Jurnal Alat Pembuat Pelet PDF

September 15, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Jurnal Alat Pembuat Pelet PDF...

Description

 

 AQLI  

e-ISSN: 2622-0199

Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah

Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian Volume 2, Nomor 2, 2019 Nama Penulis

:

Judul

:

Halaman Url

: :

Rusdi Wibowo, M.Nur Syah Putra, M. Rizky Siswanto, Lila Bismala Rancang Bangun Mesin Pengolah Pakan Lele Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Operasional 68-75 https://ejurnal.id/index.php/jspp/ https://ejurnal.id/index.php/jspp/article/view/257 article/view/257

Tentang Jurnal Sains Penelitia Penelitian n Pengabdi Pengabdian an Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian adalah jurnal yang bertujuan untuk mempublikasikan kertas kerja ilmiah (scientific research) para pembelajar dan praktisi khususnya untuk karya penelitian dan pengabdian masyarakat baik yang dihasilkan dari tugas perkuliahan, skripsi, tesis, kompetisi ilmiah, atau program pengabdian masyarakat dan atau hasil karya lainnya dari berbagai disiplin ilmu. | https://ejurnal.id/index.php/jspp https://ejurnal.id/index.php/jspp | [email protected] [email protected] om | Tentang Lembaga Penelitian Penelitian dan Penulisan Ilmiah AQLI (LPPI-AQLI) (LPPI -AQLI) Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah AQLI (LPPI-AQLI) adalah lembaga yang bertujuan menyebarluaskan ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni kepada masyarakat melalui kegiatan pendidikan (non formal), pelatihan, publikasi, dan penyelenggaraan forum ilmiah. Alamat: Jl. Pancing 5 Komp. Permata Hijau No. 19, Medan Labuhan, Medan Medan,, 20251. | https://aqli.org | [email protected] |

 

 

© LPPI AQLI Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian Vol. 2 No.2, 2019 Hlm. 68-75

 

RANCANG BANGUN MESIN PENGOLAH PAKAN LELE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA OPERASIONAL Rusdi Wibowo M.Nur Syah Putra Putra M. Rizky Siswanto Lila Bismala Program Studi S1 Teknik mesin Universitas Muhammadiayah Sumatera Utara E-Mail: [email protected] [email protected]

 ABSTRACT Purposes     Thisprogramaimstodesignacatfishfeedprocessingmachineto improveoperationalcostefficiency Methods     The he meth metho od used used is prepar eparin ing, g, de desi sig gning ning equ equipme ipmen nt, t, maki makin ng equipment,implementing,andevaluatingtheprogram. Findings     Catf Catfish ish fe feed ed proces processin sing g mach machine ines s ar are e very very be benef nefic icia ial l for for farm farmer er partner ers, s, so so they are no lon longer er depen epend dent ent on catfis ish h fee eed d man ma nuf ufac actu ture rerrs. s. Wit ith h th the e crea creati tion on of catf catfis ish h fe feed ed proce rocess ssin ing g mach ma chine ines, s, ca catf tfish ish fa farm rmer ers s ca can n proces process s their their ow own n ca catf tfish ish fe feed ed in ordertoreducethecostoffulfillingcatfishfeed. Keywords     Catf Catfish ish fe feed ed, , ca catf tfish ish fe feed ed pr proc ocess essin ing g ma mach chine ine, , ope opera ratio tiona nal l co cost st efficiency.  

PENDAHULUAN Dalam operasional budidaya lele, biaya terbesar adalah pakan. Biaya pakan yang terlalu mahal bagi petani lele, karena menggunakan pakan pabrikan, membuat biaya operasional menjadi tinggi, sehingga keuntungan yang diperoleh sangatlah kecil jika dibandingkan dengan biaya operasional yang dikeluarkan. Selain itu petani lele membutuhkan pakan lele dengan protein tinggi dengan harga terjangkau di mana petani lele mengalokasikan 1 kg pakan untuk 1 kg lele. Sedangkan harga pakan pabrik berkisar Rp 9.500,- s/d Rp. 14.500,- per kg nya hanya untuk yang kualitas biasa, sedangkan untuk kualitas berprotein tinggi harganya ± Rp. 20.000,- yang digunakan untuk 1 kg nya lele. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan pakan pabrikan sangat besar bila dibandingkan dengan biaya produksi lainya yaitu mencapai 50-65 % dari total biaya produksi (Sutikno, Nur, & Sony, S ony, 2011). Petani lele merasakan dampak harga pakan terhadap biaya operasional pemeliharaan lele, dan berimbas kepada keuntungan yang diperoleh. Dalam hal ini petani lele yang kami jadikan mitra ialah ibu Jumiati petani lele asal Medan Tembung yang telah memulai usaha budidaya ternak lele sejak tahun ta hun 2017. Tetapi belum mendapatkan hasil yang maksimal karena masih menggunakan konsentrat

JSPP 2(2) 68   68

 

 

sebagai pakan ternak dari pabrik sehingga hasil panen yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya produksi. © LPPI AQLI

Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian Vol. 2 No.2, 2019 Hlm. 68-75

 

Untuk itu melalui program kreativitas mahasiswa dalam bidang penerapan teknologi yang dihadirkan serta didanai oleh RISTEKDIKTI maka penulis mencari solusi dari permasalahan mitra dan hadirlah di pemikiran kami untuk membuat suatu rancang bangun mesin pengolah pakan lele untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional petani lele yang dalam hal ini kami harapkan mesin pengolah pakan lele ini akan dapat memproduksi pakan lele sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat serta bergizi agar mengurangi biaya operasional dalam pemenuhan kebutuhan kebutuhan pakan ternak lele. Mesin cetak pelet apung adalah sekumpulan alat atau mesin yang berfungsi mencetak pelet apung. Alat cetak pelet apung akan membantu proses pencetaka pencetakan n Screw ew pre press ss peneliti telah bahan pelet yang hasilnya mengapung. Modifikasi Scr membuktikan bahwa dengan mesin ini pelet bener bener bisa mengapung.

METODE Metode pelaksanaan kegiatan ini untuk memberikan solusi dari permasalahan pembuatan pelet ikan lele dilakukan dengan prosedur kerja yang mendukung realisasi pembuatan mesin pelet ikan lele. Program ini menggunakan metode eksperimen atau uji coba. Langkah-langkah yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan: (1) Persiapan; (2) Perancangan alat; (3) Pembuatan alat; (4) Pelaksanaan (implementasi) program; dan (5) Evaluasi. Hasil eksperimen diamati setiap hari. Parameter yang digunakan dalam pengamatan adalah: kapasitas efektif alat (kg/jam); rendemen; persentase bahan adonan tertinggal di mesin (%); dan analisis ekonomi.

HASIL DAN DISKUSI Program ini dilakukan dengan menggunakan masing-masing tahapan, seperti dijelaskan di dalam bagian berikut ini. Pertama, persiapan. Langkah persiapan ini dilakukan untuk mempelajari pustaka

yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan mesin serta pembuatan pelet yang komposisi serta berproteinnya baik.

JSPP 2(2) 9 

 

 

© LPPI AQLI

Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian Vol. 2 No.2, 2019 Hlm. 68-75

 

Kedua, Kedua , peran perancan cangan gan alat  alat . Pada kegiatan ini dimulai dengan mendesain dan melakukan perhitungan statis (rangka pada motor, rangka pada cetakan, kekuatan las dan mur/baut), dan perhitungan perhitungan dinamis seperti daya motor, pulley, sabuk dan diameter poros. Ketiga, pembuatan pembuatanalat  alat . Kegiatan pembuatan alat dilakukan beberapa tahap: (a) screw, cetakan, pisau potong, Pembuatan rangka; (b)er  Pemasangan Pemasan gan bearing , poros,(c) pu pulley lley, , gearb gearbox ox reduc reducer    dan motor penggerak; Pemasangan kompor dan blower . Keempat, pelaksanaan program dan kegiatan. Pada pelaksanaan program dan kegiatan dilakukan dengan melakukan pengujian mesin dalam menghasilkan menghasilkan pelet dari adonan campuran bahan-bahan baku sebelumnya dan telah diuji laboratorium yang kemudian diberikan ke ikan lele. Kelima, evalua Kelima, evaluasi  si . Evaluasi yang dilakukan pada program ini adalah: (1) Evaluasi pengadaan bahan baku untuk pembuatan pelet dengan mesin pelet ikan lele yang berprotein dan bergizi tinggi; (2) Evaluasi pelaksanaan pelatihan dan penggunaan mesin pelet ikan lele; (3) Evaluasi pelaksanaan hasil pembuatan pelet ikan lele; (4)

Evaluasi pelaksanaan pelatihan perawatan dan pemeliharaan mesin; dan (5) Evaluasi laporan kegiatan PKM secara keseluruhan. Mesin cetak pelet apung yang dirancang di dalam program ini merupakan sekumpulan alat atau mesin yang berfungsi mencetak pelet apung. Gambar 1 memperlihatkan rancangan tersebut.

Gambar 1. Mesin pencetak pakan lele apung Keterangan: 1.MesinDynam 1.Mesin Dynamo o 2. Out OutputPaka putPakanLele nLele 3.Indikato 3.IndikatorTemper rTemperatu atur r 4.Exstuder 4.Exstuder 5.Ulir6.Wadah 5.Ulir6.Wadah MasukBahanBaku7.P MasukB ahanBaku7.Puli8.Belting9.Mo uli8.Belting9.MotorDinamo. torDinamo.

  Spesifikasi mesin pencetak pelet apung yang telah dirancang adalah sebagai berikut:

JSPP 2(2) 7

 

 

© LPPI AQLI

Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian Vol. 2 No.2, 2019 Hlm. 68-75

 

(1)  Energi yang digunakan (2)  Dimensi (3)  Penggerak (4)  Daya atau power (5)  Kapasitas (6)  Bahan Material

: listrik : 400mm x 200mm x 200mm : Motor dinamo : 2 HP : 15kg/jam – 20kg/jam : Plattezer

(7)  Rangka (8) Sistem

: Besi Siku : Press dan Ulir

 

Gambar nyata mesin pencetak pelet yang telah dihasilkan dapat dilihat di dalam gambar 2.

Gambar 2. Mesin pengolah pengolah pakan ikan lele Prosedur pengoperasian mesin pembuat pakan lele tersebut sangat sederhana. Berikut adalah runtutan sistem pengoperasian mesin pembuat pakan ikan lele ini: (1) Menekan tombol on untuk menghidupkan mesin; (2) Memasukkan bahan baku yang telah siap di campur dengan rata ke tempat penampang (corong masuk) bahan baku yang ada di mesin; (3) Bahan di proses di dalam mesin; (4) Setelah bahan telah selesai diproses di mesin, maka akan keluar pakan lele dari lubang pencetakan; (5) Selesai. Sementara itu, prosedur pembuatan adonan bahan baku pelet adalah sebagai berikut: (1) Adonan yang akan dicetak dipersiapkan terlebih dahulu; (2) Menimbang bahan adonan sebanyak 1 kg atau sebanyak yang diperlukan; (3) Mempersiapkan alat pencetak pelet ikan; (4) Memasukkan adonan yang akan dicetak ke dalam saluran masuk mesin; (5) Melakukan pengujian parameter; dan (6) Mengulangi langkah 1-5 sampai pelet sudah memenuhi target pembuatan harian pakan ikan lele. Bahan kandungan utama pelet yang paling dominan adalah tepung ikan. Tepung ikan digunakan karena kandungan proteinnya yang tinggi dan gizi lainnya. Namun harga tepung ikan ini mahal, oleh karena itu peneliti bisa mencampurnya dengan bahan-bahan lain yang lebih murah tanpa mengurangi kandungan protein yang

JSPP 2(2)

ada.

7

 

 

Pakan lele alternatif yang peneliti buat harus disesuaikan dengan kebutuhan standar ikan lele untuk tumbuh dan berkembang dengan baik dan cepat (lihat tabel 1). © LPPI AQLI

Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian Vol. 2 No.2, 2019 Hlm. 68-75

Tabel 1. Spesifikasi bahan-bahan bahan-bahan pelet apung apung

 

Bahan Tepung Ikan Bungkil Kedelai Dedak Padi Ampas Jagung Vitamin

Protein 62.99 36,6 18.46 10.40 15.58

Lemak 8.4 14.30 15.73 0.53 6.8

Untuk itu, ada banyak bahan alternatif yang bisa didapatkan, sebaiknya yang menjadi acuan adalah kandungan protein. Tabel 1 memperlihatkan berbagai bahan beserta kandungannya dalam satuan persen (%). Sebagai contoh, misalnya ingin membuat pakan lele dari campuran 50 kg tepung ikan (kandungan protein 62,9%) dengan 50 kg dedak halus (15,58%). Apakah campuran tersebut memenuhi kebutuhan protein ikan lele?   Jumlah protein dalam tepung ikan = 62,9% x 50 kg = 31,45 kg 



     





 



Jumlah protein dalam dedak halus = 15,58 x 50 kg = 7,79 kg Jumlah total protein dari tepung ikan dan dedak halus = 39,24 kg Artinya dari total berat bahan baku 100 kg didapat protein 39,24 kg atau 39,24% dari adonan tersebut adalah protein. Hal ini mencukupi untuk pakan lele dimana minimal tersedia kandungan protein kasar sebanyak 30%. Untuk memperkaya kandungan nutrisi, kita bisa menambahkanny menambahkannya a dengan berbagai vitamin ikan yang tersedia di pasaran.

Bentuk nyata pelet yang telah dihasilkan di dalam program ini dapat dilihat di dalam gambar 3.

Gambar 3. Pelet Apung

JSPP 2(2) 7

 

 

Pelaksana kegiatan terakhir adalah adalah membuktikan membuktikan kinerja mesin agar dapat dapat diketahui apakah mesin dapat mencetak pelet lebih optimal. © LPPI AQLI

Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian Vol. 2 No.2, 2019 Hlm. 68-75

 

Hasil dari uji kinerja dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan dengan berat bahan baku yang digunakan sebanyak 7 kg. Perhitungan kapasitas pencetakan dihitung dengan cara berikut ini: (1)  Berat pelet terbentuk

6,2 =

waktu yang dibutuhkan

 

=15,32 kg/jam.

 

=15,60 kg/jam.

 

0,413

(2)  Berat pelet terbentuk

6,3 =

waktu yang dibutuhkan

0,411

(3)  Berat pelet terbentuk

6,4 =

waktu yang dibutuhkan

=15,01 kg/jam.

0,410

Rata-rata kinerja mesin untuk mencetak pelet seperti yang telah dihitung di atas dapat dilihat di dalam tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Hasil uji kinerja mesin Berat bahan awal 7 7 7 Rata-rata

Waktu (jam) 0,413 0,411 0,410 1,083

Berat bahan akhir (kg) 6,2 6,3 6,4 6,3

Kapasitas (kg/jam) 15,01 15,32 15,60 15,31

Berikut ini diperlihatkan hasil perhitungan untuk mengetahui persentase pelet yang tidak tercetak. (1)  Berat awal  – berat akhir

7-6,2 x 100% =

Berat awal (2)  Berat awal  – berat akhir

x100%=11,42% 7 7-6,3

x 100% = Berat awal (3)  Berat awal  – berat akhir

x100%=10%

 

7 7-6,4 x 100% =

Berat awal

 

x100%=8,57%

 

7

Persentase rata-rata pelet yang tidak tercetak dapat dilihat di dalam tabel 3 berikut ini.

JSPP 2(2) 7

 

 

Tabel 3. Perhitungan persen yang tidak tercetak

© LPPI AQLI

Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian Vol. 2 No.2, 2019 Hlm. 68-75

 

Berat bahan awal 7 7 7 Rata-rata

Berat bahan akhir (kg) 6,2 6,3 6,4 6,3

Persen yang tidak tercetak (%) 11,42 10 8,57 9,9

Untuk mengetahui bagaimana efisiensi penggunaan dana sebelum dan sesudah menggunakan mesin mesin pembuat pelet dapat dilihat di dalam tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Kondisi sebelum dan sesudah menggunakan mesin pembua pembuatt pelet Sebelum Satu kolam berisi 3000 ekor ikan lele, membutuhkan 300 kg pakan pelet, dengan biaya sebesar Rp. 2.980.000 menggunakan pakan pembelian dari luar.

Sesudah Satu kolam berisi 3000 ekor ikan lele, membutuhkan 300 kg pakan pelet, dengan biaya sebesar Rp.2.550.000 dengan menggunakan pakan produksi sendiri.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, telah diperoleh data bahwa dengan menggunakan mesin pengolah pakan ikan lele, petani dapat menghemat dana yang seharus Rp. 2.980.000 menjadi Rp. 2.550.000.

PENUTUP Permasalahan kebutuhan akan pakan ikan lele yang baik dan dengan harga yang ekonomis menjadi hal terpenting untuk mengoptimalkan keuntungan petani ikan lele. Oleh karena itu, salah satu menyediakan mesin pengolah pakan lele akan memberikan manfaat besar bagi mitra petani ikan lele. Petani tidak lagi tergantung lagi pada pakan lele pabrikan. pabrikan. Dalam program ini, peralatan pengolah pakan diawali dengan persiapan, perancangan, pembuatan alat, pelaksanaan program dan evaluasi. Mesin pengolah pakan lele menggunakan motor penggerak 2 HP yang dihubungkan ke gearboxreducer  agar   agar tenaga pada mesin lebih stabil untuk menggerakkan poros ulir pencetak adonan bahan-bahan, lalu adonan yang tercetak masuk melewati exturder untuk tahap pemanasan agar pelet lebih kering maksimal.

Dari hasil pengujian kinerja mesin pencetak pelet, kapasitas untuk mencetak pelet menunjukkan rata-rata hasil sebesar 15,31 kg/jam. Sementara itu, kapasitas yang tidak tercetak adalah sebesar 9,9 %. Dari hasil evaluasi, diperoleh informasi bahwa mitra petani lele merasakan manfaat dari mesin pencetak lele, dengan menghemat biaya operasional dari Rp. 2.980.000 menjadi Rp. 2.550.000.

JSPP 2(2) 7

 

 

REFERENSI

© LPPI AQLI

Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian Vol. 2 No.2, 2019 Hlm. 68-75

 

Ertanto, D. A., Daulay, S. B., & Munir, A. P. (2017). Rancang bangun alat pencetak pelet ikan manual: Design of Manual Fish Pellet Mold.  Jurna  Jurnal l Rekayasa Rekayasa PangandanPertanian,5(3), PangandanPertanian,5 (3), 565-570. Leksono, Y. K., & Tika, I. I . W. (2014). Modifikasi mesin pencetak pakan budidaya lele berbentuk pellet dengan kebutuhan daya rendah. Jurna rendah.  Jurnal l BETA (Biosistem danTeknikPertanian),, 2(1), 1-9.  danTeknikPertanian) 1-9.  Sutikno, E., Nur, A., & Sony, A. F. M. (2011). Pembuatan pelet apung skala rumah tangga dengan peralatan sederhana. Pr Prosi osidin ding g For Forum um Ino Inova vasi si Tek Tekno nolog logi i  Akuakultur   Akuak ultur  ,  , 1(1), 1095-110 1095-1105. 5. Uslianti, S., & Saleh, M. (2014). Rancang bangun mesin pelet ikan untuk kelompok usaha tambak ikan. Elkha, Elkha,  6(2), 21-25.  21-25. 

JSPP 2(2) 7

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF