Jenis-Jenis Kalimat Menurut Bentuk Struktur Gramatikal Dan Gaya
October 9, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Jenis-Jenis Kalimat Menurut Bentuk Struktur Gramatikal Dan Gaya...
Description
JENIS-JENIS KALIMAT MENURUT BENTUK STRUKTUR GRAMA GRAMATIKAL TIKAL DAN GAYA PENYAJIANNYA Nama Kelompok: Maria mirdatul (P031815401019) Mellysa Yusniza (P031815401021)
PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkab suatu pengertian dan pola intonasi akhir dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya. Contohnya seperti kalimat lengkap,kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya
KALIMAT MENU RUT STRUKTUR STR UKTUR GRAMA GRAMATIKALN TIKALNY YA KALIMAT MENURUT Menurut kamus besar bahasa Indonesia gramatikal adalah tata bahasa. Menurut strukturnya kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula p ula berupa ber upa kalimat majemuk . Kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif ) . Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal, gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk ( E.Zaenal Arifin,1995)
1.Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa Indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana. Kalimat-kalimat tunggal yang sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Sehubungan dengan itu, kalimat-kalimat yang panjang itu dapat pula ditelusuri pola-pola pembentukannya. pembentukannya. Pola-pola itulah yang dimaksud dengan pola kalimat dasar (E. Zaenal Arifin, 1995) Mari kita lihat sekali lagi pola-pola kalimat dasar tersebut:
a. Mahasiswa berdiskusi S: KB + P: KK b. Dosen ramah S: KB + P: KS
c. Harga buku itu sepuluh ribu rupiah S: KB + P: KBil
d. Tinggalnya Tinggalnya di Palembang S:KB + P: (KD + KB)
Pola-pola kalimat dasar ini masing-masing dibaca sebagai berikut : a.Pola 1, adalah pola yang mengandung subjek (S) kata benda ( Mahasiswa ) dan predikat ( P ) kata kerja ( berdiskusi ). Kalimat itu menjadi Mahasiswa berdiskusi ( S P) Contoh lain: a.Mahasiswa kebidanan belajar mempuyer obat S P b. Mahasiswa Mahasiswa kebidanan mempraktekkan cara memandikan bayi S P b.Pola 2, adalah pola pol a kal kalimat imat yang bersubjek kata benda (dosen itu) dan berpredikat kata sifat ( ramah ). Kalimat itu menjadi : Dosen : Dosen itu itu ramah S P Contoh lain: a. Mahasiswa Mahasiswa kebidanan sangat sangat Rajin Rajin S P c.Pola 3, adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda ( harga buku itu ) dan berpredikat kata bilangan (sepuluh ribu rupiah ). ). Contoh lain : a.Umur a.Umur ku saat ini Dua puluh
S
P
Ketiga pola kalimat diatas masing-ma masing-masing sing terdiri atas satu kalimat tunggal. Setiap kalimat tunggal diatas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsur katanya. Dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya itu , kalimat akan menjadi panjang (lebih panjang daripada kalimat asalnya), tetapi masih dapat dikenali usur utamanya. u tamanya. Memperlua Memperluass kalimat tunggal tidak hanya terbatas seperti pada contoh-contoh diatas. Tidak tertutup kemungkinan kalimat tunggal seperti itu diperluas menjadi dua puluh kata atau lebih. Perluasan kalimat itu antara lain terdiri dari : a.Keterangan a.Ketera ngan tempat Seperti di sini , dalam ruangan tertutup, lewat Yogyakarta , dalam republic itu dan sekelilingi kota. b. Keterangan waktu waktu Seperti setiap Seperti setiap hari, pada pukul 19.00 , tahun depan, kemarin sore sore dan minggu kedua bulan ini c.Keterangan c.Ketera ngan alat Seperti dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok dan garpu, dengan wesel pos dan dengan cek d.Keterangan modalitas Sepeti harus,barangkali, seyogyanya, sesungguhnya , dan sepatutnya
e.Keterangan cara Seperti dengan hati-hati, seenaknya saja, selakas mungkin, dan dengan tergesatergesa-gesa gesa f.Keterangan aspek Seperti akan,sedang ,sudah dan telah g.Keterangan tujuan Seperti agar bahagia,supaya tertib, untuk anaknya, dan bagi kita h.Keterangan sebab Seperti karena tekun, sebab berkuasa, dan lantaran panic i.Frasa yang Seperti mahasiswa yang IPnya 3 keatas, para atlet yang sudah menyelesaikan latihan, dan pemimpin yang memperhatikan rakyatnya. j.Keterangan aposisi yaitu keterangan yang sifatnya saling menggantikan, seperti penerima Kalpatarum Abdul Rozak, atau Gubenur DKI Jakarta, Sutiyoso
2.Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih ( Hermanda: 2009) . Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut : a.Penggabungan atau sejajar yaitu dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan dan atau serta . jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan.
Contoh : Kami membaca
Mereka menulis
Menjadi : Kami membaca membaca dan dan mereka menulis
Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih dari dua kalimat tunggal.
Contoh : Direktur tenang tenang Karyawan duduk teratur
b.Pertentangan yaitu kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pertentangan.
Contoh : Amerika : Amerika dan Jepang tergolong tergolong negara maju Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang
Menjadi : Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang
Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk majemuk setara perte pertentangan ntangan ialah kata sedangkan dan melainkan seperti kalimat berikut berikut :
Puspiptek Puspiptek terletak di Serpong, sedangkan Industri Pesawat Terbang Nusantara terletak di . Bandung. Ia bukan peneliti, melainkan pedagang
c.Sebab akibat yaitu yaitu dua kalimat tunggal atau lebih dapat di hubungkan oleh kata katakarena karena jika kejadian yang dikemukakannya berurutan .
Contoh : A : Ayah yah berkerja terus sehingga badannya pegal-pegal Dia duduk te terus rus kar karena ena kakinya patah
d.Pemilihan yaitu dua kalimat tunggal atau lebih dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu menunjukkan pemilihan dan hasilnya disebut kalimat majemuk majemuk setara pemilihan.
Contoh : Para pemilik televisi membayar iuran televisinya dikantor pos yang terdek terdekat at atau para petugas menagihnya kerumah pemilik televisi langsung
3.Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat majemuk bertingkat terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan kedalam induk kalimat,sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab,akibat,tujuan,syarat,dan sebab,akibat,tujuan,syarat,dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat (E.Zaenal Arifin,1995). Kalimat majemuk bertingkat terdiri dari : a.Anak kalimat pengganti subyek Contoh : Budi : Budi membaca puisi (kalimat tunggal) Anak yang sering terlambat itu itu sering membaca puisi b.Anak kalimat pengganti prediket Contoh : Bajunya : Bajunya bagus Bajunya yang baru itu dibelikan dibelikan oleh ibunya untuk baju lebaran
c.Anak kalimat pengganti objek Contoh : Adik : Adik memelihara binatang ternak ternak Adik memelihara ayam,bebek,itik, ayam,bebek,itik, dan burung d.Anak kalimat pengganti keterangan Contoh : Kakak : Kakak pergi pergi ke rumah sakit Kakak pergi pergi ke dokter gigi kenalannya kenalannya Kalimat majemuk bertingkat terbagi dalam bentuk anak kalimat dan induk kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan , sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan hal-hal hal-hal lain. Perhatikan kalima kalimatt dibawah ini : Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu ke hotel-hotel besar : Apabila engkau ingin melihat bak mandi mandi panas Anak kalimat : Apabila Induk kalimat : Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar
4.Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat jenis ini terdiri atas kalimatmenjadi majemuk setarayang dan kalimat majemuk bertingkat. Sehingga kalimat panjang.Kalimat majemuk campuran ini minimal terdiri dari 3 buah kalimat. Kalimat majemuk campuran banyak kita temui pada berita surat kabar dan majalah ( E.Zaenal Arifn,1995) Contoh : a.Satu induk kalimat dan dua anak kalimat Kami menyelenggarakan kegiatan PMR (induk kalimat) , yang di bina oleh TIM SAR (anak kalimat) ,serta didukung pada oleh anggota pecinta pecinta alam (anak kalimat) b.Dua induk kalimat satu atau lebih anak kalimat Pak guru memuji keberhasilan kami (induk kalimat) dan berharap agar kami lebih rajin (induk kalimat) ,sehingga berprestasi lebih tinggi ( anak kalimat )
Kalimat Menurut Bentuk Gaya Penyajiannya (Retrotrikanya ) Tulisan akan lebih efektif jika disamping kalimat-kalimat yang disusunnya benar,juga gaya penyajiannya (retrotrikanya) menarik perhatian pembacanya. Walaupun kalimat-kalimat yang disusunnya rendah gramatikal,sesuai dengan kaidah , belum tentu tulisan itu memuaskan pembacanya jika segi retrotrikanya tidak memikat. Kalimat akan membosankan pembacanya jika selalu disusun dengan konstruksi yang menonton atau tidak bervariasi . Misalnya, konstruksi kalimat itu selalu subjek-predikat-objek predikat-objek-keterangan atau selalu konstruksi induk kalimatanak kalimat ( E.Zaenal Arifin,1995)
Menurut gaya penyampaian atau retrotikanya, kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu : 1.Kalimat yang melepas (induk -anak) 2.Kalimat yang klimaks ( anak –induk) 3.Kalimat yang berimbang (setara atau campuran ) 1.Kalimat yang Melepas Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama,yaitu induk kalimat dan diikuti oleh unsur tambahan, yaitu anak kalimat , gaya penyajian kalimat itu disebut melepas. melepas. Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja pleh penulisnya dan kalaupun unsur ini tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap ( E.Zaenal Arifin,1995) Misalnya : a.Saya akab dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana 2.Kalimat yang Klimaks Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut berklimaks berklimaks.. Pembaca belum dapat memehami kalimat tersebut jika baru membac membacaa anak kalimatnya. Pembaca akan memaham memahamii makna kalimat itu setelah membaca induk kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa ada sesuatu yang masih ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat yang kontruksinya anak-induk terasa berklimaks, dan terasa membentuk ketegangan ( E.Zaenal Arifin,1995) Misalnya: a.Karena sulit kendaraan,ia datang terlambat ke kantornya
3.Kalimat yang Berimbang Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk bertingkat, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan kedalam bangun kalimat yang bersimetris ( E.Zaenal Arifin,1995) Misalnya : a.Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestic berlomba melakukan transaksi , dan HSG naik tajam. b.Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat berkerja dengan tenang dan dapat beribadah dengan leluasa. Ketiga gaya penyampaian tadi terdapat pada kalimat majemuk. Adapun kalimat pada umumnya dapat divariasikan menjadi kalimat panjang pendek,aktif-pasif,inverse (pembalikan susunan) dan pengedepanan keterangan.
pengertian kalimat efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan,pikiran dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi struktur,diksi dan logikanya. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas akan dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. Sebuah kalimat efektif dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis pen ulis atau pembicara. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembacanya.
Agar kalimat yang ditulis dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang diharapkan oleh penulis. Perlu diperhatikan beberapa hal yang merupakan ciri-ciri kalimat efektif yaitu : a.Kesepadanan dan kesatuan b.Kesejajaran bentuk c.Penekanan d.Kehematan dalam mempergunakan kata e.Kevariasian dalam struktur kalimat 2.Ciri-Ciri Kalimat Efektif a.Kesepadanan dan Kesatuan
Syarat pertama bagi kalimat efektif adalah mempunyai struktur yang baik. Artinya kalimat itu harus memiliki unsur-unsur subjek dan predikat, atau bisa ditambah dengan objek, keterangan, dan pelengkap, akan melahirkan keterpaduan arti yang merupakan ciri keutuhan kalimat.(Sabarti Akhaidah,dkk) Misalnya anda ingin mengatakan
a.Ibu menata ruang tamu tadi pagi. Kalimat ini jelas maknanya. Hubungan antara unsur yaitu subjek (ibu) dengan predikat (menata), dan antara predikat dengan objek (ruang tamu) beserta keterangan (tadi pagi) merupakan kesatuan bentuk yang membentuk kesatuan makna a).Subjek dan Predikat Kalimar terdiri atas kata-kata . Kata-kata ini merupakan unsur kalimat yang secara bersama-sama dan menurut system tertentu membent bersama-sama membentuk uk struktur. struktur. Jadi sebagai unsur kalimat kata-kata itu masing-masing menduduki fungsi tertentu. Unsur-unsur yang dimaksud adalah subjek dan predikat. Kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek di dalam sebuah kalimat merupakan unsur inti atau pokok pembicaraan contoh : Panu Panu adalah sejenis penyakit kulit yang cukup merisaukan b). Kata Penghubung Penghubung Intrakalimat Intrakalimat dan Antarkalim Antarkalimat at Kata penghubung atau konjungsi yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah frase atau menghubungkan klausa dengan klausa dalam sebuah kalimat disebut konjungsi intrakalimat. Contoh :Kami semua bekerja keras, sedangkan keras, sedangkan dia hanya bersenang-senang
c) Gagasan Pokok Dalam menyusun kalimat kita harus mengemukakan gagasan (ide) pokok kalimat. Biasanya gagasan pokok diletakkan pada bagian depan kalimat. Jika seseorang penulis hendak menggabungkan dua kalimat, maka penulis harus menentukan bahwa kalimat yang mengandung gagasan pokok harus menjadi induk kalimat. ( Sabati Akhaidah,dkk) Akhaidah,dkk) d) Penggabungan dengan “yang” , “dan” Seorang penulis sering menggabungkan dua kalimat atau klausa menjadi satu kalimat. Jika dua kalimat digabungkan dengan partikel dan ,maka hasilnya kalimat majemuk setara. Jika dua kalimat majemuk bertingkat, artinya kalimatnya itu terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Perhatikan contoh berikut. contoh:Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah e) Penggabungan Menyatakan “sebab” dan “waktu” Dalam komposisi untuk mencapai efektivitas komunikasi diperhatikan perbedaan antara hubungan sebab dan hubungan waktu
perlu
f) Penggabungan Kalimat yang Menyatakan Hubungan Akibat dan Hubungan Waktu
b.Kesejajaran (paralelisme) Kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial Contoh : Penyakit alzheim alzheimer er alias alias pikun adalah sat satu u segi usia tua tua yang paling
mengerikan dan membahayakan , sebab pencegahan dan pengobatannya tak ada yang tahu. c.Penekanan Dalam Kalimat Setiap kalimat memiliki sebuah gagasan (ide) pokok. Inti pikiran inti biasanya ingin
ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis pembicara. Seseorang pembicara biasanya akan memberi penekanan pada atau bagia kalimat dengan memperlambat ucapan,meninggikan suara,dan sebagainya. Dalam penulisanan ada berbagai cara untuk memberi penekanan dalam kalimat yaitu : a.Posisi dalam kalimat b.Urutan yang logis c.Pengulangan kata ( Sabati Akhaidah,dkk) d.Kehematan Dalam Mempergunakan Kata Unsur-unsur penghematan yang harus diperhatikan adalah : a,.Pengulangan subjek kalimat b.Hiponima c.Pemakaian kata depan “dari” dan”daripada” ( Sabati Akhaidah,dkk)
e.Variasi Dalam Kalimat Seseorang akan dapat menulis dengan baik bila dia juga seseorang pembaca yang baik. Akan tetapi pembaca yang baik tidak berarti dia juga penulis yang baik. Seorang penulis harus menyadari bahwa tulisan yang dibuatnya akan dibaca orang lain. Membaca bertujuan agar pembaca mendapat sesuatu dari bacaannya . Ini berarti bahwa pembaca harus memahami apa yang dimaksud memberi sesuatu pengetahuan atau pengalaman kepada pembaca,penulis juga tidak ingin membuat pembaca menjadi letih karena membaca. Agar tidak membosankan dan menjemukan dalam penulisan kalimat diperlukan pola dan bentuk/struktur yang bervariasi. a) Variasi Bentuk Pasif Persona Bentuk pasif persona juga dapat dimanfaatkan sebagai variasi lain dalam pengungkapan informasi. b) Variasi Variasi Bentuk Aktif – Pasif Variasi bentuk aktif-pasif merupakan meru pakan variasi penggunaan k kalimat alimat dengan memanfaatkan kalimat aktif lebih dulu, kemudian diikuti oleh kalimat pasif, atau sebaliknya.
View more...
Comments