Implementasi K 3 di Bengkel Otomotif.pdf

November 24, 2017 | Author: hermansyahxxx | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Implementasi K 3 di Bengkel Otomotif.pdf...

Description

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kemurahanNya laporan Keselamatan dan Keshatan Kerja di Bengkel Otomotif yang ada pada Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta ini dapat kami selesaikan sesuai dengan harapan. Dalam laporan ini penyusun membahas mengenai permasalahan manajemen dan penerapan kesehatan kerja di bengkel otomotif, Fakultas Tekni Universitas Negeri Yogyakarta dengan menggunakan analisis K3, 5R analisis Hazard dan resiko yang mungkin terjadi. Dengan Acuan aturan-aturan keselamatan kesehatan kerja yang baku dan diakui secara global yakni Ergonomic checkpoints dan standar manajemen K3 (SMK3). Tak hanya membahas potensi bahaya (Hazard) yang ada dibengkel otomoif, namun dalam laporan ini juga dibahas mengenai rekomendasi atau solusi yang sebaiknya dilakukan sebagai langkah upaya menanggulangi dan juga mengantisipasi bahaya yang mungkin terjadi Laporan ini dibuat dalam rangka memeberi pengetahuan dan pemahaman tentang bahaya apa saja yang mungkin terjadi khusunya yang ada di bengkel otomotif fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Apa resiko yang akan dapat dialami, serta memberi pemahaman tentang bagaimana cara meminimalisirdan bahkan menghilangkan potensi bahaya yang ada. Dalam proses penyusunan laporan K3 ini tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu rasa terimakasih kami sampaikan kepada bapak solikhin selaku dosen Pembimbing K3 di jurusan pendidikan Teknik Otomotif, Bapak K. Ima Ismara selaku dosen pengampu mata kuliah K3 di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, dan rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif dan Pendidikan Teknik Elektro, yang secara langsung maupun tidak turut serta membantu dalam penyelesaian tugas laporan ini.

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

2

Penulis Menyadari betul, Penulisan Laporan ini masih banyak kekurangan disanasini. Oleh karena itu, Kritik dan Saran yang membangun dari para pembaca sangat kami nantikan. Demikian Laporan K3 ini dibuat, semoga bermanfaat dan menjadi koreksi bersama

Sleman, 21 Juli 2014 Penyusun

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

3

PENDAHULAN A.

Latar Belakang Bekerja dalam linkgunan yang baik, sehat, serta aman apastilah menjadi harapan oleh

semua pekerja. Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja. Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan, pencegahan Penyakit akibat kerja meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian makan dan minum bergizi. B. Metode Adapun metode yang dilakukan dalam identifikasi dan penyusunan laporan ini adalah dengan melakukan studi pustaka, studi lapangan dan bimbingan terhadap dosen pengampu di bengkel otomotif yang berkompeten dibidang keselamatan dan kesehatan kerja dalam hal ini adalah IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

4

bapakDrs. Moch. Solikin, M.Kes. penelitian ini menerapkan prinsip riset dan development, R&D. Dimana riset dilakukan dengan melakukan identifikasi hazard yang ada di bengkel otomotif, dengan menggunakan isntrumen yang sebelumnya telah dibuat. Kemudian dilakukan development, yaitu tidak lanjut terhadap permasalahan yang muncul di bengkel otomotif dalam bentuk penyusunan SOP, tatatertib, poster ataupun tanda-tanda bahaya

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

5

TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 adalah singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai Occupational Health and Safety,disingkat OHS. K3 atau OHS adalah kondisi yang harus diwujudkan ditempat kerja dengan segala daya upaya berdasarkan ilmu pengetahuandan pemikiran mendalam guna melindungi tenaga kerja, manusia serta karya dan budayanya melalui penerapan teknologi pencegahan kecelakaan yang dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan peraturan perundangan dan standar yang berlaku. Program K3 adalah upaya untuk mengatasi ketimpangan pada empat unsur produksi yaitu manusia, sarana, lingkungan kerja dan manajemen. Program ini meliputi administrasi dan manajemen, P2K3, kebersihan dan tata ruang, peralatan K3, pengendalian bahaya dan beracun, pencegahan kebakaran, keadaan darurat, penerapan K3 dan sistem evaluasi program (DK3N, 1993). Program K3 merupakan suatu rencana kerja dan pelaksanaan prosedur yang memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses pengendalian resiko dan paparan bahaya termasuk kesalahan manusia dalam tindakan tidak aman, meliputi : 1. Membuat program untuk mendeteksi, mengkoreksi, mengontrol kondisi 2. berbahaya, lingkungan beracun dan bahaya-bahaya kesehatan. 3. Membuat prosedur keamanan. 4. Menindaklanjuti program kesehatan untuk pembelian dan pemasangan peralatan 5. baru dan untuk pembelian dan penyimpanan bahan berbahaya. 6. Pemeliharaan sistem pencatatan kecelakaan agar tetap waspada. 7. Pelatihan K3 untuk semua level manajemen. 8. Rapat bulanan P2K3 9. Tetap menginformasikan perkembangan yang terjadi di bidang K3 seperti alat pelindung diri, standar keselamatan yang baru. 10. Pembagian pernyataan kebijakan organisasi. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja bersifat spesifik artinya program keselamatan dan kesehatan kerja tidak bisa dibuat, ditiru, atau dikembangkan semaunya. Suatu program keselamatan dan kesehatan kerja dibuat berdasarkankondisi dan kebutuhan nyata di tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya sifatkegiatan, kultur, kemampuan financial, dan lainnya. IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

6

Program keselamatan dankesehatan kerja harus dirancang spesifik untuk masing-masing perusahaan sehinggatidak bisa sekedar meniru atau mengikuti arahan dan pedoman dari pihak lain(Ramli, 2010).

B. 5S/5R

5S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang yang digunakan olehmanajemen dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh.[1] Penerapan 5S umumnya diberlakukan bersamaan dengan penerapan kaizen agar dapat mendorong efektivitas pelaksanaan 5S.[1] Di Indonesia metode ini dikenal dengan istilah 5R, sedangkan di Amerika dan Eropa dikenal dengan 5C.[1] Isi dari 5S antara lain : 1. 整理 (seiri), Ringkas, merupakan kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja hanya barang yang benarbenar dibutuhkan dalam aktivitas kerja.[1][2] 2. 整頓 (seiton), Rapi, segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan sehingga siap digunakan pada saat diperlukan.[1][2] 3. 清楚 (seiso), Resik, merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik.[1][2] 4. 清潔 (seiketsu), Rawat, merupakan kegiatan menjaga kebersihan pribadi sekaligus mematuhi ketiga tahap sebelumnya.[1][2]

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

7

5. 躾け (shitsuke), Rajin, yaitu pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja dalam menjalankan seluruh tahap 5S.[1][2] Penerapan 5S harus dilaksanakan secara bertahap sesuai urutannya.[1][3] Jika tahap pertama (seiri) tidak dilakukan dengan baik, maka tahap berikutnya pun tidak akan dapat dijalankan secara maksimal, dan seterusnya.[1][3]

RINGKAS Prinsip RINGKAS adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana yang akan disimpan, serta bagaimana cara menyimpan supaya dapat mudah diakses terbukti sangat berguna bagi sebuah perusahaan. Langkah melakukan RINGKAS : 1. Cek-barang yang berada di area masing-masing. 2. Tetapkan kategori barang-barang yang digunakan dan yang tidak digunakan. 3. Beri label warnamerah untuk barang yang tidak digunakan 4. Siapkan tempat untuk menyimpan/membuang/memusnahkan barang-barang yang tidak digunakan. 5. Pindahkan barang barang yang berlabel merah ketempat yang telah ditentukan. RAPI Prinsip RAPI adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya. Kerapian adalah hal mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan barang dan mendapatkannya kembali pada saat diperlukan dengan mudah. Perusahaan tidak boleh asal-asalan dalam memutuskan dimana benda-benda harus diletakkan untuk mempercepat waktu untuk memperoleh barang tersebut. 1. Langkah melakukan RAPI : 2. Rancang metode penempatan barang yang diperlukan, sehingga mudah didapatkan saat dibutuhkan 3. Tempatkan barang-barang yang diperlukan ketempat yang telah dirancang dan disediakan 4. Beri label / identifikasi untuk mempermudah penggunaan maupun pengembalian ketempat semula.

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

8

RESIK Prinsip RESIK adalah membersihkan tempat/lingkungan kerja, mesin/peralatan dan barang-barang agar tidak terdapat debu dan kotoran. Kebersihan harus dilaksanakan dan dibiasakan oleh setiap orang dari CEO hingga pada tingkat office boy. Langkah melakukan RESIK : 1. Penyediaan sarana kebersihan, 2. Pembersihan tempat kerja, 3. Peremajaan tempat kerja, dan 4. Pelestarian RESIK. RAWAT Prinsip RAWAT adalah mempertahankan hasil yang telah dicapaipada 3R sebelumnya dengan membakukannya (standardisasi). Langkah melakukan RAWAT : 1. Tetapkan standar kebersihan, penempatan, penataan 2. Komunikasikan kesetiap karyawan yang sedang bekerja di tempat kerja RAJIN Prinsip Rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dicapai. RAJIN di tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja. Apa yang sudah baik harus selalu dalam keadaan prima setiap saat. Prinsip RAJIN di tempat kerja adalah “LAKUKAN APA YANG HARUS DILAKUKAN DAN JANGAN MELAKUKAN APA YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN” Langkah melakukan RAJIN : 1. Target bersama, 2. Teladanatasan 3. Hubungan/komunikasi di lingkungankerja 4. Kesempatanbelajar C. Ergonomik Ergonomi berasal dari kata-kata dalam bahasa yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaanya.

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

9

Dra Nurlaila AM, M.Kes menyebutkan bahwa terdapat enam tujuan ergonomik, yaitu menghindari terjadinya kecelakaan kerja, dalam rangka efisiensi kerja, untuk kekpentingan kesejahteraan, pembebanan rendah-hasil besar, penyesuaian alat dan lengkungan kerja, serta pencegahan sakit dan kecelakaan kerja. Adapun manfaat penerapan ergonomik adalah mencegah cedera, meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan kualitas kerja, serta mengurangi kelelahan dan ketidak nyamanan kerja. Upaya penerapanya dapat melalui menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan dan pengaturan suhu, cahay, kelembaban, agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Lebih lanjut International Labour Office (ILO), menjelaskan bahwa terdapat 46 checkpoint/checklist yang dikelompokan menjadi 8 sub bagian. Delapan sub bagian itu meliputi 1. Penyimpanan dan penanganan bahan 2. Desain stasiun kerja 3. Keamanan mesin 4. Pengendalian bahan berbahaya 5. Penerangan 6. Fasilitas dan pelayanan kesejahteraan 7. Ruangan tempat kerja 8. Tata kerja dan organisasi (sumber : Ergonomic Checkpoints, ILOO Books) D. Hazard

Hazard atau bahaya merupakan sumber potensi kerusakan atau situasi yang berpotensi untuk menimbulkan kerugian. Sesuatu disebut sebagai sumber bahaya hanya jika memiliki risiko menimbulkan hasil yang negatif (Cross, 1998). Bahaya diartikan sebagai potensi dari rangkaian sebuah kejadian untuk

muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian. Jika

salah satu bagian dari rantai kejadian hilang, maka suatu kejadian tidak akan terjadi. Bahaya terdapat dimana-mana baik di tempat kerja atau di lingkungan, namun bahaya hanya akan menimbulkan efek jika terjadi sebuah kontak atau eksposur. (Tranter, 1999) Dalam terminology keselamatan dan kesehatan kerja (K3), bahaya diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu: IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

10

1. Bahaya Keselamatan Kerja (Safety Hazard) Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada timbulnya kecelakaan yang dapat menyebabkan luka (injury) hingga kematian, serta kerusakan property perusahaan. Dampaknya bersifat akut. Jenis bahaya keselamatan antara lain: a. Bahaya Mekanik, disebabkan oleh mesin atau alat kerja mekanik seperti tersayat, terjatuh, tertindih dan terpeleset. b. Bahaya Elektrik, disebabkan peralatan yang mengandung arus listrik c. Bahaya Kebakaran, disebabkan oleh substansi kimia yang bersifat flammable (mudah terbakar) d. Bahaya peledakan, disebabkan oleh substansi kimia yang sifatnya explosive. 2. Bahaya Kesehatan Kerja (Health Hazard) Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada kesehatan, menyebabkan gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja. Dampaknya bersifat kronis. Jenis bahaya kesehatan antara lain: a. Bahaya Fisik, antara lain kebisingan, getaran, radiasi ion dan non- pengion, suhu ekstrim dan pencahayaan. b. Bahaya Kimia, antara lain yang berkaitan dengan material atau bahan seperti antiseptik, aerosol, insektisida, dust, mist, fumes, gas, vapor.

c. Bahaya Ergonomi, antara lain repetitive movement, static posture, manual handling dan postur janggal. d. Bahaya Biologi, antara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup yang berada di lingkungan kerja yaitu bakteri, virus, protozoa dan fungi (jamur) yang bersifat patogen. e. Bahaya Psikologi, antara lain beban kerja yang terlalu berat, hubungan dan kondisi kerja yang tidak nyaman.

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

11

ANALISIS DATA PENGAMATAN A. Siklus Rencana pelaksanaan identifikasi K3 Identifikasi K3 di bengkel otomotif jurusan Pendidikan Teknik Otomotif dilakukan dari kajian pustaka dan membuat instrumen identifikasi yang mengacu pada ECP dan SMK3. Kemudian dari checklist instrumen, dilakukan identifikasi masalah yaitu mendata potensi bahaya (hazarad) yang ada dibengkel otomotif untuk selanjutnya di analisis dan dikendalikan resiko yang mungkin muncul darinya. Instrumen Identifikasi

ECP

Konsulatasi

SMK3

IDENTIFIKASI MASALAH (HAZARD)     

Eliminasi Substitusi Pengendalian rekayasa Pengendalian administratif APD

ANALISIS PENILAIAN RESIKO

PENGENDALIAN RESIKO

MONITORING, EVALUASI, EDUKASI DAN SOP

IMPLEMENTASI DAN DEVELOPMENT

B. Indikator pengamatan       

semua jenis material, kondisi dan cara operasi alat, metoda kerja, posisi/tempat, ketinggian dan kandungan yang terdapat dalam alat lingkungan di mana pekerjaan akan dilaksanakan

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

12

indikator

Sangat baik

Kurang Tidak

baik

baik

Hydrant

baik

v

Alat pemadam kebakaran

v

Tata tertib pengunjung Tata tertib praktikan, dan dosen

v

Tempat sampah

v

Saluran air bersih yang memadai

v

Fentilasi sebagai sirkulasi udara

v

Panduan mengguakan alat

v

APD (safety helmet, shoes, safety gloves,

v

masker, kacamata) Jalur evakuasi

v

Titik kumpul

v

Emergency exit

v

Cahaya dari matahari

v

Cahaya dari lampu penerangan

v

Alat kebersihan

v

Kursi dan meja yang memadai

v

Kotak obat

v

Poster k3 dan himbauan

v

Kebersihan

v

Loker tas

v

Troly

v

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

13

C. IDENTIFIKAS HAZARD

Potensi bahaya (Hazard) ialah suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan kecelakaan/kerugian berupa cedera, penyakit, kerusakan atau kemampuan melaksakan fungsi yang telah ditetapkan. Berikut adalah identifikasi Potensi Hazard yang ada di bengkel otomotif Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif: 1. Ditinjau dari jenis bahaya yang ditimbulkan 

Bahaya Fisis (Mekanik & Elektrik) a. Benda bergeraklurus/linear movement (mesin penempa, mesin potong, ban berjalan, mobil dll) b. Benda bergerak berputar/rotation (roda, roda gigi, crane, gerinda, pulley, katrol dll) c.

Benda bergerak tak beraturan (debu, percikan metal/partikel/zat kimia, semprotan berte kanan dll); Pengangkatan/Pengangkutan (beban terlalu berat/cepat) dll.



Bahaya Benda Diam (static hazards): Bahaya perbedaan elevasi/ gravitasi; Bahaya air; Bahaya kerusakan perkakas/sarana kerja; Bahaya konstruksi (jembatan/perancah ambruk dll); Bahaya pemasangan; (sambungan/baut tidak kuat dll). Cahaya (terang,gelap dll); Bising; Suhu (ruang, benda); Tekanan (tinggi, rendah); Radiasi elektromagnetis (ultra violet, infra red dll); Radiasi ionisasi (rontgen, radioactive/nuklir dll), Getaran.



Bahaya Kimia Bahan bakar kendaraan, bensin maupun solar, cairan aki, zat sisa pembakaran kendaraan.



Bahaya Biologi Kuman,bakteri, virus, jamur, Cacing, Tumbuh-tumbuhan, Hewan, serangga.



Aspek Ergonomi Posisi bekerja, Posisi mengangkat barang, Ukuran ruang bebas dll IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

14



Aspek psikologis Stress, Hubungan tidak harmonis, Problem keluarga dll

D. Penyebab Kecelakaan Kerja

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

15

PENYEBAB LANGSUNG terjadinya kecelakaan

E. Kecelakaan Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Kerja Kecelakaan (accident) adalah suatu kejadian yang tak diinginkan, datangnya tibatiba dan tidak terduga yang menyebabkan kerugian pada manusia (luka, cacat, sakit, meninggal), perusahaan (kerusakan properti, terhentinya proses produksi).

Jenis-jenis Kecelakaan Kerja yang terjadi di bengkel otomotif diantaranya adalah : 1. 0rang Yang Terjatuh a) Orang yang terjatuh dari ketinggian (pohon, gedung, scaffolding, penyangga, tangga, lifting equipment, mesin, kendaraan) b) Orang yang jatuh pada ketinggian yang sama, terpeleset dan sebagainya. 2. Tertimpa / Terkena Benda Jatuh a) Keruntuhan/kejatuhan (peralatan praktik, trainer, tumpukan barang)Runtuh (gedung, dinding, penyangga, tangga) b) Tertimpa benda jatuh saat penanganan c) Tertimpa benda jatuh yang tidak terklasifikasi. 3. Tersandung, Terbentur Benda-benda selain Benda Jatuh a) Tersandung sesuatu b) Terbentur benda-benda berupa peralatan praktik IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

16

c) Tertabrak benda-benda yang bergerak d) Tertabrak benda-benda yang tak tersusun rapi di bengkel 4. Terjebak/Terjepit Di dalam atau Diantara suatu Tempat/Benda a) Terjebak di dalam suatu tempat, misal ruang pewarnaan dibengkel chasis b) Terjepit oleh alat-alat praktik, misal lifting equipment, forklift, dan laninya 5.

Gerakan Yang Mengeluarkan Tenaga Yang Berlebihan/ Berat a) Pengerahan tenaga untuk mengangkat benda-benda praktik b) Pengerahan tenaga untuk mendorong dan menarik benda saat memindahkan alat misal, accu, tabung oksigen dan trainer praktek c) Pengerahan tenaga untuk menangani dan melepas benda

6.

Terpapar atau Kontak Dengan Temperatur Yang Berlebihan a) Terpapar suhu panas (udara/lingkungan), terutama panas oleh mesin-mesin motor di bengkel otomotif b) Terpapar suhu dingin (udara/lingkungan) c)

7.

Kontak dengan basah atau benda panas

Terpapar atau Kontak Dengan Arus Listrik a) Rangkaian Listrik yang ada dibengkel kurang terawat dan rapi b) Kelistrikan yang ada dalam kendaraan mobil maupun motor

8. Terluka, teriris, terpotong, dan luka luar

Potensi cidera akibat kesalahan K3 di bengkel otomotif berdasar bagian tubuh yang masuk pada kategori riskan: 1. Bagian Kepala: a) Daerah Tempurung Kepala (tengkorak, otak, kulit kepala) b) Mata (meliputi orbit dan syaraf mata) c) Telinga d) Wajah / muka e) Kepala f) Kepala, pada daerah yang tidak teridentifikasi sebelumnya.

2. Leher (meliputi tenggorokan dan tengkuk tulang belakang) 3. Batang Tubuh: a) Punggung (batang sumsum tulang belakang dan otot-otot yang IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

17

berdampingan, spinal cord) b) Dada (tulang rusuk, tulang dada, organ-organ dalam dari dada) c) Perut (meliputi organ-organ dalam) d) Panggul

4. Lengan Atas (Upper Limb): a) Bahu (meliputi tulang ketiak dan bilah bahu) b) Lengan bagian atas c) Lengan bawah. d) Pergelangan tangan. e) Tangan (selain jari). 5. Tungkai/Percabangan Bagian Bawah: a) Daerah paha b) Lutut c) Tungkai (tungkai bagian bawah) d) Kaki (selain jari kaki) 6. Cedera Umum: a) Sistem sirkulasi secara umum b) Sistem pernafasan secara umum. c) Sistem pencernaan secara umum. d) Sistem Syaraf secara umum. e) Cedera umum yang lainnya. f) Cedera umum yang tidak terspesifikasi.

F. Pengendalian risiko 1. Menggunanakan APD (Alat Pelindung Diri) APD yang dugunakan di bengkel otomotif Meliputi sarung tangan, safety shoes, pakain kerja (wearpack), masker, kacamata dan pelindung telinga 2. Memasang poster K3 di bengkel otomotif, sebagai bentuk edukasi kepada para pekerja 3. Melakukan sesuatu dengan Cara Kerja yang efisien, yaitu meminimalisasi risiko dengan meminimalisasikan kesalahan manusiawi

4. Pendekatan terhadap kelemahan pada unsur manusia IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

18

a.

Mengadakan

training

untuk

meningkatkan

kemampuan

dan

keterampilan para pekerja b.

Melakukan pengawasan dan disiplin secara wajar

c.

Pengarahan penyaluran instruksi dan informasi yang lengkap dan jelas

5. Menegakan aturan keselamatan kerja secara tegas yang mendukung upayaupaya menekan angka kecelakaan dan cidera akibat kerja 6. Penyediaan dan pemasangan alat-alat vital sebagai komponen pengamanan

dalam bengkel, seperti alat pemadam kebakaran, kotak P3K, jalur evakuasi bahaya dan tombol emergency.

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

19

PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA

Sumber: Keputusan Menkes RI No. 261/MENKES/SK/II/1998

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

20

G. Data Pengamatan Berikut ini adalah data pengamatan yang telah dilakukan: 3. Resik (membersihkan): Menjaga kebersihan bengkel 4. Rawat : merawat semua peralatan 5. Rajin

1. Area Kerja



Menyimpan barang-barang yang tidak digunakan pada area tertentu yang tidak mengganggu kegiatan praktik, namun mudah akses untuk mengambilnya.

Tambahan Luas area kerja harus disesuaikan dengan jumlah alat dan jumlah orang yang bekerja didalamnya. Point Penting Analisis Penataan alat kerja yang baik akan memudahkan praktikan (pekerja) dalam hal berpindah dan mengakses barang-barang yang digunakan ketika bekerja. Diperlukan space yang cukup untuk menyimpan barang-barang yang belum digunakan saat bekerja, namun mudah dalam hal akses pengambilanya. Jalur transportasi di dalam bengkel juga harus jelas, dengan adanya garis jalan yang didalamnya steril dari barangbarang praktek. Karena penataan barang yang kurang baik akan berpotensi timbulnya kecelakaan kerja. Resiko  Tertabrak,terjatuh, terpeleset.  Kesulitan akses area kerja dan mencari barang  Area kerja cenderung akan mudah kotor  Menghambat tindakan evakuasi  Bepengaruh terhadap aspek psikologys karena area kerja yang sumpek Solusi  Penataan ruang kerja dengan menerapakan  5R 1. Ringkas : simpan barang-barang yang tidak diperlukan saat praktek 2. Rapi : Penataan barang sesuai dengan temptanya dengan baik, diklasifikasi, layout yang baik

Manajemen penyimpanan dan meletekan barangbarang dengan baik dan diklasifikasikan sesuai jenisnya. Jalur transportasi didalam bengkel harus steril.

Persyaratan Fisik Bengkel pada umumnya : 160 m² kasar …±30m²

: ± 20% dari luas lantai -langit : ± 4 – 5 meter

kaca/tembus cahaya ± 25% dari luas lantai dan cahaya listrik ± 500 lux. 1 phase dan 3 phase dilengkapi dengan exhaust fan.

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

21

2. Penerangan Dan Ventilasi

Analisis Perawatan Alat penerangan kurang baik, beberapa sudah berkarat dan ada lampu yang tidak dipasang. Karena kurang penerangan, berpotensi tabrakan dikarenakan agak gelap. Ventilasi udara, terbatas hanya ada pada jedela. Seharusnya ada ventilasi ruang yang dinamis, yang akan membantu sirkulasi udara dalam ruang. Karena kondisi bengkel jika tertutup (ketika tidak di pakai) pengkap dan kurang sirkulasi udara. Resiko  Lampu Penerangan yang menggantung bisa jatuh karena kondisi penyangga yang berkarat  Resiko tertabrak, terpeleset dsb  Gangguan penglihatan seperti rabun dan pernapasan seperti ispa.  Aspek psikologys karena pengapnya udara di bengkel Solusi Melakukan perawatan secara rutin terhadap alat-alat penenerangan, dan memastikan semua menyala dengan baik Memberikan ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara

Kegiatan Umum

Jenis/Lokasi Pekerjaan

Perpindahan Orang, alat/mesin dan kendaraan Perpindahan orang, mesin, kendaraan, pada area berbahaya, yang tidak memerlukan perhatian detail. Ex: mengangkat dengan forklift

Jalur Lori, koridor, jalur pejalan, dan jalur sirkulasi

20

Illuminance lux (lux) Minimum terukur 5

Ruang bebas, lokasi bengkel, memindahkan barangbarang berat dan berbahaya. Misal, Aki, tabung oksigen, bahan bakar dsb Stroom aki, isi ulang air accu dan sebagainya

30

20

100

50

200-500

100-200

Pekerjaan yang membutuhkan sedikit ketelitian Pekerjaan Praktik yang transmisi, membutuhkan kelistrikan, ketelitian pengelasan, sedang dan sampai Penting tinggi sebagaianya Point

Illuminance lux (lux) Rata-rata

Intensitas cahaya cukup dan ventilasi sebagai sirkulasi udara

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

22

3.

Mengangkat Barang Berat

Solusi   Analisis Memindahkan Alat-alat berat tidak boleh dilakukan dengan sebarangan, perlu bantuan alat agar tidak terjadi kecelakaan kerja ataupun lainya. Salah satunya adalah dengan forklift. Namun Kurangnya perawatan dan belum adanya tempat khusus untuk meletakan forklift menjadi masalah. Hal itu dapat membuat rusak dan tidak terawat. Resiko  Gangguan pernapasan, karena forklift yang penuh debu  Kerusakan alat, karena kurang perawatan  Hazard kimia : debu, dan asap sisa pembakaran forklift  Hazard mekanik : Terlindas



Meletakan forklift ditempat khusus yang bersih dan aman saat tidak dioperasikan Ditempatkan di tempat yang tidak mengganggu kegiatan praktek Perawatan alat

Perhatikan    



Kelengkapan keselamatan yang ada pada Forklift Batas berat maksimum yang boleh diangkat dan keseimbangan beban Posisi garpu saat memindahkan barang dan pada saat melewati turunan atau tanjakan Mengangkat beban yang menutupi pandangan Kondisi yang dilalui sesuai dengan jenis Forklift yang digunakan Keadaan fisik Forklift dan cara melakukan pemeriksaannya,dan sebagainya

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

23

Tabel tindakan untuk beberapa beban

Point Penting  

Menggunakan Forklift untuk memindahkan barang-barang berat Penempetan Forklift yang sesuai dan baik

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

24

4. Modul Praktikum dengan Rol Roda

Solusi  



Melakukan Pengontrolan secara rutin roda rol agar tetap pada kondisi baik. Menggunakan alat pelindung diri saat bekerja memindahkan barang (safety shoes) Memberikan garis kuning untuk pemsah dan garis putih untuk penyimpanan, yakni dengan jarak 150-200 cm untuk garis kuning

Analisis Memindahkan Barang berat dengan cara diangakat cenderung memiliki potensi bahaya lebih banyak, sehingga diperlukan sebuah solusi untuk memobilisasi barang-barang berat dengan mudah. Yakni dengan menggunakan rol pada setiap peralatannya. Jalur Transoprtatsi peralatan belum ada dan masih licin. Tidak ada batas garis penempatan alat untuk menyimpan. Resiko Hazard Fisis : roda terselip dan terjatuh belum ada jalur, sehingga berpotensi tertabrak Tambahan Biarpun sudah menerapkan prinsip mobile, namun kurang menerapkan prinsip rapi dan Rawat.

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

25

5. Kondisi Lantai Bengkel

Solusi Perbaikan lantai dan pengecatan garis kerja agar mobilisasi para pekerja di area kerja lacar tanpa ada yang terpeleset, terjatuh, tergelincir dll.

Analisis Lantai kerja sudah rusak dan tidak rata, sehingga akan mengganggu mobilitas pekerja, kecelakaan transportasi dan menghambat kinerja para pekerja. Garis kerja pun juga tidak jelas 5s : Tidak Menerapkan prinsip rawat dan resik di bengkel ini Resiko    

Hazard Fisis : Dinamis (terjatuh, terpeleset, dan tertimpa) Tidak optimal kinerja pekerja Menimbulkan kecelakaan pekerja Kecelakaan akibat kerja : Pekerja terjatuh mengakibatkan memar, tergores, bahkan jika terkena alat berbahaya dapat berakibat fatal.

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

26

6. Denah bengkel dan Jalur Evakuasi

Solusi  Analisis Keberadaan peta jalur evakuasi sulit diakses, dan  minimnya tanda petunjuk jalur evakuasi. Belum adanya petunjuk Emergemcy Exit dan titik kumpul dimana harus berlindung diri ketika ada sesauatu yang berabahaya 5s:  Tidak menerapkan prinsip rapi dan cenderung semerawut  Tidak dipasang di tempat strategis

Denah Evakuasi ditempatkan pada tempat yang strategis agar mudah di ketahui oleh siapapun yang masuk ke bengkel itu Pemasangan tanda-tanda jalur evakuasi, emergency exit dan titik kumpul.

Resiko  Hazard Fisis : Dinamis (Trejatuh, terluka, terpeleset)  Tidak pahamnya denah bengkel berakibat kebingungan ketika terjadi hal yang tidak diinginkan untuk evakuasi  Dapat berakibat fatal ketika terjadi keadaan emergency (kebakaran, Bencana Alam, dsb)  Peyakit akibat kerja : a) Cacat fisik akibat keadaan darurat mis, kebakaran b) Kematian c) Memar, luka lsayatan, terjatuh efek domino seperti patah tulang, perubahan kondisi tulang , gagar otak, dan bahkan luka berat IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

27

7. Bahan Mudah Terbakar Penyakit akibat kerja  Iritasi, keracunan, penyakit pernapasan, penyakit organ dalam  Luka bakar atau bahkan kematian

Analisis Menyimpan bahan yang mudah terbakar harus dilakukan dengan baik dan tepat, karena kesalahan penyimpanan bahan-bahan kimia akan berakibat fatal. Pemisahan bahan kimia dan bahan yang Solusi mudah terbakar, dan penglasifikasian  Memisahkan bahan yang berbahaya penyimpnanan perlu dilakukan. Perlu tindakan dan mudah terbakar dari api khusus dalam menangani bahan-bahan kimia.  Menyusun barang agar terlihat rapi 5s: dan mudah digunakan  Penataan bahan berbahaya harus  Dilakukan pengkalsifikasian antara diperhatikan bahan kimia berbahaya, tidak  Tidak menerapkan prinsip rapi dan resik berbahaya, mudah dan tidah mudah  Penataan bahan berbahaya harus terbakar diperhatikan  Memberikan peringatan agar tidak  Tidak menerapkan prinsip rapi dan resik sembarangan menggunaka bahan kimia, dengan memasang tanda-tanda Resiko keselamatan Potensi bahaya  Dapat terbakar jika terkena percikan api  Kecelakaan kerja  Dapat membakar bengkel jika terjadi kebakaran sehingga akan terjadi kerugian materi

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

28

8. Organisasi kerja Solusi Membuat papan organisasi kerja yang lebih jelas tulisannya dan menyimpannya ditempat yang dapat dilihat semua pekerja.

Analisis Posisi papan tidak pada tempatnya yang mudah dibaca Tulisan sangat kecil sehingga agak sulit dibaca 5S : Posisi papan tidak pada tempat yang strategis sehingga kurang bisa dibaca Resiko Hazard Fisis : dinamis (Terjatuh, Tergores, Tertimpa, Tersandung) Kecelakaan akibat kerja: Dapat membuat pekerja berlaku kesalahan dalam bekerja Penyakit akibat kerja: Memar dan terjatuh, dan bahkan jika terjatuh mengenai alat yang berbahaya dapat menyebabkan luka berat.

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

29

9. Penyimpanan Barang-

Barang

Solusi Disediakan tempat Khusus untuk menyimpan tumpukan box, yang jauh dari aktifitas manusia. Gunakan Alat-alat pelindung diri saat mengankat dan memindahkan box (sepatu, helm, sarung tangan) Point Penting Manajemen penyimpanan, jangan terlalu tinggi dalam menumpuk dan penempatannya jangan di dekat area kerja.

Analisis Penataan barang yang terlalu tinggi dapat berpotensi jatuh dan menimpa apaun yang ada dibawahnya. Diperlukan Alat untuk memidahkan dan mengangkat box-box itu. Perlu adanya ada handle untuk mengangat dan memindahkan.Barang-barang sudah di tumpuk rapi, namun ketinggian penyusunan harus diperhatikan. Ada barang-barang yang mudah berpotensi jatuh diatas tumpukan. Posisi tumpukan yang berdekatan dengan jalur lalu lintas orang berjalan. Resiko  Hazard Fisis: dinamis (Terjatuh, Tergores, Tertimpa, Tersandung)  Kerusakan alat karena terjatuh  Kecelakaan kerja, yakni dapat tertimpa maupun tertindih IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

30

10. Ventilasi

Solusi Analisis ventilasi ruangan belum cukup sehingga berdampak pada pengapnya ruangan dan sirkulasi udara di ruangan kurang baik 5s: Tidak memakai prinsip resik rapi, terlihat kotor berdebu Resiko  

Penyakit akibat kerja : Gangguan pernafasan, alergi, gatal-gatal karena debu. Aspek psikology terganggu, karena kondisi ruangan yang tidak nyaman

Sirkulasi udara harus diperhatikan Penempatan ventilasi perlu, untuk mensuplai udara bersih masuk ke ruangan Ventilasi yang baik adalah sebagai berikut:  Lubang-lubang ventilasi ditempatkan pada dinding-dinging yang saling berhadapan agar terjadi aliran udara yang baik dalam ruang.  Lubang-lubang ventilasi ditempatkan tidak sama tinggi dari lantai agar terjadi aliran udara yang baik dalam ruang.  Cerobong udara keluar dibuat setinggi mungkin agar terjadi aliran udarayang baik dalam ruang (efek cerobong).  Tinggi letak lubang ventilasi masuk sedemikian sehingga aliran udaramasuk mengenai daerah hunian (living zone) pada batas ketinggian 0,30 m-1,80m diatas lantai.  Lubang-lubang ventilasi sebaiknya dibuat dengan kombinasi ventilasi horizontal dan vertikal.  Untuk kenyamanan ruang, kecepatan aliran udara dibuat berkisar antara0,10-0,15 m/detik. Untuk kesehatan tidak melebihi 0,5 m/det, atau kurangdari 0,10 m/det

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

31

Pipa saluran pemadam kebakaran

Solusi  Perawatan saluran pipa pemadam kebakaran di bengkel.  Alat pemadam kebakaran dibuat otomatis dan dapat menjangkau seluruh ruangan.

Analisis Alat pemadam kebakaran tidak menjangkau semua ruangan cukup membahayakan pekerja 5s. Pipa terpasang kurang rapi dan Tidak terawatt dengan baik Potensi bahaya:  Kebakaran yang sulit ditanggulani krn kondisi bengkel kurang pengamanan pemadam kebakaran  Penyakit akibat kerja:  Pipa pemadam kurang terawatt dapat menghambat proses pemadaman krn kurang optimal  Dapat terjadi cacat fisik bahkan meninggal.

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

32

Tempat Sampah

Resiko Hazard Biologis : Bakteri, virus, dan Jamur Kecelakaan kerja: Tercampurnya bahan bahan sisa yang mungkin dapat berbahaya dalam tempat sampah  Terkontaminasi bahan bahan sisa yang berbahaya  Penyakit akibat kerja: Gatal gatal, alergi penyakit kulit Solusi 

 

Menyediakan Tempat Sampah yang cukup untuk Area kerja serta Pengklasifikasian sampah sesuai dengan jenisnya Tempat sampah memiliki penutup Mengolah Sampah dengan Baik dan benar

Analisis Tempat pembuangan sampah dari sisa praktek tidak dipisah antara organik dan anorganik. Untuk sampah berupa limbah sisa hasil praktikum/kerja juga blum di kalsifikasikan sesuai dengan jenisnya. Perlu adanya tindakan untuk pengolahan sampah disesuaikan dengan jenis dan karakteristik sampah agar tidak mencemari lingkungan. Dengan tercemarnya lingkungan, maka akan mimcu banyak masalah baru yang bermunculan 5s: Tidak menerapkan prinsip rapi

Pemisahan jenis sampah harus dilakukan Penempatan tempat sampah harus diperhatikan

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

33

Pertongolongan Pertama Pada Kecelakaan

Tidak ada fasilitas pendukung kotak P3K misal, tempat untuk menangani orang yang luka, tandu dsb. Kelengkapan minimal yang harus ada didalam kotak P3K belum terpenuhi 5S: Penataan obat dan lainya didalam kotak tidak rapi. Resiko 

Hazard fisis : karena kotak P3K diletakan pada tempat yang tidak sesuai akan berpotensi, tertabrak, terjatuh, dan tertimpa. Penempatan kotak P3K yang tidak strategis akan membuat tindakan tanggap darurat dapat tertunda, dan berdampak pada korban Kelengkapan kotak P3K yang kurang dapat membingungkan ketika terjadi keadaan darurat





Solusi 



Analisis



kotak P3K sebagai pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan kerja harus ada di area kerja. Penempatan kotak P3K harus pada tempat strategis agar mudah diakses.



Penempatan P3K harus diletakan di tempat-tempat strategis, mudah diakses dan tidak menggangu kenyamanan Kelengkapan isi dari kotak P3K harus diperhatikan Adanya prosedur untuk tanggap darurat, dari kecelakaan ringan sampai parah Kotak P3K harus ada yang portabel dan yang mudah diraih.

Standart Isi minimal yang harus ada dalam peti/kotak P3K bentuk I (pekerjaa: 25-100)         

10 gram kapas putih 1 rol pembalut pembalut gulung lebar 2,5 cm 1 rol pembalut gulung lebar 5 cm 1 pembalut segi tiga (mitella) 1 pembalut cepat steril/snelverband 10 buah kasa steril ukuran 5 x 5 cm 1 rol plester lebar 2,5 10 plaster cepat (mis, tensoplast, dll) 1 Gunting

     

1 Buku catatan 1 Buku pedoman P3K 1 Daftar isi peti Obat anti mual dan anti diare (misal: valoid, lomotil) Antihistamin oral bebas (misal: Claritin) Obat bebas penghilang rasa sakit (misal: Panadol)

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

34

Bekerja dengan Alat Praktik Solusi  Menggunakan Alat Pelindung Diri (safety gloves)  Menjaga jarak dengan alat saat parktik  Memberi penutup pada alat agar lebih aman Tambahan Menjaga keselamatan dengan menerapkan prinsip lockout dan takeout.

Lockout 



 Analisis

Mematikan saklar, memutuskan arus, mengisolasi mekanisme energi dengan menempatkan dalam posisi tidak aktif serta aman. Sebuah alat sering dipasang pada mekanisme energi yangdiisolasi tsb, untuk tetap menjaga keamanan pada posisi tak aktif (off). Sebuah gembok dipasang, sehingga peralatan atau mesin tersebut tidak dapat digerakkan.

Dibengkel otomotif sering bekerja dengan alat-alat berupa roda gear yang berputar. Tagout Praktik transmisi, gardan dan lainya harus Tanda peringatan berupa kartu yang hati-hati dalam menanganinya. Roda gear digantungkan diperalatan yang tidak ada tutup pelindungnya dapat memicu timbulnya kecelakaan Resiko    

Hazard Fisis :dinamis (Tergores, Terpotong, tertimpa dan sebagainya) Kecelakaan Akibat kerja : Jika tidak berhati-hati dapat berakibat fatal, Tangan terpotong, dan baju terlilit.

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

35

Mesin Bubut Solusi  

Menggunakan Alat Pelindung diri (wearpack, sepatu, sarung tangan, kacamata) Menjaga jarak dengan alat saat praktikum

Analisis Mesin bubut menggunakan konsep putaran, sehingga perlu kehati-hatian dalam bekerja dengan alat ini. Serpihan besi, dari hasil pembubutan dapat mengenai mata dan kulit yang itu berbahaya untuk keselamatan diri. Resiko   

Hazard Fisis : terkena serpihan besi, tergores, terluka, tertususk Kecelakaan Akbiat kerja ; Gangguan penglihatan, luka sayatan/tertusuk

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

36

Accumulator (aki) Solusi

Analisis Aki adalah sumber arus listrik yang mengandung bahan kimia untuk melakukan reaksi. Bahaya listrik pada aki tidaklah terlalau besar, namun dalam hal pengisian aki perlu diperhatikan. Asam sulfat yang ada pada aki juga berbahaya jika terkena kulit langsung. efek yang ditimbulkan akibat sifat asam sulfat sebagai senyawa korosif dan penarik air yang kuat dapat menyebabkan kulit seperti terkena luka bakar. Resiko     

 Merangkai dengan baik dan benar  Tidak boleh menyalakan api dekat aki, seperti menyalakan korek, merokokk dan lain sebagainya, karena aki mengandung hidrogen yang mudah meledak  Jauhkan dari jangkauan anak, karena komponen aki terbuat dari bahan kimia yang berbahaya  Gunakan kacamata pelindung pada saat memasang atau memperbaiki aki karena air aki sangat berbahaya  Hati-hati dengan accu zuur, karena dapat merusak kulit dan membutuhkan mata  Jika accu zuur mengenai mata anda, basuhlah segera dengan air bersih dan segera pergi kedokter. Jika accu zur mengenai kulit anda basuhlah bagian yang terkena accu zuur dengan seksama. Jika anda merasa sakit dan terbakar, segera minta pertolongan dokter

Hazard chemist : H2so4 (Asam Sulfat) Salah rangkian dalam aki dapat menyebabakan kejut listrik Uap air aki mengandung hydrogen dan akan meledak jika terkena api Asam sulfat bersifat korosif dan berbahaya untuk kulit Penyakit akibat kerja: Tersengat listrik, luka bakar, iritasi

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

37

Garis Pembatas Area Jalan Solusi    

Dilakukan pengecatan ulang pada garis-garis pembatas jalan. Standar jalur transportasi per area jalan adalah 150-200 cm Garis warna kuning untuk jalan keluar/masuk, pintu terbuka, garis lalulintas, pola selang-seling Warna putih untuk garis tempat penyimpanan

Analisis Garis Pembatas jalan banyak yang pudar dan kurang jelas sehingga dapat menyebabkan tabrakan dan tergelincir. Garis jalan yang bewarna kuning sangat penting untuk memberikan tanda bahwa didalam garis adalah daerah transportasi yang steril oleh barangbarang praktek Resiko  

Hazard fisis : dinamis (terjatuh, tergores, tertabrak), mekanis Kecelakaan akibat kerja : memar, luka sayatan, terjatuh dengan efek domino seperti patah tulang, terjatuh dan mengenai alat yang berbahaya

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

38

Alat Pemadam Kebakaran

 Kecelakaan akibat kerja: Peran alat pemadam kebakaran tentunya sangat vital di bengkel otomotif, mengingat dibengkelini terdapat paktik bahan bakar yang memiliki resiko yang cukup tinggi. Apabila kondisi kerusakan ini dilakukan pembiaran maka keselamatan bengkel dan penguna menjadi terancam oleh adanya bahaya kebakaran  Penyakit Akibat Kerja : Terjatuh, gangguan pernapasan, terbakar. Solusi Meletakan alat pemadam kebakaran dalam jumlah yang cukup di tempat-tempat yang strategis dan tidak mengganggu kegiatan kerja.

Analisis Alat pemadam kebakaran tersedia di beberapa titik di bengkel otomotif, namun masih kurang perawatan. Terlihat dari kotornya apkar, yang akan berpotensi kerusakan pada apkar sendiri. Penempatan alat pemadam kebakaran yang strategis namun tidak mengganggu dalam kegiatan kerja menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Tanda-tanda (sign) apkar perlu dilengkapi agar memudahkan dalam menggunakanya.

Melakukan perawatan rutin pada alat APKAR. Untuk APKAR tabung gas berupa busa dan jenis kering dilakukan pemeriksaan minimal setiap 6 sampei 12 bulan sekali dengan periode pengisian kembali selama 5 tahun dan masa percobaan 5 tahun

Resiko   

Hazard Chemist : debu Kerusakan Apkar, tertundanya evakuasi Penempatan apkar yang tidak strategis akan menimbulkan kesulitan jika dsewaktu-waktu dibutuhkan

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

39

Alat pemadam permanen (Hydrant) Solusi a) Perletakan hidran berdasarkan luas lantai, klasifikasi bangunan dan jumlah lantai bangunan

b) Melakukan pengujian secara berkala pada pompa dan pada sistem  Analisis



Area Bengkel Kerja sudah tersedia Alat pemadam kebakaran permanen, yaitu berupa hidrant. Hidrant ini sangat vital untuk memabantu alat-alat pemadam api ringan yang tersedia didalam ruang. Kelengkapan hydrant ini adalah selang perpanjangan. Namun penempatan selang dibengkel otomotif ini tidak di letakan di sekitar hydrant. Sehingga apabila, terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akan menunda proses pemadaman

  

Setelah semua atau sebagian instalasi dipasang harus dilakukan pengujian kebocoran. Dapat menghasilkan kebutuhan air yang tertera pada persyaratan teknis hidran. Dapat berfungsi dengan sumber daya dari PLN maupun darurat Semua sistem hidran diuji berulang kali dan harus memenuhi persayaratan teknis hidran secara serempak. Seluruh sistem diuji secara berkala 3 bulan sekali.

c) Meletakan selang di dekat hydrant,paling tidak mudah diketahui oleh orang-orang

Resiko     

Akan kebingungan mencari selang, jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran Proses pemadaman yang tertunda akan berakibat kerugian material maupun kecelakaan manusia Penyakit akibat kerja Tertabrak, jatuh, memar karena panik Luka bakar akibat lamanya tindak IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

40

evakuasi

Tanda dan Poster K3 



Cacat fisisk akibat kecelakaan kerja, tertabrak, memar luka sayatan, terjatuh dan bahkan kematian karena mengabaiakan peringatan Pemasangan poster yang sembarangan akan mengganggu dalam kerja

Solusi  

Tanda-tanda dan poster-poster bisa ditingkatkan jumlahnya Pemasangan Poster di tempatkan pada posisi yang benar sesuai dengan potensi bahaya yang ada (strategis), terjangaku pleh pandangan pekerja dan terhindar dari barang-baranag yang menghalanginya

Analisisis Pemasangan tanda (sign) dan poster di bengkel otomotif masih kurang. Hal ini menjadi penting karena, melalui poster-poster sebagai media penyampai informasi kepada pekerja agar mengutamakan K3. Selain masih kurang, penempatan poster-poster juga belum tepat. Penempatan terkesan tidak rapi dan resik yang pada titik tertentu masih bercampur dengan benda lain yang menhalanginya. Resiko  

Hazard Chemical: debu Kecelakaan akibat kerja : Petunjuk sesuai poster diabaikan karena tidak terbaca, sehingga akan meggadaikan keselamatan pekerja. Seperti terjatuh, terbakar, tersengat listrik dan terpotong.

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

41

Alat-Alat Tangan Solusi   

Melakukan pengklasifikasian alat-alat tangan sesuai dengan jenisnya dan ukuranya. Manajeman penyimpanan dengan baik dan ringkas Melengkapi peralatan agar mudah digunakanya

Analisis Alat-alat tangan di bengkel otomotiif menjadi alat yang sering sekali digunakan oleh pekerja saat kerja bengkel. Oleh karena itu perlu perawatan yang baik serta melakukan manajemen penyimpanan yang baik pula. Perawatan yang kurang akan menyebabkan kotor dan rusaknya peralatan. Selain itu kelengkapan dari peralatanjuga masih kurang. Resiko  Hazard Fisis : dinamis (tergores, Terkilir, dsb)  Aspek psikologys : kebingungan saat mencari alat-alat tangan yang diperlukan  Alat-alat tangan yang kotor akan mengganggu kesehatan pekerja

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

42

Instalasi Listrik 

Penyakit akibat kerja : Hal ini akan menyebabkan efek domino yakni dengan masih adanya arus listrik dan dapat menyebabkan kejut listri

Solusi  

Melakukan perawatan terhadap semua instalasi listrik secara rutin/berkala Merapikan kabel-kabel instalasi utuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan

Analisis Instalasi Listrik telah menerapkan prinsip rapi, dengan pelindung instalasi warna orange. Sesuai dengan standar baku yang diakui secara global. Namaun dibeberapa sambungan masih nampak kurang rapi, yang sewaktu-waktu dapat berpotensi terjadi kejut listrik dan fatalnya dapat menimbulkan kebakaran Resiko 

 

Rangkaian yang dibiarkan tidak rapi akan berpotensi terjadi kejut listrik, dan orang yang ada didekatnya akan tersengat listri. Dan akan terjadi konsleting listrik, yang akan memincu terjadinya kebakaran Hazard Fisis : terbakar, tersengat Kecelakaan akibat kerja : Terjatuh, tertabrak, dan terkena kejut listrik IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

43

Manajemen Penyimpann Bahan

Solusi  Analisis Mengingat Terbatasnya ruang di area bengkel kerja maka diperlukan manajemen penyimpanan. Barang-darang praktik dilarang untuk ditaruh dilantai. Karena jika dibiarkan lama, akan berpotensi berkarat dan rusak. Salah satu cara nya adalah dengan menggunakan rak bertingkat. Sehingga terbatasnya ruang dapat dibuat seefektif mungkin.

  

Menyimpan alat-alat kerja ketika tidak digunakan kedalam rak. Untuk menghemat ruangan yang terbatas pada bengkel kerja, gunakan rak vertikal Rak diletakan di tempat aman, yang jauh dari tempat kegiatan kerja. Namun mudah diakses dalam pengambilanya Jenis rak disesuaikan dengan barang/alat yang akan di taruh pada rak tersebut.

Resiko  

Hazard Fisis : dinamis (tergores, Terkilir, terjepit, tertindih dsb) Tidak adanya pengelompokan alat akan membuat bingung saat mencari barang

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

44

Meja Kerja Bengkel Solusi Melapisi meja dengan pelapis yang keras yang aman untuk pekerja dengan tepi meja tidak tajam (tumpul) Memberi perawatan pada meja, terutama kebersihan

Analisis Meja Praktek sangat sering bersentuhan dengan tangan. Meja praktek yang baik adalah meja yang rata dan kokoh serta yang bersih. Namun disini meja memiliki pinggiran meja yang cukup tajam dan dapat melukai tangan. Resiko     

Hazard fisis : Meja praktik yang memiliki tepi yang runcing, berbahaya bagi pekerja Meja yang kotor akan berpengaruh terhadap kesehatan pekerja Kecelakaan akibat kerja : Tertabrak, terjatuh, dan tergores Penyakit akibat kerja: Kondisi meja yang kurang baik dapat menimbulkan luka sayatan pada tangan, memar, patah tulang, infeksi dan sebagainya.

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

45

Stroom Aki Solusi 



 

Jangan merokok di dekat aki, terutama saat diisi-ulang, karena gas dari dalam aki mudah menyala dan terbakar, juga dapat meledak Kesalahan penyambungan kabel dapat menyebabkan hubungan pendek listrik (korslet), yang mengakibatkan terbakarnya adaptor dan aki dapat meledak. Penggunaan sekring dengan ukuran ampere yang tepat dapat mengurangi resiko terbakarnya adaptor. Mengikuti prosedur dengan benar saat melakukan pengisian ulang aki

Analisis Praktek isi ulang (stroom) aki dilakukan ketika daya pada aki telah berkurang. Butuh ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan pekerjaan ini. Kesalahan merangkai dapan pula beresiko buruk. Perhatikan lankah-langkah ketika sedang melakukan stroom aki. Resiko   

Hazard Fisis : Bekerja dengan listrik, maka ada potensi untuk tersengat. Karena aki mengandung bahan kimia, maka uap dari aki dapat berpotensi terbakar Kesalahan penyambungan kabel dapat menyebabkan hubungan pendek listrik (korslet), yang mengakibatkan terbakarnya adaptor dan aki dapat meledak.

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

46

Daftar Pustaka Pinnagoda, Chandra.1996.”Ergonomic checkpoints. Practical and easey-toomploment solutions

for improving safety,health, and working conditions”.Geneva : International Labour Office Usman dkk.2013.”Workshop safety Audit report”. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro UNY. Karya tidak di terbitkan Thurman.J.E, dkk.1993.”Peningkatan Produktivitas Sekaligus Perbaikan Tempat Kerja”. Jakarta:PT Komunikajaya Pratama Ikhwan Muhammad. “Ergonomi”. Diakses dari http://www.konsultasik3.com/p/egonomik.html pada Senin, 14 Juli 2014 pukul 16.34 WIB

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

47

LAMPIRAN

Poster K3

IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF

48

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF