Induksi Elektromagnetik pada Prosesi Thawaf

November 29, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Induksi Elektromagnetik pada Prosesi Thawaf...

Description

1

Sumber Gambar:umrahinfolinks.wordpress.com

Induksi Elektormagnetik pada Prosesi Thawaf di Masjidil Haram

MAKALAH

Oleh: Abdul Rosid [email protected]

2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar usaha di dunia dilakukan oleh motor listrik. Gaya di balik

usaha ini adalah gaya magnetik yang dikerjakan oleh medan magnet pada kawat yang menghantarkan arus listrik. Sebuah motor listrik sederhana yang terdiri dari sebuah loop penghantar arus tunggal yang dicelupkan ke dalam medan magnetik B. kedua gaya magnetik F dan –F bergabung untuk melakukan torsi pada loop dan cenderung merotasikan loop terhadap sumbu pusatnya. Sebaliknya jika tidak ada arus namun dengan memutar loop yaitu torsi + magnetik maka akan menimbulkan arus hal ini dinyatakan dalam Hukum Induksi Faraday “gaya gerak listrik induksi yang timbul pada ujung -ujung suatu penghantar atau kumparan adalah sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop tersebut”. Faraday menyadari bahwa suatu emf dan arus dapat diinduksi dalam suatu loop. (Halliday: 363) Dalam induksi elektromagnetik tersebut terdapat istilah tawaf yaitu gerakan rotasi yang ditimbulkan oleh adanya medan magnetik. Sebaliknya dengan melakukan

tawaf maka akan menimbulkan arus yang tegak lurus dengan arah tawaf tersebut, jika dianggap medan magnet B berada di sembarang titik arah tawaf tersebut seperti yang dijelaskan dalam hokum Biot-Savart. Sutrisno (1983, 89) menyatakan bahwa ketika kawat dialiri arus i dengan elemen sepanjang dl untuk menghitung induksi magnet pada posisi r berlaku

   ×⏞ dan arahnya tegak lurus 

  4

I dl maupun r yaitu

sama dengan perpindahan sekrup bila diputar dari I dl ke r. Istilah tawaf secara bahasa berasal dari (

,

,

) yang artinya

perjalanan keliling (Munawwir, 1997: 872), seperti bumi mengelilingi matahari, dan tata surya mengelilingi pusat galaksi bimasakti juga disebut dengan thawaf . Thawaf secara khusus diartikan sebagai salah satu rukun ibadah haji yaitu mengeliling ka’bah

3

sebagaimana perintah Allah SWT “dan hendaklah mereka berthawaf ( thawaf ifadloh) di sekeliling rumah yang tua (Baitullah yang pertama karena rumah pertama yang dibangun oleh manusia)(Taqiyuddin, tanpa tahun: 179). Pada ayat lain yaitu pada surah Al Baqarah menyatakan “padanya terdapat tanda-tanda kebesaran Allah yang jelas (dari ka’bah)”. (As-Showy, tanpa tahun: 181). Dari ayat tersebut dan prosesi manasik haji ditinjau dari sejarah sangat berkaitan dengan fenomena fisika yaitu induksi elektromagnetik. Selain itu hampir seluruh komponen dan isi alam semesta melakukan thawaf, sebagaimana dalam firman Allah SWT “kepada-Nya bertasbih apa yang ada di langit dan bumi dan juga burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui cara shalat dan tasbihnya dan Allah maha mengetahui apa yang mereka kerjakan (QS. 24:21)”. Adapun hubungan tersebut tak lain sebagai suatu pemikiran dalam penciptaan Allah di alam semseta hal ini sangat di anjurkan sebagaimana ayat Al Quran yang ditafsirkan oleh As-Showy (tanpa tahun, 208) “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi (dan apa yang ada pada keduanya terdapat banyak keajaiban) dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah (dalil-dali atas

qudrat-Nya Allah) bagi Ulil Al-Bab”. Anjuran untuk bertafakkur menjadi keutamaan bagi segenap umat islam sebagaimana sabda Nabi “tafakkurlah oleh kalian ciptaannya dan janganlah berfikir tentang Pencipta” (Nashar, 2013: 236).

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat diambil suatu permasalahan yaitu: 1. Bagaimana konsep, teori dan prinsip pada induksi elektromagnetik dan prosesi

thawaf? 2. Bagimana hubungan induksi elektromagnetik dengan prosesi thawaf? 3. Hal apa yang mendasari sehingga bisa dikaitkan antara induksi elektromagnetik dengan prosesi thawaf?

4

C. Tujuan

Adapun tujuan dibahasnya materi ini adalah 1. Untuk mengetahui berbagai konsep, teori, prinsip pada induksi elektromagnetik dan prosesi thawaf . 2. Mengetahui salah satu ayat Allah yang bersifat hissi

di alam semesta yaitu

hubungan fenomena fisika induksi elektromagnetik dengan syariat thawaf baik dalam manasik haji maupun ibadah yang lain. 3. Sebagai refersensi untuk dikembangkan lebih lanjut untuk para calon guru dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswanya pada saat mengajar di kelas.

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara rinci yaitu: 1. Menambah wawasan bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan fisika dan Al- Quran 2. Menjadi bahan masukan untuk pengembangan pembelajaran dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa

E. Batasan Masalah

Makalah ini dibatasi pada pembahasan fenomena induksi elektromagnetik dan prosesi thawaf tidak pembahasan pada yang lain. Jikalau ada hanyalah sebagai qiyas yaitu membandingkan dengan fenomena tersebut dengan fenomena yang lain yang ada kaitannya dengan Al-Quran. Selain itu yang menjadi acuan untuk mengaitkan keduanya yang akan disajikan pada selanjutnya.

5

BAB II PEMBAHASAN A. Induksi Elektromagnetik

Secara historis dikatakan bahwa sebenarnya manusia adalah lebih dahulu mengatahui tentang gaya-gaya magnetik jika dibandingkan dengan perkenalannya dengan gaya elektrostatis. Telah lama diketahui bahwa batu magnet suatu biji besi mempunyai sifat menarik potongan batu magnet atau besi yang lain dan berputar dalam medan magnet bumi. Sebelumnya penyelidikan tentang magnetik dan kelistrikan dilakukan secara terpisah. Barulah sesudah Hands Christian Oersted studi tersebut dipersatukan, yang kemudian Ampere menyelidiki gaya-gaya yang serupa antara kawat yang dilalui arus listrik dan menurunkan hukum dasar tentang gaya kawatyang semacam itu. Salah

satu

dari

penyelidikan

fundamental

yang

dilakukan

Ampere,

menunjukkan bahwa gaya yang disebabkan oleh suatu rangkaian yang dilalui arus yang berada di dekatnya (suatu magnet) yang bekerja pada suatu elemen panjang dl dari suatu konduktor yang dilalui arus I arahnya tegak lurus pada dl. Dari segi aliran muatan, gaya itu bekerja pada sebuah muatan yang bergerak dengan membentuk sudut 90° dengan arah geraknya. Sesuatu daerah dalam ruang dimana muatan-muatan yang bergerak (arus) mengalami suatu gaya, hal yang semacam tersebut dikatakan medan magnet yang berada di dalamnya. Jika suatu konduktor yang dilalui arus pada elemen arus, percobaan itu bergantung tidak hanya pada kedudukan dari elemen tersebut, tetapi juga pada orientasinya di dalam ruang. Arah kerja gaya magnetik selalu tegak lurus pada arah arus. Besarnya gaya itu sama dengan nol untuk suatu arah tertentu dari elemen arus percobaan. Arah ini dinamakan arah medan magnet pada titik dimana elemen arus ditempatkan. Jika arus membentuk sudut 90 ° dengan arah medan, maka besarnya gaya itu akan maksimum. (Hassan, 1970: 131)

6

Apabila suatu muatan Q memiliki kecepatan v dalam medan magnetik, akan terdapat gaya yang bergantung pada Q besar kecepatan dan arahnya gaya F adalah

   × 

(1)

Persamaan tersebut didefinisikan medan magnetik sebagai besar gaya F yang dikerahkan. Arah F tegak lurus terhadap v maupun B, maka gaya F tersebut akan tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh kedua vektor ini sebagaimana pada gambar berikut ini

Sumber : Rumushitung.com Gambar 1. Gaya F tegak lurus terhadap v dan B

(Sailah.dkk, 2014: 259) Pernyataan tersebut telah diuraikan secara panjang lebar dalam bab medan magnet. Selanjutnya medan magnet stasioner tidak melakukan gaya-gaya pada konduktor yang dalam keadaan diam. Tetapi jika suatu rangkaian yang mengkonduksi dalam keadaan diam, ditempatkan dalam suatu daerah dari ruang dimana suatu medan magnet berubah-ubah terhadap waktu, maka akan timbul arus listrik dalam rangkaian itu yang dinamakan arus terinduksi. Pertama-tama akan kita pelajari emf yang diinduksi dalam rangkaian stasioner jika medan magnetik dalam ruang, ditempati oleh suatu loop kawat, diubah dengan suatu cara dengan mengubah arus dalam rangkaian yang terakhir jika dialiri arus stasioner atau yang menggerakkan suatu magnetik permanen dekat loop tersebut. Maka besarnya emf yang terinduksi akan sama dengan kecepatan perubahan fluks magnetik yang menembus permukaan. (Hassan, 1970: 163)

7

Ketika batang magnet didekatkan menuju loop, arus tiba-tiba muncul dalam rangkaian itu. Apabila kemudian memindahkan magnet menjauh dari loop tersebut maka arus menghilang. Apabila kita melakukan eksperimen tersebut kita akan menemukan hal berikut ini: 1. Arus muncul hanya apabila terdapat gerak relatif antara loop dan magnet (salah satu arus bergerak relatif terhadap yang lain), arus menghilang apabila gerak relatif antara keduanya berhenti. 2. Gerakan yang lebih cepat menghasilkan arus yang lebih besar. 3. Apabila menggerakkan kutub utara magnet menuju loop menimbulkan arus yang searah putaran jarum jam dan apabila menggerakkan kutub utara menjauhi magnet maka akan menimbulkan arus yang berlawanan arah putaran jarum jam. 4. Jika menggerakkan kutub selatan menuju atau menjauhi dari loop juga menimbulkan arus tetapi dengan arah yang berkebalikan. Arus yang dihasilkan dalam loop tersebut disebut arus terinduksi. Usaha yang dilakukan persatuan muatan dalam menghasilkan arus itu dalam menggerakkan elektron konduksi untuk mengangkut arus disebut arus emf terinduksi dan proses menghasilkan arus dan emf disebut induksi. Faraday menyadari bahwa suatu emf dan arus dapat diinduksi dalam suatu loop. Dengan mengubah besar medan magnetik yang melintas melalui loop tersebut. Faraday selanjutnya menyadari bahwa “besar medan magnetik” dapat dibayangkan dalam bentuk garis medan magnetik yang melalui loop tersebut. (Halliday, 2015:398) Hukum induksi Faraday dapat dituliskan sebagai berikut

   ∅  dimana

(2)

  ∫ . adalah emf yang diinduksi sekeliling loop kawat dan ∅ adalah

fluks yang menggandeng rangkaian itu. Tanda negatif menunjukkan arah dari emf terinduksi dan karena itu arah arus terinduksi. Untuk arah transversal dari lintasan tertutup itu emf adalah positif jika mempunyai arah sedemikian rupa sehingga suatu sekrup putaran kanan akan bergerak dalam arah garis normal. Arus induksi selalu

8

timbul sesuai dengan persamaan 2 dalam arah yang sedemikian bahwa medan magnetnya cenderung untuk menentang perubahan dalam medan magnet yang menimbulkannya. Hal ini sebenarnya suatu hukum umum yang berlaku juga dalam emf terinduksi dalam rangkaian yang bergerak. Jika tidak hanya loop tunggal tetapi misalnya suatu kumparan yang terdiri dari beberapa lilitan sehingga dirumuskan ∅

   ∑=  ∅

     

(3) ∅ 

(4)

jika bukan suatu loop kawat, tetapi misalnya kita tinjau suatu extended conducting

body yang ada dalam keadaan diam. Maka kita dapat menuliskan persamaan 2 menjadi 



∫ .     ∫ .    ∫  . 

(5)

disini emf dihitung sekeliling tiap lintasan tertutup dalam medium konduksi dan integral ∫ . adalah fluks yang dilingkupi oleh lintasan tersebut. Untuk arah aliran arus kecil yang dihasilkan dapat dikonfirmasi bahwa fluks tertutup dapat direduksi searah jarum jam sesuai dengan hukum Lenz. Sekarang mari kita menganilisis contoh berikut dengan menggunakan konsep emf. Gaya yang dikenakan pada Q berpindah dengan kecepatan v dalam induksi magnetik adalah

   × 

(6)

 

×

(7)

Gaya tiap satuan muatan dapat disebut sebagai intensitas induksi listrik

   × 

(8)

Jika konduktor yang bergerak itu dilepaskan intenistas induksi listrik dapat menghasilkan gaya elektron ke salah satu ujung rangkaian sampai medan statis

9

muatannya seimbang. Resultan tangensial induksi listrik adalah nol sepanjang rangkaian. Persamaan emf yang dihasilkan oleh perpindahan konduktor adalah

  ∮    ∮(∇ × ). 

(9)



∮(∇ × ).   ∫   

(10)

Dalam kasus ini sebuah konduktor yang berpindah dalam lingkup medan magnet yang konstan dan seragam. Oleh karena itu kita mungkin menganggap intensitas medan listrik

   ×  untuk setiap bagian perpindahan konduktor ke

setiap bagian konduktor yang bergerak dievaluasi dengan resultan oleh emf

  ∮ .   ∮    ∮(∇ × ). 

(11)

Jika fluks magnetik juga selalu berubah terhadap waktu, termasuk kedua kontribusi yaitu

  ∮ .    ∫

  + 

∮(∇ × ). 

(12)

(William, 2006: 282) Meskipun persamaan tersebut untuk gaya yang memberikan usaha pada partikel bermuatan namun perlu diketahui bahwa untuk medan magnet tidak melakukannya usaha. Sebagai gantinya adalah membuat v yang melakukan usaha. selanjutnya untuk emf pada loop yang ditempatkan pada listrik statis dan medan magnet secara khusus membiarkan loop tersebut meregangkan dengan kecepatan yang berubah (,) dan gaya yang bekerja pada loop tersebut dengan muatan ( +

 × )

10

Gambar 2. Segmen kecil dari area  × 

Untuk emf

  ∮().  + ∮()( ×  )

Untuk medan statis integral pertama dan tripel produk pada kedua integral dapat diatur ulang dan memberikan

  ∮()( ×  )

(13)

Selama waktu dt, segmen dari lingkaran panjang d bergerak untuk menambah area dalam lingkaran oleh

   ×  dan dapat dituliskan  ×  

 

jumlah luas dari pada loop tersebut dapat dirumuskan 

   ∮()  . 

(14)

Yang mana r(t) tersebut termasuk dalam area loop Definisi dari fluks magnetik adalah

∅  ∫ .

(15)

Adapun gaya gerak listriknya adalah

  ∅/

(16)

dan

11

Selanjutnya dalam lingkaran yang daerahnya tidak berubah tetapi malah bergerak terjadi medan induksi yang kuat medannya bervariasi dengan posisi. Sisi dari loop yang bergerak akan mengalami perubahan medan yang bergerak terhadap waktu. Secara sederhana dalam arah x komponen medan induksi magnetik bervariasi secara linear bias dilihat pada gambar berikut

Gambar 3. Loop persegi panjang bergerak ke arah x melalui benda yang tidak terkena induksi magnetik

Emf dihasilkan disekitar loop yang bergerak secara matematis dirumuskan 

  ∮  .  ∮( × ).  Dalam kawat yang tidak homogen memiliki nilai

(17)

 (,) dalam x dan  ( +



, )   (, ) + (  )   ∫( × (, )  ̂  + ∫( × ( + , )̂    ∫ ( ×

(,)  

   ∫

  

   ∫

  

 ̂ 

12



   ∬  .  

    ∬ .      ∅

(18)

Persamaan tersebut lebih dikenal dengan ggl (gaya gerak listrik) atau emf. (Jack, 2005: 55) Kita memerlukan susuatu untuk mendefinsikan emf sebagaimana digunakan dalam persamaan (1) dan (2). Emf merupakan besaran skalar dan dalam dimensi tersebut menunjukkan bahwa hal itu diukur dalam volt, dan didefinisikan bahwa emf

  ∮ .

(19)

Perlu dicatat bahwa tegangan pada sebuah rangkaian tertutup. Jika terdapat beberapa bagian rangkaian, rangkaian yang berubah tentu saja emf juga akan berubah. Perubahan dari hasil statis ditunjukkan secara jelas oleh persamaan (19) untuk sebuah medan listrik intensitas yang dihasilkan dari sebuah perubahan statis perubahan tegangan harus mencapai nol dalam suatu rangkaian tertutup. Dalam elektrostatik integral garis menunjukkan potensial yang berbeda dengan tiap waktu ada perubahan medan. Hasilnya adalah sebuah emf atau sebuah tegangan. Dengan mengganti

  ∮ .  

 ∮  

 dengan integral B kita dapat .

(20)

Ketika jari tangan tangan kanan kita menunjukkan arus dalam rangkaian tertutup dan ibu jari menunjukkan langsung kepada dS. Sebuah kerapatan fluks B di dalam bidang dS dan meningkat terhadap waktu yang membuat suatu rata-rata nilai dari E yang bersebrangan dengan arah positif dalam rangkian tertutup. Hubungan

13

tangan kanan antara integral permukaan dan integral garis tertutup harus selalu diingat selama integrasi fluks dan ggl. Selanjutnya kita akan menyelidiki menjadi dua bagian yaitu menemukan emf yang dihasilkan oleh perubahan induksi dalam loop stationary dan kemudian kita akan mempertimbangkan perubahan loop dalam keadaan konstan. Pertama kita mempertimbangkan station loop. Fluks magnet merupakan satusatunya kuantitas waktu yang bervariasi di sisi kanan dan turunan parsial dapat dilakukan di bawah persaman integral yaitu

  ∮ .  

 ∮  

.

(21)

Sebelum kita memasukkan hasil sederhana ini menjadi sebuah contoh. Marilah kita peroleh persamaan tersebut melalui persamaan integral. Dengan memasukkan teorema stokes untuk integral garis tertutup kita peroleh

∫ (∇ ×  )   ∮

 . 

(22)

Yang mana integral permukaan dapat diperoleh dari permukaan yang identik. Permukaan secara umum yang sempurna dan mungkin dipilih sebagai diferensial.

∫ (∇ ×  )   ∮ ∇ × 

 . 

 

(23) (24)

Persamaan tersebut merupakan salah satu dari persamaaan Maxwell. Persamaan 23 merupakan persamaan integral dan ekivalen terhadap aplikasi hukum Faraday. Jika B bukan merupakan fungsi dari waktu dan persamaan 23 dan 24 dengan jelas merduksi persamaan elekteostatik yaitu

14

∮ .   0 ()

(25)

Dan

∇ × 0

(26)

Suatu rangkaian tertutup yang terdiri dari dua rangkaian paralel konduktor yang mana salah satunya dihubungkan dengan resistansi tinggi dari tegangan dengan dimensi diabaikan dan yang lain digerakkan atau digeser dengan kecepatan v. rapat fluks magnetik adalah constant dan bidang normal pada rangkaian tertutup. Fluks yang melewati permukaan dalam rangkaian tertutup dalam beberapa waktu yang kemudian

  

(27)

           

(28)

Emf didefinisikan sebagai integral permukaan dari medan listrik dikalikan dengan dl. Kita dapat mengkonduksikan rangkaian, jadi kita dapat menentukan E setiap titik sepanjang rangkaian tertutup tersebut. Kita dapat menemukan elektrostatis bahwa komponen tangensial dari E adalah bernilai nol pada permukaan sebuah konduktor. (William, H. dkk. 2006: 282) Dengan menggunakan hokum Biot Savart kita dapat menghitung induksi magnet yang dihasilkan oleh arus listrik. Perhitungan dengan hukum ini seringkali sulit dilakukan solusinya dengan menggunakan hukum Ampere. Jika dimisalkan mempunyai suatu lengkungan tertutup C yang mengelilingi suatu kawat berarus i hukum Ampere menyatakan bahwa dalam vakum integral garis

∮ .    

(29)

15

Disini elemen integrasi dl diambil pada lengkungan tertutup C. Hukum Ampere mengingatkan kita pada hokum Gauss dalam membahas medan listrik.

Sumber: Google.com Gambar 4. Arah B oleh arus i dalam kawat lurus adalah menyinggung lingkaran

 

   

(30)

Arah B menyinggung lingkaran dengan jejari r berpusat pada kawat I adalah arus yang dikelilingi oleh C bentuk umum ini tak lain adalah hukum Ampere. (Sutrisno, 1987:99) Dalam penerapan hukum Faraday pada usaha, kita perlu cara untuk menghitung besar medan magnetik yang melalui suatu loop. Suatu kondisi yang sama kita perlu menghitung besar medan listrik yang melalui suatu permukaan. Kita mendefinisikan suatu fluks listrik

∅  ∫ . sehingga dapat didefinisikan sebagai

suatu fluks magnetik. Andaikan suatu loop yang melingkupi luasan A ditempatkan dalam suatu medan magnetik B kemudian besar fluks magnetik yang melalui loop tersebut adalah diferensial dA.

∅  ∫ . vektor besar B adalah tegak lurus terhadap luas

Andaikan loop terletak di dalam sebuah bidang dan bahwa medan magnetik tegak lurus terhadap bidang loop. Kemudian kita dapat menulis perkalian titik di dalam persamaan

  cos 0     . Apabila medan magnetic juga seragam maka

16

B dapat dibawa keluar di depan tanda integral, kemudian menyisakan ∫  yang tepat memberikan luas A dari loop

∅  

(31)

(B tegak lurus terhadap bidang A) Sebagaimana anda telah mengetahui dalam pembahasan sebelumnya yaitu emf terinduksi cenderung untuk menantang perubahan fluks. Jadi hukum Faraday secara baku ditulis sebagai



∅  tanda minus menyatakan tanda berlawanan. 

(Halliday, 2015: 400) B. Induksi Elektromagnetik dan Prosesi Thawaf

Untuk pengertian dan beberapa penjelasan terkait induksi elektromagnetik telah dijelaskan sebelumnya. Adapun prosesi thawaf sering kita kenal sebagai salah satu rukun dari manasik haji. Secara bahasa Istilah tawaf berasal dari (

,

,

) yang artinya perjalanan keliling (Munawwir, 1997: 872), seperti bumi mengelilingi matahari, dan tata surya mengelilingi pusat galaksi bimasakti juga disebut dengan thawaf. Thawaf secara khusus diartikan sebagai salah satu rukun ibadah haji yaitu mengeliling ka’ bah sebagaimana perintah Allah SWT dalam Surah Al Hajj ayat 29 “dan hendaklah mereka berthawaf (thawaf ifadloh) di sekeliling rumah yang tua (Taqiyuddin, tanpa tahun: 179). Jalaludin (1993) berpendapat rumah yang tua maksudnya adalah rumah yang pertama diletakkan untuk manusia. Begitu pula pendapat Tanthowy (tanpa tahun) berpendapat juga bahwa rumah yang tua itu adalah yang pertama diletakkan bagi manusia. Pada ayat lain yaitu pada surah Al Imran ayat 49 menyatakan “sesungguhnya rumah pertama yang diletakkan bagi manusia adalah bakkah yang berkah, padanya terdapat tanda-tanda kebesaran Allah yang jelas (dari ka’bah)”. (AsShowy, tanpa tahun: 181).

17

Para mufassirin seperti Imam Ibnu Katsir dan Imam Jalalain menyempitkan tanda-tanda kebesaran Allah terbatas pada maqom Ibrahim saja dan bekas kakinya dan mengangkatnya dengannya dan menjadikannya tetap hingga sekarang. Dari penjelasan mufassirin tersebut sebagai isyarat bahwa di Baitullah tersebut terdapat tanda-tanda yang diantaranya maqom Ibrahim dan bekas telapak kaki yang hingga sekarang dan masih banyak lagi karena pada kata

merupakan bentuk jamak dari

artinya lebih dari satu dan dua jadi hal ini yang menjadi sandaran bahwa prosesi

thawaf ada kaitannya dengan induksi elektromagnetik. Secara universal memang kesemuanya di alam semesta ini semuanya berthwaf jika thawaf itu diartikan secara bahasa seperti thawafnya planet terhadap matahari, thawafnya tata surya terhadap galaksi bimasakti bahkan partikel terkecilpun seperti atom ikut berthawaf hal ini yaitu electron mengelilingi inti atom. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Tidakkah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada Allah-lah bertasbih apa yang ada di langit dan di bumi(dari tasbih) dan juga burung-burung (seluruh burung di langit dan di bumi) yang mengembangkan sayapnya masing-masing sungguh telah mengetahui cara berdoa dan betasbih, Allah maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan ( Jalaludin, tanpa tahun: 259). Imam Ar-Razi (tanpa tahun) berpendapat bahwa yang dimaksud burung yang mengembangkan sayapnya adalah bahwa sesungguhnya Allah memberikan sayapnya yang kuat yang dengannya dapat bertahan di atmosfer langit dengan berbaris dengan jarak yang jauh dengan mengepakkan sayapnya dengan apa yang ada padanya kecepatan dan kesenangan yang termasuk mengagungkan dalil-dalil atas kekuasaan yang Menciptakan dan yang Mengatur dan Dia menjadikan bahwa sesungguhnya burung itu dalam keadaan bersujud dari padanya kepada-Nya. Selanjutnya kalimat “masing-masing telah mengetahui cara berdo’a dan bertasbih” maksudnya adalah dhomir yang kembali ke sholat dan tasbih atas lafadz

yang artinya bahwa

sesungguhnya sesuatu yang ada di langit dan di bumi dan burung-burung dan yang lainnya telah mengetahui apa yang diwajibkan atas mereka yakni, sholat dan tasbih.

18

Secara bahasa penggunaan sebagai ganti amil yang dibuang yaitu

dengan tanwin dlommah pada huruf lam berasal dari

disingkat menjadi

. Sebagai contoh . Sebagai

kesimpulannya adalah bahwa semua yang ada di alam semesta itu bertasbih berthawaf sebagaimana firman Allah dalam Surah Yasin ayat 40 yaitu “tidak semestinya matahari mendapati bulan dan tidak sama sekali malam mendahului siang. Masing masing beredar pada garis edarnya”. Imam Ar Razi (tanpa tahun) berpendapat bahwa ayat ini mengisyaratkan kepada segala sesuatu dari berbagai macam yang disebutkan, Dia telah menciptakan dengan hikmah. Adapun matahari tidak semsetinya (bisa saja terjadi, tapi tidaklah pantas) mendekati kepadanya dengan pergerakan cepat mendapati bulan dan malam tidak mungkin memasuki siang. Adapun kata

yang bermakna masing-masing

Imam Ar-Razi berpendapat bahwa kata tersebut untuk umum seakan-akan mengabarkan dari segala bintang di langit dalam keadaan beredar. Jadi tidak hanya matahari dan bulan tetapi mencakup secara umum mulai dari partikel yang terkecil yaitu elektron yang mengelilingi inti atom hingga galaksi di alam semseta semuanya berdar dengan edaran yang telah ditetapkan sebagai sholat mereka dan tasbih mereka yang telah disebutkan sebelumnya. Jika kita analisis burung sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya burung mengepakkan sayapnya maksimal 180 o dengan dua sayapnya sehingga berjumlah 360 o. Begitu juga dengan sholat saat berdiri membentuk sudut 180 o, saat rukuk membentuk sudut 90o saat sujud membentuk sudut 45 o jika dikalkulasikan maka akan berjumlah 360o. Thawaf di ka’bah yang dimulai dari hajar aswad dan menjadikan baitullah di sisi kirinya (berarti berarah melawan arah jarum jam) dengan bilangan tujuh kali (taqiyuddin, 2007:496).

Jika dikiaskan dengan induksi

elektromagnetik maka magnetpun melakukan thawaf sehingga menghasilkan energy berupa arus yang tegak lurus terhadap arah induksi sesuai dengan aturan kaidah

19

tangan kanan, yaitu keempat jari menunjukkan induksi magnet dan ibu jari menunjukkan arus yang tegak lurus dengan induksi begitu juga sebalikanya. Faraday membuktikan dengan percobaannya yaitu mendekatkan kutub utara magnet ke suatu loop sehingga menimbulkan garis medan magnet yang menyebar dari utara, dengan peningkatan tersebut elektron di dalam kawat tersebut bergerak (arus terinduksi) dan menyediakan energi (emf terinduksi) untuk gerakan tersebut.

Gambar 5. Suatu pengukur arus menunjukkan nilai arus di dalam loop kawat pada saat magnet bergerak terhadap loop tersebut

Selanjutnya Faraday melakukan percobaan keduanya adalah dengan menyalakan arus dalam loop tangan kanan sebagaimana pada gambar berikut,

Gambar 6.Pengukur arus menunjukkan nilai dalam loop kawat tangan kiri ketika saklar S ditutup

kenaikan arus membentuk medan magnetik disekitar loop itu dan padaa loop tangan kiri. Sementara medan dibentuk, jumlah garis medan yang melalui loop itu tangan kiri meningkat, hal ini seuai dengan eksperimen pertama bahwa kenaikan jumlah garis-garis medan yang melalui loop itu terlihat jelas menginduksi arus dan emf. (Halliday, 2007:399) Gambar 7. Hukum Lenz berlaku pada keadaan ini. Ketika magnet digerakkan menuju loop, arus berlawanan dengan putaran jarum jam diinduksikan di dalam loop trsb. Arus menghasilkan medan magnetiknya sendiri dengan momen dipole magnetic untuk melawan gerak magnet tersebut.

20

Selain faraday juga Heinritz Lenz menemukan suatu aturan yaitu suatu arus terinduksi memiliki arah sedemikian rupa sehingga medan magnetik yang ditimbulkan oleh arus berlawanan dengan perubahan medan magnetik yang menginduksi arus tersebut. (Halliday, 2007: 402)

Gambar 8.Arus i yang diinduksi di dalam loop memiliki arah sedemikian sehingga medan magnet B i melawan perubahan medan magnetic B yang menginduksi i.

Dari beberapa materi tersebut dapat diambil kesimpulan ketika magnet didekatkan kepada sebuah loop yaitu kawat melingkar secara otomatis menghasilkan perubahan garis-garis induksi mengakibatkan elektron-elekton bergerak yang menimbulkan emf terinduksi. Jika dikembalikan lagi pada manusia terdapat listrik statis, dimana listrik statis merupakan interaksi dua muatan yang berbeda. C. Sinyal Listrik pada Manusia

Pada manusia terdapat sinyal listrik dan sinyal magnet terutama pada organorgan penyusum tubuh dan pada system saraf. Secara umum sinyal-sinyal listrik dan sinyal magnet tersebut dijumpai pada sela saraf, otak, jantung dan otot. a. Sistem saraf Unit struktur dasar dari system saraf adalah serabut saraf sebagaimana pada gambar berikut

Gambar 9.Neuron Motorik

21

Sel-sel saraf yang dikhususkan untuk penerimaan, penerjemahan dan pengiriman pesan elektris (listrik). Pada dasarnya, serabut saraf terdiri atas tubuh sel yang menerima pesan elektris dari serabu syaraf yang lain melalui kontak yang disebut

synapses yang terletak pada dendrit atau pada tubuh sel. Bila getaran kuat, serabut saraf mengirim sinyal elektris keluar melalui serat yang disebut axon yang kemudian membawa sinyal elektris tersebut menuju otot, kelenjar dan serabut lainnya. Adapun perilaku dari serabut-serabut saraf yang diameternya cukup besar (≈1 mm) dari serat saraf ini memudahkan elektroda untuk dimasukkan atau digabungkan untuk pengukuran. Membran setiap serabut saraf memiliki perbedaan potensial (voltase) terhadap muatan negatif yang berada di membran dan muatan positif yang berada di luar membran. Perbedaan potensial tersebut disebut sebagai potensial istirahat serabut saraf.

Gambar 10.Konsentrasi khusus dalam mol/liter K+, Na+, Cl- dan sejumlah besar ion protein (A- ) di dalam dan di luar sel. Di dalam lebih negative dan di luar hampir 60 sampai 90 mV. Medan li strik yang ditunjukkan oleh E hanya pada membran, sedangkan daerah yang lebih jauh dari membrane muatannya adalah netral

Ketika serabut saraf distimulasi, perubahan besar terjadi pada potensial istirahat yang timbul pada titik-titik perubahan yang terjadi pada akson. Kegiatan ini merupakan metode utama pengiriman sinyal ketubuh, hal ini digambarkan seperti gambar berikut ini, yaitu transmisi impuls syaraf sepanjang akson yaitu pulsa voltase bergerak sepanjang syaraf

22

Gambar 11.Transmisi impuls syaraf sepanjang akson. Pulsa voltase bergerak

sepanjang syaraf adalah potensial aksi

(Cameron, 1999:239)

b. Sinyal elektris pada jantung Jantung memiliki empat ruang yaitu dua ruang atas (serambi kiri dan kanan), ruang bawah yaitu bilik kiri dan kanan. Serambi kanan menerima darah yang dibawa pembuluh vena dari tubuh dan memompanya menuju bilik kanan, selanjutnya bilik ini memompa darah melalui paru-paru, dimana darah dioksigenisasi. Darah kemudian mngalir menuju serambi kiri, kontraksi pada serambi kiri menyebabkian darah mengalir menuju bilik kiri dan kemudia mengontraksi memompa darah menuju sirkulasi besar. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut

Gambar 12.System perdaran darah pada manusia Sumber:http://endangristono12.blogspot.co .id

Kegiatan ritmis jantung dikontrol oleh sinyal elektris yang dikukuhlan oleh stimulasi spontan dari sel-sel otot yang berlokasi di serambi kanan. Sel-sel ini mem bentuk titik sinoatroal (SA) atau pemicu seperti pada gambar

23

Gambar 12.Skema gelombang depolarisasi bergerak ke bawah dinding

jantung menimbulkan arus on ditunjukkan oleh lingkaran. Resistor memberi kesan tahanan listrik jaringan. Potensial pada dinding dada menyebabkan aliran arus melalui tahnan torso

Titik SA membakar pada interval regular sekitar 72 kali permenit. Sinyal-sinyal elektris SA mengukuhkan depolarisasi syaraf-syaraf dan otot-otot kedua serambi yang selanjutnya serambi berkontraksi dan memompa darah menuju bilik. Sinyal

elektrik

kemudian

melalui

titik

atrioventicular

(AV),

yang

mengukuhkan depolarisasi bilik kanan dan bilik kiri mengakibatkan bilik berkontraksi dan memompa darah menuju sirkulasi pulmonary dan sirkulasi besar. (Cameron, 1999:255) c. Sinyal-sinyal magnetis dari jantung dan otak Daerah magnetis disekitar jantung adalah sekitar

5×10

− (T), atau

sekitar sepersejuta dari daerah magnetic bumi. Rekamana dari daerha magnetis jantung ini disebut magnetocardiogram (MCG). Selain itu alat yang digunakan untuk mengukur daerah-daerah salah satu detector yang dinamakan SQUID (Superconducting Quantum Interference Device) yang beroperasi dalam satu bak cairan helium sekitas 5 K dan dapat mendeteksi kesiapan (dc) dan daerah magnetic (ac) dengan ukuran 10−4 . Magnetometer SQUID juga telah digunakan untuk merekam medan magnet di sekitar otak. Medan magnet dari otak sekitar

1×10

−3 

yaitu hampir

sepersatumilyar medan magnet bumi. (Cameron, 1999: 273). Jika pada manusia terdapat sinyal-sinyal listrik dan sinyal magnetik maka tentunya dengan melakukan prosesi thawaf di ka’bah itu menghasilkan induksi

24

elektromagnetik sebagaimana yang telah diungkapkan Faraday yaitu emf induksi yang timbul pada ujung-ujung suatu penghantar atau kumparan adalah sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi loop penghantar. Suatu emf dan arus dapat diinduksi di dalam suatu loop, dengan mengubah besar medan magnetik yang melintasi loop. (Halliday, 2002:399) Pada manusia terdapat sinyal-sinyal magnetik seperti telah dijelaskan sebelumnya dengan melakukan suatu gerakan memutar atau thawaf yang merupakan suatu rukun dari manasik haji yang dimulai dari hajar aswad yang berada di sebelah kirinya artinya arah thawaf adalah berlawanan dengan arah jarum jam. Berdasarkan hukum Biot-Savart dengan kaidah tangan kanan memberikan medan magnetik yang ditimbulkan oleh arus di dalam sebuah kawat yaitu mengarah sebagai jari-jari yang menggenggam. Pada manusia juga terdapat sinyal-sinyal elektrik apabila melakukan sebuah

thawaf maka akan menghasilkan suatu arus yang arahnya sesuai dengan kaidah tangan kanan. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan bahwa apabila arus dengan medan magnetik menimbulkan suatu torsi, sebaliknya apabila torsi dengan medan magnetik maka akan menimbulkan suatu arus. (Halliday, 2002: 398) D. Sejarah Thawafdan Ka’bah

Istilah tawaf secara bahasa berasal dari (

,

,

) yang artinya

perjalanan keliling (Munawwir, 1997: 872) dalam ibadah haji thawaf dilakukan setelah wuquf di ‘Arafah yang dimulai dari Hajar Aswad yang Baitullah berada di sisi kirinya sebanyak tujuh kali. (taqiyuddin, tanpa tahun: 179). Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa malaikat berthawaf selama 7000 tahun di Baitullah sebelum manusia (Abu Bakar, tanpa tahun: 275). Hal ini diperkuat oleh As-showi (tanpa tahun, 180) bahwasanya setelah Allah menciptakan Baitul Makmur dan para Malaikat langit berthawaf terhadapnya , maka para Malaikat di bumi menginginkan suatu bangunan yang serupa dengan baitul makmur tersebut, maka Allah memerintahkan

25

kepada para Malaikat dengan bangunan bait yang disempurnakan untuk bait yang berada di langit yaitu Baitul Makmur dan mereka berthawaf kepada ka’bah tersebut 1000 tahun sebelum Nabi Adam diciptakan. Adapun manusia pertama yang melakukan thawaf adalah Nabi Adam sebagimana di jelaskan oleh Abu Bakar (tanpa tahun) bahwasanya Nabi Adam As berhaji ke Baitullah sebanyak 40 kali dari India yang kemudian bertemulah dengan istrinya Hawa di suatu lembah yang menjadi tempat ta’arufnya antara Nabi Adam dan Hawa sehingga dinamakan padang ‘Arafah yang artinya mengenali. Sehingga kemudian menjadi salah satu rukun haji yaitu wuquf di ‘Arafah

yang kemudian

diteruskan oleh para Nabi hingga Nabi Muhammad SAW hingga umat islam saat ini. Adapun pada prosesi thawaf tersebut tidaklah lepas dari Baitullah dan Ka’bah dan Hajar Aswad karena merupakan bagian dari ritual ibadah haji yaitu saat thawaf diwajibkan memulainya dari Hajar Aswad. Disebut demikian adalah karena warna batu tersebut berwarna hitam. Dalam syarah Abu bakar (tanpa tahun) menyebutkan bahwa Hajar Aswad merupakan sebuah batu dari zamrud yang merupakan lampu dari lampu-lampu surga. Saat banjir besar di zaman Nabi Nuh Ka’bah ikut roboh dan batu hajar diangkat ke lanit keempat kemudian malaikat menyimpannya di sebuah bukit bernama bukit Abu Qubays . Pada zaman Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail membangunnya atas perintah Allah SWT. Pada saat banjir terjadi di zaman Rasulullah pada waktu itu Rasulullah juga ikut membinanya yaitu beliau berhasil meredam pertikaian antara suku bangsa Quraisy karena batu tersebut dianggap mulia oleh masyarkat Quraisy. (Haekal, 2010: 70). Memang dalam suatu riwayat disebutkan bahwa batu hajar aswad asalnya warnanya keputih-putihan tetapi karena dosa manusia hingga batu tersebut menjadi hitam.

E. Hajar Aswad

Seperti disebutkan oleh Abu Bakar (tanpa tahun) sebelumnya bahwa Hajar Aswad merupakan lampu dari lampu surga yang berarti asal muasalnya merupakan

26

pelita yang memancarkan gelombang elektromagnetik yaitu cahaya maka dapat diprediksi bahwa Hajar Aswad merupakan sebuah batu yang merupakan medan magnet. Dengan mengasumsikan manusia memancarka sinyal-sinyal listrik dengan gerakan torsi maka akan menghasilkan arus yang tegak lurus mengarah keatas yang kemungkinan terhubung ke Baitul Makmur Adapun seperti yang di tulis dalam cordova press 5 keajaiban ka’bah antara lain 1. Ka’bah mengeluarkan radiasi yang bersifat infinitive atau tak berujung sebagian ilmuwan muslim mempercayai bahwa radiasi tersebut terpancar ke saudara kembarnya yaitu Baitul Makmur 2. Zero Magnetisme Area, yaitu area dimana gaya tarik antara dua kutub sama besar sehingga kompas tidak akan bergerak itulah kenapa kita tinggal di Mekkah akan lebih sehat secara fisik atau spiritual 3. tarikan gravitasi yang tinggi sehingga menjadi daya imun bagi tubuh 4. tempat ibadah paling tua 5. memancarkan energi positif (Sarkindi, 2013: 219). Selanjutnya saat thawaf dengan gerakan-gerakan berputar, sambil berdoa kepada Allah esensinya mirip sholat Karena itu, permulaan thawaf itu juga dimulai dengan semacam takbiratul ihram dalam shalat, yaitu: bismillaahi wallaahu akbar (Dengan Nama Allah. dan Allah Maha Besar). Dan juga dengan cara mengangkat tangan, ke arah Ka'bah dan dimulai dari Hajar Aswad. Kalau kita bandingkan keduanya, antara shalat dan thawaf memang sangat mirip, keduanya didahului dengan wudlu juga diisi dengan berdoa dan berkonsentrasi dalam kekhusyukan. Kedua peribadatan itu juga dimulai dengan takbir dan mengangkat tangan menghadap ke arah Ka'bah. Dan, keduanya, juga melakukan gerakan-gerakan yang berdasar pada gerak melingkar seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa sholat juga menyerupai gerakan melingkar.

27

Putaran orang berthawaf itu ternyata telah menghasilkan energi gelombang magnetik yang sangat besar, berstfat positif, dan mampu mengobati berbagai ketidak seimbangan energi dalam jiwa maupun tubuh manusia. (Musthofa, 2003: 64) Sebagaimana dalam hukum Biot-savart induksi elektromagnetik dapat di asumikan dalam kaidah tangan kanan dimana jari-jari yang melingkar diasumsikan sebagai induksi magnetik yang mengelilingi kawat lurus tersebut sehingga menghasilkan arus yang tegak lurus dengan arah induksi tersebut hal ini dapat di qiyaskan kepada prosesi thawaf dimana ketika para malaikat dan umat islam melakukan thawaf di ka’bah secara otomatis akan memancarkan arus yang tegak lurus dengan arah thawaf tersebut yaitu mengarah ke atas yang terhubung dengan Ka’bah di Baitul Makmur dimana disana para malaikat juga melakukan thawaf. Adapun sholat dalam suatu riwayat disebutkan bahwa sholat jumat merupakan hajinya orang miskin dan juga sholat merupakan mi’rajnya orang -orang mu’min juga sedikit menyinggung bahwa sholat ada kaitannya terhadap induksi elektromagnetik. Jika kia asumsikan sholat sebagai sebuah toroid yaitu lilitan kawat yang dialiri arus listrik dengan adanya induksi magnet B dalam bahan maka akan menimbulkan momen dipole magnetik pada tiap atom, momen dipole tersebut muncul karena mendapat gaya Lorentz dalam medan magnetik sehingga secara keseluruhan berpengaruh bergerak dalam loop atau cincin. Setiap cincin arus membentuk dipole magnet, momen magnetik ini kita sebut sebagai momen magnetik orbital. Adapun momen magnetik total dalam bahan dipandang berasal dari suatu arus permukaan I. Arus permukaan ini analog dengan muatan induksi yang timbul ada permukaan dielektrik bila ditaruh dalam medan listrik. Dengan adanya arus I induksi magnetik dalam bahan berubah, bila keliling rata-rata toroida adalah dari hukum Ampere didapatkan bahwa



  

+

  

  2 maka

28

Dimana N adalah banyaknya lilitan semakin banyak lilitannya maka induksi elektromagnetik akan semakin besar (Sutrisno, 1987: 106) itu sebabnya sholat berjamaah lebih utama 27 derajat dibandingkan dengan sholat sendirian.

E. Magnet dan Besi

Dalam suatu pernyataan Thomas dalam Ahmad Harfa (2011) bahwa medan magnet dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti besi. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Hassan (1970) bahwa batu magnet berasal dari suatu bijih besi yang mempunyai sifat menarik potongan batu magnet atau besi yang lain dan berputar dalam medan magnet bumi. Dari pernyataan tersebut dapat dianalisis bahwa terbentuknya medan magnet disebabkan adanya arus listrik dalam suatu konduktor. Dalam Al Quran Surah Al Hadid ayat 25 yang artinya besi bebunyi “ Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia”. Adapun kata

berasal dari kata

yang artinya menurunkan atau

yang artinya turunkan (Sholehudin, 2007). Definisi turunkan tersebut memberikan pengertian bahwa besi bukan dari bumi tetapi diturunkan, hal yang serupa yaitu firman Allah dalam surahAl Furqaan ayat 48 yang bebunyi ” Kami turunkan dari langit air yang amat bersih”. Para imam mujtahid mengambil ayat tersebut sebagai dalil akan kesucian air hujan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa besi tersebut diturunkan kebumi sehingga menjadi sesuatu yang berguna bagi manusia. Seperti yang diungkapkan sebelumnya medan magnet itu terbentuk dari arus yang mengalir dalam inti besi, begitu pula dengan hajar aswad, karena hajar aswad bukanlah benda dari bumi tetapi dari langit yang sebagian menafsirkan hajar aswad itu berasal dari surga. Ada beberapa hadits yang menyebutkan hal itu diantaranya Dari

Ibnu

‘Abbas radhiyallahu

‘anhuma,

ia

berkata

bahwa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Hajar aswad turun dari surga “

29

padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam” (HR. Turmuzi: 877) Dari

Ibnu

‘Abbas radhiyallahu

‘anhuma,

ia

berkata

bahwa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad adalah batu dari surga. Batu tersebut lebih putih dari salju. Dosa orang-orang musyriklah yang membuatnya menjadi hitam. ” (HR. Ahmad: 307) Dari dua hadits tersebut dipahami bahwa Hajar Aswad pada awalnya adalah putih kemudian menghitam karena dosa-dosanya umat manusia seperti diungkapkan oleh syeik Al Mubarakfuri bahwa dosa Bani Adam menyebabkan batu menjadi hitam dan (pendapat) yang lebih kuat adalah memahami dzahir hadits sebagaimana hakikatnya, tidak ada penghalang baik secara akal maupun dalil. Jika di qiyaskan kepada prosesi thawaf sejak zaman Nabi Adam manusia telah melakukan thawaf di ka’bah. Jika kita qiyaskan ka’bah sebagai medan magnet tentunya magnet tersebut akan menarik segala patikel yang ada di dekatnya. Dari Nabi Adam hingga zaman Rasulullah SAW banyak manusia yang musyrik melakukan thawaf di sana sebagaimana masa jahiliah sebelum kenabian Rasulullah SAW. Dengan melakukan gerakan keliling dengan hajar aswad menjadi patokan sebelah kiri kita yaitu thawaf ifadloh sebanyak tujuh kali jika kita asumsikan bahwa manusia juga memiliki sinyal listrik dan magnet secara tidak langsung partikel partikel tersebut akan tertarik, sehingga tidak heran jika seseorang pulang dari haji tampak lebih bersih dari sebelumnya. Hal ini seperti diterangkan dalam Syarah I’anatut Tholibiin tentang keutamaan haji, dari Ibnu Umar bahwa Nabi Muhammnad SAW bersabda Sesungguhnya haji itu selama seseorang keluar dari rumahnya dia belum melangkah langkahan kecuali Allah mencatat untuknya dengan langkahannya satu kebaikan dan turun dari padanya dengan langkahnya kesalahannya, maka apabila mereka melakukan wukuf di ‘Arofah. Allah memberkahi kepada mereka yaitu yaitu para Malaikat-Nya seraya berfirman “lihatlah oleh kalian (para malaikat) kepada hamba-Ku, mereka datang kepadaku dalam keadaan wajah yang kusut lagi berdebu. Aku bersaksi kepada kalian (malaikat) bahwa aku mengampuni mereka, dosa-dosa mereka. Dan apabila langkahnya

30

seukuran garis langit dan pasir yang keras. Dan apabila dia melempar jumrah maka tidak ada satupun apa yang dilemparnya hingga Allah menyelamatkannya di hari kiamat, dan apabila dia mencukur rambutnya maka baginya setiap rambut yang jatuh dari kepalanya menjadi cahaya di hari kiamat, maka apabila habis akhir thawaf di bait, dia keluar dari pada dosadosanya seperti hari dia dilahirkan. (Abu Bakar, tanpa tahun). F. Tafakkur dan Tafsir Ayat-Ayat Ilmiah

1.

Tafakur Inti dari pembahasan tersebut bukanlah untuk mengggali istinbath suatu

hukum melainkan hanya sebagai sarana untuk tafakkur bahwa magnetpun bertasbih memuji Allah sebagai bukti akan kebesaran ayat-ayat Allah. Karena tafakkur itu sangatlah penting sebagaimana yang dijelasakan oleh Al-Ghazali (2011, 679) bahwa berpikir kadang-kadang berproses pada perkara yang berkaitan dengan agama, juga kadang-kadang yang berkaitan dengan selainnya. Maka hendaklah memperhatikan empat hal yaitu berbagai macam ketaatan, berbagai macam kemaksiatan, sifat membinasakan dan yang menyelamatkan oleh karena itu janganlah menjadi manusia yang lalai akan diri sendiri atau sifat-sifat yang menjauhkannya dari Allah. Pikiran itu sebagai pelita hati, maka apabila ia padam maka tidak ada penerang baginya. Hati yang tidak suka merenungkan kebesaran kekuasaan Allah maka selalu gelap karena diliputi oleh kebodohan dan tipu daya. Pikiran ada dua macam yaitu yang timbul dari iman dan yang timbul dari melihat kenyataan. Seperti adanya makhluk menunjukkan adanya Khalik. Orang yang memperhatikan adanya alam sehingga ia berkata “ adanya ciptaan ini menunjukkan adanya Pencipta” (Athoillah, 1980: 195) Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa ketika Athak bersama-sama dengan umar dan ubaid pergi berkunjung ke rumah Aisyah ra. Setelah mengucapkan salam kepadanya, ditanya “siapakah kalian?” dijawab “Umar dan Ubaid” lalu betanya “menagapa kalian jarang berkunjung kemari?” berkata Ubaid “karena dengan jarang berkunjung akan menambah rasa cinta” lalu bertanya “kita beralih ke pembicaraan lain, apakah yang paling terkesan bagimu pada amalan Rasul wahai Ummul

31

Mukminin? Dijawab “sesungguhnya semua hari amalan beliau sangatlah terkesan bagiku akan tetapi ada satu yang paling terkesan, yaitu pada suatu malam ketika beliau mendatangi tempat tidurku dan berkata “wahai Aisyah, apakah engkau mengizinkan jika aku bermesraan dengan Tuhanku” dijawab “Demi Allah aku amat senang berada di dekatmu, tapi aku tidak menghalangi apa yang menjadi kesenangan bagim” kemudian beliau bangun dan mengambil wudhu lalu mengerjakan sholat sambil mencucurkan air mata hingga jatuh ke pangkuannya, setelah selesai mengerjakan sholat beliau berbaring dengan miring ke kanan dan meletakkan tangan di bawah pipi kanannya hingga air matanya jatuh ke tanah. Kemudian datanglah Bilal ketika ia melihat mata beliau SAW yang sembab oleh air mata lalu ia bertanya “Wahai Rasulullah mengapa engkau menangis padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu maupun yang akan datang”. Beliau lalu bersabda “wahai Bilal bukankah sudah seharusnya jika aku menjadi hambaNya yang bersyukur? Dan bagaimana aku tidak menangis ketika Allah menurunkan wahyu kepadaku “sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi dalam pergantian malam dan siang itu terdapat bukti atas kebesaran dan kekuasaan Allah bagi mereka yang mau berpikir yaitu mereka yang senantiasa mengingat Allah baik dalam keadaan berdiri, duduk atau berbaring, dan mereka selalu memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi hingga mereka berkata “wahai Tuhan, tidaklah engkau menciptakanya dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab api neraka” (Al Imran : 190-191). Kemudian beliau bersabda celakalah bagi mereka yang membaca ayat ini tetapi enggan dari memikirkannya (Nashar, 2013: 235). Bahasa arab berbeda dengan bahasa yang lain terutama pada ayat-ayat Alquran, yang sastranya begitu tinggi sehingga tidak heran pada saat Umar bin Khattab mendengar lantunan ayat Alquran yang dibacakan oleh adiknya Fatimah beliau seketika itu juga langsung masuk islam, padahal sebelumnya beliau adalah orang yang paling keras terhadap islam. (Khuderi, Tanpa Tahun)

32

2. Tafsir Ilmiah Ayat Alquran merupakan puisi-puisi Tuhan yang tak terikat dengan waktu seiring dengan perkembangan zaman. Bahasa yang terkandung dalam ayat-ayat alquran sangat sarat dengan bahasa yang tinggi sehingga diperlukan suatu penafsiran. Oleh karena itu tidak mudah seseoran menafsirkan ayat-ayat Al Quran diantaranya seseorang tersebut harus Hafidz Al-quran, Hafal Ribuan Hadits, Ushul Fiqih dan Fiqih, Nahwu dan Shorof (Gramatikal Bahasa Arab), balaghah dan mantiq (sastra) dan masih banyak lagi persyaratan yang harus dipenuhi. Adapun pengertian tafsir itu sendiri berasal dari kata

yang artinya

menjelaskan atau mengetahui maksud suatu kata yang sulit sebagaimana firman Allah dalam surah Al Furqan ayat 33 bahwa “dan mereka (orang-orang kafir) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik”. Dari ayat tersebut dapat dikatakan bahwa pengertian tafsir ialah upaya untuk mengungkap makna yang musykil dari suatu kosakata. (Samsurrohman, 2014:9). Kata tafsir di dalam Al Quran ini disandingkan dengan kata al haq yang berarti kebenaran eksak dan absolut. Menurut konteks ayat tersebut kata tafsir merupakan penjelasan atau konfirmasi terhadap segala sesuatu yang ganjil lagi aneh yang disodorkan oleh orang kafir kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa Al Quran. Adapun tafsir ayat sains dan sosial diterjemahkan ke dalam bahasa arab dengan at-tafsir al ilmi, yaitu sebuah ungkapan dalam tafsir Al Quran yang mengkhususkan objek kajiannya pada ayat-ayat ilmu pengetahuan baik yang terkait ilmu alam ataupun ilmu sosial. (Andi, 2012: 46) Tafsir ilmiah muncul di tengah-tengah masyarakat muslim sebagai respon terhadap perkembangan ilmu dan sebagai upaya memahami ayat-ayat alquran yang sejalan dengan perkembangan ilmu. Tafsir ilmiah menguraikan ayat-ayat Al Quran yang menunjukkan betapa agungnya ciptaan Allah SWT. Prinsip dasar tafsir ilmiah adalah menjelaskan isyarat-isyarat Al Quran mengenai gejala alam yang bersentuhan dengan wujud Tuhan yang Maha Hidup dan

33

Maha Kuasa. Namun demikian, maksud dari Al quran adalah untuk menunjukkan bahwa Al quran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah benar-benar kitab suci yang datang dari sisi Allah SWT. (Samsurrohman, 2014: 190)

3. Pandangan Ulama terhadap Tafsir Ilmiah Para sarjana muslim berbeda pendapat mengenai tafsir ilmiah, ada yang setuju dan ada yang tidak. Mereka yang setuju adalah Abu Hamid Al- Ghazali, Fakhruddin Ar-Razi, Muhammad bin Ahmad Al-Iskandari, Abdullah Fikri, dan Abdul Aziz Ismail. Adapun mereka yang menolak antara lain Abu Ishaq, Asy-Syathibi, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan Amin Al-Kulli. Namun dengan Al Quran merupakan kitab hidayah yang tidak boleh dipaksakan untuk senantiasa selaras dengan penemuan-penemuan bidang keilmuan, seperti fisika, kimia, astronomi, serta biologi yang semuanya bersifat relatif dan temporer. Namun begitu, jika melihat pendapat yang kuat bahwa menafsirkan Alquran dengan tujuan makna hakiki maka hal itu dibolehkan.

4. Syarat-syarat Diterimanya Tafsir Ilmiah Adapun syarat-syarat diterimanya tafsir ilmiah adalah diantaranya, a. Tafsir ilmiah tidak boleh bertentangan dengan makna runtutan zhahir Al Quran b. Tidak diyakini sebagai satu-satunya pemahaman dari teks Al Quran c. Tidak bertentangan dengan makna syar’i dan masuk akal d. Hendaknya dikuatkan oleh bukti yang syar’i e. Menyesuaikan ayat kauniyah dengan makna yang dibawa oleh redaksi Al Quran f. Tidak hanya berdasarkan pandangan ilmiah g. Menyeleksi pandangan ilmiah alat Al Quran yang membahas tentang ilmu h. Tidak memaksakan Ayat-ayat Al Quran agar sesuai dengan pandangan ilmiah i.

Menjadikan muatan yang terkandung di dalam ayat-ayat Al Quran sebagai pokok makna yang memagari penjelasan tafsir

34

j.

Berpegang kepada makna-makna leksikal bahasa Arab dalam menjelaskan isyarat ilmiah yang terdapat di dalam ayat

k. Tidak bertentangan dengan syariat l.

Menyesuaikan dengan bidang keilmuan tafsir

m. Menjaga rangkaian dan korelasi antar ayat sehingga terbentuk topic yang sempurna. (Samsurrohman, 2014:190)

35

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dalam induksi elektromagnetik tersebut terdapat istilah tawaf yaitu gerakan rotasi yang ditimbulkan oleh adanya medan magnetik. Sebaliknya dengan melakukan

tawaf maka akan menimbulkan arus yang tegak lurus dengan arah tawaf tersebut, jika dianggap medan magnet B berada di sembarang titik arah tawaf tersebut seperti yang dijelaskan dalam hokum Biot-Savart. Sutrisno (1983, 89) menyatakan bahwa ketika kawat dialiri arus i dengan elemen sepanjang dl untuk menghitung induksi magnet pada posisi r berlaku

   ×⏞ dan arahnya tegak lurus 

  4

I dl maupun r yaitu

sama dengan perpindahan sekrup bila diputar dari I dl ke r. Istilah tawaf secara bahasa berasal dari (

,

,

) yang artinya

perjalanan keliling (Munawwir, 1997: 872), seperti bumi mengelilingi matahari, dan tata surya mengelilingi pusat galaksi bimasakti juga disebut dengan thawaf. Bagaimanapun sebuah magnet juga melakukan prosesi bertasbih menurut cara magnet itu sendiri yaitu dengan melakukan thawaf , begitu pula manusia dalam sholat dan ibadah manasik haji juga melakukan thawaf hal ini sangatlah penting untuk direnungkan dan difikirkan. Ka’bah sebagai suatu benda tempat kita menghadap dimana saja secara ma’ani adalah sebagai bentuk ketaatan kita kepada Tuhan atas perintahnya untuk menghadap ke arahnya, secara fisis juga merupakan sebuah benda yang memiliki medan magnet yang apabila sekumpulan manusia berkeliling melakukan thawaf maka akan menghasilkan arus yang tegak lurus terhadap arah

thawaf tersebut. Dalam prosesi thawaf tersebut sangat erat kaitannya dengan induksi elektromagnetik hal ini sebagai renungan bahwa benda matipun bertasbih kepada Allah dan beribadah yaitu thawaf menurut cara mereka. Sehingga manusia diperintah

36

untuk beribadah kepada Allah sebagai esensi ketaatan dan syukrunya kepada Allah SWT. Adapun ayat-ayat Al Quran telah ditafsirkan secara ilmiah beik melalui ra’yu ataupun dengan berbagai dalil hal ini diterima oleh sebagian besar kalangan ulama seperti Imam Al Ghozali, Imam Ar Razi, Imam Tanthowy dan lain sebagainya. Sehingga kehadiran tafsir ilmiah menjadi pedoman untuk renungan dengan syarat tafsir ilmiah tersebut mengikuti Al Quran bukan sebaliknya.

B. Saran

Dalam kasus ini hanyalah mengqiyashkan sesuatu yang ada dengan fenomena yang baru bukan menafsirkan ayat tetapi meng kiyashkan tafsir dengan sains. Adapun jika ada kekeliruan bahkan ketidaksesuaian penulis berharap para pembaca bisa menuliskan saran dan kritikan. Selain itu makalah ini dimaksudkan agar para calon guru dan pembaca juga memaparkan materi ini dalam kegiatan belajar dan mengajar untuk meningkatkan keterampilan spiritual siswa.

37

DAFTAR PUSTAKA

Ar-Razi, Muhammad. 1981. Tafsir Fakhrur Razi wa Mafaatihul Ghaib . Jilid 3. Beirut: Darul Fikri Bahraen, Raehanul. (2014). Hajar Aswad Batu Surga yang Dulunya Putih. [online]. Tersedia: https://muslimafiyah.com/hajar-aswad-batu-dari-surga-yangdahulunya-berwarna-putih.html. pada tanggal 18 November 2017 21:00 Bakar, Abu. Tanpa tahun. Hasyiyah I’anatuthoolibiin Syarah Fathul Mu’in Lisyarhil

Qurratul ‘Ain. Jilid 2. Surabaya: Maktabah Imaratullah Cameron, John. 1999. Fisika Tubuh Manusia. Jakarta: Sagung Seto Shofwan, Sholehuddin. Al –Fawaaidus Shorfiyyah Pengantar Memahami Al Amtsilah

At- Tashrifiyah. Jilid 1. Kediri: Lirboyo Press Haekal, Hussain. 2010. Sejarah Hidup Muhammad SAW. Jakarta: Litera Nusantara Halliday, Resnick. 2015. Dasar-dasar Fisika. Tangerang: Bina Rupa Aksara Ibn Athoillah. 1980. Terjemah Al Hikam. Surabaya: Balai Buku Jalaludin, M & Suyuthi, J. 1991. Tafsiirul Quraanil ‘Adlhiim. Beirut: Darul Fikri Jamaludin. 2011. Buku Putih Ihya Ulumuddin. Bekasi: Darul Falah Jauhari, Thanthowy. 1894. Al Jawahir Fi Tafsiiril Quraanil Kariim. Jilid 2. Beirut: Darul Fikri Muhammad. Tanpa Tahun. Terjemahan Nurul Yaqiin Fi Siirati Sayyidil Mursaliin. Bandung: Sinar Baru Algensindo Munawwir. 1984. Kamus Al Munawwir. Yogyakarta: Pustaka Progressif Nashar. 2013. Tanbihul Ghafiliin. Surabaya: Al Haromain

38

Rosadisastra, Andi. 2014. Metode Tafsir Ayat-Ayat Sains dan Sosial. Jakarta: Amzah Sailah. 2014. Medan Elektromagnetik. Yogyakarta: Andi Offset Samsurrohman. 2014. Pengantar Ilmu Tafsir. Jakarta: Amzah Sarkindi, Irfan. The Lost Story of The Ka’bah. Jakarta: Quantum Media Showy. Tanpa Tahun. Hasyiyah Asshowy ‘Alaa Tafsiiril Jalalain . Jilid 1. Surabaya: Pustaka Assalam Sutrisno. 1987. Seri Fisika Dasar. Bandung: ITB Taqiyuddin. Tanpa tahun. Kifayatul Akhyar fi Halli Ghaayatil Ikhtishor. Surabaya: Darul ‘Ilmi Vanderlide, Jack. 2005. Classical Elektromagnetic Theory. Canada: University of New Brinwich

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF