Kamus Indikator

August 7, 2017 | Author: aris | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

ppi...

Description

KAMUS INDIKATOR BLU REVISI AREA KLINIS (15 INDIKATOR) KPI-1 : Kematian Pasien di IGD Perspektif Sasaran Strategis Judul IKT Dimensi Mutu Tujuan Definisi operasional Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisa Formula

Customer Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan kegawat daruratan berbasis mutu dan keselamatan pasien Kematian pasien di IGD (RS Umum dan RS khusus lainnya) Efektivitas dan keselamatan pasien Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat yang ditangani di IGD Kematian di IGD adalah kematian pasien yang terjadi dalam periode ≤ 8 jam sejak pasien datang ke IGD Bulanan 3 bulanan RS Umum dan RS khusus lainnya :

∑ pasien meninggal di AK IGD = ∑ seluruh IGD ≤ 8 jam pasien X di100% IGD

Bobot IKT Sumber Data Standar Kriteria Penilaian

PIC

2 Rekam Medik ≤ 2.5 % (RS Umum dan RS Khusus lainnya) hasil ≤ 2,5% --> skor = 2 hasil = 2,6% - 3% --> skor = 1,5 hasil = 3,1% - 3,5% --> skor = 1 hasil = 3,6% - 4% --> skor = 0,5 hasil > 4% --> skor = 0 Ka. IGD

KPI-2 : Nett Death Rate (NDR) Perspektif Sasaran Strategis Judul KPI Dimensi Mutu Tujuan Definisi operasional Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisa Numerator Denominator

Customer Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan rawat inap berbasis mutu dan keselamatan pasien Nett Death Rate Kematian Pasien > 48 jam Efektivitas dan keselamatan pasien Terselenggaranya pelayanan yang aman dan efektif serta mampu menyelamatkan pasien yang ditangani di ruang perawatan Nett Date rate adalah kematian pasien yang terjadi sesudah periode 48 jam setelah pasien rawat inap masuk rumah sakit. Bulanan 1 bulanan Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam dalam 1 bulan Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam 1 bulan

Formula Bobot KPI Sumber Data Standar Kriteria Penilaian

PIC

Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam (1 bulan) x 1000 Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam 1 bulan 3 Rekam Medik ≤24/1000 atau ≤ 25/1000 hasil ≤ 24‰ --> skor = 3 hasil = 25 - 40 ‰ --> skor = 2,25 hasil = 41 - 65‰ --> skor = 1,5 hasil = 66 - 70 ‰ --> skor = 0,75 hasil >70‰ --> skor = 0 Ka. Instalasi Rawat Inap

KPI-3 : Kepatuhan terhadap Clinical Pathway (CP) Perspektif Sasaran Strategis Judul KPI Dimensi Mutu Tujuan

Definisi operasional

Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisa Formula

Bobot KPI Sumber Data

Proses bisnis internal Terwujudnya penyelenggaraan sistem manajemen klinik(good clinical governance) berbasis mutu dan keselamatan pasien : Kepatuhan terhadap clinical pathway Kesinambungan pelayanan (continuoum of care) dan keselamatan pasien Terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis, mengurangi risiko proses suhan klinis, mengurangi adanya variasi asuhan klinis dan memberikan asuhan klinis yang tepat waktu serta penggunaan sumber daya yg efisien serta konsisten sehingga menghasilkan mutu pelayanan yang tinggi dengan menggunakan praktek klinik yang berbasis bukti. Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah kepatuhan para staf medis/ DPJP dalam menggunakan clinical pathway dalam memberikan asuhan klinis pasien secara terstandarisasi sehingga dapat meminimalkan adanya variasi proses asuhan klinis. Setiap RS memilih/menetapkan paling sedikit 5 area prioritas dengan fokus penggunaan clinical pathway dari 5 penyakit terbanyak dengan ketentuan high volume, high cost, high risk. Selanjutnya ke 5 Clinical pathway tsb diimplementasikan kemudian di monitor indikator proses (kepatuhan pelaksanaan asuhan klinis) dan indikator output (LOS). Bulanan 3 bulanan 1. Ada CP 2. Ada CP yang diimplementasikan terintegrasi di Rekam Medik 3. Ada CP yang diimplementasikan dan dievaluasi 4 Rekam Medik

Standar

Ada 5 CP sudah diimplementasikan terintegrasi di Rekam Medik dan sudah dievaluasi Kriteria Penilaian Ada 5 CP yang diimplementasikan di Rekam Medik dan dievaluasi --> skor = 4 Ada 5 CP yang diimplementasikan, tapi belum dievaluasi --> skor = 3 Ada CP, belum diimplementasikan --> skor = 2 Belum ada CP --> skor = 1 PIC Ka. SMF, Ka Instalasi rawat inap, Ka. Komite Medik, Ka.Komite Mutu KPI. 4 : Tidak adanya kejadian pasien jatuh Perspektif Sasaran Strategis Judul KPI Dimensi Mutu Tujuan Definisi operasional

Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisa Numerator Denominator Formula Bobot KPI Sumber Data Standar Kriteria Penilaian PIC

Proses Bisnis Internal Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasien Tidak adanya kejadian pasien jatuh Efektivitas dan keselamatan pasien Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang aman dan efektif bagi pasien dalam upaya mencapai pemenuhan sasaran keselamatan pasien internasional (IPSG 6) Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama pasien mendapatkan perawatan di ruang perawatan, baik akibat jatuh dari tempat tidur, dikamar mandi dsb. Ketika pasien baru pertama kali masuk perawatan maka dalam 24 jam telah dilakukan asesmen awal keperawatan dimana dalam asesmen tsb dapat diketahui kemungkinan pasien berisiko jatuh dengan skoring tertentu menggunakan instrumen penilaian risiko jatuh. Pada anakanak menggunakan skala Humpty Dumpty, pada pasien dewasa menggunakan skala Morse dan skala jatuh untuk pasien geriatri. Dilakukan intervensi jatuh sesuai derajat skor jatuh. Harus dilakukan re asesmen jatuh dengan waktu sesuai derajat skornya. Bulanan Bulanan Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah pasien jatuh Jumlah pasien dalam bulan tersebut Jumlah pasien yang dirawat – jumlah pasien jatuh x 100% Jumlah pasien rawat bulan tersebut 2 Rekam Medik 100% 100 % : 2 (tidak ada pasien jatuh) < 100% : 0 (Ada pasien jatuh) Ka. Instalasi Rawat Inap

KPI-5 : Angka kejadian dekubitus Perspektif Sasaran Strategis

Proses Bisnis internal Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan

Judul KPI Dimensi Mutu Tujuan Definisi operasional

Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisa Numerator Denominator Formula Bobot KPI Sumber Data Standar Kriteria Penilaian

PIC

keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasien Tidak adanya kejadian dekubitus Efektivitas dan keselamatan pasien Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang aman dan efektif Kejadian dekubitus adalah terjadinya pasien mengalami dekubitus selama dalam perawatan di RS. A. Pasien paling tidak mempunyai 2 gejala dan tanda berikut, yang tidak diketahui penyebab lainnya : kemerahan sakit atau pembengkakan ditepian luka dekubitus dan B. Minimal ditemukan 1 dari bukti berikut : a. Hasil kultur positif dari cairan atau jaringan yang diambil secara benar b. Hasil kultur darah positif. Bulanan 3 bulanan Jumlah pasien yang dirawat pada bulan tersebut yang mengalami dekubitus jumlah pasien lama tirah baring pada bulan tsb Jumlah pasien yang mengalami dekubitus x 1000 Jumlah hari tirah baring pada bulan tsb 2 Rekam Medik ≤ 1,5 ‰ hasil ≤ 1,5 ‰ --> skor = 2 hasil >1,5 - 5 ‰--> skor = 1,5 hasil >5 – 10 ‰--> skor = 1 hasil >10 - 15‰ skor = 0,5 hasil >15‰--> skor = 0 Ka. Instalasi Rawat Inap

KPI-6 : Infeksi Daerah operasi (IDO) Perspektif Sasaran Strategis Judul KPI Dimensi Mutu Tujuan Definisi operasional

Proses Bisnis internal Terwujudnya pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit Infeksi Daerah Operasi (IDO) keselamatan pasien Menurunkan kejadian infeksi Daerah operasi (IDO) Operasi bersih adalah operasi yang dilakukan pada daerah/ kulit pada kondisi prabedah tidak terdapat peradangan dan tidak membuka traktus respiratorius/ gastrointestinal/ orofaring/ urinarius/ biliar, operasi berencana dengan penutupan kulit primer dengan atau tanpa pemakaian drain tertutup. Infeksi Daerah Operasi adalah Infeksi yang terjadi pada daerah insisi daerah operasi dalam waktu 30 hari tanpa implan dan satu tahun dengan implan pasca bedah terdapat paling sedikit satu keadaan berikut : Pus keluar dari luka operasi atau drain yang dipasang diatas

fascia, biakan positif dari cairan yang keluar dari luka atau jaringan yang diambil secara aseptic ,sengaja dibuka oleh dokter karena terdapat tanda peradangan kecuali hasil biakan negatif (paling sedikit terdapat satu dari tanda – tanda infeksi berikut ini : nyeri, bengkak lokal, kemerahan dan hangat lokal) dan dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksi IDO superficial : infeksi pada luka insisi pada luka insisi dalam waktu 30 hari paska bedah tanpa implan ,areanya meliputi kulit, subkutan atau jaringan lain di atas fascia.keluar cairan purulen dari luka insisi atau drain di atas fascia, kultur cairan/jaringan yang di ambil secara aseptik (+),jaringan sengaja di buka oleh dokter karena terdapat tanda peradangan (kecuali bila hasil biakan negatif), IDO superficial di tegakkan oleh dokter. Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisa Numerator Denominator Formula Bobot KPI Sumber Data Standar Kriteria Penilaian

PIC

Bulanan 3 bulanan Jumlah pasien yang terinfeksi Daerah Operasi (IDO) Jumlah pasien yang di operasi Jumlah pasien IDO dibagi Jumlah pasien yang dioperasi x 100 % 4 Rekam Medik ≤2 % hasil ≤ 2 %--> skor = 4 hasil > 2- 3% --> skor = 3 hasil > 3 – 4% --> skor = 2 hasil > 4 – 5% --> skor = 1 hasil > 5 %--> skor = 0 Ka. Instalasi Bedah sentral dan ketua komite/ panitia/tim PPI

KPI-7 : Infeksi Saluran Kencing (ISK) Perspektif Sasaran Strategis Judul KPI Dimensi Mutu Tujuan Definisi operasional

Proses Bisnis internal Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasiendalam pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit Infeksi saluran Kencing Efektivitas dan keselamatan pasien Menurunkan angka infeksi saluran kencing Infeksi Saluran Kencing (ISK) adalah Infeksi yang terjadi sebagai akibat dari pemasangan kateter > 48 jam Pyuria > 10 leukosit/LPB sedimen urin atau >10 leukosit/mL atau > 3 leukosit/LPB dari urine tanpa dilakukan sentrifus Nitrit dan/atau leukosit esterase positip dengan carik celup (dipstick) Terdapat koloni mikroorganisme pada hasil pemeriksaan urine kultur > 105 cfu / mL

Dokter yang merawat menyatakan adanya ISK dan diberi pengobatan antimikroba. Kriteria : Pengelompokan ISK terdiri dari: 1. Infeksi Saluran Kemih Simptomatis 2. Infeksi Saluran Kemih Asimptomatis 3. Infeksi Saluran Kemih lainnya Tanda dan gejala ISK: Demam ( > 38ºC ) Urgensi Frekuensi Disuria, atau Nyeri Supra Pubik Tanda dan gejala ISK anak ≤1 tahun: Demam > 38 ⁰C rektal Hipotermi < 37 ⁰C rektal Apnea Bradikardia Letargia Muntah-muntah Tes Diagnostik Tes carik celup (dipstick) positif untuk lekosit esterase dan/atau nitrit. Piuri (terdapat ± 10 lekosit per ml atau terdapat  3 lekosit per LPB (mikroskop kekutan tinggi/1000x) dari urin tanpa dilakukan sentrifugasi). Ditemukan kuman dengan pewarnaan Gram dari urin yang tidak disentrifugasi. Paling sedikit 2 kultur urin ulangan didapatkan uropatogen yang sama (bakteri gram negatif atau S. saprophyticus) dengan jumlah ≥102 kononi per ml dari urin yang tidak dikemihkan (kateter atau aspirasi suprapubik). Kultur ditemukan ≤105 koloni/ml kuman patogen tunggal (bakteri gram negatif atau S.saprophyticus) pada pasien yang dalam pengobatan antimikroba efektif untuk ISK. Dokter mendiagnosis sebagai ISK. Dokter memberikan terapi yang sesuai untuk ISK. ISK Simptomatis harus memenuhi paling sedikit 1 kriteria : - Demam ( temp > 38.° c ) - Nikuria ( anyang – anyangan ) - Polakisuria - Dysuria -Nyeri supra pubik -Biakan urin porsi tengah (midstream) > 105cfu/mL dengan jenis tidak > 2 jenis. - Kuman positif dari urin,pungsi supra pubik tanpa melihat jumlah kuman pada pasien ≤ 1 th di dapat paling sedikit satu gejala sebagai berikut,tanpa ada penyebab lainnya : -Demam ( ≥38⁰C) -Hipotermi (< 37⁰) -Bradikardi < 100x/menit -Letargi

Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisa Numerator Denominator Formula Bobot KPI Sumber Data Standar Kriteria Penilaian

PIC

-Vomitus ISK asimptomatis : Harus memenuhi paling sedikit 1 kriteria : -Riwayat menggunakan urine kateter < 7 hari yang lalu -Terdapat maksimal 2 spesies jenis kuman dalam biakan urin -Tidak terdapat gejala - gejala dan salah satu dari hasil di bawah ini : -Hasil urin kultur 105 cfu / mL dengan tidak > 2 jenis kuman -Kultur urin 2x berturut-turut terdapat kuman flora normal yang sama mis. S.saprophyticus, S.epidermidis dengan jumlah kuman > 105 cfu/ mL Infeksi Saluran Kemih lainnya : Harus memenuhi salah satu kriteria: -Ditemukan kuman yang tumbuh dari cairan -Ada abses atau tanda infeksi lain yang dapat dilihat, pemeriksaan langsung selama pembedahan atau histopatologi -Ada 2 tanda berikut: demam (>38⁰c), nyeri lokal, nyeri tekan pada daerah yang dicurigai infeksi Inklusi : kateter terpasang > 48 jam Eksklusi :Semua pasien yang terpasang kateter urin < 48 jam Bulanan 3 bulanan Jumlah pasien yang terinfeksi saluran kemih (ISK) Jumlah lama hari pasien yang terpasang kateter urine Jumlah pasien yang terinfeksi saluran kemih dibagi Jumlah lama hari pasien yang terpasang kateter urine x 1000 4 Rekam Medik ≤4.7 ‰ hasil ≤ 4.7 ‰--> skor = 4 hasil > 4.7 – 5.2‰ --> skor = 3 hasil > 5.2 – 5.7‰ --> skor = 2 hasil > 5.7 – 6.2 ‰--> skor = 1 hasil > 6.2 ‰--> skor = 0 Ka unit pelayanan rawat inap/Ketua Komite/panitia/Tim PPI

KPI-8 : Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) Perspektif Sasaran Strategis Judul IKT Dimensi Mutu Tujuan Definisi

Proses Bisnis internal Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasien dalam pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) (RS Umum dan RS Khusus lainnya) Efektivitas dan keselamatan pasien Menurunnya kejadian infeksi aliran darah Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah infeksi akibat

operasional

pemasangan kateter intra vena central (CVL), > 48 jam terpasang kateter intra vena central (CVL). Kriteria : (a) Kriteria 1: terdapat patogen dari satu atau lebih kultur darah dan patogen tersebut tidak berhubungan dg infeksi di tempat lain. (b) Kriteria 2: Terdapat setidaknya satu tanda dan gejala sbb: demam (>38⁰C), menggigil, atau hipotensi dan setidaknya satu dari berikut: • Kontaminan kulit umum (misal: Diphtheroids, Bacillus spp., Propionibacterium spp., Coagulase Negative Staphylococcus aureus, or micrococci) terkultur dari dua atau lebih kultur darah yang diambil pada waktu yg berbeda. • Kontaminan kulit umum terkultur dari setidaknya satu kultur darah pasien dengan line intravena dan dokter memberikan terapi antibiotik yang sesuai. Tes antigen darah positif (misal: Hemophilus influenzae, Streptococcus pneumonia, Neisseria meningitidis, atau grup B Streptococcus). • Tanda dan gejala dengan hasil positif laboratorium tidak berkaitan dengan infeksi di tempat lain (c) Kriteria 3: Pasien umur 38 ⁰C), hipotermi ( skor = 4 hasil ≥ 3.5 – 4 ‰--> skor = 3 hasil > 4 – 4.5‰ --> skor = 2 hasil > 4.5 – 5‰ --> skor = 1 hasil > 5‰ --> skor = 0

PIC

Ka. Instalasi Pelayanan/Ketua Komite/Panitia/Tim PPI

KPI-9 : Ventilator Associated pneumonia ( VAP ) Perspektif Sasaran Strategis Judul KPI Dimensi Mutu Tujuan Definisi operasional

Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisa Numerator Denominator Formula

Proses Bisnis Internal Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan keperawatan berbasis mutu dan keselamatan pasien dalam pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit Ventilator Associated pneumonia ( VAP ) Efektivitas dan keselamatan pasien Menurunkan kejadian infeksi Ventilator Associated pneumonia ( VAP ) Ventilator-Associated Pneumonia (VAP) : adalah infeksi saluran napas bawah yang mengenai parenkim paru setelah pemakaian ventilasi mekanik > 48 jam, dan sebelumnya tidak ditemukan tanda-tanda infeksi saluran napas. Kriteria : Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis : Demam (≥38⁰C) tanpa ditemui penyebab lainnya. Leukopenia (< 4.000 WBC/mm3) atau Leukositosis (≥12.000 SDP/mm3). Untuk penderita berumur ≥ 70 tahun, adanya perubahan status mental yang tidak ditemui penyebab lainnya. Minimal disertai 2 dari tanda berikut: Timbulnya onset baru sputum purulen atau perubahan sifat sputum. Munculnya tanda atau terjadinya batuk yang memburuk atau dyspnea (sesak napas) atau tachypnea. Ronki basah atau suara napas bronchial. Memburuknya pertukaran gas, misalnya desaturasi O2 (PaO2/FiO2 ≤240), peningkatan kebutuhan oksigen, atau perlunya peningkatan ventilator. Dasar diagnosis : Adanya bukti secara radiologis adalah jika ditemukan > 2 foto serial - Infiltrat baru atau progresif yang menetap - Konsolidasi - Kavitasi - Pneumatoceles pada bayi berumur < 1 tahun Inklusi : Semua pasien yang dirawat dengan Ventilator > 48 jam Eksklusi : Pasien dengan riwayat Pneumonia sebelumnya Bulanan Bulanan Jumlah pasien yang terinfeksi Ventilator Associated pneumonia ( VAP ) Jumlah lama hari terpasang Ventilator Jumlah pasien yang terinfeksi Ventilator Associated Pneumonia ( VAP ) dibagi Jumlah lama hari terpasang

ventilator x 1000 2 Rekam Medik ≤ 5.8‰ hasil < 5.8 ‰--> skor = 2 hasil 5,8 - 8,3‰ --> skor = 1,5 hasil 8,4 - 10,8‰ --> skor = 1 hasil 10,9 - 13,6 ‰--> skor = 0,5 hasil > 13,6 ‰ --> skor = 0 Ka. Instalasi Pelayanan/Ketua Komite/panitia/Tim PPI

Bobot KPI Sumber Data Standar Kriteria Penilaian

PIC

KPI-10 : Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional Perspektif Sasaran Strategis Judul IKT Dimensi Mutu Tujuan Definisi operasional Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisa Numerator Denominator Formula

Proses Bisnis Internal Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan kefarmasian berbasis mutu dan keselamatan pasien Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional (Fornas) Efektivitas dan keselamatan pasien Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien JKN Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional (Fornas) adalah kesesuaian penulisan resep oleh DPJP dengan Formularium Nasional pada pasien JKN Bulanan 3 bulanan Jumlah resep yang sesuai Fornas dalam bulan berjalan Jumlah total resep dalam bulan berjalan

∑ resep yang sesuai FORNAS dalam bulan berjalan

KPF =∑ total resep dalam bulan berjalan ∑ dokter yg membuat peresepan

tidak sesuai FORNAS X 100% Bobot IKT Sumber Data Rekam Medik Standar ≥ 90% Kriteria Penilaian hasil > 75 - 100% --> skor = 3 hasil > 50 - 75% --> skor = 2,25 hasil > 25 - 50% --> skor = 1,5 hasil ≤ 25%--> skor = 0,75 hasil 0 --> skor = 0 PIC Ka. Instalasi Farmasi

KPI-11 : Kejadian Nyaris Cidera Peresepan Obat Pencegahan Adverse Drug Event (usulan untuk uji coba) Perspektif Sasaran Strategis Judul KPI Dimensi Mutu Tujuan

Proses Bisnis Internal Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan kefarmasian klinik berbasis mutu dan keselamatan pasien dalam pencegahan kesalahan obat Pencegahan Adverse Drug Event Efektivitas dan keselamatan pasien Menurunkan kesalahan peresepan

Definisi operasional

Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisa Numerator Denominator Formula Bobot KPI Sumber Data Standar Kriteria Penilaian

PIC

Pencegahan Adverse Drugs Event adalah perbandingan jumlah adverse drug event yang dapat dicegah dengan jumlah kesalahan obat yang teridentifikasi • Inklusi : kesalahan obat (KNC/KTC/KTD) yang terjadi dalam tahap peresepan, penyiapan (dispensing), pemberian (administrasion) yang dilaporkan oleh instalasi farmasi • Eksklusi : keadaan yang berpotensi menimbulkan kesalahan obat (KPC) Bulanan 3 bulanan Jumlah kesalahan yang terjadi dalam tahap peresepan yang dapat teridentifikasi sebelum pasien terpapar akibat dari kesalahan tersebut. --Menghitung jumlah kesalahan peresepan yang ditemukan sebelum pasien terpapar akibat dari kesalahan peresepan 3 Rekam Medik ≥90% Hasil ≥ 90 %  skor = 3 Hasil ≥80– 89 %  skor = 2,25 Hasil ≥70 – 79 %  skor = 1,5 Hasil ≥60 – 69 %  skor = 0,75 Hasil skor = 2 hasil ≥ 90 - 99% --> skor = 1,5 hasil ≥ 80 - 89% --> skor = 1 hasil ≥ 70 - 79% --> skor = 0,5 hasil skor = 0 Ka. Instalasi Radiologi

KPI-13 : Waktu tunggu Pelaporan hasil pemeriksaan kritis Laboratorium Perspektif Sasaran Strategis Judul KPI Dimensi Mutu Tujuan Definisi operasional

Proses Bisnis Internal Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan laboratorium rumah sakit berbasis mutu dan keselamatan pasien Waktu tunggu Pelaporan hasil pemeriksaan kritis Laboratorium Patologi Klinik Efisiensi, efektivitas dan kesinambungan pelayanan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium Waktu Tunggu pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium Patologi Klinik Kritis adalah Waktu yang diperlukan untuk memberikan jawaban kepada dokter yang mengirim setelah pasien selesai diperiksa dan mulai dibaca oleh dokter spesialis patologi klinik sampai hasilnya diterima oleh dokter yang mengirim (lisan atau tulisan). Yang dimaksud dengan Kritis adalah hasil pemeriksaan terdapat kelainan dilaporkan dan diterima oleh dokter yang mengirim dalam waktu kurang dari ≤ 30 menit (lisan atau tulisan). RED Category Condition adalah keadaan yang masuk dalam kondisi kategori kritis atau yang memerlukan penatalaksanaan segera

Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisa Numerator Denominator Formula Bobot KPI Sumber Data Standar Kriteria Penilaian

PIC

Waktu tunggu yang memanjang dapat berakibat: − menurunkan kepercayaan terhadap layanan laboratorium − Memperpanjang diagnosa dan terapi penderita Kriteria : Inklusi : Semua hasil pemeriksaan kritis, cito emergency yang sesuai dengan RED Category Condition Eksklusi : Semua pemeriksaan dan hasil pemeriksaan laboratorium yang bukan Cito/ STAT/ Emergency dan tidak termasuk RED Category Condition Bulanan 3 bulanan Seluruh pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan dalam waktu kurang dari ≤ 30 menit Seluruh pemeriksaan laboratorium Cito/ STAT/ Emergency Seluruh pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan dalam waktu kurang dari ≤ 30 menit dibagi Seluruh pemeriksaan laboratorium Cito/ STAT/ Emergency X 100 % 2 Catatan data 100% hasil 100% --> skor = 2 hasil ≥ 90 - 99% --> skor = 1,5 hasil ≥ 80 - 89% --> skor = 1 hasil ≥ 70 - 79% --> skor = 0,5 hasil skor = 0 Ka. Instalasi laboratorium

KPI-14 : Penggunaan antibiotik profilaksis dlm waktu 30 menit - 1 jam sebelum insisi bedah Perspektif Sasaran Strategis Judul KPI Dimensi Mutu Tujuan

Definisi operasional

Proses Bisnis Internal Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan pembedahan berbasis mutu dan keselamatan pasien melalui pengendalian resistensi antimikroba/ antibiotika Penggunaan antibiotik profilaksis dlm waktu 30 menit - 1 jam sebelum insisi bedah Efisiensi, efektivitas dan kesinambungan pelayanan Penurunan dan pencegahan kejadian infeksi luka operasi b. Penurunan morbiditas dan mortalitas pascaoperasi c. Mencegah munculnya flora normal resisten d. Meminimalkan biaya pelayanan kesehatan. Penggunaan Antibiotik Profilaksis adalah pemberian antibiotik sebelum atau selama operasi hingga 24 jam pasca operasi pada kasus yang secara klinis tidak memperlihatkan tanda infeksi. Saat pemberian antibiotik profilaksis yang tepat adalah di ruang bedah, 30-60 menit sebelum insisi kulit Kriteria : Ketentuan pemberian antibiotik profilaksis mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 2406 tahun 2011

Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisa Numerator Denominator Formula

Bobot KPI Sumber Data Standar Kriteria Penilaian

PIC

tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik Bulanan 3 bulanan Jumlah pemberian AB profilaksis pada operasi bersih di kamar operasi antara 30 menit-1 jam sebelum operasi Jumlah pemberian AB profilaksis pada operasi bersih di kamar operasi sebelum operasi Jumlah pemberian AB profilaksis pada operasi bersih di kamar operasi antara 30 menit-1 jam sebelum operasi dibagi Jumlah pemberian AB profilaksis pada operasi bersih di kamar operasi sebelum operasi x 100 % 2 Catatan data; rekam medis 100 % hasil 100% --> skor = 2 hasil ≥ 90 - 99% --> skor = 1,5 hasil ≥ 80 - 89% --> skor = 1 hasil ≥ 70 - 79% --> skor = 0,5 hasil < 70% --> skor = 0 Ka. Instalasi Bedah sentral

KPI-15 : Penerapan keselamatan operasi Perspektif Sasaran Strategis Judul IKT Dimensi Mutu Tujuan Definisi operasional

Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisa Numerator

Denominator Formula

Proses Bisnis Internal Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan pembedahan di rumah sakit berbasis mutu dan keselamatan pasien Penerapan keselamatan operasi Efisiensi, efektivitas dan kesinambungan pelayanan Tergambarnya kecepatan pelayanan pembedahan Penerapan keselamatan operasi (PKO) adalah pengisian checklist keselamatan operasi pada form yang dilakukan oleh petugas meliputi tahapan Sign-in (dilakukan sebelum induksi anestesi minimal dilakukan oleh perawat dan dokter anestesi), tahapan Time-out (dilakukan sebelum insisi kulit, diisi oleh perawat, dokter anestesi dan operator), dan tahapan Sign-out (dilakukan sebelum pasien meninggalkan kamar operasi/OK, di isi oleh perawat, dokter anestesi dan operator) Kriteria : sesuai kriteria WHO (JCI) Bulanan 3 bulanan Jumlah pasien pembedahan di ruang operasi yang Checklist keselamatan pasien telah diisi lengkap sesuai tahapan oleh petugas yang tertentu disertai tandatangan dan penulisan jam pengisian pada bulan berjalan Total pasien pembedahan di ruang operasi pada bulan itu

PKO =

Bobot IKT Sumber Data Standar Kriteria Penilaian

PIC

2 Catatan data 100 % hasil 100% --> skor = 2 hasil ≥ 90 - 99% --> skor = 1,5 hasil ≥ 80 - 89% --> skor = 1 hasil ≥ 70 - 79% --> skor = 0,5 hasil < 70% --> skor = 0 Ka. Instalasi Bedah sentral

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF