Jawaban Pertanyaan Kep Holistik Keperawatan Kritis

July 6, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Jawaban Pertanyaan Kep Holistik Keperawatan Kritis...

Description

 

JAWABAN PERTANYAAN KEPERAWATAN HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN KRITIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan Kris Dosen Koordinator: Yanny Trisyani, S.Kep., MN

DISUSUN OLEH PEMINATAN KRITIS ANGKATAN X

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2016

 

A.

Caring 1) Defi Defini nisi si car carin ing g

Jawab: Jaw ab: Caring Caring merupa merupakan kan dasar dasar dari dari disipl disiplin in keperaw keperawata atan, n, yang yang dihub dihubung ungkan kan dengan berbagai bidang yang berkaitan dengan perawatan masyarakat. Perhatian terbesar mengenai caring berasal dari perawat. Sebagai contoh, banyak teori yang mempertimbangkan caring sebagai pusat filosofi keperawatan. Caring juga memiliki kontribusi yang besar dalam hakekat pengetahuan yang berguna dalam perawatan manusia yang kompleks. Tanpa melihat dari perspektif caring itu sendiri, maka  perawatan kesehatan akan hanya didominasi dari sisi biomedis dan tekhnis saja yang akan memberikan dampak perawatan yang kehilangan kebutuhan terpenting dari seseorang. 2) Isu-isu Isu-isu penting penting dalam dalam konsep konsep caring dalam dalam lingkup lingkup keperawat keperawatan an kritis. kritis.

a.

Pera Perawa watt un unit it kriti kritiss pe perl rlu u untuk untuk mengk mengkom ombi bina nasi sika kan n kompet kompeten ensi si tekhn tekhnis is yang yang dimiliki dengan pendekatan melalui perasaan untuk merawat pasien.

 b.

Perawat kritis dalam hal caring bekerja sebagai rekan pasien dan keluarga. Perawat seringkali mengambil alih kendali atas pasien, dan menentukan apa yang terbaik untuk pasien dan keluarga khususnya pasien yang baru dirawat atau dalam kondisi penyakit yang serius. Dalam hal ini perawat yang merawat dituntut ditun tut untuk untuk melaksanaka melaksanakan n suatu strategi yang memberikan memberikan kesempatan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk memilih atau memegang kendali. Sebagai contoh con toh,, dengan dengan selalu selalu melaku melakukan kan kontak kontak selama selama keluar keluarga ga tidak tidak bersam bersamaa  pasien didalam unit perawatan akan membantu keluarga merasa telah meme me mega gang ng ke kend ndal alii atas atas si situ tuasi asi ya yang ng ad ada. a. Sela Selain in itu itu da dapa patt ju juga ga de deng ngan an membuat suatu tujuan bersama keluarga serta memberikan pilihan pada setiap tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.

c.

Bera Berada da bersa bersama ma deng dengan an pasie pasien, n, peraw perawat at kriti kritiss akan akan membe memberik rikan an rasa rasa nyam nyaman an selam sel amaa mela melaks ksan anak akan an as asuh uhan an ke kepe peraw rawat atan an.. Memi Memili liki ki sifat sifat ya yang ng pe penu nuh h  perhatian dan mengambil waktu untuk menyelesaikan tugas demi kepuasan  pasien dan keluarga, serta secara fisik berada dekat dengan pasien akan membangun kepercayaan pasien dan keluarga dan memberikan rasa nyaman.

3) Prinsi Prinsip-p p-prin rinsip sip caring caring..

Kasih sayang : kepekaan terhadap hal hal yang dirasakan klien misalnya rasa sakit.

 

Memp Me mpun unya yaii ko komp mpet eten ensi si

ya yang ng ba baik ik : pe peraw rawat at ha haru russ memi memilik likii pe peng nget etah ahua uan, n,

 penilaian, keterampilan, energi, pengalaman, dan motivasi untuk melaksanakn tugas dan tanggung tanggung jawabnya jawabnya sebagai perawat profesional. Menggu Men ggunak nakan an hati hati nurani nurani : dalam dalam bersik bersikap ap dengan dengan memper mempertim timban bangka gkan n pada pada keadaan kesadaran moral dan inti hati. Komitm Komi tmen en : meru merupa paka kan n ke kead adaan aan an anta tara ra ke kein ingi gina nan n seseo seseoran rang g da dan n ke kewa waji jiba ban n seseorang, seseora ng, dan dengan dengan pilihan pilihan yang disengaja untuk bertindak bertindak sesuai dengan yang sudah menjadi kesepakatan. 4) Penerapa Penerapan n caring dalam dalam lingkup keperawa keperawatan tan kritis kritis menurut menurut kelompok  kelompok 

Cari Ca ring ng merupakan hal yang sangat fundamental, yang dapat mendatangkan rasa ny nyam aman an da dan n ra rasa sa pe perc rcay ayaa pa pada da pa pasie sien n da dan n ke kelu luarg argan anya ya.. Pe Peril rilak aku u ca cari rin ng yang diberikan hendaknya dilakukan secara holistik, baik fisik, psikologis, sosial maupun spiritual. Di ruang perawatan intensif yang menangani kondisi kritis, pelaksanaan  perawatan yang diberikan kepada pasien sangat bergantung pada bantuan peralatan yang canggi yang canggih h dengan dengan teknol teknologi ogi yang yang mutakh mutakhir. ir. Hal ini memicu memicu para para prakti praktisi si ke keseh sehata atan n kh khus usus usny nyaa pe pera rawa watt ya yang ng be bert rtug ugas as di ru ruan ang g in inte tens nsif if un untu tuk k te teru russ memperbaha memp erbaharui rui pengetahuan pengetahuan dan  skill  guna   guna menunjang keberhasilan pelaksanaan tindakan perawatan. Di ruang intensif, perawat menangani pasien yang sebagian  besar mengalami penurunan kesadaran menjadikan mereka bergantung pada kecanggihan peralatan untuk mempertahankan kualitas hidup. Namun demikian,  pelaksanaan pelayanan keperawatan dengan bantuan teknologi yang canggih ters terseb ebut ut,, teta tetap p memb membut utuh uhka kan n peri perila laku ku caring da dari ri pe peraw rawat, at, ag agar ar pe pela laya yana nan n keperawatan tetap berlandaskan pada prinsip humanistik. Pasien yang mengalami  penuruan kesadaran, tidak mampu mengambil keputusan dalam penentuan tindakan, tindakan, sehingga sehin gga perawat perawat harus harus melibatkan melibatkan keluarga dan memberikan memberikan informasi informasi tentang tentang  perkembangan status kesehatan keluarganya.

B.

Spiritual 1.

Definisi Spirituality  Spirituality dan  dan Spiritual  Spiritual Care

Spiritualitas memiliki peran yang penting dalam area keperawatan kritis. Perawat dalam area kritis juga harus optimal dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Peneli Pen elitian tian yang yang dilaku dilakukan kan oleh oleh Hermann Hermann (2006) (2006) menyat menyataka akan n bahwa bahwa spiritu spiritual al merupakan merupa kan keingi keinginan nan sederh sederhana ana pasien pasien untuk untuk menemu menemukan kan tujuan tujuan dan makna makna hidup.

 

Menurut Kara dkk (2008) spiritualitas atau spirituality adalah hubungan manusia dengan sesuatu di luar dirinya sebagai bentuk dari aktualisasi diri. Pada tahun 2005, 200 5, Sawatz Sawatzky ky dan Pesut Pesut mendif mendifini inisik sikan an spirit spiritual ualitas itas sebaga sebagaii kesatua kesatuan n dari dari intuitif, intui tif, interpersona interpersonal, l, altruistis altruistis dan ekspresi ekspresi integratif integratif yang direfleksikan direfleksikan pada realitas pasien. DiJoseph dalam Kara (2008) menjelaskan DiJoseph menjelaskan spiritual spiritual care adalah salah satu bentuk  bentuk  terapi komplementer dan pengobatan alternatif yang erat hubungannya dengan  bentuk dari perawatan lain seperti humor, terapi sentuhan, dan mendengarkan aktif. akt if. Ame Americ rican an Associ Associati ation on of Colleg Colleges es of Nursin Nursing g mendek mendeklar larasik asikan an bahwa bahwa spiritual care adalah suatu tanggung jawab dan keharusan, bukan optional. 2.

Is Isu u terk terkin inii spir spirit itua uall dala dalam m kepe kepera rawa wata tan n krit kritis is

Pemenuhan kebutuhan spiritual di area keperawatan kritis memang belum optimal dilaku dil akukan kan.. Beberap Beberapaa hambat hambatan an dalam dalam pemenu pemenuhan han kebutu kebutuhan han spirit spiritual ual pasien pasien menjad men jadii masalah masalah yang yang belum belum bisa bisa dipecah dipecahkan kan secara secara bersam bersama. a. Isu mengen mengenai ai spiritual dalam area keperawatan kritis salah satunya adalah kurangnya kesadaran dan empati perawat terhadap pasien akan pemenuhan kebutuhan spiritual. Kara Ka ra (2 (200 008) 8) menj menjela elask skan an ba bahw hwaa ha hall te terp rpen enti ting ng da dala lam m meni mening ngka katk tkan an rasa rasa kesadaran dan empati adalah dengan memaknai spiritual itu sendiri di diri masingmasing mas ing perawa perawat. t. Jika Jika perawa perawatt tidak tidak merasa merasa nyaman nyaman dengan dengan rasa spirit spiritual ualitas itas,, mengkaji spiritualitas pasien, berdoa dengan pasien, atau mengikuti pasien untuk  meditasi medit asi akan lebih sulit untuk memahami memahami pentingny pentingnyaa kebutuhan kebutuhan spiritualitas spiritualitas  pada pasien. Konsep tersebut menekankan bahwa sebelum menolong pasien, sebaiknya fokuskan kepada diri sendiri dahulu. Spiritual Spirit ualitas itas mungk mungkin in sudah sudah banyak banyak ditera diterapka pkan n oleh oleh bebera beberapa pa rumah rumah sakit sakit di Indonesia maupun dunia, tetapi banyak diantara mereka yang hanya memenuhi kebutuhan kebu tuhan spiritualitas spiritualitas ketika pasien akan dy dyin ing g saja.Hal tersebut mungkin saja memiliki alasan yang sama dengan pembahasan di atas, dimana perawat tidak  mempunyai sense mempunyai  sense of spirituality ke spirituality ke dalam dirinya. Isu kedua mengenai spiritual adalah banyaknya faktor penghambat dalam usaha  pemenuhan kebutuhan spiritual pasien. Faktor penghambat tersebut antara lain suara, pasien yang tidak sadar, pergantian shift dan interupsi dari dokter, pasien keluar kel uar masuk masuk untuk untuk test, test, dll. dll. Perawat Perawat sebaik sebaiknya nya mengid mengident entifik ifikasi asi hambat hambatan an tersebut dan mencarai solusinya, agar kebutuhan spiritual pasien tetap terpenuhi.

 

3.

Jelas Jelaskan kan prin prinsip sip ser serta ta istil istilahah-ist istila ilah h pentin penting g terka terkait it spiri spiritua tuall care? care?

Spirit Spi ritual ual care merupaka merupakan n spirit spirit dari dari dimens dimensii alam alam setiap setiap orang. orang. Orang akan akan menemu men emukan kan bahwa bahwa spiritu spirituali alitas tas membantu membantu dalam dalam

menjag menjagaa keseha kesehatan tan dan

meng me ngat atas asii peny penyak akit it,, tr trau auma ma,, keru kerugi gian an , da dan n tran transi sisi si ke kehi hidu dupa pan n de deng ngan an mengin men ginteg tegrasi rasikan kan tubuh, tubuh, pikira pikiran n dan semang semangat. at. Banyak Banyak yang yang percay percayaa bahwa bahwa spiritual dapat membantu spiritual membantu dalam memperbaiki memperbaiki dari penyakit. Prisip-prisip Prisip-prisip dari spiritual care adalah sebagai berikut: a.

Organi Organisasi sasi keseha kesehatan tan diwaji diwajibka bkan n untuk untuk menang menanggap gapii kebut kebutuha uhan n spiri spiritua tuall Pasien memiliki hak untuk layanan terhadap kebutuhan spiritual. Sebagai Komisi Bersama Akreditasi Kesehatan Organisasi ( JCAHO , 1998) menjelaskan bahwa , "Pasien memiliki hak dasar untuk mempertimbangkan perawatan yang menjaga martabat pribadi dan menghormati nilai-nilai budaya, psikososial, dan spiritual. Tim Tim ke keeh ehat atan an meng mengho horm rmat atii bu buda daya ya da dan n ke keya yaki kina nan n ke keag agam amaan aan kl klien ien da dan n memungkinkan pasien untuk melaksanakan praktek-praktek budaya atau agama yang sesuai yang sesuai . Dalam Dalam upaya upaya untuk untuk memenu memenuhi hi spirit spiritual ual,, profesi profesiona onall keseha kesehatan tan semakin menyadari bahwa pasien ingin pendekatan holistik untuk kesejahteraan  perawat profesional menghormati dan menanggapi nilai-nilai pasien dan keyakinan, mendorong pendekatan yang lebih holistik untuk kesehatan.

 b.

Menanggulangi ketakutan dan kesepian yang dialami pasien selama penyakit serius Pasien yang berada pada masa kritis memerlukan memerlukan perawatan perawatan spiritual. spiritual. Sementara itu peristiwa biologis, rasa takut akan menyebabkan pasien mengisolasi diri dari lingkungan lingk ungan.. Perawatan Perawatan spiritual spiritual menekankan menekankan transendens transendensii dan meningkatk meningkatkan an koneksi untuk mendukung keluarga dan pasien sehingga membantu penyembuhan dan pemulihan.

c.

Perawa Perawatan tan roha rohani ni mema memaink inkan an peran peran pent penting ing ketika ketika obat obat tida tidak k mungk mungkin in dijad dijadika ikan n  pedoman Kasih sayang dan kenyamanan menjadi fokus penting dari perawatan ketika sakit kronis. Mendekati kematian dapat menimbulkan pertanyaan spiritual yang serius yang berkontribusi pada kecemasan, depresi, putus asa dan putus asa. Praktisi ke keag agam amaa aan n pr prof ofesi esion onal al memb membaw awaa su sumb mber er spir spirit itua uall ya yang ng te tela lah h te teru ruji ji ya yang ng membantu pasien.

d.

Tempat Tempat kerja kerja mengha menghasil silkan kan atau mengun mengungka gkapka pkan n kebu kebutuh tuhan an rohani rohani perawat perawat dan  pasien, membuat perawatan spiritual penting untuk rumah sakit.

 

Tempat kerja individu membantu karyawan kesehatan mengatasi stres. Rumah sakit sak it ya yang ng meng mengak akui ui ka kary ryaw awan an sebag sebagai ai sumb sumber er da daya ya ya yang ng pa pali ling ng be berh rhar arga ga sehing seh ingga ga mendu mendukun kung g karyaw karyawany anyaa dalam dalam melaku melakukan kan perawa perawatan tan bagi bagi pasien pasien.. Pera Perawa wata tan n sp spir irit itua uall be berk rkon ontri tribu busi si un untu tuk k bu buda daya ya or orga gani nisa sasi si ya yang ng sehat sehat da member mem berika ikan n spirit. spirit. Prakti Praktisi si agama, agama, berger bergerak ak melint melintasi asi batas-b batas-batas atas disipl disiplin, in, melayani sebagai anggota integral dari tim kesehatan karena mereka merawat  pasien yang mengalami stres perawatan. Praktisi agama tidak hanya membantu mengatasi, tetapi memberdayakan pasien untuk mengenali makna dan nilai dalam aspek kesehatan. e.

Pera Perawa wata tan n sp spir irit itua uall pe pent ntin ing g da dala lam m or orga gani nisas sasii ke kese seha hata tan n ke keti tika ka aloka alokasi si sumbe sumber  r  terbatas menyebabkan keprihatinan moral, etika dan spiritual Di Dile lema ma etik etikaa munc muncul ul de deng ngan an be berk rkem emba bang ngny nyaa te tekn knol olog ogii siste sistem m pe pela laya yana nan n kesehatan , yaitu keputusan untuk memberikan pengobatan agresif. Sehingga akan  berinteraksi dengan nilai-nilai pribadi dan keyakinan semua pasien. Praktisi agama berasa agama berasall dari dari anggot anggotaa komite komite etika etika yang yang akan akan member memberika ikan n perawa perawatan tan spirit spi ritual ual untuk untuk tenaga tenaga medis medis serta serta pasien pasien dan keluar keluarga ga yang yang terken terkenaa dampak  dampak  masalah-masalah yang kompleks.

4.

Pener Penerapa apan n aspe aspek k spiri spiritua tuall pada pada pasi pasien en kritis kritis menuru menurutt k kelo elompo mpok  k 

Spiritual merupakan dimensi yang harus dilakukan dalam pelayanan keperawatan kritis secara holistik. Aspek spiritualitas dalam lingkup asuhan keperawatan tidak  terdiri hanya dari aspek religi atau agama saja, akantetapi lebih dari itu spiritual merupakan merup akan dimensi yang memiliki kekuatan atau daya untuk membangki membangkitkan tkan  pasien baik secara fisik maupun psikososial. Spiritual harus diterapkan dalam asuhan asuha n ke kepe pera rawa wata tan n terl terleb ebih ih lagi lagi da dala lam m pe pera rawa wata tan n pa pada da pa pasie sien n kr krit itis is ya yang ng notabeni secara kondisi sangat lemah. Aspe As pek k spiri spiritu tual alita itass da dalam lam asuha asuhan n ke kepe pera rawa wata tan n pa pada da ko kond ndis isii kr krit itis is da dapa patt di terapkan dalam seluruh role nursing proses baik dari mulai pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Dalam pengkajian  perlu dikaji aspek support sistem baik dari lingkungan, orang yang terdekat atau orang yang dapat membangkitkan motivasi, serta pandangan pasien mengenai aspek religi atau kepercayaan. Selanjutnya dilakukan perumusan diagnosa serta merumuskan intervensi dari ketiga aspek tersebut. Ketiga aspek tersebut menurut kami dapat kami dapat mewaki mewakili li seluruh seluruh ko kompo mponen nen yang yang diperl diperluka ukan n untuk untuk member memberika ikan n sokongan keberhasilan asuhan keperawatan.

 

Cont Co ntoh oh in inte terv rven ensi si ke kepe pera rawa watan tan ya yang ng menu menunj njan ang g as aspe pek k spir spirit itua uall dari dari segi segi lingku lin gkunga ngan: n: ciptak ciptakan an lingku lingkunga ngan n yang yang tenang tenang dan nyaman nyaman dengan dengan kriteri kriteriaa  pencahayaan redup, didengarkan bacaan ayat suci al-quran, al- quran, akan tetapi jika dalam  pengkajian sebelumnya bahwa persepsi suasana yang nyaman menurut pasien  bukan seperti itu maka disesuaikan saja. Kemudian hadirkan support sistem baik  keluarga atau orang yang dirasa membuat nyaman pasien dan merasa tidak seperti sedang sakit, selanjutnya dasi segi religi bagaimana perawat dapat mendekatkan lagi pasien kepada sang pencipta. Dalam bahasan ini esensinya bahwa aspek religi dalam asuhan keperawatan pada  pasien kritis ataupun asuhan keperawatan pada pasien apapun hanya merupakan  bagian dari aspek spiritual. Dan segala sesuatu yang dapat membangkitkan memper mem perbai baiki ki kondis kondisii dan menunj menunjang ang kesemb kesembuha uhan n pasien pasien merupa merupakan kan aspek  aspek  spiritualitas. C. Therapi Therapi Complem Complemente enterr dan alter alternati native ve 1.

Def Defin inis isii ter terapi kom komp pleme lement nteer Alternatif terapi merupakan bagian penting dari filosofi keperawatan holistik 

dima dimana na pe peraw rawat at meli melihat hat in indi divi vidu du sebag sebagai ai mahk mahklu luk k Biol Biolog ogis is,, ps psik ikol olog ogis, is, sosiologis dan kultural. Pondasi filosofi dari Complementer dan alternatif terapi dalam dal am kepera keperawat watan an sendir sendirii adalah adalah suatu suatu konsep konsep dimana dimana indivi individu du menjad menjadii obat/penyembuh bagi dirinya sendiri harus dipahami dan dialami betul oleh  perawat. Kesehatan sendiri adalah proses dimana kita menyusun ulang asumsi da dasa sarr da dan n memb membuk ukaa lu luas as ca cara ra pa pand ndan ang g te terh rhad adap ap makn maknaa ke keba baha hagi giaan aan da dan n kematian meruapakn suatu proses alami kehidupan (Dossey & Keegan, 2008). Komplementer dan Alternatif terapi dalam keperawatan didefinisikan sebagai suatu cara bagaimana seorang perawat dapat mendampingi pasien selama proses  penyembuhannya. Penyembuhan disini diartikan sebagai berubahnya dari level kurang kuran g menyadari menyadari dan kurang kurang pengalaman pengalaman hidup menjadi menjadi lebih mengetahui mengetahui secar sec araa meny menyel elur uruh uh,, se selai lain n itu itu ju juga ga memb membaw awaa jiwa jiwa,, fiki fikiran ran da dan n se sema mang ngat at individu tersebut kedalam level pemahaman diri yang lebih baik. Tingginya keaktifan dari konsumen/pasien dalam menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas dan biaya kesehatan yang efektif menjadikan masyarakat kini kini  banyak mencari alternatif pengobatan lain selain pengobatan Barat. Alternatif   pengobatan ini kemudian mengarah pada pengobatan komplementer dan alt altern ernatif atif,, termas termasuk uk dalam dalam lingku lingkup p keperaw keperawatan atan kritis kritis.. Ter Terapi api alterna alternatif tif dan

 

ko komp mple leme ment nter er dija dijadi dika kan n sebag sebagai ai tera terapi pi pe pend ndam ampi ping ng at atau au pe pele leng ngka kap p da dari ri  pengobatan utama guna mempercepat proses penyembuhan. Beberapa jenis terapi alternatif dan komplementer dapat digunakan dalam lingkup keperawatan kritis (Linda, Kathelen & Mary.2014). 2.

Isu-isu Isu-isu pentin penting g yang berkaita berkaitan n dengan dengan terapi terapi kompl komplemen ementer ter dalam dalam lingkup lingkup keperawatan kritis keperawatan Terapi komplementer telah digunakan sejaka ribuan tahun yang lalu dan jumlah

 penggunannya semakin meningkat. Terapi alternative dan komplementer lebih sering di hubungkan pada pengobatan tradisional, dimana pada dasarnya makna komplementer dan alternative memiliki makna yang luas atau nontradisional. Pada lingkup keperawatan kritis terdapat aspek yang menjadi perhatian atau  pertimbangan dari peggunaan terapi alternative dan komplementer terkait ketidaksesu ketid aksesuainny ainnyaa penggunaan penggunaan,, berlebihan berlebihan dalam penggunaa penggunaan, n, atau interaksi interaksi terapi terhadap terapi medis yang diterima oleh pasien. Di Amerika pasien boleh meminta terapi komplementer dan alternative yang dilakukan dirumah untuk  dilanjutkan di rumah sakit, atau mereka bisa meminta terapi alternative yang diinginkan. Jadi dapat dikatakan terapi komplemnetr dan alernative bukan tidak   boleh diterapkan pada lingkup keperawatan kritis namun perawat atau tenaga keseha kes ehatan tan lai lain n di unit unit kritis kritis ditunt dituntut ut menget mengetahu ahuii dengan dengan baik baik keuntu keuntunga ngan, n,  bahaya, dan kontraindikasi pada setiap komplementer dan alternative terapi yang akan diberikan pada pasien. Peran perawat kritis dalam penggunaan penggunaan komplementer komplementer dan alternative alternative terapi yaitu memahami dengan baik interaksi antara terapi tambahan yang diberikan dengan terapi medis yang diterima dan potensial dengan potensial penigkatan penigkatan kondisi kesehatan kesehatan  pasien. melihat kondisi ini perawat memiliki tantangan untuk mampu melakukan melak ukan pengkajian pengkajian,, pengetahua pengetahuan, n, kegunaan kegunaan dan sikap dalam menerapkan menerapkan komple kom plemen menter ter dan alt altern ernativ ativee terapi. terapi. Peneli Penelitia tian n perawa perawatt kritis kritis per perlu lu untuk  untuk  meningkatkan pengetahuan dan kepahaman mengenai terapi komplementer dan alternatif. Peran perawat sebagai pemberi layanan kesehatan merupakan posisi kunci untuk  melaku mel akukan kan pengka pengkajia jian n kondis kondisii pasien pasien.. Criti Critical cal thingking  thingking   yang yang dimili dimiliki ki oleh oleh  perawat kritis dan kewenangan skill mandiri menjadikan perawat paham betul  bagaiamana tugas dan perannya dalam menerapkan komplementer dan alternatif 

 

terap terapii ba bagi gi pa pasi sien en.. Pera Perawa watt juga juga bisa bisa menj menjad adii ad advo voka katt ba bagi gi pa pasie sien n un untu tuk  k   berdiskusi dengan dokter terkait terapi tambahan yang akan diberikan. diberikan. 3.

Prin Prinsi sip p atau atau halhal-ha hall ya yang ng pent pentin ing g te terk rkai aitt te tera rapi pi komp komple leme ment nter er dala dalam m tatanan keperawatan kritis

a.

Berdas Berdasark arkan an hasil hasil peneli penelitia tian n (terdap (terdapat at EBP) EBP) yang yang jel jelas as dan akurat akurat Adanya landasan Adanya landasan yang jelas terkait terkait tindakan tindakan yang diberikan diberikan untuk untuk pasien akan menjamin bahwa terapi yang diberikan merupakan suatu tindakan yang jelas dasar pemberiannya, sudah teruji secara klinis dan dibuktikan secara sec ara ilmiah ilmiah bagaim bagaimana ana keberh keberhasil asilan an terapi terapi tersebu tersebutt sehing sehingga ga dapat dapat diaplikasikan dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

 b.

Tidak membahayakan bagi pasien maup maupun un perawat Pada lingkungan keperawatan kritis, pemberian terapi harus disesuaikan dengan kondisi pasien. Apabila pasien terjadi perburukan kondisi maka harus menunggu sampai kondisi pasien stabil terlebih dahulu. Terapi yang diberikan harus aman bagi pasien, tidak memperburuk keadaan pasien, ada manfaat dalam peningkatan derajat kesehatan pasien. Selain itu, juga harus aman untuk perawat, jika memungkinkan maka bisa menggunakan APD  pada beberapa terapi yang bersentuhan langsung dengan pasien yang  berindikasi memberikan penularan baik lewat udara, cairan atau yang lainnya.

c.

Terdapat guidline  guidline yang  yang jelas tentang terapi yang diberikan Arah Ar ahan an atau atau pe petu tunj njuk uk pe pela laks ksan anaa aan/ n/pe pedo doma man n meru merupa paka kan n ac acua uan n ba bagi gi  perawat dalam memberikan terapi pada pasien. Terapi yang diberikan harus sesuai langkah-langkah pelaksanaannya seperti apa yang tertuang dalam dal am pedoma pedoman n pember pemberian ian terapi terapi.. Fungsi Fungsi lain lain dari dari guidli guidline ne ini adalah adalah sebagai acuan bagi perawat lainnya yang ingin melakukan tindakan/terapi  pada pasien sehingga tidak ada perbedaan prosedur jika dilakukan oleh  perawat lain karena sudah mengarah pada acuan yang telah ada.

d.

Dilaku Dilakukan kan oleh oleh pera perawat wat yang yang teram terampil pil atau atau ahli ahli terap terapii y yang ang terlise terlisensi nsi Apabila Apab ila perawat perawat dalam pelaksanaan pelaksanaan pemberian pemberian terapi tidak mampu maka  bisa didampingi oleh ahli yang memang ex expe pert rt dibid dibidangny angnya. a. Hal ini menceg men cegah ah dari dari ketida ketidakef kefekt ektifa ifan n pember pemberian ian terapi terapi.. Bisa Bisa juga juga dilaku dilakukan kan  pelatihan bagi perawat dalam pemberian terapi komplementer.

 

Pasien berhak untuk memperoleh informasi terkait terapis atau perawat yang akan memberikan memberikan terapi, apakah perawat perawat tersebut tersebut kompeten kompeten atau kura kurang ng dala dalam m pemb pember eria ian n te tera rapi pi,, ap apak akah ah su suda dah h ad adaa lise lisens nsii da dala lam m  pelaksanaan terapi komplementer. 4.

Pener Penerapa apan n tera terapi pi komp komplem lement enter er dala dalam m lingku lingkup p kepe keperaw rawata atan n kriti kritiss

Terapi komplementer yang digunakan dilingkup keperawatan kritis bertujuan untuk untu k meningkatk meningkatkan an rasa nyaman nyaman pada pasien. Intervensi Intervensi terapi komplementer  komplementer  di ICU dapat dapat berupa berupa sentuha sentuhan n terapeu terapeutik tik yang yang dapat dapat mening meningkat katkan kan ku kualit alitas as interaksi perawat dan pasien meski terkadang membuat salah tanggap, massage yang dapat memberikan keuntungan psikologis pasien meski terkadang terjadi salah interpretasi jika massage dilakukan oleh perawat perempuan kepada pasien laki-la lak i-laki, ki, reflex reflexii yang yang dapat dapat memban membantu tu dalam dalam masalah masalah tidur tidur pasien pasien sebaga sebagaii  penunjang obat sedasi, shiatsu yang dapat diaplikasikan diaplikasikan untuk pasien mual pasca operasi, dan aromaterapi namun terbatas pada ruangan yang kecil. Komplemen terapi dapat menguntungkan pasien namun efek placebo harus di tes secara objective objective dan ketat. Beberapa Beberapa terapi komplementer komplementer menggunakan menggunakan  bahan kimia yang memberi efek terhadap interaksi dengan obat yang dikonsumsi pasien sehingga harus didiskusikan terlebih dahulu, seperti Shiatsu kontrai kon traindi ndikas kasii untuk untuk pasien pasien AIDS, AIDS, penyak penyakit it menula menular, r, bagian bagian tubuh tubuh yang yang dioperasi, penyakit jantung, dan pasien demam tinggi. Terap erapii

ko komp mple leme men n

haru haruss

dila dilaku kuk kan

at atau au

dia iaw was asii

ol oleh eh

te tera rapi piss

ya yan ng

 berpengalaman. Untuk pengaplikasian di ICU harus dikaji terlebih dahulu apakah dilakukan langsung oleh perawat atau kolaborasi dengan ahli terapi, kepastian keamanan bagi pasien, dan mengevaluasi resiko dan keuntungan dari terapi komplementer yang akan diberikan kepada pasien D. Cult Cultur ural al Care Care 1.

Definisi Cutural Care

Cultural care yaitu berhubungan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, nil ai, keperc kepercaya ayaan, an, norma norma dan pola pola ekspresi ekspresi indivi individu du dimana dimana membim membimbin bing, g, mendukung dan memberikan kesempatan individu dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, kondisi kehidupan atau kematian serta keterbatasan yang dimiliki (Pratiwi, 2010). 2.

Is Isu u pent penting ing terkai terkaitt cult cultura urall ccare are dalam dalam tatana tatanan n krit kritis is

 

Perkembanga Perkem bangan n era globalisasi globalisasi dan perdangang perdangangan an bebas akan memungkin memungkinkan kan  perawat untuk merawat pasien pasien kritis beserta keluarga dan berinteraksi de deng ngan an pr prof ofesi esi lain lain de deng ngan an latar latar be bela laka kang ng bu buda daya ya ya yang ng be bera raga gam m di dima mana na membut mem butuhk uhkan an ketera keterampi mpilan lan perawa perawatt dalam dalam memaha memahami mi kebera keberagam gaman an aspek  aspek   budaya tersebut. Selain itu munculnya beragam budaya penggunaan obat tradision tradis ional al oleh oleh masyar masyaraka akatt untuk untuk mengg menggant antika ikan n atau memadu memadukan kan terapi terapi konvensional menuntut perawat untuk mampu menjadi advokat dan melakukan  peran lainnya untuk membantu pasien dalam memilih tindakan perawatan yang sesuai. 3.

Prins Prinsip ip dan dan bebe beberap rapa a isti istilah lah penti penting ng dalam dalam cultu cultural ral ca care re

a. Culture Men enu uru rutt Pra rattiwi (2010) Culture  berhubungan dengan mempelajari, membagi dan transfer nilai, kepercayaan, norma dan praktek kehidupan dari suatu kelompok dimana dapat dijadikan sebagai panduan dalam berfikir, mengambil keputusan, bertindak dan berbahasa. Defi De fin nis isii lain lain Culture ya yait itu u su suatu atu ke kesat satua uan n ya yang ng ko komp mple leks ks menc mencak akup up  pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat kebiasaan serta ke kema mamp mpua uan n lain lainny nyaa da dan n ke kebi bias asaan aan ya yang ng di dipe pero role leh h manu manusia sia sebag sebagai ai angggota masyarakat. The U.S. Departement of Health and Human Service Office Off ice of Minori Minority ty Health Health   (2005) (2005) mendefi mendefinis nisika ikan n culture culture   sebagai sebagai bentuk  bentuk   pemikiran, komunikasi, aksi, adat kebiasaan, kepercayaan, nilai, dan institusi dari ras, etnis, agama dan kelompok sosial. Culture meliputi seluruh aspek   perawatan

kesehatan

dimana

menggambarkan

bagaimana

informasi

kesehatan kesehat an diteri diterima, ma, hak dan perlin perlindun dungan gan dijala dijalanka nkan, n, apa yang yang disebu disebutt sebagai masalah kesehatan, bagaimana gejala dan fokus terhadap masalah tersebut, siapa yang memberi perawatan dan apa jenis perawatan yang harus diberikan. b. Cult Cultur ural al co comp mpet eten ence ce Cultural competence merupakan kemampuan perawat dalam merawat pasien de deng ngan an pe perb rbed edaan aan bu buda daya ya,, ke kepe perca rcaya yaan an,, da dan n sikap sikap terma termasu suk k da dala lam m menemu men emukan kan kebutu kebutuhan han sosial sosial,, kultur kultural, al, dan lingui linguisti stik k pasien pasien.. Selain Selain itu dapat didefinisikan sebagai suatu paket sikap, perilaku dan kebijakan yang terb terben entu tuk k dala dalam m su suat atu u si sist stem em,, ag agen ency cy,, at atau au an anta tarr memungkinkannya bekerja dalam konteks lintas budaya.

pro rofe fesi si

yan ang g

 

c. Culture Ca Care Culture care care   adalah nilai-nilai, keyakinan, norma, pandangan hidup yang dipelajari dan diturunkan serta diasumsikan yang dapat membantu individu dalam mempertahan mempertahankan kan kesejahteraan kesejahteraan dan kesehatan kesehatan serta meningkatk meningkatkan an kondisi dan cara hidup(Pratiwi, 2010). Berbeda dengan pendapat Leininger  (2002)) yang (2002 yang menyat menyataka akan n bahwa bahwa cultu culture re care  care  merupakan merupakan suatu bantuan, bantuan, dukungan, persetujuan, fasilitasi perawat berdasarkan aspek budaya dengan cara yang tepat untuk membantu pasien agar dapat memperbaiki kondisinya. d. Cult Cultur ural ally ly comp compet eten entt Care Care Culturally competent care merup merupakan akan keterampilan, keterampilan, sikap perawatat perawatat dalam memb me mber erik ikan an pe pera rawa wata tan n de deng ngan an meng menget etah ahui ui da dan n be berd rdasa asarr pa pada da ni nila lai, i, kepercayaan, keperc ayaan, ekspresi, ekspresi, dan pola suatu suatu

budaya budaya dan mengaplika mengaplikasikann sikannya ya

dengan baik, sensitive, memberikan kegunaan pada individu dengan budaya yang yan g sama sama maupun maupun berbed berbedaa dengan dengan meliba melibatka tkan n pasien pasien sebagai sebagai partne partner  r   pengambil kebijakan perawatan serta ser ta memungkinkan perawat bekerja ssecara ecara efektif dalam kontex budaya klien baik dalam tatanan individu, keluarga, dan komunitas (Germain, 2004; Leininger, 2006; Waite and calmaro, 2010). e. Cult Cultur ural al dive divers rsit ityy  merupakan suatu konstruk yang berbeda-beda dalam hal Cultural diversity diversity merupakan kuantitas kuant itas dan kualitas. kualitas. Cultural Cultural diversity diversity yaitu

konsep konsep yang membentuk  membentuk 

entis dan ras meliputi kelas, jenis kelamin, orientasi seksual, kemampuan dan ketidakmampuan fisik serta perawatan multikultural.  f.

Middle range theory of culture and diversity Teori budaya dan perbedaan budaya dicetuskan oleh Madeline Leininger  tentang “Theory of culture Care Diversity and Universality” tahun 1960. Teori tersebut berfokus pada culture care, holistik dan mempertimbangkan fakto fak torr st stru rukt ktur ur sepert sepertii ag agam ama, a, po poli liti tik, k, ek ekon onom omi, i, sejar sejarah ah bu buda daya ya,, ni nila laii kehidupan kehid upan,, kekeluargaa kekeluargaan, n, filosofi filosofi kehidupan kehidupan dan faktor faktor geo-environ geo-environtment tment  berpotensi mempengaruhi phenomena culture care. Teori ini membentuk model dari tindakan keperawatan dalam cultural care yaitu cultural care preservation; cultural care accomodation; cultural care restructuring.

 g. Model conseptual of cultural competency

 

Campinha-Bacote membentuk suatu model dari kompetensi budaya dengan membentuk membe ntuk komponen komponen penting dari kompetensi kompetensi budaya yaitu kesadaran,  pengetahuan,

keterampilan,

menghubungkan, menghubungkan,

dan

motivasi

budaya.

Kesadaran Kesadar an merupakan merupakan kemmapuan kemmapuan perawat perawat dalam mengevaluasi mengevaluasi dirinya dirinya terha ter hada dap p

bu buda daya ya da dan n

pe peng ngaru aruhn hnya ya;;

pe peng nget etah ahua uan n

meru merupa paka kan n

pr pros oses es

 pengumpulan informasi tentang perbedaan budaya; keterampilan  berhubungan dengan kemammpuan mengumpulkan data yang sesuai dengan kondisi pasien melalui pengkajian fisik dengan menghargai kepercayaan,  praktek dan nilai budaya; kemampuan menghubungkan pasien dari berbagai latar latar be bela laka kang ng bu buda daya ya;; moti motiva vasi si bu buda daya ya meru merupa paka kan n ke kein ingi gina nan n un untu tuk  k  menggunakan pendekatan aspek budaya secara kontinyu. 4.

Penerapan cultural care dalam care dalam lingkup keperawatan kritis

Penerapan cultural care di keperawatan kritis di Indonesia telah banyak  dilakukan karena adanya tuntutan akreditasi RS beberapa RS yang lulus KARS (Komite Akreditasi RS ) dan sedang menuju Akreditasi JCI (Joint Commission Of Internation International) al) sudah menerapkan menerapkan prinsip prinsip cultural cultural care contohnya contohnya dengan menanyakan suku dan bahasa agar pasien lebih memahami penjelasan dokter   pada awal admisi, di bagian admisi ini juga disiapkan penerjemah bila ada  pasien dari luar negeri yang dirawat. Perawat juga menghormati nilai-nilai dan keyaki key akinan nan pasien pasien contoh contohnya nya keluar keluarga ga memint memintaa dideng didengark arkan an suara suara alqura alquran n ditelinga pasien yang koma selama dirawat menggunakan mp3 atau keluarga meminta perawat memberikan air minum yang telah dibacakan doa pada pasien. Sebelumnya perawat sebagai advokat menyampaikan nilai dan keyakinan pasien tersebut dan melakukan diskusi dengan dokter dan tim kesehatan lain, setelah diskusi bersama keluarga dan tim bila tidak ada efek yang buruk pada kesehatan  pasien maka tindakan tersebut dilakukan. Selain itu disaat menjelang end of life atau fase terminal perawat kritis menghormati keyakinan pasien dan memanggil keluarga kelua rga untuk menemani menemani dan membimbin membimbing g pasien menuju akhir kehidupan kehidupan agarr mening aga meninggal gal dengan dengan tenang tenang.. keyakinan pasien.

Perawat Perawatan an jenazah jenazah juga juga dilaku dilakukan kan sesuai

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF