Jurnal Tindakan Keperawatan Relaksasi Nafas Dalam

March 14, 2019 | Author: danu ariyanto | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

relaxax...

Description

JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN RELAKSASI NAFAS DALAM PADA Tn. P DENGAN ABDOMINAL PAIN DIRUANG IGD RSUD dr. R. SOETRASNO REMBANG

Disusun guna Memenuhi Tugas Praktik Klinik Stase Keperawatan Gawatdarurat

DISUSUN OLEH :

DANU ARIYANTO NIM. 1820161017

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 2018

JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN PADA Tn. P TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM DI RUANG IGD RSUD dr. R. SOETRASNO REMBANG

 Nama

: Danu Ariyanto

 NIM

: 1820161017

I.

II.

Identitas

 Nama Klien

: Tn. P

Usia

: 52 tahun 3 bulan

Tanggal Masuk

: Senin, 25 Juni 2018 pukul 10.25 WIB

Tanggal pengkajian

: Senin, 25 Juni 2018 pukul 10.30 WIB

Jenis Kelamin

: laki-laki

Alamat

: Rembang

Diagnosa medis

: Abdominal Pain

Pengkajian

Ds: -

Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah

-

P: Sakit perut

-

Q: tertusuk tusuk 

-

R: bagian perut bawah

-

S: 6 (Sedang)

-

T: terus menerus

Do:

III.

-

TD: 160/80 mmHg

-

 N : 102x/mnt

-

S: 37 C

-

RR:30 x/mnt

-

wajah pasien tampak menahan nyeri

Jurnal Tindakan

Relaksasi Nafas Dalam

A. Pengertian

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam,

napas

lambat

(menahan

inspirasi

secara

maksimal)

dan bagaimana

menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2012).

B. Tujuan

Smeltzer & Bare (2009) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan. C. Prosedur pelaksanaan :

a) Tahap prainteraksi 1. Menbaca status pasien 2. Mencuci tangan 3. Meyiapkan alat  b) Tahap orientasi 1. Memberikan salam teraupetik 2. Validasi kondisi pasien 3. Menjaga perivacy pasien 4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga c) Tahap kerja 1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada ynag kurang jelas 2. Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik 3. Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi udara 4. Intruksikan pasien secara perlahan dan menghembuskan udara membiarkanya keluar dari setiap bagian anggota tubuh, pada waktu bersamaan minta pasien untuk memusatkan perhatian betapa nikmatnya rasanya 5. Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat ( 1-2 menit)

6. Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, kemudian menghembuskan secara  perlahan dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki, menuju keparu paru kemudian udara dan rasakan udara mengalir keseluruh tubuh 7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara yang mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kai dan rasakan kehangatanya 8. Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa bial ras nyeri kembali lagi 9. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan secara mandiri d) Tahap terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan 2. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya 3. Berpamitan dengan pasien 4. Cuci tangan 5. Dokumentasi hasil tindakan D. Analisis

Menurut hasil penelitian(Girsang dkk, 2017), Sebelum dilakukan tindakan teknik relaksasi, dilakukan observasi skala nyeri dengan menggunakan rentang nyeri 1-10, dan hasil yang didapat 30 responden (100%) mengalami nyeri berat. Dan setelah dilakukan teknik relaksasi responden mengalami penurunan nyeri yaitu 24 responden merasakan nyeri ringan (80%) dan 6 responden lainnya mengalami nyeri sedang (20%). setelah pemberian terapi relaksasi nafas dalam pada Tn. P mendapatkan hasil skala nyeri yang mula-mula 6 turun menjadi 5 nafas dalam waktu 2 jam ini sesuai berdasarkan teori dari Smeltzer & Bare (2012) mengatakan bahwa nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan  potensial. Impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan disepanjang system saraf pusat.Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan ditutup. Upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik relaksasi napas dalam (Qittun, 2008). Hal ini didukung oleh penelitian Zeez yang menunjukan ada pengaruh teknik relaksasi terhadap respon adaptasi nyeri. Dan juga dari penelitian yang dilakukan Lukman (2013) yang menjelaskan adanya pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap  penurunan nyeri pada gastrointenstinal.

Daftar Pustaka

Girsang oktafa dkk. 2017. E-jurnal keperawatan pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap intensitas Nyeri gastrointenstinal vol. 4 (1) diruangan kemuning Rumah sakit advent manado Smeltzer & Bare. 2012. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.4. Alih Bahasa : Agung waluyo. Jakarta. EGC.

Priharjo, R. 2009. Perawatan nyeri. Jakarta. EGC.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF