JENIS INSTRUMEN PENELITIAN(1).docx

March 19, 2019 | Author: Izkar Mie Kare | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download JENIS INSTRUMEN PENELITIAN(1).docx...

Description

JENIS INSTRUMEN PENELITIAN A. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Dari arti kata kedua istilah tersebut segera dapat dikemuka kan pengertiannya demikian:

“Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan olph peneliti untuk  mengumpulkan data” “Cara” menunjuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya. Terdaftar sebagai metode-metode  penelitian adalah: angket ( questionnaire questionnaire ) ,  , wawancara atau interviu ( interview interview ) ,  ,  pengamatan ( observation observation ) ,  , ujian atau tes (test), dokumentasi (documentation), dan lain sebagainya. 2. Instrurnen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

“Instrumen penelitian” yang diartikan sebagai “alat bantu” merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questionnaire), daftar cocok  ( checklist  checklist   ) atau  pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau  panduan pengamatan (observation sheet  atau observation schedule) soal tes (yang kadangkadang hanya disebut dengan “ter” saja, inventors (invertory), skala (scale), dan lain sebagainya. Melihat daftar jenis-jenis metode dan daftar jenis-jenis instrumen tersebut diatas, terdapat istilahistilah yang sama, yaitu angket dan tes. Dengan demikian ada metode angket dan instrumen angket. Demikian juga ada metode tes dan instrumen tes. Memang instrumen angket digunakan sebagai alat bantu dalam penggunaan metode angket; demikian juga halnya dengan tes. Namun ada kalanya peneliti memilih metode angket tetapi menggunakan daftar cocok sebagai instrumen. Menurut pengertiannya, angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Daftar cocok, menunjuk pada namanya, merupakan kumpulan dari pernyataan atau pertanyaan yang pengisiannya oleh responder dilakukan dengan memberikan tanda centang “daftar cocok” sebenarnya atau tanda cocok (ü) pada tempat-tempat yang sudah disediakan. Jadi “daftar cocok” merupakan semacam angket juga tetapi cara pengisiannya dengan memberikan tanda cocok  itulah yang menyebabkan ia disebut demikian. Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data. Dengan demikian terdapat kaitan antara metode dengan instrumen pengumpulan data. Pemilihan satu jenis metode pengumpulan data kadang-kadang dapat memerlukan lebih dari satu jenis instrumen. Sebaliknya satu jenis instrumen dapat digunakan untuk berbagai macam metode. Jika daftar metode dan daftar instrumen tersebut dipasangkan, akan terlihat kaitan dalam tabel  berikut ini.

Tabel 1. Pasangan Metode dan Instrumen Pengumpulan Data No. 1

Jenis Metode Angket (questionnaire)

2

Wawancara (interview)

3

Pengamatan/Observasi (Observation)

4

Ujian/Tes (test)

5

Dokumentasi

Jenis Instrumen Angket (questionnaire) Daftar cocok  (checklist) Skala (scala), inventori (inventory) Pedoman wawancara (interview guide) Daftar cocok (checklist) Lembar Pengamatan, panduan  pengamatan, panduan observasi (observation sheet, observation  schedule), (checklist). Soal ujian, soal tes atau tes (test), inventori (inventory). Daftar cocok (checklist) Tabel 

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa: 1. Inventors dapat digunakan sebagai angket (tidak digunakan untuk mengetahui sesuatu

yang sifatnya “ketat” seperti tes, (misalnya angket minat) tetapil ada yang berkedudukan

seperti tes. 2. Daftar cocok  (checklist)

dapat digunakan dalam berbagai metode, karena nama “daf tar  cocok” lebih menunjuk pada cara mengerjakan dan wujud tampiIan instrumen dibandingkan dengan jenis instrumen sendiri.

Mengenai jenis-jenis instrumen yang disebutkan di atas, penulis yakin bahwa para pembaca telah mengenalnya. Dalam buku-buku penelitian sudah banyak diuraikan. Meskipun demikian untuk  memperoleh penjelasan menyeluruh tentang metode dan instrumen pengumpul data ini, dalam  bagian berikut diberikan sekadar gambaran singkat tentang pengertian dan contoh-contoh instrumen terutama dalam mengenai persamaan dan perbedaannya. 1. Angket Angket, seperti telah dikemukakan pengertiannya di atas, merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang yang diberi tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan respons ini disebut responden. Menurut cara memberikan respons, angket dibedakan menjadi dua  jenis yaitu: angket terbuka dan angket tertutup. a. Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikan rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket terbuka digunakan apabiia peneliti belum dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan altematif jawaban yang ada pada responden.

Contoh pertanyaan angket terbuka:

Penataran apa saja yang pernah Anda ikuti yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Tuliskan apa, di mana, dan berapa lama! Jawab:  No. Jenis Penataran Tempat Penataran Berapa Hari …………………………. …………………………. ………………….. 1. …………………………. …………………………. ………………….. 2. …………………………. …………………………. ………………….. 3. 4. dan seterusnya kira-kira 5-7 nomor  Menggali informasi mengenai identitas responden biasanya dilakukan dengan membuat  pertanyaan terbuka. Keuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak yakni pada responden dan pada peneliti: (1). Keuntungan pada responden: mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan atau keadaannya. (2). Keuntungan pada peneliti: mereka akan memperoleh data yang bervariasi, bukan hanya yang sudah disajikan karena sudah diasumsikan demikian. b. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (x) pada kolom atau tempat yang sesuai. Contoh pertanyaan angket tertutup: 1) pernahkan Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan?

Jawab: ……………………………. ….a. Pernah ….b. Tidak 

1. Jika pernah, penataran tentang apa saja? (dapat memberikan centang lebih dari satu)

….a. ….b. ….c. ….d.

materi bidang studi metode mengajar/strategi belajar-mengajar  memilih dan penggunaan media/alat pelajaran menyusun alat evaluasi

c. Angket campuran yaitu gabungan antara angket terbuka dan tertutup. Contoh pertanyaan angket campuran: 1) Pernahkah Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Jika pernah berapa kali? ….a. Tidak pernah (langsung ke nomor 3)

….b. Pernah, yaitu …kali (teruskan nomor 2)

2) Penataran tentang apa saja yang Anda ikuti dan berapa hari lamanya? 1. 2. 3. 4.

Materi pelajaran Metode mengajar  Pemilihan dan penggunaan media Penyusunan alat evaluasi

…..hari …..hari …..hari …..hari

2. Daftar Cocok  (Checklist) Di dalam penjelasan mengenai angket dikemukakan juga bahwa dalam mengisi angket tertutup responden diberi kemudahan dalam memberikan jawabannya. Di lain tempat, yakni di dalam  penjelasan umum mengenai instrumen disebutkan bahwa daftar cocok adalah angket yang dalam  pengisiannya responden tinggal memberikan tanda cek (√). Dengan keterangan tersebut tampaknya angket tertutup dapat dikategorikan sebagai checklist . Namur demikian angket bukan khusus merupakan daftar. Daftar cocok mempunyai pengertian tersendiri. Daftar cocok bukanlah angket. Daftar cocok mempunyai bentuk yang lebih sederhana karena dengan daftar cocok   peneliti bermaksud meringkas penyajian pertanyaan Berta mempermudali responden dalam memberikan respondennya. Daftar cocok memuat beberapa pertanyaan yang bentuk dan  jawabannya seragam. Agar responden tidak diharapkan pada beberapa pertanyaan mengenai  berbagai hal tetapi dalam bentuk membaca, maka disusunlah daftar cocok tersebut sebagai  pengganti.

Contoh: Berikan tanda silang tepat pada kolom yang menunjukkan kebiasaan Anda melakukan pekerjaan di rumah yang tertera di bawah ini.  No. Jenis kegiatan di rumah Dikerjakan Dikerjakan Dikerjakan oleh Anda  bersama  pembantu 1. Menyiapkan makan pagi 2. Membersihkan rumah 3. Mencuci pakaian sendiri 4. Mencuci sprei, korden, dan seterusnya. 5. Mencuci alat-alat makan …dan seterusnya Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa variasi jawaban yang harus diberikan oleh responden hanya empat macam yakni:. “Dikerjakan oleh Anda”, “Dikerjakan bersama”, dan “Dikerjakan  pembantu”. Dengan daftar cocok ini barang kali peneliti hendak mengungkap seberapa besar  tanggung jawab responden terhadap pekerjaan di dalam rumah tangga. Jika pertanyaan dan alternatif jawaban tersebut disajikan dalam bentuk angket, alternatif jawaban hanya tiga macam itu akan disebutkan secara berulang-ulang dengan bentuk dan isi yang sama. Daripada memakan tempat padahal responden sudahtahu (dan hafal!) apa yang harus dipilih maka altematif tersebut disingkat dalam bentuk kolom-kolom yang apabila sudah diisi oleh responden terlihat adanyadaftar tanda centang yang disebut daftar cocok. Istilah “daftar cocok” juga dapat datang dari apa yang diharapkan dari responden, yakni memberi tanda cocok atau tanda centang pada daftar pernyataan yang disediakan.

3. Skala(scale) Skala menunjuk pada sebuah instrumen pengumpul data yang bentuknya seperti daftar cocok  tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. Di dalam Encyclophedia of   Educational Evaluationdisebutkan: The term scale in the measurement sense, comes from the  Latin word scale, meaning “ladder” or “flight of stairs”. Hence, anything with gradation can be thought of as “scaled”.

Contoh: Peneliti ingin mengungkapkan bagaimana seseorang mempunyai sesuatu kebiasaan. Alternatif  yang diajukan berupa frekuensi orang tersebut dalam melakukan suatu kegiatan. Gradasi

frekuensi dibagi atas: “Selalu”, “Sering”,. “Jarang”, “Tidak pernah”. Skala yang diberikan kepada responden adalah sebagai berikut:  No. Jenis kegiatan di rumah Selalu 1. Bangun sebelum jam 5 pagi 2. Menyiapkan makan pagi 3. Membersihkan rumah 4. Mencuci pakaian sendiri 5. Mencuci perabot rumah

Sering

Jarang

Tidak Pernah

tangga… dan seterusnya

Skala banyak digunakan untuk mengukur aspek-aspek kepribadian atauaspek kejiwaan yang lain. Selain skala, penelitian yang berhubungan dengdn aspek-aspek kejiwaan memerlukan jenis instrumen-instrumen pengumpul data lain, baik yang berupa tes, inventori untuk hal-hal umum (general inventories, misalnya  Minnesota Multiphasic Personality Inventory  –  MMPI, dan inventori untuk aspek-aspek khusus (Specific Inventories seperti:  Rokeach Dogmatism Scala,  Fundamental Interpersonal Relations Orientation – Behavior  – FIRO – B, Study of Values, dan lain-lain). Untuk penelitian pendidikan, walaupun dapat dikatakan tidak terlalu sering menggunakan instrumen-instrumen seperti disebutkan, tetapi bagi penelitinya perlu juga mengenal ragam alat pengumpul data aspek-aspek psikologi tersebut. Problematika pendidikan seperti kerancuan dalam mengikuti pelajaran, lambatnya siswa menyelesaikan studi serta masalah-masalah yang berhubungan dengan proses belajar, menjadi topik yang tetap aktual di kalangan pendidikan sekolah formal. Selain penelitian yang tidak  terlalu menyangkut aspek-aspek kejiwaan secara langsung, masih banyak problem pendidikan yang terkait dengan aspek kejiwaan tersebut, misalnya rendahnya prestasi disebabkan rendahnya harga diri siswa. Lemahnya semangat belajar dikarenakan adanya lesu kreativitas dan seterusnya. Itulah sebabnya dalambagian ini akan disajikan pula beberapa contoh instrumen untuk  mengungkap aspek-aspek kejiwaan agar para peneliti pendidikan dapat terperinci menggali  penyebab timbulnya masalah pendidikan melalui aspek kejiwaan siswa dan guru yang terlibat di dalam kegiatan pendidikan tersebut. Namun demikian untuk dapat menggunakan alat-alat  pengungkap gejala kejiwaan seperti tes, inventori khusus dan lain-lain, diperlukan suatu kemampuan khusus. Pada umumnya mahasiswa lulusan faktultas Psikologi dapat diminta untuk  membantu melaksanakan pengumpulan data yang diungkap melalui instrumen-instrumen tersebut. Skala seperti dicontohkan di atas merupakan skala bentuk gradasi dari satu jenis kualitas. Dalam contoh di atas, alternatifnya ada empat sehingga terdapat empat tingkatan kualitas kes eringan. Skala yang berasal dari ide yang dikemukakan oleh Likert dan dikenal dengan skala Likert ini  biasanya menggunakan lima tingkatan. Tentu saja peneneliti dapat membuat variabel dengan menyingkat menjadi tiga tingkatan:  – Tidak Pernah Selalu - Kadang-kadang  – Jelek  Baik - Cukup Besar - Sedang - Kecil Jauh - Cukup - Dekat

dan dapat pula memperbesar rentangan menjadi lima tingkatan:  – Sering Sekali - Sering  – Jarang  – Jarang Sekali Selalu Selalu - sering sekali - Sering - Jarang  – Tidak Pernah Baik Sekali  – Baik - Cukup - Jelek - Jelek Sekali Besar Sekali  – Besar - Cukup - Kecil  – Kecil Sekali Misalnya: Sangat setuju (SS)

Setuju (S)

Abstain (A)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

Pemilihan alternatif diserahkan pada keinginan dan kepentingan peneliti yang menciptaka instrumen tersebut. Ada Jenis lain yang telah dikembangkan oleh Inkels, bukan menyajikan alternative jenjang kualitas untuk sesuatu predikat, tetapi jenjang dari kualitas mini suatu  perbuatan. Bentuk skala model. indeks ini menyerupai tes objektif bentuk pilihan ganda, tetapi alternatifnya menunjuk pada gradasi. Langkah-Langkah Dalam Menyusun Instrumen Secara umum penyusunan instrumen pengumpul data dilakukan dengan penahapan sebagai  berikut: 1. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul  penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian. 2. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel. 3. Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel. 4. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator. 5. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen. 6. Melengkapi instrumen dengan (pedoman atau instruksi) dan kata pengantar.

 

 

SUMBER: http://www.4skripsi.com You might also like: PROSEDUR PENELITIAN ILMIAH Sistematika penulisan : KELOMPOK KUALITATIF(ETNOGRAFI, STUDI KASUS, FENOMENOLOGI, GROUNDED THEORY, NARATIF/ HISTORIS, DAN ANALISIS ISI) METODE PENELITIAN Beberapa Pengertian Dasar dalam riset

Pengertian pengumpulan data A . Pengertian pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk  mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan methode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket[1] ,perangkat tes,  pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya. Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang amat penting dan strategi kedudukannya didalam keseluruhan kegiatan penelitian. Dengan instrumen akan diperoleh data yang merupakan bahan  penting untuk menjawab permasalahan, mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapi tujuan, dan untuk membuktikan hipotesis [2]. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian. Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel  penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran. B. Wawancara

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton[3] dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk   pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan  bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam  poerwandari, 1998) Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara : a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.  b.

Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.

c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan. Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu : a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.  b.

Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.

c.

Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.

d.

Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer.

C. Pengertian Kuesioner( Angket )

Daftar pertanyaan (kuisioner) adalah suatu daftar yang berisi prtan yaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan seorang analis system untuk mengumpulkan data dan pendapat dari  para responden yang telah dipilih[4]. Daftar pertanyaan ini kemudianakan dikirim kepada para responden yang akan mengisinya sesuai dengan pendapat mereka.  Kebaikan dan kejelekan teknik daftar pertanyaan[5] Keuntungan angket : 1. Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan data yang paling mudah adalah dengan angket. 2. Pertanyaan-pertanyan yang sudah disiapkan adalah merupakan waktu yang efisien untuk menjangkau responden dalam jumlah banyak. 3. Dengan angket akan memberi kesempatan mudah pada responden untuk mendiskusikan dengan temannya apabila menemui pertanyaan yang sukar dijawab. 4. Dengan angket responden dapat lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa.

Kelemahan angket : 1. Apabila penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini adalah kurang tepat. 2. Metode ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada. 3. Jawaban yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari pertanyaan. Sangat mungkin jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan dapat berubah sete lah melihat pertanyaan dilain nomor. 4. Sulit bagi peneliti untuk mengetahui maksud dari apakag sudah responden sudah terjawab atau belum. 5. Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.Hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam teknik quisioner

D.

Observasi

Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991)[6] observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsurunsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998)[7] tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan  bahwa hasil observasi menjadi data penting karena : a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.  b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif. c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari. d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara. e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap  penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang  pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti. Macam-macam observasi[8]:

a. Observasi Partisipatif 



Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan  berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti[9]



Klasifikasi (Sanafiah Faisal:1990)



Partisipasi Pasif : Peneliti mengamati tapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.



Partisipasi Moderat saja, tidak semua kegiatan.

eneliti ikut observasi partisipatif pada beberapa beberapa kegiatan



Partisipasi Aktif : Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan narasumber, tapi belum sepenuhnya lengkap



Partisipasi Lengkap : Peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan narasumber 

b. Observasi Terus Terang atau Tersamar



Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.



Suatu saat peneliti melakukan tidak berterus terang agar dapat mengetahui informasi yang dirahasiakan narasumber.

c. Observasi tak Berstruktur



Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas



Apabila masalah sudah jelas, maka dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi Manfaat Observasi



Menurut Nasution (1988)



Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh.



Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung.



Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.



Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.



Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden.



Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.

Obyek observasi

1.

Space : Ruang dalam aspek fisiknya

2.

Actor : Orang yang terlibat dalam situasi sosial

3.

Activity : Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang

4.

Object : Benda-benda yang terdapat di tempat itu

5.

Act : Perbuatan / Tindakan tertentu

6.

Event : Rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang

7.

Time : Urutan Kegiatan

8.

Goal : Tujuan yang ingin dicapai

9.

Feeling : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang

Tahapan Observasi

Observasi Deskriptif : 1. Peneliti belum menemukan masalah yang diteliti secara jelas 2. Peneliti melakukan penjelajahan umum dengan melakukan deskripsi semua yang dilihat, semua yang didengar, dll. 3. Observasi Terfokus : 4. Observasi dipersempit pada aspek tertentu 5. Observasi Terseleksi : 6. Peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan, sehingga diperoleh data yang lebih rinci, peneliti telah menemukan karakteristik, perbedaan dan persamaan antar kategori

E. Dokumentasi

Dokumentasi berkaitan dengan suatu kegiatan khusus berupa pengumpulan, pengolahan,  penyimpanan, dan penyebarluasan suatu informasi. Dokumentasi adalah: Semua kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan penyimpanan photo. Pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan.kumpulan  bahan atau dokumen yang dapat digunakan seba gai asas bagi sesuatu kejadian, penghasilan sesuatu terbitan[10]. Arsip kliping surat, photo-photo dan bahan rferensinya yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk melengkapi berita atau karangan



Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental yang lain.



Dokumen yang dipilih harus memiliki kredibilitas yang tinggi.

Pengunaan Dokumen Menurut Guba dan Lincoln dalam dokumen ialah setiap bahan tertulis maupun film yang tidak  dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen terdiri dari dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen resmi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Dokumen resmi terbagi dalam dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Dokumen eksternal  berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga social, misalnya majalah,  bulletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa. F. TEST

Secara harfiah kata “test” berasal dari kata bahasa prancis kuno: testum yang berarti piring untuk  menyisihkan logam-logam mulia, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan tes yang berarti ujian atau percobaan. Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi, test adalah alat pengukur yang mempunyai standar  obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Sedangkan menurut F.L. Geodenough, test adalah suatu rangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok  individu dengan maksud untuk membandingkan kecapan antara satu dengan yang lain[11]. Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa test adalah cara yang dapat digunakan atau  prosedur yang dapat ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian yang dapat berbetuk   pemberian tugas, atau serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan nilai yang dapat melambangkan prestasi. Fungsi test

Secara umum test memiliki dua fungsi yaitu: 



Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini test berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu[12] Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, karena melalui test tersebut dapatdiketahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai.

Macam-macam test

Menurut pelaksanaannya dalam praktek test terbagi atas: 

Tes tulisan (written tes), yaitu test yang mengajukan butir-butir pertanyaan dengan mengharapkan jawaban tertulis. Biasanya test ini digunakan untuk mengukur aspek kognitif  peserta didik.





Test lisan (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki  jawaban secara lisan. Test ini juga dilakukan untuk aspek kognitif peserta didik. Test perbuatan (performance test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan -pertanyaan dengan menghendaki jawaban dalam bentuk perbuatan. Test ini digunakan untuk menilai aspek psikomotor/ keterampilan peserta didik.

Menurut fungsinya test terbagi atas: 









Tes formatif (formative test), yaitu test yang dilaksanakan setelah selesainya satu pokok bahasan. Test ini berfungsi untuk menetukan tuntas tidaknya satu pokok bahasan. Tindak lanjut yang dapat dilakukan setelah diketahui hasil test formatif peserta didik adalah: Jika materi yang ditestkan itu telah dikuasai, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru. Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik, maka sebelum melanjutkan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan kembali bagian-bagian yang belum di kuasai. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik Tes sumatif (summative test), yaitu test yang diberikan setelah sekumpulan satuan program pembelajaran selesai diberikan. Disekolah test ini dikenal sebagai ulangan umum. Test diagnostik (Diagnostic test), yaitu test yang dilakukan untuk menentukan secara tepat, jenis kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.

Menurut waktu diberikannya test tergagi atas: 







Pra test (pre test), yaitu test yang diberikan sebelum proses pembelajaran. Test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Jenis-jenis pra test antara lain: Test persyaratan (Test of entering behavior), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang menjadi syarat guna memasuki suatu kegiatan tertentu. Input test (test of input competence), yaitu t est yang digunakan menentukan kegiatan belajar yang relevan, berhubungan dengan kemampuan dasar yang telah dimiliki oleh peserta didik. Test akhir (Post test), yaitu test yang diberikan setelah dilaksanakan proses pembelajaran. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan intelektual (tingkat penguasaan materi) peserta didik. Biasanya test ini berisi pertanyaan yang sama dengan pra test.

Menurut kebutuhannya, macam test antara lain: 

Psycho test, yaitu test tentang sifat-sifat atau kecenderungan atau hidup kejiwaan seseorang (peserta didik).





IQ test, yaitu test kecerdasan. Test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang (peserta didik). Test kemampuan (aptitude test), yaitu test bakat. Test ini be rtujuan untuk mengungkap kemampuan atau bakat khusus yang dimiliki o leh seseorang.

Menurut jenisnya tes terbagi menjadi: 

Test standar, yaitu test yang sudah dibakukan setelah mengalami beberapa kali uji coba (try out) dan memenuhi syarat test yang baik.



Test buatan guru, yaitu test yang dibuat oleh g uru.



Menurut jenis waktu yang disediakan test terdiri atas:



Power test, yakni test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test tidak dibatasi.



Speed test, yaitu test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test dibatasi.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Metode penelitian komunikasi Dibuat oleh:

Wawan Wijaya (207 400 521) Wildan Rahman Nayyiren (206 400 198) Yanyan Daryanto (207400523) Jurnalistik C / V FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2010

[1] Pengertian angket adalah daftar isian .

[2] Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang terkumpul. [3] Dalam buku Poerwandari tahun 1998. [4] Jhon hendri – riset pemasaran – universitas gunadarma ‐ 2009 [5] Churchill, Gilbert A. 2005. [6] Nawawi & Martini (1991) [7] Dalam buku Poerwandari tahun 1998 [8] Sanafiah Faisal: 1990 [9] Susan Stainback:1998 [10] dalamzero1.blogspot.com [11] math04-uinmks.blogspot.com [12] Abied, math04-uinmks.blogspot.com

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF