Infus Ringer Laktat

March 1, 2019 | Author: Christopher Dionisius | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

infus Na Laktat...

Description

PROPOSAL PRAKTIKUM FORMULASI SEDIAAN STERIL

INFUS RINGER LAKTAT Disusun oleh: Kelompok B1-4



Ria Debby Berta

2011210206



Rifa Rizkiyah

2011210209



Roslan Simbolon

2011210217



Siti Nuraini

2011210234



Yuni Dwi Mustikawati

2011210267



Tri Ratna Aji

2012212311

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA 2014

Infus Ringer Laktat 

I.

JUDUL PRAKTIKUM Infus Ringer Laktat

II.

PENDAHULUAN (FI III, Steril Dossage Form hal 250-254) Infus Ringer adalah larutan steril Natrium klorida, Kalium klorida, dan Kalsium klorida dalam air. Kadar ketiga zat tersebut sama dengan kadar zat-zat tersebut dalam larutan fisiologis. Larutan ini digunakan sebagai penambah cairan elektrolit yang diperlukan tubuh (Ansel hal 408). Air beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan tubuh. Cairan tubuh dibagi menjadi dua yaitu :  Cairan Intraseluler, cairan ini mengandung sejumlah ion Na dan klorida serta

hampir tidak mengandung ion kalsium, tetapi cairan ini mengandung ion kalium dan fosfat dalam jumlah besar serta ion Magnesium dan Sulfat dalam jumlah cukup besar.  Cairan Ekstraseluler, cairan ini mengandung ion Natrium dan Klorida dalam

 jumlah besar, ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi hanya sejumlah kecil ion Kalium, Kalsium, Magnesium, Posfat, Sulfat, dan asam-asam organik (Guyton hal 309). Keseimbangan air dalam tubuh harus dipertahankan supaya jumlah yang diterima sama dengan jumlah yang dikeluarkan. Penyesuaian dibuat dengan penambahan /  pengurangan jumlah yang dikeluarkan sebagai urin juga keringat. Ini menekankan  pentingnya perhitungan berdasarkan fakta tentang jumlah cairan yang masuk dalam  bentuk minuman maupun makanan dan dalam bentuk pemberian cairan lainnya. Elektrolit yang penting dalam komposisi cairan tubuh adalah Na, K, Ca, dan Cl. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dibuatlah sediaan infus Ringers zebagai pengganti cairan tubuh. Infus adalah larutan dalam jumlah besar, terhitung mulai dari 10 ml yang diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan peralatan yang cocok. Infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen, dan sedapat mungkin dibuat seperti darah, disuntikan langsung ke dalam vena dan volume relatif  besar. Infus intravena tidak diperbolehkan mengandung bakterisida, dan zat dapar

Infus Ringer Laktat 

larutan dalam infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel (FI III, Hal 112). Persyaratan : 

Infus intravena tidak mengandung bakterisida, zat dapar, zat pengawet, isotonis, jernih, dan bebas pirogen.



Ion natrium (Na +) dalam injeksi berupa natrium klorida dapat digunakan untuk mengobati hiponatremia, karena kekurangan ion tersebut dapat mencegah retensi air sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.



Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation (positif) yang terpenting dalam cairan intraseluler dan sangat esensial untuk mengatur keseimbangan asam-basa serta isotonis sel.



Ion kalsium (Ca2+), bekerja membentuk tulang dan gigi, berperan dalam  proses penyembuhan luka pada rangsangan neuromuskuler. Jumlah ion kalsium di bawah konsentrasi normal dapat menyebabkan iritabilitas dan konvulsi.



Ion Magnesium (Mg2+) juga diperlukan tubuh untuk aktivitas neuromuskuler sebagai koenzim pada metabolisme karbohidrat dan protein.

 Farmakologi Na Lactat :

 Na Laktat adalah pengalkali yang aktivitasnya tergantung pada konversi menjadi bikarbonat. Na Laktat dioksidasi menjadi bikarbonat dan glikogen. Laktat secara perlahan dimetabolisme menjadi karbon dioksida dan air, menerima satu ion hidrogen dan menghasilkan informasi bikarbonat untuk laktat dikonsumsi . Reaksi ini tergantung pada aktivitas teroksidasi seluler. Ketika aktivitas oksidatif utuh , konversi Na Laktat menjadi bikarbonat membutuhkan sekitar 1-12 jam .  Natrium laktat menyediakan sumber bikarbonat ketika produksi normal dan  pemanfaatan asam laktat tidak terganggu karena metabolisme laktat teratur. Konversi laktat menjadi bikarbonat nyata tertunda dengan adanya anoksia  jaringan dan ketika kapasitas memberikan metabolisme laktat berkurang. Hal ini dapat terjadi pada pasien dengan asidosis metabolik yang berhubungan dengan insufisiensi sirkulasi, sirkulasi extracorporeal, hypotermia, penyakit penyimpanan glikogen, disfungsi hati, alkalosis pernapasan, syok, dekompensasi jantung, atau gangguan lain yang melibatkan mengurangi perfusi jaringan tubuh .

Infus Ringer Laktat 

 Farmakodinamik :

Sebagai substrat energi yang lebih baik dari glukosa pada keadaan pascaiskemia, memulihkan cairan normal atau keseimbangan elektrolit.  Farmakokinetik:

Dimetabolisme oleh hati, ginjal dan jantung. Sebagian kecil laktat dibakar untuk hidrogen, sedangkan sisanya digunakan dalam glukoneogenesis.  Latar Belakang Formula :

 Natrium laktat dipilih sebagai zat aktif dimana Natrium laktat merupakan agen pengalkali yang menghasilkan ion bikarbonat untuk pengobatan asidosis metabolic ringan-sedang.    digunakan untuk menghilangkan pirogen pada aqua pro injeksi sehingga diperoleh aqua bebas pirogen karena injeksi yang dibuat dengan volume lebih dari 10 ml harus bebas pirogen.Norit digunakan untuk menghilangkan pirogen pada larutan obat karena injeksi yang bervolume besar harus bebas pirogen dan mengurangi kelebihan  . Pada formula ini ditambahkan zat pengisotonis yaitu NaCl karena diperoleh larutan dengan % tonisitas 0,803 % yang berarti larutan bersifat hipotonis dengan hasil perhitungan tersebut, sehingga dengan penambahan larutan pengisotonis akan membuat larutan tersebut menjadi isotonis sehingga tidak terasa sakit pada saat penggunaan infuse. Jika larutan hipotonis (tekanan osmotik lebih kecil daripada darah) maka dapat terjadi hemolisis yaitu eritrosit akan pecah. Hal ini karena air akan masuk kedalam eritrosit dengan melewati membran semipermiabel sehingga terjadi  peningkatan volume sel darah merah yang jika terjadi berkelanjutan sel tersebut akan pecah. Cara sterilisasi yang digunakan adalah dengan teknik otoklaf karena  bahan-bahan yang digunakan tahan panas.

Infus Ringer Laktat 

IV.

FORMULASI Formula Dasar (DI 88 hal. 1406)

Laktat

28

mEq / L

 Na+

130

mEq / L

K +

4

mEq / L

Ca+

2,7 - 3 mEq / L

Aqua PI

ad 1 L

Formula Rencana

V.

 Na Laktat

28

mEq / L

 NaCl

102

mEq / L

KCl

4

mEq / L

CaCl2

3

mEq / L

Aqua pi

ad 500 ml

ALAT DAN BAHAN a. Alat 

Beaker glass



Corong



Erlenmeyer



Pipet tetes



Botol infus



Gelas ukur



Batang pengaduk



Spatula



Pinset



Kaca arloji



Mortir dan stamper

 b. Bahan 

 NaCl

Infus Ringer Laktat 



 Na Laktat



CaCl2



KCl



 Norit



Aqua p.i



H2O2

Paraf Asisten Alat Yang Digunakan

Cara Sterilisasi

Beaker glass,

Oven 150 C,

Erlenmeyer,

selama 1 jam

Corong glass, Botol infus Gelas ukur,

Autoklaf 121 C

Kertas saring

selama15 menit

Batang

Direndam

 pengaduk,

alkohol selama

Spatula, Pinset,

30 menit

Kaca arloji, Pipet tetes, Penjepit besi Karet tutup

Digodok dalam

 botol infus,

air suling 30

karet tutup pipet

menit

tetes Lumpang dan

Dibakar dengan

alu

etanol 95%

Infus Ringer Laktat 

W. Mulai

Paraf

W. Akhir

Paraf

VI.

PERHITUNGAN Kesetaraan equivalen elektrolit (Martindale hal 35) 1g KCl

~ 13,4 mEq K +

E1 =0,76

1g CaCl2

~ 13,6 mEq Ca 2+

E2 = 0,51

1g NaCl

~ 17,1 mEq Na +

E3 = 1

1g Na Laktat ~ 8,9 mEq Na+

E4 = 0,55

Akan dibuat infus 500 ml sebanyak 2 botol (1000 ml)  Na laktat

=

 NaCl

=

KCl

=

CaCl2

=



 x 1 g = 3,146 g





 x 1 g = 5,965 g

 

 x 1 g = 0,299 g

 

 x 1 g = 0,221 g



Perhitungan Isotonis V

= {(W1 x E1) + (W2 x E2) + (W3 x E3) + (W4 x E4)} x 111,11 = {(0,299x 0,76) + (0,221 x 0,51) + (5,965 x 1) + (3,146 x 0,55)} x 111,11 = {0,227 + 0,1127 + 5,965 + 1,7303} x 111,11 = 8,035 x 111,11 = 892,769 ml

% Tonisitas

=

 

x 0,9 % = 0,803 % (HIPOTONIS)

 NaCl yang ditambahkan agar isotonis = 0,9 % - 0,803 % = 0,097 %  

 x 1 g = 0,00097 g ~ 0,001 g

Jadi, total NaCl yang diperlukan = 5,965 g + 0,001 g = 5,966 g

Infus Ringer Laktat 

Formula yang dibuat

 Na Laktat

28

mEq / L

 NaCl

102

mEq / L

KCl

4

mEq / L

CaCl2

3

mEq / L

 NaCl

0,097 %

Aqua pi

ad 500 ml

Penimbangan untuk 2 botol infus @ 500 ml V

= {(2 x 500 ml) + 10%(2 x 500 ml)}= 1100 ml

 NaCl

=(

KCl

=(

CaCl2

=(

 Na Laktat

=(

 Norit

=

H2O2

=

               

   

 x 5,966 g ) + 5% (  x 0,299 g ) + 5% (  x 0,221 g ) + 5% (  x 3,146 g ) + 5% (

x 1100 ml

= 1,1 g

x 1100 ml

= 1,1 g

               

 x 0,299 g ) = 6,891 g  x 0,299 g ) = 0,3449 g  x 0,221 g ) = 0,2551 g  x 3,146 g ) = 3,633 g

Aqua p.i ad 1100 ml

VII. CARA KERJA Prinsip : sterilisasi akhir menggunakan Autoklaf

1. Kalibrasi botol infus sampai tanda (500 ml). 2. Buat aqua pi (aquadest panaskan sampai mendidih, biarkan mendidih selama 30 menit) tambahkan H2O2, panaskan 15 menit lalu dinginkan 3. Sterilkan semua alat yang digunakan dengan cara sterilisa si yang sesuai.

 No

Alat dan Bahan

Cara Sterilisasi

Literatur

1

Aqua p.i

Didihkan 30 menit

FI III hal 14

2

Beaker, corong,

Oven 150°C, 1 jam

FI III hal 18

 botol infus,

Oven 250°C, 15 menit

Infus Ringer Laktat 

erlenmeyer,  pipet tes 3

4

Gelas

ukur, Autoklaf 115-116°C, 30 menit

kertas saring

Autoklaf 121°C, 15 menit

Batang

Rendam dalam alkohol selama

 pengaduk,

30 menit

spatula,

FI III hal 18

pinset,

kaca

arloji,

 penjepit besi. 5

6

Karet pipet, karet Rebus

dalam

air

mendidih

tutup botol

selama 30 menit

Sterilisasi

Autoklaf 115-116°C, 30 menit

Martindale

sediaan infuse

Autoklaf 121°C, 15 menit

28

edisi

4. Timbang bahan-bahan. 5. Larutkan masing-masing bahan dengan sebagian aqua pi bebas pirogen. 6. Cek PH sebelum di adkan, lalu tambahkan aqua pi ad 1100 ml. 7. Campur ad homogen. 8. Tambahkan norit, panaskan sambil diaduk selama 15 menit, jangan sampai mendidih sekitar 50° - 60° C. 9. Saring dengan kertas saring dua lapis atau sampai jernih. 10. Masukan dalam wadah botol infus ad tanda (500 mL). 11. Tutup dengan karet penutup steril, ikat dengan tali agar tidak tumpah. 12. Sterilkan dalam autoklaf pada suhu 121° C, 15 menit. 13. Beri etikel dan label, kemas dalam dus dan serahkan.

VIII. EVALUASI a. In Process Control 1. Uji Kejernihan ( Lachman III, hal 1356 ) Produk dalam wadah diperiksa dibawah penerangan cahaya yang baik, terhalang terhadap refleks dari mata, berlatar belakang hitam dan putih dengan rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar.

Infus Ringer Laktat 

Syarat : Semua wadah diperiksa secara visual dan tia partikel yang terlihat dibuang dari infus volume besar, batas 50 partikel 10 µm dan lebih besar, serta 5 partikel ≥ 25 µm/ml.

2. Uji pH Menggunakan pH universal.

3. Uji Keseragaman Volume ( FI IV hal 1044 ) Cara I :  Pilih 1 atau lebih wadah bila volume ≥ 10 ml. Ambil isi tiap wadah dengan

alat suntik hipodemik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik No.21, panjang tidak kurang dari 2,5µm.  Keluarkan gelembung udara dari jarum dan alat suntik.  Pindahkan isi dalam alat suntik tanpa mengosongkan bagian jarum

kedalam gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang diukur memenuhi sekurang-kurangnya 40 %volume dari kapasitas tertera. Cara II :  Isi alat suntik dapat dipindahkan kedalam gelas piala yang telah ditara,

volume dalam ml diperoleh dari hasil perhitungan berat dalam gram dibagi  bobot jenis cairan. Isi dari 2/3 wadah 1 ml/ 2 ml dapat digabungkan untuk  pengukuran dengan menggunakan jarum suntik kering terpisah untuk mengambil isi tiap wadah.  Isi dari wadah ≥ 10 ml dapat ditentukan dengan membuka wadah,

memindahkan isi secara langsung ke dalam gelas ukur/ gelas piala yang telah ditara.

 b. Quality Control 1. Uji Kejernihan ( Lachman III, hal 1356 ) Produk dalam wadah diperiksa dibawah penerangan cahaya yang baik, terhalang efek dari mata, berlatar belakang hitam dan putih, dengan rangkaian isi dijalankan dengan aksi memutar.

Infus Ringer Laktat 

Syarat : Semua wadah diperiksa secara visual dan tia partikel yang terlihat dibuang dari infus volume besar, batas 50 partikel 10 µm dan lebih besar, serta 5 partikel ≥ 25 µm/ml.

2. Uji Sterilitas Menggunakan teknik penyaringan membran  Bersihkan permukaan luar botol, tutup botol dengan bahan dekontaminasi

yang sesuai, ambil isi secara aseptik.  Pindahkan secara aseptik seluruh isi tidak kurang dari 10 wadah melalui

tiap penyaring dari 2 rakitan penyaring, lewatkan segera tiap spesimen mealui penyaring dengan bantuan pompa vakum/ tekanan.  Secara aseptik, pindahkan membran dari alat pemegang, potong menjadi

setengah bagian ( jika hanya menggunakan satu ). Celupkan membran atau setengah bagian membran kedalam 100 ml media inkubasi selama tidak kurang dari 7 hari.  Lakukan penafsiran hasil uji sterilitas.

3. Uji Keseragaman Volume ( FI IV hal 1044 )  Pilih 1 atau lebih wadah bila volume ≥ 10 ml. Ambil isi tiap wadah dengan

alat suntik hipodemik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik No.21 panjang tidak kurang dari 2,5 µm.  Keluarkan gelembung udara dari jarum dan alat suntik.  Pindahkan isi dalam alat suntik tanpa mengosongkan bagian jarum ke

dalam gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang diukur memenuhi sekurang-kurangnya 40 % volume dari kapasitas tertera.

4. Uji Pirogenitas ( FI IV hal 908 ) a. Uji Biologik Berdasarkan peningkatan suhu badan kelinci setelah disuntuikkan dengan larutan ≤10 ml/kg bobot badan dalam vena auricularis  b. Uji serologi

Infus Ringer Laktat 

Lisat darah kepiting ( L. Polyphemus) + endotoksin, gelatinisasi dalam 30 menit.

X. DAFTAR PUSTAKA 1) Turco S, King RE. Sterile Dosage Forms. Second edition. Philadelphia: Lea & Febiger; 1979. 2) Sprowls JB. Prescription Pharmacy. Second edition. Philadelphia: J.B. Lippincott Company;1970. 3) Departemen kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan; 1979. 4) Departemen kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan; 1995. 5) Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi ketiga. Jakarta: UI-press; 1994. 6) Reynolds JEF. Martindale The Extra Pharmacopoeia. 28th edition. London: The Pharmaceutical Press; 1982. 7) Evory MC, Gerald K. Drug Information. USA: American Society of HealthSystem Pharmacist; 2003. 8) Kibbe, Arthur H. Handbook of Pharmaceutical Excipient. Fifth edition. Washington D.C: American Pharmaceutical Association.

Infus Ringer Laktat 

Infus Ringer Laktat 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF