Karakteristik Bahasa Jurnalistik

September 12, 2017 | Author: kiong_a | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Karakteristik Bahasa Jurnalistik...

Description

Nama : KIKI AGUSTIAN NPM : 41153035110006

Karakteristik Bahasa Jurnalistik 1. Sederhana Artinya mudah dipahami, gampang diingat. Kita juga harus menghindari kata-kata yang teknis ilmiah, maka, gunakanlah bahasa yang umum dipakai. Contoh : # Saya mengenakan alas kaki saat pergi ke kampus (TIDAK UMUM) # Saya mengenakan sepatu saat pergi ke kampus (UMUM) Contoh 2 : # Saya menbeli balpoint ke warung (TIDAK UMUM) # Saya membeli pulpen ke warung (UMUM) Orang-orang lebih menggunakan kata pulpen untuk digunakan, dari pada balpoint, begitu juga dengan alas kaki, yang mudah dipahami adalah kata sepatu, atau sandal 2. Singkat Berarti langsung pada pokok permasalahan (to the point), tidak bertele-tele dan tidak berputar-putar. Contoh : # Pedagang itu mengalami kerugian besar #Pedagang itu rugi besar #Harga premium mengalami penurunan #Harga premium turun Disingkat #Baju Ardi tidak bersih # Baju menjadi Ardi kotor #Dewi memakai jilbab #Dewi Berjilbab #Ia mempunyai penilaian berbeda #Ia Mempunyai pendapat

3. Padat Mencari kata yang bisa memadat kalimat. Contoh : # Tidak untung rugi Menjadi # Petani sulit mendapatkan pupuk Menjadi

Petani langka pupuk

#Yusril siap mencalonkan diri menjadiMenjadi Presiden siap jadi presiden #Presiden

pergi

ke

London

Yusril

menggunakan pesawat terbang Menjadi Presiden terbang ke London

4. Lugas Artinya bahasa yang digunakan haruslah tegas, jelas alias to the point(langsung pada pokok pembahasan), tidak ada yang disembunyikan. Biasanya penggunaan bahasa yang tidak lugas terdapat pada lirik-lirik lagu. Contoh : # Aku mencoba berpaling pada makhluk indah lainnya, namun aku tak bisa 5. Jelas Artinya mudah ditangkap maksudnya, tidak baur atau kabur Contoh : # Seminar itu hasilnya dipublikasikan Hasil seminar itu Harusnya dipublikasikan #Obat itu khasiatnya sangat bagus Harusnya itu sangat bagus

Khasiat obat

6. Jernih Artinya tidak menyembunyikan makna lain Contoh : # Karna tidak membayar SPP, Dhoni dikartu merah oleh pihak sekolah (karna kata kartu merah pada kalimat tersebut memiliki makna lain, maka kata kartu merah mesti memakai tanda petik Menjadi

#Karna tidak membayar SPP, Dhoni “dikartu merah” oleh pihak sekolah. Berbeda dengan makna kata kartu merah berikut ini : # C.Ronaldo mendapatkan kartu merah pada menit ke sembilan (kata kartu merah tersebut mutlak sebuah karti berwarna merah) 7. Menarik Artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian pembaca, memicu selera pembaca. Contoh : #Persi mengalahkan persija (bahasanya diganti agar lebih menarik) Menjadi

Persib membantai persija

8. Demokratis Bisa juga disebut bahasa yang egaliter, yaitu memberlakukan semua orang sama Contoh : Menurut Haris”……(√ Menurut Pak Haris”…. Tidak ) (X) (walaupun dalam lingkungan sehari-hari Pak haris adalah Bapak atau Dosen kita sekali pun.) 9. Populis Bahasa jurnalistik harus merakyat, artinya diterima dan diakrabi oleh semua lapisan masyarakat. Kebalikan populis adalah elitis, yaitu bahasa yang hanya dimengerti dan dipahami oleh segelintir kecil orang saja terutama karena berpendidikan dan berkedudukan tinggi. Biasanya bahasa yang dimaksud adalah bahasa yang teknik ilmiah, atau kata-kata sandi yang digunakan hanya pada kalangan kelompok, lapisan atau bahkan geng tertentu. Contoh : #koab komah kojal koal(geng pak Asep) #Hukuman yang diterimanya merupakan konsekuensi dari kesalahannya #Menurut hipotosa saya, pembangunan PLTSa tidak perlu dilakukan 10. Logis Bahasa yang digunakan harus bertentangan denganakal sehat

dapat

diterima

dan

tidak

Contoh : Jumlah korban tewas dalam musibah longsor dan banjir banding itu 225 orang, namun sampai berita ini diturunkan belum juga melapor. (jawabannya tentu saja sangat tidak logis, karna mana mungkin korban yang sudah tewas bisa melapor?) 11.Gramatikal Artinya kalimat apapun yang dipakai dan dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku, yaitu bahasa resmi sesuai dengan ketentuan tata bahasa serta pedoman ejaan yang disempurnakan. Contoh : Ia bilang (non baku/TIDAK GRAMATIKAL) Ia mengatakan (baku /GRAMATIKAL) 12.menghindari kata tutur Yaitu kata yang bisa digunakan dalam percakapan sehari-hari secara informal. Contoh : Harga kopi tersebut Rp. 1500 (X) Harga kopi itu seribu lima ratus rupiah (√ ) 13.menghindari kata dan istilah asing Pembaca harus tahu arti dan makna setiap kata yang dibaca dan didengarnya. 14. Pilihan kata (diksi) yang tepat Setiap kata yang dipilih, memang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan pesan pokok yang ingin disampaikan kepada khalayak. 15. Mengutamakan kalimat aktif Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak pembaca daripada kalimat pasif. 16. menghindari kata atau istilah teknis Karena ditujukan untuk umum, maka bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut apalagi sampai membuat kepala berdenyut. Salah satu cara untuk itu ialah dengan menghindari penggunaan kata atau istilah-istilah teknis. Bagaimanapun kata atau istilah teknis hanya berlaku untuk kelompok atau komunitas tertentu yang relatif homogen. Realitas yang homogen, menurut perspektif filsafat bahasa tidak boleh dibawa ke dalam realitas yang heterogen. Kecuali tidak efelitf, juga mengandung unsur pemerkosaan. Sebagai contoh, berbagai istilah teknis dalam dunia kedokteran, atau berbagai istilah teknis dalam dunia mikrobiologi, tidak akan bisa dipahami maksudnya oleh khalayak

pembaca apabila dipaksakan untuk dimuat dalam berita, laporan, atau tulisan pers. Supaya mudah dicerna dan mudah dipahami maksudnya, maka istilah-istilah teknis itu harus diganti dengan istilah yang bisa dipahami oleh masyarakat umum. Kalaupun tak terhindarkan, maka istilah teknis itu harus disertai penjelasan dan ditempatkan dalam tanda kurung.Surat kabar, tabloid, atau majalah yang lebih banyak memuat kata atau istilah teknis, mencerminkan media itu : (1) kurang melakukaii pembinaan dan pelatihan terhadap wartawannya yang malas, (2) tidak memiliki editor bahasa, (3) tidak memiliki buku panduan peliputan dan penulisan berita serta laporan, atau (4) tidak memiliki sikap profesional. dalam mengelola penerbitan pers yang berkualitas. 17. tunduk kepada kaidah etika Salah satu fungsi utama pers adalah edukasi, mendidik (to educated), Fungsi ini bukan saja harus, tercermin pada materi isi berita, laporan, gambar, dan artikel-aritikelnya, melainkan juga harus tampak pada bahasanya. Pada bahasa tersimpul etika. Bahasa tidak saja mencerminkan pikiran tapi sekaligus juga menunjukkan etika orang itu. Dalam menjalankan fungsinya mendidik khalayak, pers wajib menggunakan serta tunduk kepada kaidah dan etika bahasa baku. Bahasa pers harus baku, benar, dan baik. Dalam etika berbahasa, pers tidak boleh menuliskan kata-kata yang tidak sopan, vulgar, sumpah serapah, hujatan dan makian yang sangat jauh dari norma sosial budaya agama. Pers juga tidak boleh menggunakan kata-kata porno dan berselera rendah lainnya dengan maksud untuk membangkitkan asosiasi serta fantasi seksual khalayak pembaca.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF