Jurnal Terapi Musik Pada Insomnia

October 10, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Jurnal Terapi Musik Pada Insomnia...

Description

 

EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN GEJALA INSOMNIA INSOMNI A PADA LANSIA DI PANTI WERDA RINDANG ASIH II BONGSARI SEMARANG

Anaya Resha Supriyadi *), Asti Nuraeni **), Mamat Supriyono***)

*) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang **) Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Telogorejo Semarang ***) Staf Dinas Kesehatan Kota Semarang

ABSTRAK

Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur walaupun ada keinginan untuk melakukannya. Gejala insomnia mencakup kesulitan dalam memulai memulai tidur, sering terbangun, terbangun, terbangun pada dini ha hari, ri, keluhan sakit kepala pada siang hari, dan badan terasa lemas. Prevalensi penderita insomnia pada lansia di Indonesia cukup tinggi. Terapi musik dapat mengurangi gangguan tidur, membuat rileks, dan mampu menghilangkan perasaan yang tidak menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian terapi musik terhadap penurunan gejala insomnia pada lansia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasy Eksperiment   dengan rancangan  Pretest- Post Test Design Design.. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh lansia di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari Semarang yang mengalami gejala insomnia. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan  purposive  sampling yang melibatkan 20 responden. Hasil uji perbedaan rerata gejala insomnia dengan uji Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh p value =0,000 yang berarti p value 70 thn Total

Frekuensi 4 16 20

Presentase 20.0 80.0 100

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa terdapat lansia berusia 60-70 tahun sebanyak 4 orang (20%) dan berusia >70 tahun sebanyak 16 orang (80%). Usia atau umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan seseorang dari mulai lahir sampai mati. Usia merupakan salah satu faktor yang dapat menggambarkan kematangan seseorang baik fisik, psikis, maupun sosial sehingga membantu seseorang untuk mampu lebih baik dalam membentuk perilaku (Budiono, 2000, ¶1). 2.  Jenis kelamin Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Lansia di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari Semarang

Penurunan. . . (A. Resha. S)   Efektifitas Pemberian Terapi Musik Terhadap Penurunan. S) 



 

 bulan April 2014 (n=20) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total

Frekuensi 8 12 20

Presentase 40.0 60.0 100.0

Berdasarkan tabel 2 diperoleh hasil bahwa sebagian besar jenis kelamin yang menjadi responden penelitian adalah perempuan sebanyak 12 orang (60%) dan laki- laki 8 orang (40%). Gejala insomnia banyak terjadi pada perempuan daripada laki- laki. Resiko terjadinya insomnia  pada perempuan 2- 5 kali lebih besar dibanding laki- laki. Penyebab pasti kondisi tersebut belum diketahui secara pasti, diduga berkaitan dengan tingkat stress tinggi yang terjadi pada perempuan (Lumbantobing, 2004, hlm. 22). 3.  Lansia Yang Mengalami Gejala Insomnia di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari Semarang Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Yang Mengalami Gejala Insomnia di Panti WerdaRindang Asih II Bongsari Semarang  bulan April 2014 (n=33) Responden Frekuensi Presentase Gejala 20 60.61 Insomnia Tidak Gejala 13 39.39 Insomnia Total 33 100.00 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa lansia yang mengalami gejala insomnia sebanyak 20 orang (60.61%) dan lansia yang mengalami gejala insomnia sebanyak 13 orang (39.39%).terdapat lansia berusia 60-70 tahun sebanyak 4 orang (20%) dan berusia >70 tahun sebanyak 16 orang (80%). Gejala insomnia

menurut Naylor dan Aldirch (1994, dalam Perry & Potter, hlm. 1480) menyebutkan  bahwa biasanya muncul dalam bentuk kesulitan tidur, sering terbangun atau terbangun lebih awal. Perubahan normal terjadi secara bertahap sehingga masih menyisahkan waktu untuk beradaptasi. Gejala



insomnia yang terjadi dapat mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga masalah, yaitu insomnia, gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau ketika terjaga pada malam hari, serta rasa ngantuk yang berlebih pada siang hari. 4.  Gambaran Gejala Insomnia Diberikan Terapi Musik

Sebelum

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Insomnia Sebelum Diberikan Terapi Musik di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari Semarang  bulan April 2014 (n=20) Gejala Insomnia Berat Sedang Ringan Total

Frekuensi

Presentase

20 0 0

100.0 0 0

20

100.0

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebelum diberikan terapi musik, semua lansia sebanyak 20 orang (100%) mengalami gejala insomnia berat. Insomnia adalah gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, atau singkat atau tidur nonrestoratif. Dapat dibedakan menjadi tiga gejala, yaitu gejala berat, sedang, dan ringan. (Potter & Perry, 2005, hlm. 1481). Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu lingkungan yang kurang tenang,  penyakit tertentu yang membuat gelisah, dan depresi atau kecemasan (Nugroho, 200, hlm. 41).

5.  Gambaran Gejala Insomnia Diberikan Terapi Musik

Sesudah

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Insomnia Sesudah Diberikan Terapi Musik di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari Semarang  bulan April 2014 (n=20)

J ur urna nall I lm lmu u K eper aw awat atan an dan K ebida bidana nan n (J I K K )

 

Gejala Insomnia Berat Sedang Ringan Total

Frekuensi

Presentase

0 8 12 20

0 40.0 60.0 100.0

7.  Hasil Analisa Data

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa sesudah diberikan terapi musik, sebanyak 8 orang (20%) mengalami gejala insomnia sedang dan 12 orang (60%) mengalami gejala insomnia ringan. Lansia yang mengalami gejala insomnia mengatakan bahwa mereka merasa kurang tenang, gelisah, sering terbangun, mimpi buruk, dan lemas tubuh di siang hari ketika tidak bisa tidur di malam harinya. Pemberian terapi musik pada lansia dapat membuat rileks pikiran dan memberikan  pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi sehingga dapat membantu proses turunnya gejala insomnia pada lansia. 6.  Uji Normalitas Data Tabel 6 Uji Normalitas Data Responden Dengan Skor S kor Gejala Insomnia Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari Semarang  bulan April 2014 (n=20) Skor Gejala Insomnia Skor Gejala Insomnia Sebelum Terapi Musik Skor Gejala Insomnia Sesudah Terapi Musik

analisis data dilanjutkan dengan menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test.

Tabel 7 Hasil Analisa Data Responden Resp onden Dengan Menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test   Di Panti WerdaRindang Asih 2014 II Bongsari Semarang bulan April (n=20) Terapi Musik

Kategori

Uji Wilcoxon Signed Rank

Berat

Sebelum Terapi Musik (n) (%) 20 100

Sesudah Terapi Musik (n) 0

(%) 0

Sedang Ringan Jumlah

0 0 20

8 12 20

40 60 100

0 0 100

.000 1

Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test   diatas efektifitas terapi musik terhadap  penurunan gejala insomnia pada lansia menunjukkan hasil nilai p= 0.0001 (
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF