Jasa Assurance, Atestasi Dan Auditing Internal
August 22, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Jasa Assurance, Atestasi Dan Auditing Internal...
Description
RESUME JASA ASSURANCE, ATESTASI, DAN AUDITING INTERNAL
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing II Dosen Pengampu : Drs. Wasito, M.Si, Ak
Oleh : Desi Nilasari
120810301082 120810301082
Azzilizza Febri Ratsidyaningtyas
120810301112 120810301112
Jean Suha Theresia Br. A
120810301162 120810301162
Kelas E
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2014
1.1. JASA ASSURANCE
Jasa assurance merupakan jasa profesional independen yang meningkatkan mutu atau kualitas informasi bagi pengambil keputusan.Dari definisi tersebut,terdapat beberapa konsep penting.Pertama,berfokus pada pengambilan keputusan.Membuat keputusan yang baik memerlukan informasi berkualitas,yang dapat berupa informasi keuangan
ataupun
nonkeuangan.Kedua,terkait
dengan
meningkatkan
kualitas
informasi.Perikatan jasa assurance dapat meningkatkan kualitas keputusan dengan meningkatkan keyakinan mengenai keandalan dan relevansi informasi.Konteks dapat ditingkatkan
melalui
format
penyajian
informasi.Ketiga,berfokus
pada
indenpendensi.Sebagaimana halnya pembahasan terdahulu mengenai audit laporan keuangan,indenpendensi adalah tanda pengenal bagi profesi.Keempat adalah jasa profesional,yang mencerminkan penerapan pertimbangan profesional.Praktisi yang menerapkan pertimbangan profesional pada informasi yang merupakan subjek dari jasa assurance.Singkatnya,jasa assurance dapat memperoleh informasi, meningkatkan kualitasnya, dan menambah manfaatnya bagi pembuat keputusan. AICPA melalui Komite Eksekutif Jasa Assurance, menyebutkan men yebutkan dan mengembangkan enam kategori umum dari jasa assurance , yaitu : 1. Penentuan resiko , bahwa profil resiko bisnis entitas sudah komprehensif serta evaluasi atas keberadaan sistem yang memadai agar dapat mengelola resiko tersebut dengan efektif. 2. Pengukuran kinerja bisnis , bahwa sistem pengukuran kinerja entitas berisi ukuranukuran yang relevan dan menilai sampai sejauh mana tujuan dan sasaran entitas telah dicapai dan bagaimana kinerjanya dibandingkan dengan pesaing.
3. Perdagangan elektronik , bahwa sistem dan alat-alat yang digunakan dalam ecommerce memberikan integritas data yang memadai , keamanan , privasi , dan keandalan. 4. Keandalan sistem informasi , bahwa sistem informasi internal memberi informasi yang andal bagi keputusan operasi dan keuangan. k euangan. 5. Pengukuran kinerja perawatan kesehatan , bahwa mengenai efektifitas dari jasa perawatan kesehatan yang diberikan oleh perusahaan asuransi kesehatan , rumah sakit , dokter ,dan pemberi jasa lain. 6. PrimePlus , bahwa berbagai tujuan tertentu yang terkait dengan orang lanjut usia telah dipenuhi oleh para penyedia jasa perawatan.
Jasa Assurance Dalam Teknologi Informasi
Satu faktor kuat yang berpengaruh terhadap permintaan untuk jasa assurance lain adalah perkembangan internet dan E-Commerce (jasa keuangan elektronik). elektronik). Beberapa jasa assurance dalam Teknologi Informasi (TI) 1. Web Trust Services. Untuk menghadapi peningkatan kebutuhan akan jaminan/keyakinan
yang berkaitan dengan transaksi usaha/bisnis melalui internet, AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) dan CICA (Canadian Institute of Chartered Accountants) bergabung membentuk Jasa Assurance Web Trust. CPA’s Firm yang telah memperoleh ijin untuk menjalankan jasa ini menyediakan jaminan/keyakinan yang memadai bagi pengguna/pemakai Web Sites, dimana CPA’s electronics electronics Web Trust melampirkan tanda (segel) pada web sites.Segel ini memberikan keyakinan bagi para pengguna bahwa pemilik web site dalam praktik usahanya, integritas transaksi, dan pemrosesan informasinya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Web Trust adalah jasa atestasi dan Web Trust Seal adalah tanda/segel yang mewakili laporan profesi akuntan public (CPA) atas asersi manajemen mengenai pengungkapan praktik E-Commerce. 2. Sys Trust Services. AICPA dan CICA bergabung membentuk Sys Trust Services untuk
menyediakan jasa assurance mengenai keandalan sistem informasi.Sys Trust adalah salah
satu jenis atestasi untuk menilai dan menguji keandalan system dalam suatu area, seperti keamanan dan integritas data.Sys Trust dijalankan CPA untuk memberikan keyakinan memadai kepada manajemen, Dewan Direksi, atau pihak ketiga mengenai keandalan sistem informasi yang digunakan dalam menghasilkan informasi aktual (real-time). (real -time). Jasa assurance dalam Jenis Informasi Lainnya
1. CPA Performance View. Perusahaan membutuhkan faktor-faktor sukses selain informasi keuangan dalam mengelola usahanya. Contoh: Kepuasan pelanggan dan kualitas produk. CPA membantu manajemen mengidentifikasi dan mengukur faktorfaktor kesuksesan yang kritis. 2. CPA Elder Care Servies. CPA menyediakan jasa assurance kepada para manula/lansia yang membutuhkan jaminan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang baik. 3. CPA Risk AdvisoryServices. Keberhasilan dalam dunia usaha dapat ditunjukkan dengan
keberhasilan
perusahaan
dalam
mengambil
risiko
manage/mengendalikan
dan
merisiko.
Contoh : ketika perusahaan memperluas usahanya, mungkin menghadapi risiko atas perubahan nilai tukar uang, kericuhan politik negara lain. CPA menyediakan jasa untuk membantu mereka mengidentifikasi dan mengendalikan risiko. Jasa – Jasa – jasa jasa Non-assurance yang diberikan Akuntan Publik
KAP melakukan berbagai jasa lain yang umumnya umumnya berada di luar lingkup jasa assurance. Tiga contoh contoh yang spesifik adalah : 1. Jasa akuntansi dan pembukuan 2. Jasa pajak 3. Jasa konsultasi dan manajemen 1.1.
Pengertian Pengertia n Jasa Atestasi
Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh akuntan publik adalah jasa atestasi. Jasa atestasi (attestation service) adalah jenis jasa assurance di mana KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain.
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia (2001:1000.1) menjelaskan pengertian perikatan atestasi sebagai berikut : “Suatu perikatan atestasi adalah perikatan yang didalamnya praktisi mengadakan perikatan untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi menjadi tanggung jawab pihak lain. ” ”
Atestasi yang dimaksud dalam pengertian perikatan atestasi tersebut adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen independen dan kompeten apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan ( SPAP 2001:1000.1). Sedangkan asersi adalah suatu deklarasi, atau suatu rangkaian deklarasi secara keseluruhan, ole pihak yang bertanggung jawab atas deklarasi tersebut. Jadi, asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan dalam laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SPAP 2001:1000.1). Contoh asersi yang dibuat oleh manajemen adalah ketika manajemen
membuat
asersi bahwa sediaan produk produk jadi yang yang tercantum dalam dalam neraca adalah tersedia untuk dijual pada tanggal neraca, atau asersi bahwa penjualan dalam laporan laba rugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang usaha) dengan customer selama periode tertentu. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit. Standar Umum (SPAP 2001:1000.3-7)
Standar umum untuk seorang praktisi yang melaksanakan perikatan jasa atestasi, antara lain adalah : 1. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih, yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi. Pelaksanaan jasa atestasi tidak sama dengan penyusunan dan penyajian suatu asersi. Pelaksanaan kegiatan terakhir ini mencakup pengumpulan, penggolongan, peringkasan, dan pengkomunikasian informasi
yang biasanya mencakup
pengurangan data rinci dalam dal am jumlah besar ke dalam bentuk yang dapat difahami dif ahami dan dapat ditangani (manageable). (manageable).
Di lain pihak, pelaksanaan jasa atestasi
mencakup pengumpulan bukti untuk mendukung asersi dan secara obyektif menentukan pengukuran dan pengkomunikasian yang dilakukan oleh pembuat asersi. Jadi, jasa atestasi bersifat analitik, kritis, dan bersifat penyelidikan, serta berkaitan dengan dasar dan dukungan dukungan asersi. Pencapaian keahlian sebagai seorang ahli dalam atestasi dimulai dari pendidikan formal dan berlanjut sampai dengan pengalaman selanjutnya. Pelatihan harus memadai baik teknis maupun pendidikan umum . 2. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki pengetahuan cukup dalam bidang yang yang bersangkutan dengan asersi. Praktisi dapat memperoleh pengetahuan cukup tentang hal yang dilaporkan melalui pendidikan formal atau pendidikan profesional berkelanjutan, termasuk belajar secara mandiri, atau melalui pengalaman praktik.
3. Standar umum ketiga adalah praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk meyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada : a. Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional, baik yang telah ditetapkan oleh badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi tersebut dengan cara cukup jelas dan komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu memahaminya. b. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional dengan menggunakan kriteria tersebut. 4. Standar umum keempat adalah dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental independen harus dipertahankan oleh praktisi. 5. Standar umum kelima adalah kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam melaksanakan perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan perikatan tersebut.
Standar Pekerjaan Lapangan ( SPAP 2001:1000.7-10)
Standar pekerjaan lapangan adalah : 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
Perencanaan dan supervisi memadai membantu efektivitas prosedur atestasi. Perencanaan memadai secara langsung memperngaruhi pemilihan prosedur yang semestinya dan ketetapan penerapannya, serta supervisi memadai membantu menjamin bahwa prosedur yang direncanakan tersebut diterapkan semestinya. 2. Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi simpulan yang dinyatakan dalam laporan. Dalam menentukan kombinasi prosedur memadai untuk membatasi risiko atestasi, praktisi harus mempertimbangkan asumsi berikut ini, dengan catatan bahwa masing-masing tidak saling meniadakan dan masing-masing dapat mengandung pengecualian penting : a. Bukti yang diperoleh dari sumber independen dari luar entitas memberikan keyakinan yang lebih besar mengenai keandalan asersi daripada bukti yang diperoleh hanya dari dalam entitas. b. Informasi yang diperoleh dari pengetahuan pribadi langsung oleh pengatestasi lebih meyakinkan daripada yang diperoleh secara tidak langsung ( sebagai contoh melalui prosedur pemeriksaan fisik, fis ik, pengamatan, penghitungan, pengujian pengujian operasi, atau inspeksi). c. Semakin efektif struktur pengendalian intern semakin besar keyakinan tentang keandalan asersi. Standar Pelaporan (SPAP 2001:1000.10-15)
1. Standar pelaporan pertama adalah laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat perikatan atestasi yang bersangkutan. Praktisi yang menerima perikatan atestasi harus menerbitkan laporan atas asersi tertentu atau menarik diri dari perikatan atestasi. Jika laporan diterbitkan, laporan harus menyatakan bahwa asersi yang bersangkutan merupakan tanggung jawab pembuat asersi dan bukan tanggung jawab praktisi. 2. Standar pelaporan kedua adalah laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi disajikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur. Laporan atestasi yang yang didistribusikan kepada umum umum harus dibatasi ke dua tingkat keyakinan : 1. Didasarkan atas suatu pengurangan risiko atestasi ke tingkat yang cukup rendah (suatu pemeriksaan).
2. Didasarkan atas suatu pengurangan risiko atestasi ke tingkat yang menengah ( suatu review). Dalam suatu perikatan untuk mencapai tingkat keyakinan tertinggi (suatu pemeriksaan) simpulan praktisi harus dinyatakan dalam bentuk pendapat positif. Jika risiko atestasi telah dikurangi hanya ke tingkat menengah (suatu review), simpulan harus dinyatakan dalam bentuk keyakinan negatif . Pemeriksaan (Examination)
Pada waktu menyatakan suatu pendapat positif, praktisi harus secara jelas menyatakan apakah, menurut pendapatnya, asersi disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan atau telah dinyatakan. Berikut contoh laporan pemeriksaan yang berisi pernyataan pendapat wajar tanpa pengecualian atas suatu penyajian asersi, dengan anggapan tidak terdapat bentuk laporan khusus yang telah diterapkan dalam standar Ikatan Akuntan Indonesia atau badan lain yang berwenang. Kami
telah
memeriksa.........[ sebutkan
penyajian
asersi-seperti,
Laporan Statistik Hasil Investasi Dana Perusahaan XYZ untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X1]. 20X1 ]. Pemeriksaan kami laksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, oleh karena itu, meliputi prosedur yang kami pandang perlu sesuai dengan keadaan. [Tambahkan paragraf
dapat dicantumkan untuk menekankan masalah
tertentu yang bersangkutan dengan perikatan atestasi atau penyajian asersi]. asersi]. Menurut pendapat kami,....[ sebutkan penyajian seperti Laporan Statistik Hasil Investasi]] seperti yang telah kami sebutkan dalam paragraf di atas, Investasi menyajikan.....[ sebutkan sebutkan asersi seperti, hasil investasi dana perusahaan XYZ untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X1] 20X1 ] sesuai dengan [ sebutkan kriteria yang ditetapkan atau telah dinyatakan misalnya kriteria pengukuran dan pengungkapan sebagaimana sebagaimana dicantumkan dalam dalam Catatan 1.] 1.] Review
Dalam memberikan memberikan keyakinan keyakinan negatif, simpulan praktisi harus menyatakan menyatakan apakah informasi yang diperoleh praktisi dari pekerjaan yang dilakukan menunjukkan bahwa asersi tersebut tidak disajikan, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan atau yang telah dinyatakan. Berikut disajikan contoh laporan review yang menyatakan keyakinan negatif tanpa pengecualian yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia atau badan berwenang lainnya. Kami telah me-review.....[ sebutkan penyajian asersi-sebagai contoh, Laporan Statistik Hasil Kinerja Kinerj a Investasi Dana KXT untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X1]. 20X1]. Review kami laksanakan berdasarkan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Review memiliki lingkup yang sangat terbatas dibandingkan dengan pemeriksaan, yang bertujuan untuk menyatakan suatu pendapat atas [ sebutkan penyajian asersi sebagai contoh, Laporan Statistik Kinerja Investasi Dana KXT ]. ]. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan pendapat seperti itu. Berdasarkan review kami, tidak terdapat penyebab hal yang menjadikan kami yakin bahwa [ sebutkan sebutkan penyajian asersi sebagai contoh, Laporan Statistik Kinerja Investasi] tidak disajikan sesuai dengan [ sebutkan kriteria yang ditetapkan
sebagai
contoh,
kriteria
pengukuran
dan
pengungkapan
sebagaimana dicantumkan dicantumkan dalam Catatan No.1] No.1] . 3. Standar pelaporan ketiga adalah laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan tentang perikatan dan penyajian penyajian asersi. 4. Standar pelaporan keempat adalah laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun berdasarkan kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan untuk melaksanakan prosedur yang disepakati harus berisi suatu pernyataan tentang keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak yang menyepakati kriteria atau prosedur tersebut. Jenis- jenis Atestasi
Jasa atestasi menurut Mulyadi (2002:5) dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu :
a. Audit Jasa audit ini meliputi upaya memperoleh dan mengevaluasi bukti yang mendasari laporan keuangan historis yang memuat asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Dalam menghasilkan jasa audit ini, auditor memberikan pernyataan pendapat positif tentang laporan keuangan tersebut sudah disajikan secara wajar dan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria yang digunakan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Hasil pengumpulan bukti menentukan tingkat keyakinan yang dapat dicapai oleh auditor. Banyaknya jumlah bukti kompeten dan relevan yang dapat dikumpulkan, maka semakin tinggi pula tingkat keyakinan yang dicapai oleh auditor. Seringkali jasa ini disebut sebagai jasa tradisional profesi akuntan publik karena jasa ini merupakan jasa profesi akuntan publik yang paling dikenal dalam masyarakat. b. Pemeriksaan Istilah pemeriksaan digunakan untuk menguraikan jasa lain yang muncul dalam pernyataan positif suatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan. Contoh jasa pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan (1) laporan keuangan prospektif (bukan historis), (2) asersi manajemen tentang efektivitas struktur pengendalian intern entitas, dan (3) kepatuhan entitas terhadap peraturan tertentu. c. Review Jasa review review terutama terdiri dari permintaan keterangan dari manajemen entitas serta analitis komparatif atas informasi keuangan. Dengan demikian tingkat keyakinan yang diberikan oleh akuntan dalam laporan hasil review review lebih rendah dibandingkan dengan tingkat yang diberikan dalam jasa audit dan pemeriksaan. Tujuan review review adalah untuk memberikan keyakinan negatif sebagai lawan dari pernyataan positif yang diberikan pada suatu audit. Terkadang jasa ini dilakukan atas laporan interim perusahaan publik dan laporan tahunan perusahaan nonpublik. d. Prosedur yang Disepakati
Lingkup kerja pelaksanaan prosedur yang disepakati juga lebih sempit dibandingkan dengan jasa audit dan jasa pemeriksaan. Contohnya, klien dan akuntan publik membuat kesepakatan bahwa ada prosedur tertentu yang dilaksanakan hanya pada elemen dan akun tertentu dalam laporan keuangan sebagai lawan dari laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam jasa jenis ini, Kantor Akuntan Publik dapat menerbitkan suatu “ringkasan temuan” atau suatu keyakinan negatif seperti yang dihasilkan dalam jasa review. Standar Atestasi
Dalam SPAP (2003:1000.1) menjelaskan bahwa standar atestasi memberikan kerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan dan prosedur yang yang disepakati). Standar atestasi dinyatakan secara umum guna memudahkan para praktisi untuk menerapkannya pada penugasan atestasi, mencakup jenis-jenis penugasan baru yang mungkin timbul. Perbandingan Standar Atestasi Atestasi dengan Standar Auditing (SPAP 2001:1000.18-21)
Berdasarkan SPAP, Ikatan Akuntan Indonesia (2003:1000.20), perbedaan standar atestasi dengan standar auditing dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
1.2.
Proyeksi dan Prakiraan Keuangan (SPAP 2001:2000.3)
Pengertian prakiraan keuangan dan proyeksi keuangan dalam SPAP 2001 oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah : Prakiraan keuangan adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan, sepanjang pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas yang diharapkan dari suatu entitas. Prakiraan keuangan didasarkan atas asumsi pihak yang bertanggung jawab, yang mencerminkan kondisi yang diharapkan aka n terjadi, dan arah tindakan yang diharapkan akan diambil. Proyeksi keuangam adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan, sepanjang pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, atas dasar satu atau lebih asumsi hipotesis, posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan yang diharapkan dari suatu entitas. Proyeksi keuangan kadangkala disusun untuk menyajikan satu atau lebih arah tindakan yang bersifat hipotesis untuk dinilai, sebagai jawaban atas pertanyaan seperti “Apa yang akan terjadi jika...?” . Proyeksi didasarkan atas asumsi pihak yang bertanggung jawab, yang mencerninkan kondisi yang diharapkan akan terjadi dan tindakan yang akan diambil, dengan adanya satu atau lebih asumsi hipotesis. Penggunaan Laporan Laporan Keuangan Prospektif Prospektif (SPAP 2001:2000.4-5) 2001:2000.4-5)
Penggunaan laporan keuangan prospektif dapat ditujukan untuk : 1. Penggunaan umum laporan keuangan prospektif adalah penggunaan laporan oleh pihak-pihak yang tidak ti dak melakukan negosiasi secara langsung dengan pihak yang
bertanggung jawab, misalnya dalam suatu pernyataan penawaran obligasi atau saham. 2. Penggunaan terbatas laporan keuangan prospektif adalah penggunaan laporan oleh pihak yang bertanggung jawab itu sendiri atau oleh pihak yang bertanggung jawab dan pihak ketiga yang melakukan negosiasi secara langsung dengan pihak yang bertanggung jawab. ja wab. Contohnya mencakup penggunaan untuk negosiasi pinjaman bank, pelaporan untuk suatu instansi yang berwenang dan penggunaan sematamata dalam entitas yang bersangkutan. 1.3.
Pelaporan Pengendalian Intern Suatu Entitas Atas Pelaporan Keuangan Jasa Atestasi Lain (SPAP 2001:4000.3)
Praktisi dapat mengadakan perikatan untuk memberikan tipe jasa lain berkaitan dengan pengendalian intern suatu entitas. Sebagai contoh, praktisi dapat mengadakan perikatan untuk melaksanakan prosedur yang disepakati asersi manajemen tentang efektivitas pengendalian intern suatu entitas. Untuk perikatan semacam ini, praktisi harus mengacu ke panduan dalam SAT Seksi 100 [PSAT 02] Standar Atestasi. Laporan praktisi tentang efektivitas pengendalian intern suatu entitas harus dalam bentuk prosedur dan temuan. Praktisi tidak diijinkan untuk memberikan keyakinan negatif tentang apakah asersi manajemen disajikan secara wajar. Meskipun praktisi dapat memeriksa prosedur yang disepakati terhadap manajemen tentang efektivitas pengendalian intern suatu entitas, praktisi tidak diijinkan untuk menerima perikatan review dan melaporkan asersi manajemen tersebut. Jasa Non-Atestasi
Jasa non-atestasi adalah jasa yang diberikan oleh akuntan publik yang didalamnya tidak memberikan suatu pendapat, tingkat t ingkat keyakinan, ringkasan temuan, atau bentuk keyakinan (assurance) yang lain Contoh:
Jasa kompilasi (pencatatan & pelaporan akuntansi) Akuntan publik melaksanakan berbagai jasa akuntansi kliennya, seperti pencatatan (baik dengan manual maupun, dengan komputer ) transaksi akuntansi bagi klienya
sampai dengan penyusunan laporan kuangan. Jasa perpajakan (pengisian SPT, keberatan/banding pajak)
Meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan pihak kepada kliennya dalam pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan ( SPPT ), pajak penghasilan, perencanaan pajak, dan bertindak mewakili kliennya dalam menghadapi masalah perpajakan.
Jasa konsultan manajemen (keuangan, SDM, dsb) Merupakan jasa pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan bantuan teknis kepada klien untuk meningkatan penggunaan kemampuan dan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan klien.
Kondisi untuk Pelaksanaan Pelaksanaan Perikatan (SPAP 2001:4000.4)
Praktisi dapat memeriksa dan melaporkan asersi manajemen tentang efektivitas pengendalian intern jika kondisi berikut terpenuhi: 1. Manajemen menerima tanggung jawab tentang efektivitas pengendalian intern entitas. 2. Manajemen
mengevaluasi
efektivitas
pengendalian
intern
entitas
dengan
menggunakan kriteria yang masuk akal untuk pengendalian intern yang efektif yang dibentuk oleh badan yang diakui. 3. Terdapat bukti audit yang cukup atau dapat dikembangkan untuk mendukung evaluasi manajemen. 4. Manajemen menyediakan asersi tertulisnya, sebagaimana dijelaskan tentang efektivitas pengendalian intern entitas berdasarkan kriteria pengendalian yang diacu dalam laporannyaa. Standar Jasa Akuntansi Dan Review Review
Terdiri dari kompilasi dan review atas laporan keuangan, pelaporan atas laporan keuangan komparatif, Laporan kompilasi atas laporan keuangan yang dimasukkan dalam formulir tertentu, komunikasi antara akuntan pendahulu dengan akuntan pengganti, pelaporan atas laporan keuangan pribadi yang dimasukkan dalam rencana keuangan pribadi tertulis.
Kompilasi dan Review Atas Laporan Keuangan Kompilasi Laporan Keuangan
Kompilasi laporan keuangan (SPAP 2001:10000.3) adalah penyajian dalam bentuk laporan keuangan, informasi yang merupakan pernyataan manajemen tanpa usaha untuk memberikan pernyataan suatu keyakinan apa pun terhadap laporan tersebut. Bentuk Laporan PSAR menyebutkan tiga jenis laporan kompilasi. Penggunaan masing-masing laporan bergantung pada keputusan manajemen untuk memasukkan semua pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan. 1. Kompilasi dengan pengungkapan penuh Ketika entitas menyajikan seperangkat laporan keuangan yang berisi semua pengungkapan keuangan yang disyaratkan oleh akuntansi berlaku umum atau kerangka
kerja
laporan
keuangan
lainnya.
Singkatnya
kompilasi
jenis
ini
membutuhkan pengungkapan sesuai dengan GAAP. 2.
Kompilasi yang mengabaikan semua pengungkapan substansial Suatu entitas dapat meminta akuntan untuk melakukan kompilasi laporan keuangan yang
tidak
memasukkan
hampir
semua
pengungkapanmaterial
sebagaimana
diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, termasuk pengungkapan yang mungkin disajikan disa jikan dalam laporan keuangan pokok. Jika laporan keuangan yang telah dikompilasi akuntan tidak memasukkan semua pengungkapan material, maka laporan akuntan bentuk baku yang tepat adalah sebagai berikut: “Kami telah melakukan kompilasi neraca PT KXT tanggal 31 Desember 20X1 serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, 3.
Kompilasi ketika akuntan tidak independen Akuntan tidak dihalangi untuk menerbitkan laporan yang berkaitan dengan kompilasi laporan keuangan untuk suatu entitasm yang ia tidak independen. Dalam mempertimbangkan tentang apakah akuntan independen, akuntan harus dipandu oleh Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik. Jika akuntan tidak independen, maka ia harus secaraa spesifik mengungkapkan ketidakindependenan tersebut. Namun alasan tidak adanya independensi tidak boleh dijelaskan. Jika akuntan tidak independen, ia harus memasukkan pernyataan berikut dalam paragraf terakhir laporannya.
“ Kami tidak independen independen terhadap PT KXT”. KXT”. Review Atas Laporan Keuangan
Review laporan keuangan (SPAP 2001:10000.3) adalah pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus dilakukan atas laporann keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia, atau sesuai dengan basis akuntansi komprehensif yang lain. Pelaporan Akuntan mengenai hasil revuiew atas laporan keuangan, harus disertai dengan laporan akuntan yang menyatakan bahwa : 1. Review dilaksanakan sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. 2. Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen atau pemilik entitas tersebut. 3. Review terutama mencakup permintaan keterangan kepada para pejabat penting perusahaan dan prosedur analitik yang diterapkan diterapkan terhadap data keuangan. 4. Lingkup review jauh lebih sermpit dibandingkan dengan lingkup audit yang tujuannya untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan, dan dengan demikian tidak dinyatakan pendapat semacam itu dlalam suatu review. 5. Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, selain dari perubahan, jika ada, yang telah diungkapkan dalam laporan akuntan.
Pelaporan Atas Laporan Keuangan Komparatif (SPAP 2001:11000.1)
Laporan keuangan yang disusun oleh klien untuk beberapa periode yang tidak diaudit, direview atau dikompilasi dapat disajikan di halaman terpisah dalam suatu dokumen yang juga berisi laporan keuangan periode lain yang dilaporkan oleh akuntan.Laporan keuangan komparatif adalah laporan keuangan dua periode atau lebih yang disajikan dalam bentuk kolom.
Standar Jasa Konsultasi (SPAP 2001:15000.2-3)
Jasa Konsultansi adalah jasa profesional yang disediakan dengan memadukan kemahiran teknis, pendidikan, pengamatan, pengalaman, dan pengetahuan praktisi mengenai proses konsultansiI. Jasa konsultansi dapat meliputi jasa-jasa berikut ini: a. Konsultasi (Consultations). Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisiadalah memberikan konsultasi atau saran profesional (professionaladvice) yang memerlukan respon segera, berdasarkan padapengetahuan mengenai klien, keadaan, masalah teknis terkait, representasi klien, dan tujuan bersama berbagai pihak. Contoh jenis jasa ini adalah re-view dan komentar terhadap rencana bisnis buatan klien dan pemberian saran tentang perangkat lunak komputer yang cocok digunakan oleh klien (berdasarkan investigasi lebih lanjut oleh klien). b. Jasa Pemberian Saran Profesional (Advisory Services). Untuk jenisjasa ini, fungsi praktisi adalah mengembangkan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi untuk dipertimbangkan dan diputuskan oleh klien. Contoh jenis jasa ini adalah review operasional dan improve-ment study, study, analisis terhadap suatu sistem akuntansi, pemberian bantuan dalam proses perencanaan strategik, st rategik, dan definisi persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu sistem informasi. c. Jasa Implementasi. Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalahmewujudkan rencana kegiatan menjadi kenyataan. Sumber daya dan personel klien digabung dengan sumber daya dan personel praktisi untuk mencapai tujuan implementasi. Praktisi bertanggung jawab kepada klien dalam hal pelaksanaan dan manajemen kegiatan perikatan. Contoh jenis jasa ini adalah penyediaan jasa instalasi sistem komputer dan jasa pendukung yang berkaitan, pelaksanaan tahap-tahap peningkatan produktivitas, dan pemberian bantuan dalam proses penggabungan (merger) organisasi. d. Jasa Transaksi. Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah untukmenyediakan jasa yang berhubungan dengan beberapa transaksi khususklien yang umumnya dengan pihak ketiga. Contoh jenis jasa adalah jasa pengurusan kepailitan. e. Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya. lainnya. Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi menyediakan staf yang memadai (dalam hal kompetensi dan jumlah) dan kemungkinan jasa pendukung lain untuk melaksanakan tugas yang ditentukan oleh klien. Staf tersebut akan bekerja di bawah pengarahan klien sepanjang keadaan mengharuskan demikian.Contoh jenis jasa ini adalah menajemen fasilitas pemrosesan data f. Jasa produk.Untuk produk.Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah untuk menyediakan bagi klien
suatu produk dan jasa profesional sebagai pendukung atas instalasi, penggunaan, atau pemeliharaan produk tertentu. Contoh jenis jasa ini adalah penjualan dan penyerahan paket program pelatihan, penjualan dan implementasi implementasi perangkat lunak computer
Jasa Audit Internal
Internal Audit merupakan suatu departemen yang berada di dalam struktur organisasi perusahaan, peran internal audit ialah membantu tercapainya tujuan perusahaan, menambah nilai perusahaan dan mencari, mencegah, atau mengatasi atas fraud.Internal Audit sendiri walaupun berada di dalam struktur organisasi perusahaan harus bersikap independen dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, internal audit juga bisa menguji dan menilai aktivitas dalam perusahaan dengan mengacu pada kebijakan perusahaan, sehingga dapat mendeteksi terjadinya kecurangan.Diharapkan dengan adanya internal audit ini dapat menciptakan budaya dan kinerja perusahaan yang baik.Jasa ini bertujuan untuk menguji dan menilai aktivitas dalam perusahaan anda berdasar pada kebijakan perusahaan, sehingga dapat mendeteksi serta mencegah terjadinya kecurangan.Diharapkan dengan adanya internal audit ini dapat menciptakan budaya dan kinerja perusahaan yang baik.
Jasa internal audit ini mencakup: a.
Keuangan ( Risk based dan portfolio monthly report ), Audit atas transaksi dan/atau catatan akuntansi dan/atau laporan keuangan untuk memastikan transaksi tersebut telah diotorisasi, disajikan dalam catatan akuntansi, dan diungkapkan dalam laporan keuangan secara tepat dan akurat. memberikan pendapat atas kewajaran transaksi,
b.
catatan keuangan, dan/atau laporan keuangan. Kepatuhan / Audit Operasional. Untuk menentukan bagaimana suatu unit mampu mengelola penggunaan sumber daya (kekayaan) unitnya secara ekonomis, efektif dan efisien dalam memenuhi misi dan tujuan Perusahaan. Pengelolaan sumber daya yang dimaksud meliputi prosedur, proses, dan kinerja personil yang melaksanakan fungsi pengelolaan tersebut.
c.
Pencatatan Akuntansi termasuk saran untuk software yang digunakan (secara bekala). Memutkahirkan pos General Ledger agar semakin optimal untuk pencatatan dan out put laporan keuangan.
Manfaat Audit Internal
1. Kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Auditor Internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, pengendalian, dan proses governance. 2. Tugas dan Tanggung Jawab Unit Audit Internal a. b.
Menyusun serta melaksanakan rencana Audit Internal. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian interen sesuai dengan kebijakan perusahaan.
c.
Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, teknologi informasi dan kegiatan lainnya.
d.
Melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan dan perundangan-undangan yang yang terkait.
e.
Mengidentifikasi alternatif perbaikan dan peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya daya dan dana.
f.
Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen.
g.
Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direksi dan Komisaris.
h.
Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah direkomendasikan.
i.
Mendukung pelaksanaan tugas Komite Audit.
j.
Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya.
Kode Etik / Komitmen Profesi Profesi Akuntan Akuntan Publik
Sehubungan dengan perkembangan yang terjadi dalam tatanan global dan tuntutan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian Laporan Keuangan, IAPI merasa adanya suatu kebutuhan untuk melakukan percepatan atas proses pengembangan dan pemutakhiran standar profesi yang ada melalui penyerapan Standar Profesi International. Sebagai langkah awal IAPI telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk Standar
Profesional
Akuntan
Publik,
Dewan
Standar
Profesi sedang
dalam
proses
“adoption” terhadap International Standar on Auditing yang direncanakan akan selesai di “adoption” tahun 2010, berlaku efektif 2011. Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 5 prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu: 1. Prinsip Integritas Prinsip integritas mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikais atau informasi lainnya yang diyakininya terdapat : a. Kesalahan material atau pernyataan yang menyesatkan; b. Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati; atau c. Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi yang seharusnya diungkapkan. 2. Prinsip Objektivitas Prinsip objektivitas mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain memengaruhi
pertimbangan
profesional
atau
pertimbangan
bisnisnya.Praktisi
mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat mengurangi objektivitasnya.Karena beragam situasi tersebut, tidak mungkin untuk mendefinisikan setiap situasi tersebut.setiap praktisi harus menghindari setiap hubungan yang bersifat subjektif atau yang dapat mengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap pertimbangan profesionalnya. 3. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mewajibkan setiap praktisi untuk : a. Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk menjamin pemberian jasa profesional yang kompeten kepada klien atau pemberi kerja; dan b. Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan saksama sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.
Pemberian jasa profesional yang kompeten membutuhkan pertimbangan yang cermat dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian profesional. Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi dua tahap yang yang terpisah sebagai berikut : a. Pencapaian kompetensi profesional; dan b. Pemeliharaan kompetensi profesional Pemeliharaan kompetensi profesional membutuhkan kesadaran pemahaman yang berkelanjutan terhdap perkembangan teknis profesi dan perkembangan bisnis
yang
relevan.Pengembangan
dan
pendidikan
profesional
yang
berkelanjutan sangat diperlukan untuk meningkatkan dan memelihara kemampuan Praktisi agar dapat melaksanakan pekerjaannya secara kompeten dalam lingkungan profesional. Sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mengharuskan setiap praktisi untuk bersikap dan bertindak secara hati-hati, menyeluruh dan tepat waktu sesuai dengan persyaratan penugasan. Setiap praktisi harus memastikan tersedianya pelatihan dan penyeliaan yang tepat bagi mereka yang bekerja di bawah wewenangnya dalam kapasitas profesional.Praktisi harus menjelaskan keterbatasan jasa profesional yang diberikan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya untuk menghindari terjadinya kesalahtafsiran atas pernyataan pendapat yang terkait dengan jasa profesional yang diberikan. 4. Prinsip Kerahasiaanan Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap praktisi untuk tidak melakukan tindakantindakan sebagai berikut : a. Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja tanpat adanya wewenang khusus, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkannya sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku; dan b. Menggunakan informasi yang bersifat rahasian yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis bisnis untuk keuntungan pribadi pribadi atau pihak ketiga.
Setiap praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan, termasuk dalam lingkungan
sosialnya.Setiap
praktisi
harus
waspada
terhadap
kemungkinan
pengungkapan yang tidak disengaja, terutama dalam situasi yang melibatkan
hubungan jangka panjang dengan rekan bisnis maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya. Setiap praktisi harus menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon klien klien atau pemberi kerja harus mempertimbangkan mempertimbangkan pentingnya pentingnya kerahasiaan informasi terjaga dalam KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja. Setiap praktisi harus menerapkan semua prosedur yang dianggap perlu untuk memastikan terlaksananya prinsip kerahasiaan oleh mereka yang bekerja di bawah wewenangnya, serta pihak lain yang memberkan saran dan bantuan profesionalnya. Kebutuhan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan terus berlanjut, bahkan setelah berakhirnya hubungan antara praktisi dengan klien atau pemberi kerja.Ketika berpindah kerja atau memperoleh klien baru, praktisi berhak untuk menggunakan pengalaman yang diperolehnya sebelumnya. Namun demikian, praktisi tetap tidak boleh menggunakan atau mengungkapkan mengungkapkan setiap informasi yang bersifat ra rahasia hasia yang diperoleh sebelumnya dari hubungan profesional atau hubungan bisnis. Situasi-situasi yang mungkin mengharuskan praktisi untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia atau ketika keti ka pengungkapan tersebut dianggap tepat : a. Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau pemberi kerja; b. Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum, sebagai contoh : i.
Pengungkapan dokumen atau bukti lainnya dalam sidang pengadilan; atau
ii.
kepada otoritas publik yang tepat mengenai suatu pelanggaran hukum; dan
c. Pengungkapan
yang
terkait
dengan
kewajiban
profesional
untuk
mengungkapan, selama tidak dilarang oleh ketentuan hukum : i.
Dalam mematuhi pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan oleh organisasi profesi atau regulator;
ii.
Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh organisasi profesi atau regulator;
iii.
Dalam melindungi kepentingan profesional praktisi dalam sidang pengadilan; atau
iv.
Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku.
Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia, setiap praktisi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a.
Dirugikan tidaknya kepentingan semua pihak, termasuk pihak ketiga, jika klien atau pemberi kerja mengizinkan pengungkapan informasi oleh praktisi;
b.
Diketahui tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang relevan. Ketika fakta atau kesimpulan tidak didukung bukti, atau ketika informasi tidak lengkap, pertimbangan profesional harus digunakan untuk menentukan jenis pengungkapan yang harus dilakukan; dan
c.
Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju. Setiap praktisi harus memastikan tepat tidaknya pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut.
5. Prinsip Perilaku Profesional Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta menghindari setiap tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapat mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat menurunkan reputasi profesi. Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaannya, setiap praktisi tidak boleh merendahkan martabat profesi. Setiap praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh bersikap atau melakukan tindakan : a.
Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki atau pengalaman yang telah diperoleh
b.
Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil perkerjaan praktisi lain.
DAFTAR PUSTAKA Ikatan
Akuntan
Indonesia,
Kompartemen
Akuntan
Publik.
“STANDAR
PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK”.2001 . Salemba Empat Empat Alvin A. Arens, Randal J. Elder, and Mark S. Beasley. “Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach”. Pearson Prentice Hall. Hall. William F.Messier, Steven M. Glover, Douglas Prawitt. “Jasa Audit dan Assurance : Pendekatan Pendekata n Sistematis”. 2014. Salemba Empat Empat
View more...
Comments