Kasus Slavery in the Chocolate Industry -Ivory Coast

December 29, 2018 | Author: Rizqi Agustino | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Kasus perbudakan anak anak sebagai petani perkebunan buah coklat dan pengolahan biji coklat di Pantai Gading....

Description

1. Masalah etika sistemik, perusahaan dan individual terkait kasus perbudakan anak dibawah umur di industri perkebunan coklat di Pantai Gading. a. Permasalahan etika pada sistem. Hal ini berkaitan dengan pemerintah dan kebijakan di negara tersebut yaitu Pantai Gading dan beberapa negara tetangga seperti Benin, Burkina Faso, Mali dan Togo yang sepertinya lengah terhadap kasus ini, padahal di Pantai Gading sendiri praktek ini adalah illegal. Terlebih Negara tetangga  juga ikut men- suplay  dan memperdagangkan anak dibawah umur sebagai tenaga perbudakan, maka seolah praktek perbudakan ini menjadi wajar dimata mereka. Jadi dengan fakta tersebut, sistem etika dari Negara pelaku  perdagangan dan perbudakan anak dibawah umur ini memang tidak maksimal, pada akhirnya melanggar aturan dan hak asasi manusia secara lokal maupun global, terbukti Negara seperti Amerika dan Inggris menuntut adanya praktek tersebut.  b. Permasalahan etika perusahaan. Dalam kasus ini disebutkan bahwa harga coklat rendah, kemudian hal ini menjadi alasan agar bisnis industri mereka dapat bertahan kemudian melakukan eksploitasi pekerja dan perbudakan terlebih dilakukan pada anak dibawah umur dengan jam kerja Sunrise-Sunset . Menurut saya, hal ini adalah sangat tidak benar, tidak ada alasan satu pun yang dapat membenarkan praktek perbudakan. Seharusnya pelaku dapat lebih bijak dalam bertindak, tidak melanggar aturan dan menjalankan sistem yang illegal. Misal, jika harga coklat rendah kemudian pendapatan tidak

seimbang dengan pengeluaran, mereka bisa merumahkan beberapa pekerja hingga harga coklat kembali normal. c. Permasalahan etika pada individu Hal ini berkaitan langsung kepada pelaku yang juga bertanggung jawab atas perbudakan ini. Faktanya adalah petani dan orangtua yang membiarkan dan sengaja menjual anak laki laki mereka dengan harga rata rata $50/anak. Rusaknya moralitas orangtua secara tidak langsung juga merupakan masalah utama dari kasus ini. 2. Menurut saya perbudakan anak adalah sangat salah, tidak peduli apapun alasannya perbudakan terhadap anak adalah mutlak salah dan tidak ada  pembenaran apapun untuk melakukan perbudakan terhadap anak. Selain tidak tepatnya mempekerjakan anak di bawah umur, dalam kasus ini juga melanggar HAM terhadap anak, tidak dibayar bahkan sampai terjadi insiden kematian akibat pekerjaan berat. Jika pun kondisi seluruh masyarakat pada saat itu memang sangat miskin dan memungkinkan pekerja anak dilakukan, hendaknya anak anak lelaki dapat dipekerjakan dengan syarat, setelah pulang sekolah dan selesai berkewajiban sebagai siswa, melakukan pekerjaan ringan, memberi batasan jam kerja dan dibayar. Dengan cara seperti itu, perusahaan akan

tetap

bertahan,

perekonomian

keluarga

terbantu,

tidak

terjadi

 pelanggaran dan ada rasa kemerdekaan diri oleh anak anak karena terlepas dari perbudakan. 3. Semua pihak yang terkait harus bertanggung jawab, mulai dari pemerintah yang bertanggung jawab atas hukum dan pengawasan yang harus diperketat  pada industri ini, perusahan pengelola semestinya sadar bahwa tindakan

 perbudakan sangat salah dan tidak melakukan hal yang semena mena, petani  pekerja semestinya dapat melapor kepada pihak yang bertanggung jawab atas  praktek ini dan tidak hanya diam bahkan ikut serta didalamnya, orang tua seharusnya tidak menjual bahkan membiarkan anak anak mereka dipekerjakan dengan tidak layak hanya karena alasan perekonomian hingga perusahaan  penerima hasil biji coklat dimana tidak hanya semata mata menerima coklat dari Pantai Gading, tetapi juga ikut peduli tentang sistem sebenarnya yang telah terjadi. 4. Saya rasa apa yang dilakukan merupakan cara yang tepat, persoalan gagal karena terdapat lobi perusahaan tersebut adalah persoalan lain, sebagai langkah pertama dalam kasus seperti ini memanglah dengan membuat dan meperkuat kebijakan dan hukum yang kedepannya dapat digunakan sebagai dasar dasar tertentu, namun fakta disini berkata lain, baiknya tindakan selanjutnya adalah menginspeksi pihak pihak tersebut dengan bantuan pihak lain bahkan secara internasional. Tujuannya agar perusahaan yang merasa memiliki power dapat sedikit dijinakkan, kemudian hukum dapat berjalan,  pengawasan dapat berjalan dan pada akhirnya tidak terjadi praktek perbudakan seperti yang telah terjadi.

Questions and Answer B usiness E thics “Cases :

Slavery in the Chocolate Industry ” 

Disusun oleh: Muhammad Rizqi Agustino 17/421774/PEK/23351 075051801

MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2018

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF