Isi Resume Buku the Structure of Scientific Revol
September 17, 2017 | Author: Winarsa | Category: N/A
Short Description
Download Isi Resume Buku the Structure of Scientific Revol...
Description
Filsafat Sains
BAB I PENDAHULUAN Sains berkembang dan mengalami perubahan seiring dengan perubahan waktu. Secara umum ilmu pengetahuan terbangun dari dua bagian pokok yaitu bagian produk yang berupa fakta, teori, dan hukum, serta bagian proses yang mendasari pembentukan teori dan hukum tersebut. Produk dan proses sains tersebut merupakan suatu siklus dalam perkembangan sains yang tidak terpisahkan. Tanpa teori dasar dan hukum seseorang yang melaksanakan proses sains akan berjalan tanpa arah. Di lain pihak, tanpa adanya proses maka tidak akan terjadi perkembangan sains. Dalam perkembangan filsafat sains terjadi suatu pergerakan yang pelan namun pasti menuju arah yang lebih baik dan melalui serangkain proses yang disebut dengan Revolusi Sains. Pergantian paradigma yang lama menjadi paradigma baru merupakan ciri utama dari revolusi sains. Perkembangan revolusi sains selaras dengan sifat kemajuan sains yang bergantung pada ciri-ciri masyarakat ilmiah yang menuntut banyak eksplorasi dan study tambahan. Sains itu akan selalu berubah, hal itu dikarenakan meningkatnya kebutuhan manusia, meningkatnya kemampuan manusia dalam memecahkan suatu permasalahan baru, dan alasan yang utama adalah karena manusia mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar. Perubahan paradigma yang terjadi, menunjukkan bahwa masyarakat ilmiah mulai menuntut banyak eksplorasi dan studi tambahan, hal ini menunjukkan juga bahwa masyarakat ilmiah sudah semakin kritis dalam menerima perubahanperubahan berdasarkan kajian-kajian ilmu tertentu. Revolusi sains merupakan suatu hal yang harus terjadi seiring dengan meningkatnya pemikiran manusia tentang kehidupannya. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mencoba untuk menganalisis sebuah buku yang berjudul The Structure of Scientific Revolution karya Thomas S.Khun untuk memahami mengenai revolusi sains secara lebih luas dan mendalam.
Resume The Structure of Scientific Revolution
1
Filsafat Sains
BAB II RINGKASAN BUKU I. Sebuah Peran Bagi Sejarah Sejarah dapat menghasilkan transformasi yang menentukan dalam citra sains, dimana citra sains itu telah terbentuk sejak awal bahkan sejak terbentuknya sains itu sendiri. Seiring dengan perkembangan zaman maka sains juga mengalami perkembangan, di mana perkembangan sains merupakan suatu proses yang akhirnya akan membentuk teknik dan pengetahuan sains yang baru, sedangkan sejarah sains menjadi pedoman yang berturut-turut mencatat tambahan tentang perkembangan yang terjadi terus-menerus. Pilihan
mencampakan
teori-teori
itu
menyebabkan
sulitnya
melihat
perkembangan sains sebagai proses pertambahan. Kita terlalu sering mengatakan bahwa sejarah disiplin yang murni bersifat deskriptif. Namun, tesis yang dikemukakan sering bersifat interpretatif dan kadang-kadang normatif. Semua keraguan dan kesulitan ini mengakibatkan tahap awal revolusi dalam bidang sains. II. Jalan Menuju Sains yang Normal Normal Science atau “Sains yang normal” berarti riset yang dengan teguh berdasar satu atau lebih pencapaian ilmiah yang lalu, pencapaian ilmiah yang lalu, pencapaian yang oleh masyarakat ilmiah tertentu pada suatu ketika dinyatakan sebagai pemberi fundasi bagi praktek selanjutnya. Pencapaian yang baru dan terbuka yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan inilah yang dikenal dengan istilah “Paradigma”. Studi tentang paradigma-paradigma adalah untuk mempersiapkan mahasiswa bagi keanggotaanya dalam masyarakat ilmiah tertentu, yang akan melakukan praktek dikemudian hari. Transisi yang berurutan dari suatu paradigma ke paradigma yang lain yaitu revolusi menjadi pola pengembangan yang umum bagi ilmu pengetahuan dewasa ini. Paradigma-paradigma ini akan selalu mengalami perubahan karena objek yang dipelajarinya juga mengalami perubahan sampai akhirnya ditemukan paradigma yang paling cocok dengan objek tersebut. Perolehan paradigma atau perolehan riset yang cocok ini merupakan tanda kematangan dalam perkembangan bidang sains manapun.
Resume The Structure of Scientific Revolution
2
Filsafat Sains
III.Sifat Sains yang Normal Sains yang normal terdiri atas perwujudan janji, dimana perwujudan janji ini dicapai dengan memperluas pengetahuan tentang fakta-fakta yang dimana paradigma fakta-fakta ini digunakan sebagai jalan untuk membuka pemikiran manusia ke tingkat yang lebih tinggi. Sains yang normal memiliki mekanisme yang melekat, yang memastikan pelongaran pembatasan yang mengikat riset manakala paradigma yang menurunkannya itu sudah tidak lagi berfungsi secara efektif. Antara sains dan paradigma saling berhubungan namun kadang kala dalam sebuah sains, paradigma jarang merupakan objek bagi replikasi. Akan tetapi, seperti keputusan yudikatif yang diterima dalam hukum tak tertulis, ia adalah objek bagi pengutaraan dan rincian lebih lanjut dalam keadaan yang baru atau yang lebih keras. IV. Sains Normal Sebagai Pemecah Teka-Teki Masalah-masalah klasik yang dihadapi oleh sains normal ditunjukkan untuk menghasilkan penemuan-penemuan baru yang besar, yang konseptual, yang hebat. Para ilmuwan mencoba untuk mencari jalan keluarnya dengan memusatkan perhatian mereka kepada masalah-masalah yang hanya akan tidak mereka pecahkan jika mereka sendiri kurang lihai dalam memecahkan teka-teki alam ini hasilnya permasalahan itu mulai bisa diatasi dan sains yang normal kemajuannya sangat pesat. Teka-teki adalah kategori khusus dari masalah-masalah yang dapat digunakan untuk menguji kelihayan atau keterampilan dalam pemecahan. Dengan adanya sains yang normal yang diperoleh melalui riset normal merupakan tambahan bagi ruang lingkup dan presisi yang dapat diterapkan oleh paradigma. Hal ini mengantarkan masalah riset yang normal kepada kesimpulan mencapai apa yang diantisipasi dengan suatu cara baru dan suatu pemecahan segala jenis teka-teki instrumental, konseptual dan matematis yang rumit. V. Keunggulan Paradigma Penyelidikan historis yang cermat terhadap suatu spesialitas tertentu pada masa tertentu menyingkapkan seperangkat keterangan yang berulang-ulang dan kuasistandar tentang berbagai teori dalam penerapan konseptual, observasional, dan instrumental.
Resume The Structure of Scientific Revolution
3
Filsafat Sains
Paradigma adalah pencapaian yang baru dan terbuka yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan. Paradigma-paradigma ini dijadikan pedoman riset dengan memberi contoh langsung maupun melalui kaidah-kaidah yang diringkaskan, hal itu dimungkinkan karena paradigma-paradigma bisa menentukan sains yang normal tanpa campur tangan kaidah-kaidah yang dapat ditemukan. VI. Anomali dan Munculnya Penemuan Sains Krisis merupakan fase prakondisi yang diperlukan dan penting bagi munculnya suatu pembaharuan dalam bidang sains, pembaharuan dalam bidang sains ini ditandai dengan runtuhnya teori-teori yang telang usang diganti dengan teori-teori yang baru. Penemuan teori ini diawali dengan kesadaran akan anomali, yakni dengan pengakuan bahwa alam, dengan suatu cara, telah melanggar pengharapan yang di dorong oleh paradigma yang menguasai sains yang normal. VII. Krisis dan Munculnya Teori Sains Munculnya penemuan baru akibat kesadaran akan adanya anomali. Seteleh penemuan ini diasimilasikan para ilmuan bisa melaporkan gejala-gejala alam yang lebih luas, atau dengan presisi yang lebih baik,melaporkan gejala alam yang lebih baik dari sebelumnya. Munculnya teori-teori itu pada umumnya di dahului oleh periode ketidakpastian yang tampak. Ketidakpastian itu ditimbulkan oleh gagalnya teka-teki sains yang normal memberi jawaban seperti yang diharapkan. Kegagalan ini merupakan pendahuluan bagi pencarian teori yang baru. Kondisi ini merupakan krisis yang diperlukan dan penting bagi munculnya teori-teori baru. VIII. Tanggapan Terhadap Krisis Krisis ilmu yang disebabkan oleh munculnya ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kegagalan sains normal memberi jawaban sesuai yang diinginkan menimbulkan respon dari ilmuwan dan masyarakat. Mereka mulai kehilangan kepercayaan dan kemudian mempertimbangkan alternatif-alternatif, mereka tidak meninggalkan paradigma yang telah membawa mereka ke dalam krisis. Artinya, mereka tidak memperlakukan anomali-anomali sebagai kasus pengganti meskipun dalam perbendaharaan kata filsafat sains demikian adanya. Melainkan, mereka pada umumnya memikirkan banyak
Resume The Structure of Scientific Revolution
4
Filsafat Sains
artikulasi dan modifikasi khusus untuk suatu maksud dari teori mereka dalam rangka menghapuskan semua konflik nyata. IX. Sifat dan Perlunya Revolusi Sains Revolusi sains merupakan perubahan secara bertahap tentang sains, perkembangan ini dimungkinkan karena sains itu harus selalu menyesuaikan dirinya dengan perubahan zaman agar mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia. Suatu revolusi sains adalah suatu peristiwa pengembangan yang tidak kumulatif dimana suatu paradigma lebih tua digantikan sebagian atau utuh oleh suatu hal yang baru yang tidak cocok atau bertentangan. Paradigma baru muncul dengan perubahan bersifat menyusun kembali kepercayaan tentang alam. Sebagai konsekwensi, tradisi “normal-scientific” yang muncul dari suatu revolusi sains tidaklah hanya bertentangan tetapi sering benar-benar tidak dapat dibandingkan dengan apa yang telah diketahui sebelumnnya. Revolusi sains ini dibuka oleh kesadaran yang semakin tumbuh dalam benak manusia, di mana mereka berpikir bahwa bahwa paradigma yang ada tidak sesuai dengan keadaan alam yang sebenarnya. Dengan adanya revolusi paradigma yang selanjutnya menghasilkan evolusi dalam sains. X. Revolusi Sebagai Perubahan Pandangan Atas Dunia Selama revolusi ilmiah, ilmuwan melihat hal baru dan hal-hal yang berbedabeda ketika pemandangan dengan instrumen umum dikenal pada tempatnya mereka sudah melihat sebelumnya, sehingga sejarahwan sains bisa tergugah untuk menyatakan bahwa jika paradigma-paradigma berubah. Selama proses perubahan itu berlangsung, para ilmuwan melihat hal-hal yang baru yang berbeda, seakanakan mereka dipindahkan ke planet lain dimana objek-objek yang sangat dikenal tampak dalam penerangan yang berbeda dan juga berbaur dengan objek-objek yang tidak dikenal. Dengan adanya cara pandang baru para ilmuan ini kemudian mencoba untuk menyesuaikan diri dengan menggunakan instrument-instrument baru dan memanfaatkan segala macam kekayaan yang ada di tempat yang baru itu. Perubahan-perubahan ini menyebabkan para ilmuan bebeda memandang kegiatan risetnya, sehingga dapat dikatakan bahwa setelah revolusi sains, terjadi perubahan pandangan atas dunia.
Resume The Structure of Scientific Revolution
5
Filsafat Sains
XI. Tak Tampaknya Revolusi Pergeseran paradigma biasanya dipandang bukan sebagai revolusi tetapi sebagai penambahan ke pengetahuan ilmiah, sebab sejarah dari bidang diwakili di dalam buku teks yang baru yang menemani suatu paradigma baru, sehingga suatu revolusi ilmiah nampak tak kelihatan. Gambaran dari aktivitas ilmiah kreatif sebagian besar diciptakan oleh suatu teks bidang tertentu. Buku teks menjadi sarana pedagogis untuk mengabadikan ilmu pengetahuan normal. Teks ini menjadi sumber yang berwibawa dari sejarah ilmu pengetahuan. Sehingga orang awam dan praktisi memperoleh pengetahuan dari buku teks. Suatu teks tertentu harus ditulis ulang sebagai akibat adanya suatu revolusi ilmiah. Rekonstruksi historis paradigma dan teori sebelumnnya membuat sejarah ilmu pengetahuan terlihat kumulatif atau linier, suatu kecenderungan yang genap mempengaruhi ilmuwan yang menoleh ke belakang pada riset mereka sendiri. Inilah suatu miskonstruksi yang memandang revolusi tak kelihatan. Mereka juga bekerja untuk menyangkal revolusi sebagai fungsi ilmu pengetahuan. XII. Pemecahan Revolusi Perdebatan paradigma bukan benar-benar mengenai kemampuan relatif memecahkan masalah meskipun karena alsan-alasan yang baik. permasalahannya adalah paradigma yang mana pada masa mendatang harus jadi pedoman riset tentang masalah-masalah tersebut. Dalam hal ini diperlukan keputusan diantara cara-cara alternatif mempraktekkan sains, dan dalam keadaan demikian, keputusan itu harus didasarkan lebih atas janji masa depan dari pada atas pencapaian masa lalu. Orang yang menganut suatu paradigma baru pada tahap awal harus mempunyai keyakinan bahwa paradigma yang baru itu akan berhasil dengan banyak masalah besar yang bisa dihadapinya, sedangkan ia tahu bahwa paradigma yang lama hanya gagal beberapa masalah dan keputusan seperti itu hanya dapat dibuat berdasarkan keyakinan. XIII. Kemajuan Melalui Revolusi Struktur yang esensial dari revolusi sains yang berkesinambungan telah menyadarkan kita untuk menyimpulkan bahwa sebagian dari kesulitan kita dalam melihat perbedaan-perbedaan yang besar antara sains dan teknologi mesti
Resume The Structure of Scientific Revolution
6
Filsafat Sains
berhubungan dengan kenyataan bahwa kemajuan itu merupakan atribut yang nyata dari kedua bidang. Penyelesaian dari kasus ini tergantung dari mana sudut kita memandang permasalahan tersebut. Adanya paradigma baru dalam berpikir ini memberikan andil yang besar terhadap timbulnmya revolusi sains tersebut. Revolusi tersebut memberikan kemajuan bagi perkembangan sains saat ini. dengan adanya revolusi memberikan pemecahan terhadap suatu masalah tentang alam dengan cara menggunakan teori teori yang dimiliki oleh sains. Masyarakat sains merupakan instrumen yang sangat efisien untuk memecahkan masalah-masalah atau teka-teki yang ditetapkan oleh paradigmanya. Hasil pemecahan masalah itu tidak bisa lain harus kemajuan. XIV. PASCAWACANA-1969 Buku karya The Structure of Scientific Revolutions karya Thomas S. Kuhn ini jika dapat dicerna dengan baik akan banyak memberikan pengetahuan pada kita tentang perkembangan sains dari zaman dulu sampai lahirnya sains modern seperti sekarang. Buku ini juga menjelaskan bagaimana sejarah sains berkembang dengan timbulnya paradigma baru yang menenggelamkan paradigma lama, menghasilkan sains normal yang mampu menjadikan suatu fakta-fakta yang ada menjadi suatu fakta ilmiah yang dapat dipandang dari sisi sains.
Resume The Structure of Scientific Revolution
7
Filsafat Sains
BAB III PEMBAHASAN Dalam buku The Structure of Scientific Revolutions, karya Thomas S.Kuhn menguraikan tentang sejarah perkembangan sains yang normal, dan dalam buku ini juga dipaparkan mengenai patokan yang dijadikan dasar perubahan sains yaitu paradigma. Selain itu juga dijelaskan tahapan-tahapan perubahan sains yang mana akan didahului oleh suatu anomali, kemudian perubahan paradigma, sampai akhirnya perubahan sains itu sendiri. Contoh-contoh sains yang berkembang dan berubah juga termuat dalam buku ini khususnya dalam ilmu fisika, hal ini disebabkan latar belakang pendidikan penulis tesis ini adalah fisika. Langkah-langkah di mana suatu paradigma itu menjadi satuan teori, praktik, instrumentasi dan aplikasi yang menghadirkan suatu model kenyataan ke ilmuwan, digantikan oleh suatu paradigma baru. Kemajuan ilmiah menurut Thomas S.Kuhn, tidak menghadirkan suatu akumulasi pengetahuan berangsur-angsur. Sebagai gantinya, ini terdiri dari periode "normal" ilmu pengetahuan. Thomas S.Kuhn mempresentasikan suatu teori dari perubahan ilmiah sebagai siklus dari tahap secara relatif yang tergambar secara jelas, memusatkan pada ciptaan, pengembangan, dan pembentukan kembali suatu paradigma, suatu kata yang telah masuk kosa kata yang umum abad 21. Gambaran sains Thomas S.Kuhn sangat konservatif, suatu titik yang dilewatkan oleh kebanyakan dari para pendukungnya. Untuk memastikan, revolusi digambarkan pada buku pertamannya yang berjudul The Copernican Revolution ( 1957) dan menjadi dasar oleh para pembaca. Banyak pembaca sudah membayangkan dia untuk menjadi pemikir radikal. Meskipun demikian Kuhn mendukung suatu konsepsi revolusi menerima dari tradisi politis yang konservatif, yang mana suatu revolusi terjadi didalam suatu keadaan alami. Revolusi didalam sains terjadi ketika paradigma tidak bisa lagi memecahkan permasalahan yang telah ditetapkan untuk dirinya sendiri. Suatu krisis terjadi, dari hasil
suatu
paradigma baru yang kemudian menyediakan dasar untuk sains yang normal.
Resume The Structure of Scientific Revolution
8
Filsafat Sains
Filosofi dari kritik yang menginspirasi sains adalah diizinkan hanya sekali paradigma berada dalam krisis. Pada hakekatnya, struktur Kuhn's menawarkan suatu pengertian filosofi sejarawan, sosiologi ahli filsafat, dan suatu pengertian sejarah sosiologi. Pada era globalisasi ini perkembangan sains terjadi sangat pesat, dimana sains selalu berkembang dan mengalami perubahan seiring dengan perubahan waktu. Secara umum ilmu pengetahuan terbangun dari dua bagian pokok, yaitu bagian produk yang berupa fakta, teori, dan hukum, serta bagian proses yang mendasari pembentukan teori dan hukum tersebut. Produk dan proses sains tersebut merupakan suatu siklus dalam perkembangan sains yang tidak terpisahkan. Tanpa teori dasar dan hukum seseorang yang melaksanakan proses sains akan berjalan tanpa arah. Di lain pihak, tanpa adanya proses maka tidak akan terjadi perkembangan sains. Dulu orang hanya mengetahui ada lima planet di cakrawala kita. Kemudian ditemukan tiga planet baru dan ribuan "planet kecil". Ini merupakan kemajuan astronomi yang pesat. Tetapi, jika hanya menyangkut bertambahnya jumlah planet yang diketahui, ini bukan revolusi. Setiap masyarakat yang beradab sekarang percaya bahwa bumi bersama semua anggota tata surya kita ini beredar mengelilingi matahari (teori heliosentrisme). Padahal, semula orang menganggap bahwa bumilah pusat alam semesta. Semua benda angkasa beredar mengelilingi bumi (teori geosentrisme). Ini merupakan suatu contoh perubahan paradigma sains yaitu dari paradigma geosentrisme ke paradigma heliosentrisme. Mungkinkah orang percaya kepada paradigma geosentrisme dan kepada paradigma heliosentrisme sekaligus? Di sinilah terjadinya revolusi sains dalam bidang astronomi. Dengan membaca buku ini, kita menjadi tahu bahwa ilmu yang kita pelajari tidak muncul begitu saja tetapi perlu proses yang panjang dalam perumusan suatu teori sains. Selain kita akan lebih bisa bersikap dengan sains yaitu bahwa sains itu selalu berkembang atau berubah, dan sebagai orang intelek kita harus bisa mengikuti perkembangan sains itu, dan yang lebih baik lagi kita bisa mengadakan suatu riset untuk mengembangkan sains yang telah ada.
Resume The Structure of Scientific Revolution
9
Filsafat Sains
BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Adapun kesimpulan yang penulis dapatkan dari membaca buku ini adalah sebagai berikut. 1. Revolusi sains dapat terjadi seiring dengan adanya perubahan paradigma. Dimana dalam revolusi sains terjadi perombakan besar dari paradigma yang lama yang mengalami krisis, dan akhirnya orang mencampakannya serta merangkul paradigma yang baru menuju ke arah perbaikan. 2. Proses revolusi sains memerlukan waktu yang lama dan bertahap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat yang mendasarinya. 3. Dalam proses revolusi sains itu ada beberapa tahapan yang dilalui, dimana perubahan sains itu terjadi karena adanya anomali yang menyebabkan perubahan paradigma sampai akhirnya perubahan sains itu sendiri yang biasanya disebut sebagai revolusi sains. 4.2 Saran Pemahaman dan pengertian dari revolusi sains sangat berguna didalam perkembangan sains untuk itu sebagai calon pendidik hendaknya membaca buku ini dan memahaminya serta menerapkannya di dalam kehidupan nyata tujuanya tiada lain untuk mencapai kesejahteraan umat manusia. Isi dari tesis yang berjudul The Structure of Scientific
Revolution yang
diterjemahkan oleh Tjun Surjaman kedalam bahasa Indonesia isinya sangat menarik, namun untuk mengetahui inti permasalahan sangat sulit dicari hal itu dikarenakan buku ini merupakan terjemahan asli sehingga banyak mengandung istilah-istilah asing yang tidak baku, dan juga menyangkut masalah yang sangat umum dan luas cakupannya serta tata bahasa yang masih rancu sehingga masih perlu pemikiran yang lebih dalam mencari intisari dari isi buku ini. Selain itu permasalahan yang diajukan bersifat abstrak dan dipaparkan secara panjang lebar (tidak terfokus) sehingga untuk dapat memahami isi buku ini secara keseluruhan hendaknya kita membaca berulang-ulang isi dari buku dan berkonsentrasi untuk mencari maksud (intisari) dari isi buku ini.
Resume The Structure of Scientific Revolution
10
View more...
Comments