Jenis Stainless Steel
December 27, 2017 | Author: Ahmad Andika Himawan | Category: N/A
Short Description
st...
Description
jenis- jenis stainless steel Stainless steel mempunyai bermacam macam jenis dan kelas yang berbeda beda. Dengan penambahan austenite akan membuat stainless steel menjadi stabil. Unsur inilah yang membuat stainless steel menjadi non-magnetic (magnet tidak dapat menempel) dan rapuh pada suhu rendah. Untuk menambah kekuatannya biasanya di campur dengan karbon. disamping itu kadar campuran menentukan kualitas stainless steel, misalnya yang umum ditanyakan pada toko waktu membeli stainless adalah kadar nikelnya 1%,2%,4% 8% (semakin tinggi semakin baik ketahan terhadap korosi)atau mau pakai yang tidak pakai nikel juga ada. Karena dapat dicampur dengan berbagai bahan yang beredabeda menjadikan stainless steel mempunyai banyak sekali jenis antara lain: Jenis -101 austenitic biasanya dipakai untuk cold working pada furniture Jenis-102 austenitic chromium dipakai untuk furniture Ser-200 austenitic-chromium-nikel-manganasse alloy terdiri atas 2 type • Jenis -201 prosesny melalui cold working • Jenis -202 no data Seri-300 ustenitic chromium-nikel alloy • Jenis-301 sangat elastis biasanya untuk welding produk • Jkenis-302 sifatnya tahan korosikekuatannya lebih tinggi karena ditambah karbon • Jenis-303 proses pembuatannya dengan penambahan belerang dan fosfor. Juga di sebut A1 sesuai dengan ISO 3506. • Jenis-304 disebut juga A2 • Jenis-304L sama seperti kelas 304 tapi komposisi karbon lebih sedikit sehingga kekuatannya lebih lemah dari 304 • Jenis 304-LN jenis ini sama dengan 304L tapi dengan ditambah nitrogen untuk mendapatkan kekuatantegangan yang jauh lebih tinggi dari jenis 304L Sumber : http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120818043752AAjCWGr 2 n BCC (Duplex) dan BCT(Martensitic). 1.Austenitic Stainless Steels
Kelompok ini terkandung paling sedikit 16% chromium dan 6% nickel and range hingga paduan tinggi( high alloy) atau “super austenitics” seperti AISI 904L dan 6% molybdenum grades.
Penambahan elemen paduan lainnya bisa dilakukan terhadap stainless steel ini seperti molybdenum, titanium atau copper,untuk memodifikasi atau meningkatkan sifatsifatnya.Membuat stainless steel ini sangat cocok untuk pengaplikasian kondisi-kondisi kritis( critical applications) yang melibatkan temperatur tnggi dengan performa ketahannan korosi tidak berkurang.Grup ini juga sangat cocok untuk apllikasi material cryogenic(material yang beroperasi pada temperatur rendah).Stainless steel austenitic sebenarnya sifat-sifat struktur kristal FCC di dominasi oleh pengaruh unsur nickel.Sehingga unsur nickel mencegah kerapuhan(brittleness) pada temperatur rendah membuat stainless steel austenitic memiliki karakteristik untuk menjadi material cryogenic. 2.Ferritic Stainless Steels Stainless steel ini merupakan baja dengan paduan murni unsur chromium (10.5 to 18%) grades tanpa nickel seperti Grade AISI 430 dan AISI 409.Kemampuan ketahanan korosinya berkisar menengah(moderate) dan sifat fabrikasinya rendah ditingkatkan dengan cara menambah paduan lain lebih banyak seperti Grades AISI 434 dan AISI 444 dan juga AISI 3CR12.
3.Martensitic Stainless Steels Martensitic stainless steels adalah juga didasarkan terhadap penambahan unsur chromium sebagai paduan utama(major alloying element) tetapi dengan kadar karbon di pertinggi dan pada umumnya kadungan unsur chrome di perendah yaitu dengan takaran minimal(e.g. 12% pada Grade AISI 410 dan AISI 416) dari pada jenis ferritic di atas takaran minimal,sedangkan Grade AISI 431 memiliki kandungan unsur chrome berkisar 16%, tetapi struktur mikronya masih berupa martensite meskipun level kendunagn chromium-nya tinggi.Hal ini dikarenakan grade ini terkandung 2% nickel.
4.Duplex Stainless Steels Duplex stainless steels seperti AISI 2304 dan AISI 2205 (Kode ini mengindikasikan komposisi unsur chromium dan Nickel, yaitu 23% chromium, 4% nickel dan 22% chromium,
5% nickel,dan juga unsur-unsur paduan lain dlam jumlah rendah) memiliki struktur mikro penggabungan atau pencampuran antara austenite dan ferrite. Bisa dikatakan 50:50.Duplex ferritic – austenitic steels mengkombinasikan beberapa fitur dari setiap kelas.
Stainless steel ini tahan terhadap tegangan retak korosi(stress corrosion cracking),meskipun tak sebaik baja ferritic
Ketangguhan stainless steel ini di atas stainless steel ferritic tetapi dibawah stainless steel austenitic,dan kekuatannya lebih besar di banding stainless steel austenitic yang sudah di anil . Sebagi tambahan duplex stainIess steel ini ketahanan korosinya juga sama baik dengan tipe 304 dan 316, dan pada umummnya ketahan korosi pitting lebih tinggi dibanding AISI 316. Stainless steel ini kehilangan ketangguhan ketika temperatur berkisar–50°C dan ulet diatas 300°C, sehingga penngunaannya hanya untuk range temperature tersebut.
5.Precipitation Hardened Stainess Steel Precipitation hardening stainless steels adalah kandungan chromium dan nickel dalam baja yang menyediakan kombinasi optimum dari sifat grades martensitic dan austenitic. Seperti layaknyamartensitic grades,yang diketahui sebagai karakteristiknya yang berkekutan tinggi( high strength) ,dengan melalui serangkaian heat treatment dan juga peranan ketahanan korosi di ambil oleh sebagain sifat austenitic stainless steel,maka stainless steel ini tergolong special dari yang lain.
Kekuatan tarik tinggi dari precipitation hardening stainless steels dihasilkan sesudah dilakukan serangkaian proses heat treatment yang selanjutnya didapat pengerasan pengendapan(precipitation hardening) dari matriks martensitic ataupun austenitic.Pengerasan ini dicapai melalui penambahan satu dari beberapa unsur seperti Copper, Aluminium, Titanium, Niobium, dan Molybden
Jenis Stainless steel pecipitation hardening yang sebagian besar diketahui adalah AISI 17-4 PH. Penamaan ini berasala dari penambahan unsur chromium dengan presentase 17% dan 4% Nickel. Ia juga terkandung 4% Copper dan 0.3% Niobium. 17-4 PH stainless steel juga dikenal sebagai grade AISI 630.
Keuntungan dari SS precipitation hardening adalah bahwa mereka tersedia dalam kondisi perlakuan larutan(solution treated) dimana mudah dalam proses pemesinan,biasanya dilunakkan terlebih dahulu. Setelah proses pemesiana atau metoda-metoda fabrikasi lainnya maka dengan perlakuan panas pada temperatur rendah bisa di lakukan untuk menaikkan kekuatannya kembali.Prose perlakuan ini biasanya dikenal dengan istilah penuaan(ageing) atau pengerasan sendiri dengan pertambahan waktu saat ditemper(age-hardening
Stainless steel Precipitation hardening di karakterisasikan dalam 3 kelompok berdasarkan struktur mikro akhir sesudah heat treatment.Ketiga jenis tersebut adalah:
martensitic (e.g. 17-4 PH) semi-austenitic (e.g. 17-7 PH)
austenitic (e.g. A-286). 1.Martensitic Alloys Martensitic precipitation hardening stainless steels sebagian besar memiliki struktur mikro austenite ketika di annealing pada temperatur 1040 sampai 1065°C. Selama pendingina ke temperatur kamar,maka mereka segera bertransformasi dari struktur mikro austenite ke martensite. 2. Semi-austenitic Alloys
Tidak Seperti martensitic precipitation hardening stainless steels, semi-austenitic precipitation hardening stainless steels adalah cukup liat dan bisa dilakuakn pengerjaan dingin(cold worked). Semi-austenitc precipitation hardening stainless steels menahan struktur mikro austenitic-nya pada temperatur kamar tetapi akan terbentuk struktur mikro martensite padsa temperatur yang lebih rendah(below roomm Temp.). 3. Austenitic Alloys Austenitic precipitation hardening steels mempertahankan struktur mikro austenitic-nya sesudah di-annealing dan dikeraskan( hardening) dengan penuaan(ageing).Pada Temperatur annealing antara 1095 hingga 1120°C fasa precipitation hardening phase terlarut.ketika di dinginkan cepat fasanya bertahan dan tak sempat bertransformasi.ketika di panskan lagi(reheated) hingga temperatur 650 sampai 760°C, pengendapan terjadi(precipitation) terjadi. Hal ini meningkatkan kekerasan dan kekuatan dari material.memang kekerasannya lebih rendah di banding martensitic ataupun semiaustenitic precipitation hardening stainless steels.catatan bahwa paduan Austenitic itu nonmagnetic. Kekuatan( Strength) dari precipitation-hardening stainless steels Kekuatan luluh dari precipitation-hardening stainless steels memiliki range sekitar 515 hingga 1415 MPa. Sedangkan kekuatan tarik maksimumnya berkisar antara 860 hingga 1520 MPa. Elongation-nya yaitu antara 1 hingga 25%.
Sumber : http://kanaaveroes.wordpress.com/2013/01/27/56/
1. Austenitic Stainless Steel Austenitic SS mengandung sedikitnya 18% Chrom dan 8% Nickel (grade standar untuk 304), sampai ke grade Super Autenitic SS seperti 904L (dengan kadar Chrom dan Nickel lebih tinggi serta unsur tambahan Mo sampai 6%). Molybdenum (Mo), Titanium (Ti) atau Copper (Co) berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap temperatur serta korosi. Austenitic cocok juga untuk aplikasi temperature rendah disebabkan unsur Nickel membuat SS tidak menjadi rapuh pada temperatur rendah. 2. Ferritic Stainless Steel Kadar Chrom bervariasi antara 10,5 – 18 % seperti grade 430 dan 409. Ketahanan korosi tidak begitu istimewa dan relatif lebih sulit di fabrikasi / machining. Tetapi kekurangan ini telah diperbaiki pada grade 434 dan 444 dan secara khusus pada grade material SF 003 (TIRA). 3. Martensitic Stainless Steel SS jenis ini memiliki unsur utama Chrom (masih lebih sedikit jika dibanding Ferritic SS) dan kadar karbon relatif tinggi misal grade 410 dan 416. Grade 431 memiliki Chrom sampai 16% tetapi mikrostrukturnya masih martensitic disebabkan hanya memiliki Nickel 2%. Grade SS lain misalnya 17-4PH/ 630 memiliki tensile strength tertinggi dibanding SS lainnya. Kelebihan dari grade ini, jika dibutuhkan kekuatan yang lebih tinggi maka dapat di hardening. 4. Duplex Stainless Steel Duplex SS seperti material TIRA SD 362 dan SD 462 memiliki bentuk mikrostruktur campuran austenitic dan Ferritic. Duplex ferritic-austenitic memiliki kombinasi sifat tahan korosi dan temperatur relatif tinggi atau secara khusus tahan terhadap Stress Corrosion Cracking. Meskipun kemampuan Stress Corrosion Cracking-nya tidak sebaik ferritic SS tetapi ketangguhannya jauh lebih baik (superior) dibanding ferritic SS dan lebih buruk dibanding Austenitic SS. Sementara kekuatannya lebih baik dibanding Austenitic SS (yang di annealing) kira-kira 2 kali lipat. Sebagai tambahan, Duplex SS ketahanan korosinya sedikit lebih baik dibanding 304 dan 316 tetapi ketahanan
terhadap pitting coorrosion jauh lebih baik (superior) dubanding 316. Ketangguhannya Duplex SS akan menurun pada temperatur dibawah – 50 oC dan diatas 300 oC. 5. Precipitation Hardening Steel Precipitation hardening stainless steel adalah SS yang keras dan kuat akibat dari dibentuknya suatu presipitat (endapan) dalam struktur mikro logam. Sehingga gerakan deformasi menjadi terhambat dan memperkuat material SS. Pembentukan ini disebabkan oleh penambahan unsur tembaga (Cu), Titanium (Ti), Niobium (Nb) dan alumunium. Proses penguatan umumnya terjadi pada saat dilakukan pengerjaan dingin (cold work). Perbandingan masing-masing sifat dari grade SS ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel Perbandingan Sifat Mekanik Berbagai Jenis Stainless Steel Jenis Stainless Steel
Respon Magnet
Ketahanan Korosi
Metode Hardening
Ke-liat-an (Ductility)
Ketahanan Temperatur Tinggi
Ketahanan Temperatur Rendah
Kemampuan Welding
Austenitic
Tdk
Sgt Tinggi
Cold Work
Sgt Tinggi
Sgt Tinggi
Sgt Tinggi
Sgt Tinggi
Duplex
Ya
Sedang
Tidak ada
Sedang
Rendah
Sedang
Tinggi
Ferritic
Ya
Sedang
Tidak ada
Sedang
Tinggi
Rendah
Rendah
Martensitic
Ya
Sedang
Q&T
Rendah
Rendah
Rendah
R
Manfaat Baja-Baja Stainless Ada beberapa manfaat yang didapat dari penggunaan baja-baja stainless : 1.
Daya Tahan Korosi Semua baja stainless mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap korosi. Angka-angka logam campuran yang rendah menahan korosi pada kondisi-kondisi ruang hampa, angkaangka campuran logam yang tinggi dapat menahan korosi pada kebanyakan asam, larutan alkalin, dan lingkungan-lingkungan yang menghasilkan klorida , bahkan pada suhu dan tekanan yang dinaikkan.
2.
Daya Tahan Suhu Rendah dan Tinggi Beberapa angka akan menahan penskalaan dan pengaturan daya yang tinggi pada suhu-suhu yang sangat tinggi, sementara yang lain menunjukkan pengecualian kekerasan pada suhusuhu cryogenic.
3.
Kesenangan Pembuatan (Ease of Fabrication) Mayoritas baja-baja stainless dapat dipotong, dilas, dibentuk, dimesinkan, dan dibuat dengan mudah.
4.
Daya Sifat-sifat kekerasan yang dibentuk profil logam dengan temperature indin dari kebanyakan baja-baja stainless dapat digunakan dalam merancang mengurangi ketebalan bahan dan mengurangi berat dan beaya. Baja-baja stainless mungkin diperlakukan panas untuk membuat komponen-komponen daya yang sangat tinggi.
5.
Pertimbangan Estetika Baja-baja stainless tersedia pada kebanyakan lapisan-lapisan penutup permukaan. Baja stainless ini diatur dengan mudah dan sederhana menghasilkan kualitas yang tinggi, penampilannnya menyenangkan.
6.
Sifat-sifat Higienis Sifat higienis dari baja-baja stainless menjadikannya sebagai pilihan utama di rumah sakitrumah sakit, dapur-dapur, fasilitas proses farmasi dan makanan.
Stainless steel menawarkan banyak keuntungan dengan pembangunan / makanan dan user logam farmasi. Keuntungan utama meliputi nya:
tahan korosi yang tinggi, yang memungkinkan untuk digunakan dalam lingkungan yang ketat.
api dan tahan panas memungkinkan untuk melawan scaling dan mempertahankan kekuatan pada temperatur tinggi.
Higienis, tidak berpori, permukaan ditambah dengan kemampuan membersihkan dengan mudah dari stainless membuatnya pilihan utama untuk aplikasi yang memerlukan kontrol kebersihan yang ketat, seperti rumah sakit, dapur, dan tanaman pangan lainnya pengolahan.
estetika penampilan, memberikan penampilan yang modern dan menarik untuk aplikasi logam yang paling arsitektur.
cerah, dan mudah dipelihara permukaan sehingga pilihan yang mudah untuk aplikasi yang menuntut permukaan menarik setiap saat.
kekuatan-ke-berat keuntungan yang memungkinkan untuk digunakan dengan ketebalan material berkurang selama nilai konvensional, sering kali menghasilkan penghematan biaya.
kemudahan fabrikasi karena penggunaan modern pembuatan baja teknik yang memungkinkan stainless steel yang akan dipotong, mesin, dibuat, dilas, dan terbentuk, sama mudahnya seperti baja tradisional.
ketahanan terhadap dampak bahkan pada variasi suhu ekstrim.
nilai jangka panjang yang dibuat oleh siklus hidup panjang manfaatnya sering menghasilkan pilihan bahan yang paling murah jika dibandingkan dengan logam lainnya.
Kekurangan menggunakan stainless steel Setiap bahan memiliki kelemahan dan stainless steel tidak terkecuali. Beberapa kelemahan utama termasuk nya:
tinggi biaya awal, terutama ketika logam alternatif yang dipertimbangkan.
kesulitan dalam fabrikasi. Ketika mencoba untuk membuat stainless steel tanpa menggunakan mesin teknologi tinggi dan teknik yang tepat, dapat menjadi logam sulit untuk ditangani. Hal ini sering dapat menghasilkan limbah mahal dan kembali bekerja.
kesulitan dalam pengelasan karena disipasi yang cepat panas yang juga dapat menghasilkan potongan hancur atau biaya pemborosan tinggi.
tinggi biaya pemolesan akhir dan finishing.
http://ayinkcell.blogspot.com/2012/05/keuntungan-dan-kerugian-stainlesssteel.html
View more...
Comments