IPD UKDI
August 26, 2017 | Author: nadinazmustamsir_505 | Category: N/A
Short Description
jkj...
Description
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
1
FKUB 2007 & 2006
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
2
FKUB 2007 & 2006
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006 30 Des 2012. 23:51 #Np: Norihiro Tsuru-Last Carnival
PREFACE Untuk memulai preface atau kata pengantar ini perlu dijelaskan bahwa halaman ini dibuat bukan untuk tujuan promosi buku, promosi tim penulis buku, dan lebih jelas lagi bukan untuk promosi Power Bank berkapasitas 5600 mAH. Tujuan penulisan kata pengantar ini sederhana saja, agar anda sebagai pembaca mengetahui buku apa ini, mengapa dibuat buku ini, siapa penulisnya, dan juga apa tujuan yang penulis sertakan bersama dengan penulisan buku ini, sehingga paling tidak anda akan merasa mengenal buku ini meskipun belum atau bahkan tidak berminat untuk membacanya sampai habis. Buku yang anda pegang sekarang berjudul “Buku Panduan Bodrex menuju UKDI” . Sesuai judulnya buku ini adalah buku panduan menuju UKDI, singkatnya buku ini berisi ringkasan-ringkasan ilmu kedokteran atau ilmu-ilmu lain yang akan memandu kita dalam menghadapi UKDI. Sekali lagi, ini adalah buku panduan, jadi tolong jangan pernah menyalah artikan buku ini sebagai buku yang akan menjamin kelulusan UKDI ataupun satu-satunya buku wajib dalam menghadapi UKDI, alangkah bijaknya bila selain membaca buku ini anda juga tetap membaca buku yang lain dalam rangka persiapan menghadapi UKDI. Buku terbaik yang kami sarankan menjadi peneman buku ini adalah buku-buku kumpulan soal UKDI dengan berbagai mereknya, karena memang buku ini kami buat berdasarkan dari soal-soal UKDI sebelum-sebelumnya dan juga prediksi soal-soal UKDI yang akan datang, tetapi tidak ada larangan juga membaca buku ini ditemani dengan buku Koass Racun yang tengah marak di kalangan koass, ataupun buku lain selama akibatnya anda tanggung sendiri (misal F*H*M). Bila merujuk pada judul, maka tentu dapat ditebak bahwa penulis buku ini adalah Bodrex (bila anda tidak dapat menebak pun tidak masalah, karena sudah kami beritahukan pada kalimat sebelum ini). Sebelum menjelaskan siapa itu Bodrex, demi nama kebenaran akan kami jelaskan bahwa kontributor terbesar buku ini bukanlah bodrex melainkan “sensor” (aka “SenSoR”; aka “SenSoR; aka Dulur) yang entah mengapa tidak ingin namanya disebut pada judul buku, apakah karena kerendahan hatinya atau karena ketakutannya bahwa isi buku ini bisa menurunkan nama baiknya. Terlepas dari semuanya, mas Dulur
3
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
ini lah yang mempunyai ide pembuatan buku ini (disamping ide dana abadi Arema-nya), lengkap dengan segala garis besar, timeline pembuatan, bahkan sampai pada tahap editing dan pencetakan. Kami koass Bodrex hanya merupakan tim pelaksana yang membantunya mewujudkan terciptanya buku ini (thx lur!!). Saya tambahi juga (thx bodrex!!) Sekarang sepertinya saat yang tepat menjawab pertanyaan anda sekalian siapa sebenarnya koass Bodrex ini. Nama Bodrex disini mungkin sudah sangat familiar bagi kita semua yaitu salah satu obat sakit kepala MAJU JALAN !!!. Nama kami memang disadur dari nama obat tersebut tapi bukan karena kehadiran kami akan menghilangkan sakit kepala anda (mungkin kami malah menjadi penyebab sakit kepala), atau karena kepopuleran kami setara dengan obat tersebut, sebenarnya meskipun agak aneh tetapi asal nama ini merupakan akibat dari wejangan atau nasihat atau sindiran atau lebih kasarnya sumpah-serapah salah satu guru pengajar kami sebut saja dr.B pada saat masa perkuliahan pre-klinik. Beliau pernah berkata “ Kalian nanti kalau jadi koass paling jadi koass Bodrex, kemana-mana grudukan rame-rame tapi asline ga ngerti ada apa dan mau apa, pokoke grudukan (=barengan)” (Budiman, 2010) dan karena terilhami oleh semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang terkandung dalam sumpah-serapah beliau tersebut maka apa yang beliau ucapkan saat itu benar-benar terjadi pada kami, sehingga banggalah kami dengan nama koass Bodrex. Mengapa kami buat buku ini? Pada awalnya rasa enggan tentu saja terbersit saat mas “SenSoR” mencetuskan idenya dan meminta kami membantu dalam pembuatan buku ini, karena tentu saja setelah masa koass selesai sebagai remaja normal kami ingin menikmati liburan yang tenang atau mungkin beberapa diantara kami yang kurang beruntung harus mengulang masa-masa ipd atau bedah yang indah (ups..) tetapi berlandaskan kesungkanan pada mas “SenSoR” dan ketakutan terhadap ketidaklulusan UKDI yang makin merajalela kami pun menyanggupi pembuatan buku ini. Dan pada perkembangannya tujuan itu pun meluas menjadi tujuan yang mulia yaitu agar buku ini nantinya dapat kami turunkan kepada adik-adik angkatan dengan harapan terjaganya mutu lulusan FKUB dalam hal kelulusan UKDI. Kami harapkan agar adik-adik angkatan tidak hanya membaca atau memperbanyak buku ini, tetapi juga berkenan merevisi dan mengupdate isi dari buku ini sehingga buku ini dapat dipertanggungjawabkan isi dan manfaatnya sampai beberapa tahun ke depan. Yang berminat untuk merevisi & mengupdate isi buku ini hubungi di 085646303333 akan kami berikan SEMUA SOFT COPY KAMI.
4
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Akhir kata, agar terkesan tidak kalah sopan dengan kata pengantar buku-buku yang lain kami kutip pepatah lama, tidak ada gading yang tak retak, demikian pula halnya karena buku ini masih jauh dari kata kesempurnaan maka kami mohon maklum yang sebesar-besarnya karena dalam pembuatan buku ini sebagian dari kami memang masih berkutat dengan kesibukan menuntaskan tanggung jawab perkoasan (agar tidak salah baca kata perkoasan memang kami bold) terutama bagi yang masih berkeliaran di lab ipd atau bedah (ups..), sedangkan sebagian kecil lainnya sibuk menikmati liburan dengan mudik ke kampung halaman, sebagian yang lebih kecil lainnya sibuk mengangkat barbel di fitness center, dan satu orang yang kurang beruntung mengambil bagian dalam pembuatan buku ini sambil menahan rasa sakit akibat HNP yang mulai kebal terhadap PDAC (salut!). Sebagai penutup akan disertakan sebuah kutipan yang agak dalam maknanya. “Reading a great book, should be like travelling the ocean, where the sky and sea are your only boundaries”. Akhir kata, selamat membaca buku ini, moco sek cek rilek!! (bodrex team) (Sing gakno foto e gak oleh njae !!!) Jika Ada Salah dari “BUKU panduan BODREX menuju UKDI Divisi IPD” ini. BODREX tidak bertanggung jawab penuh akan tetapi yang bertanggung jawab PENUH sbb : Koordinator : dr. Madya K. J KanaHaub 1 : dr. I. G Lanang A. S KanaHaub 2 : dr. Sony Azhar KanaHaub 3 : dr. Yusup KanaHaub 4 : dr. Eko A. H KanaHaub 5 : dr. Richi Aditya KanaHaub 6 : dr. Ayas iLakes Terima Kasih ATAS protesnya. Walau menghubungi KAMI, anda akan kami USIR, kami SANGAT berharap pada angkatan 2008 keatas untuk MENGUPDATE buku ini. Pertahankan yang BAIK, Revisilah yang SALAH & Tambahilah yang KURANG itu akan lebih MULIA daripada menghubungi KAMI para pasukan BODREX (ALiBi BODREX ^^)
5
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
List KONTRIBUTOR Penanggung Jawab Jika ada yang PROTES silahkan berprotes pada masing-masing Penanggung Jawab kami Buku Panduan Bodrex Menuju UKDI – Dari Kami Untuk Semua
IPD
Madya. K. J I. G. Lanang. A. S Sony Azhar Yusup Eko A. H
Neurologi
Reza. M Moh. Maulana Moh. Irvan. A
Forensik
Ayas ilakes
IKA BEDAH
Rionaldo. D Arghya. W Joshua Sutikno Chaidar Muttaqin
Dede. A. R Stanley Tanjaya Johan Hananta
Psikiatri
Ayas ilakes MATA
LAYout
A. Reddy, S harris. Surojo
ida Bagus gita Ayas ilakes
Obgyn
THT
Ayas ilakes IKM
Richi Adtya
6
Andreas Rendra M. Mifta. KULIT
Editor
Ayas ilakes
Richi Adtya Ayas ilakes
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
PORTAL utas UKDI ilmu penyakit dalam Mengandung DIBAHAS
Kardiologi • Sindrom Koroner akut • gagal jantung • Shock Condition
7
Pulmonologi • Tuberculosis Paru • Pneumonia • Penyakit paru obstruksi kronis • Asma
Gastroenterologi • Gastritis • GERD • Tukak duedenum • Tukak gaster • Perdarahan saluran cerna atas • Perdarahan saluran cerna bawah • Gastroenteritis • Mouth ulcers
Hepatologi • Abses hepar • Hepatitis A & Hepatitis B • Perlemakan hati • Sirosis
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
PORTAL utas UKDI ilmu penyakit dalam Mengandung DIBAHAS
Endokrinologi • Diabetes melitus • Grave disease • Krisis tyroid
Rheumatologi • Gout arthritis • Osteoarthritis • Osteomalasia • Osteoporosis • Paget disease • Rheumatoid arthritis • SLE
Mas madya BERKATA : Maaf Nefro & Hemato terjadi MISKOMUNIKASI nanti setelah UKDI kami lengkapi !!! Janji lho yo ayo rek TAGIH en lek gak ehmmm !!!
8
Tropik infeksi • Amebiasis • Ascaris • Hookworm • Filariasis • Gardiasis • Toxoplasmosis • Taeniasis • Trichomoniasis • Tripanosomiasis
BODRex ipd +++ • KakaK Perguruan • Madya K. J • Adek Perguruan • I. G. Lanang A. S • Sony Azhar • Yusup • Eko A. H • Richi Aditya • Ayas iLakes
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Kardiologi Sindrom Koroner akut Level Kompetensi : 3b Literatur : Braunwald, Buka ajar Ilmu Penyakit dalam, AHA guidelines, Sabatine Definisi Suatu keadaan gawat darurat jantung dengan manifestasi klinis perasaan tidak enak di dada atau gejala-gejala lain sebagai akibat iskemia miokard. Sindrom koroner akut mencakup : STEMI NSTEMI Angina pektoris tidak stabil (UAP)
Etiologi & Faktor Resiko Etiologi Penyempitan arteri koroner karena robek/pecahnya thrombus yang ada pada plak aterosklerosis. Obstruksi dinamik karena spasme fokal yang terus-menerus pada segmen arteri koroner epikardium. Spasme ini disebabkan oleh hiperkontraktilitas otot polos pembuluh darah dan/atau akibat disfungsi endotel. Inflamasi : penyempitan arteri, destabilisasi plak, ruptur, trombogenesis. Adanya makrofag, dan limfosit T meningkatkan sekresi metalloproteinase, sehingga terjadi penipisan dan ruptur plak Keadaan/factor pencetus ↑ kebutuhan oksigen miokard: demam, takikardi, tirotoksikosis ↓ aliran darah koroner ↓ pasokan oksigen miokard: anemia, hipoksemia
Patogenesis Proses terjadinya trombus dimulai dengan gangguan pada salah satu dari Trias Virchow.Antara lain akibat kelainan pada pembuluh darah, gangguan endotel, serta aliran darah terganggu. Selanjutnya proses koagulasi berlangsung diawali dengan aterosklerosis, inflamasi, terjadi ruptur/fissura dan akhirnya menimbulkan trombus yang akan menghambat pembuluh darah.
Faktor Resiko risiko mayor: hiperkolesterolemia, hipertensi, merokok, diabetes mellitus dan genetic. risiko minor : obesitas, stress, kurang olah raga, laki-laki, perempuan menopause.
9
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Subyektif Nyeri dada tipikal Lokasi: substernal, retrosternal, atau prekordial Sifat nyeri: sakit, seperti ditekan, ditindih benda berat, seperti diperas/dipelintir, rasa terbakar, atau seperti ditusuk. Penjalaran: ke lengan kiri, leher, rahang bawah, punggung/interskapula, perut, atau lengan kanan. Nyeri membaik/hilang dengan istirahat atau nitrat. Gejala penyerta: mual, muntah, sulit bernapas, keringat dingin, cemas, lemah. Factor pencetus: aktivitas fisik, emosi Sesak, mual, muntah , diaforesis, palpitasi, atau pusing Nyeri dada atipikal kecil kemungkinannya disebabkan sindrom koroner akut Pemeriksaan Fisik Tanda iskemia : bunyi jantung S4, murmur regurgitasi mitral, S2 paradoksikal Tanda gagal jantung : Peningkatan JVP, Ronkhi paru, Bunyi jantung S3, hipotensi, ekstremitas dingin, takikardi Tanda aterosklerosis di organ lain: Bruit karotis atau femoral, melemahnya pulsasi distal. Elektrokardiogram (Lihat halaman berikutnya) Tanda akut : deviasi segmen ST (depresi atau elevasi), inversi gelombang T, LBBB yang baru ditemukan Tanda adanya infark lama : gelombang Q, pemanjangan Segmen PR. Infark miokard ST elevasi : Ditemukannya ST elevasi >5 mm
10
FKUB 2007 & 2006
Penatalaksanaan Rujuk ke tempat yang ada ICCU Pasang IV line Oksigenasi 2 liter/menit selama 2-3 jam , dilanjutkan bila saturasi oksigen arteri rendah. Pasang monitor EKG Atasi Nyeri dengan : Nitrat : sublingual/transdermal/NTG intravena (KI pada sistole kurang dari 90 mmHg). Nitrat sublingual dapat diberikan 3 kali tiap 5 menit. Morfin 2,5 mgsampai dosis total 20 mg dapat diulang tiap 5 menit,. Atau petidin 25-50 mg IV atau Tramadol 25-50 mg IV. Antitrombotik Aspirin (160-325 mg) dikunyah sebisa mungkin bukan enteric coated tablet, diberikan bersamaan dengan clopidogrel (300 mg lalu berikutnya 75 mg/hari) Antikoagulan Heparin diberikan dengan target aPTT 1,5-2 kali kontrol. Antiplatelet di stop 5 hari bila akan dilakukan operasi bypass. Anti-Iskemik Beta bloker (metaprolol 5 mg hingga 25 mg-100 mg dua kali sehari ) diberikan bila tidak ada KI (gagal jantung, Sistolik 10 menit Terasa berat dan onsetnya belum lama (4-6 minggu) Terjadi dengan pola kresendo NSTEMI yaitu apabila pasien menunjukkan gejala angina tidak stabil, disertai dengan bukti nekrosis miokardium yaitu peningkatan enzim jantung STEMI yaitu bila dengan nyeri dada, disertai terjadi peningkatan enzim jantung, dan ST elevasi > 5 mm. Pemeriksaan Penunjang Foto rontgen dada Petanda biokimia : darah rutin, profil lipid, gula darah, ureum kreatinin Ekokardiografi Tes treadmill : untuk mendeteksi didni risiko penyakit koroner dan fungsi jantung setelah keadaan akut teratasi bila terdapat infark
11
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Kardiologi GAGAL JANTUNG Level Kompetensi : 3b Literatur : Harrison, Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sabatine, AHA Guidelines Definisi
Ketidakmampuan Jantung untuk memompa darah dengan cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, atau kemampuan itu dicapai hanya jika tekanan pengisian jantung tinggi atau keduanya.
12
Patogenesis Terdapat tiga kondisi yang mendasari terjadinya gagal jantung, yaitu : 1. Gangguan mekanik; beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi secara tunggal atau bersamaan yaitu : a) Beban tekanan b) Beban volume c) Tamponade jantung atau konstriski perikard, jantung tidak dapat diastole d) Obstruksi pengisian ventrikel e) Aneurisma ventrikel f) Disinergi ventrikel g) Restriksi endokardial atu miokardial 2. Abnormalitas otot jantung a) Primer: kardiomiopati, miokarditis metabolik (DM, gagal ginjal kronik, anemia) toksin atau sitostatika. b) Sekunder: Iskemia, penyakit sistemik, penyakit infiltratif, korpulmonal 3. Gangguan irama jantung atau gangguan konduksi
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Anamnesis Gagal jantung kiri: Lemas, dispnea on effort, gangguan mental pada usia tua, intoleransi olahraga, dispnea, orthopnea, PND Gagal jantung kanan: Pembengkakan pada ekstremitas, Cepat kenyang, perut kembung, Nyeri perut. Pemeriksaan Fisik Secara umum gagal jantung yg ringan gejalanya kurang jelas, hanya tampak sesak pada aktivitas yang berat. Gagal jantung berat : isi denyut nadi berkurang, takikardia, akral yang dingin, kadang disertai sianosis. Dapat ditemukan BB yang turun atau kaheksia Tanda kongestif (Dry/wet) : Peningkatan JVP, hepatojugular Refluks, S3, Ronkhi di basal, hepatomegali, asites, ikterus, edema perifer, efusi pleura. Tanda efusi (warm/cold) : tekanan nadi berkurang, akral dingin dan pucat, pulsus alternans. Pemeriksaan Penunjang Foto rontgen dada : Pembesaran jantung, distensi vena pulmonal dan redistribusinya vaskuler paru hingga ke tepi (kerley Line B), efusi pleura Elektrokardiografi : Dapat ditemukan low voltage, T inversi, QS, depresi ST, kadang atrial fibrilasi. Membantu menunjukkan etiologi gagal jantung (infark, iskemia, hipertrofi, dan lain-lain. Laboratorium Kimia darah, Hb, Ht, darah rutin. Tes Fungsi Tiroid, Tes Fungsi hati, Lipid darah, kreatinin Kadar BNP meingkat hingga >100 pg/ml pada gagal jantung. Tetapi pada pasien dengan gagal ginjal dapat bernilai lebih tinggi. Urinalisis untuk mendeteksi gangguan ginjal Ekokardiografi & Treadmill test
Faktor Resiko
Stadium berdasarkan AHA : Stadium A: Resiko tinggi, tanpa perubahan anatomi, tanpa gejala. & Stadium B :Perubahan anatomi, tanpa gejala. & Stadium C: perubahan anatomi jantung, dengan gejala. & Stadium D: gagal jantung refrakter yg membutuhkan Intervensi dan tatalaksana khusus Kriteria Framingham Kriteria mayor : PND / Distensi vena-vena leher / Peningkatan vena jugularis / Ronkhi / Kardiomegali / ALO / Gallop S3 / Hepatojugular refluks (+) Kriteria Minor : Edema ektremitas / Batuk malam / Dispnea pada aktivitas / Hepatomegali / Efusi pleura / Kapasitas vital berkurang 1/3 dari normal / Takikardia (>120x/menit) Kriteria ditegakkan bila terdapat paling sedikit 1 mayor dan 2 minor atau bisa dengan 2 kriteria mayor yang positif. Kriteria kelas fungsional berdasarkan NYHA Kelas I : tidak ada batasan dengan aktifitas biasa & Kelas II: Gejala ringan , sedikit terbatas dengan aktifitas biasa & Kelas III: Gejala fatigue, dispnea, palpitasi atau angina pada aktifitas minimal & Kelas IV gejala muncul saat istirahat, gejala memberat pada segala aktivitas
13
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
PenatalaksanaaN
Non-Farmakologi Edukasi Diet (hindari obesitas , diet rendah garam 38.9ºC. Sering diawali dengan menggigil, kemudian suhu turun dalam beberapa jam ( jarang hipotermi). 2. Takikardia. 3. Hipotensi (sistolik < 90 mmHg) 4. Petekia, leukositosis atau leukopenia yang bergeser ke kiri, trombositopenia. 5. Hiperventilasi dengan hipokapnia. 6. Gejala lokal misalnya nyeri tekan didaerah abdomen, perirektal. 7. Syok septik harus dicurigai pada pasien dengan demam, hipotensi, trombositopenia, atau koagulokasi intravaskular yang tidak dapat diterangkan penyebabnya. Sedangkan pada persangkaan infeksi harus segera dilakukan pemeriksaan biakan kuman dan uji lainnya.
FKUB 2007 & 2006
Syok ANAFILAKTIK 1. ABC sesuai protokol Gawat darurat 2. Segera berikan adrenalin 1 : 1000 0.3–0.5 mg IMuntuk penderita dewasa atau 0.01 mg/kgBB IM untuk penderita anak-anak, intramuskular. Pemberian ini dapat diulang tiap 15 menit sampai keadaan membaik. Beberapa menganjurkan pemberian infus kontinyu adrenalin 2–4 ug/menit. 3. Dalam hal terjadi spasme bronkus di mana pemberian adrenalin kurang memberi respons, dapat ditambahkan aminofilin 4–6 mg/kgBB dalam larutan NaCl 0,9% dosis awal yang diteruskan 0.2–1,2 mg/kgBB/menit dalam cairan infus. 4. Dapat diberikan kortikosteroid, metilprednisolon 1-2 mg/kgBB/hari IV, prednisone 0,5 mg/kgBB/hari peroral 5. Bila tekanan darah tetap rendah, Biasanya, pada syok anafilaktik berat diperkirakan terdapat kehilangan cairan 20–40% dari volume plasma. 1-2 liter IV pada dewasa secara cepat (5-20 ml/kg dalam 5 menit pertama) dan 30 ml/kg 6. Antihistamin difenhidramin :25-50 mg IV (dewasa), 1 mg/kg IV sampai dengan 50 mg (anak-anak) 7. Pasang torniquet proksimal dari sengatan serangga atau suntikan, dilonggarkan 1-2 menit setiap 10 menit 8. Kalau syok teratasi, penderita harus diobservasi selama kurang lebih 4 jam. penderita yang telah mendapat terapi adrenalin lebih dari 2–3 kali suntikan, harus dirawat semalam untuk observasi. Syok SEPSIS 1. ABC sesuai dengan protokol gawat darurat 2. Pengumpulan spesimen urin, darah, sputum dan drainase luka dilakukan dengan tekhnik aseptik. 3. Pemberian suplementasi nutrisi tinggi kandungan protein secara agresif dilakukan selama 4 hari dari awitan syok. 4. Pemberian cairan intravena dan obat-obatan yang diresepkan termasuk antibiotik Dopamin, dan Vasopresor untuk optimalisasi volume intravaskuler
17
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI Syok HIPOVOLEMIK
FKUB 2007 & 2006
Syok HIPOVOLEMIK Penggantian Cairan dan Darah Pemasangan dua jalur intra vena dengan jarum besar dipasang untuk membuat akses intra vena guna pemberian cairan. Untuk pemberian secara simultan terapi cairan dan komponen darah jika diperlukan.Contohnya : Ringer Laktat dan Natrium clorida 0,9 %, Koloid (albumin dan dekstran 6 %). Redistribusi cairan Pemberian posisi trendelenberg yang dimodifikasi dengan meninggikan tungkai pasien, sekitar 20 derajat, lutut diluruskan, trunchus horizontal dan kepala agak dinaikan. Tujuannya, untuk meningkatkan arus balik vena yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi Terapi Medikasi Medikasi akan diresepkan untuk mengatasi dehidarasi jika penyebab yang mendasari adalah dehidrasi. Contohnya, insulin akan diberikan pada pasien dengan dehidrasi sekunder terhadap hiperglikemia, desmopresin (DDVP) untuk diabetes insipidus, preparat anti diare untuk diare dan anti emetic untuk muntah-muntah.
Balada BodreX NOTE : Sebaiknya tulislah RINGKASAN sendiri tiap2 PATOGNOMONIS dari BAGAIMANA membedakan SHOCK Hipovolemik, Kardiogenik, Anafilaktik & Sepsis Yang paling penting pahami TATALAKSANA umum dari shock ( diatas disebutkan bahwa penatalaksanaan SHOCK secara berurutan TAPI yang jelas penatalaksanaan SHOCK itu sendiri BERSIFAT HOLISTIK & BERSAMAAN ingat kuliah EM) setelah memahami jenis SHOCK Tatalaksananya juga PAHAMI terutama yang KOMPETENSI 4 (pasti jika ada pertanyaan BISA sampai terapinya dan kadang juga KELUAR soal bioetik dari sebuah kasus shock jadi pahami MATERI dan lihat juga KOMPETENSI dari masingmasing SHOCK) nowus iLakeS (Balada Bodrex)
18
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Pulmonologi TUBERKULOSIS PARU ASAIB dan DENGAN berbagai keadaan khusus LeveL Kompetensi 4 Literatur PDPI 2003 & PAPDI & slide kuliah Prof chandra Sp.A & slide kuliah dr. Arief Iskandar Sp. Rad & Formularium RSU dr.Soetomo 2008 Definisi Penyakit radang granulomatus kronis yang menular serta disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis Complex
EpidemioloGi EtioloGi TBC merupakan kasus Mycobacterium Tuberculosis terbanyak (infeksi) di Mycobacterial sulfolipid Indonesia bagian dari kuman yang berperan sebagai VIRULENSI Indonesia merupakan urutan ke3 terbesar setelah india KUMAN ini mempunyai dan cina struktur dinding sel yang TBC merupakan penyebab mengandung KOMPLEKS kematian terbesar karena sekali diwarnai akan tetap penyakit INFEKSI di tahan dengan upaya Indonesia raya penghilangan dengan larutan asam atau alkohol Angka kematian tertinggi OLEH KARENA ITU disebut karena TBC adalah AFRIKA “Bakteri tahan Asam” dikaitkan dengan HIV AIDS INTInya pasti keluar di UKDI oleh karena TBC adalah penyakit yang menjadi masalah pemerintahan dari pimpinan Soekarno sampai SBY
19
Patogenesis Ada 2 poin mengandung patogenesis MELIPUTI : TUBERKULOSIS PRIMER Kuman TBC kusam sal. Respirasi jar. Paru (sarang primer) yang dapat timbul dimana saja dibagian paru & limfangitis regional gabungan keduannya ini disebut “Kompleks Primer” mengalami 3 NASIB Nasib 1 : sembuh dan tak meninggalkan cacat sama sekali Nasib 2 : sembuh meninggalkan sedikit bekas Nasib 3 : MENYEBAR ada 4 cara penyebarannya perkontinuitatum, bronkogen, hematogen dan limfogen UNTUK hematogen dan limfogen ini BERKAITAN dengan DAYA TAHAN TUBUH & bisa jadi TB ektra paru jika sudah menyebar memiliki 2 nasib berikutnya SEMBUH dgn squele atau MENINGGAL TUBERKULOSIS post PRIMER Pada stage ini merupakan “sumber penularan” oleh karena itu menjadi HALASAM komunitas Stage ini merupakan kelanjutan dari stage diatas Stage ini mempunyai 3 nasib seperti diatas akan tetapi masing masing nasib ada nama namanya LIHAT di PDPI Lihat di LAMPIRAN TB PARU tentang nasib nasib yang ayas MAKSUDkan
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
KlasifiKasi TB PARU : Secara mengandung garis besar dibagi berdasar 2 hal yakni : BTA dan tipe Pasien BERDASARKAN BTA •3x pemeriksaan dahak (-) & gambaran klinik TB serta radiologik TB aktif •3x pemeriksaan dahak (-) & biakan kuman (+)
•2 dari 3 spesimen dahak -> BTA (+) •1 spesimen dahak BTA (+) & gambaran radiologik TBC aktif •1 spesimen dahak BTA (+) & biakan kuman (+)
BTA [-] (Dx tegak TB Paru)
BTA [+] (Dx tegak TB Paru) BERDASAR tipe PASIEN
BERDASAR tipe PASIEN ada 5 KASUS yakni
baru
kambuh / relaps
default / dropout
gagal
NOTE : mengandung DIJELASKAN : Kasus baru : blm pernah dapat OAT / sudah pernah menelan OAT < 1 bln Kasus kambuh / relaps : px TBC dinyatakan tahes komes / tx lengkap datang dengan BTA (+) o PIKIRKANLAH sesuatu pada kasus kambuh jika gambaran radiologik AKTIF / perburykan gejala / keduannya o PIKIRAN kita harus mecabang menjadi 3 bagian Infeksi non TB / infeksi jamur / TB kasus kambuh Kasus default / dropout : tidak ambil obat 2 bln / > berturut – turut sblm tx selesai Kasus gagal : ada 2 poin o BTA (+) atau kembali menjadi (+) pada akhir bulan ke 5 pengobatan o BTA (-) dan radiologik (+) menjadi BTA (+) pada akhir bulan ke 2 pengobatan Kasus kronik / persisten : BTA (+) setelah selesai pengobatan ulang kategori 2 dengan pengawasan baik
20
kronik / persisten
TAMBAHAN Kasus pindahan : px sdg tx OAT pindah dari kabupaten satu ke kabupaten lainnya & px pindahan membawa surat rujukan Kasus bekas TB : sangat jelas jangan diperjelas lagi ^^
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI Gejala Klinik Gejala Lokal Batuk > 2 minggu Batuk darah Sesak nafas Nyeri dada Gejala Sitemik Demam Malaise berkeringat mlm BB ↓
21
FKUB 2007 & 2006
SUBYEKTIF dan OBYEKTIF pada PASIEN TB paru ATAU alur DIAGNOSIS lihat lampiran TB paru Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan bakteriologik Pemeriksaan Radiologik Pem. Khusus Letak KELAINAN BAHAN pemeriksaan TEKNIK fotonya BACTEC Apex dan segmen Dahak Standart PA PCR posterior (S1 dan Cairan plasma, liquor Atas indikasi lateral, top lordotik, Serologi S2) lobus superior cerebrospinal, bilasan oblik & CT scan ELISA, ICT, Apex (S6) lobus lambung, bilasan bronkus, Mycodot, inferior kurasan bronkoalveolar, Gambaran AKTIF PAP, IgG urin, feses, & jar biopsi Bayangan berawan / nodular di TB UMUMnya CARA pengumpulan & segmen (lihat LETAK kelainan) Suara nafas bronkial pengiriman BAHAN Kaviti > 1, dikelilingi bayangan opak UMUM 3x SPS (sewatu, Suara nafas berawan atau nodular pagi, sewaktu) atau 3x tiap melemah Bercak milier pagi 3 hari berturut turut Rhonki basah Efusi pleura umumnya (unilateral), KHUSUS kertas saring Tanda penarikan jarang (bilateral) CARA pemeriksaan dahak & paru, diafragma, & bahan lain mediastinum GAMBARAN INAKTIF Mikroskope interpertasi Fibrotik skala IUATLD&Bronkhost Kalsifikasi NOTE Asaib pewarnaan Ziehl PLEURITIS TB Schwarte atau penebelan pleura Nielsen tergantung Fluoresens pewarnaan banyaknya cairan di DESTROYED LUNG auramin-rhodomin utk rongga pleura Nama lain dari luluh paru skrining LIMFADENITIS TB Gambaran radiologik kerusakan jar. Biakan Dx pasti TBC pemb KGB regional Paru yang berat gambarannya bisa deteksi M.tuberculosis plg sering di KGB atelektasis, ekatsis/mulitikavitas dan ada 2 cara yakni coli dan bisa jg di fibrosis paru untuk memastikan Egg base media Low KGB axila bisa kerusakan DIPERLUKAN pemeriksaan enstein-jensen, ogawa, jadi COLD abses bakteriologik. kudoh NB : untuk gambaran radiologik LIHAT Agar base media middle lampiran TB paru brook
Pem. Lain Analisis cairan pleura Histo PA jaringan Pem. Darah LED ↑ kadang ada yang N, limfosit tdk spesifik Tuberkulin dewasa kurang spesifik, BERMAKNA jika didapatkan konversi, bula, kepositifan besar ilakes (lebih dari indikator) lihat di LAMPIRAN TB paru untuk pembahasan tuberculin test secara lengkap
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI Obat Lini 1 (utama) Ada 5 JENIS (RHZES) R Rifampisin H INH Z Pyrazinamid E Ethambutol S Streptomisin
SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASAN PENDAHULUAN basic CONCEPT Obat Lini 2 (tambahan) OBAT tunggal & kombinasi tetap Fase Tx Obat yang ada di Indonesia dan sudah Obat tunggal obat disajikan terpisah Fase intensif (2-3) bulan dipakai Obat kombinasi tetap nama lainnya Fase lanjutan 4 atau 7 bulan Kanamisin & Amikasin & Kuinolon FDC “fixed dose combination” terdiri Obat yang masih dalam penelitian dari 3 atau 4 obat dalam satu tablet Makrolid & Amoxiclav Obat yang belum tersedia di Indonesia NB WHO anjurkan yang obat Kepromisin & Sikloserin & Derivat rifampisin kombinasi tetap dengan berbagai alasan lihat PDPI 2003 dan INH & Thiomidies (ethionamide dan prothinamide)
SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASAN DOSIS dan SEDIAN Obat DOSiS Maks Dose Sedian kemasan TunggaL R D : 10 mg/KgBB/hr, diberikan 24 jam 600 mg/hr tab 300mg, tab 450mg, tab 600mg A : 10 mg/KgBB/hr, diberikan 24 jam H
D : fase intensif 5 mg/KgBB/hr, maks dose 300mg/hr D : fase lanjutan 10 mg/KgBB/hr, maks dose 600mg/hr A : 5-10 mg/dosis, diberikan 24 jam, maks dose 300/hr
Z
D : 25 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 24 jam A : 25-35 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 12 jam
E
D : 15-20 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 24 jam A : 15-20 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 24 jam
S
D : 5 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 24 jam, selama 1-2 bln A : 15-40 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 24 jam
22
FKUB 2007 & 2006
Cara Pemakaian Diminum saat lambung kosong atau 1 jam sebelum makan
Lht samping kiri
tab 100mg, tab 300mg
Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
2 gram/hr
tab 500 mg
Diminum bersama makanan atau sesudah makan
tab 250mg, tab 500mg
Diminum bersama makanan
serb. inj. 1000 mg/vial
Disuntikkan via intra muskular (i.m)
1000 mg/hr
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASAN EFEK SAMPING obat TB yang LINI 1 saja LUR mengandung WAKEH halasam’e Obat Efek samping RINGAN Tatalaksana Efek samping BERAT Tatalaksana R Sindrom flu (demam, Pengobatan simptomatik Hepatitis imbas obat atau ikterik 1 1. Hentikan OAT sampai menggigil, nyeri tlg) ikterik menghilang & boleh OAT terus Purpura, anemia hemolitik akut, syok & diberikan hepatoprotektor Sindrom perut (sakit perut, ggl ginjal 2 mual, tak nafsu mkn, 2. Hentikan rifampisin & Sindrom respirasi (tanda sesak nafas) muntah, diare) jangan DIBERIKAN LAGI walau gejalanya Sindrom kulit ( gatal gatal menghilang kemerahan) NOTE khusus rifampisin menyebabkan WARNA MERAH pada, air seni, keringat, air mata, air liur warna tersebut karena metabolisme obat TIDAK BERBAHAYA KIE dengan baik dan benar H Keracunan syaraf tepi Pridoksin (B6)tab 100 mg/hr Hepatitis imbas obat atau ikterik Hentikan OAT sampai Kesemutan ikterik menghilang & boleh Vitamin B kompleks tab/hr diberikan hepatoprotektor Rasa terbakar di kaki OAT terus Nyeri otot Z Nyeri sendi Pengobatan simptomatik Hepatitis imbas obat atau ikterik Hentikan OAT sampai ikterik menghilang & boleh Arthritis gout diberikan hepatoprotektor Demam, mual, reasi kulit E PADA etambutol tidak dikretiriakan menjadi ringan & berat ES gangguan penglihatan (visus turun, buta warna merah dan hijau) keracunan berdasar dosis gangguan penglihatan akan KEMBALI setelah obat dihentikan NB sebaikknya ethambutol TIDAK DIBERIKAN pada ANAK resiko kerusakan okuler SULIT DIDITEKSI S Reaksi hipersensitivitas Kurangi dosis 0,25mg Kerusakan n.VIII (keseimbangan dan STOP ganti entambutol pendengaran) karena peningkatan dosis kurangi dosis 0,25mg & umur px NB : hati2 jika diteruskan bisa permanen kerusakan yang dimaksud diatas NOTE khusus streptomisin obat ini bs menembus BARIER PLASENTA kontraindikasi mutlak wanita hamil bisa merusak syaraf pendengaran janin NOTE untuk semua jenis OAT jika GATAL dan kemarehan pada kulit (termasuk ES berat) beri antihistamine & monitor
23
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASAN REGIMEN OBAT OAT berdasar klasifikasi tipe PASIEN tipe PASIEN REGIMEN obat TB paru (kasus baru) & BTA (+) & foto thoraks lesi luas 2RHZE / 4RH atau 2RHZE / 4R3H3 atau 2RHZE / 6HE KATEGORI 1 NB : regimen diatas juga untuk TB paru BTA(-) dengan lesi radiologik luas TB paru (kasus baru) & BTA (-) & foto thoraks lesi minimal 2RHZ / 4RH KATEGORI 1 2RHZ / 4R3H3 atau 6RHE TB paru kasus kambuh ada 5 macam obat, pd fase INTENSIF selama 3 bulan & fase lanjutan 5 bln / lebih 2RHZES KATEGORI 2 / 1RHZE / 5RHE jika ada hasil resistensi sesuiakan dengan hasil uji resistensinya jika tak ada uji resistensi 2RHZES / 1RHZE / 5R3H3Z3 TB paru kasus putus obat Berobat 4 bulan & BTA kini (-) & radiologik tak aktif/perbaikan OAT STOP Berobat 4 bulan & BTA kini (-) & radiologik aktif analisa lagi apa TB atau NON TB jika TB Tx mulai awal dgn regimen yang lbh KUAT ( kategori II) & jangka waktu lebih lama & jika udah pakai kategori II maka ulangi dari awal Berobat ≥ 4 bulan & BTA (+) Tx mulai awal dgn regimen yang lbh KUAT ( kategori II) & jangka waktu lebih lama & jika udah pakai kategori II maka ulangi dari awal Berobat < 4 bulan & BTA (+)/(-) pengobatan dari awal dengan panduan obat yang sama (JIKA mungkin uji kepekaan) TB paru kasus gagal pengobatan PENGOBATAN sebaiknya berdasar uji resistensi dengan menggunakan MINIMAL 5 OAT (minimal 3 OAT yang masih sensitif & seandainya H resisten tetap berikan) LAMA PENGOBATAN 1 – 2 tahun (sambil menunggu hasil resistensi 2RHZES kemudian jika uji RESISTENSI KELUAR lanjutkan obat sesuai uji resistensinya JIKA TIDAK ADA UJI RESISTENSI 2RHZES / 1RHZE / 5R3H3Z3 (kategori 2) SEBAIKNYA rujuk ke Sp.P PEMBEDAHAN dipertimbangkan untuk hasil maksimal TB paru kasus kronik JIKA belum ADA hasil uji resistensi RHZES jika sudah ada sesuaikan (minimal 3 OAT yang masih sensitif & seandainya H resisten tetap berikan) DITAMBAH obat lini 2 jika TAK MAMPU beri INH seumur hidup & pertimbangkan bedah & RUJUK Sp.P (wajib) NB : pada HAKEKATNYA regimen ini TERLIHAT sangat RUMIT tapi ada TIPS untuk memahaminya HAFALIN dan PAHAMI kategori 1 dan 2 saja NB : Pedoman Penatalaksanaan TB paru di RS / Klinik Dokter lihat lampiran TB paru
24
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASAN Tx pembedahan & EVALUASI Tx Terapi Pembedahan EVALUASI pengobatan indikasi MUTLAK Indikasi RELATIF EVALUASI klinik Dilakukan setiap 2 minggu dalam bulan 1 & seterusnya HANYA tiap bulan OAT sudah adekuat & BTA BTA (-) & batuk darah tetap (+) berulang Yang dievaluasi keluhan, BB, pem.fis EVALUASI bakteriologik Batuk darah MASIF & tak Kerusakan satu paru atau dapat ditanggani secara lobus dengan keluhan Dilakukan 0-2-6/9 bulan pengobatan konservatif EVALUASI radiologik Sisa kaviti yang menetap Px dgn fistula bronkopleura & Dilakukan 0-2-6/9 bulan pengobatan empyma tak dapat ditanggani EVALUASI efek samping secara klinis secara konservatif Awal pengobatan lab DL, fungsi hati dan fungsi ginjal Berikutnya sesuiakan LOGIKA efek samping OAT EVALUASI keteraturan obat cukup jelas EVALUASI pasien yang telah sembuh dievaluasi 2 tahun pertama setelah sembuh evaluasi BTA 3,6,12, & 24 bulan evaluasi foto thorax 6,12, & 24 bulan TINDAKAN INVASIF SELAIN PEMBEDAHAN Bronkoskopi Punksi Pleura Pemasangan WSD (water seal drainage)
KRITERIA SEMBUH BTA (-) sebanyak 2 kali akhir masa INTENSIF & akhir PENGOBATAN serta sudah mendapat tx yg adekuat Pada FOTO thorax serial gambaran radiologik sama ATAU perbaikan Biakan (-) jika ada fasilitas biakan
DANA abadi AREMA : adalah sebuah pergerakan masa AREMANIA yang selalu bergerak, santun, berkarakter & IKHLAS dan yang jelas KITA hidup bukan dari AREMA akan tetapi bagaimana KITA menghidupi AREMA. Mulai dari diri sendiri, keluarga, dan teman yang kau anggap menjadi saudaramu sendiri. (KAMSEN – SUNYI & SENYAP)
25
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI TB milier MRS 2RHZE / 4RH Pengobatan lanjutan bs diperpanajang tergantung klinis, radiologik & evaluasi Tx Kortikosteroid prednison 30-40 mg/hr, dosis diturunkan 5-10 mg tiap 5-7 hari, lama pemberian 4-6 hari Pemberian kortikosteroid TIDAK RUTIN, yakni hanya pada keadaan dibwh ini : *Tanda/Gejala Meningitis *Sesak nafas *Tanda/Gejala Toksik *Demam tinggi
FKUB 2007 & 2006
SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASAN Tx DALAM keadaan KHUSUS Pleuritis TB TB ektra paru TB paru dengan DM (efusi pleura TB) (selain 2 kolom kiri) MRS MRS k/p MRS k/p 2RHZE / 4RH 2RHZE / 10RH 2RHZ(E-S) / 4RH dengan syarat gula darah terkontrol Evakuasi cairan TERAPI disesuaikan dikeluarkan seOPTIMAL TB apa !!! BILA gula darah tak terkontrol mungkin sesuaikan evaluasi Tx dianggap blm Tatalaksana keadaan px & beri cukup bisa dlanjutkan paling sering kortikosteroid CAUTION : pembedahan prednison 3x10mg dengan 2 tujuan Etambutol hati2 karena selama 3 minggu pengambilan px DM sering komplikasi Evakuasi dapat diulang spesimen untuk Dx kelainan pada mata jika perlu & terapi Rifampisin mengurangi efektivitas oral anti diabetes Pemberian kortikosteroid harus (gol.sulfonil urea) so dosis diperhatikan pada R bisa ditingkatkan keadaan px sbb : *DM *TB dengan lesi luas TAMBAHAN TB dengan KEADAAN KHUSUS
TB paru dengan kehamilan & menyusui TIDAK ADA indikasi pengguguran pasien TB dengan kehamilan Semua obat OAT dapat diberikan KECUALI streptomisin OAT saat menyusui boleh tetap lanjut, meskipun OAT dpt disekresi lewat ASI akan tetapi jika bayi juga dapat OAT dianjurkan tidak menyusui Streptomisin bisa berinteraksi DENGAN obat kontrasepsi hormonal efektivitas obat hormonal akan berkurang
TB paru dengan Gagal Ginjal jangan GUNAKAN : Streptomisin, Kanamisin, dan Capreomycin & sebaiknya jgn gunakan Ethambutol (LOGIKA) jika pakai sesuaikan dosis dengan faal ginjal & YANG PALING PENTING rujuk ae lur TB paru dengan Kelainan Hati sebelum Tx periksa faal hati jangan GUNAKAN pirazinamid regimennya 2HRES / 6RH atau 2HES / 10HE TB paru dengan Kelainan Hati jika px hepatiti akut & klinik ikterik OAT tunda sampai sembuh lanjutkan 6RH & YANG PALING PENTING rujuk HEPATITIS imbas obat dari namanya jelas STOP OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ) monitor klinis dan faal hati tambahkan INH sampai dosis penuh tambahkan Rifampisin sampai dosis penuh sehingga regimen jadi RHES
26
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Lampiran tb paru (ada yang penting ada yang tidak penting) 1. Nasib – Nasib yang AYAS maksudkan !!!
2. Tuberculin Test !!!
Prinsip TUBERCULIN ada infeksi TB imunitas selular DELAYED TYPE HYPERSENSITIVITY “Reaksi Tuberkulin” Standart Dose jenis PPD S Seibert 5-10 TU dan jenis PPD RT23 2-5 TU CARA tuberkulin tes : Mantoux, Multiple puncture, Patch test Lokasi : daerah VOLAR di lengan bawah Waktu pembacaan : 48 – 72 jam setelah INJEKSI Yang DILAKUKAN : palpasi, ditandai dan diukur Pelaporan : dalam satuan mm o PEMBACAAN HASIL o 0 – 5 mm : negatif o 5 – 9 mm : ragu ragu o ≥ 10 mm : positif
27
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
3. MACAM - macam Gambaran Gambaran radiologi skematik TB paru Lihat ini baru lihat radiologisnya
Pemhaman Radiologis Cuma ada 2 INTI pemikiran Bedakan apakah ini TB aktif atau TB inaktif (lihat lagi catatan diatas)
NOTE : Silahkan catat yang menurut anda penting !!!
28
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
4. MACAM - macam Gambaran foto THORAX PA (gambaran radiologis)
29
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Lampiran Akhir
DOTS (Directly Observed Treatment Short Course)Merupaka kunci keberhasilan penaggulangan TB program WHO Ada 5 poin Pemerintah Penemuan kasus TB pemeriksaan BTA Pemberian obat jangka pendek diawasi langsung Pengadaan OAT continue Monitoring, Pencatatan, Pelaporan standart
30
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Pulmonologi PNEUMONIA Level kompetensi 4 Referensi: PDPI 2003 & 2011 Definisi Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. Sedangkan peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis.
31
Etiologi Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa.Dari kepustakaan pneumonia komuniti yang diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram positif, sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob. Akhir-akhir ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif.
Patogenesis Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas. Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan : Inokulasi langsung Penyebaran melalui pembuluh darah Inhalasi bahan aerosol Kolonisasi dipermukaan mukosa Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi. Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus, mikroorganisme atipikal, mikrobakteria atau jamur.
Diagnosis Gambaran klinis Anamnesis : Demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi 40 C, batuk berdahak mukoid atau purulent kadang-kadang darah, sesak nafas, nyeri dada Pemfis: tergantung luas kerusakan paru Inspeksi: dada yang sakit tertinggal Palpasi: fremitus mengeras Perkusi: redup Auskultasi: bronkhovesikuler-bronkial, ronki basah haluskasar pada saat resolusi Pemeriksaan penunjang Gambaran radiologis: Menggunakan foto toraks PA/lateral infiltrat/konsolidasi, air bronchogram, pneumonia lobaris (streptococcus), infiltrat bilateral+bronkopneumonia (pseudomonas), Konsolidasi lobus kanan atas ( Klebsiella). Pemeriksaan laboratorium Peningkatan leukosit >10.000, shif to the left, peningkatan LED, Kultur, BGAasidosis respiratorik
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI Klasifikasi Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan. Berdasarkan klinis dan epideologis Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia) Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia / nosocomial pneumonia) Pneumonia aspirasi Pneumonia pada penderita Immunocompromised Berdasarkan bakteri penyebab Pneumonia bakterial / tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka, misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik, Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza. Pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia Pneumonia virus Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) Berdasarkan predileksi infeksi Pneumonia lobaris. Sering pada pneumania bakterial, jarang pada bayi dan orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya : pada aspirasi benda asing atau proses keganasan Bronkopneumonia. Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru. Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus. Sering pada bayi dan orang tua. Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Pneumonia interstisial
32
FKUB 2007 & 2006
Pengobatan Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP):Golongan Penisilin, TMPSMZ, Makrolid Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP): Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan), Sefotaksim, Seftriakson dosis tinggi, Marolid baru dosis tinggi, Fluorokuinolon respirasi Pseudomonas aeruginosa: Aminoglikosid, Seftazidim, Sefoperason, Sefepim, Tikarsilin, Piperasilin, Karbapenem : Meropenem, Imipenem; Siprofloksasin, Levofloksasin Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA): Vankomisin, Teikoplanin, Linezolid Hemophilus influenzae: TMP-SMZ, Azitromisin, Sefalosporin gen. 2 atau 3, Fluorokuinolon respirasi Legionella:Makrolid, Fluorokuinolon, Rifampisin Mycoplasma pneumoniae: Doksisiklin, Makrolid, Fluorokuinolon Chlamydia pneumoniae: Doksisikin, Makrolid, Fluorokuinolon
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Pulmonologi Penyakit Paru Obstruksi Kronis Level kompetensi 4 Referensi: PDPI 2003 & 2011 Definisi PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya. Bronkitis kronik Kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut - turut, tidak disebabkan penyakit lainnya. Emfisema Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.
Etiologi/faktor resiko Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan : o Riwayat merokok Perokok aktif Perokok pasif Bekas perokok o Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB),yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun : Ringan : 0-200 Sedang : 200-600 Berat : >600 o Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja o Hipereaktiviti bronkus o Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang o Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di Indonesia Diagnosis
33
Patogenesis o Pada bronkitis kronikterdapat pembesaran kelenjar mukosa bronkus, metaplasia sel goblet, inflamasi, hipertrofi otot polos pernapasan serta distorsi akibat fibrosis. o Emfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli. Secara anatomik dibedakan tiga jenis emfisema: Emfisema sentriasinar, dimulai dari bronkiolus respiratori dan meluas ke perifer, terutama mengenai bagian atas paru sering akibat kebiasaan merokok lama Emfisema panasinar (panlobuler), melibatkan seluruh alveoli secara merata dan terbanyak pada paru bagian bawah Emfisema asinar distal (paraseptal), lebih banyak mengenai saluran napas distal, duktus dan sakus alveoler. Proses terlokalisir di septa atau dekat pleura o Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi karena perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu : inflamasi, fibrosis, metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi jalan napas.
Penatalaksanaan umum PPOK
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI a. Anamnesis o Riwayat merokok / Riwayat terpajan zat iritan / Riwayat penyakit emfisema pada keluarga / Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi / saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara / Batuk berulang dengan atau tanpa dahak / Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi b. Pemeriksaan fisis PPOK dini umumnya tidak ada kelainan • Inspeksi o Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu) / Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding) / Penggunaan otot bantu napas / Hipertropi otot bantu napas / Pelebaran sela iga / Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis i leher dan edema tungkai / Penampilan pink puffer atau blue bloater • Palpasi o Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar • Perkusi o Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah • Auskultasi o suara napas vesikuler normal, atau melemah / terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa / ekspirasi memanjang / bunyi jantung terdengar jauh Radiologi Foto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain Pada emfisema terlihat gambaran : o Hiperinflasi / Hiperlusen / Ruang retrosternal melebar / Diafragma mendatar o Jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye drop appearance) Pada bronkitis kronik: o Normal / Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 % kasus
FKUB 2007 & 2006 Tujuan penatalaksanaan : Mengurangi gejala Mencegah eksaserbasi berulang Memperbaiki dan mencegah penurunan faal paru Meningkatkan kualiti hidup penderita Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi 1. Edukasi 2. Obat – obatan(bronkodilator, antiinflamasi, antitusif,mukolitik, antioksidan) 3. Terapi oksigen 4. Ventilasi mekanik 5. Nutrisi 6. Rehabilitasi PPOK merupakan penyakit paru kronik progresif dan nonreversibel, sehingga penatalaksanaan PPOK terbagi atas (1) penatalaksanaan pada keadaan stabil dan (2) penatalaksanaan pada eksaserbasi akut.
Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan pernapasan pursed - lips breathing Blue bloater Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer (Pursed - lips breathing) Adalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi yang memanjang.
34
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Pulmonologi : ASMA Level kompetensi 4 Referensi: PDPI 2003 & 2011 Definisi Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batukbatuk terutama malam dan atau dini hari.
Patogenesis Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas. Berbagai sel inflamasi berperan terutama sel mast, eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel. Faktor lingkungan dan berbagai faktor lain berperan sebagai penyebab atau pencetus inflamasi saluran napas pada penderita asma. Inflamasi terdapat pada berbagai derajat asma baik pada asma intermiten maupun asma persisten. Inflamasi dapat ditemukan pada berbagai bentuk asma seperti asma alergik, asma nonalergik, asma kerja dan asma yang dicetuskan aspirin.
Diagnosis RIWAYAT PENYAKIT atau GEJALA Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu Respons terhadap pemberian bronkodilator Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit Riwayat keluarga (atopi) Riwayat alergi / atopi Penyakit lain yang memberatkan Perkembangan penyakit dan pengobatan Kalau pemeriksaan penunjang jarang ditanyakan yang penting tahu klasifikasinya LIHAT tuh tabel !!!
-Balada-BodrexSangat Penting Karena hampir 80% keluar UKDI Dan penting untuk bekal dokter kita
35
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Tahapan Pengobatan yang digunakan saat penilaian (sangat penting)
Gejala dan Faal paru dalam Pengobatan Tahap I : Intermiten Gejala < 1x/ mgg Serangan singkat Gejala malam < 2x/ bln Faal paru normal di luar serangan Tahap II : Persisten Ringan Gejala >1x/ mgg, tetapi 2x/bln, tetapi 1x/mgg 60% host respon mobilisasi sel2 PMN/limfosit mengeluarkan mediator inflamasi interleukin 8 dll kerusakan epitel gastroduodenal lebih parah tanpa mampu mengeleminasi kuman H.pylori berkoloni di antrum mengeluarkan sitokin & enzim merusak sel2 epitel H.pylori terkonsentrasi di antrum antrum predominan gastritis -> kerusakan D sel (berfungsi mengerem produksi gastrin) produksi gastrin meningkat Asam lambung yang tinggi gastrik metaplasia tempat hidup H.pylori yg baik keasaman tinggi menekan muku dan bikarbonat OAINS Penggunaan OAINS non selektif -> menghambat COX-1 -> menekan prostatglandin ( berfungsi memelihara keutuhan mukosa )
NOTE : catatlah jika menurut anda kurang lengkap !!!
43
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) 1.Anamnesa gejala khas : ada fase remisi dan eksarsebasi. Nyeri epigastrium paling dominan rasa terbakar , rasa sakit tak nyaman yang tidak terlokalisasi 90 – 180 menit post prandial dan menghilang sesaat setelah makan Pada dispepsia kronik terdapat alarm sign yaitu : 1. keluhan muncul pertama saat usia > 45-50 tahun, 2. Melena, 3. BB turun > 10%, 4. Anoreksia, 5. Riwayat tukak sebelum, 6. Muntah persisten, 7. Anemia tanpa penyebab jelas 2. Pemeriksaan Fisis Tidak banyak -> nyeri palpasi epigastrium 3. Diagnosis Diagnosis pasti dengan pemeriksaan endoskopi dan biopsi. Bisa juga dilakukan foto barium kontras ganda
44
FKUB 2007 & 2006
Penatalaksanaan 1.Tujuan pengobatan o menghiangkan gejala o mempercepat penyembuhan tukak o mencegah komplikasi o mencega terjadinya kekambuhan 2. Terapi causa H.Pylori Prinsip : Kombinasi 2 jenis antibiotik dengan PPI a. PPI 2x1 & Amoksisilin 2x1 g/hari & Klaritromisin 2x 500mg b. PPI 2x1 & Amoksisilin 2 x 1 gr / hari & Metronidazole 2 x 500 mg c. PPI 2x1 & Klaritromisin 2x500 mg/hari & Metronodazole 2 x 500 mg 2. Terapi causa OAINS o Hentikan OAINS jika bisa o Pemberian COX-2 inhibitor o Pemberian obat lain bersamaan dengan OAINS H2RA atau PPI 3. TD non H.Pylori dan Non OAINS o Antasida dosis 120 – 240 mEq/ hari dalam dosis terbagi o H2 Receptor Antagonis pemberian selama 8-12 minggu angka keberhasilan 90% Cimetidin 2x400mg/hari atau 1x800 mg saat malam hari Ranitidin 300 mg sebelum tidur atau 2x150 mg Famotidin 40 mg sebelum ridur atau 2 x 20 mg o PPI 2x sehari sebelum makan malam dan pagi selama 4 minggu dengan keberhasilan 90%
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Gasroenterologi TUKAK GASTER LeveL Kompetensi 3b Literatur : PAPDI Definisi Suatu gambaran bulat atau oval ukuran > 5mm pada mukosa lambung akibat terputusnya integritas mukosa
Etiologi & Faktor Resiko Idem dengan Tukak Duodenum
Patogenesis Shay and Sun : Balance Theory (1974) gangguan keseimbangan antara faktor agresif dan faktor defensif 1. FAKTOR OFENSIF o Perusak endogen ( HCL, pepsinogen, garam empedu) o Perusak eksogen ( Obat – obatan, alkohol) 2. FAKTOR DEFENSIF o Pre Epiitel Mukus merintangi difusi ion seperti pepsin Bikarbonat kemampuan mempertahankan perbedaan PH Surface active phospolipid o Epithelial Menghasilkan mukus Transport ionik sel epitel + produksi bikarbonat Intracelular tight junction o Subepithelial Blood flow Komponen kunci dari pertahanan & perbaikan sistem sub epitel.
45
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI Subyektif & Obyektif (pem. fisik & pem. penunjang) 1. Anamnesis Nyeri ulu hati o Rasa nyeri timbul setelah makan (membedakan dengan tukak duodenum) o Lokasi sebelah kiri (duodenum di bagian tengah agak ke kanan) o Bermula pada satu titik dan difus bisa menjalar ke punggung Rasa tidak nyaman Muntah 2. Pemeriksaan Fisis Tidak begitu spesifik, hanya nyeri tekan epigastirum 3. Pemeriksaan Penunjang Endoskopi Diagnosti tukak peptik Radiologi Dapat digunakan sebagai media diagnostik tapi lebih sering digunakan adalah endoskopi Histopatologi Untuk diagnosa keganasan
46
FKUB 2007 & 2006
Penatalaksanaan Tujuan Terapi Idem dengan tukak duodenum Terapi 1. Non Medikamentosa istirahat o Secara umum rawat jalan o Ada kmplikasi rawat inap o Stres & kecemasan yg berlebihan dapat mempengaruhi peningkatan asam lambung Diet o Hindari cabai, makanan mengandung asam-> Menimbulkan rasa sakit o Hindari rokok o Hindari alkohol, air jeruk, asam, cola, kopi DKK menambah sekresi asam lambung Obat – Obatan o Hindari penggunaan OAINS apalagi dalam jangka waktu yang lama 2. medikamentosa Antasida Hanya untuk menghilangkan keluhan sakit Dosis : 3x1 tablet sehari Obat penangkal kerusakan mukus o Koloid Bismuth Dosis : 2x2 tabelt sehari o Sukralfat Dosis : 4x1 gram sehari o Prostatglandin Dosis 4x200 mg atau 2x400 mg o ARH2 Dosis terapeutik Simetidin : 2x 400 mg atau 800 mg malam / Ranitidin : 300 mg malam hari / Nizatidin : 1x 300 mg malam hari / Famotidin : 1 x 40 mg malam hari / Roksatidin : 2 x 75 mg atau 150 mg malam o PPI Dosis Omeprazole 2x 20 mg atau 1x 40 mg / Lanzoprazole 2x 40 mg 3. Tindakan Operasi Indikasi Elektif ( tukak refrakter / gagal pengobatan) Darurat ( komplikasi perdarahan, perforasi, stenosis) Tukak gaster dengan sangkaan keganasan
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Gastroenterologi PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS LeveL Kompetensi 3b Literatur : PAPDI & Clinical Medicine Definisi Perdarahan saluran makanan proksimal dari Ligamentum Treitz
Etiologi & Faktor Resiko a. Varises Esofagus b. Non – Varises esofagus Gastritis erosif Tukak peptik Kanker lambung
Patogenesis Varises Esofagus Sirosis Hepatis Hipertensi porta peningkatan aliran darah menuju gaster dan esofagus serta penuruan darah ke hepar varises esofagus dan varises gaster Upper GIT bleeding
Cara Berfikir Penatalaksanaan Pada Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas Pengelolaan dasar : 1. Mempertahankan stabilitas hemodinamik 2. Resusitasi 3. Mencegah perdarahan berulang. Langkah – langkah praktis : 1. Pemeriksaan awal ( st.hemodinamik) 2.Resusitasi 3. Melanjutkan anamesis dll 4. Memastikan perdarahan SaL. Cerna atas atau bawah 5.Diagnosis pasti 6. Terapi [ Penjabaran akan dibahas lebih terperinci DISETIAP kolom tersendiri ] POIN – POIN PenatalaksanaaN yang dimaksudkan DIATAS 1. Pemeriksaan awal (status Hemodinamik) 2. Stabilisasi Hemodinamik 3. Pemeriksaan Lanjutan Pemeriksaan meliputi Stabilisasi dengan cairan kristaloid Anamnesis 1 . Onset perdarhan, 2. Riwayat Nadi dan tensi saat berbaring nadi > 100x & perdarahan, 3. Riwayat perdarahan dalam transfusi darah jika TD < 90/60 atau MAP < 70 keluarga, 4. Perdarahan di bagian tubuh lain?, o Hemodinamik tidak stabil 5. Penggunaan obat – obatan NSAID atau Perubahan ortotatik nadi dan tensi sistol o Perdarahan baru yang diperkirakam lebih antikoagulan, 6. Kebiasaan minum alkohol, 7. turun > 20 / diastol > 10 & nadi meingkat > 15 x dari 1 liter Kemungkinan penyakit lainnya, 8. Riwayat menit o Perdarahan baru atau sedang berlangusng transfusi sebelumnya. dengan HB oktreotide dosis bolus 100 mcg/iv dilanjutkan per infus 25mcg/jam selama 8 – 24 jam atau smpai perdarahan berhenti PPI o Omeprazole dosis tinggi bolus 80 mg/iv per infus 8 mg/kgBB/jam selama 72 jam. Balon Tamponade : Tidak disarankan melebihi 24 jam
48
FKUB 2007 & 2006
Dilakukan Pemeriksaan endoskopi GIT, radiografi dengan barium, radionuklid dan angiografi. Dari pemeriksaan diatas yang paling sering digunakan adalah endoskopi GIT
Endoskopi Ditujukam pada perdarahan tukak yang masih aktif atau tukak dengan pembuluh darah yang tampak. Metodenya antara lain Contact thermal ( Monopolar atau bipolar elektrokoagulasi, heater probe) Noncontat thermal ( laser) Nonthermal ( suntikan adrenalin, polidolkanol, alkohol, atau pemakaian klip)
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Gastroenterologi PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH LeveL Kompetensi 3b Literatur : PAPDI & Clinical Medicine Definisi Perdarahan yang berasal dari usus di sebelah bawah LIGAMENTUM TREITZ
Etiologi & Faktor Resiko Divertekel Kolon Angiodisplasia Kolitis iskemik
Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Subyektif Tidak seperti perdarahan saluran cerna bagian atas, perdarahan saluran cerna bagian bawah bersifat lambat, intermiten, tidak memerlukan perawatan rumah sakit. Hematokezia manifestasi tersering perdarahan saluran cerna bagian bawah Melena dapat terjadi pada perdarahan kolon sebelah kanan dengan perlambatan mobilitas Diperlukan tes guaiac untuk memastikan diagnosa Darah samar opo iki maksud e smear tha Pemeriksaan Fisis seperti saat kita STASE IPD ^^ (Harus Lengkap) Pemeriksaan Penunjang a. Kolonoskopi Prosedur diagnostik yang terpilih sebab akurasinya tinggi dalam menentukan sumber perdarahan -> sebaiknya dilakukan pada perdarahan saluran cerna berlangsung perlahan atau sudah berhenti b. Endoskopi Jika perdarahan saluran cerna diduga berasal dari distal ligamentum Treitz dan dengan pemeriksaan kolonoskopi memberikan hasil yang negatif, endoskopi dianjurkan. c. Scintigraphy dan angiografi Perdarhan berat -> angiografi (perdarahan >1/2 ml per menit) -> diawali scintigrafi. d. Pemeriksaan radiografi lainnya Enema barium -> dapat mendiagnosis + mengobati intususepsi.
49
Patogenesis Yaa... Kalau ada waktu senggang. Baca saja di PAPDI atau LiterartuR IPD lainnya gitu aja kok repot
Penatalaksanaan Resusitasi o Penatalaksanaan sama dengan Perdarahan SCBA Medikamentosa o Hemoroid fisura ani dan ulkus rektum soliter -> bulk forming agent, sitzh bath, dan menghindari mengedan o Kombinasi estrogen dan progesteron dapat mengurangi perdarahan pada pasien yang menderita angiodisplasia Terapi Endoskopi o Bermanfaat mengobati angiodisplasia dan perubahan vaskuler pada kolitis radiasi Angiografi terapeutik o Bila kolonoskopi gagal Terapi bedah o Pendekatan utama pada pasien stabil di beberapa kondisi ( divertikel Meckel atau keganasan)
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI Perdarahan Saluran Cerna Atas (Skematik)
FKUB 2007 & 2006
karakteristik Tes Darah Semar & Feces (gak jelas)
Perdarhaan Saluran Cerna Bawah (Skematik)
50
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Gastroenterologi GASTROENTERITIS LeveL Kompetensi 4 Literatur : PAPDI Definisi -BAB dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair , kandungan ar tinja lebih banyak dari biasanya ( > 200 gram atau 200 ml/24 jam) - BAB encer > 3x sehari
51
Etiologi & Faktor Resiko 1. Infeksi a. parenteral Bakteri (Shigella,E.Coli, dll) Virus (Rota, Adenovirus ,dll) Parasit(E.Histolitica,G.Lambia) Jamur (Kandida) b. Parenteral OMA,Pneumonia, dll 2. non Infeksi a. Makanan Intoksikasi Alergi Malabsorbsi b. Immunodefesiensi c. Terapi obat
Patogenesis 1. Diare Osmotik Meningkatnya tek.osmotik intraluminal dari usus halus obat – obatan / zat kimia yang hiperosmotik malabsorbsi umum defek dalam absorbsi mukosa 2. Diare Sekretorik Meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus & menurunnya absorbsi efek enterotoksin infeksi V. Cholera/E.Coli efek obat laksatif reseksi ileum 3. Malbasorbsi Asam Empedu / Lemak Gangguan pembentukan micelle empedu serta gangguan penyakit saluran bilier dan hati 4. Defek Sistem Pertukaran anion Hambatan mekanisme transport aktif Na+K+ATPase di enterosit 5. Motalitas waktu transit usus abnormal hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus ansorpsi yang abnormal di usus halus 6. Gangguan permeabilitas usus permeabilitas usus yang abnormal gangguan morfologi membran epitel spesifik pada usus halus 7. Inflamasi dinding usus Kerusakan mukosa usus Produksi mukus yang berlebih & eksudasi air dn elektrolit ke dalam lumen dan gangguan air serta elektolit 8 Diare Infeksi Non Invasif & Sekresi toksin menempel pada epitel usus Sekresi aktif anion klorida yang diikuti air, in bikarbonat, dan kation natrium kalium.
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Anamnesis Diare ( Tinja cair atau setengah cair ), Mual dan muntah, Nyeri abdomen, Demam, Dehidrasi Pemeriksaan Fisik o Beratnya diare > penyebab diare o tanda – tanda vital o Tanda – tanda dehidrasi o Bunyi usus o Tanda – tanda distensi abdomen Pemeriksaan Penunjang Untuk pasien dehidrasi, toksikasi berat atau diare yang berlangsung lama o Pemeriksaan darah tepi lengkap (Hb, Hematokrit, leukosit & hitung jenis leukosit) Virus : leukosit normal Bakteri : leukositosis + peningkatan jumlah leuokosit muda o SE & Ur Cr o Pemeriksaan tinja Leukosit/ telor cacing/ parasit dewasa
FKUB 2007 & 2006
Penatalaksanaan REHIDRASI o Rumus BJ Plasma Keb. Cairan : BJP – 1,025 x 1000xBBx 4 ml o Metode Pierce Deh. Ringan : 5 % x BB Deh. Sedang : 8 % x BB Deh. Berat : 10 % x BB o Metode Daldiyono ( liat tabel d bawah) Skor/15 x 10 % x kgBBx 1L Bila skor 3 disertai syok diberikan cairan IV Cara Pemberian : 2 jam pertama ( inisial) : jumlah total keb. Cairan diberikan langsung dalam 2 jam ini -> tercapai rehidrasi optimal 1 Jam berikut ( kedua ) : Berdasar kehilangan cairan selama 2 jam tahap inisial Jam berikutnya berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja DIET o Dianjurkan : sari buah, teh, minuman non soda, makanan mudah dicerna ( keripik, nasi, pisang, sup) o Dihindari : puasa ( kecuali muntah – muntah hebat), susu sapi, kafein, minuman alcohol OBAT ANTI DIARE Mengurangi gejala o Derivat opioid : Loperamide, Difeniloksiklat atrofin, tinktur opium. o Mengeraskan tinja : Attapulgite 4x2 tab per hari atau smectite 3x1 saset diberikan tiap habis diare o Anti sekretorik : Hidrasec 3 x1 tab/hari.
52
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006 TAMBHAN penting !!!
SKOR PENILAIAN Klnis DEHIDRASI
Dehidrasi Ringan : cairan hilang 2-5%BB Turgor kurang, suara serak, belum syok Diare Sedang : Hilang cairan 5-8% BB Turgor buruk, suara serak, nadi cepat, nafas cepat dan dalam, kondisi pre-syok Dehidrasi berat : cairn hilang 8-10 % BB Dehidrasi sedang + Kesadaran menurun, otot – otot kaku dan sianosis Klasifikasi diare Berdasarkan KLINIS Dehidrasi ringan : BJP 1,025 – 1,028 Dehidrasi sedang : BJP 1,028 - 1,32 Dehidrasi berat : BJP 1,032 – 1,040 Berat Jenis Plasma
Central Venous Pressure : NomaL : CVP + 4 - +11 cm H20 Dikatakan Syok/dehidrasi CVP < +4 cm H20 TambahaN
53
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Ganstroenterologi MOUTH ULCER LeveL Kompetensi 4 Literatur : Jurnal kesehatan ABC of Oral health (Sulit mencari sumber dari buku mungkin ada yang bisa membantu? Matur nuwun) ini kata LananG ^^ bukan ayas ilakes sing nulis INGET dia sampai BBM ayas (semangat bodrex Luar BINASA)
Definisi
Etiologi & Faktor Resiko
Subyektif & Obyektif (pem. fisik & pem. penunjang)
Hilangnya jaringan yang melapisi bagian dalam dari mulut ( membran mukosa)
Injury/ Trauma Tergigit, Luka akibat gosokan gigi, iritasi antiseptik yang kuat, gesekan dengan gigi secara kontinyu. Kebersihan mulut buruk Infeksi ( lihat gambar) Reaksi auto imun (Lichen Plannus) malignancy Unknown (Upthous Ulcer)
Gejala o adanya ulcer di dalam mulut dimana terkadang berwarna putih yang dikelilingi kemerahan serta bengkak pada daerah sekitarnya o Nyeri yang memberat ketika makan atau menggosok gigi o Sensasi tersengat ketika makan asam o Ulkus biasanya hilang dalam waktu 7-14 hari (ulkus yang bertahan lebih dari 3 minggu harus diperiksa kemungkinan malignancy atau penyebab serius lainnya)
Pemeriksaan Fisik o Demam ( jika disebabkan oleh infeksi) o Adanya erosi pada rongga mulut
Penatalaksanaan Kebanyakan sembuh sendiri dalam waktu < 3 minggu Hindari : makanan pedas, makan – makanan yang mengandung asam Lakukan : Jaga kebersihan mulut ( sikat gigi ) Minum air yang cukup, kumur dengan air hangat garam teratur, Singkirkan penyebab lain seperti diabates maupun inflammatory bowel disease kostikosteroid dapat digunakan pada uptous ulcer Terapi anti nyeri : NSAID daoat digunakan Pemberian antibiotik obat kumur dapat mempercepat proses penyembuhan dengan memberikan efek perlindungan pada luka Terapi anti viral bisa diberikan pada kasus HSV
Pemeriksaan Tambahan o DL tanda – tanda infeksi o Skin biopsi Curiga keganasan
KATAnya Lanang itu Gambarnya penting !!! Katanya LHO ya belum jaminan KELUAR UKDI juga ^^
54
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Hepatologi Abses Hepar LeveL Kompetensi : 4 Literatur : PAPDI Definisi Infeksi hepar yang disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, jamur yang ditandai dengan adanya proses supurasi di parenkim hepar.
Etiologi & Faktor Resiko Faktor resiko: Penyakit system biliaris Infeksi rongga peritoneum Trauma tusuk pada hepar
Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Subjektif o nyeri perut kanan atas (jalan membungkuk), Demem tinggi, malaise, mual-muntah, nafsu makan menurun, penurunan BB, ikterus, BAB warna seperti kapur, BAK warna gelap. Objektif o Hepatomegali, nyeri tekan hepar, splenomegali Penunjang o Lab: leukositosis, LED↑, alkalin fosfatase↑, OT/PT↑, serum bilirubin↑, serum albumin↓, protrombin time memanjang. o Kultur darah o Foto thorax, polos abdomen diafragma kanan meninggi, efusi pleura, atelektasis basiler, empiema, atau abses paru. Dibawah diafragma ada air fluid level. o CT scan abdomen
55
Patogenesis Infeksi hepar proses supurasi pembentukan pus Abses hepar SINGKAT padat dan jelas (Jika Kurang jelas masih ada PAPDI)
Penatalaksanaan Drainase perkutaneus abses intra-abdominal dengan tuntunan ultra sound atau tomografi komputer Awal, penisilin kombinasi dgn ampisilin, aminoglikosida, atau sefalosporin generasi III dan Klindamisin atau metronidazol. Jika 24-48 jam tidak ada perbaikan, ganti dengan yang sesuai dengan hasil kultur.
Note : Abses hepar ini ada 2 rek ada yang amoeba dan pyogenik angka kejadiannya (lupa aku lihat di PAPDI) PATOGNOMONIS rek Nyeri luar biasa di kuadran kanan atas dan nyeri tekan (+) gali juga riwayat trauma abdomen ada ndak klinis IKTERUS jarang dijumpai Selebihnya baca aja atas itu ATAU baca sendiri di PAPDI itu pun kalau mau wkwkwk Gak oleh nesu annn cepet MATI !!!
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
hEpatologi Hepatitis A dan Hepatitis B Level Kompetensi : 4 Literatur : PAPDI, Sabatine, dan MEDSCAPE Definisi
Etiologi & Faktor Resiko
Infeksi virus Hep A dan Hep B
Faktor resiko: Hepatitis A Transmisi enteric (fekal-oral), IVDU (intra vena drug user), transfusi (jarang) Hepatitis B Transfusi, IVDU, hemodialisa, pekerja kesehatan, transmisi seksual, tertusuk jarum, penggunaan ulang alat medis yang terkontaminasi, penggunaan bersama pisau cukur, silet, tato, akupuntur, tindik, penggunaan sikat gigi bersama, transmisi maternal-neonatal.
Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Hep B HbsAgantigen virus, terdeteksi 4 minggu setelah terinfeksi AntiHBs antibody HBV HbeAgmenunjukan tingkat replikasi virus yang tinggi AntiHbe penurunan replikasi virus, infektifitasmenurun. IgM Infeksi akut bias terdeteksi saat window period (5-6bln) IgG antiHbC Previous/ongoing infection Interpretasi: o Imunitas didapat dari infeksi natural antiHBs (+), antiHBc IgG (+) yang lain negative o Imunitas dari imunisasi anti HBs(+), yang lain negative o Masa inkubasi HBsAg(+), HBeAg(+), HBVDNA(+) o Infeksi akut HBsAg (+)/(-), antiHBc IgM(+), HBeAg (+), HBVDNA (+) o Infeksi kronik HBsAg (+), antiHBc IgM (-)/(+), antiHBc IgG(+), HBeAg (-) /(+), anti HBe (-)/(+), HBVDNA(+).
56
Patogenesis
Infeksi Hepatitis A dan Hepatitis B. Adanya keterlibatan sistem imun (CD8 dan CD4 SelT) dan produksi sitokin di hepar.
Penatalaksanaan Suportif IFN-α 5MIU/hr atau 10MIU 3x/seminggu SC 4 bulan Lamivudin 100mg/hr
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Hepatologi Perlemakan Hati Level Kompetensi : 4 Literatur : PAPDI dan Medscape Definisi Ditemukannya sel lemak minimal 5-10% dari keseluruhan sel hepatosit.
Etiologi & Faktor Resiko Faktor resiko: Obesitas Diabetes mellitus Dislipidemia Alkohol
Patogenesis Normalnya : Free fatty acid sirkulasi arteri dan portal hepar metabolisme TriGliserida. Pada Obesitas : terjadi peningkatan massa jaringan lemak FFA menumpuk dihepatosit merusak mitokondria. Pada DM : Resistensi insulin peningkatan endotoksin hepar dan penurunan antioksidan aktifitas sel stelata terus berlanjut pembengkakan hepatosit dan kematian sel fibrosis dan badan Mallory
Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Subjektif o lemah, malaise, keluhan tidak enak dan seperti mengganjal di perut kanan atas. Objektif o Hepatomegali, Asites, Jaundice Pemeriksaan Penunjang o Biopsi o USG hiperechoic (bright liver)
Penatalaksanaan Antidiabetik dan insulin sensitizer: Metformin3x500mg/hr selama 4 bulan. Tiazolidindion memperbaiki sensifitas insulin. Antihiperlipidemia: Gemfibrozil Antioksidan: vitamin E 300 IU/hr, vitamin C 1000 IU/hr Hepatoprotektor: Ursodeoxycholic acid (UCDA) 10-15mg/kg/hr
NOTE
57
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Hepatologi Sirosis Level Kompetensi : 3a Literatur : PAPDI dan Medscape Definisi Keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatic yang berlangsung progresif ditandai distorsi arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regenerative.
Etiologi & Faktor Resiko Infeksi: Bruselosis,Ekinokonus,Skistosomiasis, Toksoplasmosis,Hepatitis Virus (B,C,D, CMV) Penyakit Keturunan dan Metabolik: Def.alfa 1 anti tripsin,Syndrome fanconi, Galaktosemia,Penyakit gaucher,Penyakit simpanan glikogen,Hemokromatosis,Intoleransi fruktosa herediter,Tirosinemia herediter Penyakit Wilson Obat dan Toksik: Alcohol, Amiodaron,Arsenic,Obstruksi bilier Penyakit pelemakan hati non alcoholic,Sirosis bilier primer, Kolangitis, Sklerosis primer
Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Subjektif Kompensatamudah lelah, mual, nafsu makan↓, BB↓, impotensi, libido↓. Dekompensatarambut badan↓, ggn tidur, subfebris, perdarahan gusi, epistaksis, ggn siklus haid, kencing seperti teh, hematemesis-melena, perubahan status mental (lupa, bingung, koma). Objektif Fisik: Spider teleangiektasis, Eritema Palmaris, Kuku muchrche, Kontraktur Dupuytren, Ginekomastia, Atrofi testis, Hepatosplenomegali, Asites, Fetor Hepatikum, Ikterus. Penunjang : SGOT/PT↑, Alkali fosfatase↑, GGT↑, Bilirubin↑, Albumin↓, Globulin↑, USG, Barium meal.
58
Patogenesis Infeksi hepar, Bahan-bahan hepatotoksik, Kelainan metabolik ketidak-seimbangan pembentukan dan degradasi matriks ekstrasel hepatosit pembentukan kolagen terjadi FIBROSIS yang terus menerus jaringan hati yang normal akan diganti oleh jaringan ikat hepar mengkerut (ukuran mengecil), berbenjol-benjol (nodular) menjadi keras SIROSIS
Penatalaksanaan Hilangkan etiologi Kompensata : asetaminofen, kolkisinhambat kolagen. HepB : interferonα 3 MIU subcutan 3x seminggu 4-6 bulan dan lamivudin 100mg po 1th. HepC : interferonα 5 MIU 3x seminggu dan ribavirin 800-1000mg/hr selama 6 bulan. Dekompensata : Asites : bedrest, diet rendah garam, Diuretik (spironolakton 100-200mg 1x/hr, furosemid 20-40mg/hr, maks160mg/hr), Parasentesis 4-6L (control albumin). Hepatik Ensefalopati : Laktulosa, Neomisin Varises Esofagus : Somatostatin/oktreotid Transplantasi Hepar
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Endokrinologi DIABETES MELITUS Level Kompetensi : 4 dan 3a Literatur : Konsensus DM tipe 2 di indonesia, Diabetes Care, Buku ajar Ilmu Penyakit dalam Definisi Suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin (Resistensi Insulin) atau defek pada sekresi insulin, atau kedua-duanya
Etiologi & Faktor Resiko 1. IDDM (Immune Mediated, idiopatik) Faktor Genetik (herediter) Faktor Infeksi (Coxsackievirus B, Streptococcus Faktor Respon Autoimun 2. NIDDM (Defek sekresi insulin, Resistensi Insulin) Faktor Herediter o Faktor Penting lainnya: Usia < 45 Tahun & IMT > 23 kg/m2 & TD > 140/90 mmHg & Riwayat TGT atau GDPT & PJK, TB, Dislipidemia dan Hipertiroid & Riwayat DM gestasional & BB lahir > 4000 gram
Patogenesis 1. IDDM Tipe IA : diduga pengaruh genetik dan lingkungan memiliki peranan utama dalam kerusakan Pankreas. HLA-DR4 diduga berperan Penting. TipeIB : Berhubungan dengan Keadaan autoimun primer yang biasanya disertai Kelainan autoimun lainnya : Hashimoto disease, Grave disease, Prenicous Anemia, Myasthenia gravis. Berhubungan dengan HLA-DR3. 2. NIDDM Resistensi Insulin : Penurunan kemampuan Jaringan Perifer untuk Merespon Insulin. Disfungsi Sel B Langerhans : Sekresi Insulin Tidak Mencukupi setelah Terjadinya Resistensi Insulin dan Hiperglikemi
Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Subyektif Keluhan Khas DM : Poliuria / Polidipsia / Polifagia / Penurunan BB yang tidak diketahui sebabnya Keluhan Tidak Khas DM : Lemah / Kesemutan di Ujung ekstremitas / Gatal / Mata Kabur / Disfungsi ereksi / Pruritus Vulva / Luka yang Sulit sembuh Pemeriksaan Fisik (Lengkap Untuk Diagnosis Komplikasi) TB, BB, TD, Lingkar Pinggang & Tanda Neuropati & Mata (Visus, Lensa, dan Retina) & Jantung & Paru-Paru & Gigi Mulut & Pulsasi arteri Perifer Pemeriksaan Penunjang (Kalau pasien KAYA ) Urinalisis Rutin / Kreatinin / SGPT / Profil Lipid DIAGNOSIS DIABETES MELITUS EKG / Foto thoraks / Funduskopi / Ankle brachial index (ABI) 1. Gejala Klasik DM + Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL. 2. Gejala Klasik DM + Kadar glukosa Plasma Puasa > 126 mg/dl 3. Kadar Glukosa Plasma 2 jam pada TTGO > 200mg/dL 4. HbA1C > 6,5%
59
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
PenatalaksanaaN EdukaSi & PerencanaaN NakaM Meliputi Pemahaman Tentang Penyakit DM (pentingnya Pengendalian dan Pemantuan) Komplikasi DM Intervensi Farmakologis dan Non-Farmakologis Hipoglikemia Cara Mempergunakan Fasilitas Perawatan BB ideal dapat dihitung dengan Rumus Broca : Berat Badan Ideal = (TB-100)-10% BB (Pria dengan Tinggi lakilaki, riwayat keluarga) Lingkungan (Def.Kalsium, obat2an(steroid, dll), merokok, alcohol, aktifitas fisik kurang) Hormonal (def.estrogen, androgen, tirotoksikosis) Penyakit kronik ( sirosis hepatis, gagal ginjal, gastrektomi)
Patogenesis Tipe I: osteoporosis pasca menopause defisiensi estrogen akibat menopause. Tipe II: Osteoporosis senilis gangguan absorbs kalsium diusushiperparatiroidisme sekunder Osteoporosis.
Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang)
Penatalaksanaan
Subjektif: nyeri tulang, kelemahan otot. Objektif : waddling gait (jalan seperti bebek, pelvis drops, kifosi), kalsifikasi ekstraskeletal.
Estrogen : estrogen terkonjugasi 0,625 mg/hr, 17β-estradiol oral 1-2mg/hr, 17β-estradiol transdermal 50µg/hr, 17β-estradiol perkutan 1,5mg/hr, 17βestradiol subkutan 25-50mg setiap 6 bulan. Raloksifen 6 mg/hr Bisfosfonat : etidronat 400mg/hr2minggu, klodronat 400mg/hr1bulan, pamidronat 60-90mg/kali selama 4-6jam drip iv, Alendronat 10mg/hr setiap hari, Risedronat 30mg/hr selama 2 bulan.
Radiologis: penurunan densitas tulangpenipisan korteks dan daerah trabekular yang lebih luscen. Tanda-tanda fraktur.
71
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Rheumatologi Paget Disease Level Kompetensi : 3a Literatur : PAPDI dan MERCK
Definisi
Gangguan dimana terdapat peningkatan berlebihan dari turn over tulang pada bagian yang terlokalisir dari skleleton.
Etiologi & Faktor Resiko
Patogenesis
Mutasi gen sequestrum1 (pada tulang) dari kromosom 6
Bone turnover osteoclast aktif secara berlebihan osteoclast membesar dan mengandung banyak nuclei osteoblast repair hiperaktif penebalan lamella dan trabekula struktur tulang jadi lemah dan abnormal bone enlargement dan heavy calcification.
Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Subjektif Nyeri dan kekakuan tulang terkadang bertambah buruk pada malam hari, jika terkait tulang tengkorak mungkin ada nyeri kepala dan gangguan pendengaran. Objektif :Skull enlargement, dilated scalp veins, nerve deafness, short kophitic trunk. Pemeriksaan Penunjang o Serum alkali phospatase, Ca, dan PO4↑ o Radiologis: ↑bone sclerosis, trabekulasi dan penebalan korteks, bone enlargement, bowing (pembengkokan)
72
Penatalaksanaan Simtomatik Spesifik o Bisfosfonat : etidronat 2-20mg/kgBB/hr, klodronat, pamidronat 3 infus 60mg dengan interval 2 minggu, Alendronat 40mg/hr selama 6 bulan, Risedronat 30mg/hr selama 2 bulan. o Kalsitonin o Plikamisin Surgery Manajemen fraktur, deformitas, dll.
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Rheumatologi Rhematoid Artritis Level Kompetensi : 3a Literatur : PAPDI dan Sabatine
Definisi Penyakit autoimun yang ditandai dengan sinovitis erosive simetrik yang walaupun terutama mengenai persendian namun bisa juga melibatkan organ tubuh lain. (Sabatine) Kronik, Simetrik, Kelemahan, Destruktif poliarthritis yang disebabkan oleh inflamasi, proliferative jar.sinovial (pannus formation) pada joint yang terkena.
Etiologi & Faktor Resiko Genetik : MHC class II Hormon seks Environmental : Merokok, paparan debu silikon
Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Subjektif Kaku pagi hari (>30’), swelling, pain Objektif arthritis >3sendi, arthritis pada sendi tangan, arthritis simetris, nodul rematoid Pemeriksaan Penunjang o factor rematoid serum (+) o Radiologis: Pada tangan posterior atau pergelangan tangan ada erosi atau dekalsifikasi tulang.
73
Patogenesis
Antigen+system imun (HLA, CD4, antibody, dll) terbentuk kompleks imun secara terus menerus pengendapan kompleks imun di synovial permeabilitas vaskular↑ sel PMN memfagosit kompleks imun degranulasi mast cell, pembebasan radikal oksigen, dll inflamasi dan dan kerusakan jaringan, erosi rawan sendi dan tulang.
Penatalaksanaan Initial therapy: NSAID DMARD (Disease Modifying Antirematic Drug) Klorokuin fosfat 250mg/hr atau Hidroksiklorokuin 400mg/hr Sulfazalazine 1x500mg/hrnaik 500mg tiap minggu sampai 4x500mg. Metrotrexate Cyclosporin-A Leflunomide
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Rheumatologi SLE Level Kompetensi : 3a Literatur : PAPDI, Medscape, dan sabatine Definisi Penyakit autoimun yang ditandai oleh produksi antibody terhadap komponen inti sel yang berhubungan dengan manifestasi klinis yang luas.
Etiologi & Faktor Resiko Factor Genetik, Lingkungan, dan hormonal terhadap respon imun.
Patogenesis (Medscape) Innate susceptibility (HLA type, gen imunoregulator, complement, hormonal) dan Environmental stimuli (UV exposure, Drugs, microbial respons) Proliferasi autoimun (Aktivasi sel T/B, rasio CD4:CD8 yang tinggi, defek kompleks imun, toleransi terganggu) Produksi auto antibody (apoptosis, self recognition, reaksi silang antibody asing)
Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Kriteria Diagnosa SLE
Penatalaksanaan Konservatif sesuai gejala
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Agresif o Azatioprin 50-150mg/hr td o Siklofosfamid 50-150mg/hr o Metotreksat 7,5-20mg/minggu td o Siklosporin A 2,5-5mg/KgBB o Mofetil mikofenolat 2000mg/hr bd
Malar rash Discoid rash Fotosensitivity Oral ulcer Nonerosive arthritis Serositis (pleuritis atau perikarditis yang ditandai dengan plura effuse atau efusi pericardium) 7. Kelainan ginjalProteinuria(>500mg/dL/3+ on dipstik)/seluler cast 8. Kelainan neurologis (kejang, psikosis, dll) 9. Kelainan hematologi (leukopeni, trombositopenia, anemia hemolitik) 10.ANA tes (+) 11.Anti dsDNA, anti Sm, antiphospolipid abs NB : SLE tegak jika ≥4 kriteria diatas Diagnosis SLE
74
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI
FKUB 2007 & 2006
Tropik-infeksi Amebiasis Level Kompetensi : 3a Literatur : Harrison dan oxford textbook Definisi
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Entamoeba hystolytica yang dapat menyerang intestinal maupun ekstra intestinal
75
Etiologi & Faktor Resiko Etiology Entamoba hystolitica Factor resiko: o Penyakit amebiasis ini ditularkan melalui cyst yang termakan oleh manusia, sehingga factor resikonya adalah o fecal hygiene yg buruk o kebiasaan tidak mencuci tangan o Kepadatan penduduk dan kurangnya sanitasi. o Bepergian ke luar negeri. o Kombinasi oral-anal seks(homosexual). o Keterbelakangan mental. o HIV/AIDS
Patogenesis Sebelum pathogenesis kita pelajari, lebih baik kita lihat dulu bagaimana life cycle E. hystolitica (Lihat Di Lampiran Amebiasis) E. hystolitica memiliki bentuk infektif berupa cyst, dan bentuk aktif berupa trophozoit. Siklus hidup dimulai dari bentuk infektifnya. Cyst yang tertelan kemudian mengalami excystasi di small intestine. Setelah mengalami excystasi dan berubah menjadi bentuk aktif nya yaitu trophozoit, E hystolitica kemudian hidup di large intestine/kolon. Pada sebagian besar orang E.hystolytica hidup komensal di kolon, namun pada kondisi dimana sistem imun menurun atau perkembangan E. hystolytica yang terlalu banyak, maka E. hystolitica dapat termanifestasi menjadi pathogen. E. hystolitica menempel di lumen mukosa usus—> invasimikroulcerasi di caecum, sigmoid, dan rectum keluarnya sel inflammatory radangmuncul tanda tanda colitis E. hystolitica memiliki kemampuan untuk melakukan invasi ke pembuluh darah di colon selain itu E. hystolytica memiliki kemampuan untuk melisiskan neutrofil, lymfosit dan monosit yang berada di lapisan sel kolon dan hepar serta memiliki kemampuan untuk lepas dari lysis mediated komplemen sehingga dapat bertahan di dalam pembuluh darah masuk ke aliran vena masuk ke aliran vena porta di hepar neutrofil di hepar lisis akibat kontak dengan E. hystolytica keluarlah neutrofil toxin yang menyebabkan nekrosis pada hepatositparenkim hepar digantikan oleh material nekrotik, terbungkus oleh lapisan tipis dari jaringan hepar yang mengalami kongesti memberikan gambaran khasanchovy paste/ anchovy sauce paucesekedar informasi gan pus nya tuh steril, E. hystolitica ada disekitar kapsulnya
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “ TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
UKDI - DiViSi iLmu Penyakit Dalam (Sekali) - 30% prosentase UKDI Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Subjektif Manifestasi klinis dari amebiasis terbagi dalam 3 sindroma, yaitu 1. Intestinal amebiasis Merupakan tipe amebiasis yang paling umum, adapun gejala yang muncul adalah tanda tanda colitis yaitu nyeri perut bawah diare dari ringan sampai berat diare biasanya hanya mengandung sedikit material feses, dan terdapat darah dan mucus sangat jarang menyebabkan demam(
View more...
Comments