Judul Buku: Asesmen Teknik Notes Dalam Perspektif BK Komperhensif Penulis: Dra Gantina Komalasari, MP - Si, Eka Wahyuni S.Pd.,M.A.A.P.D

August 16, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Judul Buku: Asesmen Teknik Notes Dalam Perspektif BK Komperhensif Penulis: Dra Gantina Komalasari, MP - Si, Eka...

Description

 

 

Judul Buku

: Asesmen Teknik Notes dalam Perspektif BK Komperhensif

Penulis

: Dra Gantina Komalasari,Mp.si , Eka Wahyuni S.Pd.,M.A.A.P.D Karsih,,M.Pd

Penetbit

: PT INDEKS, Jakarta 

Tahun Terbit

: 28 Desember 2009

Jumlah Halaman

: 179 halaman 

Bahasa

: Indonesia 

Asesmen Teknik Nantes dalam Perspektif BK Komprehensif ini ditulis sebagai se bagai salah satu sumber belajar dan buku pegangan wajib pada mata kuliah Asesmen Teknik Nontes yang akan digunakan mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling. Penyusunan Pen yusunan buku ini  bertujuan membantu dosen dan mahasiswa mahasiswa fokus pada pencapaian kompetensi agesmen sebagaimana yang tercantum daiam Permen 'Diknas No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Adapun kompetensi yang harus dicapai adalah setefah meng. ikuti mata kuliah ini, mahasiswa mahasis wa diharapkan mainpu. menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dad marwah peserta didik. Akan tetapi, buku yanggnembahas aseamen'teknik names, baik secara konsep maupun praktis saat ini masih terbatas. Sementara, penguasaan asesmen merupakan salah satu core cognpetencion (kompetenv si inti) bagi lulusan l ulusan Bimbingan dan Konseling. Berangkat dari kebutuhan inilah  penulis merasa perlu memfasilitasi mahasiswa khususnya, dosen pengampu mata kuliah. Asesmen Teknik Nontes, maupun guru Bimbingan dan Konseling sebagai praktisi di lapangan, mahasiswa Psikologi, Psikologi Pendidikan, dan peneliti. Terlebih buku yang membahas asesmen teknik nontes secara komprehensif, baik konsep maupun praktik, masih sangat sulit didapatkan di Indonesia. Buku yang di tulis oleh Dra Gantina Komalasari,Mp.si , Eka Wahyuni S.Pd.,M.A.A.P.D dan Karsih,,M.Pd. Pada dasarnya di tunjukan kepada mahasiswa/ calon guru yang akan memegang mata pelajaran Bimbingan dan Konseling di sekolah. Mahasiswa  jurusan psikologi FIP juga, dan dapt digunakan sebagi panduan g guru uru pembimbing atau konselor dalam menyelenggarakan pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Penuli ngengawali tulisannya dengan membahas tentang Pendahuluan atau latar  belakang dari Bimbingan dan Konseling. Konseling. Seperti Kedudukan Kon Konselor,Kompetensi selor,Kompetensi Konselor dalam Asesmen, Garis Besar Pokok Bahasan Asesmen Teknik Nontes,Standar ASCA dan AAC tentang kompetensi Konselor dalam Asesmen As esmen dan Evaluasi,Terminologi dan konsep Kunci. Saya trasa bahasan dalam BAB I ini sudah lengkap dengan memuat 8 halaman tentang Pendahuluan.

 

  Lalu dalam BAB 2 Penulis memaparkan Konsep dasar yang memperdahal isi dari  pendahuluannya. Seperti apa ituAsesmen, Kedudukan Kedudukan Asesmen dalam Bimbingan dan Konseling,Fungsi Assmen dalam bimbingan dan konseling,Etika penggunaan Asesmen dalam bimbingan dan konseling,Pemanfaatan Hasil Asesmen dalam bimbingan dan konseling yang rasa rasa sudah cukup mendetail dari isi bahasan bahas an tersebut. Untuk BAB 3 menjelaskan tentang Pengembangan Instrumen yang menjelaskan tentang tujuan pengembangan Instrumen serta langkah-langkahnya saya rasapembahasan ini sudah cukup memadai hingga pembacapun mudah untuk memahaminya, Dalam BAB 4 menjelaskan tentang Wawancara yang memaparkan tentang konsep dari wawancara, kelebihan dan kekurangan dalam proses wawancara, fungsi dan peran para konselor, berbagai jenis wawancara, serta memaparkan tentang langkah l angkah pengadministrasian yang di pergunakan dalam proses wawancara saya rasa ini sudah cukup mendetail Dalam BAB 5 Menjelaskan tentang Pengamatan yang yang memaparkan tentang konsep dari pengamatan, kelebihan dan kekurangan dalam proses pengamatan, fungsi dan  peran para konselor, berbagai jenis pengamatan, serta memaparkan tentang langkah langkah  penyesuaian pedoman pengamatan pengamatan saya rasa ini sudah cukup mendetail Dalam BAB 6 materi yang di paparkan yaitu Angket yang membahas tentang konsep dasar dari angket,macam dan jenis dari angket,lankah langkah penusunan angket,mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sitem angket serta langkah pengadmintrasian penyebaran angket saya rasa materi yg di paparkan dan membuat pembaca mengerti Dalam BAB 7 materi yang dipaparpan yaitu Sosiometri yang membahas tentang konsep dasar sosiometri,kelebihan dan kekurang sosiometri,peran dan fungsi para konselor,macam dan jenis angket sosiometri.langkah s osiometri.langkah penysunan angket sosiometri,langkah  pengandministrasian, langkah pengolahan dan analisis menurut saya sudah lengkap dengan semua bahasan itu. Dalam BAB 8 materi yang dipaparpan yaitu Daftar cek masalah masala h yang menjelaskan tetentang dasar pengecekan pengecekan masakah, kekurangannya, peran serta fungsi darikonsep konselor, macam dan jenis angket kelebihan daftar cek dan masalah, langkah penyusunan angket, serta langkah pengadministrasian dan pengolahn dan analisis data hasil dari  pengecekan masalah. Dalam BAB 9 materi yang dipaparpan yaitu Alat Ungkap Masalah Umum (AUM  –   U) yang menjelaskan tentang konsep dasar, dasa r, kelebihan dan kekurangan, kesahihan dan keteladanan, Peranan dan fungsi konselor, Langkah pengadministrasian dan langkah  pengolahan serta analisis menurut saya sudah sangat memadai. Dalam BAB 10 materi yang dipaparpan yaitu Alat Ungkap masalah belajar (AUMPTSDL) menjelaskan tentang konsep dasar, kelebihan kelebi han dan kekurangan, kesahihan dan keteladanan, Peranan dan fungsi konselor, Langkah pengadministrasian dan langkah  pengolahan serta analisis menurut saya sudah sangat memadai.

 

Dalam BAB 11 materi yang dipaparpan yaitu Inventori Tugas Perkembangan (ITP) menjelaskan tentang konsep dasar, kelebihan kele bihan dan kekurangan, kesahihan dan keteladanan, Peranan dan fungsi konselor, Langkah pengadministrasian dan langkah la ngkah pengolahan serta analisis menurut saya sudah sangat memadai dan terperinci.

BAB I. PENDAHULUAN Kedudukan konselor sebagai salah satu komponen pelayanan pela yanan pendukung peserta didik (student support services), adalah services), adalah mendukung perkembangan aspek-aspek pribadi, sosial, karier, dan akademik peserta didik. Selain itu, melalui pengeme bangan menu program  bimbingan dan konseling, konseling, konselor memberikan layanan kepada peserta didik dalam  perencanaan individual (individual student planning), pemberian planning), pemberian pelayanan responsif, dan  pengembangan dukungan dukungan sistem (system support ). ). Semua fungsi tersebut harus dilandasi oleh  pelaksanaan asesmen terhadap kondisi individu peserta didik maupun maupun ling. kungannya. kungannya. Kompetensi asesmen yang harus dikuasai konselor tertuang dalam Permen Diknas No. 27 Tahun 2008, sejalan dengan kompetensi asesmen dan evaluasi dalam American School Counselor Association dan Association for Assessment in Counseling, dan penggunaannya diatur dalam Kode Etik Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh PB ABKIN (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia).

BAB 2. KONSEP DASAR Asesmen dalam bimbingan dan konseling merupakan proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data tentang peserta didik dan lingkungannya, terbagi dalam dua kategori, nontes dan tes, t es, berfungsi untuk membantu melengkapi dan mendalami  pemahaman tentang peserta didik; salah satu sarana yang perlu dikembangkan dikembangkan agar pelayanan BK terlaksana lebih cermat dan berdasarkan data empirik; dan sebagai salah satu sarana yang digunakan dalam membuat diagnosis psikologis. Hasil asesmen merupakan dasar untuk merancang program bimbingan dan konseling yang berbasis kebutuhan. Sebagai pelayanan pel ayanan  profesional, dalam menggunakan asesmen, seorang konselor konselor perlu memperhatikan dan menaati kode etik yang telah ditetapkan, sebagai ketentuan atau aturan atau tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Pada bidang  bimbingan dan konseling konseling tentu saja harus memperhatikan kode etik penggunaan asesmen asesmen yang ditetapkan Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). 

BAB 3. PENGEMBANGAN INSTRUMEN Kompetensi konselor dalam asesmen, antara lain dapat menggunakan berbagai instrumen asesmen. Konselor juga diharapkan dapat mengadaptasi atau mengembangan instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan berbagai data mengenai peserta peser ta didik maupun lingkungan. Pengembangan instrumen (nontes) secara umum dilakukan dengan merumuskan tujuan penggunaan instrumen; mensintesis berbagai teori; teor i; mengembangkan konstruk variabel; membuat kisi-kisi instrumen; menetapkan besaran atau parameter paramete r yang  bergerak dalam suatu rentangan kontinum; menulis butir-butir butir-butir instrumen; melakukan uji validasi teoretis; melakukan revisi; uji coba instrumen di lapangan; pengujian validitas dan reliabilitas; melakukan revisi kembali, dan merancang instrumen Enal, serta mengembangkan  panduan atau pedoman untuk untuk pengadministrasian, pemberian skor, dan interpretasi. 

 

  BAB 4. WAWANCARA Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara berkomunikasi,  bertatap muka yang disengaia, terencana, dan sistematis antara pewawancara (interviewer) dengan individu yang diwawancarai (interviewer) Wawancara berfungsi unruk memahami  berbagai potensi, sikap, pikiran, perasaan, pengalaman, harapan,dan harapan,dan masalah peserta didik, serta memahami potensi dan kondisi lingkungannya baik lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerianya secara mendalam. Pengadministrasian wawancara yang harus dilakukan konselor meliputi penyusunan pedoman wawancara, pelaksanaan wawancara, mencatat hasil wawancara, melakukan analisis hasil wawancara, dan melaporkan hasil wawancara. 

BAB 5. PENGAMATAN Pengamatan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaia, melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala gejala -gejala yang diselidiki. Pengamatan memiliki nilai: (a) memberikan informasi yang tidak mungkin didapatkan melalui teknik lain; (b) memberi tambahan informsi yang sudah didapat melalui teknik lain', (c) dapat menjaring tingkah laku nyata bila sebelumnya tidak diketahui; (d) pengamatan bersifat selektif; dan (e) pengamatan mendorong perkembangan subiek pengamatan. Konselor liams memiliki kriteria spesin untuk melakukan pengamatan. Hal ini menjadi dasar untuk mengidentifikasi kriteria spesifik yang akan mengarahkan pada kita apa yang akan diamati. Pengamatan harus dilakukan pada beberapa periode waktu, semakin lama dan semakin sering dilakukan, akan memantapkan reliabilitas hasil pengamatan. Obiek  pengamatan harus diamati pada situasi berbeda dan situasi natural. Saat pengamatan,  pengamat tidak boleh hanya fokus pada pada klien dengan mengabaikan berbagai kon kondisi disi interaksi dan faktorfaktor lain yang mempengaruhi tingkah lakunya. 

BAB 6. ANGKET Angket atau kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang diajukan kepada responden (peserta didik, orang tua, atau masyarakat). Secara garis besar, angket terdiri dari tiga bagian, yaitu: (1) Judul angket, (2) Pengantar yang berisi tujuan dan petunjuk pengisian angket, dan (3) Item-item pertanyaan, bisa juga opini atau pendapat, dan fakta. Bagian identitas dapat dicantumkan dan dapat pula tidak dicantumkan, karena pengisiannya tergantung pada tujuan angket, dan kadang-kadang indentitas tidak ti dak diperlukan. Tujuan angket adalah untuk menghimpun sejumlah inform. si yang relevan dengan keperluan bimbingan dan konseling, seperti identitas pribadi peserta didik, keterangan tentang keluarga, riwayat kesehatan, riwayat pendidikan, kebiasaan belaiar di rumah, hobi atau informasi lainnya. l ainnya. Angket dapat berbentuk pertanyaan tertutup atau pertanyaan terbuka. Dalam menggunakan

 

angket, penentuan responden perlu mendapat perhatian, sebab bila salah, maka informasi yang dibutuhkan dapat saja tidak diperoleh secara maksimal.  

BAB 7. SOSIOMETRI Sosiometri meerupakan metode pengumpulan data tentang pola dan struktur hubungan antara individu-indivisdu dalam suatu kelompok. Pengembangan didasarkan pada  pemikiran bahwa kelompok mempunyai mempunyai struktur yang terdiri dari hubungan-hu hubungan-hubungan bungan interpersonal yang kompleks. Posisi setiap se tiap individu dan hubungan-hubungan yang teriadi dalam struktur kelompoknya dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil sosiometri merupakan gambaran iumlah skor yang diperoleh setiap set iap orang, pola hubungan, intensitas hubungan, dan posisi peserta didik dalam kelompoknya. 

BAB 8. DAFTAR CEK M MASALAH ASALAH Daftar Cek Masalah (DCM) merupakan seperangkat daitar pernyataan kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah, yang pernah atau sedang dialami seseorang individu. Instrumen ini dikembangkan oleh Ross L. Mooney  berisi 330 butir pernyataan masalah yang terbagi dalam 11 bidang masalah, di mana setiap  bidang masalah berisi 30 butir pernyataan masalah dan ditambah satu bidang masalah lainlain yang berisi 3 (tiga) butir pertanyaan terbuka. Mengingat DCM sudah tersedia, maka konselor dalam tidak melakukan penyusunan sendiri, tetapi apabila berkeinginan mengembangkan sendiri tentu saia tetap terbuka peluang untuk itu, bisa saia melakukan adaptasi ulang terhadap DCM yang ada dengan mencobakannya pada populasi atau sampel  peserta didik yang berbeda tingkat pendidikan pendidikan dan berbeda wilayah administratif. 

BAB 9. ALAT UNGKAP MASALAH UMUM (AUM-U) UM Umum mrupakan alat ungkap masalah umum, yang dibentuk dalam 5 format, yaitu: format 1 untuk mahasiswa, format 2 untuk SLTA, format 3 untuk SLTP, for»mat 4 untuk SD, format 5 untuk masyarakat. Untuk mendukung me ndukung efektivitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah, frekuensi pengadministrasian sebaiknya dilakukan pada semester  pertama di mana hasilnya dapat digunakan sebagai dasar penyusunan penyusunan program layanan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sedangkan untuk melakukan evaluasi terhadap  pelaksanaan layanan pada semester satu, maka pada semester berikutnya dapat dilakukan lagi  pengisian AUM-U sehingga dapat diketahui diketahui apakah masalah sudah terentaskan. Bila pada  pelaksanaan, memiliki banyak kendala maka sebaiknya sebaiknya pengisian AUM-U minimal dilakukan satu tahun sekali. 

BAB 10. ALAT UNGKAP M MASALAH ASALAH BELAJAR (AUM PTSDL) UM PTSPL sebagai alat ungkap masalah sederhana dan mudah dlgunakan untuk mengkomunikasikan mutu dan masalah peserta didik kepada personek yang membantu kkonSelor), merupakan adaptasi dari Survey Of Study Habits and Attitude (SSHA) yang dikembangkan WE. Brown dan W.H. Holtzman versi 1953. Instrumen ini terdiri dari 3 (tiga)  bentuk, yaitu untuk SLTP, SLTA, & P PT. T. 

 

  BAB 11. IINVENTORI NVENTORI TUGAS P PERKEMBANGAN ERKEMBANGAN Inventori Tugas Perkembangan (ITP) merupakan instrument yang digunakan untuk memahami tingkat perkembanganindividu, dikembangkan ole Tim Pengembangan dari Universitas Penidikan Indonesia (Sunary,Kartadinata, dkk.) PenyusunanITP dimaksudkan untuk menunjang kegiatan bimbingan konseling di sekolah. Instrumen ini disusun dis usun dalam  bentuk inventori, masing-masing unntuk unntuk memahami perkembangan peerta didik di tingkat SD,SLTP,SLTS,dan SD,SLTP,SLT S,dan Perguruan Tinggi. 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF