Indikasi Pulpotomi 1. Lesi karies besar dengan kehilangan substansi marginal ridge satu pertiga atau lebih. 2. Gigi bebas dari pulpitis akar, ini terdiri dari: a. Riwayat rasa sakit spontan yang berimplikasi pada pulpitis irreversible yang meluas ke jaringan akar. b. Pendarahan yang ekstensif dan persisten yang berimplikasi pada peradangan jaringan akar. 3. Masih ada dua pertiga panjang akar dari gigi sulung. 4. Tidak ada abses atau fistula. 5. Tidak ada inter-radikular bone loss. 6. Tidak ada resorpsi internal dari ruang pulpa atau saluran pulpa (Duggal dkk., 2002). Kontraindikasi Pulpotomi 1. Gigi yang tidak dapat direstorasi 2. Keterlibatan bifurkasi atau trifurkasi atau adanya abses 3. Kurang dari dua pertigapanjang akar yang tersisa 4. Gigi permanen pengganti sudah erupsi (Duggal dkk., 2002).
Pulpotomi Formokresol Formokresol merupakansalah satu obat pilihan dalam perawatan pulpa gigi sulung dengan karies atau trauma.Obatini diperkenalkan oleh Buckley pada tahun 1905 dan sejak saat itu telah digunakan sebagaiobat untuk perawatan pulpa dengan tingkat keberhasilan yang tinggi (Riyanti, 2005). Beberapa
tahun
ini
penggunaan
formokresol
sebagai
pengganti
kalsium
hidroksidauntuk perawatan pulpotomi pada gigi sulung semakin meningkat. Bahan aktif dariformokresol yaitu 19% formaldehid, 35% trikresol ditambah 15% gliserin dan air. Trikresolmerupakan bahan aktif yang kuat dengan waktu kerja pendek dan sebagai bahan antiseptic untuk membunuh mikroorganisme pada pulpa gigi yang mengalami
infeksi atau inflamasisedangkan formaldehid berpotensi untuk memfiksasi jaringan (Riyanti, 2005). Sweet
mempelopori
penggunaan
formokresol
untuk
perawatan
pulpotomi.Awalnyaperawatan pulpotomi dengan formokresol ini dilakukan sebanyak empat kali kunjungannamun saat ini perawatan pulpotomi dengan formokresol dapat dilakukan untuk satu kalikunjungan (Riyanti, 2005). Beberapa studi telah dilakukan untuk membandingkan formokresol dengan kalsiumhidroksida dan hasilnya memperlihatkan bahwa perawatan pulpotomi dengan formokresolpada gigi sulung menunjukkan tingkat keberhasilan yang lebih baik daripada penggunaan kalsium hidroksida. Formokresol tidak membentuk jembatan dentin tetapi akan membentuksuatu zona fiksasi dengan kedalaman yang bervariasi yang berkontak dengan jaringan vital (Riyanti, 2005). Zona ini bebas dari bakteri dan dapat berfungsi sebagai pencegah terhadap infiltrasimikroba. Keuntungan formokresol pada perawatan pulpa gigi sulung yang terkena kariesyaitu formokresol akan merembes melalui pulpa dan bergabung dengan protein seluleruntuk menguatkan jaringan. Penelitian-penelitian secara histologis dan histokimiamenunjukkan bahwa pulpa yang terdekat dengan kamar pulpa menjadi terfiksasi lebih kearah apikal sehingga jaringan yang lebih apikal dapat tetap vital.Jaringan pulpa yangterfiksasi kemudian dapat diganti oleh jaringan granulasi vital (Riyanti, 2005). Perawatan
pulpotomi
formokresol
hanya
dianjurkan
untuk
gigi
sulung
saja,diindikasikan untuk gigi sulung yang pulpanya masih vital, gigi sulung yang pulpanyaterbuka karena karies atau trauma pada waktu prosedur perawatan (Riyanti, 2005). Duggal. Curson. Fayle. 2002. Restorative Techniques in Paediatric Dentistry. Edisi kedua. London: Martin Dunitz Riyanti. Eriska. 2005. Penatalaksanaan Perawatan Nursing Mouth Caries. Bandung: Universitas Padjadjaran
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.