Inventarisasi Bulu Babi Fix

October 9, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Inventarisasi Bulu Babi Fix...

Description

 

  INVENTARISASI BULU BABI (ECHINODEA) PADA EKOSISTEM PESISIR DI PULAU BIRA BESAR, KEPULAUAN SERIBU

Rimayani 1, Hasna Rashifah, Dhia Rahid, Helvinawati Sunarto, Rizka Amelia Putri  Mentor : Farrah Meuthia2 JurusanBiologi FMIPA UniversitasNegeri Jakarta (UNJ) Jl. Pemuda No.10 Rawamangun, Jakarta Timur. Indonesia. Tlp: 0214894909 Email: rimayani15@ [email protected] gmail.com

Abstrak

Inventarisasi Echinoidea dilakukan di Pulau Bira Besar, Kepulauan Seribu yang mana tidak dihuni oleh manusia, maka pemerintah pemerintah menetapkan Pulau Bira Bira Besar sebagai salah satu kawasan konservasi Nasional Kepulauan Kepulauan seribu. Sehingga kawasan ini ini merupakan habitat yang sesuai untuk biota laut. Inventarisasi Echinodea dilakukan pada 25 November 2016 dengan menggunakan metode Belt Transek dan survey sebagai teknik pengambilan data. Hasil dari  pengamatan inventarisasi menunjukan kelas Echinodea yang berada di pulau bira besar ditemukan 3 spesies dari kelas Echinodea yaitu spesies Diadema spesies  Diadema setosum sebanyak setosum sebanyak 51 individu. Ditemukan spesies  Echinarachnius sp sp.. sebanyak 1 individu dan ditemukan spesies  Echinotrix sp. sebanyak 3 individu diluar jalur pengamatan.  Kata kunci : Echinoidea, Inventarisasi, Inventarisasi, Pulau Bira Besar Kepulauan Seribu

 Ab  A bstrac stractt

The Echinoidea inventories was held in Bira Besar Island, Kepulauan Seribu which is not inhabited by human, then the government set Bira Besar Island as one of Kepulauan Seribu  National Conservation Area. Bira Besar Island is a suitable habitat for sea creature. The Echinoidea inventory held on 25 November 2016 by using belt transects method and survey as data collection techniques. techniques. The results results of the observation observation showed that the class Echinodea Echinodea discovered three species of the species Diadema setosum Echinoidea class with total 51 individuals. One  Echinarachnius sp. Species discovered and three species  Echinotrix  Echinotrix   sp. also discovered outside observation.  observation.  Keywords: Echinoidea, Echinoidea, Inventories,Bira Besar Island Kepulauan Seribu

 

  I.  PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Seribu merupakan gugusan pulau kecil yang relatif masih terjaga keindahannya. Beberapa pulau dari kepulauan ini didiami oleh manusia. Kawasan ini juga merupakan habitat yang sesuai untuk biota laut sehingga mempunyai tingkat keanekaragaman yang tinggi. Mengingat pentingnya gugusan pulau ini maka pemerintah menetapkannya pulau Bira Besar sebagai salah satu kawasan konservasi  Nasional Kepulauan seribu yang dilindungi undang-undang. undang-undang. Pulau Bira Besar adalah salah satu pulau di kepulauan Seribu yang secara administratif termasuk kedalam wilayah kabupaten kepulauan seribu provinsi DKI Jakarta. Pulau ini memiliki luas 291 300 m. Selain mempunyai tingkat keanekaragaman yang tinggi pulau ini

dari daerah pasang surut sampai perairan dalam dengan daerah tubir. Echinodae lebih menyukai perairan yang jernih dan relatif tenang. Pada umumnya setiap  jenis memiliki habitat yang spesifik, misalnya kelas Echinodea yang sering dijumpai di daerah terumbu karang,  padang lamun dan pasir. Padang lamun,  pasir dan ekosistem terumbu karang merupakan habitat tempat hidup  berbagai jenis biota laut. Kehadiran dan peranan echinodermata  pada ekosistem pasir, lamun dan terumbu karang telah dilaporkan oleh Clark and Rowe (1971). Faktor fisikkimia laut meliputi salinitas, pH, arus, suhu, dan kecerahan yang selalu  berubah-ubah sangat berpengaruh terhadap kehidupan organisme di daerah  pasang surut (Rumahlatu et al., al., 2008). Selanjutnya dikatakan bahwa densitas hewan laut bergantung pada temperatur, salinitas, arus, kondisi substrat dan

 juga menyimpan pesona keindahan keindahan alam sehingga dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata. Sama seperti pulau lain yang terdapat di sekitarnya, pulau ini dikelilingi oleh batu karang yang membentuk cincin (atol). Dengan kondisi yang masih terjaga maka di  pantai ini sangat mudah ditemukan biota laut seperti keong (Gastropoda), karang (Anthozoa), alga, bintang ular laut (Ophiuroidea), landak laut (Echinoidea) dan bintang laut (Asteroidea). (Asteroidea). Selain untuk mengamati biota laut, lokasi ini juga cocok untuk melakukan kegiatan seperti menyelam,

habitat sangat menentukan pesebaran echinodae (Aziz, 1996). Peran Echinoidea adalah sebagai penyeimbang ekosistem karena echinoidea merupakan  pemakan  pemaka n makro alga sehingga menjaga  popolasi makro alga agar tidak terjadi bloming.   Berdasar peran Echinoidae bloming. yang penting inilah maka penelitian ini harus dilakukan untuk menginventarisasi menginventarisasi  jenis Echinoidae yang ada di Pulau Bira, Kepulauan Seribu.

snorkling dan penelitian. Penyelam dapat menikmati indahnya panorama yang disuguhkan alam dasar laut melalui ekosistem terumbu karang dengan  beranekaragam  beraneka ragam ikan hias, anemon dan  biota laut lain yang hidup di sana. Mengingat potensi dan kekayaan sumber daya laut pulau ini maka Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjadikan pulau Bira besar sebagai pulau konservasi stasiun penelitiannya.

kepulauan terluas di dunia. Dengan  jumlah pulau mencapai 13 ribuan  pulau, letak yang strategis dan garis  pantai terpanjang maka Indonesia merupakan surga bagi banyak biota laut. Salah satu biota laut yang umum ditemukan di pantai tropis sampai dengan subtropis adalah bulu  babi (Echinodae). Organisme ini sangat banyak, menurut Aziz (1999) in Dahuri (2003) dikenal sekitar 800 spesies di dunia. Sedangkan di

Echinodae dapat dijumpai hampir di seluruh perairan pantai, mulai

 

1.2 Tinjauan Pustaka

Indonesia

merupakan

negara

 

Perairan Indonesia terdapat sekitar 84 jenis bulu babi (Aziz, 1993).

 berlubang, dan sangat menyakiti bila tertusuk (Sugiarti, et al. 2005). 2005).

Bulu babi termasuk kedalam filum Echinodermata (dari bahasa yunani yang artinya kulit berduri). Termasuk Phylum Echinodermata karena Echinoidea merupakan bulu babi yang tubuhnya dipenuhi duri tersusun atas zat kapur. Ada yang  berduri panjang dan lancip, dan ada  pula yang berduri pendek dan tumpul. Kelas Echinoidea yang merupakan hewan laut berbentuk bulat (radial ( radial  pentamerous)) dan memiliki duri pada  pentamerous kulitnya yang dapat digerakan. Tubuh Echinodea terdiri dari 3  bagian, yaitu bagian ba gian oral, aboral, dan  bagian antara oral dan aboral (Champbell,2008). Bulu babi biasanya berukuran dari 6 sampai 12cm, meskipun spesies terbesar bisa mencapai 36cm. Semua organ pada  Echinoidea (landak laut) umumnya terletak dalam tempurung (tes sceleton) sceleton) yang terdiri atas 10 keping plat ganda, biasanya  bersambung dengan erat, yaitu pelat interambulakra, disamping itu terdapat plat ambulakar yang  berlubang-lubang sebagai tempat keluarnya kaki tabung. Pada  permukaan tempurung terdapat tonjolan-tonjolan pendek yang

Kelas Echinoidea dibagi dalam dua subkelas utama yaitu subkelas Euechinoidea dan subkelas Perischoechinoidea. Euechinoidea merupakan bulu babi beraturan (regular sea urchin) urchin) sedangkan subkelas Perischoechinoidea merupakan bulu babi tidak beraturan (irregular sea urchin). urchin). Bulu babi dapat hidup diberbagai macam habitat pantai yang memiliki subtrat padang lamun, pasir dan terumbu karang (Bursca and Bursca,1990). Keberadaan bulu babi di kawasan padang lamun berkaitan erat dengan aktivitas makanannya sebagai grazer utama pada daerah  padang lamun. Echinodea hidup  berkelompok untuk dapat saling melindungi terhadap ancaman musuh musuhnya dan juga untuk lebih memudahkan terjadinya fertilisasi (Nontji,1987). Keberadaan bulu babi  D. setosum  pada ekosistem terumbu karang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keseimbangan ekologi (Thamrin et al.2011). al.2011). Suryanti Sury anti dan A’in (2013) menyatakanbahwa bulu babi  banyakditemukan pada ekosistem terumbu karang terutama jenis  D.

membulat, tempat menempelnya duri. Diantara duri-duri tersebut  pedicelaria dengan 3 gigi. Kebanyakan  Echinoidea (landak laut) mempunyai dua macam duri, duri panjang/utama dan duri  pendek/sekunder. Pangkal duri  berlekuk ke dalam yang cocok dengan tonjolan pada tempurung, dengan adanya otot penghubung maka duri dapat bergerak ke  berbagai arah. Adakalanya duri tersebut panjang, runcing, di dalam

 setosum, karena kelimpahan dari  popolasi spesies tersebut penting  bagi terumbu karang sebagai  penyeimbang. Birkeland (1989) menyatakan sifat  bulu babi yang dapat dikatakan herbivori atau perumput, dikarenakan  pola makan pada bulu babi yang umumnya memakan alga yang terdapat pada terumbu karang. Kegiatan memakan alga tersebut menyebabkan adanya penurunan dari  jumlah makroalga yang terdapat di

ekosistem terumbu karang dan menyeimbangkan kembali ruang tempat terumbukarang tersebut dapat hidup. Dimana sebelumnya diketahui  bahwa peningkatan jumlah makroalga menimbulkan perebutan ruang untuk tumbuh bagi hewan karang (Rusli 2006). Fisiologi Landak Laut ( Echinoidea  Echinoidea)) terdiri dari, Pertumbuhan, Sistem Respirasi, Sistem Saraf, Sistem Pencernaan, Sirkulasi, Indera, dan Sistem Reproduksi.  Echinoidea termasuk organisme yang  pertumbuhannya lambat. Umur, ukuran, dan pertumbuhan tergantung  pada jenis dan lokasi.

2016 di Pulau Bira Besar, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Propinsi DKI Jakarta. 2.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: belt transek 30 meter, kuadrat 1x1 meter, pasak, kamera under water, snorkel, pensil dan water sheet. Mengukur parameter lingkungan denagan menggunakan salinometer, Termometer, dan Kertas lakmus 2.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Belt Transek dengan survey sebagai teknik pengambilan data. 2.4 Prosedur Kerja

Habitat  Echinoidea pada Habitat Echinoidea  pada daerah pantai atau dasar laut pada kedalaman sampai 5000 m atau di bawah garis batas surut terendah. luas, terutama Distribusinya pada zona sangat intertidal. Beberapa jenis  Echinoidea hidup dalam sumur-sumuran di daerah pantai atau di bawah rumput laut, ada juga yang membenamkan diri dalam tanah liat di muara sungai atau di bawah karang-karang yang lunak (Lawrence, 2007). Habitatnya di laut dengan daerah persebaran yang luas sehingga dapat ditemukan di pantai-pantai yang memiliki substrat berbatu dan berpasir di berbagai belahan dunia. Landak laut memiliki dua fase dalam hidupnya yaitu fase larva (berbentuk simetri  bilateral) disebut dengan  fluteu  fluteuss dan fase dewasa (simetri meruji) karena tubuhnya dipenuhi dengan duri. Larva Landak laut bersifat planktonik, larva akan berenang mengikuti massa air sehingga daerah persebaranya menjadi sangat luas (Miskelly, 2002).   II. METODOLOGI PENELITIA P ENELITIAN N 2.1 Waktu dan Tempat Inventarisasi bulu babi (echinodeae) dilakukan pada tanggal 25 November

 

Untuk mengambil data, membagi pulau menjadi 4 kuadran, masing kuadran terdiridimana dari 2 masingstasiun. Selanjutnya belt transek sepanjang 30 meter ditarik secara tegak lurus dari  bibir pantai menuju laut. Plot dibuat sebanyak 6 buah dengan jarak masingmasing transek 5 m. Setiap 5 meter dibuat plot menggunakan kuadrat  berukuran 1 x 1 meter. Peletakkan Peletakkan kuadrat setiap 5 meter dilakukan selangseling (gambar 1.). echinodae yang masuk kedalama plot dicatat nama jenis,  banyak individu, dan substrat. Echinodae yang berada di luar plot juga

dimasukkan kedalam data sebagai data tambahan.

2.5 Analisis Data Data dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk gambar atau tabel.  III. 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Spesies yang didapat pada stasiun A adalah diadema setosum.  Diadema  setosum mulai didapat pada plot 5 (2125 meter) dan plot 6 (26-30 meter). meter). Hal ini dikarenakan mulai dari plot 5  bersubstrat terumbu karang yang merupakan habitat namun, pada plot 1-4 tidak ditemukan spesies dari Echinodea dikarenakan substrat masih berupa pasir.  pada stasiun B tidak ditemukan ditemukan spesies dari Echinodea karena sepanjang belt transect yang di bentangkan seluruh subrat berupa pasir. Pada kuadran 2 yang terdiri dari stasiun C (koordinat: S 5o36’50.4864”, E 106o 34’35.6556”)) dan D (koordinat: S 34’35.6556” 5o36’48.4848”, E 106o 34’22.656” 34’22.656”). ). substrat pada kuadran ini didominasi oleh pasir, namun pada stasiun C di plot 2 (6-10 meter) ditemui ada beberapa terumbu karang serta terdapat 3 individu  Diadema setosom  setosom  disekitarnya. Tetapi  pada stasiun D tidak ditemukan spesies

Dari hasil inventarisasi didapat 2 genus dari kelas echinodae, yakni Diadema dan Echinorachnius. Hasil menunjukka menunjukkan n  bahwa Diadema setosum merupakan merupakan spesies yang mendominasi. mendominasi . Tabel menunjukkan bahwa ada stasiun yang tidak ditemukan spesies dari kelas Echinodea. Diduga bahwa hanya ada 3 genus dari kelas Echinodae yang ada di kepulauan seribu. Terbukti dari  penelitian yang dilakukan bahwa terdapat 3 genus dari kelas Echinodae yakni, Diadema, Echinothrix, dan Echinorachnius. Namun, populasi Echinotrhix di kawasan tubir. mulai Transek ditemukan yang digunakan hanya sepanjang 30 meter dari bibir  pantai sehingga kawasan tubir tidak terjangkau. Dalam penelitian ini, Pulau Bira Besar dibagi menjadi menjadi 4 kuadran. kuadran. Dalam Dalam satu kuadran terdiri dari 2 stasiun penelitian. Pada kuadran I yang terdiri dari stasiun A (koordinat: S 5o36’41.7096”, E 106o 34’24.4128”)) dan B (koordinat: S 34’24.4128” 5o36’37.5372”, E 106o 34’32.2248” 34’32.2248”). ).

dari echinodae karena keselurahan merupakan pasir.  pasir. 

substrat

Pada kuadran 3 yang terdiri dari stasiun E (koodinat: S 5o36’50.4864”, E 106o 34’35.6556”)) dan F (koordinat: S 34’35.6556” 5o36’43.448”, E 106o 34’42.654” ). 34’42.654”). spesies dari dari Echinoidea tidak ditemukan ditemukan  pada kudran ini. Hal ini dikarenakan sepanjang bentangan belt transek substrat berupa pasir yang ditutupi oleh tumpukan sampah. Pada kuadran 4 terdiri dari stasiun G (koordinat: S 5o36’37.6164”, E 106o 34’44.2236”)) dan H (koordinat: S 34’44.2236” 5o36’34.6176”, E 106o 34’54.2244” 34’54.2244”). ). Ditemukan 2 spesies yaitu  Diadema  sitosom   dan  Echinarachn  sitosom  Echinarachnius ius sp.  sp.  pada kuadran ini. Echinarachnius Echinarachnius ditemukan  pada stasiun G di plot 4 (21-25 meter) dengan jumlah 1 individu. Spesies ini ditemukan pada plot 4 karena pada plot 1-3 merupakan padang lamun yang mana bukalah habitat dari  Echinarachnius sp.  sp.  sepanjang belt transek yang di bentangkan tidan menjangkau kawasan terumbu karang. Melainkan hanya menjangkau padang

 

lamun

dan

pasir.

pada

stasiun

H

Echinoidea merupakan satu diantara

sepanjang bentangan belt transek di dominasi oleh padang lamun dan pasir, namun mulai plot 6 (26-30 meter) sudah terdapat terumbu karang yang merupakan habitat dari  Diadema  setosum.. Pada plot 6 di dapatkan 7  setosum individu Diadema individu  Diadema setosum. setosum. Tercatat ada 23 individu  Diadema setosum  setosum  yang  berada diluar diluar kuadrat plot 6.

D i ad adem ema setosum setosum (Leske, 1778) 

 jenis bulu babi yang terdapat di Indonesia yang mempunyai nilai konsumsi. Echinoidea termasuk dalam kelompok echinoid beraturan (regular echinoid), yaitu echinoid yang mempunyai struktur cangkang seperti bola yang biasanya sirkular atau oval dan agak pipih pada bagian oral dan aboral. Permukaan cangkang di lengkapi dengan duri  panjang yang berbeda-beda tergantung jenisnya, serta dapat digerakkan. Durinya amat panjang, lancip seperti  jarum dan sangat rapuh. Duridurinya terletak berderet dalam garisgaris membujur dan dapat digerakgerakkan, panjangnya dapat mencapai ukuran 10 cm dan lebih.

Kingdom : Animalia Phylum : Echinodermata Subphylum : Echinozoa   Class : Echinoidea  Subclass : Euechinoidea  Infraclass : Acroechinoidea  : Diadematoida Order Family : Diadematidae Genus : Diadema   : Diadema Species : Diadema Setosum  : Diadema Setosum  (sumber :  : www.marinespecies.org www.marinespecies.org  )

Penyelam tidaksekali menggunakan alas kaki yang mudah tertusuk durinya sehingga akan sedikit merasakan demam karena bisa pada duri tersebut, racunnya sendiri dapat dinetralisir dengan amonia,  perlakuan asam ringan (jeruk lemon atau cuka). Berdasarkan bentuk tubuhnya, kelas Echinodoidea dibagi dalam dua subkelas utama, yaitu bulu  babi beraturan (regular sea urchin) dan bulu babi tidak beraturan (irregular sea urchin).

Bulu babi termasuk Filum Echinodermata, bentuk dasar tubuh segilima. Mempunyai lima pasang garis kaki tabung dan duri panjang yang dapat digerakkan. Kaki tabung dan duri memungkinkan binatang ini merangkak di permukaan karang dan  juga dapat digunakan untuk berjalan di pasir. Cangkang luarnya tipis dan tersusun dari lempengan-lempengan yang berhubungan satu sama lain.

Tubuh bulu babi sendiri terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian oral, aboral, dan bagian diantara oral dan aboral. Pada bagian tengah sisi aboral terdapat sistem apikal dan pada  bagian tengah sisi oral terdapat sistem peristomial. Lempenglempeng ambulakral dan interambulakral berada diantara sistem apikal dan sistem peristomial. Di tengah-tengah sistem apikal dan sistem peristomial termasuk lubang

anus yang dikelilingi oleh sejumlah keping anal (periproct) termasuk

individu. Pembelahan bulu babi terjadi secara eksternal, dimana sel

 

diantaranya adalah keping keping genital. Salah satu diantara keping genital yang berukuran paling besar merupakan tempat bermuaranya sistem pembuluh air (waste vascular system). Sistem ini menjadi cirri khas Filum Echinodermata, berfungsi

telur dan sel sperma di lepas ke dalam air laut di sekitarnya, Gonad  jantan dan betina pada bulu babi juga sulit dibedakan tanpa menggunakan mikroskop. Secara kasar hanya warna yang digunakan untuk membedakan gonad. Misalnya pada

dalam pergerakan, makan, respirasi, dan ekskresi. Sedangkan pada sistem  peristomial terdapat pada selaput kulit tempat menempelnya organ “lentera aristotle”, yakni semacam rahang yang berfungsi sebagai alat  pemotong dan penghancur makanan. Organ ini juga mampu memotong cangkang teritip, molusca ataupun  jenis bulu babi lainnya, Di sekitar mulut bulu babi beraturan kecuali ordo Cidaroidea terdapat lima pasang insang yang kecil dan berdinding tipis (Ratna 2002)

 bulu babiParacentrotus livindus, gonad jantan berwarna kuning sedangkan betina berwarna orange. Bulu babi termasuk organisme yang  pertumbuhannya lambat. Umur, ukuran, dan pertumbuhan tergantung kepada jenis dan lokasi. bulu babi  jenisTripeneuste gratilla yang dipelihara di laboratorium di Taiwan mengalami metamorfos pada umur 30 hari. PertumbuhanTripneustes gratilla sangat cepat pada awal  perkembangannya, tetapi jumlahnya

Hewan unik ini juga memiliki kaki tabung yang langsing panjang, mencuat diantara duri-durinya. Duri dan kaki tabungnya digunakan untuk  bergerak merayap di dasar laut. Ada yang mempunyai duri yang panjang dan lancip, ada pula yang durinya  pendek dan tumpul. Mulutnya terletak dibagian bawah menghadap kedasar laut sedangkan duburnya menghadap keatas di puncak bulatan cangkang. Makanannya terutama alga, tetapi ada beberapa jenis yang

terbatas. ini diduga erat kaitannya Haldengan banyaknya  predator yang dialami oleh hewan  berukuran kecil. Setelah mencapai umur tertentu, cangkangnya sudah cukup kuat sehingga jumlah predator yang dapat menyerang dan memecahkan cangkangnya  berkurang.

 juga memakan hewan-hewan kecil lainnya (Nontji, 2005).

Morfologi Bulu babi ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu Bagian oral yang terletak dibawah dimana bagian  bawah bulu babi ini terdapat mulut. Aboral yang terletak di di bagian bagian atas tubuh bulu babi yang terdapat anus, madreporit,dan lubang kelamin.

Pada umumnya bulu babi berkelamin terpisah, dimana jantan dan betina merupakan individu-individu tersendiri (gonochorik/dioecious). Spesies gonochorik secara khusus memiliki rasio seks sendiri dan  jarang bersifat hemafrodit. Munculnya hemafrodoitisme pada Tripneustes gratilla adalah 1 dari 550

Struktur Morfologi dan Anatomi Bulu Babi (Echinoidea)

Pada mulanya, bulu babi sering terlihat sessile (diam), yaitu. tidak mampu untuk yang bergerak. Kadang-kadang tanda kehidupan

 

yang paling menyolok adalah tulang  belakang, yang dipasang pada dasar ke sendi peluru dan dapat menunjuk ke segala arah.

Bulu babi membangun spicules, dari kristal yang tajam "tulang" itu yang mendasari endoskeleton pada fase larval. Spicule secara penuh dibentuk

Kebanyakan bulu babi, sentuhan cahaya menimbulkan gerakan dan reaksi yang dapat terlihat dari tulang  belakang, yang memusat ke arah titik yang disentuh. Bulu babi tidak punya mata yang dapat melihat, kaki, atau alat bergerak, tetapi dapat bergerak dengan bebas di atas permukaan atas  pertolongan pelekatan kaki tabungnya, bekerja bersama dengan tulang belakang. Diatas permukaan mulut bulu babi yaitu lokasi pertengahan mulut dapat menyusun lima gigi kalsium karbonat yang dipersatukan atau  jaws, dengan struktur seperti se perti lidah l idah di dalam. Keseluruhan organ  pengunyahan dikenal sebagai Lentera Aristotle's, nama yang  berasal dari deskripsi akurat Aristotle's dalam Story of Animals nya: Bulu babi mempunyai apa yang disebut kepala dan mulut menurun, and ditempatkan untuk isu residu atas di atas. Bulu babi juga mempunyai, lima gigi berongga di pada pertengahan gigi ini dalam, dan  dan  pada terdapat unsur gemuk yang melayani lidah. Kemudian kerongkongan, dan kemudian perut, dibagi menjadi lima  bagian, dan terisi dengan kotoran ekskresi, semua lima bagian

terdiri atas kristal tunggal dengan marfologi tidak biasa. tidak punya segi dan di dalam 48 jam dari asumsi  pembuahan menjadi bentuk yang terlihat sangat mirip dengan Logo Mercedes-Benz. Tulang belakang, dalam beberapa  jenis adalah panjang dan tajam,  berfungsi untuk melindungi bulu  babi dari pemangsa. Tulang belakang dapat menimbulkan luka menyakitkan pada manusia jika terinjak diatasnya, tetapi tidak  berbahaya serius, dan tidak dijelaskan bahwa tulang belakang sangat beracun (tidak sama dengan  pedicellariae antara tulang belakang, yang beracun). Bulu babi secara khas mempunyai tulang belakang yang  panjangnya antara 1 sampai 3 cm, tebal 1 sampai 2 mm, dan tidak tajam. Diadema Antillarum, umum dikenal dengan Caribbean, mempunyai tulang belakang tipis,  berpotensi berbahaya yang dapat mencapai panjang 10 sampai 30 cm. Beberapa tulang belakang bulu babi adalah beracun.( Prasetyo,2015 ) Sistem Reproduksi

Alat reproduksi berupa organ kelamin yang terpisah berupa gonad

dipersatukan pada lubang anal, di mana kulit dilubangi untuk suatu saluran pembuangan. Pada kenyataannya anggota mulut bulu  babi berlanjut dari suatu akhir ke lain, tetapi pada penampilan luar tidak demikian, tetapi kelihatan seperti suatu lentera tanduk dengan kaca tanduk dihilangkan.  dihilangkan. 

terletak dalam permukaan aboral dibagian dan mempunyai lubang genitalia (gonopore) yang terletak di daerah periproct. Larvanya disebut  pluteus. Bulu babi mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula,

dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut  juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok

genitalia (gonopore) yang terletak di daerah periproct. Larvanya disebut  pluteus.

 

Sistem Gerak Bulu babi

bergerak

dengan

hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah

menggunakan duri dan kaki tabung. Duri dapat dianggap sebagai  pelindung tubuh.

menjadi radial simetri

Habitat Bulu Babi (Echinoidea)

Sistem Respirasi Sistem Respirasi dilakukan oleh  podia yang berjumlah 10 buah yang terletak di sekitar mulut. Pencernaan  berupa Lentera Aristotle (struktur yang kompleks).

Makanan Bulu babi sebagian besar adalah ganggang, tetapi dapat juga hidup dengan cakupan luas dari hewan tak bertulang punggung seperti kupang, spons / bungakarang, bintang rapuh dan crinoids.  babi adalah salah satu dari makanan favorit berang-berang laut dan juga sumber nutrisi utama untuk ikan  belut serigala. Jika tidak dikendalikan, bulu babi akan merusak lingkungan yang diciptakan

Sistem Pencernaan Saluran pencernaan terdiri atas: mulut, Mulut dikelilingi oleh lima  buah gigi yang berkumpul di dalam  bibir berbentuk corong. lentera

Aristotle, esophagus, lambung, usus, dan anus. Bulu babi bergerak secara amblakrum terdiri dari: madreporit (terletak di daerah periproct), saluran  batu (dikelilingi kelenjar aksial), saluran cincin (mengelilingi esophagus), lima saluran radial yang  berhubungan dengan kaki tabung. Di ujung aboral terdapat: anus, gonopor (lubang genital), dan madreporit.

oleh ahli biologi yang disebutsea urchin barren, tanpa macroalgae dan asosiasi fauna. Di mana berang berang laut direintrodusikan di British Columbia, kesehatan ecosystem pantai meningkatkan secara dramatis. Echinodermata merupakan hewan yang hidup  bebas.Makanannya adalah kerang,  plankton, dan organisme yang mati.Habitatnya di dasar air laut, di daerah pantai hingga laut dalam.

Sistem syaraf Sistem syaraf terdiri dari: cincin

Bulu babi adalah salah satu dari

syaraf yang mengelilingi mulut, lima syaraf radia, pleksus subepidermal yang mensyarafi podia, duri, dan  pediselaria. Organ sensori terdiri dari: Podia, duri, dan pediselaria (organ sensorik). Alat reproduksi berupa organ kelamin yang terpisah berupa gonad terletak dibagian dalam permukaan aboral dan mempunyai lubang

model organisme tradisional dalam  pengembangan biologi. Penggunaan  bulu babi didalam konteks ini memulai dari era 1800an, ketika  pengembangan embrio dari bulu babi mudah diamati dengan mikroskop. Bulu babi merupakan jenis pertama di mana sel sperma terbukti berperan  penting didalam reproduksi oleh  pembuahan sel telur. ( Barnes, Robert D.1982 )

Peranan Bulu Babi (Echinoidea)

Desember sampai akhir Februari, tepatnya sebelum musim pemijahan, Berat bulu babi biasanya mencapai 25% dari total berat tubuhnya, tergantung kepadatan populasi dan tersedianya cukup makanan di alam (Darsono 1986 dalam Ratna 2002).

 

Bagian dari bulu babi yang biasa dimanfaatkan adalah gonad atau telurnya, baik gonad jantan maupun gonad betina. Bulu babi beraturan mempunyai lima gonad yang tergantung sepanjang bagian dalam

interambulakral pada daerah aboral. Tergantung lingkungan dan faktor genetik, bulu babi muda dapat mencapai kematangan seksual sekitar 1-2 tahun setelah beralih dari fase larva ke fase juvenil. Tripneutes gratilla dari Bali mengalami matang kelamin pertama kali pada umur 2.5 tahun. Setelah itu produksi gonadnya menurun. Hal ini ditemukan juga  pada kelas echinoidea lainnya. Gonad sangat kosong meluas hingga

yang matang berukuran besar, mengisi ruang yang diantara untaian usus dan mulai pertengahan aboral mencapai lentera Aristotle,

Umumnya gonad yang matang  bertekstur lunak dan berlendir. Telur seperti ini tidak diinginkan sebagai  produk perikanan. Telur atau gonad yang dikehendaki adalah yang  bertekstur kompak, dimana kondisi ini terjadi pada saat fase pijah lanjut. Pemanenan bulu babi sebaiknya dilakukan pada saat indeks kematangan gonad mencapai maksimal atau sebelum musim  pemijahan. Secara teoritis hewan yang boleh ditangkap sebaiknya adalah yang pernah memijah minimal satu kali agar hewan dapat  berkembang biak sebelum tertangkap, California bulu babi merah (Strongylocentrotus fransciscanus) baru dapat dipanen setelah berumur antara 5-8 tahun. Sedangkan di daerah Shetland  pemanenan Echinus esculentus  biasanya dilakuka mulai akhir

Sebagian besar negara-negara di Amerika dan Eropa telah mulai mengembangkan budidaya jenis ini. Meskipun dalam perkembangannya, terlihat jelas adanya perbedaan mencolok antara produk tangkapan di laut dan telur dari hasil budidaya. Perbedaan itu utamanya terletak pada warna dan tekstur telur yang dihasilkan. Warna dan tekstur adalah dua faktor penentu dalam kualitas dan harga bulu babi. Bulu babi yang diberi pakan buatan dapat menghasilkan telur yang besar namun warna telur yang dihasilkan  pucat (pale), sementara warna telur  bulu babi tangkapan alam jauh lebih kuning kemerahan. Hal ini  berpengaruh terhadap harga jual. (Pearce dkk 2004) Cangkang dari jenis bulu babi tertentu dilapisi oleh pigmen cairan hitam yang stabil. Cairan ini dapat digunakan sebagai pewarnaan jala dan kulit. Cangkang dari bulu babi  juga diminati sebagai barang  perhiasan. Sedangkan organ dari sisa  pengolahan bulu babi biasanya  berupa cangkang dan organ dalam (jeroan) dapat diproses lebih lanjut menjadi pupuk. Umumnya gonad bulu babi dijual dalam keadaan segar, karena memiliki nilai paling tinggi. Beberapa kriteria kualitas gonad yang memengaruhi harga beli di  pelelangan adalah jenis, negara asal, warna, tekstur, ukuran, rupa, kesegaran, dan rasa. Diantara kriteria

 

tersebut warna, kesegaran dan negara asal merupakan faktor terpenting dalam menentukan harga. Berdasarkan warnanya, mutu gonad  bulu babi dapat dikelompokkan menjadi mutu sangat baik (Grade A) dengan gonad berwarna kuning atau orange terang, mutu baik (Grade B) dengan warna gonad merah muda atau kuning pucat (krem) dan mutu

 pemulihan Diadema  pemulihan Diadema sp., sp., namun  belum dapat diketahui apakah akan dapat mengembalikan terumbu karang yang hilang (www.terangi.or.id). Kematian massal bulu babi  pernah terjadi pada tahun 1983-1984 di Pasifik Barat, yang dimulai dari Panama di awal Januari 1983 yang menyebar ke Karibia, Teluk

 jelek (reject) dengan gonad berwarna (Ratna 2002). Peranan Bulu Babi dalam Ekosistem Lingkungan Selain pemanfaatannya sebagai bahan pangan, biota ini juga sangat berperan dalam kesetimbangan ekosistem habitatnya. Seperti peran Diadema peran Diadema sp. bagi sp. bagi terumbu karang diantaranya yaitu,  peningkatan jumlah populasi jenis ini mengakibatkan kematian larva atau karang muda. Bila populasinya turun (absence grazing ) karang akan

ditumbuhi oleh alga yang dapat  berakibat pada kematian karang dewasa dan tidak adanya tempat bagi larva karang (www.terangi.or.id.) Kehadiran populasi jenis ini  penting bagi terumbu karang sebagai  penyeimbang. Kesetimbangan  populasi Diadema  populasi  Diadema sp. akan menjaga kesetimbangan populasi alga dan karang. Sedangkan kematian massal Diadema massal  Diadema sp.  berdampak pada  penurunan drastis tutupan karang, menurunnya kehadiran Invertebrata yang biasanya menetap di wilayah ini. Selain itu, terumbu karang dapat didominasi oleh alga. Pada tahun 1995 ternyata ditemukan bahwa  populasi Diadema  populasi  Diadema sp. yang sangat sedikit (pemulihannya membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun). Hilangnya induk menyebabkan  jumlah larva juga sangat kurang. Meski telah mulai ada

Meksiko, Bahama, Bermuda dengan tingkat kematian mencapai 93-100%. Penyebabnya tidak diketahui dengan  jelas, namun diduga terinfeksi  bakteri. Dampak kematian bulu babi ini menyebabkan biomassa alga meningkat, karena makanan utama  bulu babi adalah alga coklat, alga hijau dan lamun (Lasker dan Giese 1952; Herring 1972; Chiu 1985 dalam (Azis ,1993 diacu dari  Ratna 2002). Wilayah dari Wil ayah perairan St. Croix mengalami peningkatan  biomassa alga yang pesat hingga 400-500%, hanya berselang 5 hari setelah kematian bulu babi (www.terangi.or.id). Bila pada masa sebelum kematian alga perairan tersebut didominasi oleh turf algae dan crustose algae, maka setelah kematian massal bulu babi perairan itu didominasi oleh makro alga seperti Sargassum dan Turbinaria turbinata.. Selain itu, kematian turbinata massal ini menyebabkan tutupan alga crustose crustose,, tutupan karang, dan gorgonian menurun drastis. Pada kasus ini, kompetitor bulu babi yang memakan turf alge ternyata tidak menunjukkan penambahan populasi yang berarti. Peningkatan populasi kompetitor baru meningkat berarti setelah beberapa tahun dari kematian massal ( anonim 2012) Echinarachnius sp.

 

 

radial. Pola kelopak-seperti di sand dollar terdiri dari lima baris pasangan dari pori-pori. Pori-pori yang  perforasi di endoskeleton melalui yang podia untuk proyek pertukaran gas dari tubuh. Mulut sand dollar terletak di bagian bawah tubuhnya di tengah pola kelopak-suka. Tidak seperti babi lainnya, mayat sand dollar juga menampilkan simetri  bilateral kedua front-to-back. Anus

 Echinarachnius sp atau biasa dikenal  Echinarachnius sp dengan nama Sand dollar. Seperti

sand dollar terletak di bagian  belakang daripada di bagian atas seperti dalam kebanyakan bulu babi, dengan fitur lebih banyak bilateral muncul pada beberapa spesies. Ini hasil dari adaptasi sand dollar, dalam  perjalanan evolusi mereka, dari makhluk yang awalnya menjalani kehidupan mereka di atas (epibenthos) dasar laut untuk makhluk yang bersembunyi di  bawahnya (hyperbenthos). Sand dollar tinggal di luar berarti air rendah di atas atau hanya di bawah

semua anggota dari ordo Clypeasteroida, memiliki kerangka kaku yang dikenal sebagai tes. Tes terdiri dari kalsium karbonat pelat diatur dalam pola lima kali lipat radial. Dalam hidup individu tes ini tertutup oleh kulit duri bertekstur  beludru;. duri ini pada gilirannya ditutupi dengan rambut-rambut sangat kecil (silia). Mengkoordinasikan gerakan dari duri memungkinkan sand dollar untuk berpindah di seluruh dasar laut. duri beludru ini dolar pasir

 permukaan daerah berpasir atau  berlumpur. Duri di bagian bawah agak rata hewan memungkinkan untuk menggali atau untuk perlahanlahan merayap melalui sedimen. Halus, bulu mata rambut seperti menutup duri kecil. Podia bahwa garis makanan alur makanan pindah ke pembukaan mulut, yang berada di tengah alur berbentuk bintang di  bawah hewan (disebut permukaan oral). Its makanan terdiri dari larva Crustacea, copepoda kecil, diatom, alga dan detritus. Di dasar laut, sand

hidup muncul dalam berbagai warnahijau, violet biru, ungu-tergantung  pada spesies. Tes individu sering ditemukan mati di pantai, kulit  bertekstur hilang dan kerangka dikelantang putih oleh sinar matahari. Tubuh sand dollar dewasa, seperti yang Ekinoida lain, tampilan simetri

dollar sering ditemukan bersamasama. Hal ini disebabkan sebagian  preferensi mereka untuk daerah  bawah lunak, yang nyaman untuk reproduksi mereka. Jenis kelamin terpisah dan, seperti kebanyakan Ekinoida, gamet dilepaskan ke kolom air. Mereka disusun oleh  pemupukan eksternal dengan

Ekinoida kebanyakan. The metamorfosa larva nektonic melalui  beberapa tahap sebelum kerangka atau tes mulai terbentuk, pada saat mana mereka menjadi benthos.

tubir yang dalam sehingga tidak terjangkau belt transek peneliti, sedangkan spesies Echinorachnius sp. Jarang ditemukan di duga spesies ini sudah banyak yang mati dikarnakan habitat yang mulai tercemar dan dipenuhi sampah.

Klasifikasi Kingdom : Animilia  Phylum : Echinodermata Class : Echinoieda Order : Clypeasteroida Family : Echinarachniidae Genus : Echinarachnius   : Echinarachnius Species : Echinarachnius : Echinarachnius sp.  sp. www.marinespecies.org  ) (sumber ::  www.marinespecies.org

 

Sand dollar (Echinoidea, Echinodermata) memiliki bentuk tubuh ireguler, pipih dan tidak mempunyai lengan,sedangkan sisi aboralnya agak cembung. Tubuhnya tertutupi oleh duri yang halus dan rapat. Durinya berfungsi untuk

IV.  PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian

yang

telah

 bergerak, menggali, dan melindungi  permukaan tubuhnya dari kotoran. Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan. Habitat Sand dollar banyak ditemukan di daerah Intertidal, terutama pada daerah  berpasir. Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia. Dengan  jumlah pulau mencapai 13 ribuan  pulau, letak yang strategis dan garis  pantai terpanjang maka Indonesia merupakan surga bagi banyak biota laut. Salah satu biota laut yang umum ditemukan di pantai tropis sampai dengan subtropis adalah bulu  babi (Echinodae). Organisme ini sangat banyak, menurut Aziz (1999) in Dahuri (2003) dikenal sekitar 800 spesies di dunia. Sedangkan di Perairan Indonesia terdapat sekitar 84 jenis bulu babi (Aziz, (Aziz , 1993). Dari penelitian sebelumnya kelas echinodae yang berada di kepulauan seribu yaitu spesies Diadema, Echinotrix, dan  Echinarachnius  Echinarachnius   sp. . Pada penelitian di pulau Bira Besar lebih banyak di temukan Diadema sitosom dibandingkan  Echinotrix sp sp..  dan  Echinorachnius  Echinorachnius   sp. diduga echinotrix hanya di temukan pada

 

Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu. 2009. Gambaran Umum Kepulauan Seribu. http:www.dephut.go.id/files/TN  _Kep_Seribu.2009.pdf.  _Kep_Seribu.2009 .pdf. Barnes, R. D. 1994. 1994. Invertebrata  Zoologi, (Terjemahan Terjemahan). ). Academic press. New York.

Champbell, N.A, J.B. Reece and L.Q. Mitchell. 2008.  Biology  Biology.. Benjamin Cummings Ltd. USA.

dilakukan di Pulau Bira, Kepulauan Seribu. Dapat disimpulkan bahwa pada lokasi tersebut ditemukan 3 spesies dari kelas Echinodea yaitu spesies Diadema setosum sebanyak 51 individu. Ditemukan spesies Echinarachnius Echinarachni us sp. Sebanyak 1 individu dan ditemukan speses Echinotrix sebanyak 3 individu diluar jalur pengamatan.. pengamatan.. 

4.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya, jika ingin menginventarisasi echinodae lebih baik,  peneliti bisa memulai dengan menarik  belt transek dari daerah tubir. Jika menarik belt transek dimulai dari bibir  pantai hasilnya akan kurang baik. Karena pada daerah tubir terdapat  banyak terumbu karang karang yang merupakan habitat dari Echinodea.  V.  DAFTAR PUSTAKA

Anderson, D.T. 1998.  Invertebrata  Zoology  Zoology. . Oxford Press. Auckland. New University York. Aziz, A. 1996. Habitat dan zonasi fauna ekhinodermata di ekosistem terumbu karang. Oseana 1, 24(2):33-43.

Clark, A. M, F.W.E. Rowe. 1970.  Monograph of Shallow Water  Indo-West Pacific Echinoderms. Echinoderms. British Museum (Natural History). London.  Sugiarti, S., Widigdo B., Wardianto Y., dan Krisanti M. 2005.  Avertebrata Air Laut Jilid 2. Penerbit Wisma Hijau. Jakarta. Terangi.or.id [di akses pada 01 Desember 2016] Thamrin, Y. J. Setiawan dan S. H. Siregar.2011. Analisis Bulu Babi  Diadema  Diadema   setosum Pada Kondisi TerumbuKarang Berbeda di Desa Mapur Kepulauan Riau. Jurnal Riau. Jurnal Ilmu  Ilmu   Lingkungan Universitas Riau. Riau. 5(1):45- 48 World Echinoidea Available

Database. at

http://www.marinespecies.org/ec hinoidea [accessed 2013-06-10]. . 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF