Kajian Pertapakan Rumah Adat Suku Batak Toba (Laporan)

March 6, 2017 | Author: ellysabell | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Kajian Pertapakan Rumah Adat Suku Batak Toba (Laporan)...

Description

KAJIAN PERTAPAKAN RUMAH ADAT SUKU BATAK TOBA

U

Gambar 1.2: Pola perkampungan rumah adat batak toba (mikro) Sumber: google earth Gambar 1.1: Peta daerah Batak Toba (makro) Sumber: Sargeant & Saleh (1973, p.26-27)

Suku Batak Toba berdiam di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir, meliputi Kabupaten Toba Samosir sekarang yang wilayahnya meliputi Balige, Laguboti, Parsoburan, dan sekitarnya. Menurut Fitri (2004), wilayah Batak Toba dapat disebut juga sebagai Batak pusat, hal ini karena lokasinya yang berada di tengah-tengah sub-etnis suku Batak yang lainnya seperti Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkola, Batak Pakpak dan Batak Simalungun.

PRINSIP TATANAN MASSA BANGUNAN PADA POLA PERKAMPUNGAN SUKU BATAK TOBA a. Pola Tatanan Massa Bangunan Pola perkampungan batak toba berbentuk linear dengan 2 massa bangunan yang saling berhadapan yaitu sopo (lumbung padi) dan jabu (rumah). Dengan demikian area diantara sopo dan jabu yang berupa halaman (area tengah) menjadi jalur sirkulasi utama kampung batak toba. Jalur ini juga dipergunakan untuk melakukan aktifitas warga kampung batak toba seperti upacara adat, menjemur padi dll. Pola permukiman yang linier antar massa bangunan jabu menandai sistem kekerabatan yang erat antar keluarga pada suatu perkampungan suku batak toba.

Jabu (rumah tinggal) Halaman Sopo (lumbung padi)

U

Gambar 1.3: Sketsa desa adat Lumban Nabolon Parbagasan Sumber: Soeroto (2003: 102)

Boer (1920) mendeskripsikan bahwa perkampungan suku Batak Toba dikelilingi tembok seperti benteng yang terbuat dari tanah setinggi 2 meter atau biasa disebut parik. Desa memiliki dua pintu masuk (harbangan) pada sisi utara dan selatan serta menara pengawas (hubu-hubu) di pojok benteng yang menandai kehidupan terdahulu suku batak yang sering berperang. Benteng/ parik menandai batas wilayah kekuasaan suatu perkampungan suku batak.

b. Orientasi Bangunan Pola linier antar massa bangunan (sopo-jabu) yang saling berhadapan, menciptakan area terbuka diantaranya yang disebut Halaman yang berfungsi sebagai pusat aktifitas masyarakat suku Batak Toba. Halaman berorientasi timur-barat, rumah dan sopo berdiri saling berhadapan. Ujung atap rumah menghadap selatan sedangkan ujung atap sopo menghadap utara, kedua ujung atap melindungi halaman dari sinar matahari. Sementara itu, hasil pengamatan Sargeant & Saleh (1973) mendapati bahwa orientasi rumah berbeda pada setiap desa, disekitar Balige, atap rumah memanjang utara-selatan, sedangkan rumah yang berada di lereng bukit, atap rumah mengikuti derajat kemiringan lereng dan di Samosir, memanjang timur-barat. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tidak ada aturan baku mengenai orientasi yang mengatur arah hadap suatu perkampungan/ desa, rumah dan lumbung padi. Yang menjadi ketentuan khusus pola permukiman masyarakat suku batak toba adalah mengenai posisi halaman yang selalu berada di tengah diantara deretan sopo dan jabu.

U Gambar 1.4: lintasan sinar matahari terhadap orientasi massa bangunan perkampungan suku batak toba Sumber: google earth

Orientasi massa bangunan terhadap arah datangnya sinar matahari Massa bangunan sopo dan jabu berderet memanjang barat-timur sehingga sisi terpanjang bangunan berada pada sisi barat- timur, untuk mengantisipasi arah datang sinar

matahari adalah dengan deretan massa bangunan yang rapat dengan atap sirap yang lebar sebagai peneduhan sehingga sinar matahari tidak langsung masuk kedalam ruangan. Selain itu bentuk atap yang lebar memberikan pembayangan kearea halaman tengah sehingga area tersebut ternaungi dan nyaman digunakan untuk masyarakat suku batak toba dalam beraktifitas sehari hari.

Gambar 1.5: Gambaran kampung di Pulau Samosir. Sumber: Sargeant & Saleh (1973)

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF