ISO 14000 Kelompok 6, TP A
September 6, 2017 | Author: Wendy Fernando Prawira Simatupang | Category: N/A
Short Description
iso 14000...
Description
TUGAS MAKALAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN TENTANG ISO 14000
Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Pengetahuan Lingkungan Dosen Pengampuh: Marni Astuti, MT
Disusun Oleh: KELOMPOK 6 Wendy Fernando Prawira Simatupang (12050019) R Bayu Bagus Sugiharto (12050021) Rachmad Ramadhan Aritonang (12050024) Minda Lillahi Radita (12050028)
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUTJIPTO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012 – 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1 1.3 Tujuan .............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3 2.1 Pengertian ISO 14000 ..................................................................................... 3 2.2 Kedudukan/manfaat ISO 1400 dalam Industri ............................................... 8 2.3 Persyaratan untuk Mendapatkan ISO 14000 .................................................. 9 2.4 ISO 14000 di Indonesia ..................................................................................9 2.5 Kendala dalam penerapan ISO 14000.............................................................11 2.6 Contoh Perusahaan yang Memperoleh Sertifikasi ISO 14000 Seri 1-60 ....... 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 12 3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 13
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan, kekuatan dan kemudahan sehingga kami dapat selesai dalam penyusunan makalah dengan judul “ISO 14000”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Pengetahuan Lingkungan di semester gasal tahun ajaran 2012/2013, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta. Ucapan terimakasih kami kepada Ibu Marni Astuti, MT selaku dosen mata kuliah Pengetahuan Lingkungan yang telah memberikan kami kesempatan dalam menyusun makalah ini. Serta semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah yang kami susun ini terdapat banyak kekurangan, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Yogyakarta, 05 Januari 2013
Kelompok 6
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Sistem Manajemen Lingkungan merupakan bagian integral dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan yang terdiri dari satu set pengaturan-pengaturan secara sistematis yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses, serta sumber daya dalam upaya mewujudkan kebijakan lingkungan yang telah digariskan oleh perusahaan. Sistem manajemen lingkungan memberikan mekanisme untuk mencapai dan menunjukkan performasi lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Sistem tersebut juga dapat digunakan untuk mengantisipasi perkembangan tuntutan dan peningkatan performasi lingkungan dari konsumen, serta untuk memenuhi persyaratan peraturan lingkungan hidup dari pemerintah. Tujuan secara menyeluruh dari penerapan sistem manajemen lingkungan (SML) ISO 14000 sebagai standar internasional yaitu untuk mendukung perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran yang seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi. Manajemen lingkungan mencakup suatu rentang isu yang lengkap meliputi hal-hal yang berkaitan dengan strategi dan kompetisi. Penerapan ISO 14000 juga memberikan banyak manfaat bagi perusahaan. Beberapa manfaat yang penting yaitu meningkatkan kinerja lingkungan, mengurangi biaya dan meningkatkan akses pasar. Sampai saat ini tercatat lebih dari 248 sertifikat ISO 14000 untuk berbagai unit perusahaan di Indonesia (www.menlh.go.id).
1.2
Rumusan Masalah Sesuai dengan judul makalah ini yaitu “ISO 14000” maka berkaitan dengan judul
tersebut, masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu: 1.2.1
Kedudukan/manfaat ISO 14000 dalam industri
1.2.2
Persyaratan untuk mendapatkan ISO 14000
1.2.3
Contoh perusahaan yang memperoleh sertifikasi ISO 14000 seri 1-60
1.3
Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka tujuan dari
pembahasan makalah ini yaitu: 1.3.1 Mengetahui seberapa penting kedudukan dan manfaat ISO 14000 dalam industri
1.3.2 Mengetahui persyaratan-persyaratan untuk mendapatkan ISO 14000 1.3.3 Mengetahui contoh perusahaan yang memperoleh sertifikasi ISO 14000 seri 160
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian ISO 14000
ISO 14000 adalah standar internasional mengenai manajemen lingkungan yangdikeluarkan oleh International Organization for Standardisation (ISO) dan penerapannya bersifat sukarela. Standar ISO seri 14000 mulai diperkenalkan pada awal tahun 1990-an yang merupakan suatu perkembangan aspek manajemen atau pengelolaan mutu. Tidak semata-mata aspek teknis atau ekonomis saja.
Tujuan ISO 14000 antara lain adalah : Mendorong upaya dan melakukan pendekatan untuk pengelolaan Lingkungan hidup dan sumberdaya alam dan kualitas pengelolaannya diseragamkan pada lingkup global. Meningkatkan kemampuan organisasi untuk mampu memperbaiki kualitas dan kinerja Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam. Memberikan kemampuan dan fasilitas pada kegiatan ekonomi dan industri, sehingga tidak mengalami rintangan dalam berusaha.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibentuk SAGE (Startegic Advisory Group on the Environment). Kemudian TC 207 (Komisi Teknis) pada tahun 1993 dibentuk oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO). Komisi ini terdiri dari berbagai negara dan bertugas merumuskan konsep standar internasional di bidang lingkungan. Adapun pembagian tugasnya adalah sbb. : - Sub komisi yang menangani Environmental Management System (Sistem pengelolaan Lingkungan dan sumberdaya alam), - Sub komisi yang menangani Environmental Auditing (Odit Lingkungan), - Sub komisi yang menangani Environmental Labelling (Label Lingkungan), - Sub komisi yang menangani Environmental Performance Evaluating (Evaluasi Kinerja Lingkungan), - Sub komisi yang menangani Life Cycle Analysis (Analisis Daur Hidup), - Sub komisi yang menangani Environemental aspect in Product Standard (Aspek Lingkungan dalam Bakumutu Produk), - dan Sub komisi yang bertugas menyusun Term and Definitions (Istilah dan Definisi)
ISO seri 14000 terdiri dari beberapa seri yaitu : 1. ISO seri 14001-14009 tentang Environmental Manajemen Sistem (EMS) atau Sistem Manajemen Lingkungan. Dari seluruh seri ISO 14000, ISO 14001 tentang sistem manajemen lingkungan adalah seri yang paling banyak dikenal karena sertifikasi ISO 14000 sebenarnya adalah sertifikasi untuk ISO 14001 ini. Ada 3 komponen besar dalam ISO 14001 yaitu program lingkungan tertulis; pendidikan dan pelatihan; dan pengetahuan mengenai peraturan perundang-undangan lokal dan nasional. 2. ISO seri 14010-14019 tentang Environmental Auditing (Audit Lingkungan) ISO seri ini merupakan suatu alat (tools) dalam penerapan sistem manajemen lingkungan, jadi tidak memerlukan sertifikasi. Audit lingkungan mirip dengan medical check up yaitu evaluasi secara rutin mengenai kondisi suatu perusahaan. Audit lingkungan dapat dilakukan oleh intern perusahaan (internal audit) maupun oleh pihak luar (eksternal audit). Untuk audit sistem manajemen lingkungan seorang auditor harus memenuhi kriteria auditor seperti yang ditetapkan dalam ISO 14012. 3. ISO seri 14020-14029 tentang Environmental Labelling (Ekolabel) ISO seri ini juga dimaksudkan untuk sertifikasi, tetapi yang disertifikasi adalah produknya sedangkan EMS yang disertifikasi adalah sistemya. Jadi suatu perusahaan yang sudah mendapat sertifikat ISO 14001, bila diperlukan maka dapat juga mengusulkan untukk memperoleh ekolabeling. Yang mana yang akan didahulukan untuk perolehannya tergantung dari permintaan pasar. 4. ISO seri 14030-14039 tentang Environmental Performance Evaluation (EPE) atau Evaluasi Kinerja Lingkungan. Environmental Performance Evaluation diukur dengan mengkuantifikasi dampak kegiatan terhadap
lingkungan.
Hal-hal
tersebut
dapat
diidentifikasi
secara
dini
dengan
menginventarisasi dampak seperti emisi udara, effluen limbah cair, dan sebagainya. Penetapan baseline dari hasil inventarisasi, perusahaan kemudian mengidentifikasi indikator adanya peningkatan kinerja. 5. ISO seri 154040-14049 tentang Life Cycle Assessment (LCA) atau Analisis Daur Hidup Produk LCA juga merupakan suatu alat, jadi standar ini tidak dimaksudkan untuk sertifikasi. Setiap produk mempunyai siklus hidup yaitu : lahir (fabrikasi), hidup (dioperasikan) dan mati (dibuang). 6. ISO 14050 tentang Term and Definition Dalam dokumen ini terdapat definisi-definisi yang digunakan dalam ISO seri 14000. Standar ISO seri 14000 yang telah ditetapkan menjadi standar internasional adalah ISO 14001, 14004, 14010, 14011, 14012 dan ISO 14040. Indonesia pada saat ini telah mengadopsi
Standar ISO 14001, 14002, 14010, 14011 dan 14012 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI). Pengertian tentang masing-masing standar dan istilah yang di dalam ISO 14000 akan sangat membantu pemahaman tentang konsep ISO seri 14000. Adapun beberapa pengertian dasar adalah sebagai berikut: 1. Environmental Management System : Bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang termasuk didalamnya struktur organisasi, aktifitas perencanaan, tanggung jawab, praktek, prosedur-prosedur,
proses
dan
sumber
daya
untuk
pengembangan,
penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijaksanaan lingkungan. 2. Continual Improvement : Proses peningkatan atau perbaikan sistem pengelolaan lingkungan untuk mencapai / memperbaiki kinerja lingkungan secara keseluruhan dan sejalan dengan kebijaksanaan lingkungan dari suatu organisasi. 3. Environment : Lingkungan sekitar operasi suatu perusahaan, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan hubungannya satu dengan lainnya. 4. Environmental Aspect : Elemen dari suatu kegiatan organisasi, produk atau jasa yang dapat berinteraksi dengan lingkungan 5. Environmental Impact : Perubahan terhadap lingkungan, menguntungkan atau merugikan, secara keseluruhan ataupun sebagian yang dihasilkan dari kegiatan suatu organisasi, produk dan jasa. 6. EMS Audit : Proses verifikasi yang sistimatis dan terdokumentasi yang secara obyektif menentukan dan mengevaluasi bukti audit untuk menentukan apakah suatu sistem pengelolaan lingkungan suatu organisasi telah sesuai dengan kriteria EMS audit dan mengkomunikasikan hasil dari proses ini kepada klien. 7. Organisasi : Perusahaan, korporasi, firma, usaha, atau institusi atau secara bagian ataupun kombinasi, swasta ataupun milik publik, yang memiliki fungsi dan administrasi 8. Kriteria audit EMS : Kebijaksanaan, hal praktis, prosedur-prosedur atau persyaratan seperti yang tercantum dalam ISO 14000 dan jika tersedia, berbagai tambahan persyaratan EMS yang dibandingkan dengan hasil pengumpulan bukti audit oleh auditor tentang sistem pengelolaan lingkungan (EMS) suatu organisasi. 9. Environmental label/declaration : Klaim yang mengindikasikan atribut lingkungan dari suatu produk atau jasa yang dapat berupa pernyataan, symbols, atau grafik pada produk atau label paket, literatur produk, buletin teknis, iklan, publikasi, dsb. 10. Environmental performance : Kinerja lingkungan, hasil pengelolaan suatu manajemen terhadap aspek lingkungan (environmental aspects) daripada kegiatannya, produk dan jasa. 11. Environmental performance evaluation : Proses untuk mengukur, menganalisis, mengkaji, melaporkan dan mengkomunikasikan kinerja lingkungan suatu organisasi dibandingkan dengan kriteria yang disetujui oleh manajemen.
12. Life cycle assessment : Prosedur sistimatis untuk mengumpulkan dan menguji masukan dan keluaran dari bahan dan energi serta dampak lingkungan yang terkait yang langsung terikut dalam fungsi sistem produk dan jasa melalui siklus hidup dari produk dan jasa tersebut.
Hal-hal yang tercakup dalam ISO 14000 dapat dibagi dalam dua bidang yang terpisah. Pertama berkaitan dengan Pengelolaan / Manajemen Organisasi dan istem evaluasinya, yang kedua adalah berkaitan dengan Alat / Perangkat Lingkungan dalam mengevaluasi Produknya. Bagan ini merupakan Standar Generik dari ISO 14000 yang tertera dalam gambar gambar berikut ini
2.2
Kedudukan/Manfaat ISO 14000 dalam Industri Dalam satu dasawarsa terakhir ini kebutuhan akan suatu sistem standardisasi semakin
dirasakan urgensinya. Hal ini mendorong organisasi internasional di bidang standardisasi yaitu ISO (International Organization for Standardization) itu sendiri mendirikan SAGE (Strategic Advisory Group on Environment) yang bertugas meneliti kemungkinan untuk mengembangkan sistem standar di bidang lingkungan. Perusahaan yang memahami hal ini, secara bertahap mempunyai paling tidak dua alasan utama yaitu untuk menghemat dan memperluas pasar atau mengakses pasar baru. Alasan-alasan lainnya yaitu mengurangi gangguan sosial yang berasal dari keberadaan industri itu sendiri misalnya, mengurasi kebisingan, polusi air, polusi udara, kemacetan, dan social responsibilty. Yang
dimaksud
dengan
social
responsibility
yaitu
perusahaan
sebaiknya
mengembalikan profit kepada masyarakat (pajak) dan kontribusi kepada masyarakat melalui acara-acara budaya, ilmu pengetahun, seni dan atletik. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000 merupakan pendekatan yang sistematik untuk mengidentifikasi aspek dan dampak lingkungan serta untuk perumusan objektif dan target. Untuk merespon hal tersebut, biasanya yang mengarah pada efisiensi proses, dan hal ini pula yang dirasakan manfaatnya oleh perusahaan dimana dengan menerapkan ISO 14000 terjadi peningkatan pada proses efisiensi (17%). Sistem Manajemen Lingkungan juga dimaksudkan untuk membantu perusahaan dalam memenuhi persyaratan dan mengikuti peraturan dan perundangan mengenai lingkungan, dalam hal ini perusahaan mengalami peningkatan yang cukup pada tingkat pemenuhan peraturan (7%). Manfaat lain dari penerapan ISO 14000 yaitu peningkatan pada kinerja manajemen/moral kerja (17%), meningkatkan kepuasan konsumen (12%), dan meningkatkan penjualan (7%). Kedudukan
ISO
14000
tidak
menggantikan
peraturan
perundang-undangan
pengelolaan lingkungan. Walaupun bersifat sukarela, penerapan ISO 14000 diharapkan dapat melengkapi pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan
oleh
organisasi
pelaksana
kegiatan/usaha.
KLH
senantiasa
membuka
dialog dengan berbagai pihak berkepentingan, khususnya para praktisi yang terlibat langsung dalam penerapan standar ISO 14000, untuk meningkatkan sinergi dari penerapan standar ISO 14000 dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan.
Adapun manfaat sertifikasi ISO 14000 adalah (Harrington, H. J, 1999): -
menurunkan potensi dampak terhadap lingkungan;
-
meningkatkan kinerja lingkungan;
-
memperbaiki tingkat pemenuhan (compliance) peraturan;
-
mengurangi dan mengatasi resiko lingkungan yang mungkin timbul;
-
dapat mengurangi kecelakaan kerja;
-
dapat memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan pihakpihak yang peduli terhadap lingkungan;
-
memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak manajemen puncak terhadap lingkungan;
2.3
-
dapat mengangkat citra perusahaan;
-
meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperbesar pangsa pasar;
-
mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank; serta
-
langkah menuju pembangunan yang berkelanjutan.
Persyaratan untuk Mendapatkan ISO 14000 a) perusahaan harus membuat sistem manajemen lingkungan (EMS); b) perusahaan harus menetapkan kebijakan lingkungan beserta tujuan; c) perusahaan harus menunjukkan kepatuhan terhadap undang-undang lingkungan dan peraturan dimana perusahaan dibangun; d) perusahaan harus menunjukkan komitmennya untuk terus meningkatkan dalam perlindungan lingkungan dan pencegahan polusi. e) perusahaan harus menyediakan untuk implementasi dan pengoperasian kebijakan termasuk pelatihan personil, komunikasi, dan kontrol dokumen; f) perusahaan harus mengatur pemantauan dan perangkat pengukuran dan prosedur audit untuk memastikan peningkatan berkelanjutan; serta g) perusahaan harus menyediakan manajemen review.
2.4
ISO 14000 di Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan standar ISO 14000 dalam pengelolaan lingkungan di dunia industri. Seperti yang disebutkan di atas bahwa negara Indonesia telah menerapkan standar ISO dari tahun 1993. Hal ini terus dikembangkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Kelompok Kerja Nasional ISO 14000. Berbagai program seminar dan penelitian mengenai ISO 14000 terus dikembangkan di Indonesia. Pada tahun 1996-1998, serangkaian seminar, lokakarya, penelitian dan proyek percontohan Sistem Manajemen Lingkungan telah diprakarsai oleh Kementerian Lingkungan Hidup, bekerjasama dengan BSN dan berbagai pihak. Rangkaian kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menjadi investasi awal bagi penerapan ISO 14001 di Indonesia dalam menumbuhkan sisi “demand” maupun “supply” menuju mekanisme pasar yang wajar. Perusahaan perlu memiliki sistem pengelolaan lingkungan yang efisien and efektif. Hal ini dikarenakan meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, semakin ketatnya peraturan-peraturan lingkungan dan tekanan dari pasar kepada perusahaanperusahaan mengenai komitmen terhadap lingkungan. Di dalam menguji keandalan sistem para pemasoknya, perusahaan-perusahaan ini telah melakukan kajian atau audit lingkungan untuk menilai kinerja lingkungannya (atau yang biasa disebut audit pihak kedua). Tetapi untuk menyakinkan bahwa sistem perusahaan-perusahaan telah memenuhi dan secara terus menerus dapat memenuhi persyaratan-persyaratan internasional ini maka banyak perusahaan perlu melibatkan pihak independent sebagai penilai sistem mereka. Dari perspektif ini maka muncullah badan-badan sertifikasi yang menjembatani antara kebutuhan calon konsumen dengan para pemasok dalam masalah kinerja lingkungan. Kalangan bisnis, perdagangan, manufaktur dan jasa membutuhkan informasi tentang kualitas manajemen lingkungan suatu perusahaan, tetapi mereka tidak mungkin melakukan proses verifikasi tersebut sendiri. Kondisi ini yang mendorong keberadaan Sertifikasi Standar Sistem Manajemen Lingkungan sebagai alat bantu untuk mendapatkan jaminan bahwa rekan bisnis, pemasok, dan lain-lain perusahaan-perusahaan terkait juga turut atau bahkan memiliki bukti komitmen terhadap pelestarian lingkungan.
2.5
Kendala dalam penerapan ISO 14000
2.6
Contoh Perusahaan yang Memperoleh Sertifikasi ISO 14000 Pada
saat
ini,
diperkirakan
terdapat
lebih
dari
230
sertifikat
ISO 14001 yang diberikan oleh berbagai Lembaga Sertifikasi kepada beragam organisasi di Indonesia. Di bandingkan dengan negara lain, jumlah ini masih relatif kecil. Salah satu kendala yang dikemukakan oleh dunia usaha adalah biaya sertifikasi. Terkait dengan hal ini, banyak organisasi usaha yang tertarik untuk mengembangkan Sistem Manajemen Lingkungan namun tidak melakukan sertifikasi. Sementara itu, dari pihak pemerintah dan masyarakat pada umumnya masih belum memahami standar ISO 14000 dan sertifikasi ISO 14001. Oleh karena itu, program sosialisasi perlu semakin ditingkatkan. Contoh perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi ISO terlampir.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan Berdasarakan uraian pembahasan tentang ISO 14000 diatas, dapat disimpulkan
bahwa: a) Secara sederhana bisa dijelaskan ISO 14000 adalah Sistem Manajemen Lingkungan dimana suatu organisasi menerapkan sistem manajemen untuk mengelola permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan (pencemaran, penggunaan sumber daya/energi, pelestarian lingkungan, dll). b) Dalam satu dasawarsa terakhir ini kebutuhan akan suatu sistem standardisasi semakin dirasakan urgensinya. Hal ini mendorong organisasi internasional di bidang standardisasi yaitu ISO (International Organization for Standardization) mengembangkan sistem standar di bidang lingkungan untuk mengurangi gangguan sosial yang berasal dari keberadaan industri itu sendiri misalnya, mengurasi kebisingan, polusi air, polusi udara, kemacetan, dan social responsibilty. c) Untuk mendapatkan sertifikasi ISO 14000 harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. d) Contoh salah satu perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi ISO 14000 yaitu PT Buana Wiralestari Mas – IVOMAS TUNGGAL (PKS Kijang)
DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id/search/iso.14000/ www.google.co.id/search/kedudukan.iso.14000.dalam.industri/ www.google.co.id/search/persyaratan.untuk.mendapatkan.sertifikasi.iso.14000/ www.google.co.id/search/contoh.perusahaan.yang.telah.mendapat.sertifikasi.iso.14000/ www.menlh.go.id
View more...
Comments