Isu Tren Keperawatan Komunitas

May 8, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Isu Tren Keperawatan Komunitas...

Description

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah - masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi - segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat sakit “ atau kesehatan tersebut. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas SDM yang dialakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional melalui pembangunan kesehatan yang ingin dicapai untuk mewujudkan Indonesia sehat 2025. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat bangsa, Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang tinggi. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan, sehingga

dengan

bantuan

yang

diberikan

tersebut

diperoleh

kemampuan

melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Kegiatan pelayanan diberikan dalam upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), sertya pemeliharaan kesehatan (rehabilitative), Upaya yang diberikan ditekankan kepada upaya pelayanan kesehatan primer (Primary Health Care/ PHC) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan sehingga setiap orang yang menerima pelayanan kesehatan dapat mencapai hidup sehat dan produktif.

1

Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat. Keperawatan komunitas sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan. Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk membahas Trend dan Isu Keperawatan Komunitas serta Implikasinya terhadap Perawat di Indonesia. 1.2 TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu berfikir kritis dan analisis dalam mengidentifikasi Isu dan Kecenderungan kesehatan atau keperawatan komunitas 2. Tujuan Khusus • Mahasiswa mampu mengkaji dengan ketajaman analisis, mengidentifikasi isu dan kecenderungan kesehatan keperawatan komunitas • Mahasiswa mampu mengkaji isu dan pendekatan dalam pelayanan kesehatan komunitas. 1.3 METODE PENULISAN Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan penjabaran masalah-masalah yang ada dan menggunakan studi kepustakaan dari literatur yang ada, baik di perpustakaan maupun internet.

2

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Makalah ini terdiri dari tiga bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : •

BAB I

: Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan



BAB II

: Terdiri dari definisi keperawatan komunitas, tujuan keperawatan komunitas, sasaran keperawatan komunitas, trend keperawatan medikal bedah dan implikasinya di indonesia, model pendekatan.



BAB III

: Pembahasan



BAB IV

: Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Definisi Keperawatan Komunitas

3

Keperawatan komunitas adalah mencakup perawatan kesehatan keluarga (Nurse Health Family) dan juga meliputi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan sendiri serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan pada orang lain (WHO,1974). Keperawatan komunitas adalah keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan team kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat Departemen kesehatan (RI, 1986). Keperawatan komunitas adalah seorang ahli kesehatan masyarakat, yang membuat batasan sampai saat ini relevan, yakni public health atau kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan efisiensi hidup melalui upaya pengorganisasian masyarakat untuk (Winslow, 1920) : 1. Kelompok – kelompok masyarakat yang terkoordinir 2. Perbaikan kesehatan lingkungan 3. Mencegah dan memberantas penyakit menular 4. Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat atau perseorangan 5.

Dilaksanakan dengan mengkoordinasikan tenaga kesehatan dalam

satu wadah padaan pelayanan kesehatan masyarakat yang mampu menumbuhkan swadaya masyarakat untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.

2.2 Tujuan keperawatan komunitas Tujuan keperawatan adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya :

4

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas. 2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau isu kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok. Dan selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk : 1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami 2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut 3. Merumuskan serta memecahkan masalah 4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka alami 5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan maslah yang mereka hadapi yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care). 2.3 Sasaran keperawatan komunitas Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok baik yang sehat maupun yang sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam masyarakat. a. Individu Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, soaial dan spiritual. Maka peran perawat adalah membantu agar individu dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena kelemahan fisik dan mental yang dialami, keterbatasan pengetahuannya dan kurangnya kemampuan menuju kemandirian. b. Keluarga Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah

5

tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga satu dan yang lainya saling tergantung dan berinteraksi, bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan maka akan berpengaruh terhadap anggota yang lainya dan keluarga yang ada disekitarnya. Dari permasalahan tersebut, maka keluarga merupakan fokus pelayanan kesehatan yang strategis : a. Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan b.

Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga

c. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan d.

Keluarga sebagai tempat penggambilan keputusan dalam perawatan kesehatan

e.

Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha – usaha kesehatan masyarakat.

c. Kelompok khusus Yaitu sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan antara lain : a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhan seperti : ibu hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah dan usia lansia atau lanjut usia. b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain : kasus penyakit kelamin, tuberculosis, AIDS, kusta dan lain-lain.

6

2.4 Prinsip keperawatan komunitas Yang harus menjadi prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas haruslah mempertimbangkan : a. Kemanfaatan. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar – besarnya bagi komunitas, artinya : ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian b. Autonomi. Dalam keperawatan komunitas diberikan kebebasan untuk melakuakan atau memilih alternatif yang terbaik yang disediakan untuk komunitas c. Keadilan. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas. d. Tingkat pencegahan dalam keperawatan komunitas. Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan atau asuhan yang berfokus pada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal. 2.5 Trend Keperawatan Komunitas dan Implikasinya di Indonesia Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan terorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan

kepada

individu-individu,

keluarga,

kelompok-kelompok

yang

mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan

kesehatan,

penyuluhan

kesehatan,

koordinasi

dan

pelayanan

keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.

7

Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Meskipun di dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah ditegaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya. Oleh karena itu pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup besar terhadap pembangunan kesehatan masyarakat termasuk perawat spesialis comunitas perlu mencoba mencari terobosan yang kreatif agar program-program tersebut dapat dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan. Salah satu intervensi keperawatan komunitas di Indonesia yang belum banyak digali adalah kemampuan perawat spesialis komunitas dalam membangun jejaring kemitraan di masyarakat. Padahal, membina hubungan dan bekerja sama dengan elemen lain dalam masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang memiliki pengaruh signifikan pada keberhasilan program pengembangan kesehatan masyarakat (Kahan & Goodstadt, 2001). Pada bagian lain Ervin (2002) menegaskan bahwa perawat spesialis komunitas memiliki tugas yang sangat penting untuk membangun dan membina kemitraan dengan anggota masyarakat. Bahkan Ervin mengatakan bahwa kemitraan merupakan tujuan utama dalam konsep masyarakat sebagai sebuah sumber daya yang perlu dioptimalkan (community-as-resource), dimana perawat spesialis komunitas harus memiliki ketrampilan memahami dan bekerja bersama anggota masyarakat dalam menciptakan perubahan di masyarakat. Terdapat lima model kemitraan yang menurut anggapan penulis cenderung dapat dipahami sebagai sebuah ideologi kemitraan, sebab model tersebut merupakan azas dan nafas kita dalam membangun kemitraan dengan anggota masyarakat lainnya. Model kemitraan tersebut antara lain: 1. kepemimpinan (manageralism) (Rees, 2005), 2. pluralisme baru (new-pluralism), 3. radikalisme berorientasi pada negara (state-oriented radicalism),

8

4. kewirausahaan (entrepreneurialism) 5. dan membangun gerakan (movement-building) (Batsler dan Randall, 1992). Berkaitan dengan praktik keperawatan komunitas di atas, maka model kemitraan yang sesuai untuk mengorganisasi elemen masyarakat dalam upaya pengembangan derajat kesehatan masyarakat dalam jangka panjang adalah model kewirausahaan (entrepreneurialism). Model kewirausahaan memiliki dua prinsip utama, yaitu prinsip otonomi (autonomy) kemudian diterjemahkan sebagai upaya advokasi masyarakat dan prinsip penentuan nasib sendiri (self-determination) yang selanjutnya diterjemahkan sebagai prinsip kewirausahaan. Praktik keperawatan mandiri atau kelompok hubungannya dengan anggota masyarakat dapat dipandang sebagai sebuah institusi yang memiliki dua misi sekaligus, yaitu sebagai institusi ekonomi dan institusi yang dapat memberikan pembelaan pada kepentingan masyarakat terutama berkaitan dengan azas keadilan sosial dan azas pemerataan bidang kesehatan. Oleh karenanya praktik keperawatan sebagai institusi sangat terpengaruh dengan dinamika perkembangan masyarakat (William, 2004; Korsching & Allen, 2004), dan perkembangan kemasyarakatan tentunya juga akan mempengaruhi bentuk dan konteks kemitraan yang berpeluang dikembangkan (Robinson, 2005) sesuai dengan slogan National Council for Voluntary Organizations (NCVO) yang berbunyi : “New Times, New Challenges” (Batsler dan Randall, 1992). Pada bagian lain, saat ini mulai terlihat kecenderungan adanya perubahan pola permintaan pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu dari pelayanan kesehatan tradisional di rumah sakit beralih ke pelayanan keperawatan di rumah disebabkan karena terjadinya peningkatan pembiayaan kesehatan yang cukup besar dibanding sebelumnya (Depkes RI, 2004a, 2004b; Sharkey, 2000; MacAdam, 2000). Sedangkan secara filosofis, saat ini telah terjadi perubahan “paradigma sakit” yang menitikberatkan pada upaya kuratif ke arah “paradigma sehat” yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996).

9

Sehingga situasi tersebut dapat dijadikan peluang untuk mengembangkan praktik keperawatan komunitas beserta pendekatan kemitraan yang sesuai di Indonesia. 2.5.1 Pengembangan Kesehatan Masyarakat Nies dan Mc. Ewan (2001) mendeskripsikan pengembangan kesehatan masyarakat (community health development) sebagai pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat yang mengkombinasikan konsep, tujuan, dan proses

kesehatan

pengembangan

masyarakat

kesehatan

dan

pembangunan

masyarakat,

perawat

masyarakat. spesialis

Dalam

komunitas

mengidentifikasikan kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan kemudian mengembangkan, mendekatkan, dan mengevaluasi tujuan-tujuan pembangunan kesehatan melalui kemitraan dengan profesi terkait lainnya (Nies & Mc.Ewan, 2001; CHNAC, 2003; Diem & Moyer, 2004; Falk-Rafael, et al.,1999). Bidang tugas perawat spesialis komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies dan McEwan (2001), perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Pendekatan pengorganisasian masyarakat

dengan

model

pengembangan

masyarakat

(community

development). Tujuan dari penggunaan model pengembangan masyarakat adalah (1) agar individu dan kelompok-kelompok di masyarakat dapat berperan-serta aktif dalam setiap tahapan proses keperawatan, dan (2) perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) dan kemandirian masyarakat yang dibutuhkan dalam upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatannya di masa mendatang (Nies & McEwan, 2001; Green & Kreuter, 1991). Menurut Mapanga dan Mapanga (2004) tujuan dari proses keperawatan komunitas adalah meningkatkan kemampuan dan 10

kemandirian fungsional klien / komunitas melalui pengembangan kognisi dan kemampuan merawat dirinya sendiri. Pengembangan kognisi dan kemampuan masyarakat difokuskan pada dayaguna aktifitas kehidupan, pencapaian tujuan, perawatan mandiri, dan adaptasi masyarakat terhadap permasalahan kesehatan sehingga akan berdampak pada peningkatan partisipasi aktif masyarakat. 2.5.2 Model Kemitraan Keperawatan Komunitas dalam Pengembangan Kesehatan Masyarakat Menurut Hitchcock, Scubert, dan Thomas (1999) fokus kegiatan promosi kesehatan adalah konsep pemberdayaan (empowerment) dan kemitraan (partnership). Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru. Sedangkan kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua pihak

atau

lebih,

berdasarkan

kesetaraan,

keterbukaan

dan

saling

menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Mapanga & Mapanga, 2004) 2.5.3 Ideologi Entrepreneurialisme dalam Kemitraan Keperawatan Komunitas Profesi perawat memiliki implikasi pada pengembangan praktik keperawatan yang profesional, etis dan legal (PPNI, 2004) sehingga profesi perawat berhak menyelenggarakan praktik secara mandiri atau berkelompok. Berdasarkan tugas dan fungsi perawat spesialis komunitas tersebut, penulis berpandangan bahwa perawat spesialis komunitas dalam membina kemitraan di masyarakat perlu memiliki ideologi kewirausahaan (entrepreunership) sebab segala tindakan dan kebijakan yang diambil selalu berkaitan dinamika perubahan kehidupan masyarakat, baik kehidupan sosial, ekonomi, dan politik (William, 2004; Korsching & Allen, 2004).

11

Menurut Batsleer dan Randall (1992) ideologi entrepreneurialisme memiliki dua karakter, yaitu: prinsip otonomi (autonomy) dan penentuan nasib sendiri (self determination). Dalam prinsip otonomi, perawat spesialis komunitas berupaya membela dan memperjuangkan hak-hak dan keadilan masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, perawat spesialis komunitas memainkan perannya sebagai advokator (pembela) dan mitra (partner) bagi kliennya (masyarakat) (Stanhope & Lancaster, 1997). Sedangkan dalam prinsip penentuan nasib sendiri, perawat sebagai profesi berhak untuk melaksanakan praktik legal yang dapat diselenggarakan secara mandiri maupun berkelompok sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1239 tahun 2001. Praktik keperawatan komunitas sebagai institusi perlu dijalankan secara profesional agar dapat bertahan menghadapi perkembangan kehidupan sosial, ekonomi dan politik yang dinamis. 2.6 Model Pendekatan Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC). Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan dapat diatsi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat. Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach, maka bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, sedangkan bila pendekatan

12

yang digunakan adalah pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut community approach.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Model Praktik Keperawatan Komunitas

13

3.1.1 Model praktik keperawatan komunitas A. Home Care Kesehatan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, hal ini tercermin dari banyaknya jumlah penderita yang datang ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan. Mereka datang dari berbagai golongan yang berbeda, mulai dari golongan ekonomi kelas tinggi hingga ekonomi kelas bawah. Sebagaimana pencanangan “Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan” pada 1 Maret 1999 oleh presiden RI, yang salah satu strateginya adalah “Pembangunan Kesehatan Nasional Menuju Indonesia Sehat Tahun 2010” dan diperkuat oleh perubahan amandemen UUD 1945, tap MPR No.3 th 2000 dan Tap MPR No. VI tahun 2002, membuktikan kuatnya kepedulian pemerintah akan arti pentingnya sebuah bangsa yang sehat. Semakin banyaknya pelayanan kesehatan saat ini menyebabkan berbagai pelayanan memberikan service yang lebih memuaskan pelanggan, hal ini menyebabkan tingginya tarif rumah sakit yang tidak mampu ditanggung oleh masyarakat biasa / kelas menengah ke bawah. Tingginya jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit dan kurangnya perawatan yang diberikan pada rumah sakit menyebabkan LOS (length of stay/lama tinggal di

RS)

menjadi

semakin

panjang

sehingga

banyak

di

antara

penderita/keluarga merasa keberatan dengan biaya yang harus dibayar untuk biaya perawatan. Hal ini terjadi hampir di semua bangsal perawatan. Di sisi lain rumah sakit dan institusi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kualitasnya, salah satu caranya dengan melakukan evaluasi terhadap peningkatan ”Bed Occupancy Rates”, peningkatan rawat jalan pasca bedah, pemulangan pasien lebih awal, yang merupakan trend untuk peningkatan mutu pelayanan (Setyawati, 2004). Selain itu kasus penyakit terminal yang tidak efektif dan tidak efisien di rawat di Rumah Sakit diharapkan untuk mengikuti perawatan di rumah.

14

Hasil penelitian Rini dan Alin (2008) pada pasien pasca stroke menyatakan mereka membutuhkan program pelayanan home care yang dilakukan oleh home care agency karena pihak keluarga kurang mampu melaksanakan perawatan dan rehabilitasi pasca stroke secara mandiri di rumah selain juga karena keterbatasan waktu yang ada. Adapun penelitian Megawati (2004) pada pasien yang sedang mengikuti home care di rumah sakit, mereka setuju adanya home care dengan biaya lebih murah.

Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan

untuk

meningkatkan,

mempertahankan,

memulihkan

kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Salah satu tujuan dari pelayanan keperawatan professional adalah memberikan pelayanan keperawatan yang holistic (menyeluruh ) bio, psiko, sosio, dan cultural kepada individu, kelompok dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dasarnya. Pelayanan yang bersifat holistic ini akan lebih lengkap dengan pemberian pelayanan keperawatan lanjutan dirumah dengan home health care. Mengingat hal-hal tersebut diatas, maka Home health Care sebagai jembatan antara rumah sakit dan masyarakat dalam sektor kesehatan harus berperan aktif dalam ikut mendukung program pembangunan di masa yang akan datang, namun dengan tidak mengabaikan aspek sosial dan menjaga martabat moral etika sesuai dengan etika ketimuran yang ada dimasyarakat. Berdasarkan pertimbangan yang ada sudah selayaknya terbentuk suatu jasa pelayanan yang bersifat sosial sekaligus ekonomis yaitu dengan adanya jasa pelayanan home health care. Oleh karena itu jasa pelayanan kesehatan yang

15

bersifat sosial tetapi tetap memperhatikan nilai ekonomis maka perlu disusun dalam suatu perencanaan baik. B. Palliative Care Menurut WHO Perawatan Paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan dan relief penderitaan melalui identifikasi awal dan penilaian sempurna dan mengurangi rasa sakit dan masalah lain, fisik , psikososial dan spiritual. Perawatan paliatif : 1.

memberikan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan

lainnya; 2.

menegaskan hidup dan menganggap mati sebagai proses yang

normal; 3.

tidak bermaksud untuk mempercepat atau menunda kematian; mengintegrasikan aspek-aspek psikologis dan spiritual dari

4.

perawatan pasien; 5.

menawarkan sistem dukungan untuk membantu pasien hidup

sebagai aktif mungkin sampai mati; menawarkan sistem dukungan untuk membantu keluarga

6.

menanggulangi selama penyakit pasien dan dalam kematian mereka sendiri; 7.

menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien

dan keluarga mereka, termasuk kehilangan konseling, jika diindikasikan; 8.

akan meningkatkan kualitas hidup, dan mungkin juga positif

mempengaruhi perjalanan penyakit; 9.

berlaku awal dalam perjalanan penyakit, dalam hubungannya

dengan terapi lainnya yang ditujukan untuk memperpanjang hidup, seperti kemoterapi atau terapi radiasi, dan termasuk investigasi tersebut

16

diperlukan untuk lebih memahami dan mengelola komplikasi klinis yang menyedihkan. Definisi perawatan paliatif Anak menurut WHO. Pperawatan paliatif untuk anak-anak merupakan khusus, meskipun terkait erat dengan bidang perawatan paliatif dewasa. WHO definisi perawatan paliatif yang tepat untuk anak-anak dan keluarga mereka adalah sebagai berikut dan prinsipprinsip yang berlaku untuk gangguan kronis lainnya pediatrik (WHO, 1998a): 1.

perawatan paliatif untuk anak-anak adalah perawatan total aktif

dari tubuh anak, pikiran dan jiwa, dan juga melibatkan memberikan dukungan kepada keluarga. 2.

Ini dimulai saat penyakit didiagnosa, dan terus peduli apakah atau

tidak anak menerima pengobatan yang ditujukan pada penyakit ini. 3.

penyedia Kesehatan harus mengevaluasi dan meringankan

penderitaan anak fisik, psikologis, dan sosial. 4.

perawatan

paliatif

yang efektif

memerlukan

pendekatan

multidisiplin yang luas yang meliputi keluarga dan memanfaatkan sumber daya masyarakat yang tersedia; itu dapat berhasil diterapkan bahkan jika sumber daya yang terbatas. 5.

Hal ini dapat diberikan di fasilitas perawatan tersier, di pusat-

pusat kesehatan masyarakat dan bahkan di rumah anak-anak. Perawatan paliatif adalah setiap bentuk perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada mengurangi keparahan penyakit gejala , daripada berusaha untuk menghentikan, menunda, atau sebaliknya perkembangan dari penyakit itu sendiri atau memberikan obat . Tujuannya adalah untuk mencegah dan meringankan penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup bagi orang-orang menghadapi serius, penyakit yang kompleks. rumah perawatan-perawatan paliatif rokok tidak tergantung pada

17

prognosis dan ditawarkan dalam hubungannya dengan kuratif dan segala bentuk lain yang sesuai perawatan medis. Di Amerika Serikat , pembedaan dibuat antara perawatan paliatif umum dan perawatan rumah perawatan , yang memberikan paliatif peduli kepada mereka pada akhir hidup ; dua aspek berbagi peduli filosofi yang sama tetapi berbeda dalam sistem pembayaran mereka dan lokasi pelayanan. Di tempat lain, misalnya di Britania Raya , perbedaan ini tidak operasi: selain penampungan khusus, non-rumah perawatan berbasis tim perawatan paliatif memberikan perawatan kepada mereka yang membatasi kehidupanpenyakit pada setiap tahap penyakit. Paliatif umumnya mengacu pada perawatan yang meredakan gejala, apakah ada atau tidak ada harapan penyembuhan dengan cara lain, dengan demikian, seorang baru-baru ini WHO pernyataan panggilan perawatan paliatif "pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa. Perawatan paliatif juga dapat digunakan untuk mengurangi efek samping pengobatan pengobatan, seperti membebaskan mual yang berkaitan dengan kemoterapi . Istilah "perawatan paliatif" ini semakin dipakai sehubungan dengan penyakit lain selain kanker seperti kronis, gangguan paru progresif, penyakit ginjal , gagal jantung kronis , HIV / AIDS, dan progresif kondisi neurologis .

Selain itu, bidang yang berkembang pesat perawatan

paliatif pediatrik telah jelas menunjukkan perlunya layanan ditujukan khusus untuk anak-anak dengan penyakit serius.

Meskipun perawatan

paliatif konsep bukanlah hal yang baru, kebanyakan dokter secara tradisional berkonsentrasi pada berusaha untuk mengobati pasien. Perawatan untuk pengentasan gejala dipandang sebagai berbahaya dan dipandang sebagai kecanduan dan lain mengundang efek samping yang

18

tidak diinginkan. Fokus pada kualitas hidup pasien telah sangat meningkat selama dua puluh tahun terakhir. Di Amerika Serikat hari ini, 55% dari rumah sakit dengan lebih dari 100 tempat tidur menawarkan program perawatan paliatif, dan hampir seperlima dari rumah sakit masyarakat memiliki program perawatan paliatif. Sebuah perkembangan yang relatif baru adalah konsep perawatan kesehatan khusus tim yang sepenuhnya diarahkan untuk pengobatan paliatif: tim perawatan paliatif. Tujuan Sementara perawatan paliatif tampaknya menawarkan berbagai layanan yang sangat luas, tujuan perawatan paliatif sangat konkret: kelegaan dari penderitaan, mengurangi rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya, perawatan psikologis dan spiritual, sistem pendukung untuk membantu individu yang hidup secara aktif mungkin, dan sistem dukungan untuk mempertahankan dan merehabilitasi individu keluarga. Perawatan Paliatif dimulai pada gerakan rumah perawatan dan sekarang banyak digunakan di luar perawatan rumah perawatan tradisional. penampungan pada awalnya tempat istirahat bagi wisatawan di abad ke-4. Pada abad ke-19 perintah agama didirikan penampungan untuk mati di Irlandia dan London . Rumah perawatan modern adalah konsep yang relatif baru yang berasal dan memperoleh momentum di Britania Raya setelah pendirian St Christopher's Hospice pada tahun 1967. Ini didirikan oleh Dame Cicely Saunders , secara luas dianggap sebagai pendiri gerakan rumah perawatan modern. Gerakan rumah perawatan telah tumbuh secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir.

Di

Inggris pada tahun 2005 ada layanan hanya di bawah 1.700 rumah perawatan yang terdiri dari 220 unit rawat inap untuk orang dewasa dengan 3.156 tempat tidur, 33 unit rawat inap untuk anak-anak dengan 255 tempat tidur, layanan perawatan 358 rumah, 104 rumah perawatan di jasa rumah, jasa hari perawatan 263, dan 293 rumah sakit tim. Layanan ini bersama-sama membantu lebih dari 250.000 pasien pada tahun 2003 & 2004. Pendanaan bervariasi dari dana 100%

19

oleh National Health Service untuk dana hampir 100% oleh badan amal, tetapi layanan ini selalu bebas untuk pasien. Rumah perawatan di Amerika Serikat telah berkembang dari gerakan sukarelawan yang dipimpin untuk meningkatkan perawatan untuk orang-orang mati sendirian, terisolasi, atau di rumah sakit, ke bagian penting dari sistem perawatan kesehatan. Pada tahun 2005 lebih dari 1,2 juta individu dan keluarga mereka menerima perawatan rumah perawatan.

Rumah perawatan adalah

keuntungan Medicare hanya itu mencakup obat-obatan, peralatan medis, dua puluh empat jam / tujuh hari seminggu akses ke perawatan dan dukungan bagi orang-orang tercinta setelah kematian. perawatan rumah perawatan Kebanyakan disampaikan di rumah. Hospice perawatan juga tersedia untuk orang-orang di tempat tinggal rumah-rumah perawatan seperti, perawatan rumah, fasilitas hidup dibantu, fasilitas veteran ', rumah sakit, dan penjara. Pertama Amerika Serikat berbasis rumah sakit program perawatan paliatif dimulai pada akhir 1980-an di beberapa lembaga seperti Klinik Cleveland dan Medical College of Wisconsin. Sejak itu telah terjadi peningkatan dramatis dalam program berbasis rumah sakit perawatan paliatif, sekarang berjumlah lebih dari 1200. Lebih dari 55% dari rumah sakit AS lebih dari 100 tempat tidur memiliki program. Angka ini hanya simbolik karena rumah sakit vew sangat memiliki layanan perawatan paliatif aktif terlibat dalam melayani pasien sekarat. perawatan kuratif adalah praktek yang dominan dan beberapa pasien memiliki kematian yang baik. Sebagian besar pasien sekarat hanya menghasilkan uang mesin di ICU rumah sakit dan juga digunakan sebagai kelinci percobaan untuk perawatan kuratif inovasi baru dan untuk dokter pemula untuk berlatih prosedur invasif berbahaya. Sebagian besar perawatan, diagnostik, dan obat-obatan yang diberikan kepada pasien yang sekarat tidak diperlukan. warga senior dan pasien sembuh sebagian besar korban situasi ini karena mereka membuat mayoritas kematian rumah sakit. Sebagian besar fasilitas perawatan kesehatan membual bahwa mereka memiliki layanan perawatan paliatif, tapi kebanyakan pada dasarnya adalah layanan yang tidak terpakai yang ada di atas kertas untuk 20

memenuhi persyaratan peraturan. Sebagian besar pasien masih mati di ICU, sementara yang disiksa hingga saat kematian dengan sia-sia heroik perawatan kuratif. Rumah Sakit program perawatan paliatif hari ini merawat pasien nonterminal serta rumah perawatan pasien. Program perawatan paliatif di rumah sakit bisa mahal untuk beroperasi - perawatan paliatif dapat memerlukan banyak waktu dan tim besar untuk memberikan, dan pasien mungkin tidak memiliki asuransi yang memadai atau tabungan untuk menutupi biaya. Strategi untuk mendanai program-program perawatan paliatif, oleh karena itu, biasanya berfokus pada pemotongan biaya rumah sakit selama menghasilkan pendapatan. The Perlindungan Pasien dan Terjangkau Undang-Undang Perawatan saat ini sedang diperdebatkan oleh rumah dan senat akan berusaha untuk memperluas perawatan paliatif di AS. Pusat pan-Eropa pertama yang disediakan untuk meningkatkan perawatan paliatif pasien dan perawatan akhir hidup didirikan di Trondheim, Norwegia tahun 2009. Pusat ini berbasis di NTNU Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit St Olavs Universitas / Trondheim Rumah Sakit, dan mengkoordinasikan usaha-usaha antara kelompok-kelompok dan individu peneliti di seluruh Eropa, khususnya Skotlandia, Inggris, Italia, Denmark, Jerman dan Swiss, bersama dengan Amerika Serikat, Kanada dan Australia. Di Amerika Serikat rumah perawatan dan perawatan paliatif merupakan dua aspek yang berbeda dari perawatan dengan filosofi yang sama, tetapi dengan sistem pembayaran yang berbeda dan lokasi pelayanan. Layanan perawatan paliatif yang paling sering disediakan di rumah sakit perawatan akut diorganisir sekitar layanan konsultasi interdisipliner dengan atau tanpa akut bangsal rawat inap perawatan paliatif. Perawatan paliatif juga dapat diberikan di rumah orang sekarat itu sebagai jembatan "Program" antara layanan perawatan di rumah tradisional Amerika Serikat dan perawatan rumah perawatan atau diberikan dalam jangka panjang fasilitas perawatan.

Sebaliknya lebih dari 80% dari

perawatan rumah perawatan di AS disediakan di rumah pasien dengan sisanya diberikan kepada pasien yang berada di fasilitas perawatan jangka panjang atau 21

di rumah perawatan fasilitas perumahan berdiri bebas. Di rumah perawatan Inggris dipandang sebagai salah satu bagian dari khusus perawatan paliatif dan tidak ada pembedaan dibuat antara 'rumah perawatan' dan 'perawatan paliatif ". Di sebagian besar negara rumah perawatan dan perawatan paliatif disediakan oleh tim interdisipliner yang terdiri dari dokter , perawat terdaftar , perawat asisten , pekerja sosial , ulama rumah perawatan , fisioterapi, terapis okupasi, terapis komplementer, relawan, dan yang paling penting, keluarga . Fokus tim adalah untuk mengoptimalkan kenyamanan pasien.

Tambahan

anggota tim cenderung termasuk asisten perawat bersertifikat atau pembantu rumah perawatan kesehatan, relawan dari masyarakat (sebagian besar tidak terlatih namun beberapa personel yang medis terampil), dan pembantu rumah tangga. Di Inggris layanan perawatan paliatif menawarkan rawat inap, perawatan rumah, perawatan hari, dan layanan rawat jalan, dan bekerja sama erat dengan layanan utama. Penampungan sering rumah lengkap jasa dan profesional untuk pasien baik anak dan dewasa. Di AS layanan perawatan paliatif dapat ditawarkan kepada pasien tanpa pembatasan terhadap penyakit atau prognosis. perawatan Hospice bawah Medicare Hospice Benefit Namun, mengharuskan bahwa dua dokter menyatakan bahwa pasien memiliki kurang dari enam bulan untuk hidup jika penyakit tersebut berikut kursus biasa. Ini tidak berarti, meskipun, bahwa jika pasien masih hidup setelah enam bulan di rumah perawatan ia akan dibuang dari layanan tersebut.

pembatasan tersebut tidak ada di negara-negara lain

seperti Inggris. Pengasuh, baik keluarga dan relawan , sangat penting untuk sistem perawatan paliatif. Perawat dan pasien sering bentuk persahabatan yang erat selama perawatan. Sebagai konsekuensi pengasuh mungkin menemukan diri mereka di bawah tekanan emosional dan fisik yang berat. pengasuh

istirahat

adalah

beberapa

layanan

Peluang untuk

penampungan

mempromosikan pengasuh memberikan kesejahteraan.

untuk

Istirahat mungkin

22

berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari (yang terakhir biasanya dilakukan dengan menempatkan pasien di panti jompo atau rumah perawatan pasien unit-in untuk beberapa hari). Karena perawatan paliatif semakin melihat berbagai macam kondisi pada pasien di berbagai tahap penyakit mereka maka tim perawatan paliatif yang menawarkan berbagai perawatan.

Hal ini bisa

berkisar dari mengelola gejala fisik pada pasien yang menerima pengobatan untuk kanker, untuk mengobati depresi pada pasien dengan penyakit lanjut, untuk perawatan pasien di hari terakhir dan jam.

Banyak pekerjaan yang

melibatkan membantu pasien dengan kompleks atau parah fisik, psikologis, sosial, dan masalah spiritual. Di Inggris lebih dari setengah pasien ditingkatkan cukup untuk pulang.

Kebanyakan rumah perawatan organisasi menawarkan

kehilangan konseling untuk pasien pasangan atau keluarga yang harus ia mati. Dalam sertifikasi dewan dokter di AS untuk perawatan paliatif adalah melalui Dewan Amerika Hospice dan Paliatif Kedokteran , baru-baru ini diganti harus dilakukan melalui salah satu dari 11 dewan khusus yang berbeda-disetujui melalui prosedur ABM. Lebih dari 50 program beasiswa memberikan pelatihan 1-2 tahun khusus mengikuti residensi primer. Dalam perawatan paliatif Inggris telah menjadi khusus penuh obat sejak tahun 1989 dan pelatihan diatur oleh peraturan yang sama melalui Royal College of Physicians sebagai dengan spesialisasi medis lainnya. Pendanaan untuk rumah perawatan dan perawatan paliatif layanan bervariasi. Di Inggris dan banyak negara lain semua perawatan paliatif yang ditawarkan gratis kepada pasien dan keluarga mereka, baik melalui National Health Service (seperti di Inggris) atau melalui badan amal bekerja dalam kemitraan dengan layanan kesehatan setempat.

Layanan perawatan

paliatif di AS dibayar oleh filantropi, biaya-untuk mekanisme pelayanan, atau dari rumah sakit langsung, sedangkan dukungan perawatan rumah perawatan diberikan sebagai tunjangan Medicare; manfaat rumah perawatan yang sama ditawarkan oleh Medicaid dan asuransi kesehatan yang paling pribadi. Berdasarkan Medicare Hospice Manfaat (MHB) tanda-tanda dari mereka pasien Medicare Bagian A (pembayaran rumah sakit) dan mendaftar di MHB dengan

23

hati-hati langsung diberikan oleh agen rumah perawatan Medicare bersertifikat. Berdasarkan ketentuan dari badan Hospice MHB bertanggung jawab atas Rencana Perawatan dan tidak mungkin tagihan untuk layanan pasien. Badan rumah fakir miskin, bersama-sama dengan dokter utama pasien, bertanggung jawab untuk menentukan Rencana Care.

Semua biaya yang terkait dengan

penyakit terminal dibayar dari uang saku tingkat (~ US $ 126/day) bahwa badan rumah perawatan menerima dari Medicare - ini termasuk semua obat-obatan dan peralatan, perawatan, pelayanan sosial, kunjungan pendeta, dan layanan lainnya yang dianggap tepat oleh agen rumah perawatan; Medicare tidak membayar untuk perawatan kustodian. Pasien dapat memilih untuk menarik diri dari MHB dan kembali ke Medicare Bagian A dan kemudian mendaftarkan kembali di rumah perawatan. Pusat pan-Eropa pertama yang disediakan untuk meningkatkan perawatan paliatif pasien dan perawatan akhir hidup didirikan di Trondheim, Norwegia tahun 2009. Pusat ini berbasis di NTNU Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit St Olavs Universitas / Trondheim Rumah Sakit, dan mengkoordinasikan peneliti di seluruh Eropa, khususnya Skotlandia, Inggris, Italia, Denmark, Jerman dan Swiss, bersama dengan Amerika Serikat, Kanada dan Australia. Kunci untuk perawatan paliatif yang efektif adalah untuk menyediakan cara aman bagi individu untuk alamat fisik dan psikologis penderitaan mereka, artinya total penderitaan mereka, konsep yang pertama terpikir oleh Cicely Saunders , dan sekarang banyak digunakan, misalnya oleh penulis seperti Twycross atau Woodruff. Berhubungan dengan total penderitaan melibatkan berbagai keprihatinan, dimulai dengan mengobati gejala-gejala fisik seperti nyeri, mual dan sesak napas. Tim perawatan paliatif menjadi sangat terampil dalam penulisan resep obat untuk gejala fisik, dan telah berperan penting dalam menunjukkan bagaimana obat-obatan seperti morfin dapat digunakan secara aman sambil mempertahankan fakultas penuh pasien dan fungsi. Namun, bila pasien menunjukkan gejala fisiologis, ada sering psikologis, sosial, atau gejala spiritual juga. Tim lintas disiplin, yang sering termasuk pekerja sosial atau 24

seorang konselor dan pendeta, dapat memainkan peran dalam membantu pasien dan keluarga mengatasi global dengan gejala-gejala tersebut, bukan tergantung pada intervensi farmakologi medis / sendirian. Biasanya, kekhawatiran pasien adalah perawatan paliatif nyeri, ketakutan tentang masa depan, hilangnya kemerdekaan, kekhawatiran tentang keluarga mereka, dan merasa seperti beban. Sementara beberapa pasien akan ingin membahas masalah psikologis atau rohani dan beberapa tidak akan, secara fundamental penting untuk menilai setiap individu dan pasangan dan keluarga perlu untuk jenis dukungan. Menyangkal individu dan sistem pendukung mereka kesempatan untuk mengeksplorasi masalah psikologis atau rohani sama berbahaya seperti memaksa mereka untuk menangani masalah yang mereka juga tidak memiliki atau memilih untuk tidak berurusan dengan. C. Terminal care Perawatan Terminal bukan hanya perawatan kanker tapi penyakit terkait lainnya termasuk gagal jantung , gagal pernafasan , gagal ginjal kronis , gagal hati , penyakit neurologis tertentu seperti multiple sclerosis dan penyakit motor neuron dan AIDS .

Setiap dapat membawa tantangan tersendiri dalam hal

penyediaan layanan terminal. Sebuah studi tahap akhir pasien PPOK misalnya menemukan bahwa pasien tersebut cenderung tidak aktif meminta bantuan dan diskusi tentang dukungan mungkin perlu diprakarsai oleh pekerja kesehatan. Standar Emas Kerangka didukung oleh badan-badan otoritatif banyak dan merupakan standar keunggulan yang harus kita cita-citakan. Mereka meringkas sebagai tugas utama mereka, 7 Cs: 1.

Komunikasi

2.

Koordinasi

3.

Kontrol gejala

4.

Kontinuitas termasuk luar jam

5.

Lanjutan belajar

6.

Dukungan pengasuh

25

7.

Perawatan di fase sekarat Salah satu faktor kunci dalam perawatan terminal mengelola adalah lembaga perawatan seperti pada waktu yang tepat. Hal ini melibatkan estimasi prognosis. Standar Emas Kerangka telah mengembangkan Indikator prognosis Panduan untuk membantu dalam proses ini. a.Persyaratan di rumah Untuk pasien yang ingin mati di rumah harus ada cadangan cukup. Hal ini biasanya berarti orang dekat seperti pasangan, mitra jangka panjang, kerabat dekat atau tim yang tersedia 24 jam sehari. jasa pengasuh Malam tersedia tapi mahal. wali harus siap menghadapi baik kebutuhan emosional dan fisik pasien dan ini dapat berdua akan sangat menuntut. b. Tim pendekatan Perawatan pasien sekarat di rumah memerlukan pendekatan tim yang melibatkan dokter, perawat kabupaten, mungkin Macmillan perawat dan apapun dengan masukan profesional lainnya. Ini mungkin termasuk Sosial. Sangat sering seorang menteri agama akan mengunjungi juga. Harus ada seorang pekerja kunci yang merupakan titik kontak utama bagi pasien, keluarga dan anggota tim lainnya. Pekerja kunci sering tidak anggota tim paling senior tetapi adalah orang penting yang bekerjasama dan yang ascertains bahwa tidak ada yang belum selesai atau digandakan. Jika ada mungkin ada masalah out-of-jam penyedia lokal perawatan terjadwal harus diberitahu.

Mereka harus memiliki daftar semua pasien terminal.

penghubung yang memadai dapat mencegah kunjungan yang tidak perlu termasuk, jika keluarga setuju, menunggu sampai pagi untuk menyatakan kematian. c. Kebutuhan emosional Kematian akan datang kepada kita semua tapi ketika itu menjadi dekat, emosi terikat harus kuat. Ketakutan umum. Berapa lama waktu yang akan? Apa rasanya? Cobalah untuk jujur dengan pasien dan menjawab

26

pertanyaan untuk yang terbaik dari kemampuan Anda, termasuk bersikap jujur tentang ketidakpastian.

Kebanyakan orang menginginkan jawaban

langsung tetapi Anda membutuhkan intuisi terbesar untuk mengetahui berapa banyak pasien benar-benar ingin tahu dan berapa banyak dia benarbenar ingin tersembunyi. Banyak orang menghadapi kematian akan berbalik kepada Allah baik untuk pertama kalinya atau sebagai kembali ke iman hilang. Menempatkan mereka dalam kontak dengan seorang menteri agama jika diperlukan tetapi tidak upaya untuk mempengaruhi suatu daerah yang bukan dalam bidang Anda. Mereka juga mungkin ingin membuat perdamaian untuk mengakhiri permusuhan dengan keluarga atau teman. Jika wasiat belum dibuat, bahkan kemudian pada tahap akhir harus dilakukan sebagai wasiat sekarat hampir selalu menyebabkan komplikasi. d. Kelesuan Umum Sebagai pendekatan kematian pasien akan menjadi lemah. Dia akan memerlukan bantuan dalam dan keluar dari tempat tidur dan ke toilet. Mungkin tidur berlebihan. Biasanya nafsu makan berkurang dan berat badan turun. Berhati-hati dalam memutuskan jika makanan intensif adalah demi kepentingan pasien. Makanan padat kalori sering kurang diserap dan dapat menghasilkan diare dan tekanan dari inkontinensia feses. Inkontinensia urin sering diikuti oleh inkontinensia tinja. Ini menyedihkan bagi pasien, tidak menyenangkan untuk penjaga dan menambah beban cucian. Pads, tahan air bawah-lembar, dll berguna. Selain ketidaknyamanan tersebut, inkontinensia adalah bahaya bagi integritas kulit dan dalam kondisi ini jika itu rusak itu tidak mungkin menyembuhkan lagi.

Sebuah kateter kemih mungkin

diperlukan tapi jangan terlalu bersemangat dan mendiskusikan pilihan dengan semua pihak pertama. Imobilitas, sirkulasi yang buruk dan gizi kurang semua predisposisi ulkus tekanan. Sering balik, kulit domba dan kasur riak semua dipertimbangkan.

Turning kadang-kadang bisa sangat

menyakitkan, tetapi diperlukan. 27

e. Rasa sakit dan marabahaya Nyeri adalah apa yang paling ditakuti oleh pasien meskipun pada kenyataannya fitur lain seperti dispnea mungkin lebih menyedihkan.

Ada

rentang yang sangat luas masalah lain yang akan dihadapi dan kebanyakan pasien akan menderita beberapa dari mereka.

Sebuah penelitian besar

memberikan masalah dan frekuensi mereka sebagai berikut : 1.

Insomnia (59%)

2.

Anoreksia (48%)

3.

Sembelit (33%)

4.

Berkeringat (28%)

5.

Mual (27%)

6.

Dispnea (24%)

7.

Disfagia (20%)

8.

Neuropsikiatri gejala (20%)

9.

Muntah (20%)

10.

Gejala urin (14%)

11.

Dispepsia (11%)

12.

Paresis (10%)

13.

Diare (6%)

14.

Pruritus (6%)

15.

Gejala dermatologis (3%) Ini rumah perawatan telah melakukan banyak gerakan untuk pengetahuan lebih lanjut tentang pengelolaan nyeri dan tertekan dalam perawatan terminal. Dokter harus percaya diri dalam kemampuannya untuk mengelola rasa sakit dan ini harus dikirimkan ke pasien dan penjaga. a.

Perlu untuk pengobatan oral selama mungkin.

b.

Cobalah untuk menghindari suntikan.

28

c.

Patch untuk obat-obatan seperti fentanil mahal namun bermanfaat.

Syringe driver dapat berharga. d.

Membiarkan orang lain, termasuk pasien atau wali, memutuskan untuk meningkatkan dosis jika diperlukan tapi menyimpan gambaran umum untuk memastikan bahwa rezim rasional berada di tempat.

e.

Jika dosis terlalu jauh terpisah nyeri menjadi parah dan melemahkan dan membutuhkan dosis yang sangat tinggi untuk menekannya. Oleh karena itu pasien menghabiskan separuh waktu tertekan dengan rasa sakit yang tidak terkendali dan setengahnya lagi dibius oleh obat berat.

f.

Pada tahap terminal memutuskan apa obat rutin dapat dihentikan.

g.

Tindakan anxiolytic tengah opiat sangat penting dan obat-obatan termasuk benzodiazepine , trisiklik antidepresan dan fenotiazin dapat meningkatkan efek. Meskipun pengaruh mereka untuk menekan drive pernapasan mereka juga dapat berharga dalam mengurangi beberapa tekanan dari dispnea dari pernafasan atau gagal jantung tetapi mereka harus digunakan dengan hati-hati. Isu-isu etika seputar keputusan tentang sedasi paliatif dan peran asupan makanan dan cairan dalam perpanjangan hidup sangat kompleks. Tinjauan sistematis telah menemukan inkonsistensi dalam pendekatan dan panggilan untuk multisenter, prospektif, dan internasional studi longitudinal untuk membantu menginformasikan proses. Tugas kita adalah untuk memperpanjang kehidupan, bukan untuk memperpanjang kematian dan sementara itu dapat dikatakan bahwa cukup sedikit sedasi dapat mempersingkat fase terminal, ini tidak sama dengan euthanasia. Selain itu, tidak boleh diasumsikan bahwa bantuan yang memadai dari rasa sakit tentu akan mempercepat kematian. Kadang-kadang pasien atau keluarga dapat memohon untuk kesehatan profesional untuk mengakhiri fase terakhir tragis. Berulang-ulang permintaan yang sulit untuk dihadapi. Satu studi menemukan bahwa respon adalah variabel dan memanggil bagi para profesional kesehatan untuk berbagi pengalaman kasus mengganggu dan

29

konflik moral dan harus didukung dan mendengar dalam lingkungan nonmenghakimi. Sebagai pendekatan kematian, jumlah waktu yang dihabiskan atau koma meningkatkan mengantuk, waktu jelas menurun dan peningkatan obat yang biasa dengan dosis dan frekuensi meningkat. ini adalah biasa dan clinician tidak boleh terlalu khawatir atau terkejut ketika terjadi. Sebelum tahap terminal dan khususnya pasien sedangkan pikiran sehat, tak terhalang oleh obat, ia mungkin ingin mempertimbangkan perawatan terminal dan bagaimana ia menginginkannya untuk dikelola. Arahan Advance , juga disebut kehendak hidup, adalah kendaraan untuk ini. a. Merawat Merawat orang yang dicintai yang sekarat adalah waktu yang sangat menuntut. Gejolak emosional, mungkin diperparah oleh kurang tidur harus mengambil korban.

Melihat orang tua satu, saudara atau pasangan

tergelincir dari yang kuat dan independen orang menjadi lemah, tergantung, tdk bertarak dan mungkin pada saat-saat bingung bayangan dirinya mantan yang paling menyedihkan dan dapat menghasilkan perasaan marah atau bersalah. Mungkin suami melihat setelah ia sekarat istri mengalami kesulitan menghadapi dengan inkontinensia ganda atau wanita rapuh sedang berjuang dengan angkat berat. Penjaga, seperti pasien, perlu tahu apa yang diharapkan. Kematian "bunyi" pernapasan terminal atau Cheynes-Stokes pernapasan mereka mungkin menemukan yang paling menyedihkan. Semua perhatian pada pasien sekarat. Jangan lupa kebutuhan orang-orang yang peduli. Ingat rincian praktis juga seperti siapa yang harus dihubungi jika diperlukan dan apa yang harus dilakukan saat kematian terjadi. Mereka tidak harus, dalam ketidaktahuan. Apakah mereka berbicara dengan pasien tentang detail praktis termasuk pengaturan pemakaman dan mana yang diajukan? Bila Anda menyatakan kematian berbicara kepada wali untuk 30

membiarkan mereka tahu bahwa Anda peduli tentang mereka juga. Atur untuk melihat mereka dalam operasi beberapa saat setelah pemakaman atau ke dokter mereka sendiri jika mereka tidak pasien Anda. Biasanya adalah waktu yang sibuk sampai pemakaman dan itu adalah setelah semua orang telah meninggalkan kekosongan muncul. Sementara kebutuhan mereka dapat menantang, penjaga juga harus dilihat dalam cahaya yang positif sebagai sekutu dan sumber daya. Mereka sering orang terbaik untuk membantu kesehatan profesional dalam mengambil keputusan mengenai perawatan pasien sekarat. Tinjauan sistematis menunjukkan bahwa lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam wali mengajar keterampilan praktis seperti perawatan dasar.

31

BAB IV PENUTUP 3.1. Kesimpulan Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Salah satu intervensi keperawatan komunitas di Indonesia yang belum banyak digali adalah kemampuan perawat spesialis komunitas dalam membangun jejaring kemitraan di masyarakat. Situasi dapat dijadikan peluang untuk mengembangkan praktik keperawatan komunitas beserta pendekatan kemitraan yang sesuai di Indonesia yaitu dengan cara

pengembangan kesehatan masyarakat, model kemitraan

keperawatan komunitas dalam pengembangan kesehatan masyarakat dan ideologi entrepreneurialisme dalam kemitraan keperawatan komunitas. 3.2 Saran a. Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan isu keperawatan Komunitas di Indonesia sehingga dapat dikembeangkan dalam tatanan layanan keperawatan. b. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti trend dan isu tersebut melalui kegiatan riset sebagai dasar untuk pengembangan.

32

DAFTAR PUSTAKA Anderson, Elizabeth T. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori Dan Praktek, Ed.3. 2006. Jakarta : EGC. Dian Roslan Hidayat S.Kep M.Kes. Tren dan Isu Mutakhir Praktek Perawat. Dibuka tanggal

20

Maret

2010.

http://cita09060144.student.umm.Ac.id/20

Pada 10/02/05/

pukul

13.00

di

tren-dan-isu-mutakhir-

praktek-perawat/ Warta Warga. Asuhan Keperawatan Komunitas. Dibuka tanggal 17 Maret 2010. Pada pukul 19.00 di http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/asuhan-keperawatan.

http://sehatuntuksemua.wordpress.com/2008/04/02/indonesia-sehat-2010/komunitas/ http://en.wikipedia.org/wiki/Palliative_care

33

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF