jurnal hipotermi 10

May 26, 2018 | Author: Zaqila Atk | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download jurnal hipotermi 10...

Description

PENGARUH MEMANDIKAN BAYI YANG TERLALU AWAL (KURANG DARI 6 JAM SETELAH KELAHIRAN) PADA BAYI LAHIR CUKUP BULAN TERHADAP KONDISI SUHU TUBUH BAYI B AYI

*)Nur Aini *)Dosen Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Insan Unggul Surabaya

ABSTRACT

 Newly-born  Newly-born babies are not yet able to control their body temperatures adequately and may get hypothermia easily unless it is immediately prevented. Hypothermia is a decrease of body temperature to below 36,5°C. The babies with hypothermia have a high risk of getting sick or dying. The study aims to know the influences of bathing the babies promptly born on the conditions of their body temperatures compare to that of those babies not immediately bathed in Maternitiy Hospital and Medical Medical Centre “Gajayana”and Maternity Hospital “Sayang Ibu” of Sengkaling of Malang. It is an observational observational study using cross sectional sectional research design. Its sample consist of 20 babies divided into 2 groups of 10 babies, i.e, a group of babies being bathed less than 6 hours after birth and a group of babies being bathed more than 6 hours after birth. Those babies are selected using a  purposive sampling technique. technique. The collected data is analyzed analyzed using independent t-test test with with α of 0,01. Based on the results, it is found that tcalc is -2,958 and ttable is 2,878. Because tcalc is larger than ttable (α=0,01, df=18), Ha is accepted and Ho is rejected. It means that bathing babies promptly early (less than 6 hours after birth) may cause hypothermia compared to those babies not immediately  bathed. Key Words : Hypotermia, Newly-born babies, Bathing the babies

LATAR BELAKANG Penatalaksanaan suatu persalinan  baru dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan  pertolongan dengan segera, aman dan bersih  pada bayi baru lahir adalah bagian esensial dari asuhan bayi baru lahir. Sebagian besar kesakitan dan kematian bayi baru lahir disebabkan oleh asfiksia, hipotermia, dan / atau infeksi. Kesakitan dan kematian bayi  baru lahir dapat dicegah apabila asfiksia segera dikenali dan ditatalaksana serta dilakukan pencegahan hipotermia dan infeksi ( JNPK-KR dan Depkes RI, 2002). Ada beberapa penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi baru lahir, salah satunya adalah pencegahan kehilangan panas. Cara melakukan  pencegahan hilangnya panas ini antara lain: mengeringkan bayi secara seksama; menyelimuti bayi dengan selimut atau kain  bersih, kering dan hangat; menutup bagian kepala bayi dan tidak segera menimbang

atau memandikan bayi baru lahir. Jika hal ini tidak dilakukan dengan benar maka akan

mempengaruhi suhu tubuh bayi. Bayi yang  baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Karena itu, bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermia)  beresiko tinggi untuk jatuh sakit / meninggal ( JNPK-KR dan Depkes RI, 2002). Hipotermia merupakan suatu keadaan di mana terjadi penurunan suhu tubuh yang disebabkan oleh berbagai keadaan, terutama karena tingginya konsumsi oksigen (O2) dan penurunan suhu ruangan. Suhu normal adalah suhu tubuh yang menjamin kebutuhan oksigen (O2) bayi secara individual dapat terpenuhi. Istilah hipotermia pada neonatus secara umum digambarkan sebagai penurunan suhu tubuh di bawah 36,5 °. Penurunan suhu tubuh pada  bayi juga menyebabkan perubahan fisiologis  baik pada nadi n adi (denyut jantung), pernafasan

27

maupun kulit bayi (http://www.tempo.co.id/medika/arsip/0220 01/hor-1.htm). Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya hipotermia antara lain: Penurunan suhu ruangan, kekurangan lemak subkutan, bayi yang tidak segera dibungkus setelah lahir, terlalu awal dimandikan (kurang dari 6 jam setelah lah ir atau menurut  pendapat lain kurang dari 4 jam) dan lainlain (http://www.tempo.co.id/medika/arsip/0220 01/hor-1.htm;  JNPK-KR dan Depkes RI, 2002). Sebenarnya memandikan bayi  pada awal kelahiran (Initial Bathing)  bergantung pada keadaan bayi. Bayi cukup  bulan dan sehat dapat dimandikan segera setelah lahir, namun ada beberapa perbedaan  pendapat mengenai hal ini. Penny-MacGillivary (1996), menyarankan agar bayi dimandikan secepatnya untuk mengurangi resiko  penyebaran infeksi melalui darah misalnya HIV (Taylor dan Johnson, 2004). Hal tersebut berbeda dengan yang diungkapkan oleh Johnston (1998), dia merekomendasikan penundaan waktu mandi  pertama sampai saat pemberian susu untuk mengurangi resiko kedinginan pada  bayi(Taylor dan Johnson, 2004). Sedangkan menurut buku acuan persalinan normal yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2002, bayi yang  baru dilahirkan tidak boleh segera dimandikan. Tunggu hingga sedikitnya 6  jam setelah lahir atau sampai temperature tubuh bayi stabil (temperatur aksila 36,5-37 °C), karena memandikan bayi dalam  beberapa jam pertama kehidupannya dapat mengarah pada kondisi hipotermia dan sangat membahayakan keselamatan bayi (JNPK-KR dan Depkes RI, 2002). Selain itu, memandikan bayi setelah lahir juga dapat menghilangkan verniks, padahal verniks ini  berfungsi melindungi kulit dan membunuh  bakteri (http://www.mitrakeluarga.net/menyusuibay i.html).  Namun dalam kenyataan di lapangan, masih ada beberapa tenaga kesehatan yang segera memandikan bayi kurang dari 6 jam setelah kelahiran bahkan tanpa mengukur lebih dahulu apakah suhu  bayi dalam keadaan stabil. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dari tenaga kesehatan, atau adakah faktor-

faktor lain yang menyebabkan mereka melalukan hal ini. Oleh karena adanya beberapa  perbedaan pendapat dan fakta yang terjadi di masyarakat, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu tubuh bayi lahir cukup bulan yang terlalu awal dimandikan (kurang dari 6 jam setelah kelahiran) dibandingkan dengan bayi yang tidak segera dimandikan. METODE Penelitian ini menggunakan  pedekatan studi observasional dengan desain  penelitian Cross Sectional . Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah bayi lahir cukup bulan yang dimandikan kurang dari 6 jam setelah kelahiran dan bayi lahir cukup bulan yang dimandikan lebih dari 6 jam setelah kelahiran, sedangkan variabel dependennya suhu tubuh bayi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik  purposive sampling   dan diperoleh 20 sampel yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok bayi yang dimandikan kurang dari 6 jam setelah kelahiran (bayi di RB dan Balai Pengobatan “Gajayana” Malang) dan kelompok bayi yang dimandikan lebih dari 6 jam setelah kelahiran (bayi di RB “Sayang Ibu” Sengkaling), dengan kriteria inklusi : berat  bayi 2700 gr ke atas dan usia gestasi 37-42 minggu; bayi dilahirkan antara jam 6 pagi sampai jam 3 sore dengan suhu ruangan 2025 °C, suhu air 36,6-37,2 °C, lama memandikan (mulai melepas pakaian sampai mengedong/membungkus bayi) kira-kira 1015 menit dan area memandikan jauh dari ventilasi udara ; Bayi tidak sakit dan tidak mengalami kesukaran bernafas dan kelainan/penyakit yang menyertai. Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober sampai Desember 2008. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah metode observasi dengan instrument lembar observasi. Observasi variabel independen dilakukan dengan cara melihat apakah bayi yang dilahirkan dimandikan kurang dari 6  jam setelah kelahiran atau lebih dari 6 jam setelah kelahiran. Sedangkan observasi pada variabel dependen dilakukan dengan cara melakukan pengukuran suhu tubuh bayi lahir cukup bulan. Pada bayi yang dimandikan kurang dari 6 jam setelah kelahiran, observasi suhu dilakukan dalam 15 menit  pertama setelah bayi lahir kemudian bayi

28

dimandikan dan suhu diobservasi kembali selama 2 jam tiap 30 menit sekali. Sedangkan pada bayi yang dimandikan lebih dari 6 jam setelah kelahiran, dilakukan observasi dalam 15 menit pertama setelah  bayi lahir, kemudian tiap 2 jam sampai bayi dimandikan dan setelah itu diobservasi kembali selama 2 jam tiap 30 menit sekali. Analisa data pada penelitian ini mengunakan program SPSS  for Windows dan untuk uji hipotesisnya digunakan  penghitungan statistik parametrik t-Test Independen dengan α=0,01. HASIL PENELITIAN Dari hasil penghitungan instrumen penelitian diketahui bahwa pada

kelompok bayi yang dimandikan kurang dari 6 jam setelah kelahiran usia kehamilan sampel terbanyak adalah 40 minggu sejumlah 6 sampel. Sedangkan pada kelompok bayi yang dimandikan lebih dari 6  jam setelah kelahiran usia kehamilan yang terbanyak adalah 38 minggu sejumlah 5 sampel. Pada kelompok bayi yang dimandikan kurang dari 6 jam setelah kelahiran berat badan sampel t erbanyak adalah 3500 gram sejumlah 3 sampel. Sedangkan pada kelompok bayi yang dimandikan lebih dari 6 jam setelah kelahiran berat badan yang terbanyak adalah 3000 gram sejumlah 4 sampel.

Tabel 5.1.1 Daftar Suhu Tubuh Bayi  No Bayi yang dimandikan kurang dari 6 jam setelah kelahiran Suhu awal Suhu Ket (setelah akhir lahir) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

36,4 °C 36,0 °C 36,6 °C 36,2 °C 37,4 °C 37,8 °C 36,6 °C 36,7 °C 36,5 °C 36,2 °C

36,1 °C 35,9 °C 36,6 °C 36,0 °C 36,0 °C 36,4 °C 36,5 °C 36,6 °C 36,8 °C 36,3 °C

Stress dingin Hipotermia sedang Normal Stress dingin Stress dingin Stress dingin Normal Normal Normal Stress dingin

Dari tabel 5.1.1 diketahui bahwa pada kelompok bayi yang dimandikan kurang dari 6 jam dan lebih dari 6 jam setelah kelahiran, suhu awal bayi sebagian dalam batas normal (36,5 °C ke atas pada p engukuran aksila)

Bayi yang dimandikan lebih dari 6 jam setelah kelahiran Suhu Suhu Ket awal akhir (setelah lahir) 36,2 °C 36,5 °C Normal 37,1 °C 36,5 °C Normal 36,6 °C 36,4 °C Stress dingin 36,0 °C 36,5 °C Normal 36,4 °C 36,5 °C Normal 36,8 °C 36,5 °C Normal 36,5 °C 36,6 °C Normal 36,3 °C 36,9 °C Normal 36,3 °C 36,6 °C Normal 36,4 °C 36,7 °C Normal

hanya beberapa bayi yang suhu awalnya di  bawah 36,5 °C yang mengalami hipotermia.  Namun ada pula bayi dengan suhu awal normal tapi mengalami hipotermua.

Tabel 5.2.1 Perbedaan Kondisi Suhu Tubuh Bayi Yang Dimandikan Kurang Dari 6 Jam dan Lebih Dari 6 Jam Setelah Kelahiran  No. Kondisi Suhu Tubuh Bayi Yang Dimandikan Bayi Yang Dimandikan Lebih Kurang Dari 6 Jam Setelah Dari 6 Jam Setelah Kelahiran Kelahiran F F 1 Normal 4 9 2 Stress dingin (cold stress) 5 1 3 Hipotermia sedang 1 4 Hipotermia berat 5 Hipertermia Jumlah 10 10 t hitung = -2,958 ttabel =2,878

29

Dari tabel tersebut didaptkan t hitung = -2,958 dengan sig (P value) = 0,008 (α=0,01; df =18 ; batas atas = -,01562 dan  batas bawah =-1,14438) lebih besar dari ttabel =2,878 maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti memandikan yang terlalu awal (kurang dari 6 jam setelah kelahiran) pada  bayi lahir cukup bulan berpengaruh terhadap kondisi suhu tubuh bayi dibandingkan pada  bayi yang tidak segera dimandikan. Dari tabel dapat kita lihat bahwa pada kelompok  bayi yang dimandikan kurang dari 6 jam setelah kelahiran bayi yang mempunyai suhu tubuh normal adalah sejumlah 4 sampel,  bayi yang mengamati stress dingin (cold  stress)  sebanyak 5 sampel dan yang mengalami hipotermia sebanyak 1 sampel. Sedangkan pada kelompok bayi yang dimandikan lebih dari 6 jam setelah kelahiran bayi yang mempunyai suhu tubuh normal adalah sejumlah 9 sampel dan bayi yang mengalami stress dingin  (cold stress) sebanyak 1 sampel. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian didapatkan  bahwa memandikan yang terlalu awal (kurang dari 6 jam setelah kelahiran) pada  bayi lahir cukup bulan berpengaruh terhadap kondisi suhu tubuh bayi dibandingkan pada  bayi yang tidak segera dimandikan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Depkes RI dan Lubis (2005), bahwa memandikan bayi kurang dari 6 jam setelah kelahiran dapat memicu terjadinya hipotermia. Memandikan bayi setelah lahir  juga dapat menghilangkan verniks yang  berfungsi untuk melindungi kulit dan membunuh bakteri (Vulliani,D.G., 1982). Bayi baru lahir belum dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat cepat kedinginan jika kehilangan  panas tidak segera dicegah.  Namun ada pula yang berpendapat  bahwa waktu mandi pertama bergantung  pada keadaan bayi. Bayi cukup bulan dan sehat dapat segera dimandikan setelah lahir. Johnson (1998), menyarankan agar bayi dimandikan secepatnya untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi melalui darah (Taylor dan Johnson, 2002). Memandikan bayi setelah lahir  Initial Bathing)  diduga dapat menyebabkan hipotermia melalui mekanisme evaporasi (penguapan akibat permukaan tubuh bayi yang basah setelah dimandikan). Pada kelompok bayi yang dimandikan lebih dari 6

 jam setelah kelahiran meskipun ada  beberapa bayi dengan suhu awal di bawah 36,5 °C tapi mereka tidak mengalami hipotermia, kemungkinan hal ini disebabkan karena kondisi bayi dan mekanisme thermoregulasi  sudah stabil. Sedangkan  pada kelompok bayi yang dimandikan kurang dari 6 jam setelah kelahiran, ternyata  bayi dengan suhu awal di atas 36,5 °C ataupun di bawah 36,5 °C juga dapat mengalami hipotermia. Kemungkinan ini disebabkan karena mekanisme thermoregulasi  pada bayi belum stabil sehingga  initial bathing (memandikan bayi setelah lahir) dapat menyebabkan hipotermia. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Depkes RI (2002) bahwa sebelum memandikan bayi kita harus menunggu sedikitnya 6 jam/atau sampai suhunya stabil (36,5 °C atau lebih pada pen gukuran aksila). SIMPULAN Penelitian terhadap 20 sampel pada kelompok bayi yang dimandikan kurang dari 6 jam setelah kelahiran dan lebih dari 6 jam setelah kelahiran memberikan hasil bahwa memandikan bayi yang terlalu awal (kurang dari 6 jam setelah kelahiran) dapat menyebabkan hipotermia dibandingkan pada  bayi yang tidak segera dimandikan. SARAN 1. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan Sebaiknya bayi baru lahir tidak perlu segera dimandikan, hal ini untuk mencegah terjadinya hipotermia karena hipotermia dapat meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas. 2. Bagi Perawat dan Tenaga Kesehatan Lainnya Sebaiknya perawat dan tenaga kesehatan lainnya tidak segera memandikan bayi  baru lahir, namun jika ingin melakukan  Initial Bathing  (memandikan bayi setelah lahir) harus menunggu sedikitnya 6 jam atau sampai suhu bayi stabil. Dan jika terjadi hipotermia pada bayi baru lahir, segera lakukan penanganan supaya hipotermia pada bayi baru lahir tidak menjadi parah dan tidak membahayakan keselamatannya. 3. Bagi Masyarakat Apabila masyarakat mengetahui ada tenaga kesehatan yang segera memandikan bayi baru lahir, sebaiknya masyarakat segera mengingatkan karena hal ini dapat membahayakan kondisi  bayi.

30

DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi 5. Jakarta : Rineka Cipta Avery. 2007. Thermoregulation in Newborn, (On line). (http://www.bae.nscu.edu/Research/blanchar  d/www/465/textbook/otherprojects/2002/neo natology-00/project/thermoregulation.html Boban and Jensen. 1991. Essensials of Maternity Nursing. Edisi 3. USA. Mosby Year Book. Hal 497-501 Danuatmaja, B dan Meilliasari, M. 2004. 40 hari pasca persalinan, solusi dan masalahnya. Edisi 3. Jakarta : Puspa Swara. Hal 18 Hadijono, S. 2005. Thermoregulation in  Newborn. FK UNDIP RSUP Dr. Kariadi Semarang Huliana. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta : Puspa Swara. Hal 8284 JNPK-KR dan Depkes RI. 2002. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : Jaringan  Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi Bekerjasama Dengan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Bab IV hal 1-7 Lubis. 2005. Hipotermia Pada Neonatus. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUSU/RSUP H.Adam Malik Medan Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Hal 125  Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Perinal Advisory Council Leadership, Advocacy and Consultation/PACLAC. 2005. Thermoregulation (Online). (http://paclac.org/manualsguidelines/thermor  egulationfinal 5.4.98.pdf ) RS Kemayoran. 2005. Kapan dan Bagaimana Bayi Harus Dimandikan (Online), (http://www.mitrakeluarga.net.menyusuibayi .html). Saifudin (Ed). 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan  Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Bekerjasama Dengan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi-POGIJHPIEGO/MNH Program. Soedigdomarto et al. 1979. Perawatan Ibu di Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI-Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Subiyanto. 2000. Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi. Edisi 3. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Sugiyono. 2000. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Taylor dan Johnson. 2004. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta : EGC Vulliamy, D.G. 1982. The New Born Child. Edisi 15. Singapura : Longman Group Wong and Whaey. 1990. Clinical Manual of Pediatric Nursing. Philadelphia : CV. Mosby Company

31

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF