JAPANESE ENCEPHALITIS (JE).ppt
December 18, 2017 | Author: Teuku ILza Nanta Satia | Category: N/A
Short Description
Download JAPANESE ENCEPHALITIS (JE).ppt...
Description
PENDAHULUAN Japanese Encephalitis dulu dikenal dengan
nama Japanese B Encephalitis. Penyakit
zoonosis yang disebabkan kelompok arbovirus yang bersifat bawaan arthopoda genus Flavoviridae (single stranded RNA).
Penyakit radang otak pada manusia yang
ditularkan
dari
babi
melalui
gigitan
Cx. tritaeniorhynchus sebagai vektor utama
JE. {Olson et al., (1985)} Dapat juga diisolasi dari jenis nyamuk Cx.
gelidus, Cx. fuscocephalus dan Cx. vishnui yang dikoleksi dari Kapuk, Indonesia.
EPIDEMIOLOGI Van Peenen et al. (1974a) berhasil mengisolasi virus JE
pertama kali dari pool nyamuk Culex tritaeniorhynchus yang dikoleksi dari sekitar kandang babi di Kapuk, Tanggerang. Menurut Kanamitsu et al., (1979) vektor JE terdapat di
seluruh Indonesia, tetapi di sebelah timur garis Wallace kecuali Lombok, antibody terhadap JE pada orang sangat jarang teradapat. Japanese Encephalitis adalah penyebab utama ensefalitis
virus di Asia dengan 30,000-50,000 kasus klinis dilaporkan setiap tahun. Hal ini terjadi dari pulau-pulau di Pasifik Barat di timur ke perbatasan Pakistan di barat, dan dari Korea di utara ke Papua Nugini di selatan.
Kasus JE telah terjadi paling sering pada anak
di bawah usia 5 tahun. Tidak ada pola musiman yang jelas muncul, dengan kasus diberitahu sepanjang tahun. Tidak hanya angka kematian tinggi (sekitar 23%), tetapi hampir 20% dari korban dibuang dengan beberapa bentuk kecacatan. Jadi dampak penyakit tinggi.
PATOFISIOLOGI Tingkat sel paparan virus JE ke membran
sel host masuk ke dalam sel dan berkembangnya viremia perubahan inflamasi pada jantung, hati, paru-paru & sistem RES subklinis. Bentuk subklinis atau enefalitis ringan dpt
mengalami perbaikan dalam beberapa hari jika SSP tidak terlibat. Virus jarang terdeteksi karena gejala ringan
Mengingat karakteristik neurotropik dari JEV invasi
neurologi dapat berkembang pertumbuhan virus pada sel endotel pembuluh darah menyebabkan area yg luas dari otak termasuk, thalamus, ganglia basal, batang otak, otak kecil (termasuk kehancuran sel purkinje serebellum), hipokampus, dan korteks serebral.
Berbagai respon imun (intrinsik, selular, humoral) dapat
ditemui. Tingginya sitokin tertentu (Interferon-α, IL-6 dan IL-8) dikaitkan dengan kematian yang tinggi.
Terganggunya imunitas sel T-Helper pada pasien dgn
penyakit lanjut yang parah.
Secara keseluruhan, JEV diyakini
menyebabkan peningkatan patologi CNS karena efek langsung neurotoksik pada sel otak dan kemampuannya untuk mencegah perkembangan sel-sel saraf baru dari stem sel neural/sel progenitor (NPC). Kuman patogen dapat ditularkan pertama kali
melalui gigitan nyamuk yang langsung mempengaruhi sel-sel induk saraf.
Studi terbaru menunjukkan keterlibatan sel
neuron lain, seperti sel astrosit dan sel mikroglia virus bereplikasi merusak sawar darah otak.
GEJALA KLINIS 35.000 – 50.000 kasus pertahun Masa inkubasi : 6 sampai 8 hari Hampir tidak bergejala atau gejala ringan Anak-anak dan dewasa muda sangat beresiko
menjadi lebih berat.
Esefalitis Akut: Sakit kepala, demam tinggi, leher kaku, stupor Dapat berlanjut menjdai kelumpuhan, kejang, konvulsi, koma dan kematian. Neuropsikiatri sekuele: 45 – 70% bertahan
hidup. Infeksi in utero : abortus
Lesi Post Mortem Pan-encephalitis Infected neurons
throughout CNS Occasional microscopic necrotic foci Thalamus generally severely affected
DIAGNOSA DAN PENGOBATAN Diagnosa laboratorik diperlukan Diagnosa sementara: Titer antibodi : HI, IFA, CS, ELISA IgM JE spesifik dalam serum atau LCS
Diagnosa pasti : Isolasi virus : LCS, otak Tidak ada terapi spesifik : Terapi suportif
DESINFEKSI Biosafety level 3 precautions Chemical Ethanol, glutaraldehyde, formaldehyde Sodium hypochlorite (bleach) Iodine, phenols, iodophors
Physical Deactivation at 133oF (for 30 minutes) Sensitive to UV light, gamma radiation
Kontrol Vektor Pemberantasan daerah perkembangbiakan nyamuk Kontrol larva dan nyamuk dewasa Vaksinasi kuda, babi, manusia
Personal protective measures Avoid prime mosquito hours Use of repellants containing DEET
VAKSINASI Vaksin hidup yang dilemahkan: Kuda dan babi Berhasil mengurangi angka kejadian Vaksin tidak aktif (JE-VAX) Manusia Jepang, Korea, Taiwan, India, Thailand Digunakan untuk daerah endemis atau wabah Wisatawan, militer, pekerja laboratorium
View more...
Comments