Kebijakan Pelayanan PDF

October 6, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Kebijakan Pelayanan PDF...

Description

 

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG NOMOR : 6851/PER/RSI-SA/XI/2016 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

1

 

Bismillahirrahmanirrahiim

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG NOMOR :  6851 /PER/RSI-SA/XI/2016  TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG MENIMBANG

:

a.  bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan rumah sakit yang bermutu tinggi. b.  bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Isl Islam am Sultan Agung Semarang dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

 

c.

MENGINGAT

:

bahwa sebagaimana dimaksudberdasarkan dalam a dan pertimbangan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

1.  Undang-Undang Republik Indones Indonesia ia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit 2.  Undang Undang –  – Undang  Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Pokok – Pokok – pokok  pokok Kesehatan 3.  Undang Undang –  – Undang  Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran 4.  Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 /Menkes/Per/ III/ 2008 tentang Pelayanan Rumah Sakit 5.  Fatwa Dewan Syariah Nasional  –  –   Majelis Ulama Indonesia Nomor : 107/DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip Syariah 6.  Surat Keputusan YBWSA Nomor 108/SK/YBWSA/VI/2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kelola RSI Sultan Agung 7.  Surat Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor : 018/SK/YBW-SA/II/2014 tentang Pengangkatan kembali dr. H. Masyhudi AM, M.Kes sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung 8.  Surat Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor : 57/SK/YBWSA/IV/2014 ttentang entang Pengangkatan Direktur-direktur Rumah Sakit Islam Sultan Agung Masa Bakti 2014 – 2014 – 2018  2018

2

 

9.  Kebijakan Penyelenggaraan Rumah Sakit Islam Sultan Agung berdasarkan prinsip Syariah Nomor: 1441/PER/RSI-SA/XII/2016 MEMUTUSKAN: MENETAPKAN Pertama

:

Mencabut dan menyatakan tidak berlaku Peraturan Direktur Nomor : 590/PER/RSI-SA/I/2014 tentang Kebijakan Pelayanan RSI Sultan Agung Semarang .

Kedua

:

Memberlakukan revisi Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga

:

Rumah

Sakit

Islam

Sultan

Agung Semarang dalam

penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan prinsip syariah

Keempat

:

Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dilaksanakan oleh Direktur Pelayanan Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

Kelima

:

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam

penetapan

ini

akan

diadakan

sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Tanggal : 01

: Semarang Safar

1438 H

01 Nopember 2016 M RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Dr. H. Masyhudi AM, M. Kes Direktur Utama TEMBUSAN Yth : 1.  Seluruh Unit Kerja 2.  Arsip 

3

perbaikan

 

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG NOMOR NOMO R

: 6851 /PER/RSI-SA/XI/2016

TANGGAL

: 1 Nopember 2016

KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

1.  Pelayanan Instalasi : a.  Pelayanan Gawat Darurat, Rawat Inap, Rawat Intensif, Laboratorium , Gizi , Farmasi, Kamar Bedah , Rekam Medik, dan Radiologi dilaksanakan dalam 24 jam. b.  Pelayanan Rawat Jalan sesuai dengan jadwal praktik dokter. c.  Pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien. d.  Seluruh staf RS harus bekerja sesuai dengan standar profesi, pedoman/panduan dan standar prosedur opersional yang berlaku, serta sesuai dengan etika profesi, etika RS dan etiket RS yang berlaku. e.  Seluruh staf RS dalam melaksanakan pekerjaannya wajib selalu sesuai dengan ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3), termasuk dalam penggunaan alat pelindung diri (APD). f.  Pelayanan pasien wajib memperhatikan hijab pasien.

2.  Pelayanan Instalasi Rekam Medik a.  Pelayanan pendaftaran rawat jalan baik pasien baru maupun pasien lama dimulai pukul 06.00 – 06.00 – 21.00  21.00 WIB b.  Untuk pendaftaran IGD pelayanan 24 jam c.  Pendaftaran rawat inap dilakukan jika pasien dinyatakan rawat inap oleh dokter dengan bukti Surat Perintah Mondok (SPM) d.  Setiap pasien rawat inap mendapatkan informasi yang berupa general consent   e.  Setiap pasien rawat inap dan keluarga mendapatkan edukasi sesuai dengan kebutuhannya termasuk edukasi islami yang ditulis dalam form edukasi dan informasi f.  Rumah Sakit menyediakan fasilitas perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang digunakan oleh tenaga medis, penunjang, pasien, keluarga, maupun pengunjung

3.  Skrining dan Triase : a.  Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh RS, dan dapat menggunakan pertelepon terkait rujukan dari luar. b.  Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing sebelumnya. c.  Kebutuhan darurat, mendesak, atau segera diidentifikasi dengan proses triase berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi. d.  Pelaksanaan skrining dan triase diupayakan dilakukan oleh petugas sesuai dengan gender pasien.

4

 

4.  Identifikasi : a.  Setiap pasien yang masuk rawat inap i nap harus dipasangkan gelang identitas pasien. b.  Pasien selalu diidentifikasi sebelum pemberian obat, sebelum transfusi darah atau produk darah lainnya, sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan laboratorium klinis, sebelum pemeriksaan radiologi, serta sebelum dilakukan tindakan.

5.  Pelayanan Resusitasi a.  Pelayanan resusitasi tersedia untuk seluruh pasien , setiap hari, 24 jam di seluruh area Rumah Sakit. b.  Penanganan resusitasi untuk kondisi darurat korban cardio respiratory arrest (henti  jantung), respiratory arrest   (henti nafas), dan keadaan yang mengancam nyawa (gangguan

airway ,

breathing,

circulation)

dan

membutuhkan

tindakan

penyelamatan segera. c.  RS menyediakan tehnologi medis dan obat-obatan untuk keperluan pelayanan resusitasi baik untuk Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Bantuan Hidup Lanjut (BHL) d.  BHD dilakukan segera setelah ditemukan kegawatan jantung/ paru yaitu bila ada tanda-tanda:



Pasien tidak sadar (unresponse)

-  - 

Tidak bernafas (no breathing) Napas tidak normal (gasping)

e.  Pelayanan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dilakukan oleh seluruh staf RSI Sultan Agung Semarang yang menemukan pasien kegawatan jantung/ paru yang berada di tempat kejadian atau berada paling dekat dengan tempat kejadian, sampai staf yang lebih kompeten datang f.  Pelayanan  Advance Life Support / Bantuan Hidup Lanjut (BHL) dilakukan oleh Tim Code Blue yang terdiri dari:

-  - 

Dokter bersertifikat ACLS/ FCCS Perawat bersertifikat PPGD/ BTCLS

g.  BHL dilakukan kurang dari 10 menit setelah ditemukan kegawatan jantung/ paru h.  Perhatikan label pasien yang mengalami gangguan henti nafas dan / atau henti  jantung, bila diberi label ungu (DNR) tidak perlu mengaktifkan mengaktifkan Code Blue 

6.  Transfer/ perpindahan di dalam rumah sakit : a.  Transfer dilaksanakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. b.  Pasien yang ditransfer harus dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sebelum dipindahkan. c.  Transfer pasien memastikan hijab pasien tetap terjaga.

7.  Transfer keluar rumah sakit / rujukan : a.  Stabilisasi terlebih dahulu sebelum dirujuk. b.  Rujukan ke rumah sakit ditujukan kepada individu secara spesifik atau Ba Bagian gian rumah sakit penerima rujukan.

 

c.

Merujuk berdasarkan atas kondisi kesehatan dan kebutuhan akan pelayanan berkelanjutan.

5

 

d.  Rujukan menunjuk siapa yang bertanggung jawab selama proses rujukan serta perbekalan dan peralatan apa yang dibutuhkan selama transportasi. e.  Rujukan pada rumah sakit lain dapat dilakukan kerjasama resmi rujukan atau tidak ada kerjasama. f.  Proses rujukan didokumentasikan di dalam rekam medis pasien. g.  Transportasi ambulan sesuai dengan syariah.

8.  Pelayanan Rawat Jalan : a.  Rumah sakit melayani rawat jalan meliputi: 1.  Spesialis : penyakit dalam, obsgyn, anak, saraf, bedah, kesehatan jiwa,TB-Dot, dan VCT VC T 2.  Pusat Pelayanan Cardiac center, Pain center, Eye center, Skin center, ENT center, dan Dental Center

b.  Pelayanan rawat jalan dimulai 07.00-21.00 WIB c.  Setiap pasien dalam mendapatkan pemeriksaan dokter terjaga hijabnya dengan tersedianya tirai/ penyekat. d.  Pendampingan dokter oleh perawat dilakukan jika pasien berbeda gender

9.  Pelayanan Rawat Inap : a.  Pemilihan Dokter penanggung Jawab Pasien (DPJP) atau pemilihan dokter sesuai dengan kondisi pasien b.  Pasien baru rawat inap diorientasikan oleh perawat meliputi: fasilitas ruangan, fasilitas ibadah, menghimbau penunggu sesuai gender atau sesuai mahram. c.  Dalam proses perawatan pasien mendapatkan pemeriksaan secara rutin oleh DPJP, dalam pelaksanaan visit dokter dilakukan pendampingan sesuai dengan gender pasien d.  Dalam proses perawatan pasien yang membutuhkan tindakan medis dan penunjang diperlukan informed consent   e.  Pengaturan bangsal/ ruang rawat inap sesuai gender pasien (mencegah terjadinya Ikhtilath) dan memperhatikan privasi pasien

f.  Dalam memenuhi kebutuhan pasien yang memerlukan tindakan baik yang berupa tindakan medis atau perawatan diupayakan sesuai dengan gender g ender pasien

10. Penundaan Pelayanan : a.  Memperhatikan kebutuhan klinis pasien pada waktu menunggu atau penundaan untuk pelayanan diagnostik dan pengobatan. b.  Memberikan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau pengobatan c.  Memberi

informasi

alasan

penundaan

atau

menunggu

dan

memberikan

informasitentang alternatif yang tersedia sesuai dengan keperluan klinik kli nik mereka. d.  Informasi penundaan pelayanan di tuliskan di form edukasi .

6

 

11. Pemulangan Pasien : a.  DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus menentukan kesiapan pasien untuk dipulangkan. b.  Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan yang terbaik atau sesuai kebutuhan pasien. c.  Rencana pemulangan pasien meliputi kebutuhan pelayanan penunjang dan kelanjutan pelayanan medis. d.  Identifikasi organisasi dan individu penyedia pelayanan kesehatan di lingkungannya yang sangat berhubungan dengan pelayanan yang ada di rumah sakit serta populasi pasien. e.  Resume pasien pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang. f.  Resume berisi pula instruksi untuk tindak lanjut. g.  Salinan resume pasien pulang didokumentasikan dalam rekam medis. h.  Salinan resume pasien pulang diberikan kepada praktisi kesehatan perujuk.

12. Transportasi : a.  Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan. b.  Transportasi disediakan atau diatur sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien. c.  Semua kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi, baik kontrak maupun milik rumah sakit, dilengkapi dengan peralatan yang memadai, perbekalan dan medikamentosa sesuai dengan kebutuhan pasien yang dibawa. d.  Transportasi sesuai prinsip syariah yang meliputi : fasilitas ambulan syariah dan kebersihan ambulan sesuai syariah.

13. Hak Pasien dan Keluarga : a.  Menghormati kebutuhan privasi pasien. b.  Melindungi barang milik pasien dari pencurian atau kehilangan. c.  Melindungi dari kekerasan fisik. d.  Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan lainnya yang berisiko mendapatkan perlindungan yang layak. e.  Membantu mencari second opinion dan kompromi dalam pelayanan didalam maupun diluar rumah sakit. f.  Pernyataan persetujuan (lnformed Consent ) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien. g.  Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi.

14. Penolakan Pelayanan dan Pengobatan : a.  Memberitahukan hak pasien dan keluarga untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan. b.  Memberitahukan tentang konsekuensi, tanggung jawab berkaitan dengan keputusan tersebut dan tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.

7

 

c.  Memberitahukan pasien dan keluarganya tentang Menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar ( Do Not Resuscitate )

-  Rumah sakit telah menetapkan posisinya pada saat pasien menolak pelayanan resusitasi dan membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar.

-  Posisi rumah sakit sesuai dengan norma agama dan budaya masyarakat, serta persyaratan hukum dan peraturan.

15. Pelayanan Pasien Tahap Terminal : a.  Mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan kasih sayang pada akhir kehidupannya b.  Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua aspek pelayanan pada tahap akhir kehidupan c.  Semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupannya yaitu meliputi pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder, manajemen nyeri, respon terhadap aspek psikologis, sosial, emosional, agama dan budaya pasien dan keluarganya serta keterlibatannya dalam keputusan pelayanan. d.  Rumah Sakit menyediakan pelayanan kerohanian kerohani an dan pendampingan sakaratul maut pasien.

16. Asesmen Pasien : a.  Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan pelayanannya melalui suatu proses asesmen yang baku. b.  Asesmen awal setiap pasien meliputi evaluasi faktor fisik, spiritual, psikologis, sosial dan ekonomi, termasuk pemeriksaan fisik dan riwayat ri wayat kesehatan c.  Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan, undang-undang dan peraturan yang berlaku dan sertifikasi dapat melakukan asesmen d.  Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit. e.  Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 6 jam pertama sejak rawat inap atau lebih cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit. f.  Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum tindakan pada rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 hari, atau riwayat medis telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah diulangi g.  untuk asesmen kurang dari 30 hari, setiap perubahan kondisi pasien yang signifikan, sejak asesmen dicatat dalam rekam medis pasien pada saat masuk rawat inap h.  Asesmen

awal

termasuk

menentukan

kebutuhan

rencana

pemulangan

pasien(discharge)  i.  Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas dasar kondisi dan pengobatan

untuk menetapkan

respons

terhadap

pengobatan

dan

untuk

merencanakan pengobatan atau untuk pemulangan pasien.  j.  Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan. di integrasikan. k.  Asesmen spiritual diberikan kepada pasien berupa asesmen awal, lanjutan dan pulang.

8

 

17. Manajemen Obat : a.  Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja diarea tersebut, bila diperkenankan kebijakan. b.  Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang jelas dan disimpan dengan cara yang membatasi akses (restrict access).  c.  Manajemen obat sesuai syariah ( pemberian edukasi dan informed concent pasien tentang obat yang belum jelas kehalalannya serta memiliki daftar obat yang termasuk jenis narkotika dan psikotropika.

18. Manajemen Nutrisi : a.  Pasien di skrining untuk mengetahui risiko terjadinya masalah gizi. b.  Pengkajian gizi pasien dilakukan untuk menentukan lang langkah kah asuhan gizi selanjutnya. c.  Respon pasien terhadap terapi gizi dilakukan monitoring dan evaluasi. d.  Makanan dan minuman pasien diselenggarakan dengan menjamin kehalalan bahan, proses produksi dan proses distribusi sesuai Sistem Jaminan Halal. e.  Semua bahan baku yang digunakan dalam proses produksi disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan. f.  Distribusi makanan dilakukan secara tepat waktu, tepat identifikasi dan tepat diit.

19. Manajemen Nyeri: a.  Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan dilakukan asesmen apabila ada rasa nyerinya. b.  Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif. c.  Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan protokol. d.  Komunikasi dan edukasi diberikan kepada pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri dan gejala dalam konteks pribadi, budaya dan kepercayaan agama masingmasing. e.  Penatalaksanaan nyeri diberikan kepada pasien dengan ketentuan sebagai berikut :

-  skala 1-3 (sedikit mengganggu aktivitas sehar-hari), dengan mengucapkan istighfar “Astaghfirullahal ‘Azhim” berulangkali  berulangkali 

-  skala 4-6 (gangguan nyata terhadap aktivitas sehar-hari), dengan membaca kalimat thayyibah (tasbih, tahmid, takbir atau tahlil )



skala 7-10 (tidak dapat melakukan aktivitas sehar-hari), ajaklah pasien agar mengingat Allah dan menanamkan sikap selalu husnuzhan kepada Allah

20. Surgical Safety Checklist : a.  Digunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam proses penandaan / pemberian tanda. b.  Menggunakan suatu checklist untuk melakukan verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat/benar, dan fungsional.

9

 

c.  Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat/ mendokumentasikan prosedur “sebelum insisi / time-out ” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / tindakan pembedahan. d.  Pasien terjaga hijabnya selama proses operasi berlangsung. e.  Jadwal pelaksanaan operasi diupayakan tidak berbenturan dengan waktu Salat kecuali dalam keadaan emergensi (darurat)

21. Hand Hygiene : a.  Mengadaptasi pedoman hand hygiene RSI Sultan Agung terbaru dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO Patient Safety )).. b.  Menerapkan program hand hygiene yang efektif. c.  Kadar alkohol yang digunakan untuk bahan handsrub sesuai dengan ketentuan Fatwa MUI Nomor 11 tahun 2009 tentang Hukum Alkohol d.  Penggunaan bahan handwash sudah sesuai dengan ketentuan sertikasi halal BPOM MUI. e.  Tata cara kebersihan tangan diawali dengan basmalah dan diakhiri dengan hamdalah.

22. Risiko Jatuh : a.  Penerapan asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.

b.  Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko. c.  Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.

23. Komunikasi Efektif : a.  Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut. tersebut. b.  Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut. c.  Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut. d.  Komunikasi yang diberikan kepada pasien sesuai dengan prinsip-prinsip komunikasi islami yang meliputi : 1.  Qaulan Sadidan ( perkataan benar dan jujur ) 2.  Qaulan Balighan ( perkataan yang mudah dimengerti ) 3.  Qaulan Layyina ( perkataan yang lemah lembut ) 4.  Qaulan Karima ( perkataan yang mulia ) 5.  Qaulan Ma’rufa ( perkataan yang baik )  ) 

24. Manajemen di Instalasi : a.  Semua petugas instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b.  Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.

10

 

c.  Melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal satu bulan sekali. d.  Setiap bulan wajib membuat laporan. e.  Peralatan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk menjamin semua sediaan farmasi tetap dalam kondisi yang baik. f.  Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) g.  Setiap petugas dalam melaksanakan pelayanan memperhatikan pada aspek agama.

22. Pemasaran & Humas a.  Membuat dan melakukan penawaran kerja sama dengan instansi lain lai n terkait produkproduk rumah sakit b.  Promosi produk menggunakan Above The Line Media (ATL) dan Below The Line Media  (BTL) c.  Untuk memudahkan pelayanan kepada Pasien diberikan pendampingan oleh petugas CSO d.  Promosi produk memperhatikan etika promosi dalam islam dengan tidak ada unsure risywah e.  Pengelolaan Handling complaint   mengedepankan musyawarah dalam mencapai mufakat f.  Informasi dan edukasi tentang materi kesehatan maupun kerohanian islam diberikan kepada pasien, keluarga dan pengunjung g.  Melakukan kerja sama dengan asuransi sebagai pihak ke dua

23. Bimbingan dan Pelayanan Islam a.  Semua pasien akan dilakukan assesmen spiritual b.  Semua pasien rawat inap yang beragama islam akan mendapatkan pelayanan Rohani Islam minimal satu kali sselama elama perawatan c.  Pasien yang membutuhkan pendampingan khusus akan mendapatkan pelayanan berupa ruqyah syariyah, quranic healing, pendampingan sakaratul maut, talqin dan pendampingan pasien akhir kehidupan ( end of life) d.  Semua pasien selama berada di rumah sakit akan mendapatkan jaminan dalam pemeliharaan agama. e.  Semua pasien selama di rumah sakit akan mendapatkan fasilitas ibadah berupa perlengkapan ibadah ( mukena, sajadah, al qur’an,dll )  )  f.  Memastikan setiap pasien muslimah selama dirawat terjaga hijabnya ( termasuk penutup dada ibu menyusui) g.  Pasien dengan kondisi terminal (pasien cuci darah, onkologi, TB dot dan HIV) akan mendapatkan pelayanan Rohani Islam sesuai dengan kebutuhannya.

11

 

h.  Pasien yang meninggal akan dilakukan pelayanan sesuai dengan prinsip syariah meliputi: Pelayanan pasien meninggal, Pemulasaraan jenazah, Penggunaan APD dan pengantaran sampai ke rumah duka.

12

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF