KERANGKA ACUAN KERJA SURVEI DAN PEMETAAN TOPOGRAFI DAERAH TRAWAS BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi dalam pemanfaatan sumber daya alam, maka kebutuhan akan informasi geografis suatu wilayah dalam skala yang besar dan lebih detail merupakan hal yang sangat penting. Ditinjau dari keadaan di atas, maka pihak-pihak yang berkepentingan dengan adanya kebutuhan akan informasi yang lebih detail tentang kondisi topografi suatu daerah perlu mengadakan survey dan pemetaan mengenai kondisi topografi tersebut. Mengingat tertinggalnya atau lambatnya Indonesia dalam memetakan seluruh wilayahnya dalam memetakan seluruh wilayah Indonesia. Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi/tanah yang dinyatakan dengan garis ketinggian (kontur) memperlihatkan unsur-unsur asli/alam dan unsur-unsur buatan manusia seperti jalan, jembatan, gedung dan sebagainya di atas permukaan bumi ini. Peta topografi juga disebut sebagai peta umum, sebab dalam peta topografi tersebut unsur-unsur yang disajikan bukan hanya satu jenis saja tetapi juga menyajikan semua unsur yang ada di permukaan bumi. Penyajian tersebut tentu disesuaikan dengan skala peta topografi tersebut. Jadi peta topografi dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan. Peta topografi dikenal sebagai peta dasar yang digunakan sebagai sarana perencanaan umum untuk suatu pekerjaan perencanaan pembangnan suatu wilayah.
1.2
Tujuan Tujuan dari pekerjaan pemetaan topografi ini adalah untuk mendapatkan informasi yang detail mengenai bentuk permukaan tanah secara umum yang dilengkapi dengan tampakan-tampakan khas, baik berupa unsur-unsur alami maupun unsur-unsur buatan dan dapat dipertanggungjawabkan, dengan tujuan memberikan informasi topografi suatu wilayah.
1.3 Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan pengukuran untuk survey dan pemetaan topografi yang akan dilaksanakan meliputi : Persiapan a. Kantor - Administrasi, meliputi perijinan dan dokumen kontrak - Pembuatan usulan teknik dan biaya - Pembuatan rencana pekerjaan pengukuran - Pencarian informasi mengenai kondisi lapangan - Pengadaan peta dasar - Pengadaan citra satelit - Persiapan peralatan + personel
b. Lapangan - Orientasi lapangan - Persiapan base camp - Persiapan material yang dibutuhkan - Mobilisasi di lapangan - Menentukan batas-batas areal pengukuran/pemetaan topografi - Melaksanakan survey dan perencanaan pemetaan topografi pada wilayah Trawas sesuai dengan perencanaan - Melakukan survey Geodetik dengan metode Radial. - Menentukan titik Ground Control point (GCP) Pelaksanaan - Pemasangan Bench Mark dan patok - Pengukuran dengan GPS geodetik - Pengukuran meliputi kerangka kontrol horizontal dan kerangka kontrol vertikal - Pengukuran detail situasi - Mengukur Ground Control Point (GCP) Pekerjaaan Studio - Pengolahan data - Editing data dan penggambaran, Penggambaran/pembuatan peta yang dihasilkan adalah peta topografi dan profil (memanjang dan melintang) sesuai dengan perencanaan. - Plotting hasil pengukuran - Pelaporan
BAB II METODOLOGI 2.1 Teknis Pengukuran topografi yang akan dilaksanakan meliputi pengukuran kerangka kontrol horizonta dan kerangka kontrol vertikal. Sebelum dilakukan pengukuran kerangka tersebut terlebih dahulu dilakukan pengukuran dengan menggunakan GPS. Tujuan dari pembuatan kerangka kontrol ini adalah untuk pengukuran selanjutnya, misalkan pengukuran cabang dan pengukuran detil situasi. Lokasi Wilayah Studi Lokasi pekerjaan survey topografi ini berada di kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Dengan kondisi topografi yang cukup curam.
2.1.1 Pelaksanaan Lapangan Secara umum tahapan pelaksanaan lapangan adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan dan pemasangan Bench Mark (BM)/Patok Poligon a. Penyebaran titik Ground Control Point (GCP) terlebih dahulu direncanakan pada peta kerja. GCP yang dipasang tersebut dalam pelaksanaannya dapat diikatan terhadap Titik Kerangka Nasional (apabila ada) yang dipasang dan diukur oleh Bakosurtanal atau Badan Pertanahan Nasional (BPN), sehingga menjadi satu sistem dengan Peta Nasional. b. BM pada titik GCP dan kerangka dasar dibuat dari beton dengan ukuran 25 x 25 cm dengan panjang 100 cm, ditanam ke dalam tanah sedalam 75 cm c. Patok-patok kayu yang digunakan untuk pengukuran poligon dan detail-detail situasi, harus dipilih kayu yang cukup keras, lurus
dengan diameter sekitar 5 Cm atau ukuran 4 x 6 Cm dan panjang 50 Cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas dan bagian tengahnya diratakan untuk penulisan nomor patok. Patok harus ditanam cukup kuat sedalam lebih kurang 35 Cm (sisa di atas 15 Cm). d. Untuk memudahkan pencarian patok sebaiknya pada pohon-pohon di sekitar BM/patok (bila ada) diberi cat atau pita atau tanda-tanda tertentu yang dapat terlihat dengan jelas. e. Jarak antar patok poligon dapat dipasang maksimal 200 m atau disesuaikan dengan keadaan medan dan kempauan jangkauan alat. f. Pada lokasi-lokasi khusus di mana tidak mungkin dipasang patok, seperti di atas permukaan aspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon ditandai dengan paku yang dilingkari cat merah dan diberi nomor. 2. Pengukuran GPS a. Sebelum dilakukan pengukuran di lapangan, terlebih dahulu membuat kerangka pengukuran di atas citra. Hitung Strenght of Figurenya. b. Nilai SOF
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.