Kearifan Lokal Sebagai Modal Sosial Dan Budaya Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Etnik Bajo Bungin Permai
April 2, 2017 | Author: Faizal Fahmi | Category: N/A
Short Description
Download Kearifan Lokal Sebagai Modal Sosial Dan Budaya Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Etnik Bajo Bungin Permai...
Description
KEARIFAN LOKAL SEBAGAI MODAL SOSIAL DAN BUDAYA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR ETNIK BAJO BUNGIN PERMAI, SULAWESI TENGGARA ABSTRAK Disertasi ini membahas kearifan lokal sebagai modal sosial dan budaya untuk memberdayakan masyarakat pesisir etnik Bajo di Desa Bungin Permai, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Masyarakat etnik Bajo memiliki seperangkat kearifan lokal yang tersimpan dalam sistem sosial dan sistem budaya kemudian terejawantahkan dalam kepercayaan dan ikatan emosional religius dalam hubungan transendental mereka dengan kekuatan adikodrati, konsepsi dan ekspresi tentang hidup dan hakikat kehidupan, tujuan, orientasi, pengetahuan, dan kerangka penafsiran atas dunia. Pada prinsipnya kearifan lokal mempunyai peran yang sangat strategis dalam membangun peradaban suatu masyarakat. Akan tetapi, saat ini tampaknya kearifan lokal orang Bajo tidak berfungsi secara optimal, sebab masyarakat Bajo merupakan salah satu kelompok masyarakat yang masih marginal. Penelitian ini difokuskan pada tiga permasalahan pokok, yaitu (1) bentuk kearifan lokal apa sajakah yang dapat menjadi modal sosial dan budaya untuk memberdayakan masyarakat pesisir etnik Bajo Bungin Permai, Sulawesi Tenggara?; (2) bagaimanakah pengembangan kearifan lokal sebagai modal sosial budaya dalam pemberdayaan masyarakat pesisir etnik Bajo Bungin Permai dan faktor apa sajakah yang dapat menunjang dan menghambat pengembangan kearifan lokal tersebut?; dan (3) apa makna kearifan lokal sebagai modal pemberdayaan masyarakat pesisir etnik Bajo Bungin permai? Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan kajian budaya. Teori yang digunakan adalah teori postkolonial, strukturasi, hegemoni, praktik sosial dan semiotika. Teknik pengumpulan data meliputi observasi partisipatif, wawancara mendalam, studi kepustakaan, dan diskusi kelompok terfokus. Data diolah secara deskriptif analitis dan disajikan dalam bentuk narasi, tabel, dan ilustrasi visual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang Bajo di Desa Bungin Permai memiliki kearifan lokal yang menjadi modal sosial budaya dalam pemberdayaan masyarakat, yakni (1) bentuk kearifan filosofi dan sistem rarambanga; (2) pengetahuan dan keterampilan asli; (3) budaya kerja keras. Pengembangan kearifan lokal orang Bajo sebagai modal sosial budaya dalam pemberdayaan masyarakat pesisir etnik Bajo, Bungin Permai, berupa pemanfaatan pengetahuan dan keterampilan asli, dan revitalisasi rarambanga orang Bajo. Faktor penunjang kearifan lokal sebagai modal dalam pemberdayaan masyarakat Bajo adalah (1) tersedianya sumber daya laut dan pantai di sekitar wilayah hunian orang Bajo; (2) masih eksisnya institusi-institusi lokal orang Bajo; (3) adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Faktor penghambat kearifan lokal sebagai modal pemberdayaan orang Bajo, adalah (1) transformasi ekonomi kapitalistik yang sudah merambah dalam kehidupan masyarakat Bajo Bungin; (2) benturan nilai budaya dengan masyarakat daratan; (3) sumber daya manusia yang masih rendah; (4) pencitraan negatif terhadap masayarakat Bajo. Makna pemanfaatan kearifan lokal sebagai modal pemberdayaan masyarakat adalah
(1) makna pelestarian budaya; (2) makna kemandirian dan keberdayaan masyarakat.
View more...
Comments