KAK RD Bendung Aur

May 21, 2018 | Author: Yusuf Alfarizi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

KAK RD Bendung Aur...

Description

KERANGKA ACUAN KERJA REVIEW DESIGN D.I. DERAS II (BENDUNG ( BENDUNG AUR) AUR) 1.

Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan melalui kebijakan Pemerintah, salah satunya adalah dengan membuka 1 juta hektar lahan sawah baru di luar Pulau Jawa. Untuk menunjang pembukaan lahan sawah baru tersebut diperlukan sarana irigasi yang merupakan komponen pendukungnya. Salah satu tugas pokok Bidang Pengairan, Dinas PU Cipta Karya, Tata Ruang dan Pengairan Kabupaten Musi Rawas adalah melakukan upaya rehabilitasi sarana prasarana irigasi. Upaya tersebut dapat dapat dilakukan dengan dengan cara merehabilitasi bendung bendung berikut jaringan irigasinya. irigasinya. Daerah Irigasi Deras II seluas 928 Ha, daerah irigasi ini mempunyai 2 bendung sebagai sumber air irigasi yaitu bendung Moyan dan Bendung Aur dibangun Tahun 1984/1985 dan 1987/1988. Secara administrasi daerah irigasi ini meliputi wilayah Desa Sumber Harta, Kecamatan Sumber Harta. Sumber air bendung Aur berasal dari Sungai Deras. Pemanfaatan air pada Bendung Aur tidak hanya untuk irigasi tetapi untuk Air Minum (BLU SPAM) dan untuk wisata air, oleh karena itu pasokan air pada intake bendung Aur menjadi berkurang. Melalui kegiatan Review Design ini diharapkan dapat mencari alternatif sumber air baru yang mampu mensupply air ke bendung Aur sehingga sistem irigasi dapat berjalan secara optimal, kebutuhan masyarakat untuk air minum dapat terpenuhi dan pemanfaatan air sebagai objek wisata Bendung Aur dapat dimaksimalkan.

2.

Maksud dan Tujuan Maksud dari pekerjaan Review Design D.I. Deras II (Bendung Aur) adalah:  Melakukan survey sumber air yang ada di daerah studi. inventarisa si kondisi bendung yang ada (eksisting). (eksist ing).  Melakukan inventarisasi review design secara secara lengkap lengkap terhadap keseluruhan keseluruhan komponen komponen  Melakukan review bendung.  Mencari alternatif alternat if sumber air untuk menambah supply air pada pada bendung Aur  Melakukan review design secara lengkap terhadap kondisi jaringan pengairan yang ada.  Melakukan kajian terhadap kesesuaian lahan untuk tanah pertanian  Melakukan kajian terhadap kualitas air untuk pertanian  Melakukan perhitungan rencana anggaran biaya dan spesifikasi teknis. Sedangkan tujuan pekerjaan ini adalah: (eksisting).  Mendapatkan data kondisi fisik yang ada (eksisting).  Mendapatkan layout/perencanaan layout/perencanaan rehabilitasi rehabilitasi bendung pada posisi yang efisien dan memenuhi persyaratan teknis. kebutuhan yang  Mendapatkan design bangunan dan saluran yang sesuai dengan kebutuhan ada dan memenuhi persyaratan teknis.  Mendapatkan design saluran suplesi sesuai dengan kebutuhan yang ada dan memenuhi persyaratan teknis.  Mendapatkan data kesesuaian kesesuaian lahan dan kualitas air untuk pertanian  Mendapatkan dokumen tender pekerjaan fisik yang siap lelang.

3.

Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dari pekerjaan ini adalah :  tersusunnya tersusunny a dokumen perencanaan yang siap lelang  Optimasi pemanfaatan pemanfaatan Sumber Daya air yang ada Terwujudnya suatu jaringan irigasi teknis yang memadai dan efisien sehingga  dapat menunjang program peningkatan produksi pangan.

4.

Lokasi Pekerjaan Lokasi pekerjaan Review design D.I. Deras II (Bendung Aur) ini berada di Kecamatan Sumber Harta, Kabupaten Musi Rawas.

1

K erangk a Acuan K erja (K A K) Review Design D.I. Deras II (Bendung Aur)

5.

Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD Kab. Musi Rawas Tahun Anggaran 2017 pada SKPD Dinas PU Cipta Karya, Tata Ruang dan Pengairan Kabupaten Musi Rawas sebesar Rp. 289.500.000,- (Dua ratus delapan puluh sembilan juta lima ratus ribu rupiah) termasuk PPN.

6.

Nama dan Organisasi Prengguna Jasa Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pengadaan jasa konsultansi: SKPD : Dinas PU Cipta Karya, Tata Ruang dan Pengairan Kabupaten Musi Rawas PPK : Perri Putra, SST

7.

Data Dasar Pengumpulan data eksisting termasuk rencana pengembangan wilayah sungai dan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang mencakup tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut: Peta dasar skala 1: 25.000  Peta citra satelit  Peta tata guna lahan   Peta RTRW  Data Pola dan Rencana Pengelolaan SDA  Data Topografi, Geologi, dan Geoteknik ;  Data Hidrologi; Data Sumber Material Konstruksi;  Data Bangunan Hidrolik eksisting ;  Transportasi ;   Agronomi dan Agro-ekonomi ;  Sosial Ekonomi ;   Lingkungan; Infrastruktur ; 

8.

Standar Teknis Metode, Spesifikasi dan Tata Cara Bagian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai,  Irigasi dan Pantai Kriteria Perencanaan 01 Tahun 2013 Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi  Kriteria Perencanaan 02 Tahun 2013 Bagian Bangunan Utama  Kriteria Perencanaan 03 Tahun 2013 Bagian Saluran  Kriteria Perencanaan 04 Tahun 2013 Bagian Bangunan   Kriteria Perencanaan 05 Tahun 2013 Bagian Petak Tersier  Kriteria Perencanaan 06 Tahun 2013 Bagian Parameter Bangunan  Kriteria Perencanaan 07 Tahun 2013 Bagian Standar Penggambaran Kriteria Perencanaan 09 Tahun 2013 Bagian Standar Pintu Pengatur Air Irigasi  Spesifikasi Teknis  BI 01, 02, dan 03 Gambar Tipe dan Standar Bangunan Irigasi  Persyaratan Teknis 01 Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi Persyaratan Teknis 02 Bagian Pemetaan Topografi  Persyaratan Teknis 03 Bagian Penyelidikan Geoteknik  Persyaratan Teknis 04 Bagian Penyelidikan Model Hidrolis   Permen PU No. 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Jaminan Mutu; SNI 19-6724, 2002 Tata Cara Pengukuran Kontrol Horizontal dan SNI 19-6988,  2004 Tata Cara Pengukuran Kontrol Vertikal;

9.

Referensi Hukum Referensi hukum sebagai acuan dalam kegiatan ini meliputi: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Undang – Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan. 3. Undang – Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi ; 4. Undang – Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara ; 5. Undang – Undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara ; 6. Undang  –  Undang No. 32 Tahun 2010, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ; 2

K erangk a Acuan K erja (K A K) Review Design D.I. Deras II (Bendung Aur)

7. 8. 9. 10. 11. 12.

13.

14.

Undang-undang No 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum; Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 32/PRT /2007 tentang Pedoman Operasi Pemeliharaan Irigasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 33/PRT /2007 tentang Pedoman Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 14 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 15 Tahun 2012 tentang Standar Dokumen Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

10. Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan Review design D.I. Deras II (Bendung Aur) terdiri dari: 1. Pekerjaan Pendahuluan 1.1. Menyusun Rencana Mutu Kontrak (RMK) Menyusun Rencana Mutu Kontrak (RMK) sebagai acuan konsultan dalam pelaksanaaan pekerjaan dan juga sebagai alat kontrol bagi pengguna jasa. Rencana Mutu Kontrak diasistensikan dan disetujui oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala Dinas PU Cipta Karya, Tata Ruang dan Pengairan Kabupaten Musi Rawas. 1.2. Pengumpulan Data Sekunder Meliputi data kondisi eksisting serta pengumpulan data sosial, ekonomi lingkungan dan data teknis untuk melakukan orientasi terhadap lokasi bendung, yang terdiri dari: Peta topografi catchment area (daerah aliran sungai). Bangunan sungai dan sarana prasarana yang ada. Fasilitas yang ada di sekitar lokasi bendung. Tata guna lahan sekitar. Batas administratif, kependudukan desa/kelurahan dan kecamatan. Data hidrologi (stasiun curah hujan, data curah hujan dan lainnya). Penggunaan air sungai dan kebutuhan air. Sosial masyarakat. Masalah-masalah di daerah aliran sungai. Hasil pengumpulan data sekunder ini dituangkan dalam Laporan Pendahuluan. 1.3. Survey Pendahuluan dan Kajian Awal Survey ini dilakukan setelah mempelajari peta-peta yang ada hasil dari tahapan pengumpulan data sekunder. Maksud dari survey ini untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai kondisi kerusakan jaringan irigasi eksisting dan memperkirakan potensi peningkatan fungsi jaringan irigasi untuk masa yang akan datang. Dari survey ini akan didapatkan antara lain: Lokasi (administratif, koordinat, nama sungai dan lainnya). Menentukan batas lokasi pengukuran dan titik referensi topografi. Inventarisasi kerusakan jaringan irigasi dan usulan perbaikannya Perkiraan luas dan kondisi calon genangan Perkiraan manfaat yang diperoleh dari desain jaringan irigasi yang baru Kepemilikan lahan lokasi jaringan irigasi. Dan lainnya yang digunakan sebagai bahan pertimbangan pemilihan lokasi.

3

K erangk a Acuan K erja (K A K) Review Design D.I. Deras II (Bendung Aur)

Menjadi hal yang sangat penting dalam pekerjaan review design adalah bagaimana mengenali kerusakan dengan pandangan mata, pengkajian atau dengan investigasi.

1.4. Tinjauan Ulang Perencanaan Terdahulu. Tahap selanjutnya adalah melakukan peninjauan ulang (review) terhadap perencanaan terdahulu yang meliputi: pengecekan data penunjang (topografi, geologi/mekanika tanah , hidrologi, sedimen dll), pengecekan analisa data dan analisa perhitungan, dan yang terakhir pengecekan gambar perencanaan. Proses pengecekan data penunjang dimaksudkan untuk mencari :  – Kesalahan data.  – Kekurangan data  – Proses pengambilan data keliru. Hasil survey pendahuluan dan kajian awal dituangkan dalam Laporan Pendahuluan untuk dilakukan pembuatan pra layout  yang kemudian akan dilakukan tahapan perencanaan berikutnya. Setelah pra layout bendung disetujui oleh Tim Teknis dan PPK, selanjutnya barulah Konsultan dapat melanjutkan survey lapangan secara detail. 2.

Survey Lapangan Untuk melengkapi atau memperoleh data-data dan informasi yang diperlukan untuk perencanaan maka perlu dilakukan survey detail di lapangan dengan menggunakan alat-alat yang disesuaikan dengan kebutuhan. Survey lapangan yang akan dilaksanakan meliputi: 2.1. Pengukuran dan Penggambaran Topografi 2.1.1. Pengukuran Topografi (Pemetaan Situasi) (1) Peta dasar Sebagai Peta Dasar dipakai peta topografi dalam skala 1:50.000 dari Bakosurtanal atau peta lainnya yang setara atau lebih, peta tersebut dianggap dapat memberikan gambaran umum bentuk topografi dan batas vegetatif maupun morfologi daerah studi yang cukup memadai sebagai patokan dalam melakukan survey topografi. (2) Pengukuran Pengikatan Pengukuran pengikatan dimaksudkan untuk mendapatkan titik-titik referensi posisi horizontal dan posisi vertikal. Apabila dilokasi pekerjaan sudah ada titik referensi berupa benchmark, maka untuk penambahan benchmark baru diikat terhadap referensi tersebut. Titik referensi yang dipergunakan adalah koordinat atau elevasi dari benchmark yang berada disekitar lokasi pengukuran misalnya titik triangulasi NWP atau BM lainnya atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Pemasangan BM dan CP baru dipasang ditempat yang aman, stabil serta mudah dicari, BM dan CP harus diberi no/kode yang jelas dan tahan lama. Apabila belum ada titik BM maupun referensi lainnya, maka koordinat referensi dapat ditetapkan dengan hasil pembacaan alat GPS. (3) Setiap alat ukur Water Pass dan Theodolit yang akan digunakan harus dicek dan disetujui oleh direksi/PPK (4) Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (Polygon) Kerangka dasar horizontal merupakan jalur patok dasar pengukuran Bench Mark (BM) dan Control Point (CP) yang akan digunakan untuk mendapatkan posisi horizontal pengukuran selanjutnya, dengan ketentuan sebagai berikut: Pengukuran harus menggunakan poligon tertutup dengan menggunakan bacaan satu seri.(biasa dan luar biasa), kesalahan pengukuran sudut poligon tidak lebih dari 10 n, dimana n adalah jumlah titik poligon. 4

K erangk a Acuan K erja (K A K) Review Design D.I. Deras II (Bendung Aur)

-

Pengukuran sudut-sudut poligon harus menggunakan alat Theodolit tipe T2 atau T3 dengan ketelitian 1" atau 0,2".

(5) Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (Levelling) Kerangka dasar vertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran sipat datar pada titik-titik jalur polygon tertutup atau terikat sempurna. Dimaksudkan untuk mendapatkan jaringan vertikal pada kerangka pemetaan. Pengukuran beda tinggi dilakukan double stand dan pergi pulang. Seluruh ketinggian di traversenet (titik-titik kerangka pengukuran) telah diikat terhadap BM. Toleransi salah penutup maksimum yang diijinkan adalah 10" d (mm), dimana d adalah  jumlah jarak dalam Km. Pengukuran harus ada nivo rambu. Pengukuran levelling harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatis seperti NAK.2 atau Ni.2 atau yang sederajat ketelitiannya. (6) Pengukuran Situasi Detail/Rincian Pengukuran situasi detail khususnya dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dari bentuk terrain channel alignment yang sebenarnya. Semua detail lapangan yang tampak (alamiah atau buatan), seperti rumah, fasilitas lain, tebing alur sungai, batas sawah, tegalan, desa, bukit, anak sungai, saluran irigasi serta bangunan-bangunan lain yang berada/sekitar site bendung eksisting dan genangan harus diukur dengan teliti dan benar. Pengukuran dilakukan dengan Tachymetri dengan system pengambilan titik-titik detail secara "raai" atau "Polar". Ketinggian dan garis tebing alur sungai serta endapan sedimen disekitar bendung eksisting diukur detailnya dengan kerapatan titik sekitar 5 –10meter. Pengambilan titik tersebut diatas diukur dengan cara pengikatan terhadap titik-titik polygon yang telah diketahui posisi koordinatnya. Khususnya untuk bangunan yang berada sekitar site bendung eksisting harus dilakukan pengukuran situasi dan profil melintang/rnemanjang. Hal lain yang penting diperhatikan adalah elevasi mercu bendung, ketinggian ambang pintu penguras dan pengambilan, elevasi dekzerk dan elevasi penting lainnya harus disipat datar dengan tepat. (7) Pengukuran Penampang Melintang dan Memanjang Pengukuran penampang memanjang dan melintang dilakukan di sepanjang sungai sekurang-kurangnya 1 (satu) km ke hilir dari as bendung eksisting dan 1 (satu) km ke hulu dari as bendung eksisting atau perkiraan elevasi genangan. Lebar tampang melintang yang diukur sekurang-kurangnya 50 meter dari tepi alur sungai ke kiri dan ke kanan. Pengukuran alur sungai harus mencakup perkiraan terjadinya perubahan regime sungai akibat pembangunan bendung, baik ke arah hulu maupun ke arah hilirnya. Arah tampang melintang sedapat mungkin tegak lurus terhadap as sungai, pengukuran pada puncak tebing sungai dan dasarnya dikerjakan seteliti mungkin agar profilnya dapat digambarkan dengan jelas dan benar. Titik detail profil alur sungai diukur dengan kerapatan jarak antara maksimum 10 meter dan beda tinggi maksimal 1 meter. Pengukuran tampang melintang dilakukan dengan cara Tachimetry. Khusus dalam pelaksanaan pengukuran situasi sungai dan site bangunan utama, Konsultan dapat melakukan penyesuaian dengan batas kondisi alam sebagai berikut: 5

K erangk a Acuan K erja (K A K) Review Design D.I. Deras II (Bendung Aur)

a.

Pengukuran situasi sungai  Sepanjang 2,00 km dengan 1,00 km ke hulu dan 1,00 km ke hilir dari rencana as bangunan utama.  Sepanjang 250 m ke kiri dan 250 m ke kanan as sungai

b.

Pengukuran site bangunan utama  Lebar sungai 20
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF