Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Bijih besi merupakan salah satu jenis cadangan sumber daya alam dan
sekaligus komoditas alternatif bagi Pemerintah Kabupaten Kulon progo yang dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan Asli Daerah setempat. Potensi cadangan bijih besi tersebar cukup luas di wilayah Kabupaten Kulon Progo dan salah satu lokasi cadangan yang cukup potensial terdapat di pantai selatan Kulon Progo, sepanjang 20 km dari muara Kali Progo sampai muara Kali Serang (http://www.kulonprogokab.go.id). Sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000. Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo memiliki kewenangan untuk mengelola dan memanfaatkan cadangan bijih besi yang terkandung di dalam bumi Kabupaten Kulon Progo. Untuk memenuhi permintaan bijih besi dalam dan luar negeri, maka akan dilakukan penambangan bijih besi PT. Puas Tambang di wilayah Kabupaten Kulon Progo. Cadangan bijih besi di wilayah Kuasa Pertambangan ini merupakan cadangan bijih besi potensial dengan perkiraan cadangan mencapai 605 juta ton. Selama
kegiatan
penambangan
bijih besi tersebut
berlangsung
diperkirakan akan menyebabkan terjadinya penurunan kualias komponen lingkungan fisik-kimia (tanah, air dan udara) yang umumnya akan terjadi pada daerah kegiatan dengan dampak yang umumnya bersifat negatif. Sedangkan dampak positif umumnya menyangkut aspek sosial ekonomi berupa peningkatan perekonomian lokan dan regional, pendapatan asli daerah dan pajak serta penyerapan tenaga kerja. Pasal 15 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, menyatakan bahwa setiap kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Mengingat bahwa rencana kegiatan Penambangan bijih besi PT. Puas Kegiatan Penambangan Bijih Besi
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan Tambang berpotensial menimbulkan dampak penting, baik positif maupun negatif terhadap lingkungan hidup, maka pihak Pemrakarsa melakukan kajian AMDAL. Selain itu, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL, maka rencana Penambangan bijih besi PT. Puas ini dilengkapi AMDAL. Pihak Pemrakarsa juga mempunyai komitmen untuk mengelola lingkungan hidup dengan baik sebagai bentuk partisipasinya dalam pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan. 1.2.
Tujuan dan Manfaat
Pertambangan bijih besi yang akan dilakukan oleh PT. Puas mengingat : (i)
Meningkatnya kebutuhan bijih besi.
(ii)
Prospek bijih besi yang sangat bagus karena dapat diolah menjadi berbagai produk logam untuk berbagai peralatan, sarana dan prasarana.
Dengan demikian tujuan dan manfaat Pertambangan bijih besi yang akan dilakukan PT. Puas adalah sebagai berikut : (i)
Memberikan kontribusi kepada peningkatan penggunaan produk besi atau baja.
(ii)
Meningkatkan pendapatan masyarakat terutama yang bertempat tinggal di sekitar lokasi proyek.
(iii)
Meningkatkan pendapatan asli daerah berupa pajak.
(iv)
Mendukung pembangunan perekonomian daerah dan nasional.
(v)
Memberikan keuntungan berusaha bagi pemrakarsa dan berperan serta dalam pembangunan di bidang pertambangan khususnya pertambangan bijih besi.
1.3.
Peraturan
Kegiatan Penambangan Bijih Besi
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan Dalam penyusunan studi ANDAL ini untuk mencapai tujuan pembangunan berwawasan lingkungan, maka sebagai pedoman adalah sebagai berikut: Tabel 1.1. Peraturan yang Terkait dengan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan No Peraturan Tentang A. Undang-undang Republik Indonesia 1. No.14 Tahun 1992 Lalu-lintas angkutan jalan
2.
No.26 Tahun 2007
No. 4 Tahun 2009 3.
4.
No.32 Tahun 2009
B. Peraturan Pemerintah 1. No.27 Tahun 1999
dan Kegiatan terdapat mobilisasi peralatan dan material serta pengangkutan biji besi. Penataan ruang Kegiatan proyek terkait dengan aspek tata ruang dan pemanfaatannya. Pertambangan Rencana kegiatan yang Mineral dan akan dilakukan Batubara bergerak di bidang pertambangan bijih besi. Perlindungan dan Kegiatan yang dilakukan Pengelolaan akan mempengaruhi Lingkungan Hidup lingkungan hidup sekitar. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
2.
No. 41 Tahun 1999
Pengendalian Pencemaran Udara
3.
No.85 Tahun 1999
Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun
4.
No. 74 Tahun 2001
Pengelolaan B3
5.
No.82 Tahun 2001
Pengendalian Pencemaran Air
Kegiatan Penambangan Bijih Besi
Alasan
Rencana usaha/kegiatan harus mengacu pada peraturan AMDAL yang berlaku Sebagai acuan dalam upaya pengendalian pencemaran udara Rencana kegiatan ini harus melakukan pengelolaan terhadap limbah B3 Sebagai acuan dalam pengelolaan limbah yang termasuk limbah B3 Rencana kegiatan ini harus memperhatikan upaya pengelolaan dan pengendalian air
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan 6.
No. 27 Tahun 2012
Izin Lingkungan
C. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup 1. No. 13/MENKLH/3/1995 Baku Mutu Emisi Sumber tidak Bergerak
2.
No. 48/MENKLH/2/1996
3.
No. 37 Tahun 2003
4.
5.
1.
2.
Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Rencana kegiatan ini harus memperhatikan lingkungan. Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak penurunan kualitas udara dari sumber tidak bergerak. Kegiatan ini menimbulkan peningkatan kebisingan. Kegiatan ini berpotensi terhadap penurunan kualitas air.
Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan No. 08 Tahun 2006 Pedoman Sebagai acuan dalam penyusunan analisis penyusunan dokumen mengenai dampak AMDAL lingkungan hidup No. 11 Tahun 2006 Jenis Rencana Usaha Sebagai acuan dalam dan/atau Kegiatan penyusunan dokumen yang Wajib AMDAL Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup D. Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No.1457.K/28/MEM/2000 Pedoman Teknis Sebagai acuan teknis Penyusunan Analisis dalam penyusunan Mengenai Dampak AMDAL bidang Lingkungan Untuk pertambangan umum. Kegiatan Pertambangan Umum No. 18 tahu 2008 Reklamasi dan Sebagai acuan dalam Penutupan Tambang merencanakan dan merancang area reklamasi dan penutupan tambang diakhir kegiatan pertambangan. E. Keputusan Menteri Kesehatan
Kegiatan Penambangan Bijih Besi
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan 1.
No. Kebisingan yang 718/MENKES/PER/XI/1987 Berhubungan dengan Kesehatan
2.
No. 928/Menkes/Per/IX/1995
3.
No.416 Tahun 1990
1.
2.
3.
4.
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Kesehatan Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih
Sebagai pedoman dalam pengendalian kebisingan dalam kegiatan ini Sebagai acuan dalam melakukan penyusunan AMDAL
Baku mutu yang digunakan dalam menentukan kualitas air bersih F. Peraturan Daerah dan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Peraturan Daerah Provinsi Rencana Tata Ruang Untuk melihat Daerah Istimewa Wilayah Provinsi kesesuaian lokasi Yogyakarta Tahun 1992 Daerah Istimewa rencana kegiatan Yogyakarta dengan tata ruang wilayah propinsi Keputusan Gubernur Baku Mutu Sebagai acuan baku Daerah Istimewa Lingkungan Wilayah mutu lingkungan Yogyakarta Propinsi Daerah daerah yang digunakan No.214/KPTS/1991 Istimewa Yogyakarta untuk kegiatan ini Keputusan Gubernur Petunjuk Analisis Sebagai acuan dalam Daerah Istimewa Dampak Lingkungan penyusunan AMDAL di Yogyakarta (AMDAL) Propinsi wilayah kerja Provinsi No.205/KPTS/1995 Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta Keputusan Gubernur Baku Mutu Limbah Sebagai acuan baku Kepala Daerah Istimewa Cair Bagi Kegiatan mutu udara limbah cair Yogyakarta Pelayanan yang dihasilkan pada No : 65 tahun 1999 Kesehatan kegiatan ini di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.