Kamus linguistik.pdf
March 21, 2017 | Author: Safarudin | Category: N/A
Short Description
Download Kamus linguistik.pdf...
Description
I
il
D"'AI-i MAD#. IJ I}UDAYA
{0
Kamus Linguistik
Harimurti Kridalaksana Universitas Indonesia
G E
Penerbit PT Gramedia , Jakarta l9B2
n
PRAKATA
Kamus Linguistik oleh Harimurti Kridalaksana
'
cM
Kamus Linguistik ini disusun untuk membantu para mahasiswa, guru dan peneliti bahasa memahami dan mempergunakan secara
82.00s
Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Disain sirmpul oleh Rahardjo S. Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta lgg2
fur*r-*il
',
ffi;,
FAH{"'EL*'eri it,-'; Siteric?a
llsri i:i:1. InV. -'
.111.
ttl
f
fttlst_
$iii;;txi,:$: '
ll
1
cermat konsep-konsep yang dipergunakan dalam linguistik dewasa ini. Karena perkembangan ilmu ini pada dua dasawarsa ini sangat pesat, sehingga sulit diikuti oleh banyak peminat, maka disamping tujuan praktis tersebut, buku ini dimaksudkan sebagai upaya kondifikasi atas konsep-konsep yang sudah mulai lazim dalam ilmu itu. Istilah-istilah
yang dimuat bukan hanya yang telah dipakai dalam linguistik umum, melainkan juga yang telah menjadi bagian dari tradisi'periyehilikan bahasa-bahasa di Indonesia: Dalam kamus ini juga dimuai biodata ringkas para ahli bahasa yang telah beriasa mengembangkan ilmu ini dalam dunia internasional maupun di Indonesia; otel, seuau itu kamus ini bersifat internasional dan sekaligus mempunyai ciri nasional. sebagai ikhtiar igar buku ini tidak terlalu tebal, deskripsi istilah maupun biodata para ahli tidak diberikan terlampau panjang lebar. Uraian singkat diharapkan dapat membuat pemakai kamus ini cepat rnemahami suatu istilah dan kaitannya dengan istilah-istilah lain. Pencantuman karya-karya para ahli diharapkan akan dapat menempatkannya dalam bidang bahasa atau linguistik yang dibinanya.
Sebenarnya kamus
ii\.
7-
.t(*s,
ryilti
,;,iri
!
. &llt.trI',
Dittta[ dldr Pcrrdrml,'Ff Grrmcdia Jakalta
ini juga
merupakan usaha untuk mengisi
kekosongan akan buku referensi dalam bidang linguistik sehingga diusahakan pemuatan yang komprehensif dan ekstensif. Adalah wajar bila kamus ini mempunyai kelemahan karena pencakupan yang demikian.'Segala kritik dan kecaman yang dapat membuat buku ini lebih berguna bagi para peminat akan diterima dengan hati terbuka. Dalam menyusun kamus ini penulis merasa berhutang budi kepada para teman sejawat yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya. Dengan senang hati penulis sebutkan di sini Drs. I Wayan Jendra (Universitas Udayana) yang telah menyumbangkan informasi tentang istilah-istilah yang dipakai dalam Bahasa Bali, Dra. Lucy Montolalu yang telah menggarap istilah-istilah dalam bidang teori terjemahan, Sdr. Haryanto, Sdr. Rahayu Sudiarti, Sdr. Adriyetti Amir dan Sdr. Savitri ilyas keempatnya Jurusan Indonesia - lndonesia mahasiswa Fakultas Sastra Universitas yang telah menyumbangkan
-
vll
vl tenaganya dalam menginventarisasikan sebagian dari istilah-istilah yang dimuat di sini. Dalam proses penyusunan kamus ini jasa paling besar telah disumbangkan oleh sdr. Simon Djelalu yang mendampingi
kami selama bertahun-tahun mulai aaii inventarisasi pengkartuan, pengetikan pelbagai versi kamus
ISI
isiilah,
ini sampai ke
pemeriksaan cetak coba. Penyusunan kamus ini sangat diperlancar karena penulis mendapat kesempatan untuk memanfaatkan pelbagai fasilitas di Jurusan sastra
Indonesia dan Lembaga Linguistik Fakultas sastra Universitas Indonisia. H.K.
hal. Prakata Beberapa Petunjuk Daftar Singkatan yane Dipakai
Lambang dan Tanda yang Lazim Dipakai dalam Linguistik ....i............... Bagan Vokal dan Konsonan
Silsilah Aksara yane Pcnting Aksara Brahmi Aksara Pallawa
ix xv
xvi xxviii-xiv xx
xxi xxi
Perbandingan Aksara-Aksara yang Menurunkan Aksara
Latin ......... Beberapa Aksara Daerah di Indonesia
Beberapa Aksara Internasional dengan Transliterasi Bagan Alat Ucap .......... Pembidangan Linguistik Pewar'isan dan Saling Pengaruh Ide-ide Linguistik dalam Abad XX ............ Ciri Pembeda Fonem Bahasa Indonesia Nama Bahasa-Bahasa Dunia dalam Bahasa Indonesia
Kamus Linguistik ...........
xxii
xxiii xxvi xxvii xxviii xxix xxx
l-tBl 183
!.
;)
lx
Beberapa Petunjuk
[.
Kamus Linguistik ini memuat lebih dari 3000 istilah dalam bidang teori linguistik, linguistik deskripti[ linguistik historis komparatifi fonetik, stilistika, etnolinguistik, filologi, semiotika, epigrafi, paleograli, pengajaran bahasa, penterjemahan, leksikogra{i, pembinaan bahasa dan sejarah linguistik, yang perlu dikuasai peminat dari mulai belajar linguistik sampai sekurang-kurangnya tingkat sarjana. tstilah-istilah yang dimuat itu sebagian merupakan istilah yang telah lazim dipakai dalam dunia internasional dan sebagian
merupakan istilah yang khusus dipakai dalam dunia linguistik Indonesia. Termasuk dalam golongan terakhir itu ialah istilah-istilah dalam linguistik Indonesia, Arab, Sanskerta dan daerah yang dianggap pantas diketahui oleh para siswa, peneliti dan pengajai Indonesia.
2. Di samping istilah linguistik, dimuat pula dalam buku ini entri berupa biodata ringkas para tokoh linguistik atau tokoh bidang lain yang berpengaruh dalam dunia linguistik, baik orang Indonesia maupun orang asing, yang sudah meninggal. Biodata tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh, tetapi masih hidup, tidak dimuat di sini.
3. Dalam Indeks dimuat istilah-istilah asing dan padanannya dalam Bahasa Indonesia untuk memudahkan pembaca mencarinya. 4. Dalam buku ini dimuat lebih kurang
300 nama trahasa (kurang dari
l0% ,dari yang ada di dunia ini)
sebagai contoh cara
pengindonesiaan nama bahasa-bahasa lain.
5. Karena istilah-istilah linguistik bersifat internasional dan sebagian besar daripa d,aaya diun{kapkan dalam Bahasa Inggris, bebeipa pedoman pengindonesiaan yang dipakai dalam buku ini perlu dijelaskan
di
sini:
a. Guna menyederhanakan
sistem peristilahan linguistik Indonesia, istilah-istilah asing yang bersinonim sedapat-dapatnya diindo-
:xi ini tidak akan ditemui beberapa istilah Inggris yang mulai lazim dalam beberapa kalangan tertentu seperti
d. Dalarn Kamus
nesiakan dengan istilah tunggal; misalnya incontiguous assimilation, noncontiguous as similalion, dilation, distant assimilation yang merupakan istilah-istilah yang bersinonim diindonesiakan dengan satu istilah, yakni asimilasi.jauh; d,an iteratiae qpect, frequentatiae aspect, habitual aspect hanya diindonesiakan merijadi aspek iteratif.
gap ping, psyc h rnooement, raising, hedge, freep ;
bahasa Indonesia tampaknya belum mengarah kepada keharusan memakaijargonyangsekhusus itu. Bila ada penga.jar atau peneliti
akan memakai istilah-istilah semacam itu, jalan satu-satunya ialah memakainya dalam bentuk asing.
b. Walaupun di sana-sini tampak kecenderungan untuk
sedapatbeberapa bagi "internasional" bentuk dapatnya mempergunakan
istilah, sehingga pengalihannya ke dal4m Bahasa Indonesia liar1yu bersangkutan dengan pengalihan fonem atau grafem saja,
namun pengalihan itu tidak dilakukan secara membabi buta, melainkan dengan sungguh-sungguh memperhatikan konsep istilah yang bersangkutan dan menghindarkan pengindonesiaan atau penterjemahan harafiah; misa[nya;
apocope
menjadi
apokope
bahasa kentum (bukan (bukan senematika); kenematika menjadi cenematics sentum); bahasa qrillic alphabal menjadi qksara kiril (bukan abjad siril); linguistic atlas
(bukan apokop);
centum languaga
menjadi
menjadi atlas bahasa (bukan atlas linguistik atau atlas linguistis); linguislic skill menjadi ketrampilan bahasa (bukan ketrampilan linguistik); postoelar menjadi aelar belakang (bukan postuelar), walaupun postposition tetap menjadi postposisi, sepcrti halnya preposisi tetap menjadi preposisi danbtkd'n kata depan; loan translation mcnjadi pinjam teriemah (bukan terjemah pinjam); predicale adjectiue
mcnjadi ajektiaa predikatiJ; predicate nominatiae mcnjadi predikat nqminal (bukan nominatif predikat); semantic component menjadi l. komponen makna, 2. komponen semantik (TG) (bukan komponen or^ikian salah kaprahyang lazim dalam Bahasa Inggris tidak diambil alih oleh Bangsa Indonesia, dan diharapkan ilmu bahasa Indonesia mempunyai perangkat istilah yang lebih sistematis.
c. Nuansa makna yang subtil yang tak diungkapkan dalam Bahasa Inggris tetapi ada dalam Bahasa Indonesia, dinyatakan secara eksplisit dalam peristilahan Indonesia, misalnya dalam Bahasa Indonesia dibedakan antara 'hasil' dan 'proses' seperti nyata dalam perbedaan antara -an dar, peN'an, jadi bonowing menjadi pinjamnn, peninjaman; split menjadi pisahan pemisahan; d.an sebagainya.
Dalam buku ini sedapat-dapatnya dimanfaatkan perbedaan antara istilah dalam bentuk nomina yang memPergunakan forman -ik dan bentuk ajektiva yang mempergunak4n forman -is,
L.
e.
Beberapa istilah asing yang sangat lazim dan patut diketahui oleh para penuntut ilmu bahasa tidak diindonesiakan. Istilah-istilah itu diberi label bahasa yang memakainya.
f. Istilah-istilah misalnya
asing yang sudah usang tidak diindonesiakan;
sematologlt, glossologlt
dipakai saja
tidak diindonesiakan, melainkan
semantik.
6. Organisasi entri ,adalah sebagai berikut: istilah Indonesia diberi padanan dalam bahasa asing, bila ada, dan diberi deskripsi dan contoh, bila perlu. Akan sering ditemui lebih dari I padanan asing untuk I istilah Indonesia. Hal itu terjadi karena pelaksanaan prinsip yang diuraikan pada (5a) di atas. Di sana-sini dimuat pula label istilah yang menyatakan dalam bidang apa atau dalam teori mana atau siapa atau dalam bahasa apa konsep itu dipakai. Bila suatu istilah sudah jelas bidangnya, labelnya ditiadakan.
7. Dalam kamus
ini
dipergunakan beberapa
jenis rujuk
silang
sebagaimana nyata dalam contoh berikut:
{#,,eil
rnis. semantik dan
dan sebagainya, selain
karena ketika kamus ini tersusun padanan untuk istilah-istilah semacam itu belum ditemukan, juga karena perkembangan ilmu
kaidah transforma si (transformafion rule) lih. transformasi berarti bahwa penjelasan tentang kaidah transformasi terdapat dalam entri transformasi; kata depan --+ preposisi berarti bahwa istilah kata depan tidak dianjurkan untuk dipakai, dan dipilih preposisi; antya basa J. ngoko lod.p yang juga mengandung unsur-unsur untuk menghormati kawan bicara dengan memakai krama inggil berarti bahwa dalam kamus ini terdapat keterangan tentang'ngoko andap dan krama inggil. Rujuk silang lain yang dip dkaiialah Bd. Iihat juga.
:
bandingkan d,an lih. juga:
semantis
.A
r xii
xiii
B. Sebagai bagian yang penting dari kamus ini disertakan: (a) daftar lambang yang lazim dipakai dalam linguistik
(b) daftar singkatan (c) peta lambang vokal dan konsonan (d) daftar beberapa aksara yang penting, antara lain aksara-aksara Indonesia dan yang menurunkannya, serta aksara-aksara internasional. Pada yang terakhir ini disertakan pula transliterasinya.
9. Kamus ini tersusun berkat banyaknya karya dalam bidang linguistik yan.i1 terbit dewasa ini. Tentunya baik bila semua karya itu disebutkan di sini; tetapi itu berarti kamus ini harus dilengkapi suatu bibliografi lengkap seperti yang disusun oleh Comiti Intemationale Permanent des Linguistes. Jelas
hal yang mustahil itu tidak mungkin
dilaksanakan. Namun daftar pustaka yang dianggap paling mempengaruhi kamus
ini disertakan di
sini.
Ambrose-Grillet, Jeane, 1978, Glossarl, of Transformational Grammar, Rowley: Newbury House Publishers, Inc. Anttila, Raimo, 1972, An Introduction to Historical and Comparatiae Linguistics, New York: The Macmillan Company. Bolinger, Dwight, 1975, Aspccts of Language,2nd edition, New York:
Harcourt Brace and Jovanovich.
Buldan Djajawiguna et al., 1970, Tatabasa, seri Kandaga, Bandung: Ganaco.
Casparis, J.G., 1975, Indonesian Palaegrapfut: a history of writing in Indonesia from the beginning to c.A.D. 1500. Handbuch der
Orientalistik 4:1. Leiden: EJ. Brill. Clark, Herbert H. & Eve, V. Clark, 1977, Pslchologlt and Language, New York: Harcourt, Brace Jovanovich, Inc. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pelajaran Malaysia, 1972, Istilah Linguistik, Kuala Lumpur. Dubois, Jean, et al., (eds.), 1973, Dictionnaire de Linguistique, Paris: Libraire Larousse. Ducrot, Oswal & Tzvetan Todorov, 1979, Enclclopedic Dirtionarl of the Scienccs of Language, Baltimore & London: The Johns Hopkins University Press. Fossey, Charles (ed.), 1948, Noilces sur Les Caractiris Etrangers Anciens et Modcrncs, Paris: Imprimerie Nationble de France. Gray, William S., 1969, Tlu Teaching of Reading and Writing, Jenewa: UNESCO. Greenberg, J.H. et al. (eds.), 1978, Uniaersals of Hurnan Language l,ll, III, IV, Stanford: Standford University Press.
Hadiwidjana, R.D.S., 1967, Tata Sastra,Yogyakarta: U.?. Indonesia. Harimurti Kridalaksana, 1977, Istilah Linguistik Inggris-lndonesia, Jakarta. 1978, Beberapa Masalah Linguistik Indonesia, Jakarta: Fakultas
Sastra Universitas Indonesia.
Hartman, RR.K. & Stork (eds.), 1972, Dictionar2 of lytnguage and -, Linguistics, London: Applied Sciences Publishers. Holle, K.F., 1882, Tabel aan Oud-en Nieuw Indische Alphabetten-bijdrage tot de palaeographie van Nederlandsch Indie, Jakarta: W. Bruning & Co. Hudson, R.A., 1980, Sociolinguistics, London: Cambridge U.P. Katre, S.M., 1968, Dictionary of Panini, Poona: Deccan College. 1971, Dictionarlt of Panini: Ganapatha, Poona: Deccan College.
Kersten, PJ., 1970, Tata Bahasa Bali, End.e: Nusa Indah. Lyons, J., 1968 Introduction to Theoretical Linguistics. Cambridge: -t Cambridge University Press. 1977, Semantics I, II, Cambridge: Cambridge University Press.
Meetham, A.R. & R.A. Hudson (eds.), 1969, Enc2clopaedia of Linguistics,
-,
Information and Control, Oxford: Pergammon.
Meillet, A. & M. Cohen (eds), 1952, Les Language du Monde, Nouvelle edition. Paris: Centre National de la R6chdrche Scientifique. Moeliono, A.M. et al. (eds.), 1965, Kamus Istilah Bahasa dan Kesusastraan, Jakarta: Lembaga Bahasa dan Kesusastraan. Nida, E.A & Charles R. Taber, 1969, The Theorlt and Practice ofTranslation,
Leiden: EJ. Brill. Palmatier, Robert A., 1972, A Glossary for English Grammar, New York: Meredith Corporation.
Transformational
L., 1977, Introduction to Linguistit Conrepts, New York: Alfred A. Knopf. Poerwadarminta, WJ.S., 1953, Sarining Paramasastra Djawa, Jakarta: Noordholf-Kolff, N.V. Reed, Carrol 8., 1971, The Leaming of Language, New York: Pearson, Bruce
Appleton-Century-Crofts.
Robins, R.H., 1979,
A
Short Historlt of Linguistics,
2nd ed. London:
Longman.
Ruhlen, M., 1975, A Guide to tlu Languages of the World, Stanford: Language Universals Project. Sampson, G., 1980, Schools of Linguistics, London: Hutchinson. Samsuri, 1978, Analisa Bahasa, Jakarta: Erlangga. Searle, John R, et al.. (eds.), 1980, Speech Act Theory and Pragmatics, Dordrecht: D. Reidel Publishing Company.
r I
xlv Sebeok, Thomas A, (ed.), 1967, Portraits of Linguists.' a biographical source book for the history of Western linguistics 1746-1963 I, II,
Bloomington: Indiana University
Press.
Sloat, Clarence, et al. 1978; Introduction to Phonolog, Englewood-Clilfs:
Prentice-Hall, Inc'
Daf.tar Singkatan )ang Dipakai
Stammerjohann, Hairo, et al. (eds.), 1975, Handbuclt der Linguistik, Miinchen: Nymphenburger Verlagshandlung. Steinberg, Danny, D & Leon A. Jakobovits, 1971, Seriatttics: an intlrdiscipliplinary reader in philosophy, linguistics and psicho-
logy, London: Cambridge University Press. Verhaai,J. W. M., 1977 , Pengantar Linguistik Jilid I Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Voegelin, C. A. & F. Voegelin, 1977, Clarsifuation andlndex of the World's Languoges, Amsterdam & New York: Elsevier.
Ar.
Bahasa Arab
Pr.
Bd.
sd.
I.g.
bandingkan Bahasa Indoncsia Bahasa Inggris
J
Bahasa .Jawa
TG.
Bahasa Prancis Bahasa Sunda Bahasa Sansckcrta Bahasa Spanyol 'I'ransformasi
L.
Bahasa Latin lihatlah
Yun.
Gcncratil' Bahasa Yunani
BI
lih.
Skr. Sp.
I
xvii
xvl
Lambans dan
tl
.
t) (())
; I
ll lll ll # 1,2,3,
-f -\J t
;
,*rff:;fr,1fr*
kurung siku, mengapit unsur fonetis, mis. [matin] kurung miring, mengapit unsur fonologis, mis. /makin/ pembatas gugus ton; mengapit diafon kurawal, mengapit unsui gramatikal, mis. morfem plural Ing.
dimasukkan dalam
=
termasuk
+ +
tidak dimasukkan tidak termasuk ekuivalensi
U
bergabung dengan
l^|
bertirftihan dengan
tanda-tanda diakritis tanda aksen rendah (Pr.
acccnt graoo)
{-'}
mengapit klausa parentetis kurung sudut, mengapit lambang grafis asterisk ganda, mengapit unsur morfofonemis tanda hubung, menandai posisi unsur dalam kata, mis. /-t-/ dalam kata bata tanda bagi, menyatakan oposisi, mis. [d]:[t], [S],[k] tanda kesenyapan atau jeda kontras fonologis menandai batas morfem, mis. rasa* kan; tanda sendi buka menandai batas kelompok kata menandai batas klausa menandai batas kalimat tanda sendi naik tanda sendi turun penanda tingkat ton atau nada intonasi naik
intonasi turun asterisk, menandai bentuk tak gramatikal atau bentuk tak terterima; menandai bentuk hipotetis berkembang menjadi; Iebih besar daripada berkembang dari; lebih kecil daripada glos, mengapit makna suatu unsur leksikal atau terjemahan panah struktur frase, berarti Jabarkan sebagai'; panah transformasi, berarti'transformasikan sebagai' sama dengan tidak sama dengan
o
zero
€
anggota dari bukan anggota dari
t
DiPakai datam
C
tilde, pada konsonan untuk menandai palatalisasi, pada vokal
untuk menindai nasalisasi makr.on, pada vokal untuk menandai pemanjangan
Pr.
briue
halek (Ing. wedge)
';:::;,:;,":;a
r
xlx xvlll
Bagan Vokal
bulat
hampar bD
Bagan Konsonan
hampar
bulat
t
u
bn
u
I
k
a
F]
{
,t tq
t
e
o
o
k
€
J
f,
G pusat
t=
tegang
k:
la
.l
F1
F]
F.
zH
'
o frt
:)j
F]
H
F
&
r1
A
H
o
F
a
p
0
k
k
q
8;
c
c
>
t
tI
b
b
d
d
0
S'
$
x
x
x
8
z
7
Y
Y
Y
tb
C
c.
b
z
j
i
lv
I
lv
n
n
1
1
b
f
haboruan haboruan *bitir Toba. randa diakritis.Yang i*rg,,b"ii urnYi dari huruf induk menjadi bunYt u'
tanda diakritis yang.
*."erUuft bunYi dari huruf induk' du
a
h u ru
r
menftai bunyi
a.
hentian
56
hentian
-
dari satu bentuk pangkal dalam
(stoP, occlusiae)
bunyi konsonan yang dihasilkan dengan sepenuhnya menghambat aliran udara; b, t, k, b, d; gJ adalah hentian. -Lih. plosif, okluslf.
hentian bersuara
(aoiee stoP)
hentian yang terjadi dengan selaput suara bergelar; mis. [b, d, g].
hentian egresif
(egressiac stop, pressure
stoP)
hentian yang terjadi durgan aliran 'udara bergerak ke luar dari saluran suara menjauhi paru-paru'
hentian ingresif
(ingressiue stop, suction
stoP)
hentian yang terjadi dengan aliran udara bergerak ke dalam saluran suara mengarah ke paru-paru.
hentian kompleks
(comPlex stoP)
hentian dengan penutupan Pada lebih dari satu titik, a.l. pada bibir dan glotis; mis. pada bunyi [P] dalam kata Prancis
hentian tak bersuara
lain'rotl'.
(uoiceless stop)
hentian yang terjadi dengan selaput suara tak bergetar; mis. [p, t, kJ. hentian tunggal (sinple stoPl bunyi hentian dengan penutupan pada satu titik; mis. pada bibir saja
dalam [p].
Herder, Johann Gottfried von
(1744-1803) budayawan Jerman. Dalam karyanya Uber den Ursprung
ia menyerang pendapat
der Sprache
zamar, itu bahwa bahasa itu hadiah
Tuhan; menurut dia, bahasa itu timbul.karena dorongan dalam diri manusla.
heterofemi
hiperkorek
hiperklas
(heteropheny)
penggunaan kata secara salah dan secara tak sadar dalam wicara atau tulisan. heterograf (fr e te ro gr a p h ) satu dari dua kata atau lebih yang
deklinasinya; mis. iter (nominatif), itineris (gereti0 yang berarti 'per-
jalanan'.
heteronim
salah satu dari dua kata atau lebih yang dieja sama tetapi bermakna atau lafal lain; mis. tahu 'nama makahan', tahu'paham'.
heteronimi
(haerorytml)
hubungan antara heteronirhheteronim
heuristis
(heuristic)
bersangkutan dengan prosedur analitis yang dimulai dengan perkiraan yang cepat dan mengecek-
nya lagi
sebelum memberi
ke-
pastian.
hiatus
(hiatus)
peralihan di antara dua monoftong yang berdampingan yang membentuk dua suku yang berurutan tanpa jeda atau konsonan antara (berlain: an dengan diftong yang bersang-
kutan dengan perubahan kualitas vokal dalam suku kata).
hibrida (fubrid word) kata kompleks yang bagianbagiannya berasal
dari
bahasabahasa berbeda; mis. prasejarah, praberasal dari bahasa Sansekerta, sejarah berasal dari Bahasa Arab. (hydronyry)
hidronimi
cabang onomastika yang menyelidiki nama sungai dan danau.
hidup dikatakan tentang konsonan atau hurufkonsonan yang diikuti vokal.
hrje
Ar. abjad Arab
hilangnya bunyi (/ors of sound) fonologi. (secara sinkronis) penghi-
maknanya sama tetapi ejaatnya
langan salah satu fonem; mis. dalarn kata silahkan dan silakan, fonem lhl boleh dipakai, bolehjuga
berbeda; mis. suara dan swara.
tidak.
heterografi
( keterograph2)
sistem ejaan yang menggambarkan kata-kata yang bermaf;na danfatau
lafal sama dengan huruf
yang
berlainan; mis. lng, fare, fair ; inquir2, enquirl.
heteroklltus
I.
(heteroclite)
nomina yang mempunyai lebih
hiperbole
(hiperbole)
hal melebih-lebihkan sesuatu; mis.
dalam kalimat Sa2a
mengucapkan
beribu-ribu terima kasih.
hiperklas
(hlperclass)
perangkat kata yang kelasnya berlainan tetapi secara sintaktis mempunyai peri laku yang sama; mis.
dahulu daripada yang lain; mis.
tidakl.
istilah-istilah pertanian lebih dulu muncul daripada istilah-istilah
(h1per-conection, hlper-
urbanism, ooer correction)
mesrn,
bersangkutan dengan bentuk atau
hipotesis Jakobson
pemakaian kata secara salah karena inenghindari pemakaian substandar; mis. bila orang mengucapkan
psikolingui,stik. teori Roman Jakobson tentang perkembangan bahasa anak yang bertahap dua: pada tahap pertama anak hanya mera-
hfpokoristik
(hypocoristic, term oJ endcarmmt) kata yang dipakai untuk menunjuk-
ban dan bunyi yang dilafalkan
sangat banyak tetapi tidak beratur-
kan hubungan karib antara Pembicara dengan yang dibicarakan. Dalam Bahasa Indonesia diungkapkan dengan memakai kata si,' mis. si kecil, si Dullah, dsb.
an; pada tahap kedua anak mulai meriguasai kontras-kontras dalam
bahasa dengan menghilangkan banyak bunyi yang ada pada tahap semula; pada tahap kedua ini anak
hlponim (fuPonym) Iih. hiponimi (h1Ponyn1)
hubungan dalam semantik antara makna spesifik dan makna generik, atau antara anggota taksonomi dan nama taksonomi; mis. anlata kucing, anjing dan kamDizg di satu pihak dan hewan di pihak lain. Kucing, anjing dan kambing disebut hiponim dari
hcwan; hewan disebut superordi-
nat dari kucing, anjing d,an kambing: kucing, anjing dan kambing disebut
ko-hiponim. hlpokorisme ( hyPocoris.m) penggunaan nama tlmangan; mls.
pemakaian nama Wawan unluk
Irauan.
mulai menyadari bahwa bunyibunyi tertentu mempunyai nilai tertentu. hipotesis leksikalis (leilcalist hlpothcsis)
lih. leksikalis
hipotesis pengurutan budaya (aitural seyiation h2pothesis) linguistik historis komparatif. anggapan bahwa perkembangan manusia berlangsung dari yang sederhana ke yang rumit salah satu metode historis.
Whorf hipotesis Sapir -+ relativitas -bahasa hipotesie transformasionalis formationlist
hlpotaksis ( hlpotaxis) l. hubungan gramatikal antara klausa utama dan klausa terikat (berlawanan dengan parataksis);
2. penggabungan kalimat
dengan kalimat, klausa dengan klausa, frase dengan frase, atau kata dengan
kata, dengan menggunakan kata penghubung; mis. Gajinya kurang, oleh sebab itu' ia mogok (dalam parataksis: Gajirya kurang, ia mogok)
.
(hlpotactic
) berupa, bersifat atau bersangkutan dengan hipotaksis
hlpotesis asbsiasi budaya association h2pothuis) linguistik historis komparatif.
(Jakobsonian h7'
pothesis)
-fulfcn.
hlpotaktis
unsur-unsur budaya
selalu berhubungan, dan beberapa jenis di antaranya timbul lebih
Indonesia merupakan satu hiperklas, karena keduanya bercirikan /*
hlponimi
57
hierarki
an bahwa
verba dan adjektiva dalam Bahasa
hlperkorek
(heteronlm)
-
hy pothuis
( trans -
)
lih. transformasionalis hipotesis zaman-wilayah
(age-area
hypathuis)
anggapan bahwa pusat budaya
adalah tempat lahirnya unsurunsur yang unggul dan dari situlah
unsur-unsur itu menyebar; jadi unsur yang unggul itu dianggap unsur yang lebih tua daripada yang
Iain.
hiracana
kiorp.aksara silabis yang dipakai J1P"ls,
iti
Ieoans vans lebih sederhana
(cultural
"la".ji,"dan yang dipa'kai dipakai daripada aarlpiaa untuk menuliskan kata-kata asli.
anggap'
hierarki (hicrarch2, rank scale) pengaturan iecara berurutan
hierarki fonologis
58
unsur-unsur bahasa mulai dari vans terkecil (terendah) samPai yuni t.tb.t"t (tertinggi). Subsistem iondlogi, gramatika dan Ieksikon
masin[-mising mempunyai hierarki. Dahm subsistem fonologi satuan sepe rti ciri Pembeda, fonem, suku
kita, kata-dan pada
meruPakan
satu hierarki.
hierarki fonologis
(phonalogical hier-
rarch2)
'hubungan antara satuan-satuan fonolo{is, yang satu meruPakan
bagian" dari yang lebih besar; mis'
bergabung menjadi fon"em saling suku kata. dst. Masing-masing satuan disibut tataran fonologis'
hierarki gramatikal
(gramnatical hie-
rarch2)
hubungan antara
satuan-satuan
gramat]ikal, yang satu meruPakan Easian dari vang lebih besar; mis'
mo"rfem
ya;g ialing
bergabung
untuk membentuk kata, Yang saling bergabung lagi menjadi frase dst' Maiing-dasing satuan disebut
I
l,. i
tataran cramatikal.
hierarki [etercapaian hi.erarchv)
(anusibilit2
teori
bahwa relativisasi nomina dalam bahasa-
Keenan-'dan Comrie.
bahasa dunia dalam fungsifungsi berikut berurutan secara hierarkis: subvek ) obYek langsung ) obYek
tak'langsung ) obYek PrePosisi ) posesif! kdmparatif. ArtinYa bila
luatu nomina'dalam salah
satu
funssi tersebut dapat direlativisasikanl maka nomina dalam fungsi di ututtyu dapat juga direlativisasi-
kan:
'misalnya
bila dalam
suatu
bahasa obyek tak langsung daPat direlativisasikan, maka obyek langsung dan subYekjuga daPat direlativisasikan.
historiografi linguistik
(lingui'stic
me"mpelajari kirya-karya linguistik vans' mEmbahas Pewarisan dan ialiig pengaruh id'e-ide mengenai bahasa.
setelah
homografi
homograf
Hielmslev' Louis
itsgg-tg0S) sarjana linguistik
6urg.u Dansk Yang meneruskan aiarin dari F. de Saussure. Linguis-,
tik
Yang -bibas dari ilmu ilmu lain
dianggap sebagai
imanen,
uarr metodologis dan dengandengan peralatan metoqoluE,rs
terriinologis sendiri. Analisis bahasa dimulai dengan wacana, kemudian ujaran dianalisis
atas
konstituen-konstituen )ang fiiemt;
punyai hubungan
dalam rangka forma
Paradigmatis,
(=
hubungan
sramatikai- intern), substansi (=
fategori ekstern dari obYek mate-
rial)lungkapan (= medium verbal
atau'sr;fisi dan isi (= makna)'
Prosei[ur yang bersifat analitis dan
semi aljabai ini
menghasilkan satuan d"asar yang disebuiglosem'
Holle, Karel Frederik ( 1829- I 896) administratur
Per-
iebunan teh yang banYak menulis tentang Bahasa Sunda. [a terkenal
karena-menyu sun B lanco Woordenlij s t
op last der Regeering
uitgegeaen
aan
Indie ten
behoeue aan taaluorsehers in den Ned. Indie Archipel
Ne-dirlands
kayi' dtn terai'bagian rumah'.
homografi (homograPhl) hublngan antara kata-kata
Yang
bcrbedi maknanYa tetaPi sama
tulisannya; mis' tahu 'makanan' dan lahu'paiam' teras 'inti kaYu' dan tuas 'bagian rumah'
lromogram
(homogram)
calaE satu dari dua homograf atau lebih yang mempunyai asal-usul berlainant-mis . tahu'nama makan-
dari Bahasa Sinika loufu), tahu 'paham' (kata asli
an'
(berasal
Indonesia).
homonim
(homorym)
kata yang 'laii. ber-homonimi dengan
kata homofon
homonimi
Ada homograf
dan
(homon1nl)
hubunqan antara kata yang ditulis
dan/atiu dilafalkan dengan
cara
yang sama dengan kata lain, tetaPi yane tidak memPunYai hubungan inakina. Ada homograli dan homo' foni; mis. antara Eeraniang 'sebuah
alat' dan ke ranjang 'menuju temPat
(1894), yakni sebuah angket li-
homorgan
yung tureut luas diPakai di "eririik nEseri ini sebelum Kemerdekaan
honorifik
lih. bunyi homorgan (honoifie)
da'iam menginventarisasikan
bentuk yang diPergunakan untuk
nva vang terkenal .iuga ialah Tabel ain 6ud-lrn Nieuw Indisclu Alphnbctlen,
pengiot"*utun dalam beberaPa bahisa dipakai untuk menYaPa
bahasa-bahasa'di Indoneia. Karya-
biidrapc tot de PalaeograPhic
aan
N ederlandsch Innie (1882).
holofrasis
(holoPhrase)
berarti'sekarang hujan' t utu
fiomoPhone)
vu"i berhomofoni dengari kata
lain;'mis-. bank d'etgan bang, tnwa massa.
homofoni
(honoPhony)
hubungan anfara kata-kata Yang berbeda maknanYa tetaPt :uT1 Iafalnval mis. antara ,ang 'penJePlt' dan tink 'kendaraan berat; tangki''
homograf
--t iti
yut
(homograPh)
g b.i-hb*ografi
(analogous relation'
ship)
kata dengan makna Yang mewakili makna se=luruh kalimat; mis. dalam Bahasa Indonesia kata Hujan! Yang
homofoh -
mensungkaPkan kehormatan atau
orans tertentu. hubunlan analogi
dengan
59
hubQngan sintagmatic
-
kata lain; mis. tahu ?makanan' densan tahu'Paham'; teras'inti
pelepasan suatu bunYi oklusif.
dengan
historiosrabhv)
basiar;diriieiarah linguistik yang
triruo fimblosion) geiak udara'ke dalam
-
tersubstitusikannya satu konstituen dengan konstituen lain dalam konstruksi penyematan; mls. antara)ang cantik dengan pacar sa2a dalam Cadis lang cantik i.tulah Pacar sa2a. hubungan asosiatif (rapports associa' tiae)
F. de Saussure -+ hubungan Para' diematis hubrinean " atav" ( "0r" relationshi p) gramitika s tratifi,tasi. hu!!rngan yang
ldu bitu suatu unsur dihubungkan
dengan salah satu dari dua unsur lain-atau lebih Yang ada sebagai alternatif; mis. fonem lil dalam
suku tertutuP dihubungkan dengan i tegang, seperti dalam kata pingsan,
dan
i
kendur, seperti dalam kata
samping.
hubuhgin. " dan" ( "and"
relationship)
strat|{*asi. hubungan yang ida bitu suatu unsur dihubungkan dengan dua unsur atau lebih yang lain secara bersama; mis, leksem aza,t dihubungkan ke atas dengan eramAfika
'manusia', 'muda', '.turunan' dsb
pada stratum sememik, dan
ke
bawah dengan lal. lnl, /al, l?l pada
stratum fonemik.
hubungan gramatikal
(gramatical re-
lation)
istilah umum untuk subYek, Predikat, obyek langsung dan obYek tak langsung.
hubungan logis (logical relation) hubungan antara dua peristiwa yang ditemukan dengan sebab, bukan dengan observasi langsung; mis. kondisi sebab akibat.
hubungan maksud
(sense relation)
hubungan semantis antara unsurunsur Ieksikal baik secara sendiri'
sendiri maupun secara kelomPok. hubungan paradigmatis (paradigma tic relationshiP)
hubungan antara suatu unsur dalam tingkat tertentu dengan unsur lain yang dapat diPertukar-
kan; mis. dalam kalimat
Mereka bertengkar terus, antara mereka dengan
unsui di luar kalimat itu, misalnYa itu, tdrdapat hubungan paradigmatis karena dapat diPcriukarkan, tetapi antara mereka darr
kedua orang
ia tidak terdapat hubungan semacam itu. Hubungan ini disebut hubungan in absentia.
hubungan ruarlg (spatial relatign) hubungan jara[, urutan relatif, atau posisi intara obyek, bagian-_bagian
obyek, dan antara obyek
dan
pembicara/penonton, biasanYa dinyatakan dengan preposisi.
hubungan sintagmatis
(qntagmatic
relationshiP)
hubungan linier Pada tataran ter' tentu di antara unsur-unsur bahasa; mis. dalam kalimat Mereka bertengkar terus antaramereka dan bertengkar dan
hrkuo
60
-
teras terdapat hubungan sintagma-
tis. Hubungan ini disebut hubung-
at
in
praesentia,
lih. hukum dalam linguistik
rumus kesepadanan beberaPa fonem dalam beberaPa Bahasa Austronesia; jika dalam Bahasa
.f awa, Malagasi, dll. terdapat fonem
1rl antarvokal, maka dalam kata vans sepadan dalam Bahasa M.tiv, cian Bali terdapat fonem ldl,dindalam Bahasa Tagalog dan Bisava terdapat fonem lll, dan dalam Bahasi Batak sering terda-
oat fonem /pl. Contoh:
Bahasa
ialola bari, Milagasi fari, Tagalog "ialai. fvladura paii,Bili, padi, Batak G agasanlentang kesepadanan
i"Ib..aslal dari H.N'v.d. Tuuk dan kemudian diperhalus oleh J'L.A. Brandes (1.884)
huhum Brandes Pertama
rumus kesepaiianan beberaPa fonem dalani beberaPa bahasa Austronesia:
jika dalam Bahasa
Malaeasi, Batak, MelaYu, Madura, Maka"sar, Bugis dan Sunda terdaDat fonem lr7, maka dalam kata dalam Bahasa Forians sepadan .I-leutog dan Bisaya terdapat i"orZ, fonem lg7, dilam Bahasa DaYak dan Toribulu terdapat fonem lh/ , dan dalarn Bahasa Jawa Kuna,
Iawa Baru dan Bali TerdaPat -atau
fonem
itu hilang'
l0l
Contoh:
Batak urat,'Madtra orai, Makasar ura', Bugis ura', Swda urat, Formosa uga7, Tagalog ogat, BisaYa Melavu urat. Malas3si ozatra,
-ogat,
Tombulu ohat, DaYak uhat, Jawa Kuna wwad, Jawa Baru wot' Bali uwat. Gagasai tentang kesepaclanan ini belasal dari H.N.v.d' Tuuk dan diperhalus olehJ.L.A. Brandes (
1884).
hu'kum bunyi
pernvataan
hirtoii.
-kese-
padanan antara unsur-unsur dalam bahasa yang berbeda-beda. linpuistics)
hukum Brandes kedua
baee.'
yang menjelaskan rangkaian
hukum dalam linguistik (law in
hu,lrlo;m (law)
'
hukun implikasi
hulum Grimm
( sound law, phonetit
law)
di dalam linguistik
komparatif yang menjelas-
kan perubahan-Perubahan teratur
dalam sistem bunYi suatu bahasa dari satu masa ke rnasa lain dalam perkembangan sejarahnYa, atau
generalisasi - berdasarkan Penga-
matan empiris atas Proses-Proses
teratur, dan dinYatakan dalam
bentuk Pernyataan Yang ringkas; biasanya diberi .nama menurut Grimmt n penemunya; mls. hukum p.nemunya; dsb. Zipf,-mis.
hukum
hukum Darinesteter
(Dannestetu's
law)
Indonesia-Eropa Purba ke Bahasa
dalam Bahasa Austronesia Purba dipertahankan dalam Bahasa Jawa Kuna, Tombulu, Sawu dll., menjadi lol dalam Bahasa Bisaya, Toba Batak, Baree, menjadi lal dalam Bahasa Makasar dan Bugis, menjadi lel dalamBahasa Ngaju Dayak, Iloko dll., dan menjadi lil dalam Bahasa Tagalog; dalam beberapa bahasa berlaku ketentuan perubahan itu hanya dalam suku akhir saja, dan dalam Bahasa Melavu rneniadi lal, dalam Bahasa Aceh menjadi lal. Contoh: Melayu atap, J aw a ate P, Tombulu atep, Makasar afa, Bugis ata, Tagalog atip. Bisaya ato,p.
ATM Germanifa Kuna M A T
Jerman Tinggi
T = tenuis = hambat tak bersuara, A = aspirate = spiran tak bersuara, M = media = hambat tak bersuara, contoh:
deka ghyf6tEr Gotik Jeiman Tinggi Kuna bro0ar
Yunani phrator
taihun {auhtor brquder
4ehan
lohter
hukum implikasi (implicational law)
lihatkan bahwa suku kata Yang ada teoat di dePan suku kata bertekanuri hilung k'ecuali bila mengandung
maka tentu ada juga bunyi p/,
vokal
a.
hukum distribusi sinonim (law of distribution) semantik, BreaL kata-kata yang bersi-
nonimi akan
dibeda-bedakan
dengan pelbagai cara dan kemudi-
an iidak dapat dipertukarkan. hukum D-M Alisiahbana' kaidah tentang urutan
,rrr'u.-urrut dalam
konstruksi
Bahasa lndonesia: baik dalam kata,
majemuk maupun dalam. kalimat segala sesuatu yang menerangkan selalu terletak di belakang yang diterangkan; mis. dalam ramah bqlt! daro
Al{ nakan, kata rumah dan Ali
adalah yang D (iterangkan) d an batu l' dan makan idalah yang M (enerang' kan). Kekecualian berlaku hanYa pada kata bantu, adverbia, numeraiia dan preposisi. (Grwsmann's law) linsuistik hisnris komparatiJ perubah-
hukum Grassman
an bunyi berupa disimilasi antara'
dua bunyi aspirat: yang pertama meniadi fonem hambat tak bersua-
.u 8ut aufr*
fonem hambat bersuara
Lufrutu Sanskerta. Dirumus"l
kan pertama oleh H'G. Grassmann (r80e-1877).
hukum Grimm (Grimm\
law) linguistik historis komparatif. kaidah peiubahan konsonan dari Bahasa
6l
humanisrne
Germanika Purba dan ke Bahasa Jerman Tinggi Kuna sbb: TMA Indo-Erooa
p.tq.tetun fonem Yang terjadi iallm peralihan dari Bahasa Latin
ke Bahasa Prancis Yang memPer'
-
bila ada sebuah unsur, maka unsur lain yang sejenis juga ada; rnir. dalam fonologi bila ada bunyi [d], karena [dJ lebih bertanda daripada
[tl
.
hukum Laehmann
(Lachmann's
law) Z. pemanjangan vokal pada bentuk
paitisip pasif lampau pada verba
yang mempunyai bentuk perfektum
yang bervokal panjang; mis. 'membaca'
lego
lige (perfektum)
pasif lampau). hukum pemancaran sinonim (/aio o/
lictus (partisip
radiation af rynoryrns)
unantik, Braal. bila sebuah kata
bergeser mSknanya, maka makna
sinonimnya
juga akan bergeser
secara sejqiar.
hukum pemusatan sinonim (law oJ
hukun R-I)-L -+ hukum Brandes kedua
hukum R-G-H pertama
-r
hukun Verner
hukum Brandes
(Vemer's law)
pola perubahan bunyi yang ditemukan oleh Karl Verner (1877) yang
menjelaskan kekecualian
atas
hukum Grimm, dan yang menjadi
dasar paham Junggrammatiker bahwa hukum bunyi tidak ada kekecualian: bunyi p,l,,t akaq beru-
bah menjadi spiran tak bersuara
bila tekananjatr;h pada sukuakar; mis Skr.bkratar rienjadi Gotik brotar; bunyi tersebut akan beru.bah menjadi hentian bersuara, hila tekanan jatuh pada suku lain, mis. Skr. pita menjadi Gotikf*dar.
hukum Zipf (Zipfs
law)
slnonltmic attradion) scmantik. Breal. hal-hal yang sangat
pernyataan urnum tentang distribusi dan frekuensi kata-kata yang
rnenonjol dalarn minat dan kegiatan suatu masyarakat akan menimbulkan banyak sinonim; mis. dalam buku wiracarita Beowulf terdapat
dipakai pembicara atau pengarang, dan dirumuskan sebagai F x R = C
dalam daftar frekuensi, C
dan
tant), y ang afiinya: ada nisbah tetap
37 kata. untuk 'pahlawan'
gekitar 12 kata untuk'perang'.
hukum penyingkatan (law of
abbre-
oiation)
Zipf. kenyataan bahwa kata-kata yang sering dipakai adalah katakata yang paling pendek. hukum pepet rumus kesepadanan fonem e-pepet dengan fonem Iain dalam beberapa bahasa Austronesia: fionem e-pepet
(F =
Frequenc2,
R = rank,
=
posisi Cons-
antara berapa kali sebuah kata dipakai dan posisinya dalam daftar frekuensi.
humanisme (hamanism) pendekatan pada bahasa yang menekankan nilai-nilai rohani dalam kernampuan manusia untuk berkomuniksai, sebagai reaksi terhadap usaha untuk mernbuat formalisrne yang ekstrem dan terha-
Humboldt. \tilhelm von
-
idionatologi,
idiom
sia (lih. juga hiPotesis SaPir
dao anggapan bahwa bahasa telah rni"yirfrfiuirg menjadi lebih buruk' S-5 i"o yu"[ *ernpuSyai Pandang" ,.rn'ucui, ini ialah a'l' L'
-
WhoCI. Humboldtisme lih. relativitas bahasa
hurif. firttrr, -1.-tunat
^n Hielmslev.
ldiomatologi
scribt, al7habet)
nusia. Kesepadanan antara nurul ar" Uu"vi sering arbitrer; 2' sistemhuruf; a[sura; mris. hurufArab, huruJ
Kawisiradu auJder Insel Jaua (1836), merupakan PeloPor dalam studt
Ciza dsb.
'Bahaia Taw'a Kuna' Pengantar Uu[u itu berjudul, Uber die prac h"rau i/crschic denheit de s mtnschlichcn S
,{r. huruf Arab Yang tidak meleburkan huruf I dari artikel'
hunrf svamsiah
du
- 7i. t it"f
merupaka-n karya Yang berPengaruh dalam linguistik, khususnYa tentang Pengaruh struktur bahasa
Arab Yang meleburkalr
I dari artii >t'g>5-
-
periode
-
(period)
.fonetik akustik. saat
antara puncak-
puncak gelombang bunyi.
oeistiwa
'
(eaent)
semantik. situasi dinamis yang berlangsung sebentar. peristiwa bahasa (language eaent, slale
proses atau hasil pemindahan suatu satuan dari satu tataran ke tataran
of affairs)
lain; mis. sebuah klausa menjadi
oensunskapan bahasa.
bagian dari frase; klausa 2ang sala say sukai tidah
ipit y";ig terjadi
sebagai akibat
pu'tt"I-pirt.i. linguistik
(linguistic
circle)
sukai dalamoranglang
kelompok ahli linguistik dan sarjana dari bidang yang berdekatan
terpilih.
pergeseran voka.l (uowel shift)
yang bertemu secara periodik untuk -embahas masalah-masalah yang
serangkaian perubahan vokal yang teratur dalam sejarah suatu bahasa. (frequency
diminati, dan sering menerbitkan
prosedur perhitungan dalam studi bahasa dan kesusastraan untuk
publikasi. Contoh : Cercle Linguis ti qut dt Prague pada tahun 1930-an, Cercle Linguistique tle Paris pada abad 19,
perhitungkan frekuensi count)
menentukan jumlah unsur, mis. kata, fonem atau kalimat, dalam suatu teks atau rekaman. (sa1ing, maxim) peribahasa - kalimat atau penggalan kalimat
yang telah membeku
bentuk,
makna dan fungsinya dalam masYa-
rakat, bersifat turun-temurun, dipergunakan untuk Penghias karangan atau Percakapan, Penguat
ma[sud karangan, pemberi nasihat, pengaiaran atau pedoman hiduP; inencikup bidal, pepatah, perumpamaan ibarat, Pemeo.
perifrastis
Qenphras tic)
dikatakan tentang hubungan gramatikal yang dinYatakan dengan
kata-kata terpisah dan bukan dengan infleksi; mis' perbandingan
Ccrile Lingu*tique de CoPenhague pada tahun 1940-an, Linguistic SocieQ of America, Societas Linguistica
Europaea,
perluasan
-
dll. (exPansion)
penambahan unsur dalam kalimat bagian-bagiannYa tanPa mengubah struktur dasarnya; mis.
atau
kalimat Guru
memPunyai anak daPat
diperluas menjadi Guru sala mempu-
nlai
anak Tang cantik.
perluasan makna ( extension, ex pansion, widening of meaning) proses memperluas makna unsur bahasa dengan memperluas konteksnya.
perluasan morfologis
(morphological
extension)
pembentukan kata dengan afiksasi.
r32
Permutasi
permutasi
-
(permutation)
proses perubahan deret unsur_ unsur_kalimat, misalnya perubahan dari Alrah pergi ke kantor icnjadi Ke kantor alah pergi. pernyataan ( det I a ra I ion, s t a ement ) I
J. pertuturan yane menimbuikan
keadaan baru dengan mengujarkan kata-kata: 2. makna ujrian yang mengungkapkan sesuatu atau suatu
hipotesis. Konsep semantis ini harus dibedakan'dari deklaratif
y.ang merupakan konsep grama_ tikal. perolehan bahasa (language acquisition)
hasil pemerolehan bahasa; lih. pemerolehan bahasa
persepsi
(perception)
Jonetik, psikolinguistik. proses penerimaan dan pengawaliodean input wicara yang mengharuskan pendengar memperhatikan isyarat akustis
dan juga pengetahuannya tentans pola bunyi dalam bahasanya sci hingga..ia dapat menafsirkan apa yang didengarnya.
persepsi bahasa lrn. PersePst persona (person)
(specch perception)
dengan parrisipan dalam suatu
cara.
personifikas
i
tertentu; kawan bicara.
persona ketiga (third person) bentuk persona yang dipakai pembrcara untuk menunjuk pihak lain di luar pembicara- dan kawan
bicaral mis. ia, mereka dsb. persona pertama (first person) bentuk yang dipakai oleh pembicara untuk menunjuk dirinya; mis. aku, sa1a, beta, kami, kila. (rrclusiue
person plural)
first
bentuk persona pertama jamak yang mencakup pembicara dan pihak lain, tetapi ridak mengikut-
sertakan kawan bicara.
persona pertama jamak inklusif (inclusiae firsl person plural) bentuk persona pertama jamak
pertanyaan tak langsung
penggambaran sesuatu yang mati
question)
kalimat Daun melambai-lambai.
wacana
seolah-olah hidup; mis. dalam
perspektif
(indirect
question, reported question, oblique
(p e r s oni.fi c ation )
(perspectiue)
pandangan yang diambil pengamat
-
perubahan gramatikal
133
tuturan itu sendiri; mis. permintaan yang disampaikan dengan kalimat tanva.
pertanyaan yang dikutip dalam
tak
langsung; mis. Ia
bertanla apakah sa2a mau datang. (speech act, speech eaent)
Pertuturan
perubahan bahasa (linguistic
cltanee)
pcrul-.rahan dan/atau penqqanriarr ciri-ciri bahasa dari satu tahap ke tahap lain dalam perkembangan
tiue)
l. perbuatan berbahasa yang dimungkinkan oleh dan diwujudkan sesuai dengan kaidah-kaidah pe-
tagmernik. pandangan dari sudut sat lan-satuan kompleks sebagai ujud yang bergerak, yang mempunlai bagian awal, inti dan basian
makaian unsur-unsur bahasa; 2. perbuatan menghasilkan bunyi bahasa secara beraturan sehingea menghasilkan ujaran bermakna; 3.
seluruh komponen linguistis dan
(unconditioned sound change, unconditionaL sound change, independent sound change.
r
non-linguistis yang meliputi suatu perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut partisipan, bentuk pe-
isolatire sound change, autonomous sound change, spontaneous sound change, sporadic sound change)
pada saat tertentu.
perspektif gelombang
(waae perspec-
akhir; pandangan dinamis.
perspektif kalimat fungsio nal tnnal s(ntme penpccliue)
lfun
aliran Praha. teori yang menyatakan bahwa ujaran itu beistrukiur dua lapis: lapis pertama ialah pola gramatikal yang rerjadi dari subyek dan predikat, lapis yang kedua iaiah struktur. pembawa informasi yang
terjadi dari tema dan rema. perspektif medan (field perspectiw) tagmemik. pandangan
dari
sudut
satuan-satuan sebasaimana
itu ber[ubunfan dengan' yang lain dalam suitu sistem atau jaringan; pandangan relational.
perspektif partikel
person)
pendengar atau pembaca sebagai partisipan dalam situasi bahisa
personajamak ekslusif
pertanyaan tak langsung
yang mengikutsertakan kawan bi-
satuan-satuan
kategori deiktis yang bersangkuran
situasi bahasa. persona kdua (second
pertanyaan retoris
(particle\ perspec-
tiue)
tagmemik. pandangan dari. sudut
satuan-satuan sebaeai unsur-unsur yang lepas; pandangan statis.
pertalian
(cohertnce)
hubungan antara unsur-unsur dalam kesatuan yang utuh; mis. pertalian antara kalimat dengan
kalimat dalam wacana. Pertanyaan (question)
makna ujaran yang meminta jawaban. Konsep semantis ini harus dibedakan dari interogatif yang merupakan konsep gramatikal.
pertanyaan langsung (direct question) pertanyaan di dalam ucapan langsung; mis. Mau ke mana? pertanyaan retoris (rhetoieal question) pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.
nyampaian amanat, topik, dan konteks amanat itu; 4. pengujaran
kalimat untuk menyatakan
agar suatu maksud dari pembicara diketahui pendengar.
pertuturan ekspresif
(expresile)
)
perbuatan yang menyatakan keadaan psikologis pembicara karena sesuatu.
pertuturan ilokusioner (illocutionarl speech act)
Austin, Searle. perbuatan yang dilakukan dalam mengujarkan sesuatu; mis. dalam memperineatkan, bertanya, dsb.
pertuturan komisif (eommissite) pertuturan yang mempercayakan
sejarahnya.,
perubahan bunyi (sound change) perubahan sistem bunvi bahasa dari satu tahap ke tahap lain dalam sejarahnya.
perubahan bunyi tak terbatas
perubahan bunyi yang terjadi dalam semua lingkunean; mis. PIE f ol dan lai lebur menjadi PGm /al . perubahan bunyi terbatas (canditilned sound change, conditional
sound
change, combinatiae sound change)
perubahan bunyi vang terbatas pada lingkunean bunyi terlenrul mis. Inggris ]eneahan [r] > [nl kecuali sesudah korrsonarr labi.'rl
dalam [blod] > [blrtdl. perubahan ejaan (spelling reform) perubahan sistem ejaan ke arah
penegambaran fonem yang meme-
nuhi syarat-syarat linguistis
dan
sosial yang diakui orang pada suatu
pembicara atas tindakan yang akan
dilakukannya sendiri.
pertuturan lokusioner
(locutionar2
spuch act)
Austin. perbuatan bertutur; hal mengungkapkan sesuatu.
pertuturan perlokusioner
(perlocu-
tionarl speech aet) Austin. Searle. perbuatan yang di-
lakukan dengan meneuiarkan
se-
suatu, membuat orang lain percaya
akan sesuatu, dengan
mendesak
orane lain untuk berbuat sesuatu, dll.
pertuturan tak langsung
(indirect
pertuturan yang dinyatakan oleh kalimat tidak dimaksudkan teruper-
sound
change, sound ehange b1 phonemes, phonological ehange. func tional change)
linguistik historis. perubahan bunyi
yang memberi akibat pada distribusi alofon dan fonem serta seluruh
struktur fonemis suatu
perubahan fonetis
bahasa.
(phonetic sound
change, sound change allophonic change)
b7
allophones,
perubahan bunyi yang tidak mempengaruhi struktur lonemis suatu bahasa,
perubahan gramatikal
speech aet)
tama untuk menyampaikan
perubahan fonemis(phonemic
(grammatical
change)
linguistik historis komparatiJ perubah-
an dalam morfologi dan sintaktis
134
perubahan makna
suatu bahasa sebasai akibat
oer_
kembangan, seperri analogi, keiata bahasa atau piminjaman.
perubahan
lnakna
(semantic change.
uocabularlt change)
perubahan makna kata dalam sejarah suatu bahasa dan dalam konrak dengan bahasa-bahasa lain.
perubahan morfologis
(mor pho logical
change)
perubahan
di dalam
morlblosi
suatu bahasa karena analogi, keraia
bahasa atau peminiaman
ir I
perubahan sintaktis
"(
sltntact ic rhange)
perubahal. gramatik;l yurg *eir_
berikanakibat pada r,ubungan kara
dengan konstruksi yang Iebih besar.
perubahan struktur' ( s t ruc tura I c hange ) TG. hasil perubahan dengan trais'_
formasi atas suatu deskrfrsi struk_ 1u-r;
mis. Mesin ini dibuka'sekarang,
DS:NP-VP-o
|
2 3' sehingga ter_ - 2, dapat -..1 kalimat: Sekarang"fusin ini PS: 3
dibuka.
perujukan anaforis
(anaphoric
refe_
rence)
ulang suatu unsur makni.
PerumPamaan peribahasa yang berisi perbandingan, te{adi dari maksud (yang tid;k diungkapkan) dan peibandinsan
(yang diungkapkan)j mis. Seierti katak di bauah tempurung; Iiarat bunga: sedap dipakai, tali' dibuang. Perumpamaan kadang-kad"ng
-._
"bapai.
macam, dsb., kadang-kadang tid"ak. pe.rwatasan (modifcation)
lih. modifikasi petrggrafi (petrograpfur) tuhs-menulis pada permukaan keras; mis. pada batu.
Petr, ogIaTl (petrogram, parogliph)
axsara kuna yang dituliskan pada batu.
lih. modifl[ator'
pinjaman
peyorasi (peyration) perubahan makna yane mengakibatkan sebuah ungkapan meng-
gambarkan sesuatu yang lebih tidak
enak, tidak baik. dsb.l mis. kata per1mpuan sudah mengalami peyorasi; dahulu artinya 'yang menjiAi
piniaman
' hisil
bangsa Swlss, yang teorinya menge_
dalam
yang tidak merupakan bahasa ibu para pemakainya; ada piiin yane memiliki struktur dan lelisikon'dar] bahasa yang berlain-lainan, ada pijin yang mengambil salah satu
nyederhanakin struktur din leksikonnya. Contoh: Bahasa Melavu Melanesian pidgin EngliJh.
..Pasar,
piiinisasi proses
(pidginiaation)
. terjadinya sebuah pijin,
entan beruPa campuran struktur
dan Ieksikon pelbagii bahasa, entah penyederhanaan struktur dan leksi-
kon suatu bahasa untuk kontak sosial yanE sinskat.
piktograi
( iictosiapn)
Iih.piktoeram
piktoeTaf i "fp
i c tog m p h2
)
srstem.,aksara yang mempergunakan piktosram. "
piktogiam
"(
picto.qram)
aksara yang berupa gambar untuk
mengunglapkan amanat tertentu; _
mis. tanda lalu lintas.
pinggir
(margin)
fonetik. bagian awal atau akhir dari sebuah suku kata.
Pemin'
jam dari Bahasa Bantu. pinjaman fonologis
( phonologital
bor-
rowing)
pemisukan unsur fonologis dalam iuatu bahasa atau dialek dari bahasa atau dialek lain; mis. Pola eugus konsonan dalam BI, Yang Leiasal dari bahasa daerah atau asing.
pinjam terjemah (loan
translation,
calqu!
. peminiaman atau Pinjaman frase
Origin of Intelligence (1952), dll. -Origin
kontak yang singkat (mis. dalam perdagangan) anlara orang-orang
lih.
bahasa sumber, mis. kata tsetseyang mengandung bunyi 1td, yang diPin-
perkembangan anak san{at mempengaruhi. psikolinguistik, antara lain teorinyi tentan6 bebe: rapa rapa. tahap perkembansan tahap _dalam dalam pe ngan kognitif anak yang melatarbela"ka-
pijin (pidsin) alat komunikasi sosial
(borrowing, loan)
peminjaman.
bunyi atau kombinasi bunyi dari
nai
ngi pemerolehan bahasa. Karyanya sangat banyak , a.l. The Languige ind Thousht of the chitd Tho.usht (t926); jud[ennt Child (t92Q; and a1d Reasoning Reasoyw of oltne the ChiU CniU (l9ZB'1; Child fnc 1t ObZd'); Thc
Poerwadarminta, Wilfridus Josef Sabarija
(phonemic loan) piol"-.t - p'iniamanfonemis yang memPertahankan
Piaget, Jean
(1896-1980) sarjana. psikologi
-
iaman
tuan'-
bahasa sebagai dasar dengan me-
perulangan --+ reduplikasi
pe-watas (nodi,fier, qualifier)
pinggir
yang b_erlainan bahasanyi, dai
proses pemakaian pronomina atau b-entuk sulih lain atau pemakaian elipsis untuk tidak mengungkap_
makai kata seperti, "ilarat,
-
de.rgat memPertahankan
makna
leksikal dan/atau makna gramatt-
kal aslinya, tetapi dengan mengg3lti morfem dan fonemnYa; mis. Bel. Bel. paardekracht ) Bl. da2a kiesrecht > hak Pilih. pinjam ubah (loan shift)
'
piminiaman atau Pinjaman kata
itau fiase dari
bahasa lain dengan
mengubah bentuk fonologisnya.sehingEa dikira meruPakan sumber aslii mis. kemeja d'ari Port. camisa. oinvin (dibaca: Pin?in) "-.i1;;' translitirasi aksara Sinika
resmi dipakai seiak 1956 di
"ans ileo"ublik Rakvit Cina.- (sistem lain aniara lain ialah sistem WadeGiles). Contoh: Penulisan Pa*ing (Wade-Giles) : B eijing (pinyin), M ao Tsc Tung (Wade-Giles): Maopzedong (pinYin).
oisahan /solil) ' hasil perubahan sebuah fonem meniadi dua fonem, mis. dalam Bahisa Inssris Kuna [q] adalah alofon
dari{n], dalam
Perkemba-
ngannya kemudian menjadi fonem sendiri.
pita suara Jolds)
(uocal bands,aocal cords,aocal
dua lipatan otot yang dapat berg.etar daiam laring untuk menghasilkan suara; lih. bagan alat ucaP.
r35
Plato (425-348 s.M.)
ahli bahasa dan filsuf bangsa Yunani. lukunya
Kratylos mengandung uraian Per-
tama tentang segi-segi
filosofis
penelitian bahasa. Dari Plato mulamula timbul pembedaan antara onoma yang kemudian menjadi subyek atau kata benda dan rhema yang kemudian menjadi predikat
atau kata kerja. pleonasme (pleonasm) - oemakaian kata-kata lebih dari pada yang diperlukan; mis. dalam kalimat Kita harus dan uajib
menghor-
mati peraturan ini.
plerem -
(plereme, semantic com_ponent)
l. lih. komponen makna;
2.
dari ungkapan yang mempunyai makna,
glosematik. satuan terkecil
beitentangan dengan kenegn yang tidak mempunyai makna (bandingkan plerem ini dengan morfem, dan kenem dengan fonem dalam
aliran linguistik lain).
plosif
l.
(plosiae)
dihasilkan dengan PenutuPan
menyeluruh, di belakangnya udara terkumpul, kemudian terjadi Penglepasan; 2 bunyi yang terjadi demikian.
(Plural) -pluralis kategori jumlah yang menunjukkan
lebih dari satu, atau lebih dari dua
dalam bahasa yang mempunyai
dualis. Poerwadarmiirta, Wilfridus Josef Sabarija (1903-1968) sastrawan dan ahli leksikograli Indonesia yang paling berpengaruh sampai kini. Bukunya
Kamus Umum Bahasa Indonesia, (ceta-
kan pertama 1953) adalah kamus yang paling terkemuka di Indonesia. Karyanya meliputi, roman, drama, sajak, cerita pendek, buku pelajaran Bahasa Jawa Kuna, kamus BahasaJawa, buku pelajaran Bahasa Jepang, kamus Bahasa Belanda; di samping kamus tersebut di atas dan kamus kecilnya, Logat Kecil Bahasa Indonesia. Salah satu bukunya yang terakhir, Bahasa
Indowsia untuk Karang-Mengarang,
[, I
1r
136
poetika
-
mengandung segi-segi linguistik Indonesia yang sangai menalik hanya. sayang. buku ini kurang
dibaca orang.
poetika pokok
(new information) . apa yang dianggap pembicara baru diperkenalkannya pada waktu ia mengujarkan sebuah kalimat. Ban-
dingan dengan latar.
pola
l.
i
i
pengaturan atau susunan unsurunsur bahasa yang sistematis menurut keteraturan dalam bahasa; 2. sistem bahasa secara keseluruhan; 3. subsistem dalam.bahasa. (intonation eontour, intona-
tion pattern)
pola melodis perbedaan nada yang terjadi di dalam wicara yang berlangsung lebih panjang daripada nada pada satuan kata.
pola kalimat
(sentencc pd.ttffn,
qnlactic
pattern)
1. konsep.sintaktis yang mencakup konstruksi-konstruksi seperti indikatif, interogatifi imperafifi dsb.; 2. pengajaran bahasa.pola seperti
N
* N untuk menggambarkan
mat Adik
poler
mana hanya ada dua
komponen yang merupakan kontras
poler.
(.polilhon (.polilhonj)
pengejaan. pelbagai bunyi yang berbeda densan lamhanq yang dengqn lambang
sama; mis. Ing. [a], [ou], Ir,] dengan o dalam son, sole, sore. (pol1sem1, multiple meaning)
pemakaian bentuk bahasa seperti
kata, frase, dsb. dengan
nama yang diberikan kepada seke; Iompok sarjana abad ke_I7 yans
di biara port-Royal, d'i selatan Versailles lp.ancisi vana. berdasarkan gagasan dari Discai.
tes. menganggap kategori gramati-
kal dan struktur gramitikai bahasa
berhubungan lan[sung dengan pola
prkrran yang bersifat logis. Kirya y^ang paling represeniatif ialih Grammaire Ginirale et Raisonni olehC. lancelot, A. Arnaud dkk. (1660). (position)
tempat satuan dalam konstruksil mis. dalam anak bandel terdapat dua posisi. position)
akhir.
komponen yang sama dan satu
polisemi
postvokalis
Port.Roval
posisi akhir (final
makna
yang berbeda-beda; mis. sumber'1. sumur, 2. asal, 3; tempat sesuatu
yang banyak';
kambing hitam '1. kambing yang hitam, 2. orang yang
dipersalahkan'. polisilabe (plbsillable, nultis2llable) kata yang terjadi dari lebih dari satu
Jepang. Tokyo
ni'di Tokyo' (ni'di'),
kara'dari rumah' (kuni' rumah, kara'dari').
polisistemis ( pollslstemic ) lih. fonologi prosodi
posisi
di belakang nomina dan menghubungkannya dengan kata lain dalam ikatan eksosentris; mis. kuni
*V
nilai yang bertentangan total. Antonim mempunyai paling kurang satu
polifoni >titoni
dan kemauan.
kali-
membaca buku.
di
tii
hal berada pada bagian akhir dari, satuan bahasa seperti suku kata,i. kata atau ujaran; mis. fonem // pada lpukuil terletak pada posisi
(polar)
kontras
Kami
mempunlai dana dan tenaga dan saranrt
posisi awal (initial position) hal berada pada bagian awal dari satuan bahasa seperti suku kata,
kata atau ujaran; mis. fonem lpl pada /pukul/ terletak pada posisi awal.
(post aocalic)
ada di belakang vokal; mis. /s/ pada kata /kamusl adalah postvokalis.
praanggapan
tidaknya suatu kalimat; mis. 'Ia berdagang' adalah praanggapan bagi kebenaran kalimat Barang dagangann2a sangat laku.
(pragnatic)
syarat-syarat yang mengakibatkan serasi-tidaknya pemakaian bahasa dalam komunikasi.
pragmatika
l.
prapalatal (pre-palatal) bunyi palatal yang diartikulasikan
di
bagian depan palatum.
prasasti (inscription) tulisan pada batu, tembaga dsb. berupa kalimat atau wacana yang berisi peringatan, penghormatan,
pirsisi suatu unsur dalam kalimat,i
post-alveolar
l. te{a{i
(post-altuotar)
ka+erta penyempitan antara-ujung atau daun lidah dan; daerah tepat di belakang alveoluml
2. bunyi yang terjadi demikian.
post-determinator
post-article)
(post-determiner, I
kata yang muncul di antara determinator dan nomina yang dimodifikasikannya; mis. Ing. numeralia dalam frase the first man.
(predicatiue)
bersangkutan dengan predikat
predikat nominal
(predieate nomina-
tiae, predicate noun, predicate complement, subject complement)
frase nominal; mis. bola d,alam Ini bola bundar. predikator (predieator)
bundar
bagian dari proposisi yang menunjukkan hubungan perbuatan, sifat, keanggotaan, kejadian, dsb. dari argument dalam struktur lahir
predikator terungkap
sebagai
verba, ajektiva, adverbia atau
se-
verba atau frase verbal.
pref*s (prefix) afiks yang ditambahkan pada bersepada.
../. persona ketiga
lkl
pada
/kursil
(predication)
hubungan antara subyek daan
predikat dalam klausa; 2. pengungkapan tentang perbuatan, keadaan
atau hal dalam proposisi.
predikat
predikator argumenl zrgumen2 predikat tunggal (simple predicate) predikat yang terjadi dari satu
bagian depan pangkal, mis. ier pada
dsb.
pratamaPurusa
l.
(priailege of occurerce)
satu verba atau {i"ase verbal.
predikatif
akibat lambang dan tanda; 2. ilmu yang menyelidiki pertuturan, konteksnya dan maknanya.
predikasi
posisi sintaktis
predikat yang terdiri atas lebih dari
cabang semiotika yang mempeladan
dalam posisi medial.
mis. lnd/ dalam /bandaql berada
(compound predi-
cate)
jari asal-usul, pemakaian
pravokalis (prelocalic) ada di depan vokal; mis.
(medial position)
predikat gabungan
bagai urutan
(pragmatics)
hal berada di antara dua unsur lainl
posisi medial
Indo-Eropa, predikat harus mengandung unsur verbal.
predikat yang berupa nomina atau
(presupposition)
syarat yang diperlukan bagi benar-
pragmatik
tr7
prlmary reslrcns€
terletak
pemakaian konjungsi beberal
trnggal
(pattem)
pola intonasi
(po$sindaon, ryndesis)
laliilat
-
postposisi (post-posisi) partikel yang dalam bahasa OV
suku kata.
polisindeton
kali; mis. dalam
(poetirs)
penyelidikan mengenai puisi dari sudut linguistik.
i
postposisi
post-determinator
(predicatt)
bagian klausa yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara tentang su byek. D alam klausa J al an licin berbahala pembicara membicarakan jalan licin (*byek); tentang j alan licin ia mengatakan berb ahalta ; bagian ini disebut predikat. Dalam beberapa bahasa, a.l. dalam bahasa
preposisi (preposilion) partikel yang dalam bahasa tipe VO biasanya terletak di depan nomina dan menghubungkannya dengan kata lain dalam ikatan
ekosentris; mis. BI. di, ke, dari. preskriptif (pracscriptiue) --+ normatif preskriptivisme (pre scriptiuisrn) doktrin bahwa tugas ahli bahasa
adalah memberikan pedoman pemakaian bahasa yang betul, dan bahwa betul-salah adalah masalah pokok dalam bahasa. response Prrmafy - Ing. Bloomfi.ekl. pemakaian bahasa
y;ing sebenarnya. response
dan tertiarl
Bd.
secondar1
response.
r3E
prinsip fonemis
-
prinsip fonemis (phonemir principle) teon bahwa kontinuum wiiara dapat dianalisis atas serangkaian
satuan-satuan bunyi yang birsifat segmental dan/ atau suprasagmen_ tal yang disebut fonem.
P"illip
keselarasan
(congruente prin_
ciph) psikdlinguistik._ anggapan bahwa .manusra lebih mudah- mensinEat-
ingat hal-hal yang sesuai yang trdak sesuai.
prinsip
4""fiil;
kgw.ajara_n (naturalness
)
pnnsrp bahwa kaidah_kaidah dan
perubahan bahasa harus
sesuai
dengan parameter yang wajar, dan narus benar_benar terjadi.
prinsip
realitas
.(reality ptuuiple)
anggapan pada pembicari'dan
pendengar bahwa pembicara biasa_ nya berbrcara tentang keadaan atau
Yang benar atau yang
|!TliY" mungkln. PTSIip siilis (clctic principle) 7G. prinsip bahwa laidah berurut_ an dalam satu perangkat atatJ perangkat_perangkat kaidah vans berurutan dalam suatu sistem haru!
diterapkan secara berderet.
Priscianris (512-560) ahli .bahasa Latin. Ka_ ryanya yang diberi .iudul priscianus Minor d,an Priscianus- Mair, *..uorkan buku tata bahasa l,uti".tun{r.
dalam Abad Pertengahan.
produksi
(production)
"
fonetik, psikolinguisiik. proses peren_ canaan dan pelaksanain perbuatan
wlcara.
produksi wicara
(spuch production)
lstrlah umum untuk kegiatan dalam
saruran suara. yang en-ergr
mengubah
-otot menjadi energi aliustis.
produktif
(prodaiiue)
T.Tpy menghasilkan terus dan orpakar secara teratur
untuk mem_
bentuk unsur-unsur 1tu.r"u") baru; mis. dalam BI. f.efiks Ai1
merupakan prefiks produktif
Prggtesrt
(progressiue)
.rng. mengenai bentuk verba yang menyatakan perbuatan atau ke;da: an sedang berlangsung.
pronomina penegas
proklitik
Peraona
(proclitid
klitik yarig secaia fonologis terikat dengan kata yang men[ikutinva:
mrs. ka dalam ke rumah. -
proksemika (proxemics) penelitian mengenai cara orans menggunakan.ruang datam komunikasi.
proksimat
di sekitarnyi
(proximate)
persona ketiga yang dipentingkan (terdapat dalam bahasa yang mem_ empa.t peisona). B::I?l-,:j:*T Bandingkan B-andingkan dengan- obviatif.
protepsis
(prolepsis)
antisipasi dalam klausa utama atas subye.k dari klausa tambahan yane
mengikutinya; mis. mereka dllafswpakah mereka, orang yang bcrteriak-
teiak
itu.
pronomina (pronoun) kata yang menggantikan nomina atau fiase nominal; ia dalam wacana Anak muda itu menjadi direktur perusahaan ini. Ia saneat "kreari f.
pronomina demonstritif tioe pronoun)
( dem"onstra-
demonstraiiva ucrlonsrranva yang di drpergunakan untut( menggantikan nomina; mis. itu dan ini.-* pronomina disjungtif (/rry nctiue pro_ noun)
pronomina yang dipakai sendiri
atau sesudah preposisi atau untuk
penekanan khusus; mis.
'aku', lui'dia,. pronominal (pronominal)
pr.
mot
bersangkutar atau beifungsi sebagar pronomina.
pronominali sasi (pronominalization) proqes atau
_hasil pemakaian
prono.
mrna. untuk menggantikan salah satu bagian kalimat. pr_onomina obyektif (objectiae pro_ noun)
bentuk pronomina yang dikuasai oten verba atau preposisi; mis. iln pada I giue hin a boik d,an I giae tht
book to him.
Pr:Ioluna
penegas
noan)
(emphatic pro-
bentuk pronomina personal untuk m_enegaskan; mis. pr. moi d,alam
Moi,
jc
suis Indonisien-
pnonomina persona
(personal pro'
berkaitan dengan satu argumen
/+\
atau lebih.
uun) pronomina yang menunjuk kategori persona seperti sa)a, ia, mtrcka dsb prbnomina persona eksklusif (exdusioc pcrsonal pronaun)
bentuk pronomina persona jamak yang bermakna 'saya dan orang lain kecuali kawan bicara'; mis. kami. pronomina Persona gabungan (compound puson pronnun) 1zg. pronomina seperti m!, )tottr, our'
dsb yang digabungkan dengan self atau selaes. pnonomina persona inklusif (izrlzs-
iuc
pcrsonal pronoun)
bentuk nomina personajamak yang bermakna 'saya, kawan bicara danlatau pihak lain'; mis. kitn. pronomina lxr sesif ( poses siae prorcun) - pronomina persona penanda milik yang dapat berdiri sendiri dalam beberapa bahasa Indo-Eropa; mis. k. moi dalam L'itat c'est moi, lng. minc dalam This house in mine.
pronomina refleksif
(rcflexiae pro-
pronomina persona yang menunjuk Lembali kepada subyek; mis. diri dalam bunuh diri.
pnonomina relatif (relatbe
pronoun)
pronomina yang berfungsi sebagai penghubung dan menunjuk kembali pada kata yangmendahuluinya, dalam Bahasa Indonesia antara latln 2ang
d,at d,i mana.
pronomina resiprokal
proPosrsr
predikator argumenl...
argumenn
lmis. Adik makan nasi
proposisi
z'T--. tll makan
predikator argumenl
argumen2
adik
nasi
2. apa yang dapat
dipercaya,
disangsilcan, disangkal atau dibuktikan benar atau salah, sebagai-
mana terkandung dalam klausa; makna klausa.
prosedur
(proudure)
perangkat teknik dalam analisis bahasa yang memungkinkan pemerian aspek-aspek yang relevan dalam deskripsi bahasa. prosedur penemuan (discooer.l proce' duo)
naun, intcnsiue pronoun)
-
139
Proses
-
(reci procal pro -
twun)
pronomina yang mengungkaPkan hubungan timbal balik; mis. Ing-
prosedur yang diterapkan pada
korpus tertentu dengan tujuan untuk menetapkan kaidah, kategori, satuan dan hubungan yang diperlukan untuk mendeskripsikan
struktur gramatikal. prosedur penentuan
(decision proce-
dure)
prosedur yang diterapkan untuk
mengeksplisitkan. kombinasi satuan-satuan menjadi kalimatkalimat yang gramatikal.
prosdur penilaian
(eualuation proce'
dure)
cath other. (indefinite pro-
prosedur yang diterapkan untuk
pronomina yang tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu;
cocok di antara beberapa pendekat-
pronomina tak tentu rcun)
mis.
seseorang, sesuatu.
propa.roksiton -
kita
(Pro Parox2toru)
dengan tekanan pada suku
ketiga dari belakang; mis. Ing. dissimilar.
prolrcsisi
(proposition)
l.
konfigurasi makna yang men' .ielaskanisi komunikasi dari pembicaraan; terjadi dari predikator yang
memilih gramatika yang paling an yang mungkin.
prosdur
selmru (pseudo-Procedure)
metode analisis bahasa yang konon
mengikuti prinsip-prinsip ilmiah tetapi dalam kenyataannya melang-
garnya karena asumsi penyelidik tidak konsisten atau karena sulit dilaksanakan dalam praktek.
proses
- l
(proccss)
sistem dinamis yang mencakup
140
proses bahasa
-
penurunan suatu unsur dari unsur lain melalui. beberapa perubahan; mrs.. p-erubahan klausa pasif dari
aktif; 2. semantik. situasi ainamis yang berlangsung dalam saru jangka waktu. pro,ses. bahasa (language prorcss) alat,. bahan dan piosedur yane
drpakar manusia untuk menghasil kan. dan memahami bahasa]
proses pemanfaatan (utiliaation proces.r)
I
psikolinguktik. cara pendengar memanfaatkan kalimat' (dala# proses pembinaan) untuk . tujuan-iujuan tanJut,_ seperti menjawab kalimat, menenma perintah, dsb. _ salah
satu proses pemahaman.
proses pembinaan il
li
(cowtruction pro_
cess)
psikolinguis
tik. pendengar me^cara lyusun penafsiran kalimit ber_ dasarkan kata-kata pembicara _ merupakan salah satu proses De_ mahaman. Lih. pemahi-"rr. ' proses stokastis (stochastie ptlftss) ststem yang menumbuhkan deretan
l3f balg atau peris.tiwa yang dapar clrkenar suatu kaidah probibilitas sedemikian rupa sehingga setelah suatu deretan, probaEilitas dari ISmb,ang atau peristiwa Iain dapat d.iterka. Bahasa dianggap sejenis srstem semacam ini. prosiopesis. -+ aferesis proskriptivis me ( lros oi ! ti ti s me ) sikap dalam pemakaian bihasa yang berusaha untuk menunjukkan kesalahan-kesalahan yang " hr.rs dihindarkan dalam berbiJa.a dan menulis.
prosodem
(prosodeme)
ciri p-rosodi yang distingtif prosodi (prosodl)' l. fo.nohgi proioli. ciri fonologis yang meliputi neliputi le.bih lebih darj dari satu segmen sesmen
dalam kontinuum ujaran, aipiit.n_ tangkan dengan sa-tuan ionematis: 2. sistem dan penyelidikan menge_
nar struktur persajakan.
Proursrs (protasis,
conditional clause)
hypothctical elause,
-'
klausa yang. menyatakan syarat atau pengandaian dalam kaiimat
pukal Iw longgar
pulmonis
qerfy,aratan; mis. bagian pertama
rendahnya konsentrasi energi pada
murah, barang itu akan sa\a
bagian tengah spektrum
l?,i, {(* oett. LthaL.iuga
apodosrs. protesis protheiis, jroslhuis) .( pgnambahan vokil atau konsonan pada awal kata untuk memudahkan' lafal; mis. penambahan e pada enyalt, elang, dsb.
proto
'purba'dan 1yul3n yang bermakna dipakai dalam istilah seperti proto_ I ndo Ero pa, Pro to - Ge rmania, dsb. -
prototipe
(protot2pe)
anggota hipotetis dari suatu kategori yang dianggap angeora yans palrng represenlatil daii karigor'i
rtu.
proverba (pro-uerb) l. verba yang menggantikan
verba atau lrase verbal lain yang penuh; mis. berbuat begitu dalam lo"*'rrsiriiii
la
s-ecara membabi buta. berbuat Fe.qitu ka re na sar an- saran ryta diab a i k an o ring-;
2. bentuk su.lih ying mengganrik;; verDa, aJekttva atau adverbia; mis. Bl. demikian,_begitu, dsb.; Ing. ,;.
proverba anaforil
proverba yang antesedennya di
depan; mis.
b^egitu, demikian, iekian.
proverba kataforis proverba yang antesendennya di belal
View more...
Comments