jenis pondasi

May 19, 2018 | Author: Rian Devrian | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download jenis pondasi...

Description

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Definisi

 Pondasi dapat didefinisikan sebagai bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi dan beratnya sendiri kepada dan ke dalam tanah dan batuan yang terletak dibawahnya. Tegangan-tegangan tanah yang dihasilkan kecuali pada permukaan tanah merupakan tambahan kepada beban-beban yang sudah ada dalam massa tanah dari bobot sendiri bahan dan sejarah geologisnya. Semua Semua konstr konstruks uksii yang direnc direncana anakan kan akan didukun didukung g oleh oleh tanah, tanah, termas termasuk  uk  gedung-gedung, jembatan, urukan tanah (earth fills), serta bendungan tanah, tanah dan batuan, dan bendungan beton, akan terdiri dari dua bagian. Bagian-bagian ini adalah bangunan atas (super structure/ bangunan atas) dan elemen bangunan bawah (sub structure yang mengantarai bangunan atas dan tanah pendukung). Dalam hal urugan tanah dan bendungan, garis demarkasi atau batas pemisah antara bangunan atas dan bangunan bawah umumnya tidak jelas. Istilah structure atas umumnya dipakai untuk menjelaskan bagian sistem yang direkayasa yang membawa beban kepada pondasi (struktur bawah). Istilah struktur  atas mempunyai arti khusus untuk bangunan-bangunan dan jembatan-jembatan; akan tetapi tetapi,, pondas pondasii terseb tersebut ut dapat dapat juga juga hanya hanya menopa menopang ng mesinmesin-mes mesin, in, menduku mendukung ng  peralatan industrial (pipa, menara, tangki), bertindak sebagai alas untuk papan iklan, dan sejenisnya. Karena sebab-sebab inilah maka lebih baik melukiskan suatu pondasi suatu pondasi itu sebagai sebagai bagian tertentu dari sistem sistem rekayasaan rekayasaan komponen-kom komponen-komponen ponen pendukung  beban yang mempunyai bidang antara (interfacing) terhadap tanah. Pondasi Pondasi harus harus diperh diperhit itungk ungkan an untuk untuk dapat dapat menjam menjamin in kestab kestabil ilan an bangunan bangunan terhadap terhadap beratnya sendiri, beban - beban bangunan (beban isi bangunan), bangunan), gaya-gaya luar seperti: tekanan angin,gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan level melebihi batas yang diijinkan. Agar kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi bangunan harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup cukup keras, keras, padat, padat, dan kuat menduk mendukung ung beban beban banguna bangunan n tanpa tanpa menimb menimbulk ulkan an  penurunan  penurunan yang berlebihan. berlebihan. Pondasi merupakan merupakan bagian struktur struktur dari bangunan yang

1

sangat penting, karena fungsinya adalah menopang bangunan diatasnya, maka proses  pembangunannya harus memenuhi persyaratan utama sebagai berikut: •

Cukup kuat menahan muatan geser akibat muatan tegak ke bawah;



Dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil (tanah gerak);



Tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca;



Tahan terhadap pengaruh bahan kimia.

1.2.

Teknik Po Pondasi

Sebutan Sebutan perekayasa perekayasa (engineer) (engineer) pondasi pondasi diberikan diberikan kepada orang yang karena  pendidikan dan pengalamannya cukup memahiri asas-asas ilmiah dan pertimbangan pertimbangan kerekayasaan (sering disebut “seni”) untuk merancang suatu pondasi. Persyaratan minimum untuk merancang suatu pondasi adalah sebagai berikut : •

Tentukan lokasi tapak dan posisi dari muatan;



Pemeriksaan fisik atas tapak tentang adanya setiap masalah geologis atau

masalah-masalah lain, bukti-bukti dari kemungkinan adanya permasalahan; •

Menetapkan program eksplorasi lapangan dan penyusun pengujian pelengkap

lapa lapang ngan an yang yang perl perlu u atas atas dasa dasarr temu temuan an,, sert sertaa meny menyus usun un prog progra ram m uji uji laboratorium; •

Tentukan parameter rancangan tanah yang perlu berdasarkan pengintegrasian

data uji, asas-asas ilmiah, dan pertimbangan rekayasa; •

Buatlah rancangan pondasi dengan menggunakan parameter-parameter tanah

menurut langkah keempat.

1.3.

Klasifikasi Po Pondasi

Pondasi dapat digolongkan berdasarkan dimana beban itu ditopang oleh tanah yang menghasilkan : a. Ponda Pondasi si dangk dangkal al Dinamakan sebagai alas, telapak,. Telapak tersebar atau pondasi rakit (mats). Kedalaman pada umumnya D/B ≤ 1 tetapi mungkin agak lebih. Pondasi dangkal terdiri dari pondasi telapak, cakar ayam, pondasi menerus dan lain-lain.

2

 b. Pondasi dalam Tiang pancang, tembok/ tiang yang dibor, atau kaison yang dibor. Kedalaman  pada umumnya D/B ≥ 4+ dengan suatu tiang pancang. Pondasi dalam terdiri dari  pondasi sumuran, tiang dan kaison.

1.4.

Persyaratan umum

Secara umum untuk merancang pondasi yang baik memerlukan beberapa hal sebagai berikut : •

Penentuan maksud pembuatan bangunan, kemungkinan pemuatan umur 

 pemakaian, jenis perangkaan, profil tanah, cara ko nstruksi dan biaya konstruksi •

Penentuan kebutuhan-kebutuhan pemilik 



Pembuatan rancangannya sambil memastikan bahwa hal itu tidak menurunkan

mutu lingkungan dan memakai kelonggaran keamanan yang menghasilkan suatu tingkat resiko yang dapat ditenggang oleh semua pihak baik (masyarakat,  pemilik, dan perekayasa/ engineer).

1.5.

Pertimbangan tambahan

Beberapa pertimbangan tambahan secara garis besar yang mungkin harus diperhitungkan pada tapak-tapak tertentu : •

Kedalaman pondasi harus cukup untuk menghindari penjepitan bahan secara

mendatar dari bawah pondasi untuk telapak-telapak dan rakit-rakit; •

Kedalaman pondasi harus di bawah zona perubahan volume musiman yang

disebabkan oleh pembekuan, pelumeran dan pertumbuhan tanaman; •

Skema pondasi mungkin harus mempertimbangkan kondisi tanah yang

memuai. •

Selain pertimbangan tentang kekuatan pemampatan (kompresi), sistem

  pondasi

itu

harus

aman

terhadap

pembalikan,

pergeseran

dan

setiap

 pengangkatan (mengambang);

3



sistem harus aman terhadap korosi atau kemunduran (deterioration) yang

disebabkan bahan-bahan berbahaya yang terdapat dalam tanah; •

sistem pondasi harus memadai untuk bertahan terhadap perubahan-perubahan

  pada tapak atau geometri konstruksi di kemudian hari dan dapat mudah dimodifikasi bila diperlukan perubahan pada struktur atas dan pembebanan; •

 pondasi harus dapat dibangun dengan memakai tenaga kerja konstruksi yang

tersedia; •

 perkembangan pondasi dan tapak harus memenuhi standar-standar lingkungan

setempat.

1.6.

Pemilihan jenis

Jenis-jenis pondasi dan pemakaian khasnya adalah sebagai berikut : Jenis Pondasi

Pemakaian Kondisi Tanah Terapan Pondasi Dangkal (umumnya D/B ≤ 1) Telapak Sebar, Kolom-kolom individual, Setiap kondisi di mana kapasitas telapak dinding dinding dukung memadai untuk beban yang diterapkan. Dapat dipakai pada lapisan tunggal; lapisan keras.(firm) diatas lapisan lunak atau lapisan lunak diatas lapisan kaku. Periksa   penurunan yang disebabkan oleh sumber apa saja. Telapak  Dua sampai empat kolom Sama seperti untuk telapak sebar  Kombinasi   pada telapak dan/ atau tersebut diatas ruang terbatas. Pondasi Dalam (umumnya Dp/B ≥ 4+) Tiang Pancang Dalam kelompok- Tanah permukaan dan yang dekat Mengambang kelompok berdua atau   permukaan mempunyai kapasitas lebih dan menopang dukung yang rendah dan tanah yang suatu sungkup yang memenuhi syarat (competent)   berbidang antara dengan   berada pada tempat yang dalam kolom-kolom. sekali. Keliling/perimeter tanah terhadap tiang pancang dapat mengembangkan tahanan kulit yang cukup untuk memikul beban-beban yang diperkirakan akan timbul. Tiang pancang Sama seperti pada tiang Tanah permukaan dan yang dekat  pendukung  pancang mengambang ke permukaan tak dapat diandalkan untuk tahanan kulit; tanah yang

4

memenuhi syarat untuk beban titik    berada pada kedalaman praktis (820m) Pilar dibor atau Sama seperti untuk tiang Sama seperti untuk tiang pancang. kaison dibor    pancang; gunakan dalam Dapat mengambang atau jumlah yang lebih mendukung titik (atau kombinasi). irit/sedikit; untuk beban- Tergantung kepada kedalaman   beban kolom yang lebih terhadap lapisan pendukung yang  besar  memenuhi syarat Struktur-struktur penahan Dinding penahan, Penahan bahan secara Setiap jenis tanah tetapi pada zona tumpuan jembatan  permanen tertentu pada tanah urugan  biasanya berupa urugan terkendali Struktur-struktur  Bersifat sementara atau Menahan segala tanah atau air. bilah (bilah permanen untuk Urugan   untuk sistem tepi air  pancang, bilah  penggalian, bendungan(waterfront) dan bendung elak   pancang dari kayu, elak terendam (marine)  biasanya berbutir untuk mendapat dan sebagainya) untuk pengerjaan sungai drainase yang baik.

5

BAB II PEMBAHASAN

2.1

PONDASI TELAPAK  

Pondasi telapak adalah suatu pondasi yang mendukung bangunan secara langsung pada tanah pondasi, bilamana terdapat lapisan tanah yang cukup tebal dengan kualitas yang baik yang mampu mendukung bangunan itu pada permukaan tanah atau sedikit dibawah permukaan tanah. Jika dibawah suatu lapisan permukaan yang tipis terdapat suatu lapisan tanah yang baik, maka meskipun kualitas tanah   pondasi itu kurang baik, dalam beberapa hal kita dapat menerapkan suatu cara  perbaikan tanah pondasi. Pondasi telapak umumnya dibangun diatas tanah pendukung pondasi dengan membuat suatu tumpuan yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan beban bangunan dan daya dukung pondasi itu. Pondasi itu bersatu dengan yang bagian utama  bangunan sehingga merupakan suatu konstruksi yang monolit.

6

Gambar 1.1 2.1.1

Tanah Pendukung Dan Mekanisme Pendukung

Alas pondasi telapak terletak pada lapisan tanah pendukung yang mempunyai kualitas cukup baik. Biasanya selain lapisan batuan dasar atau kerikil, lapisan tanah  berpasir memiliki nilai N yang lebih besar dari 20. Kedua macam tanah ini memiliki ketebalan lapisan yang cukup dan dibawahnya tidak terdapat lapisan tanah yang kurang baik kualitasnya. Mekanisme lpendukung pondasi langsung, berdasarkan pada prinsip bahwa  beban vertikal dan momen yang bekerja pada pondasi sebagian besar ditahan oleh daya dukung tanah pondasi pada dasar pondasi dan beban mendatar sebagian besar  ditahan oleh hambatan geser dari dasar pondasi. Jika pondasi itu tertanam dalam, geseran atau tekanan tanah dimuka pondasi juga ikut menahan beban, tetapi bila  pondasi tertanam dangkal daya penahan ini umumnya kecil dan tanah dimuka pondasi kadang-kadang akan mengalami pengikisan dan pengaruh cuaca sehingga dalam  perencanaan gaya penahan ini diabaikan.

2.1.2

Dalamnya Pondasi

Dalamnya

pondasi

telapak

yang

diperlukan

ditetapkan

dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Kemiringan dasar sungai dan sifat terkikisnya. 2. Dalamnya tanah yang menimbulkan perubahan volume. 3. Tergantung dari apa yang tertanam dibawah tanah dan bangunan didekatnya. 4. Muka air tanah. Derajat dan besarnya ketebalan lapisan tanah pendukung.

2.1.3

Syarat Perencanaan Pondasi Telapak 

Pondasi telapak harus direncanakan sedemikian rupa sehingga keadaankeadaan berikut ini dapat depenuhi. 1. Struktur secara keseluruhan adalah stabil dalam arah vertikal, arah mendatar  dan terhadap guling.

7

2. Pergeseran bangunan (besarnya penurunan, sedut kemiringan dan pergeseran mendatar) harus lebih kecil dari nilai yang diizinkan bagi bangunan bagian atas. Pada pondasi telapak biasa pergeseran ini tidak dihitung. Bagian-bagian pondasi harus memiliki kekuatan yang diperlukan.

2.1.4

Bentuk Dan Ukuran Pondasi Tapak 

Dalam merencanakan pondasi jenis dan ukuran perlu dipertimbangkan sebelumnya, dan kelayakan dari ukuran yang telah diperkirakan ini memiliki  pengaruh besar dalam effisiensi pekerjaan perencanaan. Karena kondisi geologis dan gaya-gaya luar berbeda-beda disetiap tempat, maka sangat sulit untuk memperkirakan  jenis pondasi yang paling tepat. Oleh karena itu semata-mata sebagai patokan untuk  menentukan bentuk dan ukuran pondasi telapak.

2.1.5

Kestabilan Pondasi

Kestabilan Dalam Arah Vertikal 1.  Daya dukung vertikal yang diizinkan: gaya vertikal yang bekerja pada dasar   pondasi tidak boleh melebihi daya dukung tanah pondasi yang diizinkan. 2.   Daya dukung batas: daya dukung batas pondasi telapak diterapkan dari eksentrisitas dan kemiringan pembebanan, selain dari ukluran bangunan. 3.  Perhitungan daya dukung yang diizinkan berdasarkan taksiran: bila tangen sudut kemiringan beban yang bekerja pada pondsi kurang dari 0.1 dan  bangunan itu tidak terlalu penting, maka daya dukung yang diizinkan dapat diperkirakan, pengaruh dalamnya pondasi dapat diabaikan.

Kestabilan Dalam Arah Mendatar  1.   Daya dukung mendatar yang diizinkan: gaya mendatar yang bekerja pada dasar pondsi tidak boleh melebihi daya dukung mendatar yang diizinkan dari tanah pondasi. 2.   Daya dukung mendatarbatas: bagi jembatan jalan raya, daya dukung mendatar

batas

bekerja

sebagai

gaya

penahan

geser

dari

dasar 

8

 pondasi.berdasarkan hal ini, ada suatu cara untuk memperbesar gaya penahan geser dari dasar pondasi, yaitu dengan membuat rusuk pada dasar pondasi.

2.1.6

Pertimbangan Untuk Pelaksanaan Pekerjaan

Karen pada pondasi telapak beban disalurkan langsung dari dasar pondasi ketanah pondasi, maka permukaan dasar harus dibuat rata sehingga beban dapat disalurkan secara merata pula. Setelah penggalian selesai dilakukan, biasanya tanah  pondasi ditutup dengan batu pasang atau bahan hancuran yang dihasilkan oleh mesin   pemecah batu, lalu dipadatkan baik-baik. Tinggi lapisan penutup yang telah dipadatkan ini biasanya antara 10 sampai 30 cm. Selanjutnya untuk mempersiapkan agar besi-besi penulangan tetap pada tempatnya, serta untuk menjaga agar pondasi tepat letaknya, suatu lapisan beton setebal kira-kira 10 cm dipasang diatas pasangan batu tersebut. Pada prinsipnya,   pekerjaan konstruksi untuk pondasi telapak ini harus dilakukan dalam keadaan kering.

2.2

PONDASI MENERUS

Pondasi menerus merupakan pondasi gabungan menerus untuk menahan kolom-kolom yang dibebani dengan berat, khususnya apabila kolom tersebut ditumpu oleh lapisan tanah yang dsya dukungnya relatif kecil dan tidak seragam (Gambar 2.1). Apabila jarak antara kolom-kolom tersebut relatif jauh dan slab pondasi sangat kaku, maka penurunan pada setiap bagian dari pondasi pada dasarnya akan sama. Dengan demikian momen-mimen dan gaya geser yang terdapat pada pondasi dapat diperoleh dengan menggunakan analisis balok menerus berbalik. Sedangkan apabila pondasi relatif fleksibel dan jarak antar kolomnya besar maka penurunan yang terjadi tidak  lagi seragam dan linier. Untuk kasus ini, momen-momen dan gaya-gaya pondasi didapat dengan menggunakan teori balok diatas pondasi elastis.

9

Gambar 2.1

10

BAB III JENIS-JENIS PONDASI DALAM 3.1 PONDASI TIANG

Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lendutan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat dibawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.

3.1.1

Penggolongan Dan Penggunaan Pondasi Tiang

Pondasi

tiang

digolongkan

berdasarkan

kualitas

materialnya,

cara

 pelaksanaan, pemakaian bahan-bahan dan sebagainya. Pemakaian tiang pancang telah dikenal sejak dahulu dan walaupan akhir-akhir ini banyak kesulitan yang diakibatkan oleh segi konstruksi yang tidak murni lagi, diharapkan dengan cara yang sama dan menyeluruh dapat memberikan rasa aman sebagai suatu tiang pondasi.

Gambar Pondasi Tiang

11

Berikut ini adalah salah satu cara pemancangan tiang yang disebut sebagai cara-cara penimbunan tiang. Cara pengeborannya yaitu dengan membor tanah sebelumnya, lalu tiang dimasukkan kedalamnya dan ditimbuni tanah kembali; cara  pengeboran pada sumbu tiang dimana tiang ditanamkan dengan mengeluarkan tanah dari bagian dalam tiang; cara pemancangan dengan tekanan, dimana tiang dipancangkan kedalam tanah dengan memberikan tekanan pada tiang. Cara pengeboran tiang ditempat adalah suatu cara dimana tiang dicetak  menurut lubang pada tanah yang berbentuk seperti tiang, kemudian kedalam lubang ini dituangkan adukan beton. Cara pengeboran tanah yang biasa dilakukan adalah dinding lubang pegeboran tidak diberi perlindungan sama sekali. Ada pula suatu cara   pegeboran dengan menggunakan alat pembor yang berputar bolak balik, tetapi dinding lubang dijaga agar tidak runtuh dengan pemakai tekanan hidrostatis. Selanjutnya, ada cara PIP yang baru-baru ini diperkenalkan, yaitu dengan alat   pembor yang dapat menyingkirkan tanah, sekaligus sambil menuangkan adukan  beton, dan dinding lubang dijaga supaya tidak runtuh sehingga adukan tersebut akan  berbentuk 0tiang setelah ia mengeras. Cara MIP adalah suatu cara dimana suatu tanah  pondasi dicampur dengan adukan beton agar membentuk suatu tiang didalam tanah. Ada berbagai cara pada konstruksi tiang ini, seperti apa yang diterangkan diatas, tetapi jelas ada pula hambatan-hambatan atau pembatasan dalam pemakaian dan macam tiang yang akan dipergunakan. Hambatan-hambatan itu terutama disebabkan oleh kondisi tanah pondasi yaitu kedalaman dan taebal lapisan  pendukung. Akhir-akhir ini kondisi lingkungan juga begiti mempengaruhi sehingga suara, getaram dan pengaruh bangunan yang berdekatan menjadi faktor yang sangat  penting dalam pemilihan konstruksi tiang yang akan dipakai sebelum memperkirakan ekonomis dari pondsi tersebut. Berikut

ini

diperlihatkan

keuntungan

dan

kerugian

tiang

pancang

dibandingkan dengan tiang yang akan dicor ditempat. Keuntungan: 

Karena tiang dibuat dipabrik dan pemeriksan kualitas ketat, hasilnya lebih dapat diandalkan. Lebih-lebih karena pemeriksaan dapat dilakukan setiap saat.

12



Kecepatan pemancangan besar terutama untuk tiang baja, bahkan walaupun lapisan antara cukup keras masih dapat ditembus sehingga pemancangan kelapisan pendukung dapat dilakukan.



Persediaan yang cukup banyak dipabrik sehingga mudah memperoleh tiang ini kecuali jika diperlukan tiang dengan ukuran khusus. Disamping itu, bahkan untuk   pekerjaan pemancangan yang kecil biayanya cukup rendah.



Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang pancang sehingga mempermudah pengawasan pekerjaan konstruksi.



Cara penumbukan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.

Kerugian: 

Karena dalam pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka pada daerah yang berpenduduk padat dikota dan desa akan menimbulkan masalah disekitarnya.



Untuk tiang yang panjang diperlukan persiapan penyambungan. Bila pekerjaan  penyambungan tidak baik akibatnya sangat merugikan.



Bila pekerjaan tidak dilaksanakan dengan baik tiang cepat hancur.



Bila pemancangan tak dapat dihentikan pada kedalaman yang telah ditentukan maka diperlukan perbaikan khusus.



Karena tempat penampungan dilapangan dalam banyak hal mutlak diperlukan, maka harus disediakan tempat yang cukup luas.



Untuk tiang-tiang beton, tiang-tiang dengan diameter yang besar, akan berat dan sulit dalam pengangkutan atau pemasangannya. Lebih lanjut diperlukan juga mesin pemancang yang besar. Untuk tiang-tiang pipa baja diperlukan tiang yang tahan korosi.

3.1.2

Dasar-dasar Perencanaan

Pada tiang umunyan gaya longitudinal (gaya tekan pemancangan maupun gaya tariknya) dan gaya orthogonal terhadap batang (gaya horizontal pada batang tegak) dan momen lentur yang bekerja pada ujung tiang. Pondasi tiang harus

13

direncanakan sedemikian rupa sehingga daya dukung tanah pondasi , tegangan pada tiang dan pergeseran kepala tiang akan lebih kecil dari batas-batas yang diizinkan. Gaya luar yang bekerja pada kepala tiang seperti berat sendiri bangunan diatasnya,  beban hidup, tekanan tanah, tekanan air dan gaya luar yang bekerja langsung pada tubuh tiang seperti berat sendiri tiang dan gaya gesekan negatif pada tubuh tiang dalam arah vertikal dan gaya mendatar dan gaya mendatar akibat getaran ketika tiang tersebut melentur dalam arah mendatar. Sebaliknya, bagi beban yang disalurkan dari tiang pondasi ketanah pondasi sama sekali tidak menimbulkan masalah, bila beban untuk kedua arah yaitu vertikal dan horizontal akan diperhitungkan. Dalam hal ini umumnya perencanaan dibuat   berdasarkan anggapan bahwa beban-beban tersebut semuanya didukung oleh ting. Pada waktu melakukan perencanaan umumnya diperkirakan pengaturan tiangnya terlebih dahulu. Dalam hal ini, jarak minimum untuk tiang biasanya diambil 2.5 kali daari diameter tiang. Waktu menentukan susunan tiang ini dibuat seperti yang telah disebutkan diatas, agar mampu menahan beban tetap selama mungkin. Hal ini juga  berguna untuk mencegah berbagai kesulitan misalnya perbedaan penurunan yang tak  terduga Sebagai tambahan, hal-hal semacam ini selayaknya diperhatikan benar-benar; tiang-tiang yang berbeda kualitas bahannya atau tiang yang memiliki diameter   berbeda tidak boleh dipakai untuk pondasi yang sama; tiang diagonal dipakai pada tanah pondasi, jika diperkirakan akan terjadi penurunan akibat pemampatan. Tiang yang dipakai untuk kepala jembatan pada lapisan tanah lembek menderita beban eksentris tak bergeraksehingga harus direncanakan dengan teliti. Hal-hal yang seperti itulah yang harus diperhitungkan dalam perencanaan.

3.2 PONDASI KAISON Kaison adalah suatu pondasi yang terletak pada lapisan pendukung yang terbenam kedalam tanah karena beratnya sendiri dan dengan mengeluarkan tanah galian dari dasar bangunan bulat yang terbuat dari beton bertulang. Jenis ini dibedakan antara kaison terbuka dan kaison tekanan.

14

3.2.1

Kaison Terbuka

Kaison terbuka dibuat berdasarkan prosedur yang diperlihatkan pada gambar  2.1. mula-mula bagian yang tajam dibuat dipermukaan tanah(dalam beberapa hal,   pada sisinya). Ketika pengerjaan tubuh beton sedah mendekati penyelesaian,   penggalian didalam kaison dimulai. Selama penggalian, kaison mulai terbenam. Kemudian ketika bagian atas dari tubuh kaison terbenam dan mendekati dasar   pondasi, unit kaison yang lain mulai disambungkan. Kemudian penggalian didalam kaison dan penambahan tubuh kaison diulangi sampai kaison berpijak pada kedalaman yang direncanakan. Akhirnya lantai beton dasar dikerjakan, kemudian   bahan-bahan (tanah dan pasir) pada kaison diisikan lalu lantai beton penutup diselesaikan. Untuk cara penggalian, umumnya dilakukan penggalian secara basah dengan menggunakan keranjang clamshell yang dipasang pada ujung kawat mesin derek. Karena beton lantai dasar pada umunya terletak dibawah muka air, dipakai cara penggetaran dengan membuat pipa-pipa getar atau cara pemakaian beton  pracetak untuk membuat beton.

Gambar 2.1

15

3.2.2

Kaison Tekanan

Kaison tekanan dibuat berdasarkan prosedur seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.2. konstruksi tubuh kaison sama dengan kaison terbuka, tetapi dalam cara ini dipakai ruang kerja yang kedap udara dengan memasang langit-langit setinggi 1.8 m sampai 2.0 meter dari sisi kaison. Kemudian didalam ruang kerja dimasukkan udara bertekanan sama besardengan tekanan air tanah, untuk mencegah air  membanjiri ruangtersebut sehingga penggalian didalam ruang tersebut dapat dilakukan baik dengan tenaga manusia maupun mesin. Corong dan pintu udara dipakai untuk jalan keluar/ masuk para pekerja, jaga sebagai tempat pengeluaran tanah galian dan pasir. Untuk kaison besar dipakai dua buah pintu udara, satu untuk    jalan masuk/keluar pekerja dan lainnya untuk tempat pengeluaran tanah maupun  pasir. Pintu untuk tempat keluar pekerja ini disebut pintu manusia dan pintu untuk  mengeluarkan tanah dan pasir ini disebut pintu bahan.

Gambar 2.2

16

Untuk kaison tekanan, jika penurunan tidak terjadi lagi, walaupun masih  berada didalam waktu penurunan, akibat gaya geser permukaan pada tubuh kaison ataupun tekanan udara pada ruang kerja, beban penurunan lebih mudah dapat disesuaikan bila dibandingkan dengan kaison terbuka, yaitu dengan meletakkan   beban (terutama air) pada langit-langit pelat. Bila penurunan telah mencapai kedalaman yang dikehendaki, kedalam ruang kerja dituangkan beton setelah kekuatan  pendukung tanah diperiksa berdasarkan suatu cara.

3.2.3

Pemakaian Pondasi Kaison

Kaison dipakai sebagai pondasi bangunan yang besar, bila cara pemotongan terbuka tidak dapat dipakai akibat adanya air yang naik atau endapan pada dasar   pondasi dan lain-lain,dan disamping itu bila daya dukung (vertikal atau mendatar) tidak mencukupi dalam pondasi tiang atau bila penurunan dan atau getaran memegang peranan dalam penilaian pemakaian.

3.2.4

Perbandingan Antara Kaison terbuka Dengan Kaison Tekanan

Bagi kaison terbuka maupun kaison tekanan, pemilihan jenis kaison yang akan dipergunakan seringkali menimbulkan perdebatan sengit, namun kedua jenis ini   juga memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Oleh karena itu, keputusan akhir untuk menentukan jenis kaison yang dipakai harus didasarkan pada  penyelidikan yang seksama terhadap kondisi lingkungan pada waktu melaksanakan  pekerjaan.

Perbedaan antara kaison terbuka dengan kaison tekanan:

1. Lingkungan, suara •

Kaison terbuka:

-

Karena gangguan pada tanah disekelilingnya besar, akibat penggalian selama  pelaksanaan pembenaman dilakukan. Memberikan pengaruh kepada bangunan disebelahnya, akibat tanah yang terbenam.

17

-

Selain suara derek, tidak ada suara lain yang mengganggu, kesuali dimalam hari.

-

Kaison tertekan:

-

Dengan pengawasan yang ketat pada waktu pelaksanaan, maka pengaruh terhadap bangunan tetangga dapat berkurang.

-

Karena getaran yang besar dan suara kompresor, demikian pula dengan suara yang keluar dasi ketel, maka pemakaian didaerah perkotaan dibatasi, kecuali telah diadakan langkah-langkah keamanan sebelumnya.

-

Bila terdapat sumur disekitar daerah konstruksi, tekanan udara dapar  merembes kesumur, sehingga diperlukan survei terlebih dahulu dan kontrol menyeluruh terhadap aliran udara.

2. Pemeriksaan jadwal kerja; -

Kaison terbuka:

-

Karena beberapa hal pembenaman tidak berlangsung seperti yang diharapkan, maka waktu pelakasnaan harus diberi kelonggaran sekucupnya.



Kaison tertekan:

-

Karena pembebanan langsung, hampir sesuai yang diharapakan, maka pada waktu pelaksanaan mudah diperkirakan sebelumnya.

3.  Management pegawai; -

Kaison terbuka:

-

Selain pada kasus dimana terdapat masalah bekerja didalam kaison, management pegawai dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti  pekerjaan-pekerjaan lain dibawah permuaak tanah.



Kaison tertekan:

-

Karena pekerjaan dilakukan dibawah tekanan yang tinggi, maka pengaturan tenaga kerja harus diperhatikan, khususnya yang menyangkut undang-undang.

-

Bila tekanan atmosfir dibawah kaison menurun, timbul beberapa kerugian dalam pekerjaan dan karena itu dalam beberapa hal perlu dilakukan kerja

18

selama 24 jam. Akibatnya, tenaga kerja harus banyak dan mereka memerlukan fasilitas akomodasi.

4.  Penggalian untuk penenggelaman; -

Kaison terbuka:

-

Pada prinsipnya dilakukan penggalian secara basah dibawah air. Tetapi sulit  pula menghindarkan hambatan yang muncul selama penggalian, juga bahaya yang bisa terjadi.

-

Ada beberapa hal dimana selama penggalian kaison, tanah digali jauh dibawah bagian bawah sisi, hal tersebut menimbulkan kemiringan yang besar  dan pergeseran kaison. Sebab itu setelah kaison diletakkan, hampir tak  mungkin mengkoreksi kemiringan lagi.

-

Kadar gangguan disekitar tanah pondasi sangat besar selama pembeneman  berlangsung.

-

Andaikata kondisinya cukup memuaskan, dapat diharapkan penenggelaman yang lebih dalam dari pada kaison tekanan.



Kaison tertekan:

-

Karena pekerjaan dilakukan oleh tenaga manusia dengan udara bertekanan, hasil pekerjaan dapat menjadi sangat teliti.

-

Hambatan bisa dihindari dengan mudah dan koreksi terhadap kemiringan bisa dilakukan pula.

-

Karena mempergunakan tekanan udara, diperlukan berbagai peralatan tambahan lainnya.

-

Keadaan penggalian terbatas (kedalaman air sampai 30 m).

5.  Beban penenggelaman; -

Kaison terbuka:

-

Karena beban penenggelaman harus dipasang pada kepala mahkota kaison, daerah penggalian menjadi sempit karena beban pendukung ini. Hal tersebut mempengaruhi hasil penggalian sebagai tambahan, pengulangan pembebanan

19

dan

tanpa pembebanan mempengaruhi biaya

dan

waktu

pembuatan

konstruksi. -

Sebagai tambahan tentang masalah beban ini, dipakai alat untuk mengurangi geseran pada tanah sekelilingnya. Tetapi hal ini dapat mengganggu tanah disekitarnya walaupun masih tergantung pula pada cara penggunaannya.

-

Bila beban dipasang, kaison berada dalam keadaan paling berat yang menyebabkan kaison menjadi miring.



Kaison tertekan:

-

Karena beban dapat dibebankan pada rongga diatas ruang kerja dan air atau tanah dan pasir dapat dipergunakan, tak ada pengaruh langsung yang timbul  pada saat penggalian.

-

Akibat gravitasi, bagian kaison yang paling bawah umumnya tidak menjadi miring.

6.  Penetapan dasar pondasi; -

Kaison terbuka:

-

Penetapan dasar pondasi biasanya dilakukan dibawah air. Akibat adanya kesulitan-kesulitan yang cukup besar dan lebih-lebih karena cara pemeriksaan kekuatan pendukung tanah ini tidak cukup bisa diandalkan, maka hasil  pemeriksaan ini tidak bias dipercaya secara mutlak.



Kaison tertekan:

-

Berhubung penetapan dasar pondasi setelah pemasangan kaison mudah dilakukan, hasilnya lebih dapat dipercaya. Misalnya dengan pemeriksaan pelat   pendukung. Bila kekuatan tanah pendukung tidak cukup, dapat diperbesar  dengan memperluas galin dasar.

7.  Alas dasar beton; -

Kaison terbuka:

-

Bila dasar pondasi terganggu dan lumpur yang meluap tidak dapat disingkirkan semuanya pada saat penyelesaian penggalian, mungkin dapat

20

menimbulakn penenggelaman tahap kedua, bahkan setelah alas dasar beton selesai dicor. -

Bila diperlukan drainase pada bagian dasar kaison, maka setelah meletakkan alas dasar beton perlu dilakukan pemeriksaan apakah alas dasar beton akan hancur akibat tekanan air.



Kaison tertekan:

-

Secara praktis pengecoran semua beton didalam ruang kerja dapat dilakukan. Bila tajadi rongga, maka dapat diisi dengan adukan encer. Kemungkinan penenggelaman tahap kedua hampir tak ada.

21

BAB IV DAFTAR PUSTAKA



Joseph E. Bowles. 1997. Analisis dan Desain Pondasi, edisi keempat. Terjemahan Pantur Silaban, Ph.D. Erlangga, Jakarta .



Sosrodarsono, Kazuto Nakazawa. 2000. mekanika tanah dan teknik pondasi. PT Pradnya Paramita, Jakarta Indonesia

22

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF