Jawaban to Ukai Apt48
March 7, 2017 | Author: Dilla Wulan Ningrum | Category: N/A
Short Description
to apoteker...
Description
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA NO 1
JAWABAN
PENJELASAN A : 20 % obat dalam persediaan dan 70 % total penjualan. Kelompok A merupakan obat yang cepat laku (Mayoritas penjualan apotek) dan dalam beberapa kasus merupakan obat yang mahal. Persediaan di apotek rendah karena permintaan yang tinggi dan berputar sangat cepat. Atau kelompok obat mahal. Pemonitoran yang ketat dan hati-hati B : 30 % obat dalam persediaan dan 20 % total penjualan. Kelompok B memiliki penjualan rata-rata dan perputaran inventaris rata-rata. Ketersediaan barang memiliki proporsi yang besar dan proporsi penjualan lebih kecil C : 50 % obat dalam persediaan dan 10 % total penjualan. Kelompok C adalah obat yang paling lambat penjualannya dan produk yang kurang diminta. Pemonitoran kelompok C tidak perlu teralau ketat cukup. Golongan Obat Penjualan Jenis Pareto Cardiovascular system 15.800.000 C Vitamin & Mineral 35.500.500 B Eye 16.100.000 C Antibiotics 202.500.000 A Respiratory System 115.700.000 A Allergy system 40.000.000 B hormones 13.600.000 C (SETO, SOEJONO. 2012. MANAJEMEN FARMASI EDISI KE 3. 113)
2
C. Ciprofloxacin
a. Streptomycin biasanya digunakan untuk terapi tuberculosis dan kadang digunakan bersama dengan penicillin, ampicillin atau vancomycin untuk mengobati enterococcal endocarditis. b. Erythromycin (Erythrocin, and others) — Digunakan untuk infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh pneumococci or Group A streptococci pada pasien yang alergi penicillin, untuk pneumonia karena Mycoplasma pneumoniae atau Chlamydia spp., dan untuk terpi infeksi yang disebabkan oleh Legionella pneumophila.
c. Ciprofloxacin adalah terapi paling efektif bagi demam tipus. Tabel Dosis Ciprofloxacin Age group Dose * Children under 2 years 7.5 mg/kg twice a day Children 2 to 7 years 125 mg (½ tablet of 250 mg or ¼ tablet of 500 mg) twice a day Children 8 to 11 years 250 mg (1 tablet of 250 mg or ½ tablet of 500 mg) twice a day Adults and children 12 years 500 mg (2 tablets of 250 mg or 1 tablet of and older 500 mg) twice a day (Ministry of Health, Fiji Islands .Guidelines for the diagnosis, management, and prevention of typhoid fever.2010.)
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA d. e. Tetrasiklin. Doxycycline and tetracyclines lainnya efektif dalam mengobati pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasm pneumoniae, Chlamydia pneumoniae dan Legionella species . (Handbook of AntiMicrobial Therapy 17th ed) 3
D
Khasiat yang dicantumkan pada kemasan obat tradisional harus sama dengan sertifikar yang diberikan oleh BPOM. Pada umumnya BPOM menggunakan kalimat “membantu mengatasi…” ; “secara tradisional untuk…” dan lain-lain Jahe dipercaya secara tradisional dapat menghilangkan masuk angin, mengurangi atau mencegah influenza, rematik, dan batuk serta mengurangi rasa sakit dan bengkak Pustaka : Rukmana, 2009, Temu-temuan (Apotek Hidup di Pekarangan) Dalam jeruk nipis terdapat minyak esensial dari golongan monterpen yaitu limonone dan linalool. Limonone berkhasiat sebagai ekspektoran, sedatif dan aromatik Pustaka : N.S Budiono, 2013, Buah Ajaib Tumpas Penyakit
4 5
B A.ISDN
Madu potensial sebagai agen anti inflamasi. Madu menunjukan adanya perbaikan gejala batuk yang signifikan pada anak yang mengalami infeksi saluran nafas Pustaka : Laid Boukraa, 2014, Honey in Traditional and Modern Medicine 250/1250 x 100% = 20% -- (UU 42 th 2009) a. Isosorbid dinitrat: membantu menghentikan serangan angina untuk 1 jam (p. 30) → karena nyeri dadanya ditangani dulu baru diberi obat lainnya b. Bisoprolol: mengontrol penginduksi angina (p. 30) c. Nikardipin: Jika dikombinasi dengan β-blocker dapat mengontrol angina (p. 30). arterial vasodilator, Tidak dipilih karena banyak kontra indikasi (p. 32) → kombinasi ini jika CCS angina >2 (p. 35) d. Clopidogrel: antiplatelet 2nd line (p.34) → tidak dipilih kecuali hipersensitif dengan aspirin e. Verapamil: tidak dapat dikombinasi dengan B-blocker karena beresiko bradikardia atau AV block (p. 30). Digunakan jika HR low, intoleran/hipersensitif (p.35)
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA Stockle’s Drug Interactions, 8th Edition P. 296
6
7
A
8
D
Mekanisme: Probenecidmenghambatekskresisebagiansefalosporindenganm ekanismepersainganekskresidi tubulusginjal Menurut Clinical practice guideline National Kidney Disease/KDIGO Jilid 2 page 27 menyebutkan bahwa pasien hipertensi stage 2 (TD >160 mmHg) dengan serum kreatinin tinggi dan nilai BUN tinggi (dengan penyakit penyerta CKD) dapat diberikan Kaptopril untuk pengobatan pertama
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA
Diabetic Hypertension Combinations of two or more drugs are usually needed to achieve the target goal of 160mmHg. c. Doksasozin. Tidak disarankan untuk hipertensi krisis. d. Nifedipin. Bagi pasien yang memiliki riwayat stroke atau transient ischaemic attack, dapat menggunakan seluruh regimen obat. Jika dilihat dari TD 200/130 yang termasuk dalam hipertensi urgensi, tidak disarankan menggunakan short-acting nifedipin karena dapat menurunkan TD dengan cepat sehingga memiliki resiko iskemia. (GAC, HTN: Emergencies and Urgencies) e. Bisoprolol. Tidak disarankan untuk hipertensi krisis. Untuk terapi UTI pada kehamilan yaitu : per oral amoxicillin 250-500 mg tiap 8 jam sebagai pilihan utama selama 5-7 hari Pustaka : Clinical guideline obstetric and gynaecology Urinary Tract Infection: Antibiotic treatment 30+200 C dan 60+5% (C) -- Indonesia masukzona IV dengan long term trial condition 300C/65% (ICH Climatic Zones) karena tramadol rentan disalahgunakanda menurut BNF 66th ed, dosis tramadol 50-100mg. Signa bila dibilang terlalu sering dari penggunaan biasanya dan yang diresepkan dapat dikatakan terlalu banyak. Jadi, perlu dikonfirmasi kembali ke dokter
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA 80
b
81
A
82 83
c B
CPOB 2012 jilid II p.662
Sistemudara laminar hendaklahmengalirkanudaradengankecepatanmerataantara 0,36 - 0,54 m/detik Menurut DIH ed 17 parasetamol memiliki efek antipiretik dan analgetik selain itu dapat juga digunakan sebagai antiinflamasi 25 : 10 = 2,5 mekanisme dari paclitaxel: (DIH 23rd edition, p 1545) paclitaxel mendorong pemasangan mikrotubulus dengan meningkatkan aksi dimer tubulin, menstabilkan mikrotubulus yang ada, dan menghambat pembongkaran mikrotubulus, ikut ambil bagian pada proses akhir G 2 fase mitosis, dan menghambat replikasi sel. di samping itu, obat ini dapat mendistorsi spindle mitosis, mengakibatkan kerusakan kromosom. paclitaxel juga dapat menekan proliferasi sel dan mengatur respon imun. Proses mitosis :
Sel memiliki siklus sel. Siklus sel terdiri dari fase pembelahan sel/mitotik (M) dan periode pertumbuhan yang disebut interfase. Interfase terdiri dari tiga subfase, yaitu G1, S, dan G2, sebelum sel memasuki fase mitotik dan siap membelah. Tahap Interfase Pada tahap interfase, sel dianggap istirahat dari proses pembelahan.
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA Meskipun demikian, sebenarnya tahap interfase merupakan tahap yang aktif dan penting untuk mempersiapkan pembelahan. Persiapan berupa replikasi DNA (melipatgandakan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan). Pada umumnya, sebagian besar waktu hidup sel berada pada tahap ini. Selanjutnya interfase dibagi lagi ke dalam fase gap-1 (G1), fase sintesis (S), dan fase gap-2 (G2). 84
c. Hipertensi
85
b. etaNOL
86
b
87
Menurut Kemenkes RI, Buku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, halaman 245 (2013) Pemakaian kontrasepsi oral kombinasi esterogen dan progesteron dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah akibat terjadinya peningkatan hormon esterogen dan progesteron dalam tubuh. Poisoning & Drug Overdose, 6th ed., hal. 278-279 Mekanisme Toksisitas: Metanol secara perlahan dimetabolisme oleh alkohol dehidrogenase untuk formalin dan kemudian oleh aldehida dehidrogenase untuk asam format (format). Asidosis sistemik disebabkan oleh format dan laktat, sedangkan kebutaan disebabkan terutama oleh format. Baik etanol dan metanol bersaing untuk dehidrogenase enzim alkohol, dan saturasi dengan blok etanol metabolisme metanol untuk metabolit beracun. Obat spesifik dan antidotum: Fomepizole atau etanol mencegah pembentukan metabolit beracun metanol Tujuan insulin intravena (iv) adalah menghambat glukoneogenesis (B) Alasan : Insulin bekerja pada reseptor ikatan membran yang spesifik pada jaringan target untuk regulasi metabolisme karbohidrat, protein, lemak. Target organ insulin yaitu liver, otot, jaringan adipose. Di dalam tubuh, insulin mengubah glukosa menjadi glikogen, kemudian di hati dari glikogen menjadi glukosa yang disebut proses glikogenolisis. Selain itu, terjadi proses glukoneogenesis yaitu perubahan senyawa non kabohidrat (laktat, gliserol, asam amino) menjadi glukosa. Sehingga pemberian insulin dapat menghambat pembentukan glukosa, maka glukosa tidak tinggi di dalam darah (DIH 23th ed, 2014, p 1095) Pada teh dan kopi mengandung senyawa kafein. Kafein dan teofilin merupakan golongan alkaloid xanthine (Mahapatra, 2010). [First artificial acidic fluorescent receptors for caffeine and other xanthine alkaloids] Menurut Welsh (2010), Caffein merupakan bronkodilator yang lemah. Secara kimia mirip dengan teofilin yang digunakan sebagai terapi asma. (Cochrane Database Syst Rev. 2010 Jan 20;(1):CD001112. doi: 10.1002/14651858.CD001112.pub2) Struktur kimia xantin, teofilin dan kafein:
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA
88
89
e
(http://www.benbest.com/health/caffeine.html) Jawaban: Alkaloid xanthine (golongan alkaloid) DIpilihan jawaban ada pilihan (a) alkaloid dan (c) Xantin jadi bingung dipilih yang mana trebutalin: termasuk golongan SABA. hanya ada sediaan oral. (GINA 14, p.28) ipratropium bromide hanya direkomendasikan untuk severe exacerbations (GINA 14, p.58) ICS: gunakan sebagai kontroler. (GINA 14, p.29) Oral kortikoid; hanya direkomendasikan untuk severe exacerbations (GINA 14, p.58) “A number of factors may influence the response to digoxin andthus the interpretation of digoxin assays. These include renal impairment, extremes of age, thyroid disease, patient compliance, drug interactions, and electrolyte disturbances.” “Renal impairment and hypokalaemia are two of the most important factors affecting dosage of digoxin and whenever plasma-digoxin concentrations are assayed renal function and plasma potassium should also be measured.” “Digoxin is mainly excreted unchanged in the urine by glomerular filtration and tubular secretion; reabsorption also occurs.”
90
e. Streptomisin
(Martindale 36th edition, page 1263-1264) Streptomisin terbukti potensial teratogenik pada kehamilan. Streptomisin dapat menyebabkan malformasi dan paralisis saraf ke delapan, dengan kerugian mulai dari gangguan pendegaran ringan sampai tuli bilateral. Rifampisin dipercaya aman pada kehamilan, walaupun dalam proporsi yang masih belum diketahui, kemungkinan ada peningkatan resiko kelainan perdarahan pada bayi yang baru lahir. Sedangkan penelitian lain mengungkapkan ada kemungkinan pembentukan anggota tubuh yang tidak sempurna. Tetapi dari kedua kecurigaan ini masih perlu di teliti lebih jauh. INH aman digunakan pada masa kehamilan bahkan pada trimester pertama, walaupun dapat menembus plasenta. Pyrazinamide banyak dihindari oleh praktisi dikarenakan kurangnya data yang mendukung mengenai efek teratogenik yang mungkin dapat ditimbulkan. Saat ini, banyak organisasi internasional yang menyarankan penggunaannya. Tidak ada laporan mengenai efek samping signifikan yang terjadi selama penggunnannya terhadap ibu hamil. Lotto O.M., Awowole I., 2012, Review Article : Tuberculosis in Pregnancy, Journal Of Pregnancy, Article ID 379271.
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA 91
d.ISDN
Eritromisin tidak digunakan untuk terapi TB a. Aspirin (sebagai anti platelet) ESC GUIDELINES p.2589 b. Propranolol ( gol B bloker yang digunakan untuk terapi jangka panjang setelahSTEMI) ESC GUIDELINES p.2597 c. Simvastatin (sebagai lipid lowering therapy) ESC GUIDELINES p.2598 d. ISDN (untuk mengkontrol gejala angina) ) ESC GUIDELINES p.2598
92
DMARDs BNF 67 pg.64 Kegunaan Sulfasalazine adalah untuk terapi kolitis ulseratif ringan sampai sedang, dan berat, dan untuk maintenance of remission. Sulfasalazine juga digunakan untuk penyakit Crohn’s aktif, rheumatoid arthritis.
NSAID BNF 67 pg.689 Kegunaan Na Diklofenak adalah untuk mengatasinyeri dan inflamasi pada penyakit rheumatik (termasuk juvenile idiopathic arthritis) dan penyakit muskoskeletal lain; gout akut; nyeri paska operasi.
DMARDs BNF 67 pg.702 Kegunaan Methotrexate adalah untuk mengatasi rheumatoid arthritis sedang sampai berat; penyakit Crohn’s; penyakit malignant; psoriasis.
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA
KORTIKOSTEROID BNF 67 pg.481 Kegunaan Prednisone adalah untuk mengatasi rheumatoid arthritis sedang sampai berat. Dari ke empat obat tersebut, semuanya dapat digunakan sebagai terapi untuk rheumatoid arthritis. Untuk penanganan awal rheumatoid arthritis, yang direkomendasikan adalah DMARDs (Methotrexate / Sulfasalazine) , untuk mengontrol tanda dan gejala rheumatoid arthritis (Sign Guideline.pg 5). Methotrexate dan Sulfasalazine menjadi pilihan karena efikasinya yang lebih baik daripada toksisitasnya (Sign Guideline.pg 10). Pemberian NSAID (Na Diklofenak) dapat mengatasi nyeri dan kekakuan pada rheumatoid arthritis namun tidak memberikan pengaruh pada progesifitas radiografik, dan perlu diperhatikan efek sampingnya yaitu gangguan gastrointestinal(Sign Guideline.pg 7). Pemberian kortikosteroid (Prednisone) pada rheumatoid arthritis menunjukkan adanya peningkatan gejala rheumatoid arhtritis namun dapat juga menurunkan kerusakan radiologikal. Pertimbangan atas resiko dan manfaat tersebut maka direkomendasikan pemberian kortikosteroid dosis rendah dikombinasikan dengan DMARDs untuk mengatasi tanda dan gejala rheumatoid arthritis pada jangka pendek, dan meminimalkan kerusakan radiologikal pada jangka panjang (Sign Guideline.pg 9). Berdasarkan hal tersebut maka yang direkomendasikan adalah Methotrexate / Sulfasalazine. Sebuah systematic review menemukan bahwa penggunaan Methotrexate adalah yang paling baik. Sulfasalazine memiliki tingkatan nilai sedikit dibawah Methotrexate dan memiliki efek samping lebih banyak daripada Methotrexate (Donahue KE,et al. 2008). Berdasarkan hal tersebut, maka pada kasus ini, obat yang direkomendasikan untuk diberikan kepada pasien adalah Methotrexate (C). PUSTAKA BNF 67. 2014. British National Formulary 67thedition. Germany : BMJ Group and the Royal PharmaceuticalSociety of Great Britain. Donahue KE, Gartlehner G, Jonas DE, Lux LJ, Thieda P, Jonas BL, et al. Systematic review: Comparative effectiveness and harms of diseasemodifying medications for rheumatoid arthritis. Ann Intern Med 2008;148(2):124-34. Sign Guideline. 2011. Management of early rheumatoid arthritis. Edinburgh: Scottish Intercollegiate Guidelines Network. 94
Sumber : Buku Goeswin Agoes “Teknologi Bahan Alam Serial Farmasi
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA Industri 2 Edisi Revisi). Tahun 2009. Halaman 43-44, 93-94.
95
b. solubilisasi
a. Refluks Refluks merupakan prosedur untuk mendapatkan ekstrak tanaman dengan pemanasan menggunakan pelarut yang sesuai dengan titik didihnya dalam waktu dan jumlah yang tertentu serta relatif konstan 3-5 kali dengan adanya pendingin balik. Caranya : Simplisia yang telah dicampur dengan pelarut yang sesuai dipanas sehingga menguap, uap cairan tersebut menjadi molekul air karena adanya pendingin balik dan kemudian air tersebut masuk ke dalam labu tetapi tidak terjadi penarikan kembali. b. Maserasi Maserasi merupakan prosedur yang sederhana untuk mendapatkan ekstrak tanaman menggunakan pelarut yang sesuai pada suatu simplisia dengan tanpa pemanasan . Caranya : Simplisia direndam dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian didapatkan ekstrak dari simplisia tersebut. c. Dekoktasi Dekoktasi merupakan prosedur untuk mendapatkan ekstrak tanaman dengan pemanasan suhu 90-980C menggunakan pelarut air selama 30 menit. d. Infus Infus merupakan prosedur untuk mendapatkan ekstrak tanaman dengan pemanasan suhu 90-980C dengan menggunakan pelarut air selama 15 menit. e. Sokletasi Sokletasi merupakan prosedur untuk mendapatkan ekstrak tanaman dengan cara pemanasan penyarian berulang-ulang atau penyarian berkesinambungan dengan pelarut yang sama dan sesuai. Caranya : Simplisia yang telah dicampur dengan pelarut yang sesuai dipanas sehingga menguap, uap cairan tersebut menjadi molekul air karena adanya pendingin balik dan kemudian air tersebut masuk ke dalam labu dan akan terjadi penarikan kembali Istilah-istilah Kelarutan (Farmakope Indonesia ED III) N
Istilah Kelarutan
O
Jumlah bagian pelarut di perlukan untuk malarutkan 1 Gram zat
1
Sangat mudah larut
kurang Dari 1
2
Mudah larut
1 - 10
3
Larut
10 - 30
4
Agak sukar larut
5
Sukar Larut
6
Sangat Sukar Larut
1.000-10.000
7
Praktis Tidak larut
lebih dari 10.000
30-100 100-1.000
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah: 1. pH
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA 2. Temperatur 3. Jenis pelarut 4. Bentuk dan ukuran partikel 5. Konstanta dielektrik pelarut 6. Adanya zat-zat lain, misalnya surfaktan pembentuk kompleks ion sejenis dan lain-lain Cara Meningkatkan Kelarutan Kelarutan suatu zat (solut) dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, antara lain: 1.) Pembentukan Kompleks Gaya antar molekuler yang terlibat dalam pembentukan kompleks adalah gaya van der waals dari dispersi, dipolar dan tipe dipolar diinduksi. Ikatan hidrogen memberikan gaya yang bermakna dalam beberapa kompleks molekuler dan kovalen koordinat penting dalam beberapa kompleks logam. Salah satu faktor yang penting dalam pembentukan kompleks molekuler adalah persyaratan ruang. Jika pendekatan dan asosiasi yang dekat dari molekul donor dan molekul akseptor dihalangi oleh faktor ruang, kompleks akan atau mungkin berbentuk ikatan hidrogen dan pengaruh lain harus dipertimbangkan. Polietilen glikol, polistirena, karboksimetil-selulosa dan polimer sejenis yang mengandung oksigen nukleofilik dapat berbentuk kompleks dengan berbagai obat. Semakin stabil kompleks organik molekuler yang terbentuk, makin besar reservoir obat yang tersedia untuk pelepasan. Suatu kompleks yang stabil menghasilkan laju pelepasan awal yang lambat dan membutuhkan waktu yang lama untuk pelepasan sempurna (Martin dkk, 1993). Cara ini membuat pentingnya pembuatan kompleks molekuler. Kompleks ini diartikan senyawa yang antara lain terbentuk melalui jembatan hidrogen atau gaya dipol-dipol, juga melalui antar aksi hidrofob antar bahan obat yang berlainan seperti juga bahan obat dan bahan pembantu yang dipilih. Pembentukan kompleks sering dikaitkan dengan suatu perubahan sifat yang lebih penting dari bahan obat, seperti ketetapan dan daya resorbsinya, sehingga dalam setiap kasus diperlukan suatu pengujian yang cermat dan cocok. Pembentukan kompleks sekarang banyak dijumpai penggunaannya untuk perbaikan kelarutan, akan tetapi dalam kasus lain juga dapat menyebabkan suatu perlambatan kelarutan. 2.) Penambahan Kosolven Kosolven adalah pelarut yang ditambahkan dalam suatu sistem untuk membantu melarutkan atau meningkatkan stabilitas dari suatu zat, cara ini disebut kosolvensi. Cara ini cukup potensial dan sederhana dibanding beberapa cara lain yang digunakan untuk meningkatkan kelarutan dan stabilitas suatu bahan. Penggunaan kosolven dapat mempengaruhi polaritas sistem, yang dapat ditunjukkan dengan pengubahan tetapan dielektrikanya. Kosolven seperti etanol, propilen glikol, polietilen glikol dan glikofural telah rutin digunakan sebagai zat untuk meningkatkan kelarutan obat dalam larutan pembawa berair. Pada beberapa kasus, penggunaan kosolven yang
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA tepat dapat meningkatkan kelarutan obat hingga beberapa kali lipat, namun bisa juga peningkatan kelarutannya sangat kecil, bahkan dalam beberapa kasus penggunaan kosolven dapat menurunkan kelarutan solut dalam larutan berair. Efek peningkatan kelarutan terutama disebabkan oleh polaritas obat terhadap solven (air) dan kosolven. Pemilihan sistem kosolven yang tepat dapat menjamin kelarutan semua komponen dalam formulasi dan meminimalkan resiko pengendapan karena pendinginan atau pengenceran oleh cairan darah. Akibatnya, hal ini akan mengurangi iritasi jaringan pada tempat administrasi obat. 3.) Penambahan Surfaktan Surfaktan atau zat aktif permukaan adalah molekul yang struktur kimianya terdiri dari dua bagian dan mempunyai perbedaan afinitas terhadap berbagai pelarut yaitu bagian hidrofobik dan hidrofilik. Bagian hidrofobik terdiri dari rantai panjang hidrokarbon terhalogenasi atau teroksigenasi, bagian ini mempunyai afinitas terhadap minyak atau pelarut non polar, sedangkan bagian hidrofilik dapat berupa ion, gugus polar, atau gugus-gugus yang larut dalam air. Oleh karena itu surfaktan seringkali disebut ampifil karena mempunyai afinitas tertentu baik terhadap pelarut polar maupun non polar. Surfaktan secara dominan terhadap hidrofilik, hidrofobik atau berada di antara minyak air. Ampifilik merupakan sifat dari surfaktan yang menyebabkan zat terabsorpsi pada antarmuka, apakah cair/gas, atau cair/cair. Agar surfaktan terpusat pada antarmuka, harus diimbangi dengan jumlah gugus-gugus yang larut air dan minyak. Bila molekul terlalu hidrofilik atau hidrofobik maka tidak akan memberikan efek pada antarmuka. Adsorpsi molekul surfaktan di permukaan cairan akan menurunkan tegangan permukaan dan adsorpsi di antara cairan akan menurunkan tegangan antarmuka. Penggunaan surfaktan pada kadar yang lebih tinggi akan berkumpul membentuk agregat yang disebut misel. Selain itu pada pemakaiannya dengan kadar tinggi sampai Critical Micelle Concentration (CMC) surfaktan diasumsikan mampu berinteraksi kompleks dengan obat tertentu selanjutnya dapat pula mempengaruhi permeabilitas membran tempat absorbsi obat karena surfaktan dan membran mengandung komponen penyusun yang sama. Sifat terpenting misel adalah kemampuannya untuk menaikkan kelarutan zat-zat yang biasanya sukar larut atau sedikit larut dalam pelarut yang digunakan. Proses ini disebut solubilisasi yang terbentuk antara molekul zat yang larut berasosiasi dengan misel surfaktan membentuk larutan yang jernih dan stabil secara termodinamika. Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus diberikan sejajar dengan permukaan cairan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Tegangan antarmuka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, dan seperti tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm. Tegangan antarmuka selalu lebih kecil daripada tegangan permukaan karena gaya adhesif antar dua fase cair yang membentuk suatu antarmuka adalah lebih besar daripada bila suatu fase cair dan suatu fase gas berada bersama-sama. Apabila dua cairan
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA bercampur dengan sempurna, tidak ada tegangan antarmuka yang terjadi. Surfaktan terbagi menjadi : a. surfaktan anionik Surfaktan yang larut dalam air dan berionisasi menjadi ion negatif dan ion positif. Ion negatif bertindak sebagai surfaktan misalnya Natrium lauril sulfat. b. surfaktan kationik Surfaktan yang larut dalam air, berionisasi menjadi ion negatif dan ion positif. Ion postif bertindak sebagai surfaktan, misalnya N-setil n-etil morfolium etosulfat. c. surfaktan amfoter Surfaktan yang molekulnya bersifat amfoter, misalnya : Asil aminopropiona, Imidazolinum betaine. d. surfaktan nonionik Surfaktan non ionik adalah surfaktan yang larut dalam air tetapi tidak berionisasi, misalnya : tween dan span (Martin dkk, 1993). 4) mengecilkan ukuran partikel Contoh: dengan pengayakan Solubilisasi Solubilisasiadalah suatu bentuk sediaan yang berupa cairatau semi padat, jernih dan bersifat isotrop yangterdiri dari inkorporasi atau larutan di dalam airsuatu zat yang tidak larut atau sedikit larutdalam air dengan bantuan suatu surfaktan(Swarbrick and Boylan, 1996).Cara ini dapatmempermudah para farmasis untuk membuatsediaan berupa larutan di dalam air dari zat-zatyang tidak larut atau sangat sedikit larut didalam air, dengan pertolongan suatu surfaktan(Aulton, 1990). 96
C
97
C 10 tablet
98
Tujuanpemberiandarikalsiumkarbonasadalah…. (Martindale 36thed, p 1714) a. Penghambatfosfat b. Antasida c. SuplemenKalsium : padakeadaandefisiensidanmanagemenuntuk osteoporosis d. Stabilitasjantung e. Menghindariasidosis Amlodipin :untukhipertensi, profilaksisuntuk angina (BNF 61, p 128) Captopril :untukhipertensi, HF, miokardialinfark, diabetic nefropati (Martindale 36thed, p 1239). Kekuatan tablet prednisone= 5 mg jumlah tablet prednisone yang diperlukan: ((8 mg x 6 ) / 5 mg) x 1 tablet = 9,6 tablet 10 tablet OBAT MEKANISME AKSI Cholestyramine, colestipol, - Meningkatkan katabolisme colesevelam LDL - Menurunkan absorpsi
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA
99
kolesterol Niacin - Menurunkan sintesis LDL dan VLDL Gemfibrosil, fenofibrate clofibrate - Meningkatkan clearance VLDL - Menurunkan sintesis VLDL Lovastatin, pravastatin, - Meningkatkan katabolisme simvastatin, atorvastatin, LDL rosuvastatin - Menghambat sintesis LDL Ezetimibe - Menghambat absorpsi kolestrol yang melewati dinding intestin. Pustaka :Dipiro, J.T. 2008. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach ed. 7. USA: The MacGraw-Hill Companies, Inc Rekomendasi yang dapat diberikan diantaranya : 1. Oxygen : Dapat diberikan kepada pasien jika saturasi oksigen arterial kurang dari 90%, gangguan pernapasan atau beresiko tinggi lainnya terjadi hipoksemia. Clopidogrel dapat direkomendasikan dengan pemberian oksigen pada semua pasien NSTEMI-ACS pada 6 jam pertama setelah serangan untuk mengurangi hipoksemia (Level of Evidence : C). 2. Nitrat : Pasien dengan diagnosis NSTEMI-ACS dan mengeluhkan nyeri iskemia yang berkelanjutan dapat diberikan nitroglycerin sublingual dengan dosis (0.3 mg – 0.4 mg) selama 5 menit dan dapat ditingkatkan menjadi 3 dosis (Level of Evidence : C). Nitroglycerin intravena dapat diindikasikan untuk pasien NSTEMI-ACS dengan terapi penyakit penyerta seperti iskemi, gagal jantung atau hipertensi (Level of Evidence : B). Nitrat merupakan obat vasodilator pada endothelium-independen dengan efek perifer dan pembuluh darah vascular, dengan cara melebarkan (vasodilatasi) pembuluh darah, menurunkan preload jantung dan melenturkan dinding ventrikel. Nitrogliserin intravena dapat diberika pada pasien dengan gagal jantung, hipertensi atau gejala yang tidak dapat membaik dengan pemberian nitrogliserin sublingual atau pemberian beta bloker (Level of Evidence : B). Efek samping penggunaan nitrat diantaranya sakit kepala dan hipotensi. Nitrat tidak dapat diberikan pada pasien hipotensi atau pasien yang menerima fosfodiesterase inhibitor khusunya selama 24 jam untuk obat sildenafil atau vardenafil dan atau selama 48 jam untuk obat tadafil karena dapat menyebabkan infark ventrikel kanan (Level of Evidence : B). 3. NSAID (Morfin) : Morfin memiliki efek analgesic yang kuat serta efek anxiolytic dan memiliki efek yang menguntungkan pada proses hemodinamik pada pasien dengan NSTEMI-ACS. Ini dapat
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA menyebabkan venodilatasi dan menurunkan denyut jantung dan tekanan darah sistolik. Dapat diberikan dengan dosis 1 – 5 mg secara intravena dan dapat diberikan bersama nitrogliserin intravena dengan melakukan monitoring tekanan darah. Dosis dapat diulangi setiap 5-30 menit untuk mengatasi gejala dan menjaga kenyamanan pasien. Efek samping yang dapat terjadi diantaranyakonstipasi, mual dan atau muntah dapat terjadi pada lebih dari 20 pasien, hipotensi dan depresi pernapasan yang merupakan komplikasi serius dalam penggunaan morfin (Level of Evidence : B). 4. Beta bloker : Beta bloker oral dapat diberikan pada 24 jam pertama pada pasien yang tidak memiliki diantaranya : a) gejala gagal jantung, b) resiko peningkatan terhadap syok kardiogenik, atau c) kontraindikasi lainnya dalam penggunaan beta bloker (Level of Evidence : A). Pemberian beta bloker secara intravena sangat berbahaya jika diberikan pada pasien NSTEMI-ACS karena dapat menyebabkan faktor resiko syok (Level of Evidence : B). Beta bloker dapat menurunkan nadi, kontraktilitas dan tekanan darah yang dihasilkan dari penurunan MVO2. Obat golongan dapat menurunkan iskemia myocardial, reinfark dan frekuensi yang kompleks pada disaritmia ventrikel dan meningkatkan kelangsungan hidup pasien. Beta bloker perlu diberikan secara hati-hati jika dikombinasi dengan ACEi atau ARB pada pasien dengan kondisi gagal jantung. Pasien dengan kondisi COPD atau riwayat asma, beta bloker tidak dikontraindikasikan jika tidak ada bronkospasme secara aktif, dan dapat diberikan beta bloker yang selektif terhadap reseptor beta-1 dan dimulai dengan dosis rendah. 5. CCB : Pasien NSTEMI-ACS dengan serangan iskemia menerus atau berulang dan dikontraindikasikan dengan pemberian beta bloker, CCB nondihidropiridin seperti verapamil atau diltiazem dapat diberikan dengan dosis awal terapi tanpa ada tanda klinis yang signifikan terhadap disfungsi ventrikel kiri, dapat meningkatkan resiko syok kardiogenik (Level of Evidence : B). Nifedipin tidak dapat diberikan pada pasien dengan NSTEMI-ACS tanpa adanya terapi beta bloker (Level of Evidence : B). CCB dibagi dalam dua golongan yaitu dihidropiridin dan nondihidropiridine. Dimana dihidropirine seperti nifedipine dan amlodipine dapat menghasilkan efek vasodilatasi pembuluh darah perifer yang dapat ditandai dengan efek langsung yang sedikit pada kontraktilitas, konduksi antrioventrikular dan nadi. Golongan nondihidropiridine seperti diltiazem dan verapamil dapat memberikan efek inotropic negative dan kronotropik negative dan efek dromotropik. Semua golongan CCB umumnya memberikan efek vasodilatasi dan dapat diberikan pada dengan kondisi angina
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA vasospastik. Verapamil dan diltiazem dapat menurunkan reinfark pada pasien tanpa disfungsi ventrikel kiri namun tidak pada semua studi. Verapamil dapat bermanfaat untuk mengurangi angka kejadian jangka panjang setelah terjadi IMA pada pasien hipertensi tanpa disfungsi ventrikel kiri dan pada pasien dengan infark miokard dan gagal jantung yang mendapatkan ACEi. 6. Statin : Intensitas tinggi pada terapi statin untuk terapi awal atau lanjutan pada semua pasien dengan kondisi NSTEMI-ACS dan tidak dikontraindikasikan dalam penggunaannya (Level of Evidence : A). Terapi dengan statin pada pasien NSTEMI-ACS dapat mengurangi tingkat terjadinya faktor resiko infark miokard secara berulang, kematian akibat penyakit jantung coroner, dibutuhkan juga pada kondisi revaskularisasi miokardial dan stroke. 7. ACEi : ACEi dapat dimulai dan dilanjutkan terus menerus pada semua pasien dengan LVEF kurang dari 0.40 dan dengan hipertensi, DM, atau Penyakit ginjal kronik, kecuali kontraindikasi (Level of Evidence : A). ACEi dapat menurunkan angka kematian pada pasien dengan infark miokard akut terutama pada pasien dengan disfungsi ventrikel kiri (LVEF < 0.40) dengan atau tanpa kongestif pulmonary. Pada pasien dengan fungsi ventrikel kiri normal (termasuk pasien dengan DM), kematian total dan termasuk gagal jantung dapat dikurangi. ACEi perlu diberikan secara hati-hati pada 24 jam pertama pada pasien infark miokard akut, karena dapat menyebabkan hipotensi atau disfungsi ginjal. Pada pasien dengan gejala signifikan gangguan ginjal, untuk menstabilkan fungsi fungsi ginjal sebelum memulai terapi ACEi atau ARB, dengan evaluasi ulang serum kreatinin setelah pemberian obat. Kombinasi antara ACEi dan ARB dapat meningkatkan adverse event. 8. ARB : Penggunaan golongan ini dapat direkomendasikan pada pasien dengan kondisi gagal jantung atau infark miokard dengan LVEF kurang dari 0.40 dan jika pada terapi ACEi tidak berhasil (toleran) (Level of Evidence : A). 9. Aldosterone inhibitor : Dapat direkomendasikan pada pasien pasca infark miokard tanpa gejala signifikaan gangguan ginjal (kreatinin > 2.5 mg/dl pada laki-laki atau > 2.0 mg/dl pada wanita) atau hyperkalemia (K+ > 5.0 mEq/L) dan menerima dosis terapi ACEi dan beta bloker dan LVEF 0.40 atau kurang, DM atau gagal jantung (Level of Evidence : A). 10. Antiplatelet : Aspirin chewable dengan dosis 162 mg smpai 325 mg dapat diberikan pada semua pasien dengan NSTEMI-ACS tanpa kontraindikasi dan diberikan sesegera mungkin dengan dosis pemeliharaan yang harus dilanjutkan (Level of Evidence : A). Aspirin merupakan pilihan pertama pada pasien NSTEMI-ACS dan mengurangi serangan berulang dan kematian. Loading dose aspirin
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA non enteric coated yaitu 162 – 325 mg untuk terapi awal antiplatelet. Kemudian dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan yaitu 81 – 162 mg per hari, dan dosis dapat ditingkatkan hingga 325 mg per hari jika dibutuhkan. Kebanyakan NSAID reversible mengikat COX 1 dan mencegah penghambatan oleh aspirin dan COX 2 dapat menyebabkan efek protrombotik. Enteric coated aspirin harus dihindari karena dapat menunda pelepasan dan mengurangi penyerapan. Aspirin juga dapat meningkatkan resiko perdarahan. Pasien dengan NSTEMI-ACS yang tidak dapat menerima aspirin akibat hipersensitif atau gangguan saluran pencernaan, dapat diberikan loading dose clopidogrel dan dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan harian (Level of Evidence : B). dosis clopidogrel 300 – 600 mg untuk loading dose dan dilanjutkan 75 mg untuk dosis harian (Level of Evidence : B). Pemberian clopidogrel dengan aspirin memiliki efek yang baik dibandingkan pemberian aspirin tunggal untuk mengurangi insiden kematian kardiovaskular dan kejadian infark miokard atau stroke atau keduanya akut dan selama 11 bulan berikutnya. Ada resiko peningkatan perdarahan jika dikombinasi dengan clopidogrel. Guideline AHA/ACC. 2014. Guideline for the Management of Patients With Non-ST Elevatiom Acute Coronary Syndromes; P. 360-365 100
D Parameter HDL (mg/dL)
Nilai Normal pria: >40 wanita: >50 > asam lambung OWA 1 (maks. 20 tablet) Simetidin / ranitidin / famotidin : jika pemberian antasida tidak adekuat Omeprazole : untuk menghambat kerja H. pylori dengan menutup kerja pompa-pompa dari sel dilambung yang menghasilkan asam lambung sehingga asam lambung berkurang. OWA 2 (maks. 7 tablet) Amoxicillin 500 mg (antibiotik, gol. Obatkeras) Tanda/logo padakemasanluardus :Tandabulatandenganlingkaranhitamwarnamerahdengantulisan K
B. Meningkatkan (http://www.webmd.com/drugs/2/drug-3721/dulcolax-oral/details dan peristaltik usus http://www.drugs.com/cdi/bisacodyl.html diakses 27-8-2015 pk 13:15, menyebutkan : bisacodyl merupakan stimulan laksatif, bekerja dengan meningkatkan pergerakan usus/ peristaltik usus, membangtu tinja untuk keluar) C. MEMBANTU Informasi produk obat tradisional sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2009 MEREDAKAN tentang Kesehatan, yaitu iklan harus: BATUK Objektif, yaitu harus apa adanya, tidak ada yang ditutup-tutupi atau ditambahkan. Tidak menyesatkan, yaitu tidak merangsang seseorang untuk memakai secara berlebihan. Lengkap, yaitu informasi yang diberikan harus lengkap meliputi komposisi, indikasi, dosis, konta indikasi, efek samping. Dilarang menggunakan kata: Super, ultra, istimewa, top, tokcer, cespleng, manjur, atau kata lain yang semakna. Menyatakan khasiat dan kegunaan yang berlebihan. Janji pasti sembuh. Dilarang iklan obat tradisional yang menyatakan berkhasiat untuk atau mencegah penyakit kanker, TBC, polio, penyakit kelamin, impotensi,
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA
112
thypus, kolera, hipertensi, diabetes, lever, dan penyakit lain yang ditetapkan Menteri Kesehatan RI. (KEPMENKES RI No. 386 Tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alkes, Kosmetika, Perbekalan Rumah Tangga, serta Makanan dan Minuman) Jawaban : Metronidazole (Ready to Use, STD Curriculum for clinical educators – vaginitis modul, Dept of Health & Human Service, USA, July 2013) dan (Screening and management of tricomonaiasis, Vulvovaginal candidiasis dan bacterial vaginosis, SOGC clinical practice guideline, 2015) Vaginitis terdapat 3 macam Jenis nya yaitu : Bacterial Vaginosis (BV) ; Vulvovaginal Candidiasis (VVC); Tricomoniasis Penyebab : variasi normal psikologis ; reaksi alergi, seperti : spermisida, deodorant ; Herpes Simplex Virus (HPV) ; infeksi karena Chlamydia trachomatis atau Neisseria gonorrhoeae ; Atropic vaginitis (terdapat laktat dan wanita menopause dan ada hubungannya dengan adanya kekurangan hormone estrogen ; Vulvar vestibulitis ; Lichen simplex yang kronis ; lichen sclerosis (pruritis) ; deskuamasi inflamasi vaginitis.
Perbedaan BV, candidiasis, trichomonas
Mikroorganisme : Haemophilus, Gardnella vaginalis , Bacteroides, Mycoplasma, Homonis, Mobiluncus, Protella sp Pengobatan : Rekomendasi : - Tablet Metronidazole 500mg, 2x sehari selama 7 hari
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA
Alternatif :
114
- Gel Metronidazole 0,75% , 1 apllikator penuh (5g) gunakan 1 – 2 x sehari selama 5 hari. (jika 1 x sehari, gunakan saat menjelang tidur) - Tablet Metronidazole 2 g 1 x sehari -Tablet Clindamycin 300mg 2x sehari selama 7 hari.
(The Daschner Guide to In-Hospital Antibiotic Therapy, Springer, 2012) Metronidazole : Spectrum: Anaerobes (Bacteroides fragilis, clostridia and anaerobic cocci), trichomonads, lambliae, amoebas Nistatin : Spectrum: Candida species, Blastomyces species, Coccidioides immitis, Cryptococcus neoformans, Histoplasma capsulatum and Aspergillus species; inactive against dermatophytes and actino- mycetes Amoksisilin : Spectrum: Gram-positive (not S. aureus) and Gram-negative bacteria (H. influenzae: ca. 10% resistance) Ciprofloxacin : Spectrum: Nearly all Gram-positive and Gram-negative pathogens, in- cluding H. influenzae, salmonellae, shigellae, Yersinia, Campy- lobacter, neisseriae, legionellae, Ps. aeruginosa; not anaerobes. Only moderate efficacy against enterococci, strepto- cocci, pneumococci, staphylococci Azitromisin : Spectrum: Staphylococci, streptococci, pneumococci, Corynebacterium diphtheriae, mycoplasmas, Bordetella pertussis, legionellae, chlamydiae, H. influenzae, Moraxella catarrhalis, gonococci, Borrelia burgdorferi, Campylobacter, relatively frequently re- sistant staphylococci Pilihan antibiotik : - Bakteri Gardnella vaginalis : Metronidazole (First choice) & clindamisin (second choice) Bacteroides fragilis : Metronidazole (first choice), Piperacillin/tazobactam, ampicillin/sulbactam, amoxicillin/clavulanate (second choice) A. Managemen (Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Permenkes no 35 tahun 2014, Sumber Daya bab VI halaman 17) Manusia Sumber Daya Manusia Pelayanan kefarmasian di Apotek diselenggarakan oleh Apoteker, dapat dibantuk oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang memiliki Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik atau Surat Izin Kerja. Dalam melakukan pelayanan kefarmasian Apoteker harus memenuhi kriteria: 1. Persyaratan Administrasi: 2. Menggunakan atribut praktek antara lain baju praktik, tanda pengenal. 3. Wajib mengikuti pendidikan berkelanjutan / Continuing Professional Development (CPD) dan mampu memberikan pelatihan yang berkesinambungan. 4. Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA
115
d
116
c.Tingkat kandungan senyawa anorganik
117
C
pengembangan diri, baik melalui pelatuhan, seminar, workshop, pendidikan berkenjutan atau mandiri. 5. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap peraturan perundang-undangan, sumpah Apoteker, standar profesi (standar pendidikan, standar pelayanan, standar kompetensi dan kode etik) yang berlaku. [BNF 62] Metformin Efek samping : mual, muntah, nyeri perut KIE yg wajib d berikan, BNF appendix 3 p 947 and 940 (poin 21) “take with or just after food, or meal” To be used on preparations that liable to cause gastric irritation, or those that are better absorbed with food. Pateint should be advised that a small amount of food is sufficient. Kadar abu merupakan parameter yang menunjukan keberadaan dari mineral-mineral yang terkandung dalam ekstrak. Pada penetapan kadar abu, semua senyawa organik akan dioksidasi menjadi unsur-unsurnya sedangkan mineral-mineral akan diubah menjadi bentuk oksidanya. Hasil dari pengabuan kemudian ditetapkan berapa kandungan dari abu yang tidak larut dalam pelarut asam. Sumber: Ansel,H.C., (1989). Pengatar Bentuk sediaan Farmasi. Edisi 4. UI Press. Jakarta. Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia . Edisi III . Departemen Kesehatan RI.Jakarta Padasoal Xanax tablet merupakangolonganNarkotika, tapipadaPermenkes Xanax tablet merupakamgolonganPsikotropika. MenurutUndang-undangRepublik Indonesia no 5 tahun 1997 tentangPsikotropika, padapasal 14 disebutkanbahwaPenyerahanpsikotropikaolehapotek, rumahsakit, puskesmas, danbalaipengobatansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dilaksanakanberdasarkanresepdokter. JadiJawabannya : C PUSTAKA :Undang-undangRepublik Indonesia No 5 tahun 1997 TentangPsikotropika.
118. c. Fitofarmaka 119
D
Menurut Farmakope Indonesia Edisi 3, Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. - Basis larut air, sifatnya adalah water soluble and washable. Contoh: Polyethylen Glycol ointment - Basis anhidrous, sifatnya melunakkan lapisan kulit (emollient) karena occlusive (meninggalkan lapisan dipermukaan kulit), dapat mengabsorbsi air sekitar 5%. Contoh : Hydrophilic Petrolatum, Anhydrous Lanolin (adeps lanae). - Basis tipe o/w, bersifat dapat dicuci dengan air.
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA -
120
D. Kodein
121
B Apoteker menjalankan Pharmaceutical Care
Basis oleaginous, sifatnya melunakkan lapisan kulit (emollient) karena occlusive (meninggalkan lapisan dipermukaan kulit) sehingga akan meningkatkan hidratasi kulit dengan menghambat penguapan air pada lapisan kulit dan dapat mengabsorbsi air sekitar 3% dan susah dicuci dengan air. Contoh : Vaselin, White Petrolatuml paraffin, White Ointment. (Farmakope Indonesia edisi 3) a. Ipratopium: GI disturbance meliputi Dispepsia, nausea, xerostomia, taste perversion (DIH ed 23 p 1111) b. Albuterol: GI disturbance meliputi Diare, dyspepsia, gastroenteritis, nausea, vomiting, xerostomia, sulit kencing (DIH ed 23 p. 61) c. Fluticasone: GI disturbance meliputi Oral candidiasis (DIH ed 23 p 893) d. Kodein: GI disturbance meliputi Abdominal pain, anorexia, biliary tract spasm, konstipasi, diare, nausea, pancreatitis, vomiting, xerostomia (DIH ed 23 p 483) e. Eritomisin: GI disturbance meliputi abdominal pain, anorexia, diare, nausea, oral candidiasis, pancreatitis, vomiting (DIH ed 23 p 742) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian menyatakan bahwa sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian telah terjadi pergeseran orientasi Pelayanan Kefarmasian dari pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komperehensif (Pharmaceutical Care) dalam pengertian tidak saja sebagai pengelola obat namun dalam pengertian yang lebih luas mencakup pelaksanaan pemberian informasi untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional,monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir serta kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (Medication Error). Pembahasan: Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, definisi pekerjaan kefarmasian dan pelayanan kefarmasian : Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusi atau penyaluran obat, pengeloaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien Berdasarkan buku : Praktik Farmasi Klinik Fokus pada Pharmaceutical Care, 2014 halaman 1 Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) merupakan komponen dari praktek kefarmasian dimana langsung berhubungan dengan pasien agar tercipta kepedulian terhadap kebutuhan pengobatan pasien. Dari definisi di
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA atas, terkandung pengertian bahwa : Farmasis memiliki tanggung jawab kepada pasien secara langsung Tujuan pengobatan jelas dan dapat dinilai Outcome yang ingin dicapai tidak hanya kesembuhan, tapi lebih dari itu, yakni meningkatkan kualitas hidup pasien 122
B. Isoniazid
Efek samping Tidak ada nafsu makan, mual, sakit perut Nyeri Sendi Kesemutan sampai dengan rasa terbakar di kaki Warna kemerahan pada air seni ( urine)
Penyebab Rifampisin
Penatalaksanaan Semua OAT diminum malam sebelum tidur
Beri Aspirin Beri vitamin B6 (piridoksin) 100mg per hari Rifampisin Tidak perlu diberi apa-apa, tapi perlu penjelasan kepada pasien Ethambutol Hentikan ethambutol Gangguan penglihatan Streptomisin Streptomisin dihentikan, Gangguan ganti dengan ethambutol keseimbangan Streptomisin Streptomisin dihentikan, Tuli ganti dengan ethambutol Pustaka : Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2011
123
B
Pirasinamid INH
Bisakodil (BNF 61, hal : 68) Merupakan laksatif stimulan. Bekerja langsung pada dinding usus besar dengan memperkuat peristaltiknya. Pada penggunaan oral, efek pencahar terlihat setelah kurang lebih 7 jam , sedangkan pada penggunaan secara rectal kurang lebih setelah 30 menit. Dosis : dewasa dan anak >= 12 tahun : 10 mg sehari sebagai dosis tunggal. Anak usia 2-11 tahun : 5-10 mg sehari (setengah sampai satu supositoria) sebagai dosis tunggal. Anak usia < 2 tahun : 5 mg (setengah supositoria) sebagai dosis tunggal. Indikasi : laksatif stimulan Loperamid (BNF 61, hal : 59) Merupakan anti spasmodik dimana mekanisme kerjanya menghambat motilitas usus dengan mempengaruhi secara langsung otot sirkular dan longitudinal dinding usus. Loperamid menurunkan volume feses dan menghentikan penggenangan cairan dan elektrolit Dosis : diare non spesifik akut : dosis awal 2 kaplet diikuti 1 kaplet setiap habis diare. Maksimal 8 kaplet sehari. Diare kronik : dosis awal 2 kaplet, diikuti dengan 1 kaplet setiap habis diare sampai diare terkontrol. Maksimal 8 kaplet sehari Indikasi diare akut yang tidak diketahui penyebabnya dan diare kronik. Histigo (Betahistine Mesylate) ((BNF 61, hal : 256) Mekanisme kerja dari Histigo (betahistine) yang memperlebar spinchler prekapiler sehingga meningkatkan aliran darah pada telinga bagian dalam.
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA Betahistine mengatur permeabilitas kapiler pada telinga bagian dalam dengan demikian menghilangkan endolymphatic hydrops. Betahistine juga memperbaiki sirkulasi serebral dan meningkatkan aliran darah arteri karotis interna. Indikasi : vertigo perifer, pusing yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang terjadi pada gangguan sirkulasi darah atau sindrom meniere, penyakit meniere. Dosis : 1-2 kapsul 3x per hari Ranitidin (BNF 61, hal : 51) Ranitidin : Tiap tablet salut selaput mengandung ranitidin hidroklorida setara dengan ranitidin base 150 mg . Mekanisme kerja dari ranitidin yaitu menghambat kerja histamin pada reseptor H2 secara kompetitif serta menghambat sekresi asam lambung Indikasi : stress ulcer, untuk menjaga dan meringankan gangguan pada lambung Dosis : Dosis ranitidin untuk orang dewasa ialah 150 mg dua kali sehari atau 300 mg sekali sehari 124
e. mencegah Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut: terjadinya 1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, resistensi bakteri dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori terhadap obat pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi). Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan. 2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO). 3) Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
Tahap awal (intensif) 1) Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA 2) Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. 3) Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan. Tahap Lanjutan 1) Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama 2) Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia: 1) Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3. 2) Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 3) Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan obat sisipan (HRZE) o Kategori Anak: 2HRZ/4HR o Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien TB resistan obat di Indonesia terdiri dari OAT lini ke-2 yaitu Kanamycin, Capreomisin, Levofloksasin, Ethionamide, sikloserin dan PAS, serta OAT lini-1, yaitu pirazinamid and etambutol. Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk paket 4) berupa obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu pasien. Paket Kombipak. Adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid, Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan OAT ini disediakan program untuk digunakan dalam pengobatan pasien yang mengalami efek samping OAT KDT. Paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas). Pengobatan sampai selesai. Satu (1) paket untuk satu (1) pasien dalam satu (1) masa pengobatan. KDT mempunyai beberapa keuntungan dalam pengobatan TB: 1) Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan sehingga menjamin efektifitas obat dan mengurangi efek samping. 2) Mencegah penggunaan obat tunggal sehinga menurunkan resiko terjadinya resistensi obat ganda dan mengurangi kesalahan penulisan resep
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA 3) Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga pemberian obat menjadi sederhana dan meningkatkan kepatuhan pasien Paduan OAT lini pertama dan peruntukannya. a. Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3) Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru: · Pasien baru TB paru BTA positif. · Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif · Pasien TB ekstra paru
b. Kategori -2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3) Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya: · Pasien kambuh · Pasien gagal · Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)
Catatan: 1) Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal untuk
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA streptomisin adalah 500mg tanpa memperhatikan berat badan. 2) Untuk perempuan hamil lihat pengobatan TB dalam keadaan khusus. 3) Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan aquabidest sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg). c. OAT Sisipan (HRZE) Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif kategori 1 yang diberikan selama sebulan (28 hari).
125
Penggunaan OAT lini kedua misalnya golongan aminoglikosida (misalnya kanamisin) dan golongan kuinolon tidak dianjurkan diberikan kepada pasien baru tanpa indikasi yang jelas karena potensi obat tersebut jauh lebih rendah daripada OAT lini pertama. Disamping itu dapat juga meningkatkan terjadinya risiko resistensi pada OAT lini kedua. Sumber : Kepmenkes RI No. 364 tahun 2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Berdasarkan Keputusan Kepala BPOM RI No Hk. A. Obat Herbal 00.05.4.2411/2004 Tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan Dan Terstandar Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia Pasal 5 Kelompok jamu harus mencantumkan logo dan tulisan “JAMU” seperti pada gambar diatas. Logo diatas berupa “RANTING DAUN TERLETAK DALAM LINGKARAN”, dan ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah/pembungkus/brosur. Logo (ranting daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau diatas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo. Tulisan “ JAMU” tampak jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam diatas warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan “JAMU”.
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA Pasal 7
126
A
Obat Herbal Terstandar harus mencatumkan logo dan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR”, seperti pada gambar diatas logo berupa “JARI-JARI DAUN (3 PASANG) TERLETAK DALAM LINGKARAN”, dan ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah/ pembungkus/ brosur. Logo (jari-jari dalam daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau diatas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo. Tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” harus tampak jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam diatas warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan “ OBAT HERBAL TERSTANDAR” Pasal 8 Kelompok fitofarmaka harus mencantumkan logo dan tulisan “ FITOFARMAKA” seperti pada gambar diatas. Logo dimaksud berupa “ JARI-JARI DAUN (YANG KEMUDIAN MEMBENTUK BINTANG) TERLETAK DALAM LINGKARAN”, dan ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah/ pembungkus/ brosur. Logo (jari-jari daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau diatas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo. Tulisan “FITOFARMAKA” harus tampak jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam diatas warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan “ FITOFARMAKA”. pembahasan : Laporan laba (rugi) adalah daftar yang memuat perincian tentang pendapatan apotek, yang berasal dari penjualan obat / alat kesehatan, dan tentang perincian beban yang dipikul oleh apotek beserta besar laba bersih atau rugi bersih apotek selama suatu periode akuntansi tertentu. Kegunaan perhitungan laba – rugi adalah untuk memberikan laporan atau informasi mengenai jalannya apotek selama satu periode akuntansi yang telah ditempuh. Didalam laporan laba-rugi dicantumkan mula-mula perincian pendapatan, beban usaha dan besarnya laba bersih dalam hal apotek memperoleh laba, atau rugi bersih. Laporan pembelian yaitu sebuah buku harian yang khusus dipergunakan sebagai tempat mencatat semua transaksi pembelian kredit barang dagangan Laporan penjualan yaitu sebuah buku harian yang khusus dipergunakan sebagai tempat mencatat semua transaksi penjualan kredit barang dagangan
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA Seto, Soerjono., Nita, Y., 2012. Manajemen Farmas. Surabaya : Pusat penerbitan dan Percetakan Unair. 127 7
128 129
C.Maserasi
Pilihan jawaban : A. Dekoktasi Merupakan metode ekstraksi dengan cara simplisia dengan derajat halus yang sesuai dimasukan ke dalam panci kemudian di tambahkan air lalu dipanaskan sampai suhu 900C selama 30 menit sambil di aduk sesekali (Farmakope Indonesia edisi IV, hal 9) B. Infuse Ekstraksi dengan cara infusa yaitu dengan cara simplisia dengan derajat halus yang sesuai dimasukan ke dalam panci kemudian di tambahkan air lalu dipanaskan sampai suhu 900C selama 15 menit sambil di aduk sesekali (Farmakope Indonesia edisi IV, hal 9). C. Maserasi Ekstraksi dengan cara simpilisia dengan derajat halus yang susuai lalu di rendam dalam toples/bejana yang berisi cairan penyari kemudian di aduk dan di diamkan pada suhu kamar selama 24 jam (Altikriti, 2010, hal 2) D. Sokletasi Metode ekstraksi yang memakai alat soklet dengan penyaringan berulangulang menggunakan pelarut tertentu, dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas/mendidih. Bila penyaringan telah selesai maka hasilnya di uapkan kembali dan sisanya merupakan zat yang tersari (Altikriti, 2010, hal 4) E. Refluksi Metode ekstraksi dengan cara panas yaitu dengan melarutkan campuran simplisia pada temperature titik didihnya, selama waktu tertentu denggan jumlah pelarut yang relative konstan karena adanya pendingin balik (depkes RI, 2000, hal 10) A. Mematahkan Dalam pemutusan cincin beta laktam dibutuhkan asam kuat atau basa kuat. cincin beta laktam (kelair.bppt.go.id) e. narkotika Menurut UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Codein tergolong obat Narkotika golongan 3 Nerkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnyarasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Golongan 1 Golongan 2 Golongan 3 Papaver Somniferum Metadona Kodeina Opium Dihidromorfina Etilmorfina Kokain Morfina Heroin Amfetamina Lisergida (LSD)
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA 130
Klaim kegunaan obat tradisional Pegal linu / encok / rematik
pelangsing Peningkat stamina
131. D. Siprofloksasin
132 133
134
BKO yang sering ditambahkan Fenilbutazon, prednisone. Antalgin, dexamethasone, piroxicam Sibutramin HCl Sildenafil Sitrat (www.pom.go.id)
Efek samping Sildenafil Vertigo, gangguan saluran cerna, mulut kering, udem,sakit kepala, vertigo, anemia, mylgia, tremor, jantung berdebar, demam, insomnia, selulitis, gangguan penglihatan (bnf 68 hal. 96) (Word Gastroenterology Organisation, Acute diarrhea in adults and children : a global perpective, 2012)
A parasetamol
Paracetamol merupakan analgesic untuk nyeri ringan hingga sedang. (Pharmacology for the Health Care Professions, tahun 2008) A. meminum pil untuk memaksimalkan efektivitas maka wajib diminum secara teratur setiap KB ketika ingat hari pada waktu yang sama sehingga tubuh akan terbiasa menerima sebanyak 2 pil dorongan hormonal yang sama secara teratur. Jika dalam pemakaian lupa kemudian meminum di jam yang sama maka pil tersebut boleh tetap diminum asal pemakaian tidak lebih dari 12 jam. Jika terlupa 1 hari (24jam) maka pil tersebut diteruskan diminum sebanyak 2 butir sekaligus saat ingat namun jika lupa meminum lebih dari 24 jam bisa saja tetap melanjutkan meminumnya namun efektivitas akan berkurang sehingga perlu mengkombinasikan metode kontrasepsi lain seperti memakai kondom saat akan berhubungan atau menunda melakukan hubunga seksual selama semnggu pertama. (sumber:mediskus.com) Obat bebas Obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (contoh: Parasetamol) Obat Bebas Terbatas Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam (contoh: Chlorpheniramine maleate, Dextromethorphan, Efedrin) Obat keras/daftar G (Gevaarlijk) Obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat keras adalah lingkaran merah bergaris tepi berwarna hitam dengan tulisan huruf K didalamnya (contoh: asam mefenamat, antibiotik, obat penenang, obat yang mengandung hormon, dll). Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA berbahaya bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan kematian. Obat wajib apotek (OWA) OWA adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep dokter (KepMenKes No. 347, 1990). Obat yang masuk dalam OWA ditetapkan oleh Menteri Kesehatan yang ditinjau dan disempurnakan setiap waktu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Logo:
Syarat pelayanan OWA oleh apoteker: Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan dalam OWA yang bersangkutan. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan. Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakainya, kontraindikasi, efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien. OWA yang berlaku sampai saat ini: OWA I (KepMenKes No. 347, 1990). OWA II (PerMenKes No. 924, 1993). Perubahan OWA I (Permenkes No. 925, 1993). OWA III (PerMenKes No. 1176, 1993). Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (UU No. 5, 1997). Logo: Obat-obat golongan psikotropika tidak dapat diperoleh secara bebas. Tata cara penyaluran dan penyerahan psikotropika diatur dalam UU No. 5 Tahun 1997. Penggolongan psikotropika (UU No. 5, 1997): Psikotropika golongan I, contoh: psikotropika golongan I masuk narkotika golongan I. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Psikotropika golongan II, contoh: psikotropika golongan II masuk narkotik golongan I kecuali Metilfendat, Sekobarbital. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Psikotropika golongan III, contoh: Amobarbital, Pentobarbital. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Psikotropika golongan IV, contoh: Braxidin, Diazepam, Fenobarbital, Klordiazepoksid. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Narkotika Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (UU No. 35, 2009). Logo:
Obat-obat golongan narkotika tidak dapat diperoleh secara bebas. Tata cara penyaluran dan penyerahan narkotika diatur dalam UndangUndang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Penggolongan narkotika (UU No. 35, 2009): Narkotika golongan I, contoh: tanaman Papaver somniferum L, tanaman koka, tanaman ganja, Amfetamin, Metamfetamin. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Narkotika golongan II, contoh: Fentanil, Metadon, Morfin, Petidin. Narkotika golongan II adalah narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Narkotika golongan III, contoh: Kodein, Dihidrokodein, Buprenorfin. Narkotika golongan III adalah Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA 135
E
136
B
mengakibatkan ketergantungan. Perhitungan: Ibuprofen 100mg x 30 = 3000mg / 300mg per tablet = 10 tablet Luminal 30 mg x 30 = 900mg/30mg per tablet = 30 tablet 1. Aflatoksin Aflatoksin merupakan mikotoksin yang dihasilkan oleh kapang Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus.Keberadaan toksin ini dipengaruhi oleh faktor cuaca, terutama suhu dan kelembaban.Pada kondisi suhu dan kelembaban yang sesuai, Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus dapat tumbuh pada jenis pangan tertentu serta pada pakan hewan, kemudian menghasilkan aflatoksin. Terdapat beberapa jenis aflatoksin utama, yaitu aflatoksin B1, B2, G1, dan G2.Keempat jenis aflatoksin tersebut biasanya ditemukan bersama dalam berbagai proporsi pada berbagai jenis pangan dan pakan hewan.Aflatoksin B1 biasanya paling mendominasi dan bersifat paling toksik.Aflatoksin B1 dan B2 dihasilkan oleh Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus.Sedangkan aflatoksin G1 dan aflatoksin G2 hanya dihasilkan oleh Aspergillus parasiticus. Jika aflatoksin B1 dan G1 masuk ke dalam tubuh hewan ternak melalui pakannya, maka senyawa tersebut akan dikonversi di dalam tubuh hewan tersebut menjadi aflatoksin M1 dan M2, yang dapat diekskresikan dalam susu dan urin Efek Aflatoksin terhadap Kesehatan Aflatoksin mendapat perhatian yang lebih besar daripada mikotoksin lain karena memiliki potensi efek karsinogenik terhadap tikus uji serta efek toksisitas akut terhadap manusia. Pada sejumlah spesies hewan, aflatoksin dapat menyebabkan nekrosis akut, sirosis, dan karsinoma hati serta berpotensi mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Tidak ada hewan yang resisten terhadap efek toksik akut aflatoksin, oleh karena itu sangat logis jika diasumsikan bahwa manusia juga mungkin dapat mengalami efek yang sama. Pada kebanyakan spesies hewan, LD50 aflatoksin berkisar antara 0,5 hingga 10 mg/kg berat badan. Pada tahun 1988, IARC menggolongkan aflatoksin B1 pada daftar karsinogen terhadap manusia. Hal ini didukung dengan sejumlah hasil penelitian epidemiologi di Asia dan Afrika yang menunjukkan hubungan positif antara diet aflatoksin dan kanker sel hati (Liver Cell Cancer = LCC). Sebagai tambahan, timbulnya penyakit yang berhubungan dengan aflatoksin pada manusia kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, status nutrisi, dan/atau paparan bahan lain, seperti virus hepatitis (HBV) atau infestasi parasit, Gejala Aflatoksikosis Manusia dapat terpapar aflatoksin melalui pangan yang dikonsumsinya.Paparan aflatoksin ini sulit dihindari karena pertumbuhan jamur penghasil aflatoksin pada pangan tidak mudah dicegah.
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA Keracunan akibat mengkonsumsi pangan atau pakan yang tercemar aflatoksin disebut aflatoksikosis.Beberapa negara, terutama negara dunia ketiga, seperti Taiwan, Uganda, dan India telah melaporkan adanya bukti terjadinya aflatoksikosis akut pada manusia.Di negara-negara maju, kontaminasi aflatoksin pada pangan jarang terjadi pada tingkat yang dapat menimbulkan aflatoksikosis akut terhadap manusia. Penelitian toksisitas paparan oral aflatoksin terhadap manusia difokuskan pada potensi karsinogeniknya. Kerentanan relatif manusia terhadap aflatoksin masih belum diketahui, meskipun pada studi epidemiologi di Afrika dan Asia Tenggara, tempat dimana banyak terjadi insiden hepatoma, telah ditemukan kaitan antara Penelitian toksisitas paparan oral aflatoksin terhadap manusia difokuskan pada potensi karsinogeniknya. Kerentanan relatif manusia terhadap aflatoksin masih belum diketahui, meskipun pada studi epidemiologi di Afrika dan Asia Tenggara, tempat dimana banyak terjadi insiden hepatoma, telah ditemukan kaitan antara insiden kanker dengan kandungan aflatoksin dalam diet. Hasil penelitian tersebut tidak membuktikan adanya hubungan sebab akibat, tetapi dapat menjadi bukti adanya kaitan. Pada manusia, kasus aflatoksikosis sesungguhnya jarang dilaporkan, tetapi kebanyakan kasus tidak selalu dikenali sebagai aflatoksikosis. Kita patut curiga bahwa telah terjadi aflatoksikosis jika ditemukan suatu penyakit yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut: - Penyebab penyakit tidak dapat segera teridentifikasi. - Penyakitnya tidak menular. - Penyebab penyakit diduga diakibatkan oleh jenis pangan tertentu. - Pemberian antibiotik atau obat lainnya hanya memberikan sedikit pengaruh. - Kejadiannya bersifat musiman (kondisi cuaca dapat mempengaruhi pertumbuhan kapang). Efek berat aflatoksikosis pada hewan (yang diperkirakan bisa juga terjadi pada manusia) dikategorikan ke dalam dua bentuk utama, yaitu aflatoksikosis akut (jangka pendek) dan aflatoksikosis kronik (jangka panjang). Penatalaksanaan Aflatoksikosis Permulaan/onset gejala aflatoksikosis dapat timbul lebih dari 8 jam setelah paparan. Pada kasus masuknya aflatoksin melalui oral, untuk mengikat aflatoksin yang masuk dapat diberikan sejumlah besar adsorben, misalnya arang aktif.Pemberian antioksidan, seperti ellagic acid dan penginduksi sitokrom P450, seperti indole-3-carbinol dapat diberikan untuk memberikan efek proteksi.Pertolongan penunjang yang dapat diberikan adalah memonitor fungsi hati, dialisis atau transfusi darah, dan pengobatan gejala. Endotoksin Endotoksin adalah toksin yang tidak dikeluarkan dari tubuh sel namun tetap diproduksi dan tersimpan didalam tubuh sel. Banyak juga bakteri yang tidak menghasilkan eksotoksin, meskipun sifatnya sangat panas. Dalam hal ini
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA dianggap bahwa bakteri itu menyebabkan sakit, apabila bahan-bahan toksin keluar setelah bakteri itu mati atau hancur, toksin tersebut dinamakan endotoksin, dengan sifat umumnya ialah : 1) Tahan terhadap panas (termostabil), juga terhadap temperatur yang tinggi ysng lazim dipergunakkan di dalam otoklaf. 2) Menyebabkan sakit dengan gejala-gejala yang sama sehingga tidak spesifik. 3) Ada perioda inkubasi pada jasad yang disuntikan racun
137
Endotoksin sukar sekali penyelidikannya dan hingga beberapa tahun lalu belum ditemukan jalan untuk memisahkannya dari bakteri. Kalau kita lewatkan suatu suspensi bakteri melalui saringan halus, maka cairan yang lewat itu tidak mengandung toksin,akan tetapi jika kita ambil bakteri yang sudah mati,nyatalah adanya toksin. Dari kejadian ini dapatlah kita tarik kesimpulan,bahwa toksin itu semula kedapatan terkurung di dalam sel bakteri.Akhir-akhir ini orang telah berhasil memecahkan sel-sel bakteri secara mekanis dengan demikian terlepaslah isinya dari sel dan endotoksin muncul dalam keadaan lepas dari sel. Endotoksin adalah toksin pada bakteri gram negatif berupa lipopolisakarida (LPS) pada membran luar dari dinding sel yang pada keadaan tertentu bersifat toksik pada inang tertentu.Lipopolisakarida ini disebut endotoksin karena terikat pada bakteri dan dilepaskan saat mikroorganisme mengalami lisis atau pecahnya sel. Beberapa juga dilepaskan saat penggandaan bakteri. Komponen toksik pada LPS adalah bagian lipid atau lemak, yang disebut lipd A. . Komponen lipid A ini bukanlah struktur makromolekuler tunggal melainkan terdiri dari susunan kompleks dari residu-residu lipid. Endotoksin hanya ada pada bakteri gram negatif berbentuk basil/batang dan kokus dan tidak secara aktif dilepaskan dari sel serta dapat menimbulkan demam, syok, dan gejala lainnya.Endotoksin adalah LPS sementara eksotoksin adalah polipetida; enzim-enzim yang menghasilkan LPS tersebut dikodekan oleh gen-gen pada kromosom bakteri daripada plasmid atau DNA bakteriofage yang biasanya mengkodekan eksotoksin. Toksisitas endotoksin lebih rendah dibandingkan dengan eksotoksin, namun beberapa organisme memiliki endotoksin yang lebih efektif dibanding yang lain. Endotoksin adalah antigen yang lemah dan menginduksi antibodi dengan lemah sehingga tidak cocok digunakan sebagai antigen dalam vaksin.Keberadaan endotoksin tanpa bakteri penghasilnya sudah cukup untuk menimbulkan gejala keracunan pada inang contohnya keracunan makanan karena endotoksin yang dihasilkan oleh bakteri Salmonella. D. Hambatan Pharmacology. Theophylline directly relaxes smooth muscles of bronchial airways and pulmonary blood vessels to act as a bronchodilator and absorbsi pulmonary vasodilator. It is also a diuretic, coronary vasodilator, cardiac aminofilin stimulant, and cerebral stimulant; it improves diaphragmatic contractility; and it lessens diaphragmatic fatigue. The exact cellular mechanism of smooth muscle relaxation is unknown, but intracellular calcium sequestration, inhibition of specific phosphodiesterase isozymes, adenosine-
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA receptor antagonism, and stimulation of endogenous catecholamine release have been postulated to play a role. Aminophylline is the ethylenediamine salt of theophylline. (Handbook of clinical drug, P. 782)
138
A
139
a. Intramuskular
140
Food can affect the rate and extent of absorption of some SR formulations but has minimal effects on rapid-release forms. Food can increase the rate of absorption (Theo-24, Uniphyl), producing dose dumping, or impair absorption (Theo-Dur Sprinkle). (Handbook of clinical drug, P. 786) Karena diazepam merupakan obat psikotropika golongan IV,yaitu psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Sehingga berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika pada bab II pasal 3 yang berbunyi: Tujuan pengaturan dibidang psikotropika adalah: 1. Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan 2. Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika 3. Memberantas peredaran gelap psikotropika Pemberian insulin lebih sering diberikan melalui rute subkutan sedangkan insulin yang diberikan secara intramuskular digunakan untuk efek yang lebih cepat. Injeksi insulin secara intramuskular dapat digunakan pada situasi yang spesifik seperti kasus ketoasidosis (EADV, 2008). Nilai normal HCO3 22-26 mEq/L. Jika nilai di bawah 22 mEq/L disebut asidosis, sedangkan nilai di atas 26 mEq/L disebut alkalosis (Verma et al, 2010). DAFTAR PUSTAKA Guideline The Administration Of Insulin With The Insulin Pen (EADV). 2008. Page 30. Verma, K Abhishek et al. 2010. The Interpretation Of Arterial Blood Gases. Aust Prescr, 33: 124-129 The ultimate public health goal of antihypertensive therapy is to reduce cardiovascular and renal morbidity and mortality. Since most persons with hypertension, especially those >50 years of age, will reach the DBP goal once the SBP goal is achieved, the primary focus should be on attaining the
JAWABAN SOAL TRY OUT UKAI By : APOTEKER 48 UBAYA SBP goal. Treating SBP and DBP to targets that are
View more...
Comments