Kaka (r3) - Panduan Praktik Klinik - Partus Prematurus Imminens
April 23, 2019 | Author: Febrian Andhika Adiyana | Category: N/A
Short Description
Standar Praktik Klinik Partus Prematurus Imminens. Definisi singkat sampai dengan tatalaksana....
Description
PANDUAN PRAKTIK KLINIK KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUD Dr. MOEWARDI
PARTUS PREMATURUS IMMINENS
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
Partus Prematurus Imminens adalah tanda awal persalinan pada umur kehamilan 21 - 36 minggu dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir (HPMT) a. Usia kehamilan antara 21 dan 36 minggu dari HPMT atau hasil USG trimester I b. Terdapat kontraksi uterus (his) yang dapat disertai atau tidak adanya lendir darah c. Perdarahan pervaginam d. Gerak janin e. Air ketuban Keadaan umum Tanda - tanda vital Obstetrik : Abdomen : ada kontraksi yang tidak adekuat
Pemeriksaan dalam / vaginal toucher : belum ada tanda persalinan, pembukaan tidak lebih dari 2 cm Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium dan USG) Partus Prematurus Imminens 1. Solusio plasenta 2. Plasenta previa 1. USG : usia kehamilan, besar janin, jumlah jumlah janin, aktivitas biofisik, FHR (fetal heart rate), cacat bawaan, letak dan maturitas plasenta, volume cairan amnion, kelainan uterus, pemeriksaan berkala dilatasi/pemendekan serviks. 2. CTG 3. Pemeriksaan darah lengkap 4. Vaginal swab bila diperlukan 5. Kultur urin bila diperlukan 1. Konservatif pertahankan kehamilan 2. Bedrest total 3. Deteksi dan penanganan terhadap faktor resiko persalinan preterm 4. Pemberian obat tokolitik : kalsium antagonis, terbutalin sulfat dan isosuprin 5. Neuroproteksi : magnesium sulfat (MgSO4) 20% 4 gram selama 15 menit 6. Akselerasi pematangan fungsi paru janin dengan kortikosteroid : deksametason 5 - 10 mg selama 4 kali dengan jarak pemberian 12 jam Spesialis Obstetri dan Ginekologi (SpOG)
4. Kriteria Diagnosis 5. Diagnosis 6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi
9. Kompetensi
Administratif Penegakan Diagnosa Pengelolaan Medis Awal Pengelolaan Medis Lanjut
10. Kompetensi PPDS
MERAH (LEVEL 1)
KUNING (LEVEL 2)
HIJAU (LEVEL 3)
BIRU (LEVEL 4)
√
√
√
√
√
√
Jangan melakukan aktivitas berlebihan atau hubungan seksual
Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan antenatal termasuk pemantauan kadar Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu Ad Vitam : dubia ad bonam / malam Ad Sanationam : dubia ad bonam / malam Ad Fungsionam : dubia ad bonam / malam I A Divisi Fetomaternal 1. Luaran Maternal 2. Luaran Perinatal Bila ditemukan hal-hal khusus terkait pelayanan dan tindakan medik akan dilakukan pemeriksaan dan tindakan lain berbasis bukti ilmiah atau pertimbangan medis.
11. Edukasi
12. Prognosis 13. Tingkat Evidens 14. Tingkat Rekomendasi 15. Penelaah Kritis 16. Indikator Medis
17. Hal-hal Khusus
Carlo, G. et al., 2011. Guidelines for the management of
spontaneous preterm labor : identification of spontaneous
18. Kepustakaan
preterm labor, diagnosis of preterm premature rupture of membranes, and preventive tools for preterm birth, 24January, pp. 659 - 667. Directorate, M. et al., 2017. Trust Guideline for the Management of Preterm birth Trust Guideline for the Management of Preterm birth Algorithm for management of preterm labour. KEMENKES RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: KEMENKES RI 2013 Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.Bina Pustaka Purpose, A., Pre- Term Labour And Delivery - Clinical Guideline, pp.1 - 17.
Ketua Komite Medik
Surakarta, Mei 2017 Ketua KSM
Dr. Untung Alifianto, dr., SpBS NIP. 19561223 198611 1 002
Dr. Supriyadi Hari R., dr., SpOG(K) NIP 19610309 198802 1 001
RSUD Dr. Moewardi Direktur
dr. Endang Agustinar, M.Kes NIP 19570812 198502 2 001
View more...
Comments