kajian literatur sanitasi dan drainase
January 22, 2019 | Author: John Muhammad Issey | Category: N/A
Short Description
Download kajian literatur sanitasi dan drainase...
Description
KAJIAN LITERATUR DRAINASE DAN SANITASI
Infrastruktur Drainase Pengertian
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur infrastruktur khususnya. Ada beberapa pengertian drainase yang diungkapkan oleh beberapa ahli diantaranya : Halim Hasmar, dalam bukunya Drainase Perkotaan (2004:1) berpendapat bahwa drainase adalah: adalah : Ilmu Ilmu pengetahuan yang yan g mempelajari usaha untuk mengalirkan mengalirkan air yang berlebihan dalam dal am suatu konteks pemanfaatan tertentu. Sedangkan drainase perkotaan adalah :Ilmu drainase yang mengkhususkan pengakajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi sosial budaya yang ada a da di kawasan kota.Dan menurut pendapat ahli a hli yang lainnya Surip in, (2004:7) drainase mempunyai arti : Mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase perkotaan perkotaa n awalnya tumbuh dari d ari kemampuan manusia manu sia mengenali lembah-lembah sungai yang ampu mendukung mendukung kebutuhan pokok hidupnya.
Kebutuhan pokok tersebut tersebut berup a
ketersediaan air bagi keperluan rumah tangga, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi dan kebutuhan social budaya. Siklus keberadaan air yang berlebih dalam kehidupan sehari-hari -hari yang terjadi dari air buangan menimbulkan gangguan pada kenyamanan ingkungan. ilngkungan.
Berangkat dari
kesadaran akan arti kenyamanan yang sangat tergantung pada kondisi lingkungan, maka manusia mulai mengatur lingkungannya.
Drainase Perkotaan
Drainase perkotaan perkotaa n merupakan sistem si stem pengeringan dan pengaliran air a ir dari wilayah perkotaan yang meliputi : 1.
Pemukiman
2.
Kawasan industry dan perdagangan
3.
Kampus dan sekolah
4.
Rumah sakit dan fasilitas umum
5.
Lapangan olah raga
6.
Lapangan parkir
7.
Instalasi militer, listrik, telekomunikasi
8.
Pelabuhan udara
Fungsi Drainase
Menurut Robert J. Kodoatie (2003,208) ada beberapa fungsi drainase yang disebutkan. Fungsi dari drainase adalah : 1.
Membebaskan suatu wilayah (terutama yang padat pemukiman) dari genangan air, erosi dan banjir.
2.
Apabila aliran drainase lancar maka drainase juga memperkecil risiko gangguan kesehatan lingkungan, bebas dari malaria (nyamuk) dan penyakit lainnya.
3.
Kegunaan tanah pemukiman padat akan menjadi lebih baik karena terhindar dari kelmbaban
4.
Dengan sistem yang baik tata guna lahan dapat dioptimalkan dan juga memperkecil kerusakan-kerusakan struktur tanah untuk jalan dan bangunan lainnya.
Sistim Jaringan Drainase
Sistim jaringan drainase di dalam wilayah kota umumnya dibagi atas dua bagian yaitu : 1.
Drainase Mayor Yang dimaksud dengan sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (cathment area). Biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Pada umumnya sistim drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (mayor sistem) ataU drainase primer.
2.
Sistim Drainase Minor Yang dimaksud dengan drainase mikro yaitu sistim saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan dimana sebagian besar di dalam wilayah kota.
Sanitasi Banyak sekali permasalahan lingkungan yang harus dihadapi dan sangat menganggu terhadap tercapainya kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan bisa berakibat positif terhadap kondisi elemen-elemen hayati dan non hayati dalam ekosistem. Bila lingkungan tidak sehat maka sakitlah elemennya, tapi sebaliknya jika lingkungan sehat maka sehat pulalah ekosistem tersebut. Perilaku yang kurang baik dari manusia telah mengakibatkan perubahan ekosistem dan timbulnya sejumlah permasalah sanitasi. Sebagai contoh, pembuatan jamban yang asal-asalan. Sekitar 35% jamban di kawasan perkotaan tidak ada air, tidak ada atap atau tidak tersambung ke septictank. enffluent dari industri di kawasan pemukiman sebagian besar dialirkan ke sungai tanpa proses pengelolaan terlebih dahulu. Lebih dari 12% penduduk perkotaan Indonesia sama sekali tidak memiliki akses ke sarana jamban. Artinya, belasan juta penduduk perkotaan Indonesia masih membuang tinja langsung di kebun, selokan, ataupun sungai. Banyaknya truk tinja yang membuang secara liar lumpur tinja secara langsung ke sungai juga memperparah masalah sanitasi. Sistem sanitasi terpadu dibutuhk an mengingat keterbatasan lahan perumahan dan kurangnya pemahaman akan sanitasi yang baik suatu pemukiman. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dibuat secara terpadu yang digunakan untuk menampung air limbah sejumlah rumah. Pengertian sanitasi dalam arti sempit, yakni air limbah rumah tangga. Persa mpahan adalah bagian dari sanitasi karena merupakan sisa limbah padat yang keluar dari rumah tangga permukiman. Masalah yang kita hadapi, tidak semua rumah memiliki tempat sampah yang memadai. Penanganan sanitasi dan persampahan mulai membaik sejak tahun 1980-an hingga tahun 1990-an. Namun, dengan adanya perubahan otonomi daerah, pemerintah menyerahkan kewenangan kepada Pemda Kabupaten/Kota sehingga pembinaan dinilai masih kurang (Ryadi, 1984) 1 . Terdapat 3 (tiga) pengelolaan limbah domestik, yaitu: a. Sistem Terpusat (off site) Pengelolaan air limbah domestik dimana air limbah dialirkan melalui jaringan perpipaan menuju satu instalasi pengolahan. b. Sistem Komunal Pengelolaan air limbah domestik dengan sistem septictank komunal. c.
Sistem Individual (On Site) Air limbah domestik langsung diolah disumbernya (dengan septictank individual).
1
Ryadi, S., 1984: Kesehatan Lingkungan, Karya Anda, Surabaya
Sistem Terpusat (Off-Site)
Sistem off site adalah sistem dimana air limbah disalurkan melalui sewer (saluran pengumpul air limbah) lalu kemudian masuk ke instalasi pengolahan terpusat menggunakan salah satu dari jenis pengolahan biologi. Sistem Individual (On-Site)
Pada tahun 1895 seseorang kelahiran dari Negara Inggris bernama Donald Camer on lebih banyak mengoreksi penjelasan dari proses-proses yang terjadi di dalam septictank. (Crites and 2
Tchobanogl ous, 1997) . Setelah itu konfigurasi dari jenis tangki telah dikembangkan meskipun
mengingat konsepnya tetap sama, yang pada dasarnya sebagai tempat untuk proses fisik, kimiawi dan biologis pada pengolahan air limbah. Septictank adalah tangki yang tertutup rapat untuk menampung aliran limbah yang melewatinya
sehingga kandungan bahan padat dapat dipisahkan, diendapkan atau diuraikan oleh aktivitas bakteriologis didalam tangki. Fungsinya buk an untuk memurnikan air limbah tetapi untuk mencegah bau dan menghancurkan kandungan bahan padat. Septictank mempunyai beberapa fungsi diantaranya: 1.
Sedimentasi Fungsi yang paling pokok dari septictank adalah kemampuannya mereduksi kandungan bahan padat terlarut (SS) pada limbah cair domestik.
2.
Penyimpanan Septictank diharapkan menampung akumulasi endapan.
3.
Penguraian P enguraian
lumpur oleh bakteri secara anaerobik merupakan akses dari lama waktu
penyimpanan endapan dalam tangki. Bakteri akan menghasilkan oksigen yang akan terlarut jika ia mengurai bahan organik yang terkandung di dalam limbah. Bakteri ini juga akan mengurai bahan organik kompleks dan mereduksinya menjadi selulosa dan menghasilkan gas meliputi H2, CO2, NH3, H2S dan CH4. 4.
2
Menahan laju aliran
Crites & Tchobanoglous., 1997: Small & Decentralized Wastewater Management Sy stems, McGraw-Hill, Singapore.
Septictank akan mereduksi terjadinya beban aliran puncak. Waktu tinggal limbah pada septictank berukuran besar tidak boleh kurang dari 12 jam. Detensi selama 24 hingga 72 jam
direkomendasikan untuk septictank berukuran besar. Proses utama yang terjadi didalam septictank adalah: 1. Sedimentasi SS 2. Flotasi lemak dan material lain ke permukaan air 3.
Terjadinya proses biofisik kimia di ruang lumpur
Ditinjau dari segi kuantitasnya air buangan yang masuk ke dalam septictank berupa Sullage (Grey water) yang berasal dari aktivitas pencucian, dapur, kamar mandi. Black water (human body waste)
yang berasal dari feces dan Urine. Gambar II.3. Skema Septik Tank
(Sumber : Ludwing Sasse, 1998)
3
Septictank ini terdiri dari 2-3 ruang (chamber). Digunakan pada air buangan yang mengandung SS,
terutama air buangan domestik sederhana, tahan lama dibutuhkan ruang yang kecil karena terletak dibawah tanah dan sangat efisien dalam perbandingan harga. Efisiensi pengolahan rendah (15 % - 45 % BOD), effluent tidak berbau (jika terjadi pada proses anaerobik) dan bila effluent masih berbau dikarenakan mengandung bahan yang belum terdekomposisi sempurna. Prinsip dua pengolahan tersebut (sedimentasi dan stabilisasi) adalah pengolahan mekanik dengan pengendapan dan pengolahan biologi dengan kontak antara limbah baru dan lumpur aktif di dalam septictank. Pengendapan optimal terjadi ketika aliran tenang (laminar) dan tidak terganggu. Pengolahan biologi
3
Sasse, Ludwig., 1998: DEWATS Developing Countries´.
³ Decentralized
Wastewater Treat ment in
dioptimalkan oleh percepatan dan kontak intensif antara aliran baru dan lumpur lama, apalagi bila aliran mengalami tur bulen.
-
-
-
-
Tabel II.2. Konstruksi Septictank dengan 2 Chamber atau Lebih Treatment chamber 1 Treatment chamber 2 Sekitar 70 % (2/3) dari total volume desain kira-kira 30 % (1/3) total volume untuk karena sebagian besar dari slud ge dan menangkap partikel padatan yang lolos scum akan terjadi diruang ini dari chamber 1. lumpur yang mengendap pada bagian endapan lumpur, khsususnya bawah dan untuk seterusnya slud ge ini partikel yang tidak mengendap dichamber 1 akan terurai lewat proses anaerobik. supernatan yang seterusnya Supernatant ialah cairan yang terkurangi unsur padatannya dan untuk seterusnya menjadi effluent untuk dibuang ke akan mengalir menuju ke chamber 2. alam atau diresapkan ke dalam Scum (buih) ialah bahan yang lebih ringan tanah. dari minyak, lemak. Scum ini semakin lama semakin tebal, oleh karena itu perlu dihilangkan secara periodik (minimal 1 tahun sekali). Scum sebenarnya tidak menganggu reaksi yang terjadi selama proses pengolahan akan tetapi bila terlalu tebal akan memakan tempat hingga kapasitas treatment berkurang. 4 (Sumber : Ibnu, 2002) -
-
-
Dengan aliran yang tenang dan tidak terganggu, supernatant (cairan yang telah terkurangi unsur padatannya) yang tertinggal di septictank lebih segar dan baunya tidak terlalu menyengat, yang menunjukan bahwa penguraian belum berlangsung. Dengan aliran turbulen, penguraian larutan dan penghancuran pada zat padat berlangsung cepat dikarenakan adanya kontak intensif antara limbah segar dan yang sudah aktif. Meski demikian, ketenangan untuk pengendapan tidak mencukupi, sehingga padatan terlarut yang berlebih akan keluar oleh cairan tur bulen. Buangan tersebut berbau karena padatan aktif dalam bak belum terfermentasi secara sempurna. Waktu detensi yang terjadi di dalam septictank itu sendiri terbagi dua yaitu waktu detensi air dan waktu detensi lumpur. Pada umumnya efisensi lumpur yang mengendap mencapai 70 %, hal ini tergantung dari waktu detensi, jarak antara inlet dan outlet. Lumpur yang segar akan mengendap dalam ruang lumpur dan selanjutnya terjadi proses mineralisasi, dimana lumpur segar yang terdiri dari zat-zat organik diuraikan oleh bakteri aerobik menjadi mineral. Lama proses pembusukan antara 60100
4
hari.
Ibnu, Pranoto.s., 2002: P roses
Yogyakarta.
Bioki mia DEWAT S, DEWATS LPTP BORDA,
Proses pengolahan pada septictank adalah sedimentasi dan stabilisasi lumpur lewat proses anaerobik. Untuk jenis limbah yang diolah pada septictank adalah limbah yang mengandung padatan terendapkan, khususnya limbah domestik. Untuk rasio SS/COD adalah : 0,35 hingga 0,45. Sesuai dengan KepMenLH 112/2003 tentang Baku Mutu Limbah Domestik, baku mutu air limbah domestik dalam keputusan ini hanya berlaku bagi : a. Semua kawasan permukiman (real estate), kawasan perkantoran, kawasan perniagaan dan apartemen. b. Rumah makan (restaurant) yang luas bangunannya lebih dari 1000 m2. c.
Asrama yang berpenghuni 100 orang atau lebih.
Baku mutu air limbah domestik untuk perumahan yang diolah secara individu akan ditentukan sebagai berikut : Tabel II.3. Baku Mutu Air Limbah Domestik Parameter Satuan Kadar Maksimum 6-9 pH BOD mg/L 100 TSS mg/L 100 Minyak dan lemak mg/L 10 (Sumber : KepMenLH 112/2003)
Sistem Komunal
Sistem ini dilakukan untuk menangani limbah domestik pada wilayah yang tidak memungkinkan untuk dilayani oleh sistem terpusat ataupun secara individual. Penanganan dilakukan pada sebagian wilayah dari suatu kota, dimana setiap rumah tangga yang mempunyai fasilitas MCK pribadi menghubungkan saluran pembuangan ke dalam sistem perpipaan air limbah untuk dialirkan menuju instalasi pengolahan limbah komunal. Untuk sistem yang lebih kecil dapat melayani 2 5 rumah tangga, sedangkan untuk sistem komunal dapat melayani 10 100 rumah tangga atau bahkan dapat lebih. E ffluent dari instalasi pengolahan dapat disalurkan menuju sumur resapan atau juga dapat langsung dibuang ke badan air (sungai). Fasilitas sistem komunal dibangun untuk melayani kelompok rumah tangga atau MCK umum. Bangunan pengolahan air limbah ini dapat diterapkan di perkampungan dimana tidak memungkinkan bagi warga septictank individual di rumahnya masing-masing.
masyarakatnya untuk membangun
Gambar II.4. Sistem sanitasi komunal
5
(Sumber : YUDP Jogjakarta, 199 6)
5
YUDP, 1996,
R encana
Yogyakarta.
Induk Air Li mbah dan S anitasi , Departemen Pekerjaan Umum
LIMBAH Pengertian Limbah
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis. Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan , dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Definisi dari limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (t ox icity , flammability , reactivity , dan corr osivity ) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
Pengertian Limbah Domestik
Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama (KepMen LH
No. 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Limbah Domestik). Pada Kabupaten Bekasi air limbah domestik terbagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu grey water yaitu air buangan yang tidak mengandung kotoran manusia misalnya air bekas cuci dan masak, yell ow water merupakan air yang mengandung air seni manusia, dan black water merupakan air yang berasal dari water cl oset , atau limbah tinja. Standar limbah cair yang diijinkan untuk dibuang ke perairan bebas dikenal ada 2 (dua) standar, yaitu standar aliran (stream standar ) dan standar keluaran buangan (effluent standar ). Hal-hal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas air buangan domestik adalah sebagai berikut: y
Jumlah
penduduk,
yaitu
peningkatan
populasi
penduduk
meningkatnya timbulan air buangan y
Karakteristik lingkungan, apakah perkotaan atau pedesaan
akan
mengakibatkan
Jenis aktivitas, setiap aktivitas manusia seperti rumah sakit, sekolah dan lainnya
y
menghasilkan kuantitas dan kualitas air buangan yang berbeda. Pengaruh musim dapat berakibat terhadap pemakaian air bersih, misalnya pada musim
y
kemarau pemakaian air bersih relatif akan semakin tinggi sehingga debit air buangan pun akan semakin besar Ekonomi, masyarakat dengan golongan ekonomi menengah kebawah biasanya memakai
y
air bersih lebih sedikit dibanding masyarakat golongan ekonomi menengah keatas.
Beberapa Jenis Limbah Yang Sering Mencemari Sungai
Jenis dan macam air limbah dikelompokkan berdasarkan sumber penghasilan atau penyebab air limbah yang secara umum terdiri dari : b. Air Limbah Domestik Air limbah yang berasal dari kegiatan penghunian, seperti rumah tinggal, hotel, sekolahan, kampus, perkantoran, pertokoan, pasar dan fasilitas pelayanan umum. Air limbah domestik dapat dikelompokkan menjadi : - Air buangan kamar mandi - Air buangan wc: air kotor/tinja (Black Water ) - Air buangan dapur dan cucian (Grey water) c.
Air Limbah Industri Air limbah yang berasal dari kegiatan industri, seperti pabrik industri logam, tekstil, kulit, pangan (makanan dan minuman), industri kimia dan lainnya.
d. Air Limbah Limpasan dan Rembesan Air Hujan Air limbah yang melimpas di atas permukaan tanah dan meresap kedalam tanah 6
sebagai akibat terjadinya hujan (Alaerts, 1984) .
6
Alaerts, S., 1984: Metode
P enelitian
Air , Usaha Nasional, Surabaya
View more...
Comments