Jalur Dan Bangunan Kereta API (Pak Amrin)

July 21, 2018 | Author: Arif Darmawan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Jalur Dan Bangunan Kereta API (Pak Amrin)...

Description

JALUR DAN BANGUNAN KERETA API DIKLAT DASAR JALUR DAN BANGUNAN KERETA API DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Disusun oleh: Amrin Purnomo (Pensiunan PT KAI) APRIL 2013

I. PENGERTIAN JALUR DAN BANGUNAN Jalur kereta api adalah api adalah jalur yang terdiri atas rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang r uang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas dan bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api.

Bangunan adalah bangunan yang berada pada sisi jalur kereta api yang berguna untuk mendukung kegiatan operasi kereta api seperti stasiun, dipo lokomotif/kereta, gardu PJL, dll.

JALUR JALAN REL MELIPUTI : 1. Alinyemen jalan rel. a). Lurusan jalan rel b). Lengkungan horisontal jalan rel c). Lengkungan vertikal jalan rel 2. Kelandaian 3. Jembatan termasuk gorong-gorong,siphon,box culvert,aquaduct, dan sejenisnya. 4. Perlintasan a) Sebidang b) Under pass c) Fly pass 5. Emplasemen a) Jalur siding b) Wesel-wesel 6. Terowongan 7. Rumaja, Rumija dan Ruwasja 8. Bangunan-bangunan pendukung operasi seperti bangunan stasiun, dipo, gardu PJL dll 9. Peron dan instalasi pendukung operasi seperti corong air, tiang sinyal, tiang aliran atas, dll 10. Ruang bebas.

Seluruh asset yang terdapat pada jalur jalan rel digambarkan pada sebuah peta memanjang yang disebut “lengte profiel” atau profil memanjang jalan rel dengan skala memanjang 1 : 50 dan skala tinggi 1 : 1000 seperti contoh dibawah ini. Gambar profil memanjang jalan rel harus selalu di up date bila terjadi perubahan maupun penambahan asset

GAMBAR PROFIL MEMANJANG JALUR REL

9

9

   9    1    2   o  m   n   0   n   5  .   a   1   s   r   a   a    t   b   n  e    i    l   r   l   e    P 12.50

20

12.5 12.50 0 20

    g   n   0   o   r   2  .   o   0   g    0    5 50    1  g 50    3  n  .   o   o  r   n  o   g    H 12 12    B

20

  r   e    0    k   o    2    k    2    A    0   o  m   n   0   5   3  .    0   n   5  .   1   a   1   3    0   s  r  .   a  a  o    t   n   n   b    i   e   H    l   r   l   B 15   e    P

12

50

18 12

  r   e    k   o    k    7   0  .    1   7    3   0  .   0   o   n    H    B

  r   e    k   o    k    6   0  .    1   3    3   0  .   0   o   n    H    B 20 15 13

12 20

50

22 35

50

35

50

  n   a   s   9   a   1    t   n   2    i   o    l   r   n   e    P 23

R : 400 < : 98º 44' L : 567,35

Lurus panjang 152,10 m 56.34

R : 400 < : 136º 41' L : 302,41

8.40

   5    1    3  .   o   n    H    B

  n   a   s   0   a   2    t   n   2    i   o    l   r   n   e    P 31

   A    5    1    3  .   o   n    H    B

Lurus panjang 453,80 m

SITUASI

10.90 KM 99

SKALA 1:20000 R 400

   6    1    3  .   o   n    H    B + 86,20

R 400 KM 100  .   o   n   7    1    3    H    B

96.46 81,40

R : 400 < : 130º 57' L : 342

39

65

BANGUNAN ATAS JALUR JALAN REL Bangunan Atas Jalur Jalan Rel dilihat dari trace / alignment dan kondisi lapangan sepanjang jalur meliputi: a Ruang Bebas dan Ruang Bangun b Lengkung horisontal c Lengkung vertikal d Kelandaian e Emplasemen f Wesel

a1 RUANG BEBAS • Ruang Bebas adalah ruangan yang terletak diatas jalan rel dan harus selalu dalam keadaan kosong untuk keperluan lalu-lintas kereta api. • Ruang Bebas terdiri dari keadaan: a Terletak pada jalan lurus b Terletak pada jalan lengkungan: b1 lengkungan dengan jari-jari antara 300 – 300 – 3000  3000 m b2 lengkungan dengan jari-jari < 300 m • Ukuran lebar diukur dari sumbu jalan rel dan ukuran tinggi diukur dari permukaan kepala rel.

RUANG BEBAS PADA BAGIAN LURUS 1950 + 6200 + 6045

BATAS IV

+ 5900 Tinggi kawat aliran listrik terbesar  + 5500 2500 Tinggi normal kawat aliran listrik BATAS III

+ 5000 + 4845 + 4700 + 4500 1100 + 4320 + 4050 + 4020 Tinggi kawat aliran listrik terendah 2550

1300

BATAS II BATAS I

+ 3550

Peron Tinggi

Peron Rendah

1950

1950

1300

1600 1530 1300

KR ± 0

Batas I Batas II

1000

1000

+ 1000 + 750 + 450 + 200 + 40

Untuk jembatan dengan kecepatan sampai 60 km/jam Untuk „viaduk‟ dan terowongan dengan kecepatan sampai 60 km/ jam dan untuk jembatan tanpa pembatasan kecepatan. Batas III Untuk „viaduk‟ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan  jembatan Batas IV Untuk lintas kereta listrik

RUANG BEBAS PADA LENGKUNGAN 1475 1375 + 4050 1275 + 3550

2150 2050 1950

1950

Peron Tinggi

1300

Peron Rendah

1600

+ 1000

1530

+ 750

1300

KR

±0

1000

1000

+ 450 + 200 + 40

Batas ruang bebas pada lintas lurus dan pada bagian lengkungan dengan jari-jari > 3000 m Batas ruang bebas pada lengkungan dengan jari-jari 300 m sampai dengan 3000 m Batas ruang bebas pada lengkungan dengan jari-jari < 300 m

RUANG BEBAS PADA JALUR LURUS UNTUK JALUR GANDA

+ 6200 + 6045

BATAS IV + 5900 Tinggi kawat aliran listrik terbesar  + 5500 Tinggi normal kawat aliran listrik

+ 5900 + 5500 + 5000 + 4845 + 4700 + 4500 + 4320 + 4020

BATAS III BATAS II BATAS I + 4050

+ 4050

Tinggi kawat aliran listrik terendah + 3550

1950 4000 1950

1300

KR ± 0

1000

1300

1000

+ 200 + 40

RUANG BEBAS PADA LENGKUNGAN UNTUK JALUR GANDA

4000

a2 RUANG BANGUN • Ruang Bangun adalah ruang di sisi jalan rel yang harus bebas dari semua bangunan tetap diukur dari sumbu  jalan rel pada tinggi tinggi 1 m sampai sampai 3,55 m • Jarak-jarak ruang bangun sbb; a Pada lintas bebas : 2,35 – 2,53 kiri/kanan sumbu jalan rel b Pada emplasemen: 1,95 – 2,35 kiri/kanan sumbu jalan rel c Pada jembatan

: 2,15 m kiri/kanan sumbu jalan rel

b LENGKUNG HORISONTAL •

• • • • •

Terdapat beberapa jenis lengkung horisontal yaitu: a Lengkung tunggal / sederhana b Lengkung majemuk c Lengkung bolak-balik (lengkung S) Secara teoritis lengkung dapat dibuat dengan atau tanpa lengkung peralihan Pada lengkung dengan jari-jari < 600 m perlu diberi pelebaran sepur, pelebaran maksimum = 20 mm  lengkung peralihan adalah lengkung yang berubah secara beraturan dari R ∞ ke R tertentu sepanjang lengkung peralihan, dan dipasang di awal dan akhir lengkung. Lengkung majemuk adalah lengkung yang mempunyai 2 atau lebih jari-jari dan saling menyambung Lengkung S adalah lengkung yang menyambung dengan arah berbalik, dan harus diberi antara berupa lurusan dengan panjang minimum 20 m

JARI-JARI MINIMUM YANG DIIJINKAN UNTUK BERBAGAI KECEPATAN

Kecepatan Rencana (km/jam)

120 110 100 90 80 70 60

Jari-jari minimum Lengkung lingkaran Tanpa lengkung Peralihan (m) 2370 1990 1650 1330 1050 810 600

Jari-jari minimum Lengkung lingkaran  Yang diijinkan dengan menggunakan Lengkung peralihan (m) 780 660 550 440 350 270 200

BESAR PELEBARAN SEPUR UNTUK BERBAGAI JARI-JARI < 600 M

Jari-jari Lengkung (m)

Pelebaran (mm)

R > 600 550 < R < 600 400 < R < 550 350 < R < 400 100 < R < 350

0 5 10 15 20

SKEMA LENGKUNG YANG MENGGUNAKAN PERALIHAN     

  T  L

GB

A B   A 

 A  A  B  C   B C

  M  B

CL

E  C   C  

  L   T C

 A   M  B

L a  =   L e  n  g   k  u   n  g    p e  A  B   r  a  l  i  h  a n 

L a   /  2  

T  C   L 

 C   B  T

M    B  A  

E  T   C  

R

R

GRAFIK PERTINGGIAN

T = 5,95 V²/R

MBA

MB

ABA

ABA

AB

MBA

SKEMA LENGKUNG TANPA PERALIHAN B

    

Garis tangen

Sudut puncak Garis tangen

A

A  B  

  M  B Jari-jari / radius

C

R

R

Grafik pertinggian pada lengkung tanpa lengkung peralihan

T = 5,95 V² / R

P Lt Menurut R 13 jilid 1 Untuk V = s/d 45 km/jam a= 400 Untuk V = 45 – 59 km/jam a= 600 Untuk V = > 60 km/jam a= 1000 Menurut PD 10 Lt = 0,01.V.T

PL

P Lt Menurut R 13 jilid 1 Untuk V = s/d 45 km/jam a= 400 Untuk V = 45 – 59 km/jam a= 600 Untuk V = > 60 km/jam a= 1000 Menurut PD 10 Lt = 0,01.V.T

R1

LENGKUNG MAJEMUK R2 O1

O2

LENGKUNG BOLAK BALIK (S) IP

R R

La     L  a

L PL

PL L

S L R‟

R

R‟

La 

R IP Keterangan L = Panjang Lengkung Asli La = Panjang Lengkung Peralihan PL = Panjang Lengkung = La + L SL = Sepur Lurus IP = Intersection Point

   L  a

c LENGKUNG VERTIKAL l x O

y

A ym D

C

  B

R

R

Daftar untuk berbagai sudut antara dua landai dengan jari-jari 6000 m Koordinat

Xm = φ R/2 Ym = φ²R/8

φ =1/400=2,5‰ 7,5 m 4,7 mm

φ =1/200=5‰ 15 m 19 mm

φ =1/100=10‰ 30 m 75 mm

φ =1/67=15‰ 45 m 169 mm

CARA MENGHITUNG BESARNYA φ PADA LANDAI 0 n 

  m

m +/- 0

  m

m+n

    n  n

m-n   m

  m

n-m

d KELANDAIAN KELANDAIAN DI LINTAS kelandaian antara

0

 –  10 ‰

disebut lintas datar

kelandaian antara 10 ‰ - 40 ‰

disebut lintas pegunungan

kelandaian antara 40 ‰ - 80 ‰

disebut lintas rel gigi

KELANDAIAN DI EMPLASEMEN kelandaian antara 0 - 1,5 ‰

TANDA KELANDAIAN PADA SETIAP TITIK TEKUK Lengan kiri

  5  0  -  3   5  1  /  6

Lengan kiri

  5  0  -  3   5  1  /  6

Lengan kiri 1    /   6   5   - 3   5   0  

Dilihat ke arah hulu

Dilihat ke arah hulu

Dilihat ke arah hulu

Menjadi lengan kanan

Menjadi lengan kanan 0 ---- 350

Dilihat ke arah hilir 

Menjadi 1    /  6   5  -  3   5   0   Dilihat ke arah hilir 

0 ---- 350

lengan kanan

Dilihat ke arah hilir 

e EMPLASEMEN

Wesel inggris 3

Sepur luncur 

Wesel inggris 4

III I

WESEL DIBONGKAR

215

II

5

6

7

8

9

JALUR BARU

1

2

3

4

f WESEL Wesel dan Persilangan Sepur merupakan konstruksi yang cukup rumit, dibuat untuk memenuhi 2 kebutuhan pokok pada jalan rel yaitu: 1. Kebutuhan untuk berpindah arah dari satu jalur rel ke jalur rel yang lain. 2. Kebutuhan untuk saling berpotongan antara satu jalur rel dengan jalur rel yang lain. Kedua konstruksi tersebut dapat berdiri sendiri-sendiri atau bergabung bersama sesuai kondisi dan kebutuhan. Perbedaan antara 2 konstruksi diatas adalah pada konstruksi wesel dilengkapi dengan alat yang bernama Lidah Wesel sedangkan pada Persilangan Sepur tidak dilengkapi dengan Lidah Wesel. Wesel dipasang pada setiap Stasiun KA sedangkan Persilangan Sepur dipasang pada beberapa Stasiun KA (umumnya pada Stasiun besar) tetapi  juga terdapat diluar Stasiun KA misalnya persilangan sepur antara antara jalur rel milik PT KA dengan Perkebunan tebu milik Pabrik gula.

GAMBAR BAGIAN PENGARAH WESEL ( DARI JENIS WESEL R 50 ).

WESEL BIASA KANAN BAGIAN PENGARAH

BAGIAN PENERUS

a

b

SKEMA WESEL

c

BAGIAN PERSILANGAN

WESEL BIASA KIRI

WESEL SEARAH LENGKUNG

R1

R2

WESEL BERLAWANAN ARAH LENGKUNG

R2

R2

R1

R1

WESEL SIMETRI

WESEL BERLAWANAN ARAH

WESEL TIGA JALAN SEARAH TERGESER

WESEL INGGRIS

SKEMA WESEL INGGRIS

METODA PENEMPATAN WESEL

17090 Belakang Wesel

Sumbu Jalan Rel

e

e

Muka Wesel

16510

TM

e

Belakang Wesel 17090 12 e

e

16510 TM

Muka Wesel

e

Sumbu Jalan Rel

e

BENTUK PEMERIKSAAN WESEL BARU EX CHINA < 1:10, R 54, 1067. TELAH DISESUAIKAN DENGAN GAMBAR DESIGN DARI PABRIK “CHINA RAILWAY BAOJI BRIDGE GROUP CO

LEBAR JALAN REL

UKURAN TEMPAT - TEMPAT PENTING

JARAK BANTALAN

SKET WESEL

BELOK

LURUS

LURUS

Jarak Bantalan

BELOK   n   a  .    l   a   o   t    N  n   a    B

KETERANGAN

    ’                          '

Hasil Pengukuran

1067

1067

                         8                          3                          '                          2                          4                          º                          5

1067

Setelah Setelah Perbaikan Perbaikan

Ukuran Seharusnya seharusnya

.,LTD”

55

55 54 53 52 51 50

1067

1067

49

49 48 47

Siar Rel Kiri

8

45

8

Kanan

8

46

Kiri Kanan Lebar alur rel paksa8dengan rel luar 

44

44

43

43

42

42 41

1067

1067

40

40

39

Lebar Alur Rel Paksa 35

38

35

1067

Siar Rel

37

37

36

36

35    0    0    0    5    9    1  . 33    R

1067

Kiri

34

8 Kanan

   3    3    5    4    1

8

35 34 33 32 31 30

30

29 28 27 1067

1072

26

Siar Rel 8

24

8

Kanan

8

25

Kiri

Kiri

Kanan

23

23

8

22

22

21 20

20

19 TITIK MATEMATIS 18

19 18 17 16 15

1067

1072    0    1    7    0    1

14

14

13

13

12

12

11

11

10

10

9

9

8 7

 Pada ujung lidah 6

Jarak ujung lidah terbuka dengan rel lantak 120

1072

120

1067 Besarnya ketidaksikuan lantak kiri dan kanan

   3    6    0    2

   0    0    0    5    9    1  .    R

8 7 6 5

5

4

4

3

3

2

2

1

1

600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 506 694 615 615 615 298

BENTUK PEMERIKSAAN WESEL BARU EX CHINA < 1:12,

R 54, 1067.

TELAH DISESUAIKAN DENGAN GAMBAR DESIGN DARI PABRIK “CHINA RAILWAY BAOJI BRIDGE GROUP CO .,LTD”

LEBAR JALAN REL

UKURAN TEMPAT - TEMPAT PENTING

JARAK BANTALAN

SKET WESEL

BELOK

LURUS

LURUS

Jarak Bantalan

BELOK   n   a    l   a    t   n   a    B  .   o    N

KETERANGAN Hasil Pengukuran

1067

1067

1067 74

Setelah Perbaikan Perbaikan

Ukuran Seharusnya seharusnya

70

1067

1067 65

Siar Rel Kiri

8

Kiri

8

Kanan

8

60 Kanan

Lebar alur rel paksa8 dengan rel luar 

1067

1067

1067

1067

56

Lebar Alur Rel Paksa 35

35 Siar Rel

50

Kiri

8

  m    5  ,    3    3    5    0    5    3    R

Kanan

8 1067

1067    0    9    0    7    1

44

40

1067

1067 34

Siar Rel Kiri

Kiri

8

8

Kanan

8

30

Kanan

8 TITIK MATEMATIS

1067

1067 26

20

1069

1067

   0    1    5    6    1

14

10

   R

460 mm dari ujung lidah

1074 Jarak ujung lidah terbuka dengan rel lantak

 Pada ujung lidah

1069 120

120

  m    5  ,    3    3    5    0    5    3

4    2

74 73 72 600 71 600 70 600 69 600 600 68 67 600 66 600 65 600 64 600 63 600 600 62 61 600 60 600 59 600 58 600 600 57 56 600 55 600 54 600 600 53 52 600 600 51 50 600 49 600 600 48 600 47 600 46 600 45 44 600 43 600 600 42 600 41 600 40 600 39 38 600 37 600 600 36 35 600 600 34 33 600 600 32 600 31 600 30 600 29 600 28 600 27 600 26 25 600 600 24 23 600 22 600 600 21 600 20 600 19 600 18 600 17 600 16 15 600 14 600 600 13 600 12 11 600 600 10 9 600 8 600 7 1 6 600 5 600 4 600

600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 514 694 600 592 600 600 600

BANGUNAN BAWAH TUBUH JALAN DALAM TIMBUNAN

 5  1 , 5  1 : 1

1,50

5%

5%

 

1,50

6,00

• • • • •

Jika penurunan tanah dasar akibat pembebanan timbunan dan bebandiatas timbunan > 50 cm, maka tanah t anah dasar harus diperbaiki. Bagian atas timbunan setebal 1 m harus merupakan material yang lebih baik dari bagian dibawahnya Pada kaki lereng harus ada berm minimum 1,50 m Permukaan atas timbunan harus terletak minimum 0,75 m di atas elevasi muka air tanah tertinggi Pelaksanaan pemadatan timbunan harus dilakukan lapis demi lapis

TUBUH JALAN DALAM GALIAN



Tanah asli boleh digunakan bila memenuhi kestabilan yang disyaratkan



Tanah dasar harus terletak minimum 0,75 m dari elevasi muka air tanah tertinggi



Bila kedalaman tanah > 10 m maka setiap 7 m harus dibuat berm selebar 1,50 m

PEMATUSAN •

Sistem pematusan adalah sistem pengaliran untuk pembuangan air di suatu daerah jalan rel agar tidak terjadi genangan



Fungsi pematusan: 1. mengurangi pengaruh air yang dapat merubah konsistensi tanah sehingga tubuh jalan tetap firm (mantap,padat dan keras) 2. menghilangkan genangan air pada jalan rel yang akan menyebabkan timbulnya mud pumping JENIS PEMATUSAN



Pematusan permukaan (Surface drainage)



Pematusan bawah tanah (Sub drainage)



Pematusan lereng (Drainage of slope)

PEMATUSAN PERMUKAAN •

Jenis Pematusan Permukaan: 1) Pematusan permukaan (side-ditch) 2) Pematusan melintang (Cross-drainage)



Bentuk saluran pematus: 1) Pematusan memanjang berupa saluran terbuka atau tertutup 2) Pematusan melintang berupa gorong-gorong (culvert) dapat tunggal atau banyak. Aliran airnya dapat terbuka atau tertutup tergantung dari hasil analisisnya 3) Kemiringan / kelandaian saluran tanah harus direncanakan berdasarkan keadaan lapangan dan kecepatan aliran sehingga saluran tetap stabil tidak erosi

PEMATUSAN BAWAH TANAH •



Pematusan bawah tanah bertujuan untuk menjaga agar elevasi muka air tanah tidak mendekati permukaan tubuh jalan yang harus dilindungi sehingga kepadatan tubuh jalan di bawah balas kondisinya tetap baik Elevasi muka air tanah dapat naik ke permukaan tanah tubuh  jalan dengan cara 1) Kapilaritas 2) Rembesan (seepage) yang mengalir dari tebing sebelah tubuh jalan

PEMATUSAN LERENG Fungsi Pematusan Lereng 1) Mencegah air permukaan permukaan dari punggung lereng lereng tidak mengalir deras sehingga menggerus permukaan dan kaki lereng 2) Mencegah aliran aliran rembesan (seepage) di dalam tubuh lereng tanah yang dapat mengakibatkan lereng longsor secara mendadak dan atau memperlemah tubuh jalan kereta api Jenis-jenis pematusan lereng 1) Selokan mahkota 2) Selokan bangket 3) Lubang susu (weep hole) 4) Selokan intercepting 5) Pematusan mulut ikan

Selokan Mahkota

Selokan Bangket Selokan Intercepting Lubang susu

Selokan Bawah tanah Pematusan Mulut ikan

TERIMA KASIH

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF