulasi (jam stlah birahi)

12 – 48

24  – 36

Saat yang baik untuk kawin

estrus hr

114

Lama Kebuntingan (har)

kedua 111 – 115

(3 bln, 3 mg, 3 hr)

Pubertas/birahi pada babi dara 4  –  7 bulan dengan rata-rata bobot badan 70-110 kg akan tetapi tidak dikawinkan sebelum umur 8 bulan atau pada periode estrus/birahi yang ketiga hal ini berguna untuk produksi anak yang lebih banyak dan lama hidup induk lebih panjang. Agar diperoleh anak yang lebih banyak maka induk dikawinkan pada 12  –  24 jam setelah tanda estrus/birahi. Estrus atau birahi pada induk babi adalah karena aktifitas dari hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium, kejadian ini terjadi selama 3  –  4 hari dengan perubahan tingkah laku seperti suka mengganggu pejantan, kegelisahan meningkat, menaiki betina lainnya dan nafsumakan menurun serta mengeluarkan suara yang khas, kalau ditekan atau diduduki punggungnya diam saja, vulva yang membengkak dan memerah serta lendir keruh dan mengental muncul, bila tanda tanda ini terlihat berarti bebi betinna tersebut siap kawin. Dalam praktek dengan dua kali perkawinan yaitu 12 dan 24 jam setelah tanda estrus dimulai supaya ovum banyak dibuahi dan jumlah anak (litter size tinggi). Untuk meningkatkan jumlah anak induk perlu di Flushing yaitu konsumsi induk ditingkatkan selama 7  – 14 hari sebelum dikawinkan untuk meningkatkan jumlah anak perkelahiran bila pakan selama fase pertumbuhan dibatasi. Perkawinan yang paling umum adalah perkawinan kelompok (lot Mating) cara ini adalah menempatkan satu atau beberapa ekor jantan kedalam kandang beberapa ekor betina yang sedang birahi, cara ini mengurangi tenaga kerja yang diperlukan. Hand mating memasukkan seekor betina dan seekor jantan setelah kawin kemudian jantan dipisahkan kembali ini untuk memudahkan pengontrolan ibu dan bapak anak yang lahir kondisi kandang kawin ini harus tenang dan tidak licin. Kebuntingan Lama bunting rata-rata 114 hari, kematian embrio/fetus paling sering terjadi/ fase kritis pada saat 30  –  35 hari awal kebuntingan. Perlakuan terhadap temperatur yang ekstrim,

pemberian pakan harus rendah pada awal kebuntingan ini dan penggunaan obat-obatan harus hati-hati. Kelahiran Induk sebaiknya ditempatkan ke kandang melahirkan 3  –  7 hari menjelang melahirkan, dalam kandang harus bersih, tenang dan Tanda induk mau melahirkan Gelisah, membuat sarang bila ada medianya, organ reproduksi dan kelenjar mamae membesar dan susu akan keluar bila ditekan saat 12  –  48 jam menjelang kelahiran. Laju pernapasan meningkat menjelang 12 jam kelahiran kelahiran paling sering menjelang malam hari. Induk merebahkan diri pada satu sisi saat melahirkan kelahiran dengan pola berurutan (satu-satu) selama kurang lebih 1  – 5 jam, anak yang lahir biasanya 70% kaki depan dulu keluar, anak babi dengan kaki belakang duluan paling banyak mati lahir, bila periode kelahiran cukup lama perlu dilakukan perogohan kedalam alat reproduksi induk, mungkin ada yang sungsang. Perlakuan anak setelah lahir adalah dibersihkan hidungnya dan badannya dari cairan rahim, dan dibantu diberikan susu pertama (colostrum), berikan penghangat pada kandang anak yang baru lahir. Maka dengan itu selama proses kelahiran harus senantiasa diawasi oleh anak kandang. Induk yang terlampau tua, gemuk dan gelisah selalu lebih banyak mengalami problem saat melahirkan oleh sebab itu induk sebaiknya melahirkan sebanyak 8  – 10 kali setelah itu diafkir. Pemotongan ari-ari dipotong dengan cara mengikat dulu pada bagian dekat perut kemudian di gunting lalu diberikan antibiotik (betadin/yodium). Induk akan birahi kembali 3 – 5 hari setelah anaknya disapih/dipisahkan oleh sebab itu induk dapat dikawinkan kembali untuk memperbanyakjumlah anak yang lahir pertahun. Lama penyapihan biasanya 2 bulan akan tetapi dapat dipersingkat menjadi 3 minggu dengan perlakuan tertentu. Anak Babi Setelah Lahir Anak babi saat lahir sangat lemah, tidak berbulu (tidak tahan dingin) perlu suhu kandang o

harus 35 C, cadangan energi yang ada dalam tubuh anak babi cukup hanya 7  – 8 jam oleh sebab itu susu induk sangat diperlukan setelah lahir, oleh sebab itu perlu ada jerami pada lantai anak dan diberi penghangat (lampu minyak atau listrik). Defisiensi Besi (Fe) atau anemia cepat muncul pada anak babi yang baru lahir yangdipelihara terkurung hal ini disebabkan oleh persediaan Fe dalam tubuh babi cukuprendah, Fe dalam susucukuprendah, kontak babi dengan tanah sumber Fe dibatasi dan laju pertumbuhan babi yang cepat. Ciri anak babi yang kekurangan Fe ini terlihat pucat, lemah, bulu berdiri dan bernafas cepat oleh sebab itu 48  – 72 jam zat besi harus diberikan antara lain dengan cara : disuntik dengan (paling dianjurkan), disediakan tanah supaya anak babi bisa menjilat-jilat larutan fe digosokkan pada ambing/susu induk yang umum adalah dengan menyuntikkan iron dextran kedalam otot leher atau paha. Perebutan puting susu sangat hebat saat babi baru lahir biasanya babi berebut pada babi pada bagian depan karena susu yang paling banyak diproduksi. Oleh sebab itu anak yang lemah atau kecil mendapat susu yang paling sedikit maka anak tersebut menjadi lebih kecil maka dengan itu perlu diberikan susu atau makanan tambahan bagi anak selama menyusui. Pentirian anak babi bisa dilakuakan bila lama anak babi terlampau banyak dibanding dengan  jumlah puting atau induk babi bati saat melahirkan, akan tetapi pentirian bisa dilakukan bila umur jarak antar melahirkan dengan induk lain kurang dari 2 hari, sebelum dilakukan pentirian sebaiknya diberikan bau-bauan yang sama (dengan kotoran, oli, cairan rahim atau bau yang kuat) agar induk yang menerima tidak mencium bau yang berbeda kemudian akanmenolakanak tersebut.

Pemotongan gigi taring anak babi harus dilakukan segera setelah lahir untuk menjaga agar tidak melukai ambing (susu induk), denganmenggunakan tang pemotongan ini harus hatihati agar tidak kena gusi/lidah, pemotongan ekor dapat dilakukan bila diperlukan untuk kebersihan danmenghindari perkelahian. Kastrasi/kebiri sebaiknya dilakukan pada anak babi jantan sebelum berumur 10 hari kecuali pada anak yang akan dicalonkan pejantan, pisau diugunakan untuk memotong skrotum, dan tangan harus steril atau didesinfektan.

Di Irian Jaya populasi ternak yang paling banyak adalah ternak babi, sebanyak 413.259 ekor pada tahun 1993. Bagi masyarakat Irian Jaya ternak babi sangat penting artinya dalam keterkaitan-nya dengan adat istiadat atau dapat dikatakan bahwa ternak babi sudah dipelihara sejak turun temurun. Cuma pemeliharaan ternak masih secara sederhana atau tradisional, contohnya seperti makanannyamasih tergantung pada sisa-sisa dari dapur dan ubi-ubian, dikandangkan tetapi kadang-kadang dilepas dengan sistem perkandangan tradisional, sistem pemeliharaannya hanya semata-mata ditujukan kepada kepentingan adat-istiadat dan kurang memperhatikan aspek ekonomisnya sehingga kurang memperhatikan faktor faktor produksi dalam usaha peternakan babi. Untuk meningkatkan produksi dan mutu ternak babi maka perlu usaha perbaikan melalui makanan, tatalaksana dan bibit yang dikelola. Cara Beternak Babi 1. Memilih bibit yang baik Pemilihan bibit yang baik merupakan langkah awal keberhasilan suatu usaha peternakan. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan pada waktu memilih bibit: a. Babi yang sehat, bentuk tubuh yang baik ciri-cirinya : letak puting simetris dan jumlah 12 buah kiri dan kanan, ambing yang besar dengan saluran darah terlihat jelas, tubuh  yang padat dan kompak, kaki yang tegap dan kokoh, tubuh yang panjang dibandingkan dari babi-babi yang sama umur. b. Anak babi yang akan di ternakan sebaiknya berasal dari induk yang sering menghasilkan anak banyak atau biasanya mempunyai anak lebih dari 5 ekor dalam satu kelahiran dan sanggup atau menjaga anak-anaknya sampai saat lepas susu, maupun pejantan yang sanggup atau mempunyai kemampuan kawin serta menghasilkan anak lebih dari 5 ekor. 2. Pemeliharaan Anak babi sejak lahir sampai berumur 10 hari menghadapi suatu masa kritis sebab anak babi sangat s ensitif dan tidak berdaya menghadapi lingkungan y ang berat. Kematian anak babi sangat menonjol apabila tatalaksana dan pemeliharaan induk dan anak kurang baik. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal dalam pemeliharaan anak-anak babi misalnya: - Pembuatan kandang dengan sekat pengaman dalam kandang, tempat makan. - Menjaga kebersihan kandang secara teratur dan kontinyu. - Segera setelah anak babi lahir, tali pusar diolesi obat merah untuk menghindari infeksi. - Memberi makan dan minum secara teratur. - Bila induk babi mati, anak babi yang masih kecil dapat dipisahkan ke induk yang lain atau diberi susu pengganti sebanyak 0,2-0,4 liter/ekor/hari sampai umur 4-5 minggu. Babi jantan yang digunakan sebagai pejantan pada umur 10 bulan dapat mengawini 1 sampai 2 ekor babi betina/hari dan dalam seminggu jangan lebih dari 3 kali kawin. Perbandingan jumlah pejantan dan induk babi 1 ekor : 8-10 ekor. Anak babi yang tidak digunakan sebagai calon pejantan sebaiknya segera dikebiri berumur kira-kira 3 minggu.

Babi yang digunakan sebagai calon induk dikawinkan pertama kali pada umur 9 bulan, sedangkan induk babi yang baru melahirkan sudah dapat dikawinkan kembali setelah umur 12 minggu atau setelah anaknya disapih.

Tingkah Laku Babi Sebelum Melahirkan Seminggu sebelum melahirkan, babi-babi betina dipindahkan ke kotak persalinan (farrowing crates) tempat mereka akan tinggal selama 2-4 minggu sampai bayi babi disapih dari induknya. Kotak persalinan adalah kotak yang terbuat dari logam dengan ukuran sedikit lebih besar dari tubuh babi tersebut, tanpa ruang gerak untuk berputar badan. Setiap usaha untuk bergerak akan menyebabkan gesekan dengan tiang-tiang besi  yang menyebabkan luka, goresan, dan bengkak. Insting kuat untuk membuat sarang sendiri dari dedaunan, rumput, atau jerami membuat babi betina merasa frustasi. Lebih dari 80% dari babi betina yang akan melahirkan ditempatkan di kotak persalinan. Kotak persalinan digunakan karena klaim bahwa kalau tidak memakainya maka bayi babi akan tergencet / tertindih induk babi. Akan tetapi, kotak persalinan yang dimaksudkan mencegah babi betina bergerak dan berbaring, ternyata pada akhirnya tak dapat mencegah babi betina untuk berbaring sehingga banyak bayi babi yang tertindih induknya. Penelitian membuktikan bahwa angka kematian bayi babi antara sistem kotak persalinan dengan sistem tanpa kotak persalinan, ternyata tidak berbeda. Intensifikasi telah meningkatkan masalah penyakit, umumnya terjadi di kalangan bayi-bayi babi. Radang paru-paru oleh virus, radang selaput otak, penyakit vesicular, penyakit telinga biru dan gatal-gatal, adalah beberapa jenis penyakit dari sekian banyak  jenis penyakit yang dapat menjangkiti babi. Untuk mencegah penyakit-penyakit ini, metode bebas penyakit spesifik / specific pathogen free (SPF) telah dikembangkan untuk membiakkan bayi babi dalam lingkungan steril. Sebuah metode yang pernah populer dengan cara menyembelih induk babi sebelum melahirkan dan mengeluarkan rahim babi utuh yang berisi bayi-bayi babi. Rahim utuh itu kemudian ditempatkan di ruangan steril, dan bayi-bayi babi dikeluarkan dari rahim untuk kemudian dibiakkan. SPF diterapkan hanya oleh sebagian kecil peternak.

Tingkah Laku Babi Pada Saat Melahirkan Pada saat melahirkan, kebanyakan babi gelisah dan tidak melakukan aktifitas yang berlebihan. Babi melahirkan dengan cara menelentangkan badannya. Tingkah Laku Babi Setelah Melahirkan Selama 24 jam setelah melahirkan, induk memprakarsai setiap kali menyusukan dengan sederetan suara merengeh yang halus memancing anak datang ke ambing. Sebaliknya sekitar akhir hari ke-3 anak babilah yang memancing induk untuk menyusukan anak dengan mengelus-elus ambing induk dengan cungurnya atau merengek -rengek sekitar kepala induk. Tindakan demikian mengakibatkan induk menggeser tubuhnya untuk memaparkan semua puting susunya dan beberapa menit anak merengeh sambil mengeluselus ambing dengan penuh semangat. Tindakan ini memuncak, dan tiba-tiba reda sewaktu

air susu dilepas induk, dan anak-anak babi mengisapnya tanpa bunyi merengek dalam waktu satu menit. Inilah waktu menyusui. Pada hari yang pertama anak-anak babi telah menentukan puting pilihannya. Pertarungan yang terhebat untuk merebut puting induk terjadi selama 4 jam pertama dan seterusnya cepat berkurang. Puting-puting susu yang paling sering diperebutkan anak babi adalah puting-puting depan, yang menghasilkan air susu yang lebih banyak. Umumnya anak-anak babi yang lebih besar dan tegar menguasai puting yang di bagian depan, sebab merekalah yang lebih berhasil memperebutkannya. Setiap anak mengidentifikasikan puting baginya melalui penglihatan, penciuman dan mengenal anak di sampingnya dan terciptalah pemilikan ―teat order― atau eselon puting antara sesama anak babi se perindukan. Beberapa induk babi memperlihatkan tanda-tanda birahi 1-3 hari setelah melahirkan, namun ovum belum matang dan tidak dikeluarkan dari indung telur, sehingga mengawinkan induk pada saat tersebut tidak ada gunanya.

Diposkan oleh hery widyastuti di 22.51

Widyastuti,

Hery.

2013.

Pemeliharaan

Babi.

http://c31121142.blogspot.com/2013/06/pemeliharaan-babi.html. Diakses pada tanggal 3 Juni 2014.

Kamis, 31 Januari 2013

CARA BETERNAK BABI

1.

Memilih

bibit

yang

baik

Pemilihan bibit yang baik merupakan langkah awal keberhasilan suatu usaha peternakan. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan pada waktu memilih a.

bibit:

Babi

yang

sehat,

bentuk

tubuh

yang

baik

ciri-cirinya

:

letak puting simetris dan jumlah 12 buah kiri dan kanan, ambing yang besar dengan saluran darah terlihat jelas, tubuh yang padat dan kompak,

kaki

yang

dibandingkan b.

Anak

babi

tegap

dari yang

dan

kokoh,

babi-babi

akan

di

tubuh

yang

yang

ternakan

panjang

sama

sebaiknya

umur.

berasal

dari

induk yang

sering

mempunyai

anak

menghasilkan lebih

sanggup

atau

maupun

pejantan

kawin 2.

serta

dari

menjaga yang

anak 5

ekor

anak-anaknya sanggup

menghasilkan

anak

banyak dalam

satu

sampai atau

atau

kelahiran

saat

lepas

mempunyai

lebih

biasanya

dari

dan

susu,

kemampuan 5

ekor.

Pemeliharaan

Anak babi sejak lahir sampai berumur 10 hari menghadapi suatu masa kritis

sebab

anak

babi

sangat

sensitif

dan

tidak

berdaya

menghadapi lingkungan

yang

berat.

Kematian

anak

babi

sangat

menonjol

apabila tatalaksana dan pemeliharaan induk dan anak kurang baik. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal dalam pemeliharaan anak-anak -

babi

Pembuatan

kandang

dengan

misalnya:

sekat

pengaman

dalam

kandang,

tempat

makan.

-

Menjaga

-

Segera

kebersihan setelah

kandang

anak

babi

secara

lahir,

teratur

tali

dan

pusar

kontinyu.

diolesi

obat

merah untuk -

menghindari Memberi

Bila

induk

makan babi

dan

mati,

infeksi.

minum

anak

babi

secara

yang

masih

teratur. kecil

dapat

dipisahkan ke

induk

0,2-0,4

yang

lain

atau

diberi

liter/ekor/hari

susu

sampai

pengganti

umur

sebanyak

4-5

minggu.

Babi jantan yang digunakan sebagai pejantan pada umur 10 bulan dapat

mengawini

1

sampai

2

ekor

babi

betina/hari

dan

dalam

seminggu jangan

lebih

Perbandingan

jumlah

dari pejantan

3 dan

induk

kali babi

1

kawin. ekor

ekor. babi

:

8-10 Anak

yang

tidak

digunakan

sebagai

calon

pejantan

sebaiknya

segera dikebiri Babi

yang

berumur digunakan

kira-kira

sebagai

calon

induk

3

minggu.

dikawinkan

pertama

kali pada umur 9 bulan, sedangkan induk babi yang baru melahirkan sudah dapat dikawinkan kembali setelah umur 12 minggu atau setelah anaknya

disapih.

3. Ada

Perkandangan dua

jenis

kandang

untuk

peternakan

babi.

1.

Jenis

kandang

tunggal

:

memanjang

Kandang

yang

terdiri

yang

satu

baris

dipetak-petak.

2. Jenis kandang ganda : Kandang yang terdiri dari dua baris yang letaknya untuk

saling

dapat

berhadapan

memberikan

atau

mempunyai

pelayanan

dan

jalan

ditengah

perawatan

terhadap

ternak

babi.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan kandang babi

:

a. Kandang dibangun dengan model terbuka dibagian atas dinding kandang,

supaya

pertukaran kalau

mendapat

udara

yang

memungkinkan

cukup

cukup

dapat

baik.

dibuat

sinar

matahari

Bagian

bawah

tembok

setinggi

dan

kandang 1

meter.

b. Lantai kandang sebaiknya dibuat dari dasar yang kuat dan kalau memungkinkan jangan c.

dapat

dibuat

terlalu

Disamping

membuang maupun

licin

kandang

kotoran

dalam

kemudian

dibuat

saluran

lebih

kotoran

tetapi

usahakan

sedikit air,

membersihkan

kurang

pembuangan

semen,

serta

sewaktu

saluran

letak

lantai

25

yang

berfungsi

kandang.

cm

agak

miring.

dan

jauh

agak dari

Lebar miring, kandang.

d. Atap dapat dibuat dari seng tetapi sebaiknya terbuat dari bahan yang

tidak

menyerap

panas

misalnya

daun

sagu

atau

daun

alang-alang. e. -

Luas Kandang

beranak

dengan

ukuran

lebar

2,5

meter

panjang

1,5

-

Kandang

-

Kandang

ukuran

kandang

untuk

ekor

untuk

panjang

babi 1

meter

pejantan berumur

meter

dan

dan

berukuran 3

bulan

lebar

-

1

3 1

x

2

meter.

tahun

dengan

meter

untuk

tiap

ekor. 4. Makanan

Ransum untuk

pertanian hijauan

dan

dan

babi

biasanya

basil-basil

Cara merupakan ikan,

Pemberiannya

campuran

sisa-sisa

basil-basil

dapur/warung, muda

sebagai sumber vitamin seperti kangkung, keladi, ketela pohon,

garam dapur

dan

lain-lain.

Susunan makanan yang diberikan seperti bungkil kelapa, dedak, jagung,

sisa-sisa

ubi

kayu,

ubi

jalar

dan

daun-daun

ikutan

pertanian. Jumlah -

makan

Untuk

anak

babi

anak

babi

yang

berumur

kurang

diberikan:

lebih

8

minggu

0,25

kg/

ekor/hari -

Untuk

berumur

1

tahun

sebanyak

2

kg/ekor/hari.

- Untuk induk yang tidak menyusui/ tidak bunting kurang lebih 2 kg/ekor/hari. -

Untuk

induk

babi

yang

bunting

sebanyak

kurang

lebih

2,5

kg/ekor/hari. - Untuk induk menyusui 2 kg/ekor/hari ditambah dengan jumlah anak -

dikalikan Untuk

Makanan

pejantan

diberikan

2-3

0,25 sebanyak kali

3

sehari

kg/ekor/hari.

–  dan

4

kg/ekor/hari.

tidak

mutlak

harus

dimasak karena

zat-zat

vitamin

dalam

campuran

makanan

yang

dimasak

akan rusak atau hilang, namun ada pula yang perlu dimasak seperti ubi kayu, daun keladi dan kacang kedelai sebab mengandung racun, dapat menimbulkan

gatal

gatal,

mengandung

zat

anti

metabolik.

Ternak babi disamping membutuhkan makanan juga membutuhkan air minum

yang

bersih

setiap

hari

dan

disediakan

secara

tak

terbatas dalam

kandang

sehingga

babi

dapat

minum

kebutuhannya Diposkan oleh dengan aku di 20.58

http://infoterbaruuntukanda.blogspot.com/2013/01/cara-beternak-babi.html

sesuai

dengan

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF