Ismafarsi 2
August 28, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Ismafarsi 2...
Description
PERAN ISMAFARSI PADA KONDISI KESEHATAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang
ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia) adalah organisasi mahasiswa yang terdiri dari lembaga-lembaga kemahasiswaan dari institusi farmasi di Indonesia dan merupakan organisasi intra universitas yang berbasis keprofesian, bertujuan untuk menyatukan opini dan ajang silaturahmi mahasiswa farmasi. Semenjak pertama kali dibentuk pada tahun 1955, kini ISMAFARSI beranggotakan 60 institusi farmasi di seluruh nusantara (Anonim,ismafarsi.org). Akibat adanya kebijaksanaan pemerintah tentang penataan kembali kehidupan kampus, dalam Instruksi Dirjen Dikti Nomor : 002 / Int / Dj / 1978, SK Mendikbud Nomor: 0230 / J / 1979, dan dengan adanya peraturan pemerintah Nomor : 5 tahun 1980, organisasi yang semula bernama Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (MAFARSI) yang telah didirikan pada tangal 22 Desember 1955 di Kaliurang Yogyakarta, mulai beralih nama menjadi Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) yang disahkan tepat pada tanggal 10 -19 Oktober di BukitTinggi. Di bentuknya organisasi ini didasari akan pentingnya mahasiswa farmasi Indonesia untuk menjalin komunikasi dalam memecahkan permasalahan yang ada di ruang lingkup kefarmasian. Kurangnya kesadaran para generasi farmasis dalam menyingkapi suatu system keorganisasian pada ISMAFARSI mengakibatkan kurang optimalnya peningkatan system organisasi maupun kinerja kegiatan organisasi tersebut. Oleh karna itu dalam kegiatan Latihan Kader Nasional pada Pramunas ISMAFARSI yang ke-XIV di Makasar diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam meningkatan kepedulian/kepekaan mahasiswa farmasi dalam menyingkapi permasalahan kefarmasian secara umum, demi diharapkannya kinerja ISMAFARSI yang akan semakin lebih baik untuk kedepannya. Latihan Kader NASIONAL diselenggarakan pada pramunas ISMAFARSI ke-XIV di Makassar. kegiatan LK NASIONAL ini akan dilaksanakan pada tanggal 20-23 januari 2012 di Universitas Hasanuddin Makassar. Dengan tema: “Akselerasi Gerakan Intelektual Int elektual ISMAFARSI; Upaya Menjawab Problematika kesehatan bangsa Menuju Indonesia sehat”. Tema ini dimaksudkan sebagai usaha penguatan intelektualisme ISMAFARSI secara berkelanjutan, sehingga diharapkan kader-kader ISMAFARSI terus mampu berbicara banyak di pentas dinamika kebangsaan, di tingkat lokal, nasional, maupun mancanegara.
Tujuan dari LK NASIONAL ini mampu mendorong terbentuknya kader ISMAFARSI yang berfikir kritis, cerdas, progresif-revolusioner. Sejatinya LK NASIONAL Melahirkan Karakter individu menjadi kader yang mampu melahirkan ide-ide/konsep pergerakan hingga akhirnya mampu serta kompeten dalam “transfer ilmu” pada generasi ISMAFARSI selanjutnya dan menjadi kader yang diperhitungkan diperhitungkan baik di ting tingkat kat universitas, wilayah, nasional maupun internasional sehingga kader-kader ISMAFARSI bisa setara dengan kader lulusan LKIII organisasi eksternal. I.2
Rumusan Masalah
1.2.1.
Apa peran Farmasis dalam peningkatan mutu kesehatan di Indonesia?
1.2.2.
Bagaimana peran Mahasiswa Farmasis dalam pencapaian mutu kesehatan Indonesia?
1.2.3.
Apa manfaat yang didapat mahasiswa jika mengikuti organisasi ISMAFARSI?
1.2.4.
Bagaimana ISMAFARSI berperan bagi peningkatan kondisi kesehatan di Indonesia? I.3
Tujuan
Menumbuhkan pemikiran baru mahasiswa farmasi akan suatu pandangan baru yang kreativ dan inovativ pada suatu sistem keorganisasian, khususnya pada organisasi ISMAFARSI. I.4
·
Manfaat
Menciptakan generasi farmasi yang intelektual dan memiliki loyalitas tinggi akan permasalahan kefarmasian (kesehatan) di masyarakat.
·
Mahasiswa farmasi dapat memahami akan pentingnya suatu system organisasi khususnya ISMAFARSI dalam kehidupan bermasyarakat.
·
Menciptakan generasi farmasi yang berkompeten dalam dunia kefarmasian maupun segala bidang, untuk dapat dapat mengabdikan diri pada masyarakat seutuhnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia) adalah organisasi mahasiswa yang terdiri dari lembaga-lembaga kemahasiswaan dari institusi farmasi di Indonesia dan merupakan organisasi intra universitas yang berbasis keprofesian, bertujuan untuk menyatukan opini dan ajang silaturahmi mahasiswa farmasi. Semenjak pertama kali dibentuk pada tahun 1955, kini ISMAFARSI beranggotakan 60 institusi farmasi di seluruh nusantara. Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) merupakan kelanjutan dari organisasi Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (MAFARSI) yang didirikan pada tangal 22 Desember 1955, di Kaliurang – Yogyakarta. Kelahiran dari organisasi ini dilandasi oleh kesadaran bahwa mahasiswa farmasi Indonesia perlu menjalin komunikasi untuk memecahkan permasalahan yang ada. MAFARSI merupakan organisasi independen. Aktivitasnya terutama menyangkut bidang kemahasiswaan dan kependidikan. Pada masa awal berdirinya kegiatan MAFARSI berkisar pada perjuangan untuk menyempurnakan kurikulum disamping kegiatan rutin kemahasiswaan seperti diskusi , symposium, pengadaan diktat, dan lain-lain. Tetapi pada tahap berikutnya, MAFARSI dipercaya terlibat dalam penyusunan UU. Pokok Kesehatan dan UU Pokok Farmasi. Sementara kedudukan mahasiswa di ikatan Apoteker Indonesia diperjelas dengan system perwakilan dari MAFARSI. Tahun 1970, MAFARSI kembali mengadakan kongres dan memilih Ilham Indradjaja sebagai Sekjen. Kemudian pada periode ini kenggotaan MAFARSI merupakan lembaga Kemahasiswaan di tiap Institut Farmasi, tidak lagi bersifat personal. Pada tanggal 10 -19 Oktober di BukitTinggi tercatat peristiwa penting Organisasi MAFARSI dengan pergantian nama menjadi ISMAFARSI. Hal ini sebagai akibat kebijaksanaan pemerintah tentang penataan kembali kehidupan kampus, yaitu melalui Instruksi Dirjen Dikti Nomor : 002 / Int / Dj / 1978, SK Mendikbud Nomor : 0230 / J / 1979, dan peraturan pemerintah Nomor : 5 tahun 1980. Dalam kongres terakhir MAFARSI atau Munas I ISMAFARSI terpilih Tjeptjep Syaifulrahman sebagai Sekjen .Selanjutnya dalam Munas II terpilih Pandaan Suharno sebagai Sekjen yang karena tidak dapat aktif diganti oleh Muhammad Yamin hingga berlangsungnya Munas III terpilih Paul Tetoprastawa (UGM) sebagai Sekjen. Banyak perubahan – perubahan yang dilakukan pada MUNAS III ISMAFARSI tersebut, diantaranya adalah pembentukan koordinator wilayah yang dibagi menjadi empat Korwil.
Landasan hukum dalam struktur kinerjanya adalah: 1.
Anggaran
Dasar
ISMAFARSI
Bab
III
Tujuan
dan
Usaha,
Pasal
6
Organisasi ini bertujuan mewujudkan lembaga eksekutif mahasiswa secara khususnya dan mahasiswa farmasi pada umumnya yang bertanggung jawab, sadar dan mampu dalam menjunjung tinggi norma dan etika profesi farmasi. 2.
Anggaran Rumah Tangga ISMAFARSI Bab I Keanggotaan, Pasal 1 Anggota ISMAFARSI adalah Lembaga Mahasiswa Farmasi Strata 1 Perguruan Tinggi di Indonesia yang ditetapkan dalam MUNAS atau Sidang Khusus penetapan anggota yang dilaksanakan dalam setiap kegiatan nasional ISMAFARSI.
3. 3.1
Anggaran Rumah Tangga ISMAFARSI Bab VIII Komisariat dan Komisaris Pasal 26 Komisariat adalah badan otonom atau badan semiotonom atau merupakan bagian dari Lembaga Eksekutif Mahasiswa anggota ISMAFARSI yang dipimpin oleh komisaris
3.2
Pasal 27
3.2.1. 3.2.2.
Tugas dan wewenang Komisaris merupakan penanggung jawab ISMAFARSI di tingkat komisariat
3.2.3.
Melakukan koordinasi terpadu dengan seluruh komisariat
3.2.4.
Komisaris memiliki otoritas dan otonomi dalam hal kegiatan
3.2.5.
Komisaris bertugas membantu Sekretaris Jendral dalam mengkoordinasikan pelaksanaan GBHO
4.
Pertanggung jawaban
4.1. Komisaris bertanggung jawab kepada Ketua Lembaga Lembaga Eksekutif Mahasiswa farmasi yang bersangkutan atau mahasiswa farmasi di Institusi tersebut 4.2.
Apabila terjadi pergantian komisaris, komisaris, maka institusi tempat komisaris berasal harus menginformasikan pergantian tersebut kepada korwilnya secara tertulis Melihat dari namanya, ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia) merupakan suatu forum komunikasi, koordinasi, dan jaringan lembaga eksekutif mahasiswa farmasi seluruh Indonesia. Kata “senat” mengandung arti lembaga eksekutif mahasiswa, karena saat pergantian nama dari MAFARSI pada tahun 1981, lembaga eksekutif mahasiswa disebut senat. Yang dimaksud dengan lembaga eksekutif mahasiswa yaitu BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan), ataupun Himaprodi (Himpunan Mahasiswa Program Studi). Anggota dari ISMAFARSI adalah lembaga mahasiswa farmasi, hal ini berarti lembaga eksekutif mahasiswa farmasi. Karena satu-satunya lembaga yang mampu menaungi seluruh
mahasiswa farmasi adalah lembaga eksekutif mahasiswa farmasi, bukan badan otonom maupun badan semi otonom, apalagi hanya sekedar menjadi bagian dari lembaga eksekutif mahasiswa farmasi. Hal ini dipertegas pada tujuan organisasi ISMAFARSI yaitu mewujudkan lembaga eksekutif mahasiswa secara khususnya dan mahasiswa farmasi fa rmasi pada umumnya. Seandainya dalam suatu perguruan tinggi yang mempunyai lembaga eksekutif mahasiswa farmasi dan komisariat ISMAFARSI yang terpisah, menunjukkan bahw bahwaa telah terjadi dualisme kepemimpinan. Karena komisaris yang merupakan penanggung jawab di tingkat komisariat mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan ketua lembaga eksekutif mahasiswa farmasi. Mulai dari penyusunan struktur, pelaksanaan program kerja, sampai pertanggungjawaban kepada mahasiswa mahasiswa farmasi. Dalam 10 tahun terakhir tantangan yang dihadapi oleh profesi farmasi cukup berat, apalagi dalam menyongsong era perdagangan bebas (AFTA 2003 dan WTO 2010). Peran profesi farmasi yang semula hanya bergerak dalam bidang packaging dan dispensing untuk obat bebas maupun obat dengan resep menjadi harus bertanggungjawab terhadap mutu komunikasi dan informasi obat kepada masyarakat serta yang lebih penting adalah bekerjasama dengan profesi dokter dan petugas kesehatan untuk meningkatkan mutu penggunaan obat di populasi. populasi. Menurut Hepler dan Strand, 24 peran farmasis yang lebih ke arah “pharmaceutical care” terdiri atas: atas: 1.
Mengidentifikasi berbagai potensi terjadinya drug-related problems (yang saat ini lebih dikenal sebagai medication error);
2.
Melakukan berbagai upaya yang diperlukan saat terjadi drug-related problems;
3.
Mencegah terjadinya drug-related problems. Dengan demikian maka sudah saatnyalah farmasis bekerja berdampingan dengan profesi kesehatan lainnya (dokter, perawat, dokter gigi) dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, disini kita mahasiswa ISMAFARSI untuk mulai belajar dalam memperdalam pengetahuan dan pandangan tentang dunia kefarmasian yang ada di Indonesia, sehingga kita dapat dapat bersaing dengan farmasis luar negri.
BAB III PEMBAHASAN
Pekerjaan kefarmasian tidak hanya dilakukan di ruang hampa atau di dalam ruangan, tapi dalam lingkungan kesehatan. Kesehatan adalah suatu konsep luas dimana dapat menjadi suatu kisaran pengertian dari teknis sampai moral dan filosofi. Definisi kesehatan menurut konsep Konstitusi WHO tahun 1946 adalah keadaan sempurna fisik, mental dan social, tidak adanya penyakit atau kelemahan. Setelah beberapa tahun WHO mendiskusikan lagi dan mendefinisikan sebagai berikut, yaitu keadaan dimana seorang individu atau kelompok dapat merealisasikan aspirasinya dengan kebutuhan yang layak dan dapat melakukan perubahan atau mengatasi kesukaran dari lingkungan. Kesehatan merupakan suatu sumber daya yang paling penting dalam kehidupan sehari hari, bukan objek kehidupan dan merupakan suatu konsep positive yang mengutamakan sumber daya personal dan social. Peran seorang farmasis terdapat dalam berbagai sector dunia, keterlibatan seorang farmasis dalam dunia kefarmasian ada dalam dunia riset dan pengembangan, formulasi, manufaktur, jaminan mutu, lisensi, marketing, distribusi, penyimpanan, suplai, penyampaian informasi, yang semuanya telah tercakup dalam pelayanan kefarmasian dan diteruskan kedalam bentuk dasar dari praktek farmasi. Farmasis bekerja dalam rangkaian variasi yang luas, dalam bentuk farmasi komunitas (retail dan pelayanan kesehatan), farmasi rumah sakit (dalam berbagai entuk dari rumah sakit kecil sampai rumah sakit besar), industry farmasi, dan lingkungan akademis. Selain itu seorang farmasis juga dapat terlibat dalam administrasi pelayanan kesehatan, penelitian, organisasi kesehatan internasional dan organisasi non pemerintah. Seorang tenaga profesi (Farmasis) adalah seorang pelayan masyarakat.oleh karna itu misi farmasis/apoteker harus dialamatkan pada kebutuhan masyarakat dan pasien individual. Tapi, tidak banyak saat ini kita mendengar kasus medication error yang sering terjadi pada duni kefarmasian. Oleh karna itu, diharapkan diharapkan dengan pembekalan dini pada mahasiswa farmasi tetang issue issue seputar kefarmasian menjadikan calon farmasis yang handal, dengan melalui organisasi yang bersifat kefarmasian ataupun kesehatan, misalnya ISMAFARSI, HMF, ataupun JMKI. Dalam system keorganisasian mahasiswa farmasi akan di didik dalam memegang tanggung jawab mengelola terapi obat sehingga mereka dapat memelihara dan mengembangkan posisinya dalam dunia kesehatan dan untuk itu harus ada kompetensi atas peran mereka dalam kefarmasian (pharmaceutical care). Dispensing harus menjadi tanggung jawab seorang farmasis,, meskipun sedikit farmasis/apoteker yang terlibat
langsung dalam dispensing obat-obatan tetapi pada daerah pedesaan apoteker harus memimpin proses dispensing dan bertanggung jawab atas kualitas obat dan dampak dari pengobatan. ISMAFARSI yang merupakan organisasi intra universitas yang berbasis keprofesian, dibentuk tidak hanya berdiri hanya semata mata kepentingan stu organisasi itu saja, melainkan di harapkan organisasi tersebut akan dapat membawa dampak positive bagi masyarakat luas. Dengan adanya suatu program kerja yang disusun dalam decade system kepengurusan maka diharapkan progam kerja yang di emban mendapatkan hasil optimal dengan adanya pengabdian maupun pengembangan kualitas pribadi farmasis yang mandiri dalam masyarakat. ISMAFARSI ini dibentuk bukan hanya sekedar organisasi yang berjalan tanpa tujuan. Pastinya setiap organisasi memiliki visi dan misi tersendiri, yaitu: Visi : Terwujudnya Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia yang Memiliki Integritas dan Daya Saing dalam Pembangunan Kesehatan Bangsa Indonesia (Anonim,ismafarsi.org). Misi :Terciptanya mahasiswa Farmasi Indonesia yang memiliki Integritas dan Daya Saing melalui kegiatan-kegiatan ilmiah. Terlaksananya kegiatan pengabdian masyarakat yang berbasis sumber daya mahasiswa Farmasi Indonesia (Anonim,ismafarsi.org). Dari Visi dan Misi yang dianut, jelas terlihat bahwa organisasi ini mempunyai tujuan yang mulia dimana turut serta membentuk kader – kader – kadernya kadernya menjadi seorang farmasis yang bertanggung jawab dan beretika profesi serta berkompeten. Tentu saja demi terwujudnya harapan tersebut maka itu pun juga harus dibarengi dengan sederet rencana kegiatan yang diharapkan dapat menjadi media pengembang bagi para kader-kader penerus. Sebab, pada dasarnya setiap organisasi pasti mempunyai alur kaderisasi yang jelas dan terarah. Begitu juga dengan ISMAFARSI yang memiliki LK 1 yang dilaksanakan pada tataran komisariat, LK 2 pada tingkat tingkat wilayah, dan LK 3 pada pada tingkat nasional. Banyak hal yang dilakukan dilakukan dalam acara – acara acara tersebut yang mana selalu diisi dengan pencerdasan diberbagai bidang, hampir bisa dipastikan bahwa setiap acara tersebut menyajikan seminar yang menghadirkan tokoh – tokoh farmasi baik dari Indonesia maupun luar negeri. Kaderisasi tidak hanya berhenti pada tahap pembentukan kader (LK), tapi juga berlanjut pada tahap pengkaryaan pengkaryaan dan penjagaan kader. Selain itu, ada acara PIMFI yang memacu kecerdasan mahasiswa farmasi dengan berbagai lomba yang diadakan.Dengan terintegrasinya ISMAFARSI ke dalam lembaga eksekutif mahasiswa, kedua tahapan tersebut akan lebih mudah untuk dijalankan. Pada tahap pengkaryaan kader, dapat dilaksanakan dengan pemberdayaan kader pada program kerja lembaga eksekutif mahasiswa tersebut. terse but. Sedangkan pada tahap t ahap penjagaan, juga lebih mudah karena lembaga eksekutif mahasiswa pasti mempunyai PSDM yang bertugas
untuk melakukan kontrol, monitor, dan evaluasi kinerja kader. Hal tersebut diharapkan dapat menghasilkan kader-kader yang ada dapat diawasi dengan baik, sehingga kader yang dipersiapkan untuk menjalani LK 3 di tingkat wilayah akan lebih siap dan bukan kader karbitan. Adapun acara yang penyelenggaraannya lebih spesifik untuk membahas kondisi internal organisasi dalam ISMAFARSI yaitu melalui kegiatan RAKERNAS, PRAMUNAS, dan MUNAS. Acara tersebut ditujukan secara tidak lagsung turut membentuk karakter para kader ISMAFARSI melalui berbagai rapat dan pembahasan yang dilakukan. Dalam serangkaian kegiatan tersebut pastinya dibutuhkan kepengurusan yang akan bertugas
mengkordinir
demi
berjalan
optimalnya
program
kegiatan/acara
yang
diselenggarakan. Dalam kepengurusan, baik staf ahli kesekretariatan, kaderisasi, professional development, student exchange officer, media dan publikasi, advokasi, external affair, keorganisasian, serta keungan pastinya memiliki tugas maupun program kerja masing masing. Dimana program kerja yang mereka usung pastinya juga memiliki manfaat tersendiri bagi para kader kader ISMAFARSI, maupun maupun masyarakat. Misalnya pada devisi internal yang lebih berperan dalam pengadaan kegiatan yang bersifat membangun keakraban dan kekeluargaan serta pengadaan pelatihan yang dapat meningkatkan calon kader yang berpotensi dalam bidang organisasi maupun profesi. Dimana dari kegiatan tersebut akan menciptakan kekeluargaan antar anggota ISMAFARSI serta membentuk kader yang mempunyai dedikasi dan loyalitas yang tinggi pada masyarakat. Pada devisi pengabdian masyarakat yang lebih berperan dalam perencanaan peningkatan kegiatan social di lingkungan masyarakat serta pemberian informasi pada masyarakat, sehingga eksistensi ISMAFARSI pada masyarakat lebih terlihat karna profesi farmasi yang kurang di kenal pada masyarakat sehingga perlunya pengenalan melalui serangkaiaan kegiatan di masyarakat, serta meningkatkan loyalitas para kader ISMAFARSI pada masyarakat luar. Pada devisi publikasi yang lebih berperan dalam pembuatan media informasi,sehingga dapat membantu kita dalam penyediaan fasilitas akademik maupun non akademik, serta mampu menjadikan wadah bagi para anggota ISMAFARSI dalam menyampaikan aspirasi/pendapat seputar permasalahan dalam dunia kefarmasian. Devisi advokasi yang lebih berperan dalam menciptakan ide ide baru yang kreativ dan intelektual pada farmasis, menganalisis kebijakan pemerintah misalnya pada peraturan pemerintah (PP) seputar kefarmasian maupun kesehatan, serta dalam advokasi masyarakat yang lebih mengedepankan keahlian di bidang farmasi, sehingga kita dapat meningkatkan
pemikiran baru dan kreativitas dalam bidang advokasi sehingga kita dapat memperoleh kepercayaan di masyarakat menjadi salah satu profesi handal di bidang kesehatan. Pada devisi eksternal, dimana lebih berperan dalam kegiatan farmasi yang bersifat nasional yaitu dengan mengikuti kegiatan atau event nasional di luar wilayah, sehingga kita dapat ikut berperan aktiv dalam membawa nama baik ISMAFARSI, khususnya ISMAFARSI Komisariat UJ (Jember) ke kedalam ruang lingkup wilayah maupun nasional, selain itu mempererat tali kekerabatan antara anggota ISMAFARSI di luar wilayah. Sebab, suatu organisasi dapat disebut eksis jika sering menampakkan jati dirinya atau diketahui oleh khayalak ramai (civitas akademika). Terkait masalah ini, bisa disiasati dengan selalu memunculkan logo ISMAFARSI di setiap program kerja lembaga eksekutif mahasiswa tersebut, sehingga pada nantinya civitas akademika akan tahu apa itu ISMAFARSI. Selain itu, dengan mengambil momentum OSPEK, dapat juga dijadikan sebagai ajang pengenalan ISMAFARSI kepada mahasiswa baru. Akan organisasi yang melingkupi bidang Farmasi. Sedangkan untuk eksistensi ke masyarakat luas, caranya yaitu dengan menyelenggarakan agenda yang bekerja sama dengan komisariat lain, sehingga syiar ISMAFARSI akan lebih terasa dan mengena. Tak hanya itu saja manfaat yang akan dapat kita ambil, karna masih banyak segudang manfaat yang bakal kita dapat, baik untuk saat ini maupun untuk kehidupan kedepannya. Sebab masih banyak tenaga kefarmasian di luar negri yang berperan aktiv dalam bidang kefarmasian serta adanya peningkatan daya saing di dunia kerja, mengharuskan adanya pendidikan dan pengkaderan terarah demi terciptanya para calon tenaga farmasis yang handal. Sehingga para calon tenaga farmasis Indonesia mampu bersaing dengan tenaga farmasis di luar negri. Hal ini dilihat dari sisi positif yang akan didapatkan oleh para tenaga kefarmasian di Indonesia. Sehingga nantinya akan memajukan para tenaga kefarmasian di Indonesia dan menciptakan tenaga kefarmasian yang mampu bersaing dengan tenaga kefarmasian dari luar negri. Hal-hal yang akan dapat didapatkan dari kader kader muda dari ISMAFARSI, diantaranya : a.
Banyak ilmu yang akan didapat didapat oleh tenaga kefarmasian selama lima tahun terakhir dan diharapkan mereka mampu mengaplikasikannya dalam bentuk ujian kompetensi untuk mengetahui seberapa jauh mereka belajar dari dunia kerja mereka
b. Seiring berjalannya waktu maka seiring itu it u pula akan ada perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kefarmasian dan penemuan sedian farmasi yang baru, oleh karenanya para tenaga
kefarmasian diharuskan untuk memperbaharui ilmu mereka agar tidak tertinggal dengan negara lain c.
Proses SKP yang dibebankan sebanyak 50 akan membuat mereka untuk terus terus belajar dan mempergaharui informasi, sehingga mereka tidak tertinggal informasi tentang dunia kefarmasian.
BAB III PENUTUP III. 1
·
KESIMPULAN
Seorang farmasis berpotensi dalam peningkatan dampak pengobatan dan kualitas hidup masyarakat (pasien) dalam berbagai sumber dan mempunyai posisi tersendiri dalam sistem pelayanan kesehatan.
·
Suatu organisasi dibentuk di harapkan dapat membawa dampak positive bagi masyarakat luas.
·
Dari Visi dan Misi yang dianut, ISMAFARSI bertujuan untuk membentuk kader – kadernya menjadi seorang farmasis yang bertanggung jawab dan beretika profesi serta berkompeten.
·
Adanya sederet rencana kegiatan yang dibentuk diharapkan dapat menjadi media pengembang bagi para kader-kader penerus ISMAFARSI. ISMAFARSI.
·
Setiap devisi kepengurusan ISMAFARSI memiliki tujuan serta manfaat tersendiri dalam mengembangkan potensi para kader ISMAFARSI.
·
Adanya peningkatan daya saing dunia kerja, mengharuskan kita para calon tenaga kefarmasian untuk lebih aktiv dalam menyingkapi masalah kefarmasian demi persaingan
·
global yang lebih besar dengan tenaga kefarmasian di luar negri. Dalam organisasi ISMAFARSI diharapkan menjadi batu loncatan awal para mahasiswa farmasi/ calon farmasis untuk menghasilkan profesi farmasis yang berkompeten dalam melaksanakan asuhan kefarmasian. III. 2
SARAN
Disini, diharapkan mahasiswa farmasi dapat menyatu karna pada dasarnya segala sesuatu akan menjadi lebih kuat dan mudah apabila sesuatu tersebut bersatu atau menyatu atau dipersatukan. Dan mungkin ketidak berdayaan dalam menyatukan mahasiswa farmasi Indonesia inilah yang juga membuat profesi farmasi sungguh tenggelam dalam peraturan pembangunan bangsa bangsa Indonesia.
mewujudkan lembaga eksekutif mahasiswa secara khususnya dan mahasiswa farmasi pada umumnya yang bertanggung jawab, sadar dan mampu dalam menjunjung tinggi norma dan etika profesi farmasi. Dari tujuan tersebut jelas terlihat bahwa ISMAFARSI mempunyai tujuan yang mulia untuk turut serta membentuk kader-kadernya menjadi seorang farmasis yang bertanggung jawab dan beretika profesi. Karenanya, ISMAFARSI perlu membumikan peran strategis berdaya guna, berkesinambungan, dan implementatif bagi rakyat rakyat Indonesia. Sebagai ikhtiar akan maksud di atas, ISMAFARSI bertekad mewujudkannya dalam usaha konkret berupa PRA MUSYAWARAH NASIONAL (PRAMUNAS) XV yang dirangkaikan dengan SEMINAR SEMINAR NASIONAL NASIONAL KEFARMASIAN KEFARMASIAN dan LK III ISMAFARSI. Dalam hal ini, menjadi kehormatan besar Himpunan Mahasiswa Farmasi Aecus Prospisio Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya diamanahkan sebagai pelaksana kegiatan tersebut. Kali ini Pramunas XV Ismafarsi yang dilaksanakan di Universitas Brawijaya mengangkat sebuah tema besar “ Pharmacy in The Sparkling of Nature”. Nature”. Dengan harapan terwujudnya insan peduli bangsa dengan tonggak mulia optimalisasi sumber daya alam yang mampu memberikan output yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia melaui perbaikan paradigma berfikir mahasiswa farmasi. Mahasiswa diharapkan benar-benar menjadi poros pergerakan bangsa di era yang semakin modern ini. Acara yang akan dilaksanakan dengan total 11 hari ini melibatkan 80 orang panitia panitia di jurusan farmasi FKUB. Selain sidang Pram Pramunas unas XV sendiri, acara ini juga dirangkaikan dengan kegiatan lain meliputi: LK III Ismafarsi, Seminar Nasional Kefarmasian, FAMFI (Forum Aspirasi Mahasiswa Farmasi Indonesia), KIO (Kampanye Informasi Obat) Nasional, dan Wisata Malang.
Kegiatan Utama dari Seminar Nasional dan PRAMUNAS XV ISMAFARSI adalah: 1. Sidang PRAMUNAS XV ISMAFARSI
Sidang PRAMUNAS XV ISMAFARSI merupakan agenda utama event nasional ketiga masa kepengurusan ISMAFARSI. Sidang ini bertujuan untuk membahas rekomendasi dan aturan keorganisasian lainnya yang akan disahkan pada event nasional selanjutnya yaitu MUNAS ISMAFARSI. Sidang ini dilaksanakan selama 3 hari pada Rabu, 29 Januari 2014 – Jum’at, 31 Januari 2014 di aula besar Balai Diklat Provinsi Jawa Timur. Di sela -sela sidang juga dilantik komisariat-komisariat yang menjadi anggota baru ISMAFARSI, serta pres presentasi entasi dari tuan rumah MUNAS Ismafarsi periode 2012-2014 yaitu UII Yogyakarta. Selain itu ada
juga tenderisasi tuan rumah RAKERNAS untuk periode selanjutnya dimana UIN Alaudin Makassar berhasil memenangkannya. Sidang Pramunas dipimpin oleh 3 orang presidium dan diikuti oleh peserta sidang yang terdiri dari Badan Pengurus Harian dan Badan Pengawas ISMAFARSI, serta 166 delegasi yang berasal dari 45 Jurusan/Fakultas/Prodi Farmasi seluruh Indonesia. Sidang berhasil terlaksana walaupun berjalan dengan alot dan suasana yang sedikit panas. Namun banyak manfaat yang bisa diperoleh, diantaranya pelajaran mengenai bagaimana manajemen forum khususnya forum nasional, banyak relasi dari berbagai pulau, serta diperoleh rekomendasirekomendasi dan aturan keorganisasian lainnya yang akan disahkan pada MUNAS Ismafarsi. Pramunas XV Ismafarsi dibuka pada malam hari Selasa 28 Januari 2014 pada acara Welcome Party Pramunas yang dihadiri oleh 135 peserta dari 166 total peserta. Acara diisi oleh beberapa sambutan dari ketua pelaksana, ketua himpunan Farmasi FKUB, sekjen ISMAFARSI dan perwakilan PD III FKUB, kemudian dilanjutkan dengan hiburan-hiburan berupa penampilan tari tradisional Jawa Timur, penampilan biola, dan acara keakraban berupa perkenalan serta penampilan dari tiap-tiap wilayah. Welcome party party diakhiri dengan sesi foto bersama antar peserta.
2. Latihan Kepemimpinan Tingkat Nasional (LK III) ISMAFARSI
Latihan kepemimpinan tingkat 3 (LK III) merupakan sebuah rangkaian kaderisasi tingkat nasional yang bertujuan untuk menyiapkan kader-kader yang mampu melahirkan ide/gagasan
atau konsep dalam pergerakan mahasiswa farmasi. Kegiatan LK III ini berlangsung selama 3 hari yaitu pada hari Sabtu, 25 Januari 2014 – 2014 – Senin, Senin, 27 Januari 2014 di aula kecil Balai Diklat Provinsi Jawa Timur dengan mengangkat tema “ISMAFARSI dalam Perspektif Global; Menakar Gerakan Politik, Kesehatan, dan Media”. Peserta LK III adalah kader -kader kader -kader ISMAFARSI yang telah lulus LK tingkat wilayah. Jumlah peserta sebanyak 52 delegasi dari 30 Jurusan/Fakultas/Prodi Farmasi yang berbeda dari seluruh Indonesia. LK III Ismafarsi resmi dibuka pada hari Sabtu, 25 Januari 2014 dengan sambutansambutan dari ketua pelaksana LK3 dan Pramunas XV Ismafarsi, ketua himpunan HMF Aecus prospisio FKUB, prospisio FKUB, sekjen ISMAFARSI, dan perwakilan ketua prodi Farmasi UB. Juga diisi dengan penampilan video perkenalan farmasi UB dan kota Malang. Konsep acara LK III kali ini berupa: (1) screening yang yang diikuti oleh seluruh peserta LK III yang bertujuan untuk mengupas sejauh mana wawasan peserta; (2) pemberian materi berupa kuliah oleh pemateri pemateri ternama sesuai dengan susunan materi yang telah dirancang, dilanjutkan dengan diskusi antar peserta dan pemateri; (3) FGD ( focuss group discussion) discussion) yang membahas sebuah tema khusus berupa diskusi berkelompok antar peserta untuk mengasah daya fikir, nalar serta komunikasi peserta; (4) presentasi makalah oleh peserta yang telah dibuat sebelumnya sebagai salah satu syarat mengikuti LK III; (5) one day with with BP-BPH ISMAFARSI, berupa sharing bersama antara peserta dengan BP BPH Ismafarsi mengenai keISMAFARSIan; (6) pre test dan post test mencakup mencakup keseluruhan materi, bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan pengetahuan peserta sebelum dan setelah mengikuti LK III; dan disempurnakan dengan (7) run away in Malang , berupa outbond keliling keliling kota Malang secara berkelompok sebagai kegiatan aplikatif dari keseluruhan materi yang telah diberikan selama LK III. Pemateri-pemateri Pemateri-pe materi yang dihadirkan untuk mengisi LK III Ismafarsi kali ini i ni adalah:
1. Materi Motivasi Pembicara: Jefri Hari Akbar, S.H. (Head HRD & GA HRD di PT Malindo Feedmill, Tbk Plant Gres) 2. Materi 1: Motivasi dan Gaya Kepemimpinan Pemateri: dr. Rachmad Sarwo Bekti, MD (Dosen Fak. Kedokteran Universitas Brawijaya) Brawija ya) 3. Materi 2: Konstektualisasi Peran dan Partisipasi ISMAFARSI terhadap Peningkatan Mutu Kefarmasian Indonesia Pemateri: Prof. Elly Wahyuddin.,DEA.,Apt (Ketua APTFI)
4. Materi 3: Ideologi Politik Strategi dan Taktik (IDEOPOLSTRATA) Pemateri: Awal Muhammad Rezki (mahasiswa Fak. Hukum Universitas Brawijaya) 5. Materi 4: Analisis Kondisi ISMAFARSI Pemateri: Jefri Efranda (Sekjen (Sekje n ISMAFARSI periode 2012-2014) 2012-2014) 6. Materi 5: Prospek Pergerakan Mahasiswa di Era Globalisasi Pemateri: Makhyan Jibril Al Faraby (dokter muda Fak. Kedokteran Universitas Brawijaya) Brawija ya) 7. Materi 6: SJSN; Antara Harapan dan Kenyataan Pemateri: Dr. Drs Chazali H. Situmorang, MSc. Ph. Apt (Ketua DJSN) 8. Materi 7: Telaah Kritis Kebijakan Kesehatan Nasional Pemateri: Nurul Falah Eddy Pariang (Sekretaris Jendral PP IAI) 9. Materi 8: Advokasi Media Pemateri: Rohman Budijanto (Direktur eksekutif The Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi (JPIP)) Secara keseluruhan, kegiatan LK III dapat berlangsung lancar dan mendapatkan kesan yang baik dari pemateri karena antusiasme yang tinggi dari peserta dalam mengikuti acara dari awal hingga akhir serta dapat membangun suasana yang baik antara pemateri dengan para peserta.
3. Seminar Nasional Kefarmasian
Seminar Nasional Kefarmasian yang mengangkat tema “The “The Role of Herbal Medicine to Improve Better Health Care Based on Clinical and Technology” Technology” ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Februari 2014 di gedung Graha Medika Fak. Kedokteran Universitas Brawijaya.
Seminar nasional ini bertujuan untuk membuka wawasan dan pengetahuan lebih dalam kepada mahasiswa farmasi dan praktisi tentang urgensi pengembangan obat herbal di bidang kesehatan, khususnya kefarmasian Indonesia. Peserta seminar ini bukan hanya berasal dari delegasi Pramunas XV Ismafarsi, tapi juga mahasiswa farmasi non delegasi dan praktisi farmasi/apoteker dengan jumlah total peserta sebanyak 254 peserta. Pembicara tingkat nasional yang dihadirkan untuk mengisi seminar nasional ini adalah: 1. Materi I: “ Herbal medicine, standaritation, standaritation, safety safety and formulation”
Pemateri: Prof.Dr. Suwidjiyo Pramono, DEA, Apt. Isi Materi I : 1. Pengertian herbal medicine, medicine, formulasi, safety formulasi, safety dan dan standarisasi 2. Perkembangan obat herbal di Indonesia dan di dunia 3. Tujuan dilakukannya formulasi 4. Formulasi yang saat ini sudah dilakukan (secara umum) 5. Tujuan dilakuknnya Standarisasi dan keamanan obat herbal 6. Formulasi dan standarisasi dalam pembuatan obat herbal 7. Kualitas dan ketersediaan obat herbal 8. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan keamanan obat herbal 2. Materi II: “Pengembangan Teknologi Obat Herbal melalui Dr ug Targe ” Targetin tin g
Pemateri: Dr. Sasanti Tarini Darijanto, MS Isi Materi II:
1. Pengertian drug targeting
2. Perkembangan teknologi formulasi obat herbal di indonesia 3. Tujuan dilakukannya pengembangan teknologi formulasi obat herbal di Indonesia 4. Jenis pengembangan teknologi obat herbal yang sudah ada dan yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia 5. Di dalam mengembangkan tekologi formuasi hal-hal apa saja yang harus diperhatikan 6. Contoh tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan 7. Peran apoteker atau farmasis dalam mengembangakan teknologi formulasi 8. Output apa yang diharapkan dari pengembangan teknologi formulasi obat herbal 3. Materi III: “Peran farmasis dalam regulasi dan kontroling obat herbal pada poli obat tradisional untuk meningkatkan efikasi dan keamanan”
Pemateri: dr. H. Arijanto Jonosewojo, Sp. PD., FINASIM Isi Materi III : 1. Peraturan pemerintah tentang poli obat tradisional 2. Penerapan poli obat tradisional di Indonesia 3. Tujuan diadakannya poli obat tradisional 4. Manfaat dan kelemahan dari poli obat tradisional 5. Poli obat tradisional yang sudah perkembang dan diterapkan di Indonesia dimana saja 6. Mengapa poli obat tradisional belum banyak diterapkan di Indonesia Setelah seluruh materi seminar disampaikan, dilanjutkan dengan focus discussion. discussion. Kegiatan ini berupa diskusi dengan pemateri secara langsung terhadap suatu isu atau permasalahan terkait dengan 3 materi yang telah dibahas di sesi ceramah. Walaupun ada beberapa kekurangan pada masalah teknis, namun secara keseluruhan pelaksanaan Seminar Nasional Kefarmasian berjalan sukses dan mendapat tanggapan yang baik dari peserta.
Kegiatan Penunjang dari Seminar Nasional dan PRAMUNAS XV ISMAFARSI adalah: 1. Kampanye Informasi Obat Nasional (KIONAS)
KIONAS merupakan kegiatan dalam bentuk penyuluhan kepada masyarakat mengenai informasi obat. Kegiatan ini diikuti oleh delegasi PRAMUNAS XV ISMAFARSI dengan tema “Penggunaan Obat Herbal yang Rasional”. KIONAS dilaksanakan di car free day day (CFD) kota Malang pada hari Minggu, 2 Januari 2014. Seluruh peserta dibekali dengan spanduk dan leaflet berisi informasi obat herbal. Peserta diwajibkan memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang ada di area CFD. Karena bertepatan dengan adanya CFD dan Pasar Minggu, area CFD sangat ramai sehingga merupakan momen yang sangat pas untuk melakukan penyuluhan. Kegitan ini mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat karena merasa mendapatkan manfaat berupa informasi gratis dari calon-calon apoteker masa depan. Para peserta juga merasakan kepuasan tersendiri karena telah mengaplikasikan salah satu tanggung jawab dan tugasnya sebagai apoteker dengan memberikan kampanye informasi obat langsung ke masyarakat. Selain penyuluhan, kegiatan ini juga disertai dengan pembagian jamu tradisioanal secara gratis. Kegiatan-kegiatan semacam ini sangat direkomendasikan untuk dilaksanakan kembali di lain waktu.
2. Forum Aspirasi Mahasiswa Farmasi Indonesia (FAMFI)
FAMFI merupakan forum aspirasi mahasiswa farmasi Indonesia yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Januari 2014 di aula besar Balai Diklat Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini merupakan gagasan baru yang baru pertama dilaksanakan di sepanjang sejarah event nasional Ismafarsi. FAMFI bertujuan untuk membahas dan menyampaikan aspirasi dan solusi-solusi terkait pembangunan kesehatan bangsa terkhusus di bidang kefarmasian kepada stakeholder terkait yang sengaja didatangkan untuk kegiatan ini yaitu Bp. Noffrendi Roestam wakil sekjen PP IAI. Peserta FAMFI terdiri dari seluruh peserta sidang pramunas XV Ismafarsi serta BP BPH Ismafarsi. Tema yang dibahas pada forum ini adalah tentang (1) uji kompetensi apoteker Indonesia (2) pemilihan ketua IAI. Mekanisme dari forum ini adalah diawali dengan penyampaian materi singkat oleh Bp. Noffrendi tentang masing-masing tema, kemudian waktu lebih banyak difokuskan pada diskusi antar peserta dan pemateri. Stakeholder berperan sebagai penengah dalam diskusi, sehingga berbagai pertanyaan dapat terjawab, permasalahan dapat ditemukan titik tengahnya, dan beberapa aspirasi dapat ditampung dan didiskusikan kembali. Forum berhasil terlaksana dengan suasana yang kondusif dan menyenangkan. Peserta sangat antusias dan aktif berinteraksi, sehingga nampak suasana forum yang hidup dan menarik. Acara dimulai pukul 16.30 tanggal 1 Februari 2014 – 02.00 pagi tanggal 2 Februari 2014. Sebagian besar peserta menyatakan mendapatkan manfaat yang besar dari FAMFI ini, yang tentunya menjadi poin plus lagi bagi rangkaian acara Pramunas XV Ismafarsi kali ini.
3. Visit Malang/Eksplor Malang
Eksplor Kota Malang dilaksanakan pada hari Minggu, 2 September 2014 setelah pelaksanaan KIONAS. Kegiatan ini meliputi kunjungan ke salah satu tempat bersejarah yang ada di Kota Malang yaitu Museum Brawijaya Malang. Tidak ada kendala bermakna dalam acara ini. 4. Post-Pr Post-Pr amun as Tou r Post-Pramunas Tour merupakan acara tambahan pada pramunas XV ini, hanya diikuti oleh peserta yang ingin mengikutinya. Tempat wisata yang menjadi tujuan kami adalah Jatim park 1 yang berada di Batu. Setelah mengikuti banyak rangkaian acara, akhirnya tiba di penghujung acara yaitu penutupan (Farewell party) yang dilaksanakan pada hari Senin 3 Februari 2014. Farewell party diawali dengan sambutan-sambutan dan penutupan resmi oleh ketua prodi Farmasi FKUB. Dilanjutkan dengan pemutaran foto-foto dokumenter selama kegiatan dan acara tukar cindera mata antara tuan rumah Universitas Brawijaya dengan seluruh Universitas yang menjadi peserta. Farewell party diakhiri dengan saling bersalaman serta foto bersama. Suasana haru dan senang menyelimuti hari itu. Walaupun masih terdapat banyak kekurangan, namun semangat mahasiwa serta rasa kekeluargaan kami dapat menutupnya; sebagai
pelengkap dari dinamika proses belajar mahasiswa mahasis wa di universitas kehidupan. Tak ada gading yang tak retak, karena itu adalah sebuah proses menuju sebuah kekukuhan. Begitu pula rangkaian panjang pramunas XV Ismafarsi kali ini, akan menjadi sejarah terbentuknya apoteker kokoh masa depan. Hidup Mahasiswa!
View more...
Comments