KB AKDR DAN AKBK

June 9, 2019 | Author: Gita Puspita Ningrum | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download KB AKDR DAN AKBK...

Description

BAB I PENDAHULUAN

1.1 1.1 Lata Latarr Bel Belak akan ang g Paradigma Paradigma baru program program Keluarga Keluarga Berencana Berencana Nasional telah diubah diubah visinya visinya dari mewuju mewujudka dkan n NKKBS NKKBS menjad menjadii visi visi untuk untuk mewuju mewujudka dkan n Keluar Keluarga ga Berkual Berkualita itass tahun tahun 2015. 2015. Keluarga Keluarga yang berkualitas berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sejahtera, sehat, maju, mandiri, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggungjawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Dan dalam paradigma baru program ini misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integr integral al dalam dalam mening meningkat katkan kan kualit kualitas as keluar keluarga. ga. Karena Karena keluar keluarga ga adalah adalah salah salah satu satu dian dianta tara ra keli kelima ma matr matraa kepe kepent ntin inga gan n kepe kepend ndud uduk ukan an yang yang sanga sangatt memp mempen enga garu ruhi hi  perwujudan penduduk yang berkualitas. (Saifudin, Abdul Bar, dkk, 2006 2006 : vi) Pelayanan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu intervensi kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta merupakan hak asasi manusia. Pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut mengenai kontrasepsi IUD / AKDR AKDR ( alat alat kontra kontraseps sepsii dalam dalam rahim rahim ) dan KB implan implan sepert sepertii jenis, jenis, cara kerja, kerja, efektita efektitas, s, keuntu keuntunga ngan, n, kerugi kerugian, an, yang yang tidak tidak boleh boleh menggu menggunak nakan an KB implan implant, t, serta serta  jadwal kunjungan.

1.2 1.2 Rum Rumusan usan Mas Masal alah ah 1.1 1.1

Apa yan yang dim dimak aksu sud d ko kontra ntrase sep psi AKD AKDR R?

1.2 1.2

Baga Bagaim iman anaa jeni jenis, s, cara kerja, kerja, efekt efektifi ifita tas, s, keuntu keuntung ngan an,, keru kerugi gian an,, kont kontrai raind ndik ikasi asi serta jadwal kunjungan dari kontrasepsi AKDR?

1.3 1.3

Apa Apa yang yang dima dimaks ksud ud kont kontra rase seps psii Impl Implan ant? t?

1.4 1.4

Baga Bagaim iman anaa jeni jenis, s, cara kerja, kerja, efekt efektifi ifita tas, s, keuntu keuntung ngan an,, keru kerugi gian an,, kont kontrai raind ndik ikasi asi serta jadwal kunjungan dari kontrasepsi Implant?

1

1.3 1.3 Tu Tuju juan an Penu Penuli lisa san n 1.3.1 1.3.1

Untuk Untuk menj menjelas elaskan kan meng mengena enaii kontra kontraseps sepsii AKDR. AKDR.

1.3. 1.3.2 2

Untu Untuk k menj menjel elas aska kan n jeni jenis, s, cara cara kerj kerja, a, efek efekti tifi fita tas, s, keun keuntu tung ngan an,, keru kerugi gian an,, kontraindikasi serta jadwal kunjungan dari kontrasepsi AKDR.

1.3.3 1.3.3

Untuk Untuk menjel menjelaska askan n mengena mengenaii kontrase kontrasepsi psi Impla Implant. nt.

1.3. 1.3.4 4

Untu Untuk k menj menjel elas aska kan n jeni jenis, s, cara cara kerj kerja, a, efek efekti tifi fita tas, s, keun keuntu tung ngan an,, keru kerugi gian an,, kontraindikasi serta jadwal kunjungan dari kontrasepsi Implant.

1.4 1.4 Manf Manfaa aatt pe penu nuli lisa san n Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua  pihak, khususnya kepada pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai metode kontrasepsi AKDR dan Implant.

1.5 1.5 Meto Metode delo logi gi Penu Penuli lisa san n Dalam menyusun makalah tentang “ Metode Kontrasepsi AKDR dan Implant ” penulis menggunakan metode study metode  study pustaka dan searching. dan searching.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1

METODE KONTRASEPSI AKDR  Alat kontrasepsi AKDR merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif, aman dan nyaman bagi banyak wanita. Alat ini merupakan metode kontrasepsi reversibel yang  paling sering digunakan diseluruh dunia dengan pemakaian saat ini mencapai sekitar  100 juta wanita, sebagian besar berada di Cina. Generasi baru AKDR memiliki efektivitas lebih dari 99 % dalam mencegah kehamilan (Glasier, 2005 : 116) AKDR adalah cara pencegahan kehamilan yang sangat efektif, aman reversibel  bagi wanita terutama yang tidak terjangkit PMS dan yang sudah pernah melahirkan. AKDR merupakan suatu alat plastik atau logam kecil yang dimasukan kedalam uterus melalui kanalis servikalis yang mekanisme kerjanya mengganggu molitilitas sperma dan  perjalanan ovum (Pendit, 2006 : 20) 2.1.1

Jenis Alat Kontrasepsi Akdr

AKDR dibedakan jenisnya menurut sifat dan bentuknya. 1. Menurut sifatnya :

3

a. AKDR inert (netral) yaitu AKDR yang tidak mengandung bahan aktif. WHO tidak menganjurkan pemasangan AKDR inert karena tidak efektif.  b. AKDR bidaktif, yaitu AKDR yang mengandung bahan aktif seperti 1.) tembaga (Cu) yaitu pada umumnya dilisensi untuk digunakan 5-10 tahun dengan sedikit variasi dari satu negara ke negara lainnya (Glasier, 2005 : 118) Contohnya : Copper T 380, jenis ini yang paling sering digunakan dan Nova-T 380 2.) Perak (Ag) 3.) progesteron. 2. Menurut bentuknya a. AKDR berbentuk terbuka (berbentuk linier) Contoh AKDR terbuka antara lain adalah Lipper Loop, Soft T Coil, Sheilds, Cu-7, Cu-T, Spring Coil, Progestasert (Alza T), Multi Load, Marguiles Spiral.  b. AKDR tertutup (berbentuk cincin) Contoh AKDR tertutup antara lain: Ota Ring, Stainless Ring, Antigen F, Ragab Ring, Cicin Grafenberg, dll. 2.1.2

Cara Kerja Alat Kontrasepsi AKDR 

Menurut Saifudin, Abdul Bar, dkk, (2006: MK 74), cara kerja alat kontrasepsi AKDR yaitu : 1.

Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi.

2.

Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

3.

AKDR berkerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk  fertilisasi. 4

4.

Kemungkinan untuk mencegah implantasi telur kedalam uterus. Jika AKDR mengandung logam, misalnya tembaga Cu, ion yang dilepaskan

oleh logam tsb menyebabkan gerak spermatozoa terganggu dan mengurangi kemampuannya untuk melakukan konsepsi. 2.1.3

Efektifitas Alat Kontrasepsi AKDR 

Pada Praktik menunjukan bahwa AKDR lebih efektif daripada kontrasepsi oral. Efektifitas AKDR telah meningkat, dari angka kehamilan 1 tahun sebesar  2-3 % untuk AKDR inert dan AKDR yang mengandung tembaga menjadi kurang dari 0,5 % untuk AKDR yang lebih baru yang mengandung tembaga lebih dari 300 mm 2 . Angka kegagalan bahkan lebih rendah pada wanita lebih tua yang kesuburannya secara alamiah sudah berkurang. Angka kehamilan ektopik   pada pemakaian AKDR juga menurun. Angka kehamilan untuk Gynefix kurang dari 1 % pertahun. LNG-IUS memiliki angka kehamilan pertahun sekitar 0,2 per penggunaan 100 tahun-wanita dengan hasil observasi menunjukan tidak ada peningkatan angka kehamilan ektopik. Untuk semua alat, angka kehamilan, ekspulsi spontan dan penghentian  pendarahan cenderung menurun dengan penggunaan yang terus menerus (Glasier, 2005 : 120)

2.1.4

Keuntungan Alat Kontrasepsi AKDR 

Menurut Saifudin, Abdul Bar, dkk, (2006: MK 75), Keuntungan alat kontrasepsi AKDR yaitu : 1.

Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan)

2.

AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

5

3.

Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)

4.

Tidak mempengaruhi hubungan seksual

5.

Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A

6.

Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

7.

Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)

8.

Dapat digunakan sampai manopouse

9.

Tidak ada interaksi dengan obat-obat

10. Membantu mencegah kehamilan ekktopik  2.1.5

Kerugian Alat Kontrasepsi AKDR 

Menurut Saifudin, Abdul Bar, dkk, (2006: MK 75), Kerugian alat kontrasepsi AKDR yaitu : 1. Efek samping umum terjadi: -

perubahan siklus haid

-

haid lebih lama dan banyak 

-

perdarahan antar mensturasi

-

saat haid lebih sakit

2. Komplikasi lain: -

merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan

-

perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan  penyebab anemia

-

perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)

3. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

6

4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering  berganti pasangan 5. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas 6. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR  7. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari 8. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas 9. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan) 10. Tidakmencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk  mencegah kehamilan normal 11. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu 2.1.6

Kontraindikasi Alat Kontrasepsi AKDR 

Kontra indikasi pemasangan AKDR dapat dibagi atas 2 golongan, yaitu kontra indikasi yang relative dan kontra indikasi yang mutlak. 1. Kontra indikasi relative ialah: a. Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk rongga uterus  b. Insufisiensi servik uteri c. Uterus dengan parut pada dindingnya, seperti pada bekas seksio sesarea, enukleasi mioma, dan sebagainya d. Kelainan yang jinak serviks uteri, seperti erosion porsiones uteri 2. Yang termasuk kontra indikasi mutlak ialah: a.

Kehamilan 7

 b. Adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis c. Adanya tumor ganas pada traktus genitalis d. Adanya metroragia yang belum disembuhkan e. Pasangan yang tidak lestari (Everett, 2007 : 125) 2.1.7

Cara Pemasangan AKDR 

1. Memberi salam sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri. 2. Anamnesa 3. Konseling pra pemasangan AKDR/IUD 4. Beri penjelasan pada ibu tindakan yang akan dilakukan dan beri dukungan mental agar ibu tidak cemas 5. Mengisi formulir informed consent 6. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan : Sarung tangan steril 2  pasang, duk steril 1 buah, ring tang 1 buah, spekulum 2 buah, penster klem 1 buah, tenakulum 1 buah, sonde uterus 1 buah, gunting benang 1 buah, 2  buah kom untuk larutan DTT dan Betadine, Kassa, Kapas, Larutan klorin, Celemek, Tempat sampah, Bengkok, Lampu sorot/ senter, meja gynekolog, AKDR/IUD dalam kemasan. 7. Pastikan

ibu

telah

mengosongkan

kandung

kemih

dan

mencuci

kemaluannya menggunakan sabun 8. Memasang sampiran, mengatur posisi klien secara litotomi pada meja gynekology lalu pasangkan perlak  9. Memakai celemek  10. Mencuci tangan dengan sabun desinfektan dan bilas di bawah air mengalir  kemudian keringkan dengan handuk  11. Menyiapkan kembali peralatan, membuka semua peralatan 8

12. Memakai sarung tangan steril, memasangkan duk steril di bawah bokong ibu 13. Melakukan inspeksi alat kelamin luar untuk memeriksa adanya ulkus,  pembengkakan kelenjar bartholini 14. Melakukan vulva higine 15. Memasukkan spekulum untuk memeriksa keadaan portio dan sekitarnya, adanya cairan vagina, servicitis 16. Mengusap portio dengan kapas betadine menggunakan penster klem 17. Buka kunci spekulum, dan keluarkan spekulum dengan posisi miring, lalu rendam di larutan klorin 18. Lakukan periksa dalam sambil tangan sebelah menekan di atas simphisis untuk mengetahui adanya nyeri goyang atau nyeri tekan 19. Bersihkan sarung tangan, lalu lepaskan dan masukkan dalam larutan klorin 20. Mencuci tangan kembali 21. Membuka kemasan AKDR/IUD 22. Memakai sarung tangan steril kedua 23. Memasang spekulum yang kedua, mengusap kembali portio dengan kapas  betadine menggunakan penster klem 24. Menjepit portio dengan posisi jam 11 atau jam 1 25. Memasukkan sonde

uterus secara

perlahan-lahan untuk

mengukur 

kedalaman uterus. Ada 3 cara, yang pertama dengan melihat lendir serviks yang ada pada sonde uterus, yang kedua dengan menggunakan penster  klem, dan yang ketiga dengan menggunakan jari telunjuk yang dimasukkan  perlahan sampai ujung portio. 26. Atur letak leher biru pada tabung inserter sesuai kedalaman uterus yang telah diukur dengan sonde uterus

9

27. Memasukkan tabung inserter yang sudah berisi AKDR/IUD ke dalam kanalis servikalis sampai ada tahanan 28. Memegang dan menahan tenakulum dengan satu tangan dan tangan lain menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong 29. Mengeluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan tabung inserter setelah pendorong keluar  30. Mengeluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis, potong  benang saat tampak keluar dari lubang tabung 3-4 cm 31. Melepaskan tenakulum dan menekan bekas jeputan dengan kasa betadine sampai perdarahan berhenti 32. Buka kunci spekulum, dan keluarkan spekulum dengan posisi miring, lalu rendam di larutan klorin 33. Masukkan peralatan lain ke dalam larutan klorin 34. Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan keringkan dengan handuk bersih 35. Catat semua hasil tindakan Dokumentasi 36. Ajarkan klien bagaimana memeriksa benang AKDR/IUD dengan cara memasukkan jari tengah dan telunjuknya ke dalam vagina untuk meraba  benang IUD/AKDR yang terselip di depan portio/leher rahim. Meminta klien menunggu di klinik selama 15-30 menit setelah pemasangan AKDR/IUD untuk mengamati bila terjadi rasa sakit pada perut, mual muntah atau ada indikasi lain yang memungkinkan AKDR/IUD dicabut kembali bila dengan analgesic rasa sakit tersebut tidak juga hilang.

2.1.8

Cara Pencabutan AKDR 

1. Memberi salam, sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri 2. Anamnesa

10

3. Konseling pra pencabutan 4. Mengisi formulir informed consent 5. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan : Sarung tangan steril 2  pasang, duk steril 1 buah, ring tang 1 buah, spekulum 2 buah, penster klem 1 buah, tenakulum 1 buah, 1 buah tang buaya/aligator (Pencabut AKDR/IUD), 2 buah kom untuk larutan DTT dan Betadine, Kassa, Kapas, Larutan klorin, Celemek, Tempat sampah, Bengkok, Lampu sorot/ senter, meja gynekolog. 6. Pastikan

ibu

telah

mengosongkan

kandung

kemih

dan

mencuci

kemaluannya menggunakan sabun 7. Memasang sampiran, mengatur posisi klien secara litotomi pada meja gynekology lalu pasangkan perlak  8. Mencuci tangan, memakai sarung tangan steril, pasangkan duk steril di  bawah bokong ibu 9. Lakukan pemeriksaan bimanual untuk memastikan gerakan serviks, memastikan tidak ada infeksi atau tumor  10. Memasang spekulum vagina untuk melihat serviks 11. Mengusap vagina dan serviks dengan kassa betadine menggunakan penster  klem 12. Menarik benang AKDR/IUD yang tampak dengan tang buaya/aligator  (pencabut) secara mantap dan hati-hati untuk mengeluarkan AKDR/IUD 13. Tunjukkan AKDR/IUD tersebut pada ibu kemudian rendam dengan larutan klorin 14. Keluarkan spekulum 15. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai ke dalam larutan klorin 16. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dapat dipakai lagi 17. Lepaskan sarung tangan lalu rendam di larutan klorin 11

18. Cuci tangan 19. Amati klien selama 5 menit sebelum diperbolehkan pulang 20. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalahMinta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan 21. Jawab semua pertanyaan klien 22. Catat semua tindakan di rekam medik tentang pencabutan 2.1.9

Jadwal Kunjungan Alat Kontrasepsi AKDR 

1. Kembali kontrol 4-6 minggu pasca pemasangan AKDR/IUD 2. Selama bulan pertama pemakaian AKDR/IUD, periksalah AKDR/IUD secara rutin terutama setelah haid 3. Setelah bulan pertama pemasangan, pemeriksaan benang hanya perlu dilakukan pasca haid saja 4. Jika klien mengalami kram/kejang perut supra pubis, spotting pervaginam di antara haid atau postcoital, nyeri senggama atau pasangan mengeluhkan ketidaknyamanan

selama

aktivitas

seksual.

Segera hubungi

petugas

kesehatan (bidan/dokter) 5. Pada AKDR/IUD jenis Copper- T 380 A, perlu dilepas dalam waktu 10 tahun pemasangan kemudian menggantinya dengan yang baru 6. Klien harus kembali ke klinik, jika benang tidak teraba pada pemeriksaan sendiri, merasakan adanya bagian keras dari AKDR/IUD pada perabaan, siklus haid terganggu, adanya infeksi daerah sekitar, pengeluaran cairan  pervaginam yang mencurigakan.

2.2

METODE KONTRASEPSI IMPLANT Implant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan silastic adhesive. (Hartanto, 2004 : 179) 12

-

Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, indoplant dan implanon

-

Nyaman

-

Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea

-

Aman dipakai pada masa laktasi (Prawirohardjo, 2003 : MK – 52)

2.2.1. Jenis Alat Kontrasepsi Akdr

Menurut Saifudin, Abdul Bar, dkk, (2006: MK 53), Jenis alat kontrasepsi Implant yaitu : 1.

Norplant Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3.4 cm dengan diameter 2.4 cm yang diisi dengan 36mg levonorgestel dan lama kerjanya 5 tahun.

2.

Implanon Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3 – keto – desogestel dan lama kerjanya 3 tahun

3.

Jadena dan indoplant Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestel dengan lama kerjanya 3 tahun

2.2.2. Cara Kerja Alat Kontrasepsi Implant

Menurut Saifudin, Abdul Bar, dkk, (2006: MK 54), Cara kerja alat kontrasepsi Implant yaitu : 1. Lendir serviks menjadi kental 2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi 3. Mengurangi transportasi sperma 4. Menekan ovulasi 2.2.3. Efektifitas Alat Kontrasepsi Implant

Efektifitas alat kontrasepsi Implant yaitu : 1. Angka kegagalan Norplant : < 1 per 100 wanita-pertahun dalam 5 tahun  pertama. Ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan metode  barier 

13

2. Efektifitas Norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke 6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil 3. Norplant-2 sama efektifnya seperti Norplant, untuk waktu 3 tahun pertama. Semula diharapkan Norplant-2 juga akan efektif untuk 5 tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah yang  besar yang tidak diduga sebelumnya, yaitu sebesar 5- 6 %. Penyebab belum  jelas, disangka terjadi penurunan dalam pelepasan hormonnya. (Hartanto, 2004 : 182)

2.2.4. Keuntungan Alat Kontrasepsi Implant

1. Daya guna tinggi 2. Perlindungan jangka panjang 3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan 4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam 5. Bebas dari pengaruh estrogen 6. Tidak menggangu ASI 7. Tidak mengganggu kegiatan senggama 8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan 9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan (Saifudin, 2006: MK 54) 2.2.5. Keterbatasan Alat Kontrasepsi Implant

1. Tidak memberikan efek protektif terhadap PMS dan AIDS 2. Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan 3. Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai keinginan sendiri akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan 4. Dapat mempengaruhi penurunan dan peningkatan berat badan 5. Memiliki resiko (infeksi, hematoma,dan perdarahan) 6. Dapat menyebabkan perubahan pola siklus haid : spoting, amenore, hipermenore,dll. (Saifudin, 2006: MK 55) 2.2.6. Kontra Indikasi Alat Kontrasepsi Implant

1. Hamil atau diduga hamil 2. Perdaraham pervaginam yang belum jelas penyebabnya 14

3. Tromboflebitis aktif atau penyakit trombo-emboli 4. Penyakit hati akut dan tumor hati jinak atau ganas 5. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara 6. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi 7. Mioma uterus dan kanker payudara 8. Gangguan toleransi glukosa 9. Penyakit jantung,hipertensi,diabetes mellitus. (Hartanto, 2004 : 180)

2.2.7. Cara Pemasangan Implant

1. Meminta klien untuk membersihkan seluruh lengan yang dipasang implant dengan sabun. 2. Cuci tangan dengan air sabun,keringkan dengan handuk atau kain bersih 3. Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk  memastikan jumlahnya. 4. Gunakan sarung tangan dengan benar  5. Melakukan antiseptik pada daerah pemasangan 6. Memasang kain penutup (doek) steril atau DTT di sekeliling lengan pasien. 7. Suntikkan anastesi local dengan benar  8. Menguji anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit 9. Membuat insisi dangkal pada kulit selebar kurang lebih 2 mm. 10. Memasukan Tokar dengan benar  11. Memasukan kapsul dengan benar  12. Melakukan perabaan pada kapsulyang telah terpasang 13. Menekan tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan perdarahan (kalau ada) 14. Mendekatkan tepi luka dan menutupnya dengan plaster. 15. Memasang pembalut tekan 16. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka 15

17. Lakukan proses dekontaminasi 18. Melepaskan sarung tangan 19. Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkandengan handuk atau kain bersih 20. Buat rekam medik, lakukan pencatatan pada buku register/catatan akseptor  21. Observasi klien selama 5 menit sebelum mengijinkan klien pulang.

2.2.8. Cara Pengambilan Implant

1.

Persilakan klien untuk mencuci seluruh lengan dan tangan dengan sabun dan air yang mengalir, serta membilasnya.

2.

Persilakan klien berbaring di tempat tidur, dengan lengan disangga untuk  memudahkan pencabutan.

3.

Raba kapsul untuk menentukan lokasi pancabutan. (agar lebih mudah meraba kapsul, basahkan sedikit ujung jari dengan air sabun atau larutan antiseptik).

4.

Kemudian beri tanda pada kedua ujung setiap kapsul dengan menggunakan spidol.

5.

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan. Kemudian pakai sarung tangan steril atau DTT.

6.

Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik.

7.

Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik  dengan 3 ml obat anestesi. Memasukan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi akan dibuat, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan  jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Masukkan jarum secara hati-hati di bawah ujung kapsul pertama sampai lebih kurang sepertiga  panjang kapsul (1 cm), tarik jarum pelan-pelan sambil menyuntikkan obat anestesi (kira-kira 0,5 ml) untuk mengangkat ujung kapsul.

16

8.

Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang lebih kurang 4 mm dengan menggunakan skapel. Jangan membuat insisi yang besar.

9.

Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat dari tempat insisi.

10. Dorong ujung kapsul kea rah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka insisi. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem lengkung (mosquito atau Crile) dengan lengkungan jepitan mengarah ke atas, kemudian jepit ujung kapsul dengan klem tersebut. 11. Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-gosok pakai kasa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul. 12. Jepit kapsul yang sudah

terpapar dengan menggunakan klem kedua

(gambar 20-34). Lepaskan klem pertama dan cabut kapsul secara pelan dan hati-hati dengan klem kedua (gambar 20-35). Kapsul akan mudah dicabut oleh karena jaringan ikat yang mengelilinginya tidak melekat pada karet silicon. Bila kapsul sulit dicabut, pisahkan secara hati-hati sisa jaringan ikat yang melekat pada kapsul dengan menggunakan kasa atau skapel. 13. Cari kapsul berikutnya, gunakan teknik yang sama (Langkah 10 sampai 12) untuk mencabut kapsul berikutnya. 2.2.9. Jadwal Kunjungan Alat Kontrasepsi Implant

Ibu yang memakai implant dianjurkan kembali periksa bila ditemukan hal  – hal sebagia berikut : 1.

Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah

2.

Perdarahan yang banyak dara kemaluan

3. Rasa nyeri pada lengan 4. Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah 5. Ekspulsi dari batang impalant 6.

Sakit kepala yang hebat atau penglihatan menjadi kabur 

(Saifudin, 2006: MK 57)

17

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan Dari pembahasan di atas, kesimpulan umum yang dapat diambil : AKDR/IUD adalah sebagai berikut : 1.

AKDR merupakan alat kontrasepsi modern

2.

AKDR merupakan alat kontrasepsi jangka panjang

3.

AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan yang benar 

4.

AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan  pertama

5.

Kemungkinan terjadi perdarahan atau spoting beberapa hari setelah pemasangan

6.

Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih banyak dan lama

7.

AKDR tidak melindungi diri terhadap IMS termasuk Virus AIDS

Implant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan silastic adhesive. Jenis – jenis implant seperti norimplan, implanon, jadena. Dalam pemakaian implant, tidak semua wanita dapat menggunakan implant seperti wanita hamil, yang memiliki mioma, karena implant merupakan alat kontrsepsi yang mengandung hormone. Implant ini tidak dapat di pasang atau di cabut sendiri, memerlukan tenaga medis yang berkompeten.

3.1 Saran 18

Dalam memasang alat kontrasepsi AKDR dan implant di perlukan orang yang  berkompeten dalam bidangnya, seperti bidan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh  bidan dalam pemasangan AKDR dan implant adalah, teknik, steril, sebaiknya bidan yang akan memasang implant sudah melakukan konseling sebelumnya

19

DAFTAR PUSTAKA

Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta: EGC Glasier, Anna. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC. Hartanto, hanafi.2004. Keluarga Berencana dan Kontrase psi.Jakarta:Muliasari Pendit, Brahm U. 2006. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta: ECG. Prawirohardjo, sarwono.2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan kontrasepsi.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo Sarwono Saifudin, Abdul Bar, dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

LEMBAR PENGESAHAN 20

Makalah “Metode Kontrasepsi AKDR dan Implant” Disetujui Tanggal :

April 2013

Mengetahui, Pembimbing Akademik 

Praktikan

ERNA WIDYASTUTI, S.SiT

GITA PUSPITA NINGRUM

 NIP.197710032002122001

 NIM. P17424111018

21

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF