Kasus FannieMae Dan Freddic

April 1, 2018 | Author: delfi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

fraud...

Description

Kasus FannieMae & FreddieMac Selama bertahun-tahun, raksasa pembiayaan perumahan (mortgage) Fannie Mae mencatat pertumbuhan pendapatan double digit secara konsisten.Kinerja ini disambut dengan antusias oleh pelaku bursa saham di Wallstreet. Selama 5 tahun yang berakhir Agustus 2005, harga saham Fannie Mae melonjak 20% secara kumulatif versus penurunan 16% dari indeks S&P 500. Artinya, pada saat rata-rata harga saham 500 perusahaan terbesar Amerika mengalami penurunan 16%, harga saham Fannie Mae malah positif dan naik cukup tinggi (20%). Board of Directors Fannie Mae mengganjar CEO Franklin Raines dengan bonus besar. Raines mendapatkan penghasilan ± $90 juta dari 1999 hingga 2003, di mana $52 juta di antaranya berasal dari rencana insentif jangka panjang yang menjamin kompensasi (guaranteed compensation) bernilai besar jika perusahaan berhasil mewujudkan kinerja tertentu, misalnya pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 15%. - Permasalahan Fannie Mae merupakan perusahaan pembiyaan perumahan yang didirikan pada tahun 1938 atas permintaan presiden Franklin D. Roosevelt. Sementara Freddie Mac didirikan pada tahun 1970, guna memberikan kompetisi dengan Fannie Mae. Baik Fannie Mae maupun Freddie Mac didirikan untuk memberikan pembiayaan perumahan murah bagi rakyat AS. Sebagai imbas krisi ekonomi subprime mortgage, pemerintah AS mengambila alih Freddie Mac dan Fannie Mae pada tahun 2008 dan kemudian pada tahun 2010 saham keduanya di-delisting.Pada tahun 2003, Freddie Mac menyatakan bahwa terjadi laba yang dilaporkan lebih rendah senilai hamper USD 5 miliar, sehingga menjadi salah satu kasus penyajian kembali laporan keuangan terbesar dalam sejarah USA. Hasilnya, Freddie Mac pada bulan November didenda USD 125 juta. SEC juga mengenakan denda USD 50 juta kepada Freddie Mac pada tahun 2007 dan 4 eksekutifnya USD 515 ribu terkait securities fraud dan earning management selama tahun 1998-2002. Tahun 2006 pemerintah ajukan gugatan perdata kepada manajemen Fannie Mae terkait skandal akuntansi untuk memaksimalkan bonus dan securities fraud. Pengadilan berusaha mengembalikan USD 115 juta pembayaran bonus selama 1998-2004. Desember 2011, 6 eksekutif Fannie Mae & Freddie Mac didakwa securities

fraud oleh SEC karena mereka mengetahui informasi yang menyesatkan investor bahwa perusahaan memiliki eksposur minimal dari krisis subprime mortgage tahun 2008.

- Pembahasan Masalah Pada bulan September 2005, regulator federal Amerika menemukan kejanggalan akuntansi di perusahaan itu, sehingga menyebabkan munculnya kelebihan laba (profit) miliaran dolar selama periode 2001 hingga Juni 2004. Raines dipaksa untuk pensiun dini bulan Desember 2005, dan harga saham Fannie anjlok 20% selama 6 bulan terakhir. Atas temuan regulator federal Amerika tentang kejanggalan akuntansi, pada Desember 2004 Fannie Mae memecat KPMG. KPMG merupakan auditor yang telah menangani Fannie Mae lebih dari 30 tahun. Selain itu KPMG juga dituntut oleh Fannie Mae sebesar $2 miliar dengan tuduhan telah lalai dalam memainkan peranannya sebagai “watchdog” dan lalai mencegah miliaran dolar dari kesalahan akuntansi. Fannie Mae menyatakan bahwa setidaknya 30 kebijakan dan praktek akuntansi yang telah disetujui oleh KPMG ternyata tidak sesuai dengan GAAP. Atas kasus manipulasi akuntansi tersebut, Fannie Mae didenda oleh regulator Amerika sebesar $400 juta. Regulator Amerika juga menemukan bahwa selain CEO Franklin Raines, ada juga CFO Timothy Howard dan controller Leanne Spencer yang telah memanipulasi penghasilan Fannie Mae untuk memaksimalkan bonus mereka. Akhirnya mereka dikenai sanksi oleh pengadilan untuk mengganti bonus yang mereka terima dari 1998-2004 sebesar lebih dari $115 juta dan dikenai denda sebesar $100 juta atas skandal akuntansi yang telah mereka lakukan. Ada dua kemungkinan yang terjadi terhadap kasus di atas, yaitu adanya ketidaksengajaan auditor dalam proses audit atau auditor sengaja melakukan hal itu. Ketidaksengajaan akuntan dalam proses audit bisa terjadi karena pada dasarnya tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Jadi, apabila setelah melakukan semua prosedur audit ternyata auditor tidak menemukan/mendeteksi adanya kesalahan, maka auditor tidak bisa dipersalahkan. Apabila auditor memang sengaja melakukan hal itu, misalnya dengan “bekerja sama” dengan manajemen, maka bisa dikatakan bahwa auditor telah melanggar prinsip dasar dari profesi

akuntan, yaitu independensi, integritas dan objektivitas. Meskipun bangkrutnya sebuah usaha menjadi tanggung jawab banyak pihak, dalam kedudukannya sebagai auditor, tanggung jawab KPMG sangat besar. Berbeda dengan profesi lainnya, auditor independen bertanggung jawab memberikan assurance services. Sementara manajeman, dibantu pengacara, penasihat keuangan, dan konsultan, menyajikan informasi keuangan, akuntan publik bertugas menilai apakah informasi keuangan itu dapat dipercaya atau tidak. Laku tidaknya informasi tentang kinerja suatu perusahaan sangat bergantung pada hasil penilaian akuntan publik itu. Kata “publik” yang menyertai akuntan menunjukkan bahwa

otoritasnya diberikan oleh publik dan karena itu

tanggung jawabnya pun kepada publik (guarding public interest). Sementara itu, kata “wajar tanpa pengecualian”, yang menjadi pendapat akuntan publik, mengandung makna bahwa informasi keuangan yang telah diauditnya layak dipercaya, tidak mengandung keragu-raguan. Karena itu, dalam menjalankan audit, akuntan wajib mendeteksi kemungkinan kecurangan dan kekeliruan yang material. Kalau saja auditor bekerja dengan penuh kehati-hatian (due professional care), niscaya manipulasi yang dilakukan manajemen dapat dibongkar sejak dulu dan kerugian yang lebih besar dapat dicegah lebih dini. - Kesimpulan Semua organisasi, apapun jenis, bentuk, skala operasi dan kegiatannya memiliki risiko terjadinya fraud atau kecurangan. Fraud atau kecurangan tersebut, selain memberi keuntungan bagi pihak yang melakukannya, membawa dampak yang cukup fatal, seperti misalnya hancurnya reputasi organisasi, kerugian organsisasi, kerugian keuangan Negara, rusaknya moril karyawan serta dampak-dampak negatif lainnya. Ada beberapa yang bisa dilakukan untuk mencegah. Ada tiga upaya yang harus dilakukan yaitu: 1. Membangun para individu yang didalamnya terdapat kepercayaan dan keterbukaan, mencegah benturan kepentingan, confidential disclosure agreement dan corporate security contract. 2. Membangun sistem pendukung kerja yang meliputi sistem yang terintegrasi, standarisasi kerja, aktifitas control dan sistem rewards and recognition. 3. Membangun sistem monitoring yang didalamnya terkandung control self sssessment, internal auditor dan eksternal auditor.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF