Kasus Malpraktik Pelanggaran Kode Etik Psikologi PDF Free

May 2, 2023 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Kasus Malpraktik Pelanggaran Kode Etik Psikologi PDF Free...

Description

 

KEKELIRUAN YANG TERJADI Ada banyak kekeliruan seputar psikotes yang sering terjadi dan luput dari perhatian kita. Berikut beberapa di antaranya: * Guru BP menjalankan tes psikologis Hampir setiap sekolah biasanya memiliki guru BP. Memang, guru BP tidak harus mempunyai latar belakang pendidikan dari Fakultas Psikologi. Boleh saja mereka tamatan dari Fakultas Ilmu Keguruan & Pendidikan jurusan Bimbingan dan Konseling. Selama tes yang mereka lakukan hanya berkaitan dengan pendidikan, sah-sah saja. Namun guru BP tidak berkompeten menjalankan tes psikologis. Ada baiknya psikotes dilakukan oleh psikolog luar bila sekolah tidak memiliki psikolog sendiri. * Dilakukan berulang kali Psikotes yang dilakukan sebagai prasyarat memasuki sekolah biasanya terdiri atas tes kecerdasan dan tes kepribadian. Tes ini sebaiknya tidak dilakukan sembarangan dan diulang-ulang. Tes baru dilakukan berulang kali bila anak tersebut t ersebut diidentifikasi memiliki masalah sehingga perlu dipantau perkembangannya. Tes ini paling cepat dilakukan 6 atau 12 bulan setelah diberikan suatu intervensi. * Dilakukan secara massal Masih ada sekolah yang melakukan psikotes secara massal. Padahal psikotes di TK dan di SD (kelas 13) tidak dibenarkan d ibenarkan untuk dilakukan secara massal. Hendaknya guru atau orangtua mempertanyakan pelaksanaan tes bila dilakukan secara massal bagi kelompok usia ini. Mengapa? Karena rentang perhatian mereka masih terbatas. t erbatas. Pemahaman mereka akan perintah pun masih terbatas, sehingga sulit dilakukan pengamatan bagaimana anak mengerjakan tes tersebut. Akibatnya, hasil yang diperoleh tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya. Tes massal yang dilakukan pada anak yang lebih besar pun perlu dilakukan secara hati-hati karena bisa saja anak gugup saat mengerjakan tes atau sedang tidak sehat sehingga hasil yang dicapai lebih rendah daripada kemampuan sesungguhnya. Kesempatan "menyontek" pekerjaan orang lain pun harus dijaga agar tidak timbul hal-hal yang tidak diinginkan * Diberitahukan hasilnya Ada kasus psikotes, yaitu memberitahukan hasil yang dicapai. Ini adalah tindakan yang keliru. Bila anak tahu hasilnya rendah, ia mungkin akan merasa rendah diri. Apalagi bila hasilnya dibagikan kepada anak-anak yang belum mengerti makna hasil tes. Sebaliknya, kalau hasilnya tinggi bisa saja muncul arogansi pada anak. Bukan tidak mungkin ia merasa dirinya sangat cerdas dan kemudian tidak mau belajar. Jadi, psikotes pada anak-anak sebaiknya tidak diberitahukan hasilnya. Irfan Hasuki. Foto: Ferdi/nakita

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF