IV Ukuran Simpangan Dispersi Variansi1

September 22, 2017 | Author: Meta Agis Mulawarman | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download IV Ukuran Simpangan Dispersi Variansi1...

Description

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dispersi atau ukuran variasi, yang menggambarkan derajat bagaimana berpencarnya data kuantitatif, dintaranya: rentang, rentang antar kuartil, simpangan kuartil atau deviasi kuartil, rata-rata simpangan atau rata-rata deviasi, simpangan baku atau deviasi standar, varians dan koefisien variasi. o TIK : Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan Saudara dapat menhitung ukuran-ukuran dispersi dan variansi sebuah data kuantitatif. Apa itu Rentang, Rentang Antar Kuartil dan Simpangan kuartil ? o Rentang. adalah : data terbesar - data terkecil, biasanya banyak digunakan pada cabang statistika industri  Contoh : Untuk ke 80 data yang terdapat pada halaman 45 dimana data terbesar = 99 o Rentang antar kuartil juga mudah ditentukan, dan ini merupakan selisih antara K3 dan K1., yakni : RAK = K3 – K1  Contoh : Daftar berikut menyatakan upah tiap jam untuk 65 pegawai di suatu pabrik . Upah (x100 Rupiah) 50,00 – 59,99 60,00 – 69,99 70,00 – 79,99 80,00 – 89,99 90,00 – 99,99 100,00 – 109,99 110,00 – 119,99 JUMLAH

f1 8 10 16 14 10 5 2 65

Dengan Rumus IV (17) nilai-nilai K1 dan K3 dapat dihitung. Hasilnya K1 = Rp. 68,25 dan K3 = Rp. 90,75 Dari rumus V (2), maka RAK = Rp. 22,50.

o Simpangan kuartil atau deviasi kuartil atau disebut pula rentang semi antar kuartil, harganya setengah dari rentang antar kuartil. yakni : SK = ½ (K3 – K1).

o Contoh : Dari daftar di atas: SK = ½ (Rp.90,75 – Rp. 68,25) = Rp. 11,25 Karena ½ (K3 + K1) = Rp. 79,50, maka 50 % dari pegawai mendapat upah terletak dalam interval Rp. 79,50 + Rp. 11,25. Rata-rata Simpangan ? o Misalkan data hasil pengamatan berbentuk x1, x2, …, xn dengan rata-rata x . Jarak antara tiap data dengan rata-rata x = x −x dan x −x , x −x , …., x −x dijumlahkan, lalu dibagi oleh n, maka diperoleh satuan yang disebut rata-rata simpangan atau ratarata deviasi, dirumusnya adalah : i

i

2

RS =

n

∑x i −x n

o Contoh : xi 8 7 10 11

xi -

Dari data di samping ini, jika dihitung, rata-ratanya = 9. -1 1 -2 Jumlah harga-harga 2 1 mutlaknya, yaitu jumlah 1 2 2 bilangan-bilangan pada kolam akhir, adalah 6. Maka RS = 6 =1 ½ Simpangan Baku 4 dan Deviasi Standar ? x i - x

x

o Barangkali ukaran simpangan yang paling banyak digunakan dalah Simpangan baku atau deviasi standar. Simpangan baku data sampel disimbul dengan s, sedangkan untuk populasi diberi simbul σ (baca : sigma). Jika kita mempunyai sampel berukuran n dengan data x1, x2, . . . , xn dan rata-rata

x

, maka statistik s dihitung dengan: s =

Σ( x i − x) 2 n −1

o Pangkat dua dari simpangan baku dinamakan varians. o Simpangan baku s dihitung sebagai berikut 1). Hitung rata-rata x 2). Tentukan selisih x1 - x , x2 - x , . . . , xn - x 3). Tentukan kuadrat selsisih tersebut, yakni (x1 , (xn - x )2 4). Kuadrat-kuadrat tersebut dijumlahkan 5). Jumlah tersebut dibagi oleh (n – 1) 6). Lalu diambil akarnya yang positif.

x

)2, (x2 -

x

)2, . . .

 Contoh : Diberikan sampel dengan data : 8, 7, 10, 11, 4. Untuk menentukan simpangan baku s, kita buat tabel berikut: xi 8 7 10 11 4

xi - x 0 -1 2 3 -4

didapat : S =

(xi - x )2 0 1 4 9 16 30 = 40

7,5

Rata-rata x = 8, dari kolom (2), bahwa Σ (xi - x ) = 0. Karena itulah di sini diambil kuadratnya yang dituliskan pada kolom (3). Didapat 2 = 2,74.Σ (xi - x ) = 30. 2

o Bentuk lain untuk rumus varians ialah : s2 =

nΣx i − (Σx i ) 2 n(n − 1)

Pada rumus ini tidak perlu dihitung rata-rata. xi 8 7 10 11 4 40

xi2 64 49 100 121 16 350

o Untuk data dari frekuensi, varians s2

Dihasilkan Σ xi = 40 dan Σ (xi2 = 350. Dengan n = 5, didapat varians 5 x350 − (40 ) 5 x 4 s = = 7,5 dan sampel telah disusun dalam daftar distribusi s = : 7,5 = 2,74. dipakai rumus 2

2

2

nΣf i x i − (Σf i x i ) Σf i ( x i − x) 2 s = atau s2 = n(n − 1) n −1 Untuk: xi = tanda kelas, fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas xi n = ∑fi. 2

2

 Contoh : Untuk menghitung varians s2 dari data dalam Daftar IV (2) tentang kelembaban selama 80 hari. Untuk lebih mudahnya digunakan rumus kedua.  Untuk menggunakan Rumus di atas maka dibuat tabel pembantu seperti di bawah ini :

Kelembab an (x) 31 - 40 41 -50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 90 – 100 Jumlah

fi

xi

xi 2

1 2 5 15 25 20 12 80

35,5 45,5 55,5 65,5 75,5 85,5 95,5 -

1260,25 2070,25 3080,25 4290,25 5700,25 7310,25 9120,25 -

fixi 35,5 90,0 277,5 982,5 1887,5 1710,0 1146,0 6130,0

fixi2 1.260,25 4.140,50 15.401,25 64.353,75 142.506,25 146.205,00 109.443,00 483.310,00

fixi3 44738,87 188342,75 814769,37 dst

Dari tabel didapat : n = ∑ fi = 80, ∑ fixi = 6.130 dan ∑ fixi2 = 483.310. Sehingga diperoleh varians:

s2 =

80 x 483 .310 − (6.130 ) 2 = 172 ,1 80 x 79

 Cara koding, seperti ketika menghitung rata-rata x , l dapat digunakan juga di sini sehingga perhitungan akan lebih sederhana. Rumusnya adalah :  nΣf i ci 2 − (Σf i c i ) 2  2 2   s =p   n ( n − 1 )   dengan : p = panjang kelas interval, ci = nilai koding, dan n = ∑fi.  Contoh : Untuk data di atas, jika dipakai Rumus IV (9) ini, maka diperlukan tabel berikut :

Kelembaban fI xI (x) 31 - 40 1 35,5 41 -50 2 45,5 51 – 60 5 55,5 61 – 70 15 65,5 71 – 80 25 75,5 81 – 90 20 85,5 90 – 100 12 95,5 Jumlah 80 Dari tabel didapat p = 10, n = ∑fi sehingga didapat varians.

cI -

fici

fici2

4 -4 16 3 -6 18 2 -10 20 1 -15 15 0 0 0 1 20 20 2 24 48 9 137 = 80, ∑fici = 9 dan ∑fi ci2 = 137,

 80 x137 − (9) 2 80 x79 

s2 = (10)2 

   = 172 ,1 

 Hasilnya sama dengan bila digunakan sebelumnya. sebenarnya yang terakhir didapat dari yang pertama dengan menggunakan transpormasi ci =

xi − x 0 berdasarkan sifat : p

1) Jika tiap nilai data xi ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama, maka simpangan baku s tidak berubah. 2) Jika tiap nilai data xi dikalikan dengan bilangan yang sama d, maka simpangan bakunya menjadi hal d kali simpangan baku yang asal. o Simpangan baku gabungan. Jika terdapat k buah subsampel : Subsampel 1 : berukuran n1 dengan simpangan baku s1 Subsampel 2 : berukuran n2 dengan simpangan baku s2 …………………………………………………………. Subsampel k : berukuran nk dengan simpangan baku sk merupakan sebuah sampel berukuran n = n1 + n2 + …+ nk, maka simpangan baku untuk sampel ini merupakan simpangan baku gabungan yang dihitung dengan rumus : s2 =

∑( ni −1) s i2 atau lengkapnya ∑ ni − k

(n1 − 1) s12 + (n2 − 1) s 22 + ... + (nk − 1) s k2 n1 + n2 + ... + nk − k 2 dengan s berarti varians gabungan.

s2 =

o

Contoh : Hasil pengamatan pertama terhadap 14 obyek memberikan s = 2,75 sedangkan pengamatan yang kedua kalinya terhadap 23 obyek menghasilkan s = 3,308. Maka, dengan Rumus V(10) untuk k = 2, didapat varians gabungan.

s2 =

(14 −1)( 2,75 ) 2 + (23 −1)( 3,08 ) 2 = 8,7718 14 + 23 − 2

sehingga simpangan baku gabungan s = 2,96 Angka Baku dan Koefisien Variasi ?

o Satuan simpangan baku. Misalkan sebuah sampel berukuran n dengan data x1, x2, …, xn sedangkan rata-ratanya = x dan simpangan baku = s., dirumuskan stuan simpangan baku:: zi =

xi − x untuk i = 1, 2, …, n s

(1)

o Angka baku atau angka standar adalah distribusi baru, yang mempunyai rata-rata x 0 dan simpangan baku s0 yang ditentukan.  xi − x   (2)   s 

dirumus : zi = x 0 + s 0 

Perhatikan bahwa untuk x 0 = 0 dan s0 = 1, Rumus (2) menjadi Rumus (1), sehingga angka z sering pula disebut angka standar. 

Contoh : 1) Dalam psikologi, test Wechsler-Bellevue diubah ke dalam angka baku dengan rata-rata = 10 dan simpangan baku = 3. 2) Test Klasifikasi Umum Tentara di Amerika biasa dijadikan angka baku dengan rata-rata = 100 dan sipangan baku = 20 3) “Graduate Record Examination” di USA dinyatakan dalam angka standar dengan rata-rata = 500 dan simpangan baku = 100



 Angka baku dipakai untuk membandingkan keadaan distribusi sesuatu hal. Contoh : Seorang mahasiswa mendpat nilai 86 pada ujian akhir matematika dimana rata-rata dan simpangan baku kelompok, masing-masing 78 dan 10. pada ujian akhir statistika dimana rata-rata kelompok 84 dan simpangan baku 18, ia mendapat nilai 92. Dalam mata ujian mana ia mencapai kedudukan yang lebih baik?  Jawab : Dengan rumus V(11) didapat : 86 − 78 = 0,8 10 92 − 84 = 0,44 z= 18

untuk matematika z = untuk statistika

Mahasiswa itu mendapat 0,8 simpangan baku diatas rata-rata nilai matematika dan hanya 0,44 simpangan baku diatas rata-rata nilai statistika. Kedudukannya lebih tinggi dalam hal matematika. Kalau saja nilai-nilai di atas diubah kedalam angka baku dengan rata-rata 100 dan simpangan baku 20, maka :  86 − 78   = 116  10 

untuk matematika z = 100 + 20 

 92 − 84   = 108 ,9  18 

z = 100 + 20 

untuk statistika

Dalam sistem ini ia lebih unggul dalam matematika.

o Ukuran variasi atau dispersi yang diuraikan dalam bagian-bagian lalu merupakan dispersi absolut. Variasi 5 cm untuk ukuran jarak 100 m dan variasi 5 cm untuk ukuran jarak 20 m jelas mempunyai pengaruh yang berlainan. Untuk mengukur pengaruh demikian dan untuk membandingkan variasi antara nilai-nilai besar dan nilai-nilai kecil, digunakan dispersi relatif yang ditentukan oleh : Dispersi Relatif =

DispersiAb solut Rata − rata

o Jika untuk dispersi absolut diambil simpangan baku, maka didapat koefisien variasi, disingkat KV. dirumuskan dalam persen. Jadi diperoleh : KV =

SimpanganB aku x100 % rata − rata

o Koefisien variasi tidak tergantung pada satuan yang digunakan, karenanya dapat dipakai untuk membandingkan variasi relatif beberapa kumpulan data dengan satuan yang berbeda. 

Contoh : Semacam lampu elektron rata-rata dapat diapakai selama 3.500 jam dengan simpangan baku 1.050 jam. Lampu model lain rataratanya 10.000 jam dengan simpangan baku 2.000 jam. Dari sini mudah dihitung : 1.050 x100% = 30% 3.500 2.000 x100% = 20% = 10.000

KV (lampu pertama) = KV (lampu kedua)

Ternyata lampu kedua secara relatif mempunyai masa pakai yang lebih uniform.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF