Kebijakan MKI
March 18, 2017 | Author: Widiarto Ners | Category: N/A
Short Description
Download Kebijakan MKI...
Description
1. SASARAN KESELAMATAN PASIEN 1) Rumah Sakit melakukan pendekatan dalam rangka memperbaiki serta memastikan keakuratan Indentifikasi Pasien. ( Pedoman Identifikasi Pasien ) 2) Rumah Sakit membudayakan tehnik komunikasi antar unit pemberi pelayanan langsung kontinu.( Pedoman Komunikasi yang efektif ) 3) Rumah sakit melakukan pengembangan dalam rangka memperbaiki keamanan obat –obatan yang perlu di waspadai ( high alert )( Pedoman peggunaan obat ) 4) Rumah Sakit melakukan pengembangan dalam membudayakan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien. 5) Rumah sakit melakukan pengembangan dalam rangka mengurangi kejadian resiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. ( Pedoman Pengendalian Infeksi ) 6) Rumah sakit melakukan pengembangan dalam rangka mengurangi resiko infeksi dan cidera karena jatuh. ( Pedoman pasien Safety ) 2. KUALIFIKASI PENDIDIKAN STAFF 1) Rumah Sakit dalam menetapkan staff, menentukan perihal pendidikan, pengetahuan, serta persyaratan lain yang diperlukan. ( Pedoman Rekrutmen Staf / Pedoman SDM ) 2) Tanggung jawab karyawan di uraikan dalam uraikan tugas. ( Pedoman Pengorganisasian ) 3) Pimpinan rumah melalui personalia mengembang proses rekrutmen, Evalusi, penugasan staf, sesuai dengan proses identifikasi yang dilakukan rumah sakit. 4) Pimpinan rumah sakit melalui proses yang dilakukan memastikan bahwasanya pengetahuan serta keterampilan karyawan sesuai kebutuhan pasien . 5) Rumah sakit melalui proses yang dilakukan memastikan bahwa karyawan non klinis yang ditempatkan sesuai kebutuhan rumah sakit dan persyaratan jabatan. 6) Setiap staf yang bekerja terdokumentasi di bagian personalia. 7) Pimpinan Rumah Sakit melalui personalia mengidentifikasi proses rencana pengembangan pengetahuan karyawan yang diperlukan. 8) Pimpinan rumah sakit melalui personalia mengadakan evaluasi rencana pengembangan pengetahuan karyawan secara berkesinambungan. 9) Seluruh karyawan medis, non medis sebelum bekerja di wajibkan mengikuti proses orientasi sesuai surat penugasan yang diberikan dan penempatan. ( Pedoman Orientasi staf ) 10) Setiap karyawan memperoleh pendidikan dan pelatihan baik in service maupun pelatihan lain dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan pengetahuan serta keterampilan. 11) Setiap karyawan yang mendapatkan pelatihan diwajibkan mendemonstrasikan kepada karyawan lainnya. 12) Rumah Sakit akan memfasilitasi bagi karyawan yang akan mengikuti Pendidikan dan pelatihan. 13) Rumah sakit menyediakan program kesehatan dan keselamatan karyawan. ( Pedoman K 3 ) 14) Rumah sakit menentukan staf medis fungsional.
15) Rumah Sakit melakukan proses kredensial melalui pengumpulan, verifikasi, evaluasi, dan izin, pendidikan, pelatihan, serta pengalaman untuk mengizinkan anggota SMF melakuan asuhan kepada pasien. ( Medical Staf By law) & ( Nursing Staf by law ).
3. MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN 1) Rumah sakit tunduk kepada peraturan perundangan undangan yang berlaku perihal pemeriksaan fasilitas. 2) Rumah sakit menyusun rencana tertulis yang menggambarkan pengelolaan terhadap resiko pasien , keluarga, pengunjung dan karyawan . 3) Rumah sakit menunjuk seorang yang berkompeten untuk mengawasi rencana dan pelaksanaan pengelolaan risiko di sekitar pelayanan. 4) Rumah sakit melakukan monitoring data insiden , cidera, serta kejadian yang mendukung rencana pengurangan risiko lebih lanjut. 5) Rumah sakit membuat program memberikan keselamatan dan keamanan lingkungan fisik. 6) Rumah sakit melakukan pemeriksaan fisik gedung pelayanan pasien dan mempunyai rencana pengurangan risiko yang nyata serta menyediakan fasilitas fisik yang aman bagi pasien, keluarga, karyawan dan pengunjung. 7) Rumah sakit membuat anggaran untuk meningkatkan atau mengganti sistim bangunan atau komponen berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap fasilitas dan mengikuti perundang undangan. 8) Rumah Sakit mempunyai rencana tentang inventaris, pengadaan, penyimpanan, bahan berbahaya, serta pengendalian pembuangan bahan berbahaya. 9) Rumah sakit menunjuk tim manajemen kedaruratan untuk penanggulangan wabah, bencana alam. 10) Rumah sakit secara berkala mengadakan uji coba simulasi penanganan kebakaran, wabah, dan bencana. 11) Program kerja meliputi pencegahan, deteksi dini, pemadaman, meredakan, dan jalur evakuasi guna merespon kedaruratan yang biasa terjadi. 4. TATA KELOLA KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN. 1) Perihal tanggung jawab dan akuntabilitas badan pengelola rumah sakit di jabarkan di peraturan internal ( By laws ) 2) Badan pengelola bertanggung jawab untuk memberikan persetujuan atas misi rumah sakit dan menginformasikan atau mengumumkan kepada masyarakat. 3) Badan pengelola bertanggung jawab atas tata kelola , serta memberikan persetujuan atas rencana anggaran belanja dan sumber dana yang dibutuhkan untuk mencapai misi Rumah sakit. 4) Badan pengelola bertanggung jawab memberikan persetujuan atas kebijakan menjalankan rumah sakit.
5) Badan pengelola bersama direktur utama menetapkan direktur Rumah sakit. 6) Badan pengelola bersama direktur utama memberikan persetujuan atas rencana rumah sakit dalam menjalankan mutu keselamatan pasien serta menerima laporan dari direktur tentang program mutu dan keselamatan pasien. 7) Direktur bertanggung jawab untuk menjalankan rumah sakit dan mematuhi perundang undangan yang berlaku. 8) Direktur rumah sakit bersama para wadir bertanggung jawab untuk menetukan misi rumah sakit dan membuat rencana serta kebijakan yang di butuhkan untuk menjalankan misi tersebut. 9) Direktur bersama wadir dengan pemuka masyarakat dan pimpinan ormas merencanakan pelayanan guna memenuhi kebutuhan masyarakat. 10) Direktur melakukan identifikasi dan melakukan perencanaan jenis pelayanan klinis yang diperlukan untuk melayani kebutuhan pelanggan. 11) Semua peralatan , obat yang dipakai di Rumah Sakit mengacu kepada rekomendasi profesi atau sumber lain yang berwenang. 12) Direktur bertanggung jawab terhadap kinerja pelayanan dan manajemen. 5. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI 1) Direktur menetapkan tim serta petugas yang berkompeten untuk mengawasi kegiatan PPI. 2) Direktur menetapkan mekanisme organisasi kegiatan PPI yang melibatkan seluruh karyawan yang ada. 3) Direktur menetapkan program PPI berdasarkan Ilmu pengetahuan terkini. 4) Direktur menyiapakan sumber tenaga yang cukup untuk mendukung PPI 5) Direktur menyusun dan menerapkan program yang komprehensip untuk mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kepada pasien dan tenaga kesehatan yang bekerja. 6) Direktur menetapkan program PPI meliputi area pasien, karyawan , dan pengunjung Rumah Sakit . 7) Direktur menetapkan Identifikasi prosedur dan proses terkait resiko infeksi dan membuat strategi untuk mengurangi resiko infeksi. 8) Direktur menetapkan managemen laundry dan linen yang benar untuk menurunkan resiko infeksi dengan menjamin terlaksananya pembersihan peralatan serta proses sterilisasi yang memadai . 9) Direktur menetapkan kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi bahwa kadaluarsa serta pemakaian barang Re- use yang diizinkan. 10) Direktur menetapkan tempat pembuangan sampah yang tepat untuk mengurangi resiko infeksi. 6. PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN 1) Direktur menetapkan perencanaan dan evaluasi keberhasilan program peningkatan mutu. 2) Direktur menetapkan kerja sama untuk melaksanakan program peningkatan mutu serta keselamatan pasien. 3) Direktur menetapkan skala prioritas untuk dilakukan evaluasi dan kegiatan PMKP. 4) Direktur menetapkan pemberian informasi perihal PMKP kepada karyawan.
5) Direktur menetapkan pemberian pelatihan kepada karyawan. 6) Direktur membuat rancangan serta modifikasi perihal PMKP. 7) Direktur menetapkan pedoman praktek klinik dan Clinical path way yang digunakan sebagai protokol klinis sebagai acuan dalam pemberian asuhan klinis. 8) Direktur menetapkan Indikator out come dari program PMKP 9) Direktur menetapkan indikator untuk menilai out come manajemen. 10) Direktur menetapkan indikator menilai outcome setiap upaya klinis . 11) Direktur menetapkan petugas yang memiliki pengalaman dan keterampilan dalam mengumpulkan dan menganalisa data. 7. PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA 1) Rumah Sakit harus menyediakan pendidikan untuk menujung partisipasi pasien , keluarga , di dalam pengambilan keputusan dan proses pelayanan. 2) Diwajibkan melakukan asesmen kebutuhan pendidikan pasien dan dicatat dalam rekam medik. 3) Melakukan asesmen kemampuan dan kemauan dari belajar pasien dan keluarga. 4) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan terhadap pasien agar terjalin kesinambungan. 5) Pendidikan pasien dan keluarga yang diberikan , penggunaan obat yang aman, penggunaan peralatan yang aman. 6) Pendidikan yang diberikan mempertimbangkan nilai budaya / keluarga dan diusahkan timbul interaksi dengan karyawan rumah sakit. 7) Tenaga yang ada di Rumah sakit agar berkolaborasi dalam memberikan pendidikan. 8. MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI 1) Rumah Sakit melakukan komunikasi dengan masyarakat perihal memperoleh akses pelayanan , serta informasi mengenai pelayanan. 2) Rumah sakit mengkomunikasikan ke masyarakat perihal asuhan pelayanan yang ada, serta cara mendapatkan nya. 3) Cara komunikasi dan pendidikan ke pasien dengan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti 4) Jalin komunikasi efektif dilingkungan Rumah Sakit. 5) Direktur bertanggung jawab terjadinya komunikasi dan koordinasi antara individu yang efektif dalam memberikan pelayanan klinik. 6) Semua tenaga yang terlibat agar melakukan komunikasi dalam pelayanan pada pergantian shift. 7) Berkas rekam medis pasien tersedia bagi pelaku pelayanan untuk kebutuhan internal dan eksternal. 8) Rumah Sakit merencanakan proses manajemen informasi untuk memenuhi kebutuhan internal dan eksternal. 9) Sesuai undang – undang kerahasiaan dan privasi pasien harus dijaga. 10) Keamanan serta integritas dan harus dijaga 11) Rumah sakit mempunyai waktu retensi dokumen, data, informasi. 12) Rumah sakit mempunyai kebijakan untuk menggunakan kode diagnose, prosedur/tindakan/singkatan/simbul serta definisi.
13) Rumah sakit harus menyiapkan data bagi orang dalam maupun orang luar organisasi. 14) Rumah sakit harus melindungi catatan informasi dari kerusakan atau kehilangan. 15) Semua karyawan harus berpartisipasi dalam mengintegrasikan , dan menggunakan SIM RS.
9. PELAYANAN PASIEN 1) RSKM II menerapkan kebijakan dan prosedur seragam sesuai undang – undang dan peraturan yang berlaku. 2) RSKM II menerapkan prosedur dan mengitegrasikan serta mengkoordinir pelayanan yang diberikan ke pasien. 3) Seluruh pelayanan kepada pasien direncanakan dan ditulis di rekam medik pasien. 4) Dokter / perawat yang diberika izin memberikan perintah pelayanan, menulis direkam medis di catat di integrated note. 5) Semua prosedur tindakan yang diberikan ke pasien agar di catat di rekam medis. 6) Hasil pelayanan, pengobatan, termasuk, kejadian tidak diharapkan wajib diberitahukan kepada pasien / keluarga pasien. 10. PELAYANAN ANASTESI DAN BEDAH 1) Rumah Sakit Karya Medika II menyediakan pelayanan anastesi untuk memenuhi kebutuhan pasien dan pelayanan dilaksanakan sesuai standar nasional, undang – undang, peraturan standar nasional 2) Rumah Sakit Karya Medika II menerapkan pelayanan anastesi di bawah tanggung jawab seorang dokter Spesialis anastesi. 3) RSKM II Membuat kebijakan dan prosedur dalam pemberian sedasi moderat dan dalam menerapkan semua pelayanan anastesi yang diberikan harus dicatat di rekam medis. 4) Pelayanan pra anastesi dan pra induksi dilakukan oleh petugas yang mempunyai kwalifikasi . 5) Semua resiko , manfaat, agar didiskusikan dengan pasien /keluarga. 6) Obat anastesi serta teknik pemberian agar dituliskan/di catat di rekam medik anastesi pasien. 7) Selama pemberian anastesi pasien wajib di monitoring. 8) Setiap status post anastesi di monitoring , di dokumentasaikan dan pasien dipindah dari recovery room , harus dilakukan oleh petugas yang berkwalifikasi. 9) Pemberian pelayanan bedah harus direncanakan dan didokumentasikan sesuai hasil asesmen pasien. 11.
MANAJEMEN DAN PENGGUNAAN OBAT
1) RSKM II memutuskan penggunaan obat sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku dan diawasi secara kontinu sesuai kebutuhan pasien. 2) Instalasi farmasi di pimpin oleh ahli farmasi dan berizin. 3) Peresepan dan pemesanan obat dilakukan dalam mencukupi kebutuhan stok. 4) RSKM II melalui SIM RS dapat mengetahui daftar obat yang tersedia dan yang sedang digunakan 5) RSKM II dalam hal tertentu memperbolehkan instalasi farmasi membeli di luar dalam hal di gudang tidak tersedia, dimana obat sangat diperlukan. 6) RSKM II menerapkan sistim penyimpanan obat yang aman. 7) RSKM II memperbolehkan obat disimpan di luar farmasi khususnya untuk kepentingan emergency, dimana pengawasannya langsung di bawah Instalasi Farmasi. 8) RSKM II memerapkan pencatatan setiap pemberian obat ke pasien yang di dokumentasikan di Rekam Medik Pasien. 12. ASESMEN PASIEN 1) RSKM II menetapkan semua pasien yang mendapatkan pelayanan harus teridentifikasi kebutuhannya melalui proses asesmen. 2) Proses Asesmen dilakukan mengikuti undang-undang yang berlaku , peraturan dan standar profesi. 3) Asesmen yang dilakukan meliputi evaluasi faktor fisik, Psikologis, social, dan ekonomi termasuk pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. 4) Kebutuhan pelayanan medis serta keperawatan ditentukan pada saat masuk dan dicatat pada pencatatan klinisnya. 5) Kebutuhan pelayanan medis serta keperawatan situasi darurat harus sesuai kebutuhan serta keadaannya. 6) Proses asesmen dilakukan dalam waktu yang secepatnya, minimal sebelum 24 jam hari pertama rawat. 7) Semua temuan pada proses asesmen di catat dalam rekam medis agar dapat dipergunakan oleh DPJP. 8) Khusus tindakan bedah proses asesmen harus segera di selesaikan secepatnya sebelum tindakan dilakukan. 9) Setiap pasien dilakukan skrining gizi dan kebutuhan fungsional untuk di gunakan dalam asesmen lanjut dan pengobatan pasien. 10) Semua pasien calon rawat inap maupun rawat jalan dilakukan skrining untuk rasa sakit dan dilanjutkan asesmen jika ada rasa nyeri. 11) RSKM II menerapkan asesmen bagi pasien populasi tertentu yang dilayani 12) Dilakukan asesmen dan asesmen ulang bagi pasien yang mau meninggal dan keluarganya. 13. AKSES KEPELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN 1) Sesuai misi RSKM II dan ketersediaaan sumber daya yang ada di pakai sebagai patokan dalam penerimaan pasien rawat inap atau rawat jalan. 2) Penerimaan pasien rawat inap dan pasien rawat jalan dilaksanakan sesuai dengan SPO yang ada 3) Untuk keadaan darurat diprioritaskan untuk dilakukan asesmen dan pengobatan.
4) RSKM II memerintahkan petugas untuk memperhatikan kebutuhan pasien dalam menunggu dan penundaan pelayanan. 5) Petugas administrasi rawat inap harus menjelaskan pelayanan yang akan di berikan di bantu dokter IGD dan perkiraan biaya yang di timbulkan. 6) Melalui pedoman pelayanan medis RSKM II ditunjuk staf yang bertanggung jawab terhadap pelayanan. 7) RSKM II menetapkan peraturan tentang rujuk , dan memulangkan pasien . 8) RSKM II memberlakukan kriteria tentang transfer pasien dari satu unit ke unit. 9) Dengan pedoman pelayanan diterapkkan ketentuan untuk pindah dari satu unit ke unit lain.
14. HAK PASIEN DAN KELUARGA 1) RSKM II menjamin hak pasien dan keluarga selama mendapatkan pelayanan, dan dilakukan dengan penuh perhatian serta menghormati probadi pasien. 2) RSKM II menjamin perihal permintaan pasien /keluarga atas pelayanan rohani atau lainnya . 3) RSKM II Menjamin kebutuhan privasi . 4) RSKM II mengantisipasi perihal bisa terjadinya kehilangan barang milik pasien . 5) RSKM II menjamin pasien terlindung dari kekerasan fisik. 6) RSKM II menjamin pasien yang beresiko mendapat perlindungan yang layak. 7) Segala sesuatu perihal keadaan pasien di Rumah Sakit adalah bersifat rahasia. 8) RSKM II mendukung pasien / keluarga berpartisipasi dalam pelayanan. 9) RSKM II melalui petugas berkomunikasi ke pasien
View more...
Comments