induksi anestesi
March 6, 2019 | Author: TasyaBebyTiara | Category: N/A
Short Description
anestesi...
Description
INDUKSI ANASTESI
Merupakan tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar, sehingga memungkinkan dimulainya anestesi dan pembedahan. Untuk persiapan induksi anestesi diperlukan S : Scope
Stetoskop
T : Tube
Pipa
‘STATICS’:
dan laringoscope,
trakea, usia < 5 tahun tanpa balon ( non-cuffed ) dan > 5
tahun dengan balon (cuffed ( cuffed ). ). : Airway A : Airway
Pipa
mulut faring (Guedel, ( Guedel, orotracheal airway) airway) atau pipa
hidung-faring
(naso-tracheal (naso-tracheal
airway), airway),
digunakan
untuk
menahan lidah saat pasien agar tidak menyumbat airway. airway. : Tape T : Tape
Plester
untuk fiksasi pipa.
I : Introducer : Introducer Mandrin atau stilet. C : Connector S : Suction A. Induksi intravena
Obat induksi bolus disuntikan dalam kecepatan antara 30-60 detik. Selama induksi anestesi, pernapasan pasien, nadi dan tekanan darah harsu diawasi dan selalu diberikan oksigen. Dikerjakan pada pasien yang kooperatif.
Obat-obat induksi intravena: 1. Tiopentine Sodium (Tiopental, Pentotal)
Berbentuk bubuk kuning berbau belerang, tersedi dalam ampul 500 mg atau 1000 mg, sehingga harus dilarutkan dalam akuades steril sampai kepekatan 2.5% (1 ml = 25 mg).
Dosis intravena tiopental adanya 3-7 mg/kg dan
disuntikkan dengan kecepatan 30-60 detik. Larutan ini sangat alkalis dengan pH 10-11, sehingga suntikkan keluar vena akan menimbulkan nyeri hebat, apalagi bila basuk ke arteri, akan menyebabkan vasokonstriksi dan nekrosis jaringan sekitar, sehingga dianjurkan pemberian suntikan infiltrasi lidokain. Tiopental menyebabkan keadaan sedasi, hipnosis, anestesia atau depresi napas, tergantung dosis dan kecepatan suntikan.
Tiopental juga menurunkan
aliran darah otak, tekanan likuor, tekanan intrakranial, dan diduga dapat melindungi otak dari kekurangan O 2. Dosis rendah bersifat anti-analgesi. 70% tiopental dalam darah diikat oleh albumin, sisanya dalam bentuk bebas, sehingga dosis harus dikurangi bila albuminnya rendah. Tiopental dapat diberikan secara kontinyu di ICU, namun jarang untuk anestesia intravena total.
2. Opioid
Opioid (morfin, petidin, fentanil, dan sulfanil) untuk induksi diberikan dosis tinggi.
opioid tidak mengganggu kardiovaskular, sehingga banyak
digunakan untuk induksi pasien dengan kelainan jantung. Dosis induksi fentanil 20-50 mg/kg dilanjutkan dengan dosis rumatan 0.3-1 mg/kg/menit.
3. Benzodiazepine
Benzodiazepine memiliki efek yang mirip dengan tiopental tetapi efeknya lebih rendah. Efek dari benzodiazepine pada CBF( Cerebral Blood Flow) bervariasi dan fungsinya lebih tampak pada tekanan darah.
Benzodiazepin
merupakan antikonvulsan yang sangat baik, meskipun demikian benzodiazepine bersifat cross tolerance terhadap alkohol dan barbiturate sehingga orang yang
sudah menggunakan alkohol dan barbiturat sebelumnya, apalagi penggunaan yang kronik, akan membutuhkan benzodiazepine lebih untuk dosis sedatif. Pada dosis yang tinggi, benzodiazepine tidak menyebabkan penekanan dari EEG. Pada dosis subhipnotik
benzodiazepine
menyebabkan
amnesia
anterograde.
Efek
kardiovaskular oleh benzodiazepine lebih kecil dibandingkan dengan thiopental ataupun propofol. Beberapa pembuluh darah mengalami vasodilatasi sehingga terjadi penurunan venous return ke jantung, meskipun demikian efek terhadap kontraktilitas miokardium kecil. Benzodiazepine berpengaruh sedikit dalam menimbulkan mual muntah dan aman digunakan pada pasien dengan hipertermia maligna. Hipersensitivitas terhadap benzodiazepine jarang terjadi. Setelah diberikan obat golongan benzodiazepine (misalnya :midazolam), penurunan kesadaran akan berlangsung dengan cepat, tetapi proses pengembalian kesadaran akan lebih pelan dan perasaan pusing ( hangover) biasanya lebih panjang dibandingkan penggunaan tiopenthal atau propofol. I.
Diazepam (Valium)
Termasuk golongan benzodiazepine yang berkasiat sebagai tranquilizer (obat penenang).
Pada dosis rendah timbul sedasi, sedang dosis besar akan
bersifat hipnotik. Pada satu pasien mungkin akan kehilangan kesadaran setelah dosis kecil. Pada pasien lain, dengan dosis 1 mg/kg baru tertidur. Obat ini juga mempunyai efek sebagai pelemas otot (ringan) agaknya bekerja ditingkat supra spinal. Menimbulkan amnesia anterograd. Pengaruhnya minimal sekali baik terhadap kontraksi maupun denyut jantung, kecuali pada dosis terlalu besar. Hipotensi kadang-kadang terjadi disebabkan oleh reflek relaksasi pembuluh darah perifer, bukan karena depresi terhadap miokard. Obat ini juga menimbulkan depresi ringan terhadap pernafasan yang biasanya tidak serius.Pada premedikasi digunakan I.M. (10 mg) atau oral (5-10 mg ), untuk induksi 0,2-0,6 mg/kg BB terutama untuk “ poor risk ”. Obat ini juga dapat digunakan untuk penggunaan lain seperti sedasi pada analgesia regional (5-10mg), endoskopi, kebidanan, sedasi pasca bedah, dan untuk mengendalikan kejang pada epilepsy, tetanus, eklampsia.
II.
Midazolam
Midazolam adalah obat yang paling sering digunakan sebagai sedatif preoperatif.
Penggunaan
obat
ini
menggantikan
diazepam
karena
tidak
menimbulkan rasa sakit pada proses penyuntikan. Midazolam diberikan secara bolus intravena. Biasanya setelah diadministrasikan sebanyak 1-2 mg pasien akan mengantuk, lebih tenang, dan mengalami anterograde amnesia yang berlansung secara singkat. Efek sedatif midazolam dapat dipelihara dengan bolus 0.5-1 mg. Dosis penggunaan midazolam dan diazepam pada orang tua harus dikurangi karena peningkatan sensitivitas dan penurunan clearance pada orang tua. Penyakit pada hepar yang menghambat metabolisme oksidatif diazepam dapat meningkatkan intensitas dan durasi dari sedative. Pada orang dengan penyakit ginjal, dapat terjadi keterlambatan ekskresi dari hydroxymidazolam dan mengakibatkan peningkatan efek obat tersebut terhadap tubuh.
4. Propofol
Propofol (diprivan, recofol) tersedia dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersifat isotonik dengan kepekatan 1% (1 ml = 10 mg). Suntikan intravena sering menyebabkan nyeri, sehingga beberapa detik sebelumnya dapat diberikan lidokain 1-2 mg/kg intravena. Dosis bolus induksi 2-2.5 mg/kg.
Pengenceran propofol hanya boleh
dengan dekstrose 5%. Pada manula dosis harus dikurangi, pada anak
View more...
Comments