Intubasi Pada Pasien Gawat Darurat

July 24, 2019 | Author: Mitha Italia | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

anestesi...

Description

OLEH : Dewa Ayu Ratna Mahaprawitasari, S.Ked 08700159 Pembimbing : Dr. Bambang Soekotjo, M.Sc. Sp.An



Intubasi endotrakeal adalah penempatan tabung ke dalam trakea (tenggorokan) untuk menjaga jalan napas tetap terbuka pada pasien yang tidak sadar atau tidak bisa bernapas sendiri. Oksigen Oksigen,, anestesi anestesi,, atau obat-obatan gas lainnya dapat disampaikan melalui tabung.

Indikasi intubasi endotrakeal  Pasien dengan gangguan/obstruksi jalan nafas yang tidak dapat ditangani dengan sederhana.  Prosedur pembedahan dengan posisi pasien yang tidak biasa (misalnya duduk atau tengkurap) diperlukan non-kinking tube dalam pelaksanaannya.  Operasi pada daerah kepala dan leher.





Proteksi saluran nafas terhadap aspirasi (darah, makanan). Pada tindakan bedah yang memerlukan kontrol pernafasan atau menggunakan pelumpuh otot.







Posisi dimana pasien dengan posisi miring atau telungkup. Pada posisi ini biasanya untuk menyalurkan udara kedalam saluran nafas secara normal adalah tidak munkin. Karena itu sangat diperlukan pemasangan ET. Operasi bedah toraks atau operasi intra thoraks. Operasi intraabdomen, Operasi intra peritoneum.

Operasi pada anak-anak.  Operasi yang diduga akan terjadi suatu mayor hemorraghe.  Suatu prosedur anestesi dimana pasiennya  jauh dari anestesiolog.  Beberapa keadaan non bedah tertentu, misalnya Grave asphyxia neonatorum, Resuscitating patient, Grave laryngeal obstruction, Pasien dengan atelektasis dan tanda eksudat pada paru 





Apabila terjadi suatu komplikasi dalam tehnik anestesi. Keadaan dimana intermitten possitive presure breathing akan digunakan

Indikasi Utama Intubasi di Unit Terapi Intensif   Menjamin atau mempertahankan jalan nafas agar bebas.  Mencegah aspirasi isi saluran cerna  Memungkinkan penghisapan trakeal secara adekuat  Memberikan oksigen konsentrasi tinggi  Pemberian tekanan positif pada jalan nafas







Posisikan pasien dalam kondisi normal. Pada pasien dewasa berikan bantal setebal 10 cm dibawah kepala (air sniffing position). Posisi kepala pasien netral, pandangan tegak lurus keatas. Buka mulut pasien, masukkan laringoskop yang sudah siap dengan cara pegang gagang dengan tangan kiri, masukkan bilah kedalam mulut secara miring dan serong kearah mukosa pipi kanan.



Masukkan hati-hati hingga ujung bilah mendekati pangkal lidah, geser pelan-pelan arahkan bilah kebagian tengah lidah, sehingga lidah bagian depan dan tengah berada diatas bilah. Dorong pelan-pelan dan hati-hati lebih kedalam hingga ujung bilah tepat dipangkal lidah. Keseluruhan lidah sudah diatas bilah. Angkat gagang dan bilah kearah depan (jangan diungkit) sehingga seluruh lidah epiglotis terangkat dan daerah rima glotidis terlihat jelas, serta terihat pita suara.







Ambil pipa ET (arah lengkungan ke depan), arahkan ujung pipa ET menuju rima glotidis. Pada saat pita suara terbuka, masukkan pipa hingga seluruh cuff  masuk tepat dibawah pita suara. Hubungkan dengan mesin nafas atau mesin anestesi. Berikan oksigen dan lakukan penilaian apakah pipa ET sudah tepat kedudukannya. Amati pengembangan dada, apakah simetris dan mengembang besar, serta dengarkan suara nafas apakah sama antara paru kanan dan paru kiri. Bila terlalu dalam, tarik pelanpelan. Setelah semuanya tepat, pasang pipa orofaring, lakukan fiksasi pipa ET dengan plester dengan kuat.

         

Prematur Neonatus 1-6 bulan 4-6 tahun 6-8 tahun 8-10 tahun 10-12 tahun 12-14 tahun Dewasa wanita Dewasa pria

2,0-2,5 2,5-3,0 3,0-3,5 3,0-3,5 5,0-5,5 5,5-6,0 6,0-6,5 6,5-7,0 6,5-8,5 7,5-10



adalah seseorang atau banyak orang yang mengalami suatu keadaan yang mengancam jiwanya yang memerlukan pertolongan secara cepat, tepat dan cermat yang mana bila tidak ditolong maka seseorang atau banyak orang tersebut dapat mati atau mengalami kecacatan.

   

Terganggunya jalan nafas, Terganggunya fungsi pernafasan, Terganggunya fungsi sirkulasi Terganggunya fungsi otak dan kesadaran













Buka jalan napas korban, dan pertahankan kepatenan jalan nafas (Airway).Bila tidak sadar sebaiknya lakukan intubasi. Periksa pernafasan korban, beri O2 5-6 l/mnt (Breathing) Periksa nadi dan Cegah perdarahan yang berlanjut (Circulation) Peninggian tungkai sekitar 8-12 inchi jika ABC clear  

Cegah hipotermi dengan menjaga suhu tubuh pasien tetap hangat (misal dengan selimut) Pasang jalur infuse NaCl 0,9% atau RL 50 tetes/menit, rata-rata 1000-2000cc digrojog.

obat-obatan:  - adrenalin pada kolaps kardiovaskuler yang berat diberikan secara SC / IM 0,3-0,5 cc atau 3 cc adrenalin 1 ampuls yang dilarutkan dalam 9 cc NaCl 0,9%  - oradexon/kortikosteroid 10-20 mg IV  - vasopresor, bila cairan saja tak memberikan hasil yang memadai (dopamine, dobuject/kombina





Algoritma untuk laringoskopi dan intubasi darurat urutan yang cepat harus sederhana dan mudah untuk diterapkan pada saat-saat krisis. Meskipun intubasi cepat secara rutin digunakan untuk manajemen darurat jalan nafas ada beberapa kontraindikasi



Kontraindikasi primer adalah ketika relaksasi otot tidak diperlukan (yaitu, pasien tidak memiliki respon terhadap laringoskopi dan intubasi), atau ketika ada patologi oral atau laryngo-trakea yang dapat mencegah penyelamatan jalan nafas.



Tujuan utama dari intubasi cepat dan pengelolaan darurat saluran napas adalah untuk memastikan efektif oksigenasi jika pasien hipoksia,





Rapid Sequence Intubation (RSI) adalah pengelolaan teknik jalan nafas yang sangat penting dalam intubasi darurat. Ini menghasilkan merangsang unresponsiveness langsung (induksi agen, yaitu, etomidate) dan relaksasi otot (neuromuscular blocking agent, yaitu, suksinil kolin).





RSI adalah cara tercepat dan paling efektif  untuk mengontrol jalan napas darurat dan telah menjadi standar perawatan di bagian gawat darurat dan program aeromedical. Skrining tes untuk prediksi "nafas sulit" (Mallampati scoring, jarak thyromental, dll), terutama dalam situasi darurat.

   



Etomidate 0.3-0.4 mg/kg Succinylcholine 1-2 mg/kg Fentanyl 2-10 mcg/kg Rocuronium 0.6-1.2 mg/kg Midazolam 0.1-0.3 mg/kg Vecuronium 0.15-0.25 mg/kg Propofol 1-2.5 mg/kg Thiopental 3-5 mg/kg

     

STATICS Suction Oksigen Airways Positioning and Pre-Oxygenation End-tidal CO2 device and Esophageal Intubation Detector

Intubasi endotrakeal adalah penempatan tabung ke dalam trakea (tenggorokan) untuk menjaga  jalan napas tetap terbuka pada pasien yang tidak sadar atau tidak bisa bernapas sendiri. Oksigen, anestesi, atau obat-obatan gas lainnya dapat disampaikan melalui tabung. adalah mengalami  kegawatan yang menyangkut terganggunya jalan nafas, terganggunya fungsi pernafasan, terganggunya fungsi sirkulasi, terganggunya fungsi otak dan kesadaran. 





Algoritma untuk laringoskopi dan intubasi darurat urutan yang cepat harus sederhana dan mudah untuk diterapkan pada saat-saat krisis. Pada keadaan gawat darurat dan pasien dalam keadaan syok harus segera ditangani dengan cara membebaskan jalan nafas dengan cara intubasi, lalu berikan O2 agar pernafasan pasien menjadi lancar dan berikan terapi cairan untuk mengatasi kekurangan cairannya.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF